(Studi Deskriptif pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)
Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan dalam Program Studi Pendidikan Sosiologi
Oleh:
Rizki Muhammad Ramdhan 1002024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK
MASYARAKAT DESA
(Studi Deskriptif pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)
Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi)
Oleh:
Rizki Muhammad Ramdhan
1002024
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi
© Rizki Muhammad Ramdhan 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(Studi Deskriptif pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si
NIP 197008141994021001
Pembimbing II
Dra. Wilodati, M.Si
NIP 196801141992032002
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi
(Studi Deskriptif pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi)
Penelitian ini dilakukan pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini bertujuan mengkaji peranan organisasi kepemudaan dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat desa, diantaranya mendeskripsikan bentuk program, pemikiran dan model kepemimpinan KNPI, mengkaji proses interaksi sosial KNPI dengan masyarakat desa, mengidentifikasi kendala yang dialami KNPI, serta menggali faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik masyarakat desa di Kecamatan Nagrak. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Temuan dari penelitian ini ialah: (1) KNPI Kecamatan Nagrak berperan dalam kepanitiaan di Panitia Pengawas Pemilu, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemilihan Suara, dan lain-lain sebagai langkah efektif dalam rangka pencerdasan politik masyarakat desa, namun peranan KNPI masih perlu ditingkatkan. Model kepemimpinan yang diterapkan ialah model kepemimpian partisipatif dan pendelegasian. (2) KNPI Kecamatan Nagrak telah melakukan langkah konkret dengan melakukan interaksi sosial kepada setiap pemerintahan desa dan masyarakat. (3) Kendala utama pelaksanaan program ialah pada segi anggaran. (4) Faktor pendorong partisipasi politik masyarakat ialah dorongan dari pemimpin formal atau pemimpin informal, sarana dan prasarana dalam kegiatan politik, pendidikan politik, adanya rasa ketertarikan terhadap unsur-unsur politik tertentu dan lain sebagainya.
the role of youth organizations in increasing political participation of a village community, some of them are described the form of programs, ideas, model of leadership KNPI, assessing the process of social interaction KNPI with villagers, identifying problems experienced KNPI, and dig factors affecting the participation of the political villagers in sub-district Nagrak. Research using a qualitative approach with a method of descriptive. The finding of this research is: (1) KNPI sub-district Nagrak role in committee in the election supervisory committee, sub-district election committee, election committee sound, and others as a step effective in order political education of a village community, but the role of KNPI still needs to be improved. Model of leadership that is applied model of leadership and the delegation of participatory. (2) KNPI sub-district Nagrak has done concrete step by committing social interaction to every v illage administration and public. (3) The main obstacles the program in terms of the budget. (4) Factor thruster political participation society its impetus from the leader of a formal or informal leader, facilities and infrastructure in political activities, education politics, absence of the sense of interest against elements particular political and others.
BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Di dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif.
Alasan penulis menggunakan pendekatan kualitatif ialah sebagaimana yang
dikatakan Merriam dalam Creswell (1994, hlm. 145), yaitu:
a. Peneliti kualitatif lebih memiliki perhatian pada proses daripada hasil atau
produk;
b. Peneliti kualitatif tertarik pada makna, yaitu bagaimana orang berusaha
memahami kehidupan, pengalaman, dan struktur lingkungan mereka;
c. Peneliti kualitatif merupakan instrumen utama dalam pengumpulan dan
analisis data. Data diperoleh melalui instrumen manusia daripada melalui
inventarisasi (inventories), kuesioner, ataupun melalui mesin;
d. Penelitian kualitatif sangat berkaitan dengan fieldwork. Artinya, peneliti
secara fisik terlibat langsung dengan orang, latar (setting), tempat, atau
institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya;
e. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, dalam arti peneliti tertarik pada
proses, makna, dan pemahaman yang diperoleh melalui kata-kata atau
gambar-gambar;
f. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dalam arti peneliti membangun
abstraksi, konsep, hipotesis, dan teori.
Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada
alasan bahwa permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu peran organisasi
kepemudaan KNPI dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat desa.
Dalam penelitian ini membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual
dan konseptual.
Sementara itu, untuk mendapatkan data guna menjawab permasalahan
seperti yang dikemukakan di atas, penulis menggunakan metode deskriptif.
Alasan penulis menggunakan metode deskriptif ialah bahwa metode deskriptif
Selain itu, metode deskriptif lebih spesifik dengan memusatkan perhatian pada
aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan hubungan antara berbagai variabel.
Seperti yang diungkapkan oleh Nazir (2003, hlm. 63), yaitu:
Metode deskriptif adalah satu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dinyatakan bahwa alasan penulis
menggunakan metode deskriptif yakni sebagai metode yang mampu
menggambarkan situasi atau kejadian yang ada pada masa sekarang. Dengan
menggunakan metode ini maka akan dapat diperoleh informasi secara lengkap
berkenaan dengan masalah yang hendak diteliti dengan menggunakan
langkah-langkah yang tepat.
B. Lokas i dan Subje k Pe ne litian
Dalam melakukan penelitian ini yang menjadi subjek penelitian
adalah organisasi kepemudaan Kecamatan Nagrak yakni KNPI, sebagian
masyarakat sebagai sumber, dan tokoh masyarakat di kecamatan Nagrak.
Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi.
Alasan penulis memilih lokasi tersebut karena masyarakat di wilayah
Kecamatan Nagrak memiliki kecenderungan apatis terhadap politik.
Kecenderungan ini muncul karena masyarakat lebih terfokus kepada upaya
pemenuhan kebutuhan mereka masing- masing setiap harinya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel bertujuan (purpose
sampling) yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini karena orang tersebut
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan sehingga besarnya
sampel ditentukan oleh adanya pertimbangan informasi.
Jadi dalam pengumpulan data dari responden didasarkan pada
ketentuan data dan informasi yang diberikan. Jika beberapa responden yang
untuk proses pengambilan data yang diperlukan sehingga tidak perlu lagi
meminta keterangan dari responden berikutnya. Penentuan sampel dianggap
telah memadai apabila telah sampai pada titik jenuh.
C. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan metode penelitian yang digunakan, maka teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik penelitian,
yaitu teknik wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi, dan studi
kepustakaan. Untuk wawancara, observasi dan studi dokumentasi dilakukan di
Kecamatan Nagrak, sedangkan studi kepustakaan dilakukan dimanapun penulis
mendapatkan rujukan buku sebagai bahan penelitian.
1. Wawancara M e ndalam
Peneliti memakai teknik wawancara mendalam dalam penelitian ini
dikarenakan ingin mengetahui betul duduk permasalahan yang peneliti jadikan
sebagai rumusan masalah. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nasution
(2003, hlm. 73) bahwa dengan wawancara mendalam ini diharapkan dapat
diperoleh bentuk-bentuk informasi tertentu dari semua responden dengan susunan
kata dan urutan yang disesuaikan dengan ciri-ciri setiap responden.
Berg (Satori dan Komariah, 2011, hlm. 133) menyebutkan tiga jenis
wawancara, yaitu:
a. Wawancara terstandar (Standardized interview)
b. Wawancara tidak terstandar (Untandardized interview)
c. Wawancara semi standar (Semistandized interview)
Berdasarkan pada pemaparan diatas, maka teknik wawancara yang peneliti
lakukan adalah dengan wawancara semi standar. Peneliti lakukan ini supaya
adanya kedalaman dalam penelitian. Sehingga pada akhir penelitian terdapat titik
jenuh yang kemudian menjadi akhir dalam penelitian.
Penelitian tentang peranan kepemimpinan organisasi kepemudaan dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat desa, akan melakukan wawancara mendalam
kepada:
b. Perwakilan masyarakat Kecamatan Nagrak dari berbagai desa
c. Tokoh Masyarakat/Kepala Desa
2. Obs e rvas i
Dalam observasi ini, penulis membagi dua aspek umum yang akan
dilakukan di lapangan. Pertama ialah pola hubungan KNPI Kecamatan Nagrak
dengan masyarakat desa, sspek-aspek khusus yang diobservasi ialah terkait
interaksi KNPI Kecamatan Nagrak dengan pengurus internal organisasi,
pemerintahan desa, kelompok-kelompok pemuda dan masyarakat desa, proses
sosialisasi politik KNPI dalam rangka peningkatkan partisipasi politik masyarakat
serta bentuk dukungan pemerintahan desa kepada KNPI Kecamatan Nagrak.
Kedua ialah bagaimana bentuk partisipasi serta kesadaran masyarakat terhadap
partisipasi politik, aspek khusus yang diobservasi ialah pola perilaku masyarakat
desa, pandangan masyarakat terhadap politik, pendorong masyarakat untuk
mencoblos dalam pemilihan umum serta tingkat pendidikan masyarakat.
Observasi dalam bahasa Indonesia sering digunakan istilah pengamatan.
Alat ini digunakan untuk mengamati; dengan melihat, mendengarkan, merasakan,
mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam
segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu.
Menurut Alwasilah (2002, hlm. 211) observasi penelitian adalah
pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data yang
dikontrol validitas dan reliabilitasnya. Metode ini menggunakan pengamatan atau
penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses, atau
perilaku.
Alasan penulis menggunakan teknik observasi karena terdapat beberapa
keunggulan. Penulis mengambil alasan berdasarkan Patton (Nasution, 2003, hlm.
59-60) manfaat observasi ialah:
a. Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistik
b. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan
induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan
sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan
penemuan atau discovery.
c. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati orang lain,
khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap
“biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
d. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan
oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi
karena dapat merugikan nama lembaga.
e. Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden, sehingga
peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.
f. Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan akan
tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan suasana
situasi sosial.
Untuk mempermudah jalannya observasi, maka peneliti menggunakan
observasi partisipatif, dimana adanya keterlibatan antara peneliti dengan subjek
penelitian. Sehingga terjadi kejelasan yang nyata terhadap permasalahan yang
dikaji. Kejelasan inilah yang menurut peneliti sebagai titik jenuh dalam penelitian.
Objek observasi dalam penelitian ini adalah adaptasi dari pendapatnya
Spradley (Sugiyono, 2009, hlm. 229), yaitu terdiri dari tiga komponen. Komponen
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Place, atau tempat di mana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung,
yaitu di Kecamatan Nagrak.
b. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu, yaitu
organisasi kepemudaan dalam hal ini Komite Nasional Pemuda Indonesia
(KNPI) Kecamatan Nagrak.
c. Activity, atau kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang
sedang berlangsung, yaitu kegiatan pencerdasan atau pendidikan politik
3. Studi Dokume ntas i
Penulis menggunakan teknik studi dokumentasi sebagai langkah
mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi
sesuai dengan masalah penelitian. Penulis yakin bahwa dokumen sangat berguna
karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok
penelitian, dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data.
Dokumen didapatkan dengan cara berkomunikasi langsung dan meminta
dokumen yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian. Dokumen yang dijadikan
dasar acuan peneliti diantaranya dokumen pribadi dan buku harian, surat,
autobiografi, dokumen resmi serta fotografi.
4. Studi Ke pus takaan/Lite ratur
Studi kepustakaan yang dilakukan oleh peneliti yakni dengan
mengumpulkan sejumlah buku-buku, artikel, jurnal, yang berkenaan dengan
masalah dan tujuan penelitian. Sedangkan studi literatur, selain dari mencari
sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk
mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah
berkembang, sampai ke mana terdapat kesimpulan dan degeneralisasi yang telah
pernah dibuat, sehingga situasi yang diperlukan dapat diperoleh.
Berdasarkan kepada pendapat diatas, maka peneliti mengadakan studi
dokumentasi dan literatur dari dokumen-dokumen yang ditemukan di buku-buku
sumber di perpustakaan, toko buku maupun dari buku AD/ART KNPI atau
bahan-bahan literatur yang sesuai sebagai jalan bagi peneliti dalam menganalis hasil
penelitian.
D. Instrumen Penelitian
Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa dalam penelitian kualitatif yang
menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Dalam penelitian
kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen
penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatu belum mempunyai bentuk
yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang
secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan
sepanjang penelitian itu.
Maka dapat dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif pada awalnya
dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah
peneliti sendiri. Tetapi setelah masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat
dikembangkan suatu instrumen.
E. Tahap-tahap Penelitian
Sebuah penelitian akan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan
seperti yang diharapkan, jika penelitian itu dilaksanakan sesuai dengan
langkah-langkah yang telah direncanakan. Oleh karena itu, supaya penelitian yang peneliti
lakukan dapat berjalan dengan baik guna mencapai hasil yang maksimal, maka
dalam melakukan penelitian ini, disusun langkah-langkah penelitian secara
sistematis sebagai berikut.
1. Tahap Pra Penelitian
Pada tahap ini, peneliti menyusun rancangan penelitian dengan terlebih
dahulu melakukan pra penelitian ke Desa Balekambang Kecamatan Nagrak pada
bulan Juni 2013. Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi umum dari
kecamatan Nagrak terutama yang berkaitan dengan peran berbagai organisasi
kepemudaan di Kecamatan Nagrak. Hal ini dilakukan guna mendapatkan data
tentang peran organisasi kepemudaan dalam meningkatkan partisipasi politik
masyarakat desa yang akan dijadikan data dan informasi awal untuk memperkuat
gambaran tentang bagaimana program dan peran organisasi kepemudaan.
Setelah mengadakan pra penelitian selanjutnya peneliti mengajukan
rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, metode dan teknik penelitian, lokasi dan subjek penelitian.
Kemudian peneliti memilih dan menentukan lokasi yang akan dijadikan sebagai
sumber data atau lokasi penelitian yang disesuaikan dengan keperluan dan
kepentingan masalah penelitian. Setelah lokasi penelitian ditetapkan, selanjutnya
peneliti mengupayakan perizinan dari instansi yang terkait, prosedur perizinan
a. Mengajukan surat permohonan untuk melakukan penelitian kepada Ketua
Prodi Pendidikan Sosiologi untuk mendapatkan surat rekomendasi untuk
disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.
b. Surat permohonan tersebut kemudian diberikan kepada Ketua Komite
Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak untuk pemberian izin
kepada peneliti dalam mengadakan penelitian di organisasi yang beliau
pimpin.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah selesai tahap persiapan penelitian dan persiapan-persiapan yang
menunjang telah lengkap, maka peneliti terjun ke lapangan untuk pelaksanaan
penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menekankan bahwa
instrumen yang utama adalah peneliti sendiri (key instrument). Peneliti sebagai
instrumen utama dibantu oleh pedoman observasi dan pedoman wawancara antara
peneliti dengan responden. Pedoman wawancara yang peneliti persiapkan sebagai
berikut:
d. Pengurus KNPI Kecamatan Nagrak
e. Perwakilan masyarakat Kecamatan Nagrak dari berbagai desa
f. Tokoh Masyarakat/Kepala Desa
Tujuan dari wawancara mendalam ini adalah untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan agar dapat menjawab permasalahan penelitian. Setiap
selesai melakukan penelitian di lapangan, peneliti menuliskan kembali data-data
yang terkumpul kedalam catatan lapangan, dengan tujuan supaya dapat
mengungkapkan data secara mendetail dan lengkap.
3. Tahap Analisis Data
Kegiatan analisis data dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul.
Dengan demikian, pada tahap ini, peneliti berusaha mengorganisasikan data yang
diperoleh dalam bentuk catatan lapangan dan dokumentasi. Analisis data
merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus-menerus
terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis dan menulis catatan
terbuka, yang didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan umum, dan analisis
informasi dari para partisipan.
Analisis data kualitatif yang akan digunakan peneliti adalah berdasarkan
pada model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009, hlm. 246) yang terdiri atas
tiga aktivitas, yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification. Ketiga rangkaian aktivitas tersebut adalah sebagai berikut.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Pedapat ahli di atas relevan dengan kondisi penulis di lapangan, dimana
semakin lama peneliti melakukan penelitian, data yang diperoleh semakin banyak,
kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui
reduksi data. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya kembali bila diperlukan.
b. Data Display (Penyajian Data)
Data yang bertumpuk dan laporan lapangan yang didapatkan dari KNPI
Kecamatan Nagrak yang banyak akan sulit dipahami, oleh karena itu agar dapat
melihat gambaran atau bagian-bagian tertentu dalam penelitian harus diusahakan
membuat berbagai macam matrik, uraian singkat, networks, chart, dan grafik.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan
men-display data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan rencana selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
Oleh karena itu supaya penulis tidak terjebak dalam tumpukan data lapangan yang
banyak, peneliti melakukan display data. Display data yang dilakukan lebih
banyak dituangkan ke dalam bentuk uraian singkat.
Langkah ketiga ini penulis lakukan di lapangan dengan maksud untuk
mencari makna dari data yang dikumpulkan. Caranya yakni dengan mengamati
kembali dan menanyakan data yang telah didapatkan yang sering kita sebut
dengan triangulasi. Agar mencapai suatu kesimpulan yang tepat, kesimpulan
tersebut senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung, agar lebih
menjamin validitas penelitian dan dapat dirumuskannya kesimpulan akhir yang
akurat.
F. Uji Validitas Data Penelitian
Untuk menguji keabsahan data, maka peneliti menggunakan triangulasi.
Menurut Moleong (2010, hlm. 330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber
lainnya. Denzin dalam Moleong (2010, hlm. 330), membedakan empat macam
triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan
sumber, metode, penyidik, dan teori.
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton dalam Moleong, 2010,
hlm. 330). Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang
dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi;
(3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan
dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang
seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang
berada, orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi
Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil
pembandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau
pemikiran. Yang penting di sini ialah bisa mengetahui adanya alasan-alasan
terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut (Patton dalam Moleong, 2010, hlm.
331).
Pada triangulasi dengan metode, terdapat dua strategi, yaitu: (1)
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber
data dengan metode yang sama.
Teknik triangulasi jenis ketiga ini ialah dengan jalan memanfaatkan
peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi
kemelencengan dalam pengumpulan data. Pada dasarnya penggunaan suatu tim
penelitian dapat direalisasikan dilihat dari segi teknik ini. Cara lain ialah
membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analis lainnya.
Triangulasi dengan teori, menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong
(2010, hlm. 331), berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa
derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Di pihak lain, Patton
dalam Moleong (2010, hlm. 331) berpendapat lain, yaitu bahwa hal itu dapat
dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding (rival
explanation).
Dalam hal ini, penulis akan memanfaatkan penggunaan sumber, metode,
dan teori, hal ini penulis anggap sudah cukup untuk menguji keabsahan data.
Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan
perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu
mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagi
pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck
temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode,
atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan:
2) mengeceknya dengan berbagai sumber data,
3) memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi
penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan
hasil-hasil penelitian dalam Bab IV.
A. Simpulan
1. Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) merupakan salah satu wadah
berhimpunnya para pemuda yang salah satu perannya adalah untuk
membekali atau mengembangkan kemampuan para pemuda serta melakukan
berbagai macam program yang berguna untuk masyarakat. KNPI hadir di
seluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali di Kecamatan Nagrak Kabupaten
Sukabumi. KNPI bertujuan menciptakan pemuda-pemuda yang kreatif dan
berjiwa sosial yang tinggi. Berbagai kegiatan-kegiatan terutama dalam bidang
sosial politik dan olahraga membawa pemuda di Indonesia tak terkecuali di
Kecamatan Nagrak menjadi pemuda yang lebih peduli pada masyarakat dan
memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi eksistensi KNPI itu sendiri
karena mendapat dukungan yang penuh dari pemerintah setempat. KNPI
sebagai organisasi pemuda di masyarakat telah mampu memberikan
pelayanan cukup baik untuk kebutuhan masyarakat di lingkungannya.
Keberadaan KNPI sendiri diantaranya bertujuan untuk membantu pemuda
agar sadar dan cerdas dalam hal politik. Dalam rangka meningkatkan
kesadaran politik masyarakat, yang dilakukan KNPI tidak hanya sekedar
mendidik dan melatih anggotanya saja, akan tetapi juga melakukan
pembinaan secara berkelanjutan kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berpolitik. Untuk itu
program-program yang dikembangkan KNPI, dirancang untuk selalu tetap sesuai
dengan tuntutan kebutuhan dan kondisi lingkungan masyarakat. Dalam
rangka pencerdasan politik masyarakat, selain kegiatan internal, KNPI
Pengawas Pemilu, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan
Suara, dan lain sebagainya. Dengan cara ini, KNPI Kecamatan Nagrak
memandang bahwa langkah ini sangat efektif dalam rangka pencerdasan
politik masyarakat desa dan peranan KNPI masih perlu ditingkatkan. Model
kepemimpinan yang diterapkan ialah model kepemimpinan partisipatif dan
pendelegasian. Hal ini karena ketua KNPI Kecamatan Nagrak ketika ada
suatu permasalahan maupun ketika akan mengambil suatu kebijakan selalu
meminta pertimbangan dari setiap orang yang ada dalam suatu organisasi.
Selain itu apabila pemimpin berhalangan hadir maka akan
mendelegasikannya atau membagi tugas untuk mewakilinya sesuai dengan
bidang dan keahlian.
2. Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak telah
melakukan langkah konkret dengan melakukan hubungan baik dengan setiap
pemerintahan desa dan masyarakat. Misalnya, saat ini kami sedang bekerja
sama antara KNPI Kecamatan Nagrak, panitia pemilu dan setiap jajaran desa
untuk bersama-sama mensukseskan pemilu. Tujuan dari interaksi atau
menjalin hubungan komunikasi ini dalam rangka meningkatkan dan
membangun kesadaran berpolitik masyarakat, untuk berpartisipasi aktif
dalam Pemilu khususnya Pemilu 2014. Meskipun demikian, dari jumlah desa
yang ada di Kecamatan Nagrak yakni Desa Pawenang, Desa Girijaya, Desa
Babakan Panjang, Desa Nagrak Selatan, Desa Cihanjawar, Desa Cisarua,
Desa Darmareja, Desa Kalaperea, Desa Nagrak Utara, Desa Balekambang.
KNPI Kecamatan Nagrak tidak bisa berinteraksi secara intensif dengan
masyarakat.
3. Kendala utama pelaksanaan program KNPI Kecamatan Nagrak dalam rangka
pencerdasan politik masyarakat ialah pada segi anggaran. Maka dari itu,
setiap pengurus KNPI Kecamatan Nagrak diarahkan untuk masuk di struktur
desa maupun panitia pemilu. Hal ini dalam rangka pengoptimalan kader
KNPI yang memang sudah dibina pendidikan politiknya agar dapat
kendala dari faktor eksernal sering dialami oleh KNPI Kecamatan Nagrak.
Kendala tersebut sangat kompleks sekali, diantaranya kualitas SDM yang
belum memadai karena pendidikan yang belum merata, masih rendahnya
pendidikan politik masyarakat, kondisi ekonomi masyarakat, serta sikap
mental masyarakat yang acuh tak acuh politik.
4. Berbagai faktor pendorong partisipasi politik masyarakat ialah adanya
dorongan dari pihak-pihak yang memiliki kelebihan, seperti para
pemimpin formal atau pemimpin informal, sarana dan prasarana dalam
kegiatan politik, tingkat pendidikan dan pengetahuan dari masyarakat tentang
politik, kepercayaan masyarakat terhadap politik, adanya rasa ketertarikan
terhadap unsur-unsur politik tertentu dan lain sebagainya.
B. Saran
1. Untuk KNPI Kecamatan Nagrak
Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sebagai satu-satunya wadah
bagi satuan-satuan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) atau Organisasi
Masyarakat (Ormas) yang ada di Indonesia memiliki posisi strategis karena
menjadi induk dari sejumlah OKP dan Ormas tersebut. Maka gerak KNPI harus
lebih baik lagi guna menciptakan para pemuda yang mempunyai karakter yang
kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi,
berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing
secara global. KNPI pun jangan lagi ada alasan kendala anggaran dalam
pelaksanaan program kerja, tentunya KNPI ialah organisasi kepemudaan yang
kreatif dan inovatif.
2. Untuk Pemerintah Kecamatan Nagrak
Pemerintah Kecamatan Nagrak hendaknya mendorong dan memfasilitasi
KNPI Kecamatan Nagrak dalam berbagai programnya. Hal ini karena keberadaan
KNPI Kecamatan Nagrak merupakan bagian dari pendukung pembangunan
masyarakat Kecamatan Nagrak. Pemerintahan Kecamatan Nagrak misalnya
memberikan kantor kesekretariatan bagi KNPI Kecamatan Nagrak dalam rangka
3. Untuk Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa hendaknya membangun komunikasi dengan KNPI
Kecamatan Nagrak dengan mendukung kegiatan pencerdasan politik bagi
masyarakat yang bersifat positif. Selain itu, dengan dibangunnya kerjasama yang
baik dengan KNPI Kecamatan Nagrak, akan mempercepat proses pembangunan
di daerah tersebut.
4. Untuk Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pemuda
Tokoh masyarakat dan pemuda hendaknya mendorong masyarakat untuk
bisa bekerja sama secara positif dengan KNPI Kecamatan Nagrak, Pemerintahan
Kecamatan dan Pemerintahan Desa dalam rangka mempercepat proses
pembangunan. Mengingat pengaruh para tokoh sangat bagus, maka peran para
tokoh sangat dibutuhkan khususnya dalam rangka pencerdasan politik
masyarakatnya.
5. Untuk Masyarakat Kecamatan Nagrak
Masyarakat Kecamatan Nagrak dari berbagai desa yakni Desa Pawenang,
Desa Girijaya, Desa Babakan Panjang, Desa Nagrak Selatan, Desa Cihanjawar,
Desa Cisarua, Desa Darmareja, Desa Kalaperea, Desa Nagrak Utara, Desa
Balekambang hendaknya bahu membahu membangun desanya, membangun
kesadaran politiknya, tidak antipati terhadap politik serta dapat berperan secara
aktif dalam setiap aktivitas politik demi menciptakan kondisi bangsa yang lebih
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, RN. (2010). Kinerja Badan Permusyawaratan Daerah (BPD) dalam
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat di Bidang Pembangunan. Skripsi
Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.
Adisasmita, R. (2006). Membangun Desa Partisipatif. Makassar: Graha Ilmu.
Affandi, I. (2012). Pendidikan Politik (Mengefektifkan Organisasi Pemuda
Melaksanakan Politik Pancasila dan UUD 1945. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia.
Agustino, L. (2006). Polit ik dan Kebij ak an Publik . Bandung: AIPI.
Ahmad, A.R. (2006). Mahasiswa Abad 21. Selangor Malaysia : Fakulti Pendidikan/Faculty Of Education Universiti Kebangsaan Malaysia dan Yayasan Istana Abdulaziz.
Almond, GA dan Verba. (1990). Budaya Polit ik (Judul Asli: The Civ ic
Cult ure), dit erj emahk an oleh Sahat Simamora . Jakarta: Bumi
Aksara.
Alwasilah, A.C. (2002). Pokoknya Kualitatif (Dasar-dasar Merancang dan
Melakukan Penelitian Kualitatif). Jakarta: Pustaka Jaya.
Antonio, S.M. (2007). Muhammad SAW The Super Leader Super Manager. Jakarta : ProLM Center.
Asy’ari, SI. (1990). Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional.
Bachtiar, W. 2006. Sosiologi Klasik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bintarto, R. (1989). Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Budiardjo, M. (2000). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Budiyono, K. (2007). Nilai-nilai Kepribadian dan Kejuangan Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Creswell, J.W. 1994. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed (Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka pelajar
Group.
Darmawan, C. (2002). Wacana Polit ik dan Demok rasi. Bandung: Pustaka Aulia Press.
Departemen Kajian KSM Eka Prasetya UI. 2014. Pemilu: Momentum
Pencerdasan Masyarakat. Tersedia di: (http://ksm.ui.ac.id/pemilu-momentum-pencerdasan- masyarakat/) diakses pada tanggal 11 April 2014.
Gaffar, A. (2006). Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Johnson. (2011). [Online] tersedia di: repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/29782/3/Chapter%20II.pdf diakses pada tanggal 1 Juli 2014).
Kantaprawira, R. (2004). Sist em Polit ik Indonesia: Suat u Model
Pengant ar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Kartakusumah, B. (2006). Pemimpin Adiluhung, Genealogi Kepemimpinan
Kontemporer. Bandung : Teraju PT Mizan Publika.
Kartono, K. (2003). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Press.
Komite Nasional Pemuda Indonesia [Online]. Tersedia di (http://id.wikipedia.org/ wiki/Komite_Nasional_Pemuda_Indonesia) diakses pada tanggal 1 Maret 2014.
Kusnadi, AE. (2007). Peranan Kepemimpinan Kepala Desa dalam Upaya
Membentuk Sikap Politik Masyarakat Desa. Skripsi Program Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.
Lestari, IL. (2012). Partisipasi Politik Warga melalui Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) dalam Perumusan Peraturan Desa di Desa Ambit Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon. Skripsi Program Sarjana Universitas
Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.
Lickona, T (1991). ”Educating For Character How Our Schools Can Teach
Respect and Responsibility”, New
York-Toronto-London-Sydney-Auckland: Bantam Books.
Mas’oed, M. (2003). Negara Kapital dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Moleong, LJ. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mujani, S. (2007). Muslim Demokrat, Islam, Budaya Demokrasi dan Partisipasi
Politik di Indonesia Pasca Orde Baru. Jakarta: PT. Gramedia.
Mulyani, H. (2011). Pengaruh Orientasi Politik terhadap Partisipasi Politik
Pemilih Pemula Siswa SLTA pada Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2011. Tesis Magister Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.
Mutakin, A. (2000). Masyarakat Indonesia dalam Dinamika. Bandung: Buanan Nusa.
Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Nawawi, J. 1995. Membangun Kepercayaan Dalam Mewujudkan Good
Governance [Online]. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Unhas. Vol. 1, No.
3. Tersedia di: (http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789 /2255/Jurnal-02b.pdf?sequence=4) diakses pada 11 Januari 2014.
Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nazsir, N. (2008). Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan. Bandung : Widya Padjadjaran.
Noor, I. (2011). Manajemen Kepemimpinan Muhammad SAW: Mencontoh
Teladan Kepemimpinan Rasul untuk Kesempurnaan Manajemen Modern.
Bandung : PT Mizan Pustaka.
Nurmalina, K dan Saifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.
Pramutoko, B. 2008. Ilmu Budaya Dasar [Online]. Tersedia di: (http://bayu96
ekonomos.wordpress.com). Diakses pada tanggal 13 Januari 2014.
Ritzer, G. 2012. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan
Terakhir Postmodern (alih bahasa: Saut Pasaribu, Widada, dan Eka
Adinugraha). Jakarta: Pustaka Pelajar.
Rivai, V dan Arifin, A. (2009). Islamic Leadership Membangun Super
Leadership Melalui Kecerdasan Spiritual. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Ruedin, D. (2007). Testing Milbrath’s 1965 Framework of Political Participation:
Institutions and Social Capital. University of Oxford.
Rush, M dan Althoff, P. (2008). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta; PT.Raja Grafindo Persada.
Ruswadiyatmo. (2003). Kewarganegaraan SMU Kelas 1. Jakarta: Sinar Grafika.
Saputra, LS. (2008). Partisipasi Politik Guru dalam Pengembangan Politik
Pendidikan. Tesis Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.
Sartika. 2012. Sistem Pemilu di Indonesia dan Peluang Money Politic [Online]. Tersedia di: (http://sartikasartikaa.blogspot.com/2012/06/sistem-pemilu-di-indonesia-dan-peluang.html) diakses pada tanggal 11 April 2014.
Sastroatmodjo, S. (1995). Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press.
Sastropoetro. (1998). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam
Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.
Satori, D. dan Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Satries, WI. 2009. Peran Serta Pemuda Dalam Pembangunan Masyarakat. Surabaya: Jurnal Madani Edisi 1 Mei 2009 Universitas Wijaya Kusuma.
Setiadi, EM & Kolip, U. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Siagian, SP. (2003). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sirozi, M. (2004). Polit ik Pendidik an. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Siswopangritno, NS dan Suprihadi, S. (1984). Pokok-Pokok Sosiologi Desa. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Soekanto, S. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Soetopo, H., 2010. Perilaku organisasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sri, W dan Saifullah. (2006). Ilmu Kewarganegaraan (Civ ics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudewo, E. (2011). Best Practice Character Building Menuju Indonesia Lebih
Baik. Jakarta Selatan : Republika.
Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sukiyat. 2013. Kajian Teori Kepemimpinan [Online]. Tersedia di:
(http://www.achluddin.com/2013/10/kajian-teori-kepemimpinan-prof-sukiyat.html) diakses pada 11 Januari 2014.
Sukmayadi, T. (2012). Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Nilai
Kearifan Lokal Sunda. Tesis Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia: Tidak diterbitkan.
Surbakti, R. (1999). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Widiaswara.
Syahdani, AM. (2013). Pengembangan Karakter Kepemimpinan pada Organisasi
Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Deskriptif Analitis terhadap BEM HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS dan BEM REMA UPI). Skripsi Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.
Syam, N.W. (2009). Sosiologi Komunikasi. Bandung: Humaniora.
Taneko, BS. (1990). Struktur dan Proses Sosial: Suatu Pengantar Sosiologi
Pembangunan. Jakarta: Rajawali.
Tracy, B. 2006. Pemimpin Sukses. Jakarta: Delapratasa Publishing.
Trimo, S. 1984. Analisis Kepemimpinan. Bandung: Angkasa.
Upe, A. 2010. Tradisi Aliran dalam Sosiologi dari Filosofi Positivistik ke Post
Positivistik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wahab, A.A. (2006). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
C%202011-13%20Teori%20Kepemimpinan.pdf) diakses pada 11 Januari 2014.
B. Dokumen
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Desa.
Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilu Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kecamatan Nagrak.
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.