• Tidak ada hasil yang ditemukan

VaKaSi (vas kartu SIM): Inovasi vas masa kini sebagai usaha yang menjanjikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VaKaSi (vas kartu SIM): Inovasi vas masa kini sebagai usaha yang menjanjikan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Tentang Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian dikelola dan diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah AQLI (LPPI-AQLI). Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian adalah jurnal yang bertujuan untuk mempublikasikan kertas kerja ilmiah (scientific research) para pembelajar dan praktisi penelitian dan pengabdian masyarakat. Kertas kerja ilmiah tersebut dihasilkan dari tugas perkuliahan, skripsi, tesis, kompetisi ilmiah, pengabdian masyarakat dan atau hasil karya lainnya dari berbagai disiplin ilmu. Terbit 3 Kali Setahun (Maret, Juli, Nopember).

| http://ejurnal.id | lppiaqli@gmail.com |

Tentang Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah AQLI (LPPI-AQLI)

Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah AQLI (LPPI-AQLI) adalah lembaga yang bertujuan menyebarluaskan ilmu, pengetahuan, teknologi dan seni kepada masyarakat melalui kegiatan pendidikan (non formal), pelatihan, publikasi, dan penyelenggaraan forum ilmiah.

Alamat: Jl. Pancing 5 Komp. Permata Hijau No. 19, Medan Labuhan, Medan, 20251. e-ISSN: 2622-0199

AQLI

Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah

Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Volume 1, Nomor 1, 2018

Nama Penulis : Joko Susanto, Diki Ramadani, Indra Kurniawan, Adi Susanto

Judul : VaKaSi (vas kartu SIM): Inovasi vas masa kini sebagai usaha yang

menjanjikan

Halaman : 33-40

DOI : 10.5281/zenodo.1309349

Url : http://ejurnal.id/index.php/jspp/article/view/165

(2)

© LPPI AQLI Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Vol. 1 No. 1 Hlm. 33-40

VAKASI (VAS KARTU SIM): INOVASI VAS MASA KINI

SEBAGAI USAHA YANG MENJANJIKAN

Joko Susantoa, Diki Ramadanib, Indra Kurniawanc, Adi Susantod

a

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, E-Mail jokos9482@gmail.com

b

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, E-Mail dikiramadani35@gmail.com

c Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, E-Mail tupang1997@gmail.com d

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, E-Mail masadisusanto13@gmail.com

ABSTRACT

Purposes This project aims to build a small business that produces vases made from raw waste SIM card and market it to consumers.

Methods The methods used in working on a project are designing, marketing a product, and evaluating a project for future improvement.

Findings The conclusions of this development project are as follows: (1) A creativity of handicraft can be a new business opportunity that can provide economic benefits; (2) The chance of a vase product made from a SIM card is a potential because there are no producers who make and sell products like this; (3) This activity has been able to train students in entrepreneurship and foster the spirit of entrepreneurship.

Keywords Vase, SIM card, Small business

PENDAHULUAN

Majunya perekonomian Indonesia sekarang ini ditandai dengan pertumbuhan industry yang begitu pesat. Dunia bisnis terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan, dimana setiap perusahaan berlomba-lomba melebarkan sayap mereka atau dengan kata lain melakukan ekspansi bisnis dengan melakukan berbagai macam strategi seperti melakukan promosi atau melakukan berbagai macam inovasi produk demi memperkenalkan dan menjual produk mereka didaerah-daerah yang belum mereka jangkau. Pemasaran yang baik tentang bagaimana barang atau jasa hasil produksi dapat dikenal dan dibeli oleh masyarakat, dan pemasaran yang tepat itu bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari eksekusi dan perencanaan yang cermat. Praktik Pemasaran harus terus-menerus ditingkatkan dan diperbaharui, hal ini tentunya tidak terlepas dari kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut. Perusahaan untuk mencapai pemasaran yang baik tentunya harus merencanakan produk dan jasa terlebih dahulu, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa pada konsumen pada akhirnya (Assauri, 2011).

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) selaku basis usaha kerakyatan merupakan alternatif yang tepat diterapkan di era globalisasi saat ini guna menyeimbangkan dampak ekonomi global pada masyarakat. Fenomena krisis moneter Indonesia yang terjadi pada tahun 1997/1998 membuktikan bahwa perekonomian masyarakat masih mampu bertahan

(3)

© LPPI AQLI Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Vol. 1 No. 1 Hlm. 33-40

dengan baik meski saat itu banyak usaha-usaha besar yang gulung tikar karena pailit didera pahitnya krisis yang terjadi. UMKM yang dapat bertahan pada badai krisis karena struktur keuangan yang tidak banyak bergantung seutuhnya pada perbankan, meski mereka tetap memanfaatkan jasa perbankan, baik untuk transaksi maupun untuk menjaga keamanan. Sebagian besar pelaku UMKM ini mengandalkan seluruh permodalannya sendiri yang bersumber pada tabungan pribadi, pinjaman dari bank, kerabat atau tetangga bahkan tak jarang yang perolehannya melalui pinjaman ke lembaga keuangan lainnya. Di sisi lain, UMKM yang umumnya padat karya ini juga mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah cukup besar (Supriyanto, 2006).

Dalam beberapa dekade terakhir masalah pengangguran dan ketenagakerjaan masih merupakan masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia secara umum, begitu pula kota Medan khususnya. BPS (2015) mencatat jumlah pengangguran di kota Medan pada tahun 2013 sebesar 100.586 jiwa, tahun 2014 sebesar 924.37 jiwa, dan tahun 2015 sebesar 429.00 jiwa. Sementara jumlah angkatan kerja pada tahun 2013 sebesar 399.60 jiwa,tahun 2014 sebesar 408.03 jiwa, dan tahun 2015 sebesar 401.25 jiwa. Secara data, kondisi yang sajikan cukup baik dimana tingkat pengangguran berkurang dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Meski demikian, besarnya jumlah pengangguran di kota Medan ini digolongkan pengangguran terbuka dengan faktor penyebab adalah PHK. Berdasarkan fenomena di atas, model potensi perluasan kesempatan kerja untuk mengatasi pengangguran perlu dikembangkan di wilayah kota Medan dan tentunya akan menjadi jawaban atas target rencana kerja Pemerintah Kabinet Jilid II untuk menurunkan tingkat pengangguran Indonesia menjadi 5%. Dan salah satu alternatif solusi terbaik mengatasi pengangguran di kota Medan untuk 5–10 tahun ke depan adalah melalui penciptaan kesempatan kerja langsung dalam bentuk kerja mandiri skala mikro, seperti wirausaha yang pada gilirannya juga dapat menanggulangi tingkat kemiskinan di kota Medan (Mahalli, 2008).

Usaha yang tepat adalah dengan manfaat kan sampah, karena sampah merupakan masalah paling besar di bumi. Sampah akan terus diproduksi dan tidak akan pernah berhenti selama manusia tetap ada. Dapat dibayangkan bahwa jumlah sampah yang dihasilkan oleh penghuni bumi ini akan semakin meningkat. Sampah sendiri merupakan salah satu bentuk konsekuensi dari adanya aktivitas manusia dan volumenya berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Apabila tidak ditangani secara efektif dan efisien, eksistensi sampah di alam tentu akan berbalik menghancurkan kehidupan sekitarnya. Alam memang memiliki andil besar dalam pengolahan sampah secara otomatis, terutama pada sampah organik. Namun, kerja keras alam dalam mengurai sampah secara natural sangat tidak berimbang dibanding berjuta ton volume sampah yang diproduksi setiap harinya, potensi sampah kota di beberapa kota di Indonesia

Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, sampah dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya terkena pada berbagai sisi kehidupan, terutama seperti kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Palembang, dan Medan. Sumber sampah terbanyak adalah yang berasal dari pemukiman, komposisinya berupa 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya adalah sampah anorganik. Sampah organik telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kompos, briket serta biogas, tetapi sampah anorganik masih sangat minim pengelolaannya. Sampah

(4)

© LPPI AQLI Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Vol. 1 No. 1 Hlm. 33-40

anorganik sangat sulit didegradasi bahkan tidak dapat didegradasi sama sekali oleh alam, oleh karena itu diperlukan suatu lahan penumpukan yang sangat luas untuk mengimbangi produksi sampah jenis ini. Sampah anorganik yang paling banyak dijumpai di masyarakat adalah sampah plastik. Pada tahun 2008 produksi sampah plastik untuk kemasan mencapai 925.000 ton dan sekitar 80%nya berpotensi menjadi sampah yang berbahaya bagi lingkungan (Anonim, 2008).

Terdapat potensi untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi produk dan jasa kreatif dalam rangka mengelola sampah plastik dengan baik, sehingga plastik benar-benar mendukung kehidupan kita. Tidak hanya ketika kita gunakan namun juga setelah kita gunakan. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak buruk sampah plastik bagi lingkungan adalah dengan melaksanakan prinsip 3R dalam kehidupan sehari-hari, yaitu

pengurangan pemakaian (reduce), pemakaian ulang (reuse), dan pendaur ulang (recycle).

Salah satu sampah yang dapat dimanfaatkan adalah limbah kartu SIM, kartu SIM (Subscriber Identity Module) yaitu sebuah kartu pintar seukuran prangko yang diletakkan pada telepon genggam berfungsi menyimpan kunci pengenal jasa telekomunikasi. Kartu

SIM ini harus digunakan dalam sistem GSM (Global System for Mobile Communications).

Kartu yang mirip dengan SIM dalam UMTS disebut USIM, sedangkan kartu RUIM popular dalam sistem CDMA. Limbah ini cocok dijadikan bahan baku Vas, karena memiliki warna yang mencolok dan beragam sehingga menarik para konsumen. Vas Kartu SIM

memanfaatkan semua jenis limbah SIM card. Produk VaKaSI (Vas Kartu SIM) dengan servis

terbaik dan desain yang unik dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Penentuan harga jual berdasarkan dari ukuran dan tingkat kesulitan pembuatan.

Berdasarkan argumen-argumen di atas, maka kegiatan ini bertujuan untuk membangun

usaha pengembangan vas limbah berbahan baku SIM card bekas yang dilakukan di kota

Medan.

METODE

Rencana usaha yang penulis lakukan adalah membangun usaha pengembangan vas limbah

yang terletak di kota Medan dengan kategori home industry dengan produk baru yang

belum mendapatkan pesaing serta bahan baku yang mudah didapat akan sangat besar potensi perkembangan dari usaha vas limbah.

Usaha ini akan membuka peluang yang lebih luas bagi pengembangan usaha vas limbah khususnya di kota Medan. Sasaran dari produk ini adalah masyarakat umum.

Dalam pembuatan vas limbah diperlukan peralatan sebagai berikut pistol lem, gergaji,

gunting, kikir, pisau, baskom, hair dryer, penggaris siku dan biasa, pensil, bor. Sedangkan

bahan yang dibutuhkan meliputi limbah SIM card, tripleks/akrilik, lem bakar, lem setan,

(5)

© LPPI AQLI Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Vol. 1 No. 1 Hlm. 33-40

Tahapan kegiatan yang dilakukan oleh tim adalah sebagai berikut:

1) Penyiapan bahan dasar;

2) Perancangan/desain produk;

3) Pemasaran.

HASIL DAN DISKUSI

Hasil

Kegiatan membangun usaha pengembangan vas limbah di Kota Medan telah dilakukan oleh tim.

Kegiatan tahap pertama adalah penyiapan bahan dasar pembuatan vas limbah, dalam

penyiapan bahan yang awalnya menggunakan limbah SIM card dan triplek saja penulis

mencoba menggunakan acrylic untuk membuat vas limbah yang unik. Sedangkan

alat-alatnya limbah SIM card yang merupakan bahan baku terpenting dalam proses produksi

dan alat-alat pendukung seperti jangka, penghapus, skrup, obeng dan sebagainya. Peralatan dan bahan pokok dalam pembuatan vas limbah dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Peralatan dan bahan pokok dalam pembuatan vas limbah

Pada tahap kedua yaitu perancangan/desain produk, dimana hal ini merupakan proses yang menentukan seperti apa hasil dari desain yang akan diproduksi nanti. Dari pembuatan desain awal akan didapatkan macam-macam jenis bentuk vas kotak, vas segitiga, vas persegi panjang, vas berlampu, dan sebagainya.

Gambar 2. Keragaman motif

Berdasarkan jenis potongan kartu sim tadi maka akan diperoleh beraneka ragam motif vas bunga dengan motiv horizontal dan vertikal. Adapun ragam motif dapat dilihat dapat pada Gambar 2.

(6)

© LPPI AQLI Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Vol. 1 No. 1 Hlm. 33-40

Proses produksi vas limbah memerlukan waktu yang tidak singkat tergantung dari keahlian dari masing-masing pengrajin dan kualitas dari setiap vas akan berbeda-beda meski pembuatnya sama.

Dalam satu produk vas limbah minimal waktu 8 jam untuk vas ukuran besar dengan model yang tidak terlalu rumit. Semakin rumit dan semakin besar ukuran vas yang dihasilkan, maka waktu yang dibutuhkan juga akan semakin lama. Berikut beberapa contoh vas kartu sim dan vas yang sudah diproduksi dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Vas limbah dengan beragam keunikannya

Tahap ketiga adalah proses pemasaran. Proses ini dimulai dari taksasi harga jual dan laba. Harga dari produk vas limbah berdasarkan pada biaya produksi yang digunakan meliputi jenis dan banyaknya bahan yang terpakai, tingkat kesulitan dan lama pembuatnya dan keunikan dari vas limbah tersebut.

Contoh penetapan harga produk vas limbah yang telah penulis hasilkan dan keuntungan

bersih yang didapat setelah menentukan fixed cost dan variabel cost dapat dilihat pada

tabel 1.

Tabel 1. Taksasi biaya, harga dan laba

Jenis Barang Biaya Harga Laba Produksi Jual No Paket* Rp. 50.000 Rp. 80.000 Rp. 30.000 Paket Rp. 70.000 Rp. 110.000 Rp. 40.000 Simpel Produk Rp . 30.000 Rp. 60.000 Rp. 30.000 Costem - - - Total Laba Rp. 100.000

Keterangan : No Paket ( lihat Gambar 3) merupakan vas yang terbuat dari 100 kartu sim, akrilix (Rp. 10.000), lampu led (Rp. 5.000) , kabel Rp(2.500), piting lampu (Rp. 5.000) dan bahan lainnya.

Proses pemasaran dilakukan dengan dua cara yaitu online dan offline. Secara online

dengan promosi di social network seperti instagram, facebook, whatsaap dan

menggunakan foto beraneka ragam vas kartu sim. Sedangkan untuk promosi offline

dilakukan dengan cara menemui konsumen secara langsung dan promosi di tempat umum yang sering dilalui oleh masyarakat, dan dengan menggunakan poster serta banner vas kartu sim yang telah diproduksi.

(7)

© LPPI AQLI Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Vol. 1 No. 1 Hlm. 33-40

Diskusi

Usaha kecil dan menengah (UKM) adalah salah satu bidang yang memberikan kontribusi yang signifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan daya serap UKM terhadap tenaga kerja yang sangat besar dan dekat dengan rakyat kecil (Kuncoro, 2008)

Masalah utama yang dihadapi oleh UKM adalah pemasaran. Pemasaran dengan metode konvensional memerlukan biaya tinggi, misalnya membuka cabang baru, ikut pameran, pembuatan dan penyebaran brosur dan sebagainya. Berkembangnya internet menjadi sarana yang efisien untuk membuka jalur pemasaran model baru bagi produk UKM. Di samping biayanya relatif murah, dengan memanfaatkan internet penyebaran informasi akan lebih cepat dan jangkauannya lebih luas (Supardi & Dores, 2009).

Usaha kecil dan menengah (UKM) juga berperan sebagai salah satu sumber penting bagi pertumbuhan ekonomi dan ekspor non migas yang secara langsung turut menciptakan peningkatan pendapatan masyarakat sekitarnya. Secara mikro ekonomi UKM keberadaannya sangat fluktuatif, hal ini dapat terjadi karena pergeseran sektor usaha guna mengikuti pangsa pasar yang ada atau karena memiliki struktur permodalan yang belum mapan. Kondisi tersebut menjadikan posisi UKM apakah tumbuh atau mati seringkali sangat sukar terdeteksi, akan tetapi secara makro ekonomi perkembangan UKM selalu menunjukkan peningkatan (Adiningsih, 2002)

Ada beberapa alasan kuat mengapa usaha kecil menengah perlu dikembangkan di Indonesia. Pertama, Usaha Kecil menyerap banyak tenaga kerja, dimana estimasi Tenaga Kerja yang terserap Usaha Kecil-Menengah sampai tahun 2007 adalah 11 juta orang atau 90 persen dari seluruh angkatan kerja. Adanya perkembangan UKM yang baik mendorong terjadi pemerataan dalam distribusi pendapatan dan juga pemerataan pembangunan, sehingga akan mengurangi diskriminasi spasial antara kota dan desa. Kesenjangan pembangunan antara kota dan desa menyebabkan terjadinya urbanisasi yang masif. Akibatnya, masyarakat desa mencari pekerjaan di kota walaupun ada sumber daya alam yang baik di desa. Nilai tambah sektor pertanian yang menurun dan kurangnya kebijakan yang bisa membuat sektor pertanian berkembang mengakibatkan generasi muda tidak mau lagi bekerja di sektor ini. Para sarjana kita juga semakin enggan bekerja di sektor pertanian maupun membuka usaha kecil dan menengah. Ketiga, pemerataan dalam distribusi pendapatan. UKM sangat kompetitif dengan pola pasar hampir sempurna, tidak

ada monopoli dan mudah dimasuki (barrier to entry) (Sulaeman, 2004).

Di negara kita Indonesia, usaha dalam menanamkan jiwa dan semangat kewirausahaan bagi mahasiswa di perguruan tinggi terus digalakan dan ditingkatkan, tentunya dengan

berbagai metode dan strategi yang membuat mahasiswa tertarik untuk

berwirausaha.Bahkan pada tingkat pemerintah melalui Kementrian Koordinator Perekonomian telah memberikan peraturan kepada seluruh lembaga pendidikan yang ada di Indonesia, dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi diwajibkan untuk memberikan mata pelajaran atau mata kuliah Kewirausahaan tersebut (Kuswara, 2011)

(8)

© LPPI AQLI Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Vol. 1 No. 1 Hlm. 33-40

Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi dan belajar mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif, jeli melihat peluang dan selalu terbuka untuk setiap masukan dan perubahan yang positif yang mampu membawa bisnis terus bertumbuh serta memiliki nilai. Salah satu pendorong terciptanya inovasi selain perubahan dan keharusan untuk beradaptasi adalah kesadaran akan adanya celah antara apa yang ada dan apa yang seharusnya ada, dan antara apa yang diinginkan oleh masyarakat dengan apa yang sudah ditawarkan ataupun dilakukan oleh pemerintah, sektor swasta maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) (Saragih, 2013). Limbah Kertas, Kardus, Kain, Kulit Telur, Kayu, Plastik, Biji dan ban motor (K5PBB) yang mudah kita temukan di sekitar tempat tinggal dan hanya terbuang dengan percuma tanpa adanya pemanfaatan. Limbah-limbah tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai produksi kreatif mahasiswa dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan yang kuat tetapi tidak memiliki cukup dana untuk memulai berwirausaha. Produksi kreatif mahasiswa dalam memanfaatkan limbah ini juga sebagai solusi untuk menerapkan kehidupan ramah lingkungan dan mengajarkan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan apa saja sebagai modal berinovasi guna menciptakan jiwa kreatif dalam berwirausaha (Gunawan & Gugun, 2007).

Dari hasil kegiatan ini telah dihasilkan produk vas berbahan baku limbah SIM card dengan

beragam keunikannya. Perancangan telah dilakukan dengan tidak mengalami kesulitan yang berarti. Produk yang telah dirancang dievaluasi kualitasnya agar dapat diminati masyarakat pada saat dipasarkan.

Strategi yang telah dilakukan dan diterapkan pada usaha pemasaran vas limbah sebagai

berikut: Proses promosi sudah dilakukan secara online atau offline. Pemasaran awal adalah

melalui informasi antar mahasiswa, mengiklankan di website gratis yang sudah terkenal

atau jejaring sosial, menyebarkan brosur atau catalog produk di tempat-tempat ramai

seperti kampus dan jalanan umum yang banyak dilewati oleh masyarakat. Promosi juga

sudah dilakukan dengan mengikuti pameran workshop di Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara.

Dari kegiatan pemasaran, tim penulis banyak memperoleh masukan dari masyarakat, khususnya dalam masalah kualitas hasil pembuatan produk seperti kerapian, model, dan termasuk harga jual. Seluruh masukan tersebut menjadi referensi bagi tim untuk melakukan penyempurnaan produk agar dapat diminati masyarakat di masa mendatang.

PENUTUP

Kesimpulan yang dapat diambil dari pengembangan vas kartu sim ini adalah sebagai berikut: (1) Suatu kreativitas kerajinan tangan dapat dijadikan peluang usaha baru yang dapat memberikan keuntungan ekonomis; (2) Peluang produk vas berbahan baku kartu sim saat ini sangat besar karena belum ada masyarakat yang bergelut dalam bidang pembuatan dan penjualan produk seperti ini; (3) Kegiatan ini telah mampu melatih

(9)

© LPPI AQLI Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Vol. 1 No. 1 Hlm. 33-40

REFERENSI

Adiningsih, S. (2002). Regulasi dalam revitalisasi usaha kecil dan menengah. Retrieved May

10, 2018, from Universitas Islam Indonesia: https://lfip.org/english/pdf/bali-seminar/Regulasi%20dalam%20revitalisasi%20-%20sri%20adiningsih.pdf

Anonim. (2008). 80 persen sampah plastik jadi limbah. Retrieved May 10, 2018, from

Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan:

http://www.ampl.or.id/digilib/read/80-persen-sampah-plastik-jadi-limbah/31918

Assauri, S. (2011). Menejemen pemasaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Gunawan, & Gugun. (2007). Mengelola sampah jadi uang. Jakarta: Trans Media Pustaka.

Kuncoro, M. (2008). Tujuh tantangan UKM di tengah krisis global. Retrieved May 10, 2018,

from Saepudin Online: https://saepudinonline.wordpress.com/2012/07/03/tujuh-tantangan-ukm-di-tengah-krisis-global/

Kuswara, H. (2011). Mewujudkan entrepreneurial campus adalah keharusan. Retrieved

May 10, 2018, from Jurusan Adm Niagar:

https://jurusanadmniaga.wordpress.com/2011/05/26/mewujudkan-entrepreneurial-campus-di-perguruan-tinggi-adalah-sebuah-keharusan/

Mahalli, K. (2008). Kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Jurnal

Perencanaan & Pengembangan Wilayah, 3 (3), 127-135.

Saragih, R. (2013). Berwirausaha cerdas: Inspirasi bagi kaum muda. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Sulaeman, S. (2004). Pengembangan usaha kecil dan menengah dalam menghadapi pasar

regional dan global. Infokop, 20 (25), 113-120.

Supardi, J., & Dores, V. (2009). Rancang bangun collaborative system pemasaran hotel

secara on-line dengan pendekatan mediator based. Jurnal Sistem Informasi , 1 (2),

55-61.

Supriyanto. (2006). Pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) Sebagai salah

Gambar

Gambar 2. Keragaman motif
Tabel 1. Taksasi biaya, harga dan laba

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa nilai siswa tidak mencapai kriteria ketuntasa minimal (KKM), namun setelah menggunakan Mobile Learning Media bermuatan ethnoscience menunjukkan bahwa

a) kota Florencia pada zaman Romawi bernama Florentia itu secara geografis merupakan kota pedalaman Italia Utara yang sangar strategis, subur karena dibelah oleh Sungai Arno

Ibu pemulung yang memiliki anak 1-3 orang memiliki pengetahuan baik tentang infeksi saluran pernapasan akut dan mayoritas ibu pemulung yang mempunyai balita

Mereka mendesak raja baru tersebut agar beranggapan bahwa Surakarta dapat menjadi kerajaan Jawa yang lebih senior, dengan demikian meniadakan asas persamaan yang

memiliki keunggulan dalam kecepatan mengolah sampah, kebutuhan lahan yang jauh lebih kecil, yang memungkinkan untuk ditempatkan di dalam wilayah DKI, disamping itu proses

Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh atribut produk dan iklan televisi terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng Cabe Ijo adalah

tetapi jika saudara- saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau

Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines adalah yang pertama yaitu penurunan berat badan, ini dapat dilakukan dengan mengganti makanan