KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK DENGAN PRESTASI ATLET CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA
(Studi Deskriptif Atlet Pelajar Tenis Meja Kabupaten Sumedang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh :
SANDI SETIAWAN 1000714
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN DAYATAHAN AEROBIK DENGAN PRESTASI ATLET CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA
Oleh,
SANDI SETIAWAN
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Sandi Setiawan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK DENGAN PRESTASI ATLET CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA
Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I
Dr. Nina Sutresna, M.Pd NIP. 196412151989012001
Pembimbing II
Drs. Dede Rohmat N, M.Pd NIP. 196312091988031001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i
ABSTRAK
KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK DENGAN PRESTASI ATLET CABANG OLAHRAGA
TENIS MEJA
Dosen Pembimbing : Dr. Nina Sutresna
Drs. Dede Rohmat N, M.Pd
Sandi Setiawan* 2014
Latar belakang yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini adalah pentingnya aspek mental dan kondisi fisik dalam olahraga tenis meja antara lain kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. Masalah penelitian adalah apakah terdapat korelasi antara kecerdasan emosional dan daya tahan aerobik secara bersama-sama dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet pelajar kabupaten Sumedang sebanyak 10 orang. Instrumen penelitian adalah : 1) Skala kecerdasan emosional. 2)
Bleep test. 3) Sistem setengah kompetisi. Hasil penelitian sebagai berikut: 1) Terdapat
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii
ABSTRACT
CORRELATION OF EMOTIONAL INTELLIGENCE AND RESISTANCE KEMMPUAN AEROBIC PERFORMANCE WITH TABLE TENNIS ATHLETE
SPORT BRANCH
Dosen Pembimbing: Dr. Nina Sutresna
Drs. Dede Rohmat N, M. Pd.
Sandi Setiawan* 2014
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah... 4
C. Rumusan Masalah... 4
D Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian... 5
F. Struktur Organisasi Penelitian... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, ANGGAPAN DASAR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Hakekat Olahraga Tenis Meja 7
1. Perkembangan Olahraga Tenis Meja di Indonesia...
2. Definisi dan Karakteristik Cabang Olahraga Tenis Meja...
a. Aspek Kondisi Fisik dalam Olahraga Tenis Meja...
1) Kecepatan...
2) Kekuatan...
3) Daya Tahan...
4) Kelentukan...
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
1) Teknik Memegang Bet (Grip)...
2) Posisi Sikap Sedia (Stance) ...
3) Kerja Kaki (Footwork) ...
4) Pukulan (Stroke) ...
c. Aspek Taktik dalam Olahraga Tenis Meja...
d. Aspek Mental dalam Cabang Olahraga Tenis Meja... 12
B. Hakekat Kecerdasan Emosional ...
1. Pengertian Kecerdasan Emosional ...
2. Faktor Kecerdasan Emosional ...
3. Kecerdasan emosional dalam Prestasi Cabang Olahraga
Tenis Meja ...
1. Definisi Daya Tahan... 2. Daya Tahan Aerobik... 20 22 D. Anggapan Dasar... 23
E. Hipotesis Penelitian... 25
BAB III MTODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sample Peneltian... 26
B. Desain Penelitian... 27
C. Metode Penelitian... 30
D. Definisi Operasional Variabel... 31
E. Instrumen Penelitian... 32
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 37
G. Teknik Pengumpulan Data... 42
H. Analisis Data... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. ... 47
B. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi ... 49
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 55
B. Saran... 55
DAFTAR PUSTAKA... 57
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Kisi-kisi Instrumen Skala Kecerdasan emosional ……… 33
3.2. Hasil Uji Validitas Skala Kecerdasan Emosional ……… 38
3.3. Kisi-kisi Instrumen Skala Kecerdasan emosional ( Setelah Uji Validitas ) ……… 39
3.4. Interprestasi Nilai Keeratan Hubungan (Korelasi) ………... 41
4.1. Nilai Rata-rata dan simpangan Baku Ketiga Variabel ………... 47
4.2. Hasil Pengujian Distribusi Normal Ketiga Variabel ……… 48
4.3. Besarnya Hubungan Antara Variabel ……….. 49
4.4. Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi Tunggal ………... 49
4.5. Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda ……….. 50
4.6. Persentase Dukungan Variabel X1 (Kecerdasan emosional), X2 (Daya Tahan Aerobik) dengan Variabel Y (Prestasi Atlet) ………. 51
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN
Gambar Halaman
3.1. Lintasan Bleep Test………... 36
Bagan
3.1. Desain Penelitian……….. 28
3.2. Arus Kegiatan Penelitian ………... 29
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil Tes Kecerdasan Emosional ………... 59
2. Hasil Tes Daya Tahan Aerobik………. 61
3. Hasil Tes Prestasi Atlet………. 62
4. Data Hasil T-skor Tes Kecerdasan emosional, Tes Daya Tahan Aerobik, dan Tes Hasil Prestasi Atlet ………...... 63
5. Uji Normalitas Liliefors Tes Kecerdasan emosional ………... 64
6. Uji Normalitas Liliefors Tes Daya Tahan Aerobik ……….. 65
7. Uji Normalitas Liliefors Tes Hasil Prestasi Atlet………. 66
8. Perhitungan Koefisien Korelasi Kecerdasan emosional dengan Hasil Prestasi Atlet ………... 67
9. Perhitungan Koefisien Korelasi Fleksibilitas Pergelangan Tangan dengan Prestasi Atlet …………... 68
10. Perhitungan Koefisien Korelasi Kecerdasan emosional dan Daya Tahan Aerobik dengan Prestasi Atlet ………. 69
11. Uji Koefisien Korelasi Kecerdasan emosional dengan Prestasi Atlet………. 70
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xi
13. Uji Koefisien Kecerdasan Emosional dengan Daya
Tahan Aerobik ………... 74
14. Uji Korelasi Ganda Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Aerobik Secara Bersama-sama dengan Prestasi Atlet……….. 76
15. Determinasi………... 78
16. Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors………. 80
17. Luas di Bawah Lengkungan Normal Standar dari 0 ke z………... 81
18. Nilai Presentil untuk Distribusi t………... 82
19. Nilai Presentil untuk Distribusi F………... 83
20. Dokumentasi Penelitian……… 85
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak
diminati masyarakat. Hampir semua daerah di Indonesia mengenal dan
mempunyai atlet tenis meja, dimulai dari anak – anak sampai dewasa bahkan
veteran. Permainan ini tidak memerlukan tempat yang luas dan peralatanya relatif
murah, sehingga olahraga ini banyak dijadikan sebagai olahraga rekreasi baik itu
di sekolah maupun di perkantoran.
Tenis meja adalah permainan yang dibatasi dengan net dan dimainkan satu
lawan satu atau dua lawan dua dengan cara bola dipantulkan satu kali baik di meja
sendiri maupun di meja lawan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Soetomo
(1985:45) sebagai berikut:
Tenis meja adalah suatu jenis permainan yang dipukul oleh seorang pemain dan bola yang dipukul tersebut harus melewati atas net yang dipasang di atas tengah-tengah meja. Bola yang dipukul dan melewati atas net ini harus memantulkan di meja pihak lawan ke tempat semula dan juga harus melewati atas net yang dipukul oleh seseorang silih bergantian dan memukulnya sendiri setelah bola memantul pada permukaan meja. Jadi tidak langsung dipukul/di-volley.
Pendapat di atas, dapat memberikan gambaran bahwa pada saat permainan
tenis meja berlangsung, seorang pemain dituntut untuk memukul dan
mengembalikan bola ke meja lawan dari semua sasaran atau penjuru meja, setelah
bola tersebut terlebih dahulu memantul pada meja/bidang permainan sendiri.
Dengan demikian seorang pemain akan berusaha untuk melangkah ke depan, ke
belakang, ke kiri, ataupun ke kanan sesuai dengan arah bola yang dikembalikan
oleh pihak lawan main. Seorang pemain tenis meja harus mempunyai agilitas dan
daya tahan yang bagus untuk dapat memukul/mengembalikan bola, hal ini
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2
menempati sudut/penjuru yang jauh dari jangkauan dan angka yang harus di
perolehnya sangat banyak.
Permainan bola kecil ini merupakan olahraga yang mempunyai karakter
cepat, sehingga bagi seseorang yang bermain tenis meja diperlukan
kemampuan-kemampuan tertentu, seperti ketangkasan, kecerdasan, refleks, dan daya bereaksi tinggi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Siregar (1976:10), bahwa: “Tenis meja adalah suatu cabang olahraga yang sangat mementingkan ketangkasan, kecerdasan, refleks dan daya bereaksi tinggi”. Dengan demikian, untuk dapat menjadi seorang pemain tenis meja yang baik yang diharapkan dapat berprestasi
di Nasional dan Internasional, selain bakat yang harus dimiliki, juga harus pula
dilengkapi dengan unsur-unsur tersebut di atas, dan ditunjang dengan daya tahan
aerobik yang sangat bagus.
Perkembangan olahraga tenis meja pada saat ini mengalami kemajuan
yang cukup pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari antusiasme masyarakat dalam
mengembangkan olahraga tenismeja yaitu dengan bermunculan
perkumpulan-perkumpulan tenis meja di tiap daerah baik dalam pembinaan usia pelajar maupun
usia dewasa. Melihat perkembangan demikian cabang olahraga tenismeja
sekarang cenderung menginginkan ke arah prestasi. Untuk menunjang
keberhasilan dalam pembinaan atlet tenis diperlukan kondisi fisik yang baik, oleh
karena kondisi fisik yang baik memegang peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan prestasi. Sebagaimana diungkapkan oleh Sajoto (1988:57) bahwa: “Kondisi fisik adalah salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan dasar landasan
titik tolak suatu awalan olahraga prestasi”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa kondisi fisik mempunyai peranan penting untuk meningkatkan prestasi.
Pengda PTMSI Jawa Barat (2000:94) mengatakan bahwa : “Latihan
fisik/kondisi fisik untuk tenis meja meliputi: daya tahan, kekuatan, kelentukan,
kecepatan, kekuatan+daya tahan (stamina), kekuatan+kecepatan (power) dan
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3
kesatuan yang tidak boleh dipisahkan satu sama lain, baik peningkatannya
maupun pemeliharaannya. Di sini semakin jelas bahwa permainan tenis meja
sangat membutuhkan komponen-komponen kondisi fisik.
Dalam konteks penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan pada
kecerdasan emosional dan daya tahan aerobik. Kedua komponen tersebut dapat
memberikan peran yang penting terhadap pencapaian prestasi olahraga khususnya
dalam hasil seleksi pada cabang olahraga tenis meja.
Latihan daya tahan aerobik bertujuan untuk menekan denyut nadi istirahat
( Nadi Basal ) serendah mungkin dan mendorong denyut nadi kerja maksimal
setinggi mungkin. Pada kerja maksimal sumber energi adalah aerobik dan
anaerobik. Kapasitas anaerobik sangat terbatas kerja pada VO2Max hanya bisa
dipertahankan beberapa menit saja, untuk mempertahankan kerja dalam waktu
lama, kerja tersebut harus harus dilakukan dibawah 100% VO2Max. Kecerdasan
emosional dalam konteks penelitian ini adalah bagaimana seorang atlet
memainkan tempo, juga penggunaan taktik agar dapat mengontrol permainan
sesuai dengan taktik yang diinginkan dalam waktu yang sangat lama.
Daya tahan aerobik merupakan salah satu faktor pendorong tercapainya
prestasi, karena dengan daya tahan aerobik yang bagus seorang atlet akan mampu
menjalankan program latihan dari pelatihnya. Latihan teknik dan taktik akan
terasa ringan ketika seorang atlet mempunyai daya tahan aerobik yang bagus,
proses drilling dalam latihan akan lebih banyak yang mengakibatkan otomatisasi
gerak akan semakin mungkin terjadi lebih cepat ketimbang dengan atlet yang daya
tahan aebiknya jelek.
Kecerdasan emosional mendorong seorang atlet untuk sadar akan
pentingnya latihan, terutama atlet pelajar yang harus membagi fokusnya terhadap
pelajaran di sekolah dan juga jam bermain bersama teman – temannya. Selain itu
dalam menjalankan program latihan yang berulang – ulang akan ada rasa jenuh,
akan ada tahapan overload dimana atlet harus mampu berlatih dengan beban yang
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4
emosional yang baik akan mampu mengelola emosi, dan memotivasi diri sendiri
untuk mau berlatih demi sebuah prestasi.
Ada tidaknya hubungan yang berarti antara kecerdasan emosional dan
kemampuan daya tahan aerobik terhadap prestasi atlet tenis meja belum diteliti
secara mendalam. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai hal
tersebut sebagai informasi ilmiah yang diharapkan dapat memberikan masukan
bagi pengembang olahraga tenis meja di sekolah maupun di klub-klub tenis meja.
B. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini, penulis mengindentifikasi masalah sehingga dapat
membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terlalu luas dan lebih akurat dalam
pelaksanaannya. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah kecerdasan emosional dan daya
tahan aerobik.
2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi atlet pelajar cabang
olahraga tenis meja.
3. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah atlet pelajar Sumedang yang
mengikuti POPWILDA tenis meja kabupaten Sumedang sebanyak 10 orang.
4. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
dengan teknik korelasional.
5. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
angket skala kecerdasan emosional untuk mengetahui hasil tingkat
kecerdasan emosional, bleep test untuk mengukur daya tahan aerobik, dan
bertanding menggunakan sistem setengah kompetisi untuk menentukan
prestasi.
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5
Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan identifikasi masalah di atas,
maka penulis menggunakan beberapa pertanyaan permasalahan penelitian sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara kecerdasan emosional
dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja?
2. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan daya tahan
aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja?
3. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara kecerdasan emosional dan
kemampuan daya tahan aerobik secara bersama-sama dengan prestasi atlet
cabang olahraga tenis meja?
D. Tujuan Penelitian
Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk
kegiatan selanjutnya. Adapun tujuan dalam penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi
atlet cabang olahraga tenis meja?
2. Untuk mengetahui korelasi antara kemampuan daya tahan aerobik dengan
prestasi atlet cabang olahraga tenis meja?
3. Untuk mengetahui korelasi antara kecerdasan emosional dan kemampuan
daya tahan aerobik secara bersama-sama dengan prestasi atlet cabang
olahraga tenis meja?
E. Manfaat/Signifikansi Penelitian
1) Secara teoritis
a. Dapat dijadikan sebagai informasi ilmiah serta masukan bagi segenap
insan olahraga terutama bagi para pengurus dan pembina PTMSI dan
pihak yang berkomitmen terhadap pembinaan atlet khususnya
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6
b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi para pelatih
bidang olahraga tenis meja dalam menentukan pola permaianan atlet
guna pengembangan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja.
c. Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk menentukan latihan
kondisi fisik dan sebagai satu pertimbangan dalam penyusunan
program latihan dan perkembangan atlet cabang olahraga tenis meja.
2) Secara praktis
a. Dapat dijadikan sebagai acuan bagi pihak yang berkepentingan,
terutama untuk pelatih juga atlet cabang olahraga tenis meja dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya dalam proses latihan.
b. Dapat dijadikan upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas
sumber daya manusia terutama bagi para pelatih, pembina olahraga
dan para atlet cabang olahraga tenis meja untuk meningkatkan prestasi
pada cabang olahraga tenis meja.
F. Struktur Organisasi Penelitian
Struktur organisasi dalam penulisan skripsi yang peneliti ambil adalah
sebagai berikut : BAB I Pendahuluan yang di dalamnya berisi a) Latar Belakang;
b) Identifikasi Masalah; c) Rumusan Masalah; d) Tujuan Penelitian; e) Manfaat
Penelitian; dan f) Struktur Organisasi Skripsi. BAB II Kajian Pustaka yang di
dalamnya berisi a) Hakekat Olahraga Tenis Meja; b) Hakekat Kecerdasan
Emosional; c) Hakekat Daya Tahan Aerobik; d) Anggapan Dasar; e) Hipotesis.
Bab III, Metode Penelitian yang di dalamnya berisi a) Lokasi dan Sampel
Penelitian; b) Desain Penelitian; c) Metode Penelitian; d) Definisi Operasional
Variabe; e) Instrumen Penelitian; f) Proses Pengembangan Instrumen; g) Teknik
Pengumpulan Data; h) Analisis Data. BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7
Signifikansi Koefesien Korelasi; d) Diskusi Penemuan. BAB V yang di dalamnya
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Populasi
Penelitian dilaksanakan di GOR Pengcab PTMSI Kabupaten Sumedang
Jalan Lingkungan Tegalsari RT 02 RW 02 Kelurahan Talun Kecamatan
Sumedang Utara. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
atlet tenis meja pelajar Kabupaten Sumedang sejumlah 50 orang. Atlet pelajar
binaan kabupaten Sumedang merupakan atlet yang selalu mampu meraih medali
di kejuaraan-kejuaraan resmi yang diadakan oleh Pengda PTMSI bahkan di
kejuraan nasional.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi dalam penelitian. Menurut
Arikunto (2010:174) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa agar diperoleh sampel yang
benar-benar berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi
yang sebenarnya.
Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan
adalah metode purposive sampling, yaitu dilakukan dengan cara mengambil
subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas
adanya tujuan tertentu. Disamping itu, Arikunto (2010:183) menjelaskan tentang
syarat-syarat dari teknik purposive sampling adalah sebagai berikut:
a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau
karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang
paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key
27
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi
pendahuluan.
Berdasarkan uraian di atas, dengan menggunakan teknik tersebut sampel
yang diperoleh sebanyak 10 orang adalah atlet yang menjadi tim POPWILDA
tenis meja Kabupaten Sumedang. Adapun karakteristik dari sampel tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Merupakan atlet atau anggota yang terdaftar di PTM se-Kabupaten
Sumedang
b. Atlet yang dijadikan sampel berumur 14 - 17 tahun.
c. Keaktifan dalam kehadiran dan proses latihan.
d. Mempunyai pengalaman yang cukup baik dalam permainan dan
pertandingan tenis meja.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menganalisa data
agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian,
karena itu desain penelitian berfungsi untuk memberikan jalan dan arah proses
penelitian yang dilakukan. Desain penelitian diperlukan untuk dijadikan pegangan
dalam pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan arahnya jelas dan
terencana, terkait dengan desain penelitian Nasution (2004:40) menjelaskan
bahwa:
Tiap penelitian harus direncanakan untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisa data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.
Pada penelitian ini, langkah-langkah yang disusun sebagai berikut:
1. Menetapkan populasi dan sampel penelitian
2. Pengambilan dan pengumpulan data melalui tes dan pengukuran
3. Analisis data
28
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional
dan kemampuan daya tahan aerobik serta variabel terikatnya adalah prestasi atlet
cabang olahraga tenis meja. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini dirancang oleh Sugiyono (2012:68) dalam bagan berikut:
r1.y
r1.2
r2.y
r12.y
Bagan 3.1 Desain Penelitian Sumber: Sugiyono (2012:68)
Keterangan :
X1 : Kecerdasan emosional
X2 : Daya tahan aerobik
Y : Prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. r1.2 : Koefisien korelasi X1 dan X2
r1. y : Koefisien korelasi X1 dan Y
r2. y : Koefisien korelasi X2 dan Y
R12. y : Koefisien korelasi X1, X2 dan Y
Terkait dengan proses penelitian ada beberapa prosedur yang dilalui
penulis mulai dari penelusuran sebagai penentuan judul sampai dengan
kesimpulan. Dalam pelaksanaan penelitian yang ditempuh sebagaimana dirancang
oleh Arikunto dalam Nasehudin (2012:67) dalam bagan berikut: Y
X1
29
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah 10
Menentukan dan Memilih Instrumen Langkah 6a
Menentukan Variabel Langkah 6b
Menentukan Sumber Data
30
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.2
Bagan Arus Kegiatan Penelitian Sumber: Diadopsi dari Nasehudin (2012:67)
Dari bagan di atas, dijelaskan langkah-langkah penelitian yang diadopsi
dari Nasehudin (2012:67) diantaranya meliputi: a) memilih masalah yang akan
diteliti, b) studi pendahuluan yang melatar belakangi penelitian, c) merumuskan
masalah, d) merumuskan anggapan dasar dan menentukan hipotesis penelitian, e)
memilih metode penelitian, f) mengumpulkan data dilapanagan, g) menentukan
variabel dan sumber data untuk diteliti, h) menentukan dan menyusun instrument
penelitian, i) menganalisis data yang diperoleh, j) menarik kesimpulan, dan k)
menyusun laporan untuk diketahui orang lain.
C. Metode Penelitian
Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan
metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian
tersebut. Metode penelitian adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk
memecahkan suatu masalah dalam penelitian. Di samping itu, metode penelitian
juga merupakan syarat mutlak dalam suatu penelitian sebab baik atau tidaknya
penelitian tergantung dari pertanggungjawaban dari metode penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
31
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada”.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan penulis, yaitu untuk
mendapatkan gambaran mengenai korelasi antara kecerdasan emosional dan
kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja.
D. Definisi Operasional Variabel
Sebagai upaya menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam
menafsirkan, maka dijelaskan definisi operasional masing-masing variable dalam
penelitian sebagai berikut.
1. Kecerdasan emosional
Kecerdasan emosional dalam penelitian didefiniskan sebagai kemampuan
atlet tenis meja pelajar Sumedang untuk memodifikasi sesuatu keadaan yang
timbul baik dari dalam diri atlet maupun dari luar diri atlet baik itu saat latihan
maupun saat bertanding untuk mencapai prestasi. Kecerdasan emosional menurut
Goleman ( 2002 : 512 ) adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan
emosinya dengan intelegensi (to manage our emotional life with intelligence);
menjaga keselarasan emosi dan pengungkapanya (the appropriateness of emotion
and its expresiiion) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri,
motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
Indikator seorang atlet mempunyai kecerdasan emosional yang baik
ditandai dengan ; a) atlet memiliki kesadaran diri dalam melaksanakan program
latihan, b) atlet dapat mengendalikan diri sehingga emosi yang timbul tidak
berlebihan, c) atlet dapat memotivasi diri untuk berprestasi, d) atlet peka terhadap
perasaan orang lain dan dapat memanfaatkanya dengan sesuai, dan e) atlet dapat
bekerja sama dengan pelatih juga pendukungnya.
32
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daya tahan aerobik menurut Prawirasaputra (2000:69) berarti kerja otot
dan gerakan otot yang dilakukan menggunakan oxigen guna melepaskan energi
dari bahan – bahan otot. Dalam konteks kondisi fisik sebagaimana kita ketahui
pengangkutan dan penyerapan oksigen ke otot diangkut oleh sistem
kardiovaskular. Latihan aerobik menuntun kita untuk memperkuat sistem
kardiovaskular dan suatu peningkatan kemampuan dalam menggunakan oksigen
didalam otot sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama tanpa
merasa lelah yang berlebihan, serta mampu pulih dengan sangat cepat. Indikator
dalam tes dan pengukuran daya tahan aerobik adalah besarnya VO2Max atlet tenis
meja pelajar Kabupaten Sumedang.
3. Prestasi Atlet Tenis Meja
Prestasi yang dimaksud dalam penelitian adalah peringkat yang dicapai
oleh atlet menggunakan sistem setengah kompetisi. Seperti yang dikemukakan
Qohar yang dikutip oleh Gozali dan Nasehudin (2012:233) Prestasi adalah hasil
suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun
kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa usaha yang baik, baik
berupa pengetahuan maupun keterampilan.
E. Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian, untuk mencapai suatu keberhasilan maka
diperlukan alat ukur untuk mendapatkan data, seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:203) bahwa: “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah
dan hasilnya baik, dalam arti cermat, lengkap, sistematis sehingga lebih mudah diolah”.
Berdasarkan penjelasan di atas, alat ukur atau instrument tes yang
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah skala kecerdasan emosional, bleep
test, dan untuk prestasi atlet cabang olahraga tenis meja menggunakan sistem
33
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun lebih lanjut mengenai instrumen penelitian di atas dan
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1. Skala Kecerdasan Emosional
Skala kecerdasan emosional terdiri dari aspek mengenali emosi diri,
mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain,
bekerjasama dengan orang lain (Goleman, 2004 : 57) yang berguna untuk
mengukur sejauhmana korelasi kecerdasan emosional dengan prestasi atlet cabang
olahraga tenis meja pelajar Kabupaten Sumedang.
Penyusunan alat ukur ini untuk lebih jelasnya dijabarkan dalam bentuk
Blue Print pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Skala kecerdasan Emosional
No Definisi
Konseptual Faktor Indikator
34
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 Menata emosi
Skala kecerdasan emosional disusun dengan menggunakan Skala Likert
yang dimodifikasi yang terdiri dari 4 alternatif jawaban,dengan alasan :
a). Kategori undecided, yaitu mempunyai arti ganda, bisa juga diartikan netral
atau ragu-ragu
b). Dengan tersedianya jawaban di tengah, menimbulkan kecenderungan jawaban
35
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c). Menurut Sutrisno (1991:19) maksud jawaban dengan empat tingkat kategori
untuk melihat kecenderungan pendapat responden kearah tidak sesuai,
sehingga dapat mengurangi data penelitian yang hilang.
Sistem penilaian skala dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Item Positif : sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), sangat tidak
setuju (1)
b) Item negatif : sangat setuju (1), setuju (2), tidak setuju (3), sangat tidak
setuju (4).
2. Bleep Test
a. Tujuan : untuk mengukur kapasitas aerobik atau VO2max.
b. Peralatan : meteran, lintasan datar, cones, kaset bleep test dan tape recorder
c. Prosedur pelaksanaan :
1. Siapkan tempat yang datar dan nyaman (tidak licin dan aman) untuk
berlari antara 2 titik berjarak 20 meter, tandai kedua titik tersebut dengan
garis atau benda lainya.
2. Apabila luasnya tempat memadai untuk test beberapa peserta
sekaligus, maka lintasan dapat diatur secara seri ataupun pararel
asalkan setiap peserta dapat mendengar aba-aba dengan jelas.
3. Siapkan cd/ tape sesuai dengan format rekaman yang dimiliki &
Sound System yang memadai sesuai dengan peserta test. Semakin banyak
peserta yang ikut dalam satu kali test pelaksanaan test semakin cepat.
4. Pastikan cd/ tape berbunyi sebagaimana mestinya agar tidak
terjadi pengulangan tes karena masalah teknis pada sound system dan
kelistrikan.
5. Siapkan kertas dan alat tulis untuk mencatat nama pesrta dan
level berlarinya.
36
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7. M
ulail
ah
test
8. S
etia
p
permulaan level akan berbunyi "beep"beep"beep"
9. Didalam masing-masing level setiap pemberhentian antar-jemput akan
berbunyi "tut"
10.Kedua bunyi tersebut menandakan peserta harus telah berada pada
salah satu titik (A atau B) dan mulai meninggalkan titik tersebut
11.Apabila berbunyi salah satu bunyi diatas (no 8 & 9) dan peserta
belum berada pada salah satu titik A atau B maka peserta tersebut
dinyatakan gugur atau berhenti pada level tersebut.
12.Peserta yang masih sanggup mengikuti aba-aba pada rekaman harus terus
melanjutkan tes walaupun peserta lain yang start bersamaan
sudah berguguran.
Gambar. 3.1 Lintasan Bleep Test
( Sumber: http://www.ptgear.co.uk )
37
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengukuran prestasi tenis meja diambil berdasarkan hasil pertandingan
yang dilakukan antar peserta menggunakan sistem setengah kompetisi. Penilaian
prestasi sampel melalui pertandingan ini dilakukan dengan berdasarkan
argumentasi bahwa, sampel ( sumber data ) memiliki karakteristik yang hamper
sama, antara lain :
1. Sampel berusia 14 – 16 tahun
2. Telah menjalani latihan ± 5 tahun
3. Memiliki karakteristik yang hampir sama
4. Pertandingan dilaksanakan dengan mempertandingkan semua sampel
Penentuan prestasi didasarkan kepada hasil pertandingan, dengan point
yang diperoleh oleh pemenang adalah 3, sedangkan yang kalah tidak
mendapatkan point. Jika terdapat dua peserta dengan point yang sama maka yang
dihitung adalah head to head antara peserta yang pointnya sama. Sementara kalau
terdapat tiga peserta dengan point yang sama maka yang dihitung adalah selisih
nilainya.
F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Angket Skala Kecerdasan Emotional
1.1. Uji Validitas Item
Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi
antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara
mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah
tiap skor butir. Pengujian validitas butir item yang dilakukan dalam penelitian
adalah seluruh item yang terdapat dalam angket yang mengungkapkan kecerdasan
emosional. Pengujian alat pengumpul data menggunakan rumus product-moment
38
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
r hitung = n Σ xy –( Σx )(Σy)
{n Σ x2 –(Σ x)2 } {n Σ y2 –(Σ y)2
Keterangan :
r hitung = Koefisien Korelasi
Σ xi = Jumlah skor item
Σ yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden
Pengujian validitas skala kecerdasan emosional dilakukan dengan 50 item
angket dengan jumlah subjek 30 atlet, tampak bahwa hasil pengujian validitas
terhadap 50 item untuk mengukur kecerdasan emosional menunjukan bahwa tiga
belas item dinyatakan tidak valid yakni nomor 1, 5, 10, 13, 14, 24, 26, 34, 35, 41,
42, 46, dan 47. Dengan demikian maka ketiga belas item tersebut tidak akan
diikut sertakan dalam analisis data selanjutnya. Dengan kata lain, instrument yang
digunakan untuk analalisis kecerdasan emosional terdiri dari 37 item. Adapun
item pertanyaan yang dianggap valid dan tidak valid dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Skala kecerdasan Emosional
39
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mengelola
Setelah dilakukannya uji validitas instrument, maka diperoleh item soal
yang telah valid dan akan diikut sertakan dalam pengolahan data. Berikut adalah
kisi-kisi angket skala kecerdasan emosional setelah dilakukana uji validitas, dapat
dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Skala kecerdasan Emosional ( Stelah Uji Validitas )
No Faktor Indikator Nomor Item Jumlah
40
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Mengenali
1.2. Uji reliabilitas Item
Setelah validitas masing-masing item diuji, selanjutnya instrument tersebut
diuji tingkat reliabilitasnya. Reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa
suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. (Arikunto, 2006;178).
41
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat dipercaya juga. Reliabilitas instrument merupakan derajat keajegan skor
yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dengan
kondisi yang berbeda. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas alat ukur
tentang skala kecerdasan emosional adalah dengan rumus metode Alpha yang
dituliskan dalam Riduwan (2009:115) sebagai berikut:
r11 = 1 –
Keterangan :
r11 = Nilai Reliabilitas
Σ Si = Jumlah varian skor tiap-tiap item
St = Varians total
K = Jumlah item
Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan bantuan
program Microsoft excel 2007, maka diperoleh koefisien reliabilitas pada angket
skala kecerdasan emosional yaitu sebesar 0.781. Berdasarkan kriteria Riduwan
yang dapat dilihat pada tabel 3.4, angket tersebut memiliki tingkat reliabilitas
Tinggi. Dengan demikian, angket skala kecerdasan emosional dapat dikatakan
memadai untuk digunakan sebagai instrument penelitian.
Tabel 3.4
Interpretasi Nilai Keeratan Hubungan (Korelasi)
Antara 0, 800 – 1, 000 Sangat Tinggi
42
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Antara 0, 400 – 0, 599 Cukup Tinggi
Antara 0, 200 – 0, 399 Rendah
Antara 0, 000 – 0, 199 Sangat Rendah
(Riduwan, 2012: 98)
2. Bleep Test
Uji validitas dan realibilitas bleep test menggunanakan face validity. Nazir
(1988) yang terdapat dalam situs http://violetatniyamani.blogspot.com
diunduh tanggal 19 juni 2014 menjelaskan tentang “Face validity adalah
validitas yang berhubungan apa yang nampak dalam mengukur sesuatu dan
bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur”. Dari pendapat tersebut
alat ukur dikatakan valid apabila isi alat ukur telah tampak sesuai dengan apa
yang ingin diukur. Dalam penelitian ini isi dari alat ukur bleep test sesuai
dengan tujuan peneliti untuk mengetahui kemampuan daya tahan aerobik
seorang atlet.
3. Sistem Setengah Kompetisi
Uji validitas dan realibilitas sistem setengah kompetisi menggunanakan
face validity. Nazir (1988) yang terdapat dalam situs http://violetatniyamani.blogspot.com diunduh tanggal 19 juni 2014 menjelaskan tentang “Face validity adalah validitas yang berhubungan apa
yang nampak dalam mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur”. Dari pendapat tersebut alat ukur dikatakan valid apabila isi alat ukur telah tampak sesuai dengan apa yang ingin
diukur. Dalam peneltian ini isi dari alat ukur sistem setengah kompetisi
sesuai dengan tujuan peneliti untuk mengetahui prestasi atlet cabang
olahraga tenis meja.
43
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penulis memperoleh dan mengumpulkan data penelitian ini menggunakan
item tes serta menggunakan metode angket tertutup. Angket tertutup digunakan
untuk memperoleh informasi tentang kecerdasan emosional, tes yang digunakan
untuk memperoleh hasil kemampuan daya tahan aerobik penulis menggunakan
bleep test, sedangkan tes untuk memperoleh tingkatan prestasi diambil
berdasarkan hasil pertandingan dengan menggunakan sistem setengah kompetisi.
Untuk lebih rinci maka pengumpulan data yang diakukan oleh penulis sebagai
berikut :
1. Bleep test
2. Angket/skala kecerdasan emosional
3. Sistem setengah kompetisi
H. Analisis Data
Setelah data hasil penelitian telah terkumpul, maka langkah selanjutnya
adalah mengolah data dengan menggunakan rumus-rumus statistika, kemudian
setelah itu analisis data. Rumus-rumus yang digunakan dalam pengolahan data
penelitian ini, yaitu:
Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data penelitian yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata dari setiap variabel, dengan menggunakan rumus:
n X X i
Keterangan :
X = Skor rata-rata yang dicari = Jumlah
i = Skor mentah
44
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel dengan
menggunakan rumus:
S = Simpangan baku yang dicari
Xi = Skor mentah
X = Rata-rata skor mentah
n = Jumlah sampel
3. Menghitung T-Skor dengan rumus
T-skor = 50 + 10
T-Skor = Skor standar yang dicari
X = Skor yang diperoleh
x = Rata-rata skor mentah
S = Simpangan baku
4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur
yang digunakan sebagai berikut:
45
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(X dan S = rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing sampel)
b. Untuk bilangin baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)
c. Menghitung proporsi Z1, Z2, …. Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1.
Jika proporsi ini dinyatakan dengan S(s)= banyaknya …
n
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel
yang ada berilah simbol Lo.
f. Dengan bantuan table L untuk uji liliefors, maka tentukan nilai L.
g. Untuk menerima hipotesis, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis
L untuk uji liliefors, dengan taraf nyata = 0.05. kriterianya adalah:
- Hipotesa diterima apabila Lo < L = normal
- Hipotesa ditolak apabila Lo > L = tidak normal
5. Menghitung koefisien korelasi, perhitungan ini dilakukan untuk mencari
hubungan kedua variabel. Rumus yang dipergunakan adalah:
46
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Menghitung signifikan koefisien korelasi tunggal dengan menggunakan
pendekatan uji-t dengan rumus:
t =
Keterangan:
t = t hitung yang dicari
r = koefisien yang dicari n = jumlah sampel
Pengujian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat koefisien atau hubungan dari masing-masing variabel. Dengan kriteria
pengujian hipotesis diterima jika –t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α). Pada taraf nyata =
0.05 dengan dk = n-2 dalam hal lain jika t hitung lebih besar dari t tabel maka
Ho ditolak.
7. Menghitung derajat hubungan tiga variabel atau koefisien korelasi ganda
dengan menggunakan rumus:
Ryx1x2 =
Keterangan:
Ryx1x2 = Koefisien korelasi yang dicari
ryx1 = Koefisien korelasi antara y dan x1
ryx2 = Koefisien korelasi antara y dan x2
rx1x2 = Koefisien korelasi antara x1 dan x2
8. Menguji signifikan koefisien korelasi ganda atau multiple dengan
menggunakan pendekatan statistik uji-F dengan rumus:
F
hitung=
47
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
F = F hitung yang dicari
R = Koefisien korelasi yang dicari
K = Banyaknya variabel bebas
n = Jumlah sampel
Uji F ini dimaksudkan untuk membuktikan koefisien korelasi mutiple atau
ganda bersifat nyata atau tidak nyata dengan ketentuan bila harga F hitung lebih
besar dari Ftabel pada taraf nyata = 0.05 dengan dk = (n – k – 1), maka
koefisien korelasi multiple atau ganda bersifat nyata atau sebaliknya.
9. Menghitung determinasi dari hasil perhitungan korelasi dengan rumus:
D = r2 x 100%
Keterangan:
D = Determinasi
R = Koefisien
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dan analisis data, maka dari hasil
penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi atlet cabang
olahraga tenis meja.
2. Terdapat korelasi antara kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet
cabang olahraga tenis meja.
3. Terdapat korelasi antara kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan
aerobik secara bersama-sama dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian ini, pemulis mempunyai saran-saran yang
dapat dipertimbangkan sebagai berikut:
1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga tenis meja, harus memperhatikan
komponen-komponen kondisi fisik yang memberikan dukungan dan dapat
menunjang prestasi atlet pada cabang olahraga tenis meja. Faktor kecerdasan
emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dapat memberikan hubungan dan
dukungan terhadap prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. Selain faktor
tersebut, para pelatih atau pembina olahraga ini juga tetap memperhatikan
aspek-aspek teknik, fisik, taktik dan mental yang lebih spesifik.
2. Bagi para atlet cabang olahraga tenis meja disarankan untuk lebih
mengembangkan kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik,
56
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan daya tahan aerobik yang baik akan dapat menjalankan strategi yang
efektif dan atlet akan mampu mengontrol permainan dengan baik dalam jangka
waktu lebih lama tanpa merasa lelah yang berlebihan.
3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang
aspek yang berhubungan dengan prestasi cabang olahraga tenis, penulis
menganjurkan untuk mencoba komponen-komponen lainnya baik itu dalam
teknik, taktik, fisik dan mental yang dapat meningkatkan prestasi atlet cabang
olahraga tenis meja.
4. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian
lebih lanjut dengan sampel yang lebih tinggi tingkatanya dan kajian yang
mendalam.
5. Bagi lembaga terkait khususnya Pengcab PTMSI Kabupaten Sumedang,
umumnya bagi para PTM di Kabuptaen Sumedang yang melakukan pembinaan
atlet, sebaiknya tidak hanya memperhatikan aspek teknik dan taktik tetapi harus
mulai memperhatikan aspek mental dan kondisi fisik atletnya, karena selama ini
proses latihan masih dengan motede otodidak dan empiris sehingga
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 57
57
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.
Giriwijoyo,S dan Sidik,D. (2012). Ilmu Faal Olahraga ( Fissiologi Olahraga ). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
--- (2012). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Goleman, Daniel.(2005). Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Gozali,N dan Nasehudin,T (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Harsono (1988). Coaching dan aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma.
Hodges (1996). Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Kertamanah, Alek. (2003). Teknik Dan Taktik Dasar Permainan Tenis Meja. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Kusmaedi, Nurlan. (1993). Tenis Meja. Diktat FPOK IKIP Bandung
Nasution. (2004). Metode Reseach. Bandung: PT. Jemar.
Nurhasan dan Cholil, D.H. (2007). Modul dan Tes Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Bandung.
--- (2008). Statistika. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Pengda PTMSI Jawa Barat. (2000). Sekitar Tenis Meja Jawa Barat. Bandung.
Sandi Setiawan, 2014
Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 58
58
Siregar,MF. (1976). Ilmu Pengetahuan Melatih. Proyek Pembinaan Prestasi Olahraga.
Simpson, Peter. (1986). Tehnik Bermain Pingpong. Bandung: Pionir.
Soetomo. (1985). Permainan Tenis Meja. Jakarta: CV. Maju Jaya.
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta
Sutarmin. (2007). Terampil Berolahraga Tenis Meja. Surakarta: Era Intermedia
Prawisaputra,S. dkk. (2000). Dasar – dasar Kepelatihan. Sumedang : KONI
Kabupaten Sumedang
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.