• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKEMA SERTIFIKASI PENGAWASAN K2 / K3 BIDANG KETENAGALISTRIKAN PT PLN (PERSERO) Disusun oleh Komite Skema Sertifikasi Bidang K2 / K3 Ketenagalistrikaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKEMA SERTIFIKASI PENGAWASAN K2 / K3 BIDANG KETENAGALISTRIKAN PT PLN (PERSERO) Disusun oleh Komite Skema Sertifikasi Bidang K2 / K3 Ketenagalistrikaan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

2018

Disahkan tanggal: Januari 2018

Oleh: Anton Suranto

__________________

Ketua Komite Skema

Nomor Dokumen : 01-SS-K2K3-2018

SKEMA SERTIFIKASI

PENGAWASAN K2 / K3

BIDANG KETENAGALISTRIKAN

PT PLN (PERSERO)

Disusun oleh Komite Skema Sertifikasi Bidang K2 / K3 Ketenagalistrikaan atas dasar permintaan PT PLN (Persero) untuk memelihara dan memastikan kompetensi tenaga teknik yang bertugas mengawasi kegiatan operasional ketenagalistrikan sesuai dengan tuntutan industri, tuntutan profesi serta tuntutan pasar / konsumen. Skema ini mengacu pada Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Ketenagakerjaan Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta dapat digunakan dalam sertifikasi bagi pengawas K2 / K3 kegiatan operasional ketenagalistrikan.

Disahkan Oleh: Wahyudi

(2)

LSP USER PLN 2018 2

SKEMA SERTIFIKASI PENGAWASAN K2/K3 BIDANG KETENAGALISTRIKAN PT PLN (PERSERO)

1. LATAR BELAKANG

1.1 Dalam rangka masyarakat ekonomi ASEAN pada Desember 2015 bahwa tenaga kerja

memerlukan rekognisi kompetensi melalui sertifikat kompetensi

1.2 Berdasarkan Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 Pasal 44 ayat 6 bahwa “setiap

tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi”

1.3 Tuntutan perseroan untuk memastikan tidak ada gap kompetensi antara kebutuhan

kompetensi jabatan dengan kompetensi pegawai melalui sertifikat kompetensi 2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI

2.1 Ruang lingkup : Kompetensi mengawasi pekerjaan Ketenagalistrikan dalam

hal K2 / K3

2.2 Lingkup penggunaan : Mensertifikasi pegawai yang bekerja pada bidang pengawas

kegiatan operasional ketenagalistrikan di lingkungan PT PLN (Persero)

3. TUJUAN SERTIFIKASI

3.1 Memastikan dan memelihara kompetensi tenaga teknik yang bertugas mengawasi

kegiatan operasional ketenagalistrikan sesuai dengan tuntutan perusahaan, tuntutan profesi serta tuntutan pasar/konsumen.

3.2 Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh LSP dan asesor.

4. ACUAN NORMATIF

4.1 Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

4.2 Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

4.3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem

Pelatihan Kerja Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik

4.4 Peraturan Permerintah Nomor 23 Tahun 2014 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan

(3)

LSP USER PLN 2018 3

4.5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Badan

Nasional Sertifikasi Profesi

4.6 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka

Kualifikasi Nasional Indonesia

4.7 Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Ketenagakerjaan Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

4.8 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional

4.9 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 2 Tahun 2016 tentang Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

4.10 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional

4.11 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Nomor Kep.83/LATTAS/III/2019 tentang Registrasi Standar Khusus Bidang Manajemen Risiko ; Pekerjaan di Ketinggian Tiang Pole / Latice, Konduktor dan Steel Wire ; K2 / K3 Ketenagalistrikan, serta Niaga dan Pelayanan Pelanggan PT PLN (Persero)

4.12 Surat Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Nomor 0070.K/GM-PUSDIKLAT/2020 tentang Penetapan Paket Skema Sertifikasi Unit Pelaksana Sertifikasi PT PLN (Persero)

5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI

5.1 Jenis Kemasan : Klaster

5.2 Nama Skema : Pengawasan K2/K3 Bidang Ketenagalistrikan PT PLN (Persero)

5.3 Rincian Unit Kompetensi :

Kode Unit Judul Unit

KTL.TKK.21.3.01.K1.18 Pengawas K2/K3 Bidang Ketenagalistrikan

KKK.00.02.012.01 Menerapkan Prinsip Kesehatan Kerja untuk

Mengendalikan Risiko K3

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI

(4)

LSP USER PLN 2018 4

6.2 Memiliki pengalaman minimal 6 bulan di bidang K2/K3 pekerjaan distribusi / transmisi /

pembangkit

6.3 Ditugaskan mengikuti uji kompetensi oleh perusahaan

6.4 Memiliki surat keterangan sehat dari dokter

7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT

7.1 Hak Pemohon

7.1.1 Mendapatkan informasi mengenai gambaran proses sertifikasi sesuai skema

sertifikasi

7.1.2 Keluhan dan banding kepada LSP USER PLN.

7.1.3 Mendapatkan informasi setiap perubahan persyaratan sertifikasi.

7.1.4 Mendapatkan penjelasan LSP USER PLN ketika memerlukan informasi

tambahan tentang program-program sertifikasi.

7.1.5 Pemegang sertifikat dapat menggunakan kemanfaatan sertifikat dalam dokumen,

brosur, atau iklan, misalnya dengan kalimat sebagai berikut : “bersertifikat kompetensi personel dari LSP USER PLN dengan nomor sertifikat yang terdaftar”.

7.2 Kewajiban Pemegang Sertifikat

7.2.1 Sertifikasi oleh LSP USER PLN tidak dapat menambah atau mengurangi

tanggungjawab pemegang sertifikat dalam menjalankan perundangan yang berlaku.

7.2.2 Pemegang sertifikat harus:

a. Mematuhi semua persyaratan sertifikasi dari LSP USER PLN.

b. Menyampaikankan dan menjamin bahwa semua informasi yang diberikan

kepada LSP USER PLN adalah yang terbaru.

c. Memberikan pelayanan kepada klien berdasarkan persyaratan LSP USER

PLN, aturan dan kriteria sertifikasi, Operasi serta menjaga kredibilitas aktivitas sertifikasi profesi.

d. Bertanggungjawab terhadap semua keluhan terkait sertifikat yang dimiliki.

e. Menjamin tidak menggunakan sertifikat kompetensi yang dimiliki untuk

(5)

LSP USER PLN 2018 5

7.2.3 Pemegang sertifikat harus memberikan pelayanan yang sesuai dan kerjasama

yang memungkinkan LSP USER PLN dapat memonitor kegiatan yang sesuai dengan standar, regulasi dan Pedoman LSP USER PLN yang mencakup:

a. Mengijinkan LSP USER PLN dan penguji untuk melakukan pengujian,

survailen, verifikasi terhadap aktivitas pemegang sertifikat.

b. Membantu LSP USER PLN atau personilnya dalam melakukan investigasi

dan penyelesaian keluhan pelanggan yang diajukan pihak ketiga tentang kegiatan pemegang sertifikat.

7.2.4 Jika diminta oleh LSP USER PLN, pemegang sertifikat harus memberikan

rekaman keluhan, sanggahan, dan perselisihan serta tindakan koreksinya. 8. BIAYA SERTIFIKASI

8.1 Biaya sertifikasi kompetensi bagi pegawai PLN menjadi beban perusahaan

8.2 Biaya sertifikasi kompetensi bagi pegawai outsorcing/pihak eksternal adalah :

Regional Jumlah Peserta Tarif *

Jawa Bali Maksimal 15 orang peserta Rp. 35.500.000,-

Indonesia Barat Maksimal 15 orang peserta Rp. 40.500.000,-

Indonesia Timur Maksimal 15 orang peserta Rp. 44.500.000,-

*) Tarif belum termasuk PPN 9. PROSES SERTIFIKASI

9.1 Persyaratan Pendaftaran

9.1.1 Unit Operasional/Perusahaan/Individu memahami proses asesmen yang

mencakup persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses asesmen, hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat

9.1.2 Unit Operasional/perusahaan/individu mengajukan permohonan uji kompetensi

dan daftar calon peserta uji kompetensi ke LSP USER PLN; calon peserta uji mengisi formulir permohonan sertifikasi kompetensi (FM.BST/01/01.00); dengan melampiri fotocopy ijazah pendidikan terakhir, fotocopy diklat terkait dengan bidang yang akan disertifikasi, fotocopy bukti pengalaman seperti surat penugasan terkait dengan bidang yang akan disertifikasi, melampirkan

curiculum vitae, melampirkan foto 3x4 5 lembar, serta mengisi formulir

(6)

LSP USER PLN 2018 6

9.1.3 Calon peserta uji mengisi formulir aplikasi asesmen mandiri (FM.BST/01/08.00)

9.1.4 Unit operasional/Perusahaan/Individu mengirimkan formulir permohonan

sertifikasi kompetensi (FM.BST/01/01.00) dan formulir aplikasi asesmen mandiri (FM.BST/01/08.00) yang telah diisi calon peserta uji beserta bukti-bukti pendukungnya, serta formulir pernyataan memegang kode etik profesi (FM.BST/01/02.00)

9.2 Proses Asesmen

9.2.1 Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan

persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas

9.2.2 Bukti yang merupakan lampiran formulir permohonan sertifikasi kompetensi

(FM.BST/01/01.00) dan formulir aplikasi asesmen mandiri (FM.BST/01/08.00) diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah mememuhi aturan bukti (V,A,T,M), serta formulir pernyataan memegang kode etik profesi yang telah diisi oleh calon peserta uji (FM.BST/01/02.00)

9.2.3 Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti (V,A,T,M)

direkomendasikan kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut ke proses uji kompetensi

9.2.4 LSP USER PLN menyampaikan undangan tertulis mengikuti uji kompetensi

kepada calon peserta uji kompetensi yang telah memenuhi ketentuan pada point 9.2.2 dan memenuhi persyaratan pada point 9.2.3

9.2.5 Konfirmasi tertulis LSP USER PLN kepada unit pengirim meliputi daftar peserta

uji yang memenuhi persyaratan administrasi, waktu pelaksanaan uji kompetensi, tempat uji kompetensi, asesor yang akan menguji dan administrator yang melaksanakan administrasi uji kompetensi

9.3 Proses Uji Kompetensi

9.3.1 Proses sertifikasi dilaksanakan dengan tahapan proses konsultasi pra asesmen,

proses asesmen kompetensi dan proses rekomendasi hasil asesmen kompetensi

(7)

LSP USER PLN 2018 7

9.3.2 Proses uji kompetensi dilakukan untuk menilai kompetensi peserta yang sesuai

dengan persyaratan pada point 6, melalui metode uji tulis, uji lisan dan uji observasi

9.3.3 Bukti yang dikumpulkan melalui uji kompetensi, diperiksa dan dievaluasi untuk

memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti (V,A,T,M)

9.3.4 Hasil proses asesmen kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti (V,A,T,M)

direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti (V,A,T,M) direkomendasikan “Belum Kompeten”

9.3.5 Asesmen kompetensi dilakukan oleh tim asesor kompetensi (minimal 2 orang)

yang ditugaskan oleh LSP USER PLN melalui surat penugasan

9.4 Keputusan Sertifikasi

9.4.1 LSP USER PLN menetapkan keputusan sertifikasi asesi berdasarkan informasi

dan bukti selama proses sertifikasi. Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak boleh berperan serta dalam pelaksanaan asesmen kompetensi calon, yaitu komite teknis

9.4.2 Rekomendasi hasil uji kompetensi dari tim asesor kompetensi yang disampaikan

kepada LSP USER PLN, selanjutnya divalidasi oleh komite teknis LSP USER PLN

9.4.3 Hasil pembahasan komite teknis dituangkan dalam berita acara keputusan hasil

uji kompetensi, untuk selanjutnya disampaikan kepada kepala LSP USER PLN untuk ditetapkan

9.4.4 Kepala LSP USER PLN mengeluarkan persetujuan penerbitan sertifikat yang

berlaku dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun setelah tanggal penerbitannya, dan setelah itu dapat diperpanjang kembali.

9.5 Pembekuan dan Pencabutan sertifikat

9.5.1 Pembekuan dan pencabutan sertifikat jika :

a. Pelanggaran terhadap kode etik pemegang sertifikat

b. Gagal memenuhi persyaratan sertifikasi

c. Pemegang sertifikat mengalami kecelakaan kerja yang berdampak pada

(8)

LSP USER PLN 2018 8

d. Gagal memenuhi persyaratan administrasi

e. Jika sertifikat akan dibekukan dan dicabut, maka LSP USER PLN akan

memberitahukan dan memberikan alasan pembekuan sertifikat

9.5.2 Pemegang sertifikat tidak diperkenankan melakukan promosi terkait dengan

sertifikat yang dibekukan atau dicabut.

9.5.3 Pemegang sertifikat kompetensi tidak diperkenankan menggunakan sertifikatnya

sebagai bahan rujukan untuk kegiatannya setelah pencabutan sertifikat

9.6 Pemeliharaan Sertifikasi

9.6.1 Pelaksanaan survailen oleh LSP USER PLN dimaksud untuk memastikan

terpeliharanya kompetensi kerja pemegang sertifikat

9.6.2 Survailen dilakukan setiap 6 (enam) bulan sebelum habis masa berlaku sertifikat

9.6.3 Survailen dilakukan bersama dengan pemberitahuan perpanjangan sertifikat

kompetensi

9.6.4 Bagi pemegang sertifikat yang ingin melakukan permohonan perluasan atau

pengurangan ruang lingkup sertifikasi, maka harus mengikuti permohonan asesmen seperti pada point 9.1

9.7 Proses Sertifikasi Ulang

9.7.1 Pemegang sertifikat wajib mengajukan permohonnan sertifikasi ulang untuk

memperpanjang masa berlaku sertifkat kompetensi yang dimilikinya minimal 6 bulan sebelum berakhirnya masa berlaku sertifikat

9.7.2 Persyaratan permohonan sertifikasi ulang untuk memperpanjang masa berlaku

sertifikat sebagai berikut :

a. Mengajukan permohonan sertifikasi ulang dengan melampirkan dokumen

portofolio kompetensi yang bisa membuktikan masih aktif dibidangnya minimal 3 (tiga) tahun terakhir, seperti Log book/ log sheet / worksheet / laporan hasil kerja pemegang sertifikat

b. Asesmen kompetensi untuk sertifikasi ulang dilakukan dengan metode cek

verifikasi bukti portofolio

c. Pemegang sertifikat harus mengikuti asesmen penuh jika terjadi perubahan

(9)

LSP USER PLN 2018 9

9.8 Penggunaan Sertifikat

9.8.1 Penggunaan sertifikat kompetensi batubara harus sesuai dengan kode etik yang

telah ditandatangani oleh pemegang sertifikat, yang meliputi :

a. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi yang diikuti;

b. Sertifikasi hanya berkenaan dengan ruang lingkup sertifikasi yang diberikan

sehingga melakukan pekerjaan sesuai kompetensi;

c. Bersedia tidak bekerja pada ruang lingkup sertifikasi jika mendapatkan 3

(tiga) kali pernyataan tidak puas dari pengguna jasa, dan sanggup dicabut hak-haknya yang berhubungan dengan kepemilikan sertifikat kompetensi yang masih berlaku;

d. Bertindak dengan cara yang dapat dipercaya dan tidak terpengaruh oleh

hambatan keuangan dan hal lain yang tidak sepatutnya;

e. Tidak memberikan informasi yang bersifat rahasia kepada pihak lain tanpa

seizin pengguna jasa;

f. Tidak menggunakan sertifikat sedemikian rupa sehingga dapat merugikan

pengguna jasa dan LSP dan tidak memberikan pernyataan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah;

g. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan

sertifikasi setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan sertifikat kepada LSP;

h. Tidak bertindak dengan cara apapun yang merugikan reputasi atau

kepentingan pengguna jasa dan LSP.

9.9 Banding

9.9.1 LSP USER PLN memperhatikan, merekam, menindaklanjuti dan menangani

semua keluhan, perselisihan, dan keberatan yang disampaikan secara tertulis dalam kegiatan sertifikasi

9.9.2 Pemegang sertifikat dapat mengajukan banding secara tertulis yang

menyanggah keputusan LSP USER PLN tidak lebih dari 7 (tujuh) hari dari tanggal keputusan yang dibuat LSP USER PLN

(10)

LSP USER PLN 2018 10

9.9.3 Apabila dokumen banding sudah sesuai dengan prosedur maka LSP USER PLN

akan memproses tidak lebih dari 14 (empat belas) setelah dokumen banding diterima.

9.9.4 LSP USER PLN akan melakukan evaluasi dokumen banding, penelusuran

banding, serta memutuskan tindakan untuk menanggapi banding denngan memastikan perbaikan yang tepat dan tindakan perbaikan sehingga semua banding dapat ditangani secara konstruktir, tidak berpihak dan tepat waktu.

(11)

LSP USER PLN 2018 11

PENGESAHAN

DOKUMEN SKEMA SERTIFIKASI

Jakarta, Januari 2018

Komite Skema

Pengawas K2/K3 Bidang Ketenagalistrikan PT PLN (Persero)

No. Nama Wakil Unsur Jabatan Tandatangan

1 Anton Suranto Ahli Ketua

2 Sumardiono Stakeholder Utama Anggota 3 Baskoro Fajar Nugroho LSP USER PLN Anggota

Referensi

Dokumen terkait

Kemasan yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 183 tahun 2016

Kemasan yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2018

Kemasan yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia

Kemasan yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 149 Tahun 2020

Kemasan yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Khusus berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan

Kemasan yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia berdasarkan: Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor : 401 Tahun

Skema ini mengacu pada Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 223 Tahun 2016 tentang Penetapan Jenjang Kualifikasi Nasional Indonesia bidang

Kemasan yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia berdasarkan : Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 333 Tahun 2020