• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK DENGAN PRESTASI ATLET CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK DENGAN PRESTASI ATLET CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK DENGAN PRESTASI ATLET CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA

(Studi Deskriptif Atlet Pelajar Tenis Meja Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

SANDI SETIAWAN 1000714

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN DAYATAHAN AEROBIK DENGAN PRESTASI ATLET CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA

Oleh,

SANDI SETIAWAN

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Sandi Setiawan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK DENGAN PRESTASI ATLET CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Dr. Nina Sutresna, M.Pd NIP. 196412151989012001

Pembimbing II

Drs. Dede Rohmat N, M.Pd NIP. 196312091988031001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

(4)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

ABSTRAK

KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK DENGAN PRESTASI ATLET CABANG OLAHRAGA

TENIS MEJA

Dosen Pembimbing : Dr. Nina Sutresna

Drs. Dede Rohmat N, M.Pd

Sandi Setiawan* 2014

Latar belakang yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini adalah pentingnya aspek mental dan kondisi fisik dalam olahraga tenis meja antara lain kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. Masalah penelitian adalah apakah terdapat korelasi antara kecerdasan emosional dan daya tahan aerobik secara bersama-sama dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet pelajar kabupaten Sumedang sebanyak 10 orang. Instrumen penelitian adalah : 1) Skala kecerdasan emosional. 2)

Bleep test. 3) Sistem setengah kompetisi. Hasil penelitian sebagai berikut: 1) Terdapat

(5)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

(6)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

ABSTRACT

CORRELATION OF EMOTIONAL INTELLIGENCE AND RESISTANCE KEMMPUAN AEROBIC PERFORMANCE WITH TABLE TENNIS ATHLETE

SPORT BRANCH

Dosen Pembimbing: Dr. Nina Sutresna

Drs. Dede Rohmat N, M. Pd.

Sandi Setiawan* 2014

(7)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv

(8)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Rumusan Masalah... 4

D Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Struktur Organisasi Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, ANGGAPAN DASAR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Hakekat Olahraga Tenis Meja 7

1. Perkembangan Olahraga Tenis Meja di Indonesia...

2. Definisi dan Karakteristik Cabang Olahraga Tenis Meja...

a. Aspek Kondisi Fisik dalam Olahraga Tenis Meja...

1) Kecepatan...

2) Kekuatan...

3) Daya Tahan...

4) Kelentukan...

(9)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

1) Teknik Memegang Bet (Grip)...

2) Posisi Sikap Sedia (Stance) ...

3) Kerja Kaki (Footwork) ...

4) Pukulan (Stroke) ...

c. Aspek Taktik dalam Olahraga Tenis Meja...

d. Aspek Mental dalam Cabang Olahraga Tenis Meja... 12

B. Hakekat Kecerdasan Emosional ...

1. Pengertian Kecerdasan Emosional ...

2. Faktor Kecerdasan Emosional ...

3. Kecerdasan emosional dalam Prestasi Cabang Olahraga

Tenis Meja ...

1. Definisi Daya Tahan... 2. Daya Tahan Aerobik... 20 22 D. Anggapan Dasar... 23

E. Hipotesis Penelitian... 25

BAB III MTODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sample Peneltian... 26

B. Desain Penelitian... 27

C. Metode Penelitian... 30

D. Definisi Operasional Variabel... 31

E. Instrumen Penelitian... 32

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 37

G. Teknik Pengumpulan Data... 42

H. Analisis Data... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. ... 47

B. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi ... 49

(10)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran... 55

DAFTAR PUSTAKA... 57

(11)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Kisi-kisi Instrumen Skala Kecerdasan emosional ……… 33

3.2. Hasil Uji Validitas Skala Kecerdasan Emosional ……… 38

3.3. Kisi-kisi Instrumen Skala Kecerdasan emosional ( Setelah Uji Validitas ) ……… 39

3.4. Interprestasi Nilai Keeratan Hubungan (Korelasi) ………... 41

4.1. Nilai Rata-rata dan simpangan Baku Ketiga Variabel ………... 47

4.2. Hasil Pengujian Distribusi Normal Ketiga Variabel ……… 48

4.3. Besarnya Hubungan Antara Variabel ……….. 49

4.4. Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi Tunggal ………... 49

4.5. Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda ……….. 50

4.6. Persentase Dukungan Variabel X1 (Kecerdasan emosional), X2 (Daya Tahan Aerobik) dengan Variabel Y (Prestasi Atlet) ………. 51

(12)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN

Gambar Halaman

3.1. Lintasan Bleep Test………... 36

Bagan

3.1. Desain Penelitian……….. 28

3.2. Arus Kegiatan Penelitian ………... 29

(13)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Tes Kecerdasan Emosional ………... 59

2. Hasil Tes Daya Tahan Aerobik………. 61

3. Hasil Tes Prestasi Atlet………. 62

4. Data Hasil T-skor Tes Kecerdasan emosional, Tes Daya Tahan Aerobik, dan Tes Hasil Prestasi Atlet ………...... 63

5. Uji Normalitas Liliefors Tes Kecerdasan emosional ………... 64

6. Uji Normalitas Liliefors Tes Daya Tahan Aerobik ……….. 65

7. Uji Normalitas Liliefors Tes Hasil Prestasi Atlet………. 66

8. Perhitungan Koefisien Korelasi Kecerdasan emosional dengan Hasil Prestasi Atlet ………... 67

9. Perhitungan Koefisien Korelasi Fleksibilitas Pergelangan Tangan dengan Prestasi Atlet …………... 68

10. Perhitungan Koefisien Korelasi Kecerdasan emosional dan Daya Tahan Aerobik dengan Prestasi Atlet ………. 69

11. Uji Koefisien Korelasi Kecerdasan emosional dengan Prestasi Atlet………. 70

(14)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

13. Uji Koefisien Kecerdasan Emosional dengan Daya

Tahan Aerobik ………... 74

14. Uji Korelasi Ganda Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Aerobik Secara Bersama-sama dengan Prestasi Atlet……….. 76

15. Determinasi………... 78

16. Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors………. 80

17. Luas di Bawah Lengkungan Normal Standar dari 0 ke z………... 81

18. Nilai Presentil untuk Distribusi t………... 82

19. Nilai Presentil untuk Distribusi F………... 83

20. Dokumentasi Penelitian……… 85

(15)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak

diminati masyarakat. Hampir semua daerah di Indonesia mengenal dan

mempunyai atlet tenis meja, dimulai dari anak – anak sampai dewasa bahkan

veteran. Permainan ini tidak memerlukan tempat yang luas dan peralatanya relatif

murah, sehingga olahraga ini banyak dijadikan sebagai olahraga rekreasi baik itu

di sekolah maupun di perkantoran.

Tenis meja adalah permainan yang dibatasi dengan net dan dimainkan satu

lawan satu atau dua lawan dua dengan cara bola dipantulkan satu kali baik di meja

sendiri maupun di meja lawan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Soetomo

(1985:45) sebagai berikut:

Tenis meja adalah suatu jenis permainan yang dipukul oleh seorang pemain dan bola yang dipukul tersebut harus melewati atas net yang dipasang di atas tengah-tengah meja. Bola yang dipukul dan melewati atas net ini harus memantulkan di meja pihak lawan ke tempat semula dan juga harus melewati atas net yang dipukul oleh seseorang silih bergantian dan memukulnya sendiri setelah bola memantul pada permukaan meja. Jadi tidak langsung dipukul/di-volley.

Pendapat di atas, dapat memberikan gambaran bahwa pada saat permainan

tenis meja berlangsung, seorang pemain dituntut untuk memukul dan

mengembalikan bola ke meja lawan dari semua sasaran atau penjuru meja, setelah

bola tersebut terlebih dahulu memantul pada meja/bidang permainan sendiri.

Dengan demikian seorang pemain akan berusaha untuk melangkah ke depan, ke

belakang, ke kiri, ataupun ke kanan sesuai dengan arah bola yang dikembalikan

oleh pihak lawan main. Seorang pemain tenis meja harus mempunyai agilitas dan

daya tahan yang bagus untuk dapat memukul/mengembalikan bola, hal ini

(16)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2

menempati sudut/penjuru yang jauh dari jangkauan dan angka yang harus di

perolehnya sangat banyak.

Permainan bola kecil ini merupakan olahraga yang mempunyai karakter

cepat, sehingga bagi seseorang yang bermain tenis meja diperlukan

kemampuan-kemampuan tertentu, seperti ketangkasan, kecerdasan, refleks, dan daya bereaksi tinggi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Siregar (1976:10), bahwa: “Tenis meja adalah suatu cabang olahraga yang sangat mementingkan ketangkasan, kecerdasan, refleks dan daya bereaksi tinggi”. Dengan demikian, untuk dapat menjadi seorang pemain tenis meja yang baik yang diharapkan dapat berprestasi

di Nasional dan Internasional, selain bakat yang harus dimiliki, juga harus pula

dilengkapi dengan unsur-unsur tersebut di atas, dan ditunjang dengan daya tahan

aerobik yang sangat bagus.

Perkembangan olahraga tenis meja pada saat ini mengalami kemajuan

yang cukup pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari antusiasme masyarakat dalam

mengembangkan olahraga tenismeja yaitu dengan bermunculan

perkumpulan-perkumpulan tenis meja di tiap daerah baik dalam pembinaan usia pelajar maupun

usia dewasa. Melihat perkembangan demikian cabang olahraga tenismeja

sekarang cenderung menginginkan ke arah prestasi. Untuk menunjang

keberhasilan dalam pembinaan atlet tenis diperlukan kondisi fisik yang baik, oleh

karena kondisi fisik yang baik memegang peranan yang sangat penting dalam

meningkatkan prestasi. Sebagaimana diungkapkan oleh Sajoto (1988:57) bahwa: “Kondisi fisik adalah salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan dasar landasan

titik tolak suatu awalan olahraga prestasi”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa kondisi fisik mempunyai peranan penting untuk meningkatkan prestasi.

Pengda PTMSI Jawa Barat (2000:94) mengatakan bahwa : “Latihan

fisik/kondisi fisik untuk tenis meja meliputi: daya tahan, kekuatan, kelentukan,

kecepatan, kekuatan+daya tahan (stamina), kekuatan+kecepatan (power) dan

(17)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3

kesatuan yang tidak boleh dipisahkan satu sama lain, baik peningkatannya

maupun pemeliharaannya. Di sini semakin jelas bahwa permainan tenis meja

sangat membutuhkan komponen-komponen kondisi fisik.

Dalam konteks penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan pada

kecerdasan emosional dan daya tahan aerobik. Kedua komponen tersebut dapat

memberikan peran yang penting terhadap pencapaian prestasi olahraga khususnya

dalam hasil seleksi pada cabang olahraga tenis meja.

Latihan daya tahan aerobik bertujuan untuk menekan denyut nadi istirahat

( Nadi Basal ) serendah mungkin dan mendorong denyut nadi kerja maksimal

setinggi mungkin. Pada kerja maksimal sumber energi adalah aerobik dan

anaerobik. Kapasitas anaerobik sangat terbatas kerja pada VO2Max hanya bisa

dipertahankan beberapa menit saja, untuk mempertahankan kerja dalam waktu

lama, kerja tersebut harus harus dilakukan dibawah 100% VO2Max. Kecerdasan

emosional dalam konteks penelitian ini adalah bagaimana seorang atlet

memainkan tempo, juga penggunaan taktik agar dapat mengontrol permainan

sesuai dengan taktik yang diinginkan dalam waktu yang sangat lama.

Daya tahan aerobik merupakan salah satu faktor pendorong tercapainya

prestasi, karena dengan daya tahan aerobik yang bagus seorang atlet akan mampu

menjalankan program latihan dari pelatihnya. Latihan teknik dan taktik akan

terasa ringan ketika seorang atlet mempunyai daya tahan aerobik yang bagus,

proses drilling dalam latihan akan lebih banyak yang mengakibatkan otomatisasi

gerak akan semakin mungkin terjadi lebih cepat ketimbang dengan atlet yang daya

tahan aebiknya jelek.

Kecerdasan emosional mendorong seorang atlet untuk sadar akan

pentingnya latihan, terutama atlet pelajar yang harus membagi fokusnya terhadap

pelajaran di sekolah dan juga jam bermain bersama teman – temannya. Selain itu

dalam menjalankan program latihan yang berulang – ulang akan ada rasa jenuh,

akan ada tahapan overload dimana atlet harus mampu berlatih dengan beban yang

(18)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4

emosional yang baik akan mampu mengelola emosi, dan memotivasi diri sendiri

untuk mau berlatih demi sebuah prestasi.

Ada tidaknya hubungan yang berarti antara kecerdasan emosional dan

kemampuan daya tahan aerobik terhadap prestasi atlet tenis meja belum diteliti

secara mendalam. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai hal

tersebut sebagai informasi ilmiah yang diharapkan dapat memberikan masukan

bagi pengembang olahraga tenis meja di sekolah maupun di klub-klub tenis meja.

B. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini, penulis mengindentifikasi masalah sehingga dapat

membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terlalu luas dan lebih akurat dalam

pelaksanaannya. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah kecerdasan emosional dan daya

tahan aerobik.

2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi atlet pelajar cabang

olahraga tenis meja.

3. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah atlet pelajar Sumedang yang

mengikuti POPWILDA tenis meja kabupaten Sumedang sebanyak 10 orang.

4. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

dengan teknik korelasional.

5. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

angket skala kecerdasan emosional untuk mengetahui hasil tingkat

kecerdasan emosional, bleep test untuk mengukur daya tahan aerobik, dan

bertanding menggunakan sistem setengah kompetisi untuk menentukan

prestasi.

(19)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5

Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan identifikasi masalah di atas,

maka penulis menggunakan beberapa pertanyaan permasalahan penelitian sebagai

berikut:

1. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara kecerdasan emosional

dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja?

2. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan daya tahan

aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja?

3. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara kecerdasan emosional dan

kemampuan daya tahan aerobik secara bersama-sama dengan prestasi atlet

cabang olahraga tenis meja?

D. Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk

kegiatan selanjutnya. Adapun tujuan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi

atlet cabang olahraga tenis meja?

2. Untuk mengetahui korelasi antara kemampuan daya tahan aerobik dengan

prestasi atlet cabang olahraga tenis meja?

3. Untuk mengetahui korelasi antara kecerdasan emosional dan kemampuan

daya tahan aerobik secara bersama-sama dengan prestasi atlet cabang

olahraga tenis meja?

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian

1) Secara teoritis

a. Dapat dijadikan sebagai informasi ilmiah serta masukan bagi segenap

insan olahraga terutama bagi para pengurus dan pembina PTMSI dan

pihak yang berkomitmen terhadap pembinaan atlet khususnya

(20)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi para pelatih

bidang olahraga tenis meja dalam menentukan pola permaianan atlet

guna pengembangan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja.

c. Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk menentukan latihan

kondisi fisik dan sebagai satu pertimbangan dalam penyusunan

program latihan dan perkembangan atlet cabang olahraga tenis meja.

2) Secara praktis

a. Dapat dijadikan sebagai acuan bagi pihak yang berkepentingan,

terutama untuk pelatih juga atlet cabang olahraga tenis meja dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya dalam proses latihan.

b. Dapat dijadikan upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas

sumber daya manusia terutama bagi para pelatih, pembina olahraga

dan para atlet cabang olahraga tenis meja untuk meningkatkan prestasi

pada cabang olahraga tenis meja.

F. Struktur Organisasi Penelitian

Struktur organisasi dalam penulisan skripsi yang peneliti ambil adalah

sebagai berikut : BAB I Pendahuluan yang di dalamnya berisi a) Latar Belakang;

b) Identifikasi Masalah; c) Rumusan Masalah; d) Tujuan Penelitian; e) Manfaat

Penelitian; dan f) Struktur Organisasi Skripsi. BAB II Kajian Pustaka yang di

dalamnya berisi a) Hakekat Olahraga Tenis Meja; b) Hakekat Kecerdasan

Emosional; c) Hakekat Daya Tahan Aerobik; d) Anggapan Dasar; e) Hipotesis.

Bab III, Metode Penelitian yang di dalamnya berisi a) Lokasi dan Sampel

Penelitian; b) Desain Penelitian; c) Metode Penelitian; d) Definisi Operasional

Variabe; e) Instrumen Penelitian; f) Proses Pengembangan Instrumen; g) Teknik

Pengumpulan Data; h) Analisis Data. BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

(21)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7

Signifikansi Koefesien Korelasi; d) Diskusi Penemuan. BAB V yang di dalamnya

(22)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Populasi

Penelitian dilaksanakan di GOR Pengcab PTMSI Kabupaten Sumedang

Jalan Lingkungan Tegalsari RT 02 RW 02 Kelurahan Talun Kecamatan

Sumedang Utara. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

atlet tenis meja pelajar Kabupaten Sumedang sejumlah 50 orang. Atlet pelajar

binaan kabupaten Sumedang merupakan atlet yang selalu mampu meraih medali

di kejuaraan-kejuaraan resmi yang diadakan oleh Pengda PTMSI bahkan di

kejuraan nasional.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi dalam penelitian. Menurut

Arikunto (2010:174) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa agar diperoleh sampel yang

benar-benar berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi

yang sebenarnya.

Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan

adalah metode purposive sampling, yaitu dilakukan dengan cara mengambil

subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas

adanya tujuan tertentu. Disamping itu, Arikunto (2010:183) menjelaskan tentang

syarat-syarat dari teknik purposive sampling adalah sebagai berikut:

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau

karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.

b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang

paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key

(23)

27

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi

pendahuluan.

Berdasarkan uraian di atas, dengan menggunakan teknik tersebut sampel

yang diperoleh sebanyak 10 orang adalah atlet yang menjadi tim POPWILDA

tenis meja Kabupaten Sumedang. Adapun karakteristik dari sampel tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Merupakan atlet atau anggota yang terdaftar di PTM se-Kabupaten

Sumedang

b. Atlet yang dijadikan sampel berumur 14 - 17 tahun.

c. Keaktifan dalam kehadiran dan proses latihan.

d. Mempunyai pengalaman yang cukup baik dalam permainan dan

pertandingan tenis meja.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menganalisa data

agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian,

karena itu desain penelitian berfungsi untuk memberikan jalan dan arah proses

penelitian yang dilakukan. Desain penelitian diperlukan untuk dijadikan pegangan

dalam pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan arahnya jelas dan

terencana, terkait dengan desain penelitian Nasution (2004:40) menjelaskan

bahwa:

Tiap penelitian harus direncanakan untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisa data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.

Pada penelitian ini, langkah-langkah yang disusun sebagai berikut:

1. Menetapkan populasi dan sampel penelitian

2. Pengambilan dan pengumpulan data melalui tes dan pengukuran

3. Analisis data

(24)

28

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional

dan kemampuan daya tahan aerobik serta variabel terikatnya adalah prestasi atlet

cabang olahraga tenis meja. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini dirancang oleh Sugiyono (2012:68) dalam bagan berikut:

r1.y

r1.2

r2.y

r12.y

Bagan 3.1 Desain Penelitian Sumber: Sugiyono (2012:68)

Keterangan :

X1 : Kecerdasan emosional

X2 : Daya tahan aerobik

Y : Prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. r1.2 : Koefisien korelasi X1 dan X2

r1. y : Koefisien korelasi X1 dan Y

r2. y : Koefisien korelasi X2 dan Y

R12. y : Koefisien korelasi X1, X2 dan Y

Terkait dengan proses penelitian ada beberapa prosedur yang dilalui

penulis mulai dari penelusuran sebagai penentuan judul sampai dengan

kesimpulan. Dalam pelaksanaan penelitian yang ditempuh sebagaimana dirancang

oleh Arikunto dalam Nasehudin (2012:67) dalam bagan berikut: Y

X1

(25)

29

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah 10

Menentukan dan Memilih Instrumen Langkah 6a

Menentukan Variabel Langkah 6b

Menentukan Sumber Data

(26)

30

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.2

Bagan Arus Kegiatan Penelitian Sumber: Diadopsi dari Nasehudin (2012:67)

Dari bagan di atas, dijelaskan langkah-langkah penelitian yang diadopsi

dari Nasehudin (2012:67) diantaranya meliputi: a) memilih masalah yang akan

diteliti, b) studi pendahuluan yang melatar belakangi penelitian, c) merumuskan

masalah, d) merumuskan anggapan dasar dan menentukan hipotesis penelitian, e)

memilih metode penelitian, f) mengumpulkan data dilapanagan, g) menentukan

variabel dan sumber data untuk diteliti, h) menentukan dan menyusun instrument

penelitian, i) menganalisis data yang diperoleh, j) menarik kesimpulan, dan k)

menyusun laporan untuk diketahui orang lain.

C. Metode Penelitian

Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan

metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian

tersebut. Metode penelitian adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk

memecahkan suatu masalah dalam penelitian. Di samping itu, metode penelitian

juga merupakan syarat mutlak dalam suatu penelitian sebab baik atau tidaknya

penelitian tergantung dari pertanggungjawaban dari metode penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

(27)

31

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada”.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan penulis, yaitu untuk

mendapatkan gambaran mengenai korelasi antara kecerdasan emosional dan

kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja.

D. Definisi Operasional Variabel

Sebagai upaya menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam

menafsirkan, maka dijelaskan definisi operasional masing-masing variable dalam

penelitian sebagai berikut.

1. Kecerdasan emosional

Kecerdasan emosional dalam penelitian didefiniskan sebagai kemampuan

atlet tenis meja pelajar Sumedang untuk memodifikasi sesuatu keadaan yang

timbul baik dari dalam diri atlet maupun dari luar diri atlet baik itu saat latihan

maupun saat bertanding untuk mencapai prestasi. Kecerdasan emosional menurut

Goleman ( 2002 : 512 ) adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan

emosinya dengan intelegensi (to manage our emotional life with intelligence);

menjaga keselarasan emosi dan pengungkapanya (the appropriateness of emotion

and its expresiiion) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri,

motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Indikator seorang atlet mempunyai kecerdasan emosional yang baik

ditandai dengan ; a) atlet memiliki kesadaran diri dalam melaksanakan program

latihan, b) atlet dapat mengendalikan diri sehingga emosi yang timbul tidak

berlebihan, c) atlet dapat memotivasi diri untuk berprestasi, d) atlet peka terhadap

perasaan orang lain dan dapat memanfaatkanya dengan sesuai, dan e) atlet dapat

bekerja sama dengan pelatih juga pendukungnya.

(28)

32

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daya tahan aerobik menurut Prawirasaputra (2000:69) berarti kerja otot

dan gerakan otot yang dilakukan menggunakan oxigen guna melepaskan energi

dari bahan – bahan otot. Dalam konteks kondisi fisik sebagaimana kita ketahui

pengangkutan dan penyerapan oksigen ke otot diangkut oleh sistem

kardiovaskular. Latihan aerobik menuntun kita untuk memperkuat sistem

kardiovaskular dan suatu peningkatan kemampuan dalam menggunakan oksigen

didalam otot sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama tanpa

merasa lelah yang berlebihan, serta mampu pulih dengan sangat cepat. Indikator

dalam tes dan pengukuran daya tahan aerobik adalah besarnya VO2Max atlet tenis

meja pelajar Kabupaten Sumedang.

3. Prestasi Atlet Tenis Meja

Prestasi yang dimaksud dalam penelitian adalah peringkat yang dicapai

oleh atlet menggunakan sistem setengah kompetisi. Seperti yang dikemukakan

Qohar yang dikutip oleh Gozali dan Nasehudin (2012:233) Prestasi adalah hasil

suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun

kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa usaha yang baik, baik

berupa pengetahuan maupun keterampilan.

E. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian, untuk mencapai suatu keberhasilan maka

diperlukan alat ukur untuk mendapatkan data, seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:203) bahwa: “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah

dan hasilnya baik, dalam arti cermat, lengkap, sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Berdasarkan penjelasan di atas, alat ukur atau instrument tes yang

digunakan penulis dalam penelitian ini adalah skala kecerdasan emosional, bleep

test, dan untuk prestasi atlet cabang olahraga tenis meja menggunakan sistem

(29)

33

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun lebih lanjut mengenai instrumen penelitian di atas dan

pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1. Skala Kecerdasan Emosional

Skala kecerdasan emosional terdiri dari aspek mengenali emosi diri,

mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain,

bekerjasama dengan orang lain (Goleman, 2004 : 57) yang berguna untuk

mengukur sejauhmana korelasi kecerdasan emosional dengan prestasi atlet cabang

olahraga tenis meja pelajar Kabupaten Sumedang.

Penyusunan alat ukur ini untuk lebih jelasnya dijabarkan dalam bentuk

Blue Print pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Skala kecerdasan Emosional

No Definisi

Konseptual Faktor Indikator

(30)

34

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 Menata emosi

Skala kecerdasan emosional disusun dengan menggunakan Skala Likert

yang dimodifikasi yang terdiri dari 4 alternatif jawaban,dengan alasan :

a). Kategori undecided, yaitu mempunyai arti ganda, bisa juga diartikan netral

atau ragu-ragu

b). Dengan tersedianya jawaban di tengah, menimbulkan kecenderungan jawaban

(31)

35

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c). Menurut Sutrisno (1991:19) maksud jawaban dengan empat tingkat kategori

untuk melihat kecenderungan pendapat responden kearah tidak sesuai,

sehingga dapat mengurangi data penelitian yang hilang.

Sistem penilaian skala dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Item Positif : sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), sangat tidak

setuju (1)

b) Item negatif : sangat setuju (1), setuju (2), tidak setuju (3), sangat tidak

setuju (4).

2. Bleep Test

a. Tujuan : untuk mengukur kapasitas aerobik atau VO2max.

b. Peralatan : meteran, lintasan datar, cones, kaset bleep test dan tape recorder

c. Prosedur pelaksanaan :

1. Siapkan tempat yang datar dan nyaman (tidak licin dan aman) untuk

berlari antara 2 titik berjarak 20 meter, tandai kedua titik tersebut dengan

garis atau benda lainya.

2. Apabila luasnya tempat memadai untuk test beberapa peserta

sekaligus, maka lintasan dapat diatur secara seri ataupun pararel

asalkan setiap peserta dapat mendengar aba-aba dengan jelas.

3. Siapkan cd/ tape sesuai dengan format rekaman yang dimiliki &

Sound System yang memadai sesuai dengan peserta test. Semakin banyak

peserta yang ikut dalam satu kali test pelaksanaan test semakin cepat.

4. Pastikan cd/ tape berbunyi sebagaimana mestinya agar tidak

terjadi pengulangan tes karena masalah teknis pada sound system dan

kelistrikan.

5. Siapkan kertas dan alat tulis untuk mencatat nama pesrta dan

level berlarinya.

(32)

36

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. M

ulail

ah

test

8. S

etia

p

permulaan level akan berbunyi "beep"beep"beep"

9. Didalam masing-masing level setiap pemberhentian antar-jemput akan

berbunyi "tut"

10.Kedua bunyi tersebut menandakan peserta harus telah berada pada

salah satu titik (A atau B) dan mulai meninggalkan titik tersebut

11.Apabila berbunyi salah satu bunyi diatas (no 8 & 9) dan peserta

belum berada pada salah satu titik A atau B maka peserta tersebut

dinyatakan gugur atau berhenti pada level tersebut.

12.Peserta yang masih sanggup mengikuti aba-aba pada rekaman harus terus

melanjutkan tes walaupun peserta lain yang start bersamaan

sudah berguguran.

Gambar. 3.1 Lintasan Bleep Test

( Sumber: http://www.ptgear.co.uk )

(33)

37

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengukuran prestasi tenis meja diambil berdasarkan hasil pertandingan

yang dilakukan antar peserta menggunakan sistem setengah kompetisi. Penilaian

prestasi sampel melalui pertandingan ini dilakukan dengan berdasarkan

argumentasi bahwa, sampel ( sumber data ) memiliki karakteristik yang hamper

sama, antara lain :

1. Sampel berusia 14 – 16 tahun

2. Telah menjalani latihan ± 5 tahun

3. Memiliki karakteristik yang hampir sama

4. Pertandingan dilaksanakan dengan mempertandingkan semua sampel

Penentuan prestasi didasarkan kepada hasil pertandingan, dengan point

yang diperoleh oleh pemenang adalah 3, sedangkan yang kalah tidak

mendapatkan point. Jika terdapat dua peserta dengan point yang sama maka yang

dihitung adalah head to head antara peserta yang pointnya sama. Sementara kalau

terdapat tiga peserta dengan point yang sama maka yang dihitung adalah selisih

nilainya.

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Angket Skala Kecerdasan Emotional

1.1. Uji Validitas Item

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi

antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara

mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah

tiap skor butir. Pengujian validitas butir item yang dilakukan dalam penelitian

adalah seluruh item yang terdapat dalam angket yang mengungkapkan kecerdasan

emosional. Pengujian alat pengumpul data menggunakan rumus product-moment

(34)

38

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

r hitung = n Σ xy –( Σx )(Σy)

{n Σ x2 –(Σ x)2 } {n Σ y2 –(Σ y)2

Keterangan :

r hitung = Koefisien Korelasi

Σ xi = Jumlah skor item

Σ yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

Pengujian validitas skala kecerdasan emosional dilakukan dengan 50 item

angket dengan jumlah subjek 30 atlet, tampak bahwa hasil pengujian validitas

terhadap 50 item untuk mengukur kecerdasan emosional menunjukan bahwa tiga

belas item dinyatakan tidak valid yakni nomor 1, 5, 10, 13, 14, 24, 26, 34, 35, 41,

42, 46, dan 47. Dengan demikian maka ketiga belas item tersebut tidak akan

diikut sertakan dalam analisis data selanjutnya. Dengan kata lain, instrument yang

digunakan untuk analalisis kecerdasan emosional terdiri dari 37 item. Adapun

item pertanyaan yang dianggap valid dan tidak valid dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Skala kecerdasan Emosional

(35)

39

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengelola

Setelah dilakukannya uji validitas instrument, maka diperoleh item soal

yang telah valid dan akan diikut sertakan dalam pengolahan data. Berikut adalah

kisi-kisi angket skala kecerdasan emosional setelah dilakukana uji validitas, dapat

dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Skala kecerdasan Emosional ( Stelah Uji Validitas )

No Faktor Indikator Nomor Item Jumlah

(36)

40

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mengenali

1.2. Uji reliabilitas Item

Setelah validitas masing-masing item diuji, selanjutnya instrument tersebut

diuji tingkat reliabilitasnya. Reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa

suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. (Arikunto, 2006;178).

(37)

41

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat dipercaya juga. Reliabilitas instrument merupakan derajat keajegan skor

yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dengan

kondisi yang berbeda. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas alat ukur

tentang skala kecerdasan emosional adalah dengan rumus metode Alpha yang

dituliskan dalam Riduwan (2009:115) sebagai berikut:

r11 = 1 –

Keterangan :

r11 = Nilai Reliabilitas

Σ Si = Jumlah varian skor tiap-tiap item

St = Varians total

K = Jumlah item

Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan bantuan

program Microsoft excel 2007, maka diperoleh koefisien reliabilitas pada angket

skala kecerdasan emosional yaitu sebesar 0.781. Berdasarkan kriteria Riduwan

yang dapat dilihat pada tabel 3.4, angket tersebut memiliki tingkat reliabilitas

Tinggi. Dengan demikian, angket skala kecerdasan emosional dapat dikatakan

memadai untuk digunakan sebagai instrument penelitian.

Tabel 3.4

Interpretasi Nilai Keeratan Hubungan (Korelasi)

Antara 0, 800 – 1, 000 Sangat Tinggi

(38)

42

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Antara 0, 400 – 0, 599 Cukup Tinggi

Antara 0, 200 – 0, 399 Rendah

Antara 0, 000 – 0, 199 Sangat Rendah

(Riduwan, 2012: 98)

2. Bleep Test

Uji validitas dan realibilitas bleep test menggunanakan face validity. Nazir

(1988) yang terdapat dalam situs http://violetatniyamani.blogspot.com

diunduh tanggal 19 juni 2014 menjelaskan tentang “Face validity adalah

validitas yang berhubungan apa yang nampak dalam mengukur sesuatu dan

bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur”. Dari pendapat tersebut

alat ukur dikatakan valid apabila isi alat ukur telah tampak sesuai dengan apa

yang ingin diukur. Dalam penelitian ini isi dari alat ukur bleep test sesuai

dengan tujuan peneliti untuk mengetahui kemampuan daya tahan aerobik

seorang atlet.

3. Sistem Setengah Kompetisi

Uji validitas dan realibilitas sistem setengah kompetisi menggunanakan

face validity. Nazir (1988) yang terdapat dalam situs http://violetatniyamani.blogspot.com diunduh tanggal 19 juni 2014 menjelaskan tentang “Face validity adalah validitas yang berhubungan apa

yang nampak dalam mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur”. Dari pendapat tersebut alat ukur dikatakan valid apabila isi alat ukur telah tampak sesuai dengan apa yang ingin

diukur. Dalam peneltian ini isi dari alat ukur sistem setengah kompetisi

sesuai dengan tujuan peneliti untuk mengetahui prestasi atlet cabang

olahraga tenis meja.

(39)

43

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penulis memperoleh dan mengumpulkan data penelitian ini menggunakan

item tes serta menggunakan metode angket tertutup. Angket tertutup digunakan

untuk memperoleh informasi tentang kecerdasan emosional, tes yang digunakan

untuk memperoleh hasil kemampuan daya tahan aerobik penulis menggunakan

bleep test, sedangkan tes untuk memperoleh tingkatan prestasi diambil

berdasarkan hasil pertandingan dengan menggunakan sistem setengah kompetisi.

Untuk lebih rinci maka pengumpulan data yang diakukan oleh penulis sebagai

berikut :

1. Bleep test

2. Angket/skala kecerdasan emosional

3. Sistem setengah kompetisi

H. Analisis Data

Setelah data hasil penelitian telah terkumpul, maka langkah selanjutnya

adalah mengolah data dengan menggunakan rumus-rumus statistika, kemudian

setelah itu analisis data. Rumus-rumus yang digunakan dalam pengolahan data

penelitian ini, yaitu:

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data penelitian yang telah

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menghitung rata-rata dari setiap variabel, dengan menggunakan rumus:

n X X  i

Keterangan :

X = Skor rata-rata yang dicari = Jumlah

i = Skor mentah

(40)

44

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel dengan

menggunakan rumus:

S = Simpangan baku yang dicari

Xi = Skor mentah

X = Rata-rata skor mentah

n = Jumlah sampel

3. Menghitung T-Skor dengan rumus

T-skor = 50 + 10 

T-Skor = Skor standar yang dicari

X = Skor yang diperoleh

x = Rata-rata skor mentah

S = Simpangan baku

4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur

yang digunakan sebagai berikut:

(41)

45

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(X dan S = rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing sampel)

b. Untuk bilangin baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)

c. Menghitung proporsi Z1, Z2, …. Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1.

Jika proporsi ini dinyatakan dengan S(s)= banyaknya …

n

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel

yang ada berilah simbol Lo.

f. Dengan bantuan table L untuk uji liliefors, maka tentukan nilai L.

g. Untuk menerima hipotesis, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis

L untuk uji liliefors, dengan taraf nyata = 0.05. kriterianya adalah:

- Hipotesa diterima apabila Lo < L = normal

- Hipotesa ditolak apabila Lo > L = tidak normal

5. Menghitung koefisien korelasi, perhitungan ini dilakukan untuk mencari

hubungan kedua variabel. Rumus yang dipergunakan adalah:

(42)

46

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Menghitung signifikan koefisien korelasi tunggal dengan menggunakan

pendekatan uji-t dengan rumus:

t =

Keterangan:

t = t hitung yang dicari

r = koefisien yang dicari n = jumlah sampel

Pengujian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

tingkat koefisien atau hubungan dari masing-masing variabel. Dengan kriteria

pengujian hipotesis diterima jika –t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α). Pada taraf nyata =

0.05 dengan dk = n-2 dalam hal lain jika t hitung lebih besar dari t tabel maka

Ho ditolak.

7. Menghitung derajat hubungan tiga variabel atau koefisien korelasi ganda

dengan menggunakan rumus:

Ryx1x2 =

Keterangan:

Ryx1x2 = Koefisien korelasi yang dicari

ryx1 = Koefisien korelasi antara y dan x1

ryx2 = Koefisien korelasi antara y dan x2

rx1x2 = Koefisien korelasi antara x1 dan x2

8. Menguji signifikan koefisien korelasi ganda atau multiple dengan

menggunakan pendekatan statistik uji-F dengan rumus:

F

hitung

=

(43)

47

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

F = F hitung yang dicari

R = Koefisien korelasi yang dicari

K = Banyaknya variabel bebas

n = Jumlah sampel

Uji F ini dimaksudkan untuk membuktikan koefisien korelasi mutiple atau

ganda bersifat nyata atau tidak nyata dengan ketentuan bila harga F hitung lebih

besar dari Ftabel pada taraf nyata = 0.05 dengan dk = (n – k – 1), maka

koefisien korelasi multiple atau ganda bersifat nyata atau sebaliknya.

9. Menghitung determinasi dari hasil perhitungan korelasi dengan rumus:

D = r2 x 100%

Keterangan:

D = Determinasi

R = Koefisien

(44)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dan analisis data, maka dari hasil

penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi atlet cabang

olahraga tenis meja.

2. Terdapat korelasi antara kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet

cabang olahraga tenis meja.

3. Terdapat korelasi antara kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan

aerobik secara bersama-sama dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja.

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian ini, pemulis mempunyai saran-saran yang

dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga tenis meja, harus memperhatikan

komponen-komponen kondisi fisik yang memberikan dukungan dan dapat

menunjang prestasi atlet pada cabang olahraga tenis meja. Faktor kecerdasan

emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dapat memberikan hubungan dan

dukungan terhadap prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. Selain faktor

tersebut, para pelatih atau pembina olahraga ini juga tetap memperhatikan

aspek-aspek teknik, fisik, taktik dan mental yang lebih spesifik.

2. Bagi para atlet cabang olahraga tenis meja disarankan untuk lebih

mengembangkan kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik,

(45)

56

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan daya tahan aerobik yang baik akan dapat menjalankan strategi yang

efektif dan atlet akan mampu mengontrol permainan dengan baik dalam jangka

waktu lebih lama tanpa merasa lelah yang berlebihan.

3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang

aspek yang berhubungan dengan prestasi cabang olahraga tenis, penulis

menganjurkan untuk mencoba komponen-komponen lainnya baik itu dalam

teknik, taktik, fisik dan mental yang dapat meningkatkan prestasi atlet cabang

olahraga tenis meja.

4. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian

lebih lanjut dengan sampel yang lebih tinggi tingkatanya dan kajian yang

mendalam.

5. Bagi lembaga terkait khususnya Pengcab PTMSI Kabupaten Sumedang,

umumnya bagi para PTM di Kabuptaen Sumedang yang melakukan pembinaan

atlet, sebaiknya tidak hanya memperhatikan aspek teknik dan taktik tetapi harus

mulai memperhatikan aspek mental dan kondisi fisik atletnya, karena selama ini

proses latihan masih dengan motede otodidak dan empiris sehingga

(46)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 57

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Giriwijoyo,S dan Sidik,D. (2012). Ilmu Faal Olahraga ( Fissiologi Olahraga ). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

--- (2012). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Goleman, Daniel.(2005). Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gozali,N dan Nasehudin,T (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Harsono (1988). Coaching dan aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma.

Hodges (1996). Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Kertamanah, Alek. (2003). Teknik Dan Taktik Dasar Permainan Tenis Meja. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Kusmaedi, Nurlan. (1993). Tenis Meja. Diktat FPOK IKIP Bandung

Nasution. (2004). Metode Reseach. Bandung: PT. Jemar.

Nurhasan dan Cholil, D.H. (2007). Modul dan Tes Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Bandung.

--- (2008). Statistika. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Pengda PTMSI Jawa Barat. (2000). Sekitar Tenis Meja Jawa Barat. Bandung.

(47)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 58

58

Siregar,MF. (1976). Ilmu Pengetahuan Melatih. Proyek Pembinaan Prestasi Olahraga.

Simpson, Peter. (1986). Tehnik Bermain Pingpong. Bandung: Pionir.

Soetomo. (1985). Permainan Tenis Meja. Jakarta: CV. Maju Jaya.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta

Sutarmin. (2007). Terampil Berolahraga Tenis Meja. Surakarta: Era Intermedia

Prawisaputra,S. dkk. (2000). Dasar – dasar Kepelatihan. Sumedang : KONI

Kabupaten Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Gambar

Tabel 3.1  Kisi-kisi Instrumen Skala kecerdasan Emosional
Tabel 3.2  Hasil Uji Validitas Skala kecerdasan Emosional
Tabel 3.3  Kisi-kisi Instrumen Skala kecerdasan Emosional

Referensi

Dokumen terkait

Berkenaan dengan masih perlunya pengaturan lebih lanjut, mengenai tanah pulau kecil dan tanah yang berbatasan dengan pantai dalam suatu Peraturan Pemerintah, maka

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL BERDASARKAN PERILAKU ASERTIF PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 43 BANDUNG. (Studi deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 43

Keputusan ini merupakan perluasan pemberian kemudahan yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1997

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah pengetahuan metamorfosis hewan. Pengetahuan metamorfosis hewan yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah

Verifier ini tidak diverifikasi karena PT Wirasindo Santakarya tidak melakukan kegiatan perdagangan kayu antar pulau dan bukan merupakan Pedagang Kayu.. -9- Prinsip

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui penerapan pembelajaran biologi berbasis Hands On Activity dalam meningkatkan keterampilan generik sains siswa;

Metode Penelitian Kuanttatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya.. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi

Sedangkan happiness atau kebahagiaan menurut Biswas, Diener &amp; Dean (2007) merupakan kualitas dari keseluruhan hidup manusia – apa yang membuat kehidupan