• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KEPEMIMPINAN ORGANISASI KEPEMUDAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DESA : Studi Deskriptif pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN KEPEMIMPINAN ORGANISASI KEPEMUDAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DESA : Studi Deskriptif pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Deskriptif pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)

Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan dalam Program Studi Pendidikan Sosiologi

Oleh:

Rizki Muhammad Ramdhan 1002024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

(2)

DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK

MASYARAKAT DESA

(Studi Deskriptif pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)

Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi)

Oleh:

Rizki Muhammad Ramdhan

1002024

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi

© Rizki Muhammad Ramdhan 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

(Studi Deskriptif pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si

NIP 197008141994021001

Pembimbing II

Dra. Wilodati, M.Si

NIP 196801141992032002

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi

(4)

(Studi Deskriptif pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi)

Penelitian ini dilakukan pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini bertujuan mengkaji peranan organisasi kepemudaan dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat desa, diantaranya mendeskripsikan bentuk program, pemikiran dan model kepemimpinan KNPI, mengkaji proses interaksi sosial KNPI dengan masyarakat desa, mengidentifikasi kendala yang dialami KNPI, serta menggali faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik masyarakat desa di Kecamatan Nagrak. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Temuan dari penelitian ini ialah: (1) KNPI Kecamatan Nagrak berperan dalam kepanitiaan di Panitia Pengawas Pemilu, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemilihan Suara, dan lain-lain sebagai langkah efektif dalam rangka pencerdasan politik masyarakat desa, namun peranan KNPI masih perlu ditingkatkan. Model kepemimpinan yang diterapkan ialah model kepemimpian partisipatif dan pendelegasian. (2) KNPI Kecamatan Nagrak telah melakukan langkah konkret dengan melakukan interaksi sosial kepada setiap pemerintahan desa dan masyarakat. (3) Kendala utama pelaksanaan program ialah pada segi anggaran. (4) Faktor pendorong partisipasi politik masyarakat ialah dorongan dari pemimpin formal atau pemimpin informal, sarana dan prasarana dalam kegiatan politik, pendidikan politik, adanya rasa ketertarikan terhadap unsur-unsur politik tertentu dan lain sebagainya.

(5)

the role of youth organizations in increasing political participation of a village community, some of them are described the form of programs, ideas, model of leadership KNPI, assessing the process of social interaction KNPI with villagers, identifying problems experienced KNPI, and dig factors affecting the participation of the political villagers in sub-district Nagrak. Research using a qualitative approach with a method of descriptive. The finding of this research is: (1) KNPI sub-district Nagrak role in committee in the election supervisory committee, sub-district election committee, election committee sound, and others as a step effective in order political education of a village community, but the role of KNPI still needs to be improved. Model of leadership that is applied model of leadership and the delegation of participatory. (2) KNPI sub-district Nagrak has done concrete step by committing social interaction to every v illage administration and public. (3) The main obstacles the program in terms of the budget. (4) Factor thruster political participation society its impetus from the leader of a formal or informal leader, facilities and infrastructure in political activities, education politics, absence of the sense of interest against elements particular political and others.

(6)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Di dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

Alasan penulis menggunakan pendekatan kualitatif ialah sebagaimana yang

dikatakan Merriam dalam Creswell (1994, hlm. 145), yaitu:

a. Peneliti kualitatif lebih memiliki perhatian pada proses daripada hasil atau

produk;

b. Peneliti kualitatif tertarik pada makna, yaitu bagaimana orang berusaha

memahami kehidupan, pengalaman, dan struktur lingkungan mereka;

c. Peneliti kualitatif merupakan instrumen utama dalam pengumpulan dan

analisis data. Data diperoleh melalui instrumen manusia daripada melalui

inventarisasi (inventories), kuesioner, ataupun melalui mesin;

d. Penelitian kualitatif sangat berkaitan dengan fieldwork. Artinya, peneliti

secara fisik terlibat langsung dengan orang, latar (setting), tempat, atau

institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya;

e. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, dalam arti peneliti tertarik pada

proses, makna, dan pemahaman yang diperoleh melalui kata-kata atau

gambar-gambar;

f. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dalam arti peneliti membangun

abstraksi, konsep, hipotesis, dan teori.

Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada

alasan bahwa permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu peran organisasi

kepemudaan KNPI dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat desa.

Dalam penelitian ini membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual

dan konseptual.

Sementara itu, untuk mendapatkan data guna menjawab permasalahan

seperti yang dikemukakan di atas, penulis menggunakan metode deskriptif.

Alasan penulis menggunakan metode deskriptif ialah bahwa metode deskriptif

(7)

Selain itu, metode deskriptif lebih spesifik dengan memusatkan perhatian pada

aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan hubungan antara berbagai variabel.

Seperti yang diungkapkan oleh Nazir (2003, hlm. 63), yaitu:

Metode deskriptif adalah satu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dinyatakan bahwa alasan penulis

menggunakan metode deskriptif yakni sebagai metode yang mampu

menggambarkan situasi atau kejadian yang ada pada masa sekarang. Dengan

menggunakan metode ini maka akan dapat diperoleh informasi secara lengkap

berkenaan dengan masalah yang hendak diteliti dengan menggunakan

langkah-langkah yang tepat.

B. Lokas i dan Subje k Pe ne litian

Dalam melakukan penelitian ini yang menjadi subjek penelitian

adalah organisasi kepemudaan Kecamatan Nagrak yakni KNPI, sebagian

masyarakat sebagai sumber, dan tokoh masyarakat di kecamatan Nagrak.

Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi.

Alasan penulis memilih lokasi tersebut karena masyarakat di wilayah

Kecamatan Nagrak memiliki kecenderungan apatis terhadap politik.

Kecenderungan ini muncul karena masyarakat lebih terfokus kepada upaya

pemenuhan kebutuhan mereka masing- masing setiap harinya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel bertujuan (purpose

sampling) yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini karena orang tersebut

dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan sehingga besarnya

sampel ditentukan oleh adanya pertimbangan informasi.

Jadi dalam pengumpulan data dari responden didasarkan pada

ketentuan data dan informasi yang diberikan. Jika beberapa responden yang

(8)

untuk proses pengambilan data yang diperlukan sehingga tidak perlu lagi

meminta keterangan dari responden berikutnya. Penentuan sampel dianggap

telah memadai apabila telah sampai pada titik jenuh.

C. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan metode penelitian yang digunakan, maka teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik penelitian,

yaitu teknik wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi, dan studi

kepustakaan. Untuk wawancara, observasi dan studi dokumentasi dilakukan di

Kecamatan Nagrak, sedangkan studi kepustakaan dilakukan dimanapun penulis

mendapatkan rujukan buku sebagai bahan penelitian.

1. Wawancara M e ndalam

Peneliti memakai teknik wawancara mendalam dalam penelitian ini

dikarenakan ingin mengetahui betul duduk permasalahan yang peneliti jadikan

sebagai rumusan masalah. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nasution

(2003, hlm. 73) bahwa dengan wawancara mendalam ini diharapkan dapat

diperoleh bentuk-bentuk informasi tertentu dari semua responden dengan susunan

kata dan urutan yang disesuaikan dengan ciri-ciri setiap responden.

Berg (Satori dan Komariah, 2011, hlm. 133) menyebutkan tiga jenis

wawancara, yaitu:

a. Wawancara terstandar (Standardized interview)

b. Wawancara tidak terstandar (Untandardized interview)

c. Wawancara semi standar (Semistandized interview)

Berdasarkan pada pemaparan diatas, maka teknik wawancara yang peneliti

lakukan adalah dengan wawancara semi standar. Peneliti lakukan ini supaya

adanya kedalaman dalam penelitian. Sehingga pada akhir penelitian terdapat titik

jenuh yang kemudian menjadi akhir dalam penelitian.

Penelitian tentang peranan kepemimpinan organisasi kepemudaan dalam

meningkatkan partisipasi masyarakat desa, akan melakukan wawancara mendalam

kepada:

(9)

b. Perwakilan masyarakat Kecamatan Nagrak dari berbagai desa

c. Tokoh Masyarakat/Kepala Desa

2. Obs e rvas i

Dalam observasi ini, penulis membagi dua aspek umum yang akan

dilakukan di lapangan. Pertama ialah pola hubungan KNPI Kecamatan Nagrak

dengan masyarakat desa, sspek-aspek khusus yang diobservasi ialah terkait

interaksi KNPI Kecamatan Nagrak dengan pengurus internal organisasi,

pemerintahan desa, kelompok-kelompok pemuda dan masyarakat desa, proses

sosialisasi politik KNPI dalam rangka peningkatkan partisipasi politik masyarakat

serta bentuk dukungan pemerintahan desa kepada KNPI Kecamatan Nagrak.

Kedua ialah bagaimana bentuk partisipasi serta kesadaran masyarakat terhadap

partisipasi politik, aspek khusus yang diobservasi ialah pola perilaku masyarakat

desa, pandangan masyarakat terhadap politik, pendorong masyarakat untuk

mencoblos dalam pemilihan umum serta tingkat pendidikan masyarakat.

Observasi dalam bahasa Indonesia sering digunakan istilah pengamatan.

Alat ini digunakan untuk mengamati; dengan melihat, mendengarkan, merasakan,

mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam

segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu.

Menurut Alwasilah (2002, hlm. 211) observasi penelitian adalah

pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data yang

dikontrol validitas dan reliabilitasnya. Metode ini menggunakan pengamatan atau

penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses, atau

perilaku.

Alasan penulis menggunakan teknik observasi karena terdapat beberapa

keunggulan. Penulis mengambil alasan berdasarkan Patton (Nasution, 2003, hlm.

59-60) manfaat observasi ialah:

a. Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data

dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistik

(10)

b. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan

induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan

sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan

penemuan atau discovery.

c. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati orang lain,

khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap

“biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.

d. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan

oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi

karena dapat merugikan nama lembaga.

e. Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden, sehingga

peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

f. Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan akan

tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan suasana

situasi sosial.

Untuk mempermudah jalannya observasi, maka peneliti menggunakan

observasi partisipatif, dimana adanya keterlibatan antara peneliti dengan subjek

penelitian. Sehingga terjadi kejelasan yang nyata terhadap permasalahan yang

dikaji. Kejelasan inilah yang menurut peneliti sebagai titik jenuh dalam penelitian.

Objek observasi dalam penelitian ini adalah adaptasi dari pendapatnya

Spradley (Sugiyono, 2009, hlm. 229), yaitu terdiri dari tiga komponen. Komponen

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Place, atau tempat di mana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung,

yaitu di Kecamatan Nagrak.

b. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu, yaitu

organisasi kepemudaan dalam hal ini Komite Nasional Pemuda Indonesia

(KNPI) Kecamatan Nagrak.

c. Activity, atau kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang

sedang berlangsung, yaitu kegiatan pencerdasan atau pendidikan politik

(11)

3. Studi Dokume ntas i

Penulis menggunakan teknik studi dokumentasi sebagai langkah

mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi

sesuai dengan masalah penelitian. Penulis yakin bahwa dokumen sangat berguna

karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok

penelitian, dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data.

Dokumen didapatkan dengan cara berkomunikasi langsung dan meminta

dokumen yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian. Dokumen yang dijadikan

dasar acuan peneliti diantaranya dokumen pribadi dan buku harian, surat,

autobiografi, dokumen resmi serta fotografi.

4. Studi Ke pus takaan/Lite ratur

Studi kepustakaan yang dilakukan oleh peneliti yakni dengan

mengumpulkan sejumlah buku-buku, artikel, jurnal, yang berkenaan dengan

masalah dan tujuan penelitian. Sedangkan studi literatur, selain dari mencari

sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk

mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah

berkembang, sampai ke mana terdapat kesimpulan dan degeneralisasi yang telah

pernah dibuat, sehingga situasi yang diperlukan dapat diperoleh.

Berdasarkan kepada pendapat diatas, maka peneliti mengadakan studi

dokumentasi dan literatur dari dokumen-dokumen yang ditemukan di buku-buku

sumber di perpustakaan, toko buku maupun dari buku AD/ART KNPI atau

bahan-bahan literatur yang sesuai sebagai jalan bagi peneliti dalam menganalis hasil

penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa dalam penelitian kualitatif yang

menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Dalam penelitian

kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen

penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatu belum mempunyai bentuk

yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang

(12)

secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan

sepanjang penelitian itu.

Maka dapat dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif pada awalnya

dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah

peneliti sendiri. Tetapi setelah masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat

dikembangkan suatu instrumen.

E. Tahap-tahap Penelitian

Sebuah penelitian akan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan

seperti yang diharapkan, jika penelitian itu dilaksanakan sesuai dengan

langkah-langkah yang telah direncanakan. Oleh karena itu, supaya penelitian yang peneliti

lakukan dapat berjalan dengan baik guna mencapai hasil yang maksimal, maka

dalam melakukan penelitian ini, disusun langkah-langkah penelitian secara

sistematis sebagai berikut.

1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini, peneliti menyusun rancangan penelitian dengan terlebih

dahulu melakukan pra penelitian ke Desa Balekambang Kecamatan Nagrak pada

bulan Juni 2013. Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi umum dari

kecamatan Nagrak terutama yang berkaitan dengan peran berbagai organisasi

kepemudaan di Kecamatan Nagrak. Hal ini dilakukan guna mendapatkan data

tentang peran organisasi kepemudaan dalam meningkatkan partisipasi politik

masyarakat desa yang akan dijadikan data dan informasi awal untuk memperkuat

gambaran tentang bagaimana program dan peran organisasi kepemudaan.

Setelah mengadakan pra penelitian selanjutnya peneliti mengajukan

rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, metode dan teknik penelitian, lokasi dan subjek penelitian.

Kemudian peneliti memilih dan menentukan lokasi yang akan dijadikan sebagai

sumber data atau lokasi penelitian yang disesuaikan dengan keperluan dan

kepentingan masalah penelitian. Setelah lokasi penelitian ditetapkan, selanjutnya

peneliti mengupayakan perizinan dari instansi yang terkait, prosedur perizinan

(13)

a. Mengajukan surat permohonan untuk melakukan penelitian kepada Ketua

Prodi Pendidikan Sosiologi untuk mendapatkan surat rekomendasi untuk

disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.

b. Surat permohonan tersebut kemudian diberikan kepada Ketua Komite

Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak untuk pemberian izin

kepada peneliti dalam mengadakan penelitian di organisasi yang beliau

pimpin.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah selesai tahap persiapan penelitian dan persiapan-persiapan yang

menunjang telah lengkap, maka peneliti terjun ke lapangan untuk pelaksanaan

penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menekankan bahwa

instrumen yang utama adalah peneliti sendiri (key instrument). Peneliti sebagai

instrumen utama dibantu oleh pedoman observasi dan pedoman wawancara antara

peneliti dengan responden. Pedoman wawancara yang peneliti persiapkan sebagai

berikut:

d. Pengurus KNPI Kecamatan Nagrak

e. Perwakilan masyarakat Kecamatan Nagrak dari berbagai desa

f. Tokoh Masyarakat/Kepala Desa

Tujuan dari wawancara mendalam ini adalah untuk mendapatkan

informasi yang diperlukan agar dapat menjawab permasalahan penelitian. Setiap

selesai melakukan penelitian di lapangan, peneliti menuliskan kembali data-data

yang terkumpul kedalam catatan lapangan, dengan tujuan supaya dapat

mengungkapkan data secara mendetail dan lengkap.

3. Tahap Analisis Data

Kegiatan analisis data dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul.

Dengan demikian, pada tahap ini, peneliti berusaha mengorganisasikan data yang

diperoleh dalam bentuk catatan lapangan dan dokumentasi. Analisis data

merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus-menerus

terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis dan menulis catatan

(14)

terbuka, yang didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan umum, dan analisis

informasi dari para partisipan.

Analisis data kualitatif yang akan digunakan peneliti adalah berdasarkan

pada model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009, hlm. 246) yang terdiri atas

tiga aktivitas, yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification. Ketiga rangkaian aktivitas tersebut adalah sebagai berikut.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan

pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

Pedapat ahli di atas relevan dengan kondisi penulis di lapangan, dimana

semakin lama peneliti melakukan penelitian, data yang diperoleh semakin banyak,

kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui

reduksi data. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya kembali bila diperlukan.

b. Data Display (Penyajian Data)

Data yang bertumpuk dan laporan lapangan yang didapatkan dari KNPI

Kecamatan Nagrak yang banyak akan sulit dipahami, oleh karena itu agar dapat

melihat gambaran atau bagian-bagian tertentu dalam penelitian harus diusahakan

membuat berbagai macam matrik, uraian singkat, networks, chart, dan grafik.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan

men-display data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan rencana selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

Oleh karena itu supaya penulis tidak terjebak dalam tumpukan data lapangan yang

banyak, peneliti melakukan display data. Display data yang dilakukan lebih

banyak dituangkan ke dalam bentuk uraian singkat.

(15)

Langkah ketiga ini penulis lakukan di lapangan dengan maksud untuk

mencari makna dari data yang dikumpulkan. Caranya yakni dengan mengamati

kembali dan menanyakan data yang telah didapatkan yang sering kita sebut

dengan triangulasi. Agar mencapai suatu kesimpulan yang tepat, kesimpulan

tersebut senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung, agar lebih

menjamin validitas penelitian dan dapat dirumuskannya kesimpulan akhir yang

akurat.

F. Uji Validitas Data Penelitian

Untuk menguji keabsahan data, maka peneliti menggunakan triangulasi.

Menurut Moleong (2010, hlm. 330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber

lainnya. Denzin dalam Moleong (2010, hlm. 330), membedakan empat macam

triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan

sumber, metode, penyidik, dan teori.

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan

alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton dalam Moleong, 2010,

hlm. 330). Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang

dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi;

(3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan

dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang

seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang

berada, orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi

(16)

Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil

pembandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau

pemikiran. Yang penting di sini ialah bisa mengetahui adanya alasan-alasan

terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut (Patton dalam Moleong, 2010, hlm.

331).

Pada triangulasi dengan metode, terdapat dua strategi, yaitu: (1)

pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik

pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber

data dengan metode yang sama.

Teknik triangulasi jenis ketiga ini ialah dengan jalan memanfaatkan

peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat

kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi

kemelencengan dalam pengumpulan data. Pada dasarnya penggunaan suatu tim

penelitian dapat direalisasikan dilihat dari segi teknik ini. Cara lain ialah

membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analis lainnya.

Triangulasi dengan teori, menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong

(2010, hlm. 331), berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa

derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Di pihak lain, Patton

dalam Moleong (2010, hlm. 331) berpendapat lain, yaitu bahwa hal itu dapat

dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding (rival

explanation).

Dalam hal ini, penulis akan memanfaatkan penggunaan sumber, metode,

dan teori, hal ini penulis anggap sudah cukup untuk menguji keabsahan data.

Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan

perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu

mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagi

pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck

temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode,

atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan:

(17)

2) mengeceknya dengan berbagai sumber data,

3) memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat

(18)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan

hasil-hasil penelitian dalam Bab IV.

A. Simpulan

1. Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) merupakan salah satu wadah

berhimpunnya para pemuda yang salah satu perannya adalah untuk

membekali atau mengembangkan kemampuan para pemuda serta melakukan

berbagai macam program yang berguna untuk masyarakat. KNPI hadir di

seluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali di Kecamatan Nagrak Kabupaten

Sukabumi. KNPI bertujuan menciptakan pemuda-pemuda yang kreatif dan

berjiwa sosial yang tinggi. Berbagai kegiatan-kegiatan terutama dalam bidang

sosial politik dan olahraga membawa pemuda di Indonesia tak terkecuali di

Kecamatan Nagrak menjadi pemuda yang lebih peduli pada masyarakat dan

memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi eksistensi KNPI itu sendiri

karena mendapat dukungan yang penuh dari pemerintah setempat. KNPI

sebagai organisasi pemuda di masyarakat telah mampu memberikan

pelayanan cukup baik untuk kebutuhan masyarakat di lingkungannya.

Keberadaan KNPI sendiri diantaranya bertujuan untuk membantu pemuda

agar sadar dan cerdas dalam hal politik. Dalam rangka meningkatkan

kesadaran politik masyarakat, yang dilakukan KNPI tidak hanya sekedar

mendidik dan melatih anggotanya saja, akan tetapi juga melakukan

pembinaan secara berkelanjutan kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berpolitik. Untuk itu

program-program yang dikembangkan KNPI, dirancang untuk selalu tetap sesuai

dengan tuntutan kebutuhan dan kondisi lingkungan masyarakat. Dalam

rangka pencerdasan politik masyarakat, selain kegiatan internal, KNPI

(19)

Pengawas Pemilu, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan

Suara, dan lain sebagainya. Dengan cara ini, KNPI Kecamatan Nagrak

memandang bahwa langkah ini sangat efektif dalam rangka pencerdasan

politik masyarakat desa dan peranan KNPI masih perlu ditingkatkan. Model

kepemimpinan yang diterapkan ialah model kepemimpinan partisipatif dan

pendelegasian. Hal ini karena ketua KNPI Kecamatan Nagrak ketika ada

suatu permasalahan maupun ketika akan mengambil suatu kebijakan selalu

meminta pertimbangan dari setiap orang yang ada dalam suatu organisasi.

Selain itu apabila pemimpin berhalangan hadir maka akan

mendelegasikannya atau membagi tugas untuk mewakilinya sesuai dengan

bidang dan keahlian.

2. Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak telah

melakukan langkah konkret dengan melakukan hubungan baik dengan setiap

pemerintahan desa dan masyarakat. Misalnya, saat ini kami sedang bekerja

sama antara KNPI Kecamatan Nagrak, panitia pemilu dan setiap jajaran desa

untuk bersama-sama mensukseskan pemilu. Tujuan dari interaksi atau

menjalin hubungan komunikasi ini dalam rangka meningkatkan dan

membangun kesadaran berpolitik masyarakat, untuk berpartisipasi aktif

dalam Pemilu khususnya Pemilu 2014. Meskipun demikian, dari jumlah desa

yang ada di Kecamatan Nagrak yakni Desa Pawenang, Desa Girijaya, Desa

Babakan Panjang, Desa Nagrak Selatan, Desa Cihanjawar, Desa Cisarua,

Desa Darmareja, Desa Kalaperea, Desa Nagrak Utara, Desa Balekambang.

KNPI Kecamatan Nagrak tidak bisa berinteraksi secara intensif dengan

masyarakat.

3. Kendala utama pelaksanaan program KNPI Kecamatan Nagrak dalam rangka

pencerdasan politik masyarakat ialah pada segi anggaran. Maka dari itu,

setiap pengurus KNPI Kecamatan Nagrak diarahkan untuk masuk di struktur

desa maupun panitia pemilu. Hal ini dalam rangka pengoptimalan kader

KNPI yang memang sudah dibina pendidikan politiknya agar dapat

(20)

kendala dari faktor eksernal sering dialami oleh KNPI Kecamatan Nagrak.

Kendala tersebut sangat kompleks sekali, diantaranya kualitas SDM yang

belum memadai karena pendidikan yang belum merata, masih rendahnya

pendidikan politik masyarakat, kondisi ekonomi masyarakat, serta sikap

mental masyarakat yang acuh tak acuh politik.

4. Berbagai faktor pendorong partisipasi politik masyarakat ialah adanya

dorongan dari pihak-pihak yang memiliki kelebihan, seperti para

pemimpin formal atau pemimpin informal, sarana dan prasarana dalam

kegiatan politik, tingkat pendidikan dan pengetahuan dari masyarakat tentang

politik, kepercayaan masyarakat terhadap politik, adanya rasa ketertarikan

terhadap unsur-unsur politik tertentu dan lain sebagainya.

B. Saran

1. Untuk KNPI Kecamatan Nagrak

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sebagai satu-satunya wadah

bagi satuan-satuan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) atau Organisasi

Masyarakat (Ormas) yang ada di Indonesia memiliki posisi strategis karena

menjadi induk dari sejumlah OKP dan Ormas tersebut. Maka gerak KNPI harus

lebih baik lagi guna menciptakan para pemuda yang mempunyai karakter yang

kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi,

berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing

secara global. KNPI pun jangan lagi ada alasan kendala anggaran dalam

pelaksanaan program kerja, tentunya KNPI ialah organisasi kepemudaan yang

kreatif dan inovatif.

2. Untuk Pemerintah Kecamatan Nagrak

Pemerintah Kecamatan Nagrak hendaknya mendorong dan memfasilitasi

KNPI Kecamatan Nagrak dalam berbagai programnya. Hal ini karena keberadaan

KNPI Kecamatan Nagrak merupakan bagian dari pendukung pembangunan

masyarakat Kecamatan Nagrak. Pemerintahan Kecamatan Nagrak misalnya

memberikan kantor kesekretariatan bagi KNPI Kecamatan Nagrak dalam rangka

(21)

3. Untuk Pemerintahan Desa

Pemerintahan Desa hendaknya membangun komunikasi dengan KNPI

Kecamatan Nagrak dengan mendukung kegiatan pencerdasan politik bagi

masyarakat yang bersifat positif. Selain itu, dengan dibangunnya kerjasama yang

baik dengan KNPI Kecamatan Nagrak, akan mempercepat proses pembangunan

di daerah tersebut.

4. Untuk Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pemuda

Tokoh masyarakat dan pemuda hendaknya mendorong masyarakat untuk

bisa bekerja sama secara positif dengan KNPI Kecamatan Nagrak, Pemerintahan

Kecamatan dan Pemerintahan Desa dalam rangka mempercepat proses

pembangunan. Mengingat pengaruh para tokoh sangat bagus, maka peran para

tokoh sangat dibutuhkan khususnya dalam rangka pencerdasan politik

masyarakatnya.

5. Untuk Masyarakat Kecamatan Nagrak

Masyarakat Kecamatan Nagrak dari berbagai desa yakni Desa Pawenang,

Desa Girijaya, Desa Babakan Panjang, Desa Nagrak Selatan, Desa Cihanjawar,

Desa Cisarua, Desa Darmareja, Desa Kalaperea, Desa Nagrak Utara, Desa

Balekambang hendaknya bahu membahu membangun desanya, membangun

kesadaran politiknya, tidak antipati terhadap politik serta dapat berperan secara

aktif dalam setiap aktivitas politik demi menciptakan kondisi bangsa yang lebih

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, RN. (2010). Kinerja Badan Permusyawaratan Daerah (BPD) dalam

Meningkatkan Partisipasi Masyarakat di Bidang Pembangunan. Skripsi

Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Adisasmita, R. (2006). Membangun Desa Partisipatif. Makassar: Graha Ilmu.

Affandi, I. (2012). Pendidikan Politik (Mengefektifkan Organisasi Pemuda

Melaksanakan Politik Pancasila dan UUD 1945. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia.

Agustino, L. (2006). Polit ik dan Kebij ak an Publik . Bandung: AIPI.

Ahmad, A.R. (2006). Mahasiswa Abad 21. Selangor Malaysia : Fakulti Pendidikan/Faculty Of Education Universiti Kebangsaan Malaysia dan Yayasan Istana Abdulaziz.

Almond, GA dan Verba. (1990). Budaya Polit ik (Judul Asli: The Civ ic

Cult ure), dit erj emahk an oleh Sahat Simamora . Jakarta: Bumi

Aksara.

Alwasilah, A.C. (2002). Pokoknya Kualitatif (Dasar-dasar Merancang dan

Melakukan Penelitian Kualitatif). Jakarta: Pustaka Jaya.

Antonio, S.M. (2007). Muhammad SAW The Super Leader Super Manager. Jakarta : ProLM Center.

Asy’ari, SI. (1990). Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional.

Bachtiar, W. 2006. Sosiologi Klasik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Bintarto, R. (1989). Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Budiardjo, M. (2000). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Budiyono, K. (2007). Nilai-nilai Kepribadian dan Kejuangan Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Creswell, J.W. 1994. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed (Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka pelajar

(23)

Group.

Darmawan, C. (2002). Wacana Polit ik dan Demok rasi. Bandung: Pustaka Aulia Press.

Departemen Kajian KSM Eka Prasetya UI. 2014. Pemilu: Momentum

Pencerdasan Masyarakat. Tersedia di: (http://ksm.ui.ac.id/pemilu-momentum-pencerdasan- masyarakat/) diakses pada tanggal 11 April 2014.

Gaffar, A. (2006). Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Johnson. (2011). [Online] tersedia di: repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/29782/3/Chapter%20II.pdf diakses pada tanggal 1 Juli 2014).

Kantaprawira, R. (2004). Sist em Polit ik Indonesia: Suat u Model

Pengant ar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Kartakusumah, B. (2006). Pemimpin Adiluhung, Genealogi Kepemimpinan

Kontemporer. Bandung : Teraju PT Mizan Publika.

Kartono, K. (2003). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Press.

Komite Nasional Pemuda Indonesia [Online]. Tersedia di (http://id.wikipedia.org/ wiki/Komite_Nasional_Pemuda_Indonesia) diakses pada tanggal 1 Maret 2014.

Kusnadi, AE. (2007). Peranan Kepemimpinan Kepala Desa dalam Upaya

Membentuk Sikap Politik Masyarakat Desa. Skripsi Program Sarjana

Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Lestari, IL. (2012). Partisipasi Politik Warga melalui Badan Permusyawaratan

Desa (BPD) dalam Perumusan Peraturan Desa di Desa Ambit Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon. Skripsi Program Sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Lickona, T (1991). ”Educating For Character How Our Schools Can Teach

Respect and Responsibility”, New

York-Toronto-London-Sydney-Auckland: Bantam Books.

Mas’oed, M. (2003). Negara Kapital dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

(24)

Moleong, LJ. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mujani, S. (2007). Muslim Demokrat, Islam, Budaya Demokrasi dan Partisipasi

Politik di Indonesia Pasca Orde Baru. Jakarta: PT. Gramedia.

Mulyani, H. (2011). Pengaruh Orientasi Politik terhadap Partisipasi Politik

Pemilih Pemula Siswa SLTA pada Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2011. Tesis Magister Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Mutakin, A. (2000). Masyarakat Indonesia dalam Dinamika. Bandung: Buanan Nusa.

Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Nawawi, J. 1995. Membangun Kepercayaan Dalam Mewujudkan Good

Governance [Online]. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Unhas. Vol. 1, No.

3. Tersedia di: (http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789 /2255/Jurnal-02b.pdf?sequence=4) diakses pada 11 Januari 2014.

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nazsir, N. (2008). Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan. Bandung : Widya Padjadjaran.

Noor, I. (2011). Manajemen Kepemimpinan Muhammad SAW: Mencontoh

Teladan Kepemimpinan Rasul untuk Kesempurnaan Manajemen Modern.

Bandung : PT Mizan Pustaka.

Nurmalina, K dan Saifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Pramutoko, B. 2008. Ilmu Budaya Dasar [Online]. Tersedia di: (http://bayu96

ekonomos.wordpress.com). Diakses pada tanggal 13 Januari 2014.

Ritzer, G. 2012. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan

Terakhir Postmodern (alih bahasa: Saut Pasaribu, Widada, dan Eka

Adinugraha). Jakarta: Pustaka Pelajar.

(25)

Rivai, V dan Arifin, A. (2009). Islamic Leadership Membangun Super

Leadership Melalui Kecerdasan Spiritual. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Ruedin, D. (2007). Testing Milbrath’s 1965 Framework of Political Participation:

Institutions and Social Capital. University of Oxford.

Rush, M dan Althoff, P. (2008). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta; PT.Raja Grafindo Persada.

Ruswadiyatmo. (2003). Kewarganegaraan SMU Kelas 1. Jakarta: Sinar Grafika.

Saputra, LS. (2008). Partisipasi Politik Guru dalam Pengembangan Politik

Pendidikan. Tesis Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Sartika. 2012. Sistem Pemilu di Indonesia dan Peluang Money Politic [Online]. Tersedia di: (http://sartikasartikaa.blogspot.com/2012/06/sistem-pemilu-di-indonesia-dan-peluang.html) diakses pada tanggal 11 April 2014.

Sastroatmodjo, S. (1995). Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press.

Sastropoetro. (1998). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam

Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.

Satori, D. dan Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Satries, WI. 2009. Peran Serta Pemuda Dalam Pembangunan Masyarakat. Surabaya: Jurnal Madani Edisi 1 Mei 2009 Universitas Wijaya Kusuma.

Setiadi, EM & Kolip, U. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Siagian, SP. (2003). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sirozi, M. (2004). Polit ik Pendidik an. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Siswopangritno, NS dan Suprihadi, S. (1984). Pokok-Pokok Sosiologi Desa. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Soekanto, S. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

(26)

Soetopo, H., 2010. Perilaku organisasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sri, W dan Saifullah. (2006). Ilmu Kewarganegaraan (Civ ics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudewo, E. (2011). Best Practice Character Building Menuju Indonesia Lebih

Baik. Jakarta Selatan : Republika.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukiyat. 2013. Kajian Teori Kepemimpinan [Online]. Tersedia di:

(http://www.achluddin.com/2013/10/kajian-teori-kepemimpinan-prof-sukiyat.html) diakses pada 11 Januari 2014.

Sukmayadi, T. (2012). Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Nilai

Kearifan Lokal Sunda. Tesis Program Pascasarjana Universitas Pendidikan

Indonesia: Tidak diterbitkan.

Surbakti, R. (1999). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Widiaswara.

Syahdani, AM. (2013). Pengembangan Karakter Kepemimpinan pada Organisasi

Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Deskriptif Analitis terhadap BEM HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS dan BEM REMA UPI). Skripsi Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Syam, N.W. (2009). Sosiologi Komunikasi. Bandung: Humaniora.

Taneko, BS. (1990). Struktur dan Proses Sosial: Suatu Pengantar Sosiologi

Pembangunan. Jakarta: Rajawali.

Tracy, B. 2006. Pemimpin Sukses. Jakarta: Delapratasa Publishing.

Trimo, S. 1984. Analisis Kepemimpinan. Bandung: Angkasa.

Upe, A. 2010. Tradisi Aliran dalam Sosiologi dari Filosofi Positivistik ke Post

Positivistik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wahab, A.A. (2006). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

(27)

C%202011-13%20Teori%20Kepemimpinan.pdf) diakses pada 11 Januari 2014.

B. Dokumen

Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Desa.

Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilu Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kecamatan Nagrak.

Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Referensi

Dokumen terkait

Besaran Bea Masuk Tindakan Pengamanan Sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 berlaku sepenuhnya terhadap barang impor kain yang dokumen pemberitahuan pabean

Dikarenakan belum adanya penelitian yang meneliti preferensi gaya manajemen konflik di Indonesia maka dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh nilai budaya

Pada tahap awal Define peneliti menganalisis kebutuhan siswa untuk mengidentifikasi masalah Selanjutnya pada tahapan Design, yaitu menyiapkan dan merancang bahan ajar

Berdasarkan data potensi sumberdaya ikan dan data sumberdaya manusia yang ada di Pulau Salemo, maka didapatkan kesimpulan untuk mengembangkan kegiatan wirausaha

Penerapan Modifikasi Media Pembelajaran dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak D asar Lompat Jauh. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

"Hubungan Antara Persepsl Terhadap Penerimaan Kemungkinan Terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Dengan Kecemasan lstri Para Karyawan PT. Surabaya: Universitas Katolik

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi cendawan dari tanah perakaran bambu yang dapat sebagai endofit dan menekan penyakit akar gada pada tanaman brokoli.. Ada dua

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mempelajari pengaruh tumpang sari tanaman tomat dengan tanaman sawi terhadap kepadatan populasi dan tingkat intensitas