• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL PERSONAL BRANDING FASHION INFLUENCER DI INSTAGRAM. (Strategi Pembentukan Personal Branding di Instagram dan Persepsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL PERSONAL BRANDING FASHION INFLUENCER DI INSTAGRAM. (Strategi Pembentukan Personal Branding di Instagram dan Persepsi"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

PERSONAL BRANDING FASHION INFLUENCER DI INSTAGRAM

(Strategi Pembentukan Personal Branding di Instagram dan Persepsi Followers terhadap Akun @dianarikasari)

Oleh:

Lanovia Rilahayu Putri D0213053

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

2

PERSONAL BRANDING FASHION INFLUENCER DI INSTAGRAM

(Strategi Pembentukan Personal Branding di Instagram dan Persepsi Followers terhadap Akun @dianarikasari)

Lanovia Rilahayu Putri Likha Sari Anggreni

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

There are many ways and media that can be chosen by individual to create personal brand. Through the vast changing of technology era, individual can create personal brand through social media. One of the social media that can be used to create personal brand is Instagram. With this social media, influencer @dianarikasari managed to build her personal brand asa fashion influencer through uploading photos and videos of hers.

The purpose of this study is to find out how the personal brand built by @dianarikasari and how her followers see her through Instagram account. The theory used in this research is the three dimensions of personal brand by McNally & Speak. The research method is quantitative, which coding sheet and questionnaire used as data collecting tools.

The conclusion of this research is Diana Rikasari is known as fashion influencer, where the style of dress which has unique characteristic, colorful and playful, can be a source of inspiration and dress trend especially for its followers. Research found that she has strong personal branding in competence, style, and standart aspects. The most powerful personal branding is found in the style aspects.

(3)

3

Keyword: Fashion, influencer, Instagram, personal brand, followers perception, Diana Rikasari

Pendahuluan

Perkembangan internet sebagai new media (the second media age) menandai periode baru dimana teknologi interaktif dan komunikatif jaringan khususnya dunia maya akan mengubah masyarakat ( Littlejohn & Foss, 2014, hal. 405). Beragam akses terhadap informasi dan hiburan dari berbagai penjuru dunia dapat dicari melalui internet. Tak heran, jumlah penguna internet kian meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2019, pengguna internet Indonesia mengalami pertumbuhan sebanyak 8,9 % pada 2019 dibandingkan tahun sebelumnya (APJII, 2020).

Tujuan awal dari media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, LinkedIn, dan lain – lain adalah menambah jaringan pertemanan maya. Seiring dengan perkembangan waktu, pemanfaatan media sosial tidak hanya sekedar menambah teman atau followers saja. Banyak individu berpengaruh seperti tokoh politik, selebritis, atau saat ini yang populer dikenal dengan sebutan influencer, memanfaatkan media sosial yang ia miliki sebagai sarana untuk aktualisasi diri sekaligus pembentukan personal brand yang ingin ditampilkan ke pengikut akunnya dan khalayak luas.

Media sosial Instagram menjadi populer beberapa tahun ini karena karakteristiknya, yaitu menonjolkan kekuatan visual berupa foto dan video disertai caption. Beberapa orang berpengaruh atau influencer yang memanfaatkan Instagram diantaranya adalah para fashion influencer. Para fashion influencer ini banyak yang sebelumnya telah menggunakan blog dan menjadi seorang fashion influencer. Salah satu fashion influencer yang paling berpengaruh di Indonesia adalah Diana Rikasari.

Diana Rikasari sebelumnya dikenal aktif di blog-nya www.dianarikasari.blogspot.com. Ia memulai aktivitas blogging sejak tahun 2007. Ia dikenal sebagai fashion influencer yang memiliki gaya unik. Pemilihan warna –

(4)

4

warna cerah dan terkesan ceria menjadi ciri khasnya. Selain aktif di blog hingga sekarang, Diana, sapaannya, memiliki akun Instagram pribadi yaitu @dianarikasari. Pada akun @dianarikasari, Diana juga aktif mengunggah foto dan video mengenai fashion dan kegiatannya sehari – hari.

Personal brand merupakan suatu proses ketika orang menggunakan dirinya atau karirnya sebagai merek (brand). Personal brand dianggap penting karena digunakan oleh tokoh – tokoh berpengaruh sebagai sarana untuk mencapai dukungan, menambah jumlah pengikut, atau hanya sekedar agar diterima di lingkungan masyarakat. Selain media cetak dan televisi, media sosial saat ini juga digunakan untuk menjual personal brand, tak terkecuali Instagram.

Adanya fenomena kepopuleran Instagram dan penggunaan media sosial sebagai sarana branding inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengangkat tema tersebut menjadi sebuah penelitian yang berjudul “Personal Branding Fashion Influencer Di Instagram (Strategi Pembentukan Personal Branding di Instagram dan Persepsi Followers terhadap akun @dianarikasari)”.

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah personal branding yang dibangun Diana Rikasari melalui akun @dianarikasari?

2. Bagaimanakah persepsi followers terhadap personal branding yang dibangun melalui akun @dianarikasari?

Tinjauan Pustaka a) Media Sosial

Media sosial merupakan wadah untuk berekspresi diri di internet, berinteraksi antar pengguna, berbagi informasi dan membentuk hubungan sosial secara virtual. Software dan media sosial adalah alat untuk meningkatkan kemampuan dari pengguna itu sendiri untuk bekerja sama, berbagi diantara pengguna lainnya dan melakukan tindakan sendiri yang semuanya berada di luar kerangka organisasi maupun instusional (Nasrullah, 2015, hal. 11).

(5)

5

Neti (2011, hal. 3) menyatakan bahwa, media sosial merupakan alat yang murah yang digunakan untuk menggabungkan teknologi dan interaksi sosial dengan penggunaan kata-kata. Neti menyebutkan 2 manfaat media sosial, yaitu pengurangan biaya dengan mengurangi waktu staf dan peningkatan probabilitas generasi pendapatan..

b) Personal branding

Merek atau brand yang melekat pada individu dikenal dengan personal brand. Personal branding adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menjabarkan dirinya ke orang lain dan bagaimana orang lain menjabarkan diri kita. Personal branding adalah sebuah seni dalam menarik dan memelihara banyak klien dengan cara membentuk persepsi publik secara aktif. Ada tiga dimensi utama pembentuk personal branding (McNally & Speak, 2004, hal. 49), yaitu :

 Kompetensi atau Kemampuan Individu

Untuk membangun reputasi atau personal branding, kita harus memiliki suatu kemampuan khusus atau kompetensi dalam satu bidang tertentu yang dikuasai. Hal tersebut mencerminkan nilai-nilai, kepribadian, keahlian dan kualitas yang membuat seseorang berbeda dengan yang lainnya.

 Gaya

Gaya merupakan bagian yang menjadikan diri individu unik di dalam benak orang lain. Gaya adalah cara individu berhubungan dengan orang lain.

 Standar

Standar akan menetapkan dan memberikan makna terhadap kekuatan personal branding. Namun kuncinya adalah individu tersebut yang menetapkan standar.

Jadi dengan menggabungkan ketiga faktor tersebut, yaitu kompetensi, gaya dan standar, kita dapat mulai terus membangun dan mengembangkan reputasi dalam bidang khusus yang di pilih dan ditekuni karena proses membangun reputasi adalah proses seumur hidup. Sedangkan tiga aspek yang menentukan kekuatan sebuah personal branding menurut McNally & Speak (2004, hal. 23) yaitu:

(6)

6

a. Kekhasan : Nilai hidup yang membedakan individu satu dengan individu lain, ketika orang mengamati tindakan kita mereka akan membuat penilaian mengapa kita melakukan hal tersebut. Penilaian ini kemudian menjadi persepsi mengenai diri kita yang tertanam dalam benak mereka. Semakin khas tindakan yang dilihat maka semakin tegas pula brand kita bagi mereka.

b. Relevansi: Relevansi tersebut akan dimulai ketika seseorang percaya bahwa kita memahami dan memperhatikan apa yang dianggap penting. Personal brand akan menjadi semakin kuat setiap kali individu memperlihatkan bahwa apa yang dianggap penting bagi individu lain juga merupakan hal yang penting bagi kita.

c. Konsistensi : Maksud dari konsistensi ini adalah melakukan hal-hal yang khas dan relevan, kemudian melakukannya lagi, lagi, dan lagi. Perilaku yang konsisten akan menegaskan brand seorang individu secara lebih jelas dan lebih ringkas dibanding dengan keahlian yang paling terlatih dan paling banyak dipraktekkan sekalipun.

c) Influencer di Media Sosial

Influencer berasal dari kata bahasa Inggris „influence‟ yang berarti „berpengaruh‟. Istilah influencer dapat berarti „seseorang yang berpengaruh‟. Di platform media sosial populer seperti Facebook, Twitter, maupun Instagram, banyak pengguna yang sering mengikuti akun media sosial populer. Akun tersebut disebut sebagai social media influencers (Nandagiri & Philip, 2018).

Survey dari IndaHash Labs pada tahun 2017 menunjukkan bahwa para influencer 93% menggunakan Instagram setiap hari, 69% secara aktif mengunggah di Snapchat, dan 56% berbagi konten Instagram di profil Facebook mereka (indaHash Labs, 2017, hal. 26). Dalam penelitian ini, influencer yang dimaksud adalah fashion influencer, yaitu seorang public figure yang menampilkan gaya berbusananya dengan tujuan untuk menambah referensi atau menginspirasi khalayaknya

(7)

7 Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian, tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis (Kriyantono, 2010, hal. 55).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis isi dan survei. Analisis isi adalah metode riset yang dikembangkan secara khusus menyelidiki setiap permasalahan tentang isi komunikasi berdasarkan inferensi – inferensi yang ada (Aan, 2013, hal. 34). Sedangkan metode survei adalah metode riset yang menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu (Kriyantono, 2010, hal. 59).

Penelitian dilakukan melalui akun Instagram @dianarikasari. Populasi dari penelitian ini ialah kiriman yang ada pada akun Instagram Diana Rikasari periode 1 Januari – 28 Februari 2017 sebanyak 143 kiriman baik berupa foto maupun video. Dari 143 jumlah total populasi, diambil sampel diambil sebanyak 140 kiriman dan followers akun @dianarikasari.

Pada kuisioner teknik sampling yang digunakan yaitu nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 249.000 followers. Ukuran sampel yang dibutuhkan dihitung berdasarkan rumus Slovin dengan presentase kelonggaran yang digunakan adalah 10%. Maka jumlah sampel penelitiannya adalah sebagai berikut:

= 99,96

Untuk pengambilan data dan kemudahan, peneliti membulatkan jumlah responden menjadi 100 orang.

(8)

8

Instrumen pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah coding sheet dan kuisioner. Dalam penelitian ini bagian yang diteliti dengan coding sheet adalah foto, klip video, kata atau kalimat caption, jumlah likes dan tayangan, dan penggunaan hashtag. Guna mengetahui personal branding dan personal branding yang paling dominan ditampilkan, ada tiga ukuran yang digunakan peneliti. Ukuran tersebut diturunkan dari tiga konsep pembentukan personal branding menurut McNally & Speak.

Kuesioner yang dibuat oleh peneliti adalah online self administered questionnaire atau kuesioner yang diisi sendiri oleh responden secara online. Online self administered questionnaire dipilih guna memudahkan peneliti untuk mendapatkan sampel yang berada di wilayah yang berbeda dengan peneliti. Kuesioner akan dibuat dengan menggunakan aplikasi Google Form dimana hasil dari setiap kuesioner akan langsung masuk ke akun Google Drive dan email peneliti.

Uji validitas kuisioner diperoleh dari indikator personal branding yang kemudian diujikan kepada 42 responden dalam bentuk butir – butir pertanyaan. Pengambilan keputusan uji menggunakan r tabel. Apabila r hitung > r tabel maka pertanyaan valid, sedangkan apabila r hitung < r tabel maka pertanyaan tidak valid. Nilai r tabel = df = N-2 = 42-2 = 40 = 0.3044. Hasilnya diperoleh 36 butir pertanyaan yang valid, dengan rincian 12 pertanyaan untuk variabel kompetensi, 14 pertanyaan untuk variabel gaya, dan 10 pertanyaan untuk variabel standar.

Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan intercoder reliability atau reliabilitas antar-coder, dimana peneliti dibantu oleh orang lain yang ditunjuk sebagai pembanding, guna mengukur ketepatan penilaian dari peneliti terhadap bentuk – bentuk kategori dari personal branding, dengan menggunakan formula dari Holsti. Kemudian, hasilnya akan peneliti tampilkan masing – masing kategori dalam bentuk tabel laporan. Sedangkan untuk uji reliabilitas kuisioner, metode yang digunakan adalah metode Alpha Cronbach (α) menggunakan bantuan program SPSS versi 17. Hasil uji menunjukkan item-item tersebut reliabel atau konsisten dalam mengukur variabel kompetensi, variabel gaya, dan variabel standar.

(9)

9 Sajian dan Analisis Data

a. Personal Branding Diana Rikasari melalui Instagram

Terdapat rata – rata 1 hingga 5 kiriman baik berupa foto maupun klip video dalam sekali unggahan, dengan waktu mengunggah yang tidak teratur dan tidak ada hari khusus dimana ia mengunggah lebih banyak. Terdapat 120 kiriman berbentuk foto dan sebanyak 20 kiriman berbentuk klip video. Akun @schmileymo menjadi akun yang paling banyak disebutkan pada kiriman, yaitu terdapat sebanyak 34 kali mention, 23 kali tag, dan 27 kali hashtag. Kiriman yang paling banyak disukai (likes) dan paling sering dilihat adalah kiriman bertema ootd. Ciri khas pada kiriman @dianarikasari adalah penggunaan warna – warna cerah dan editing stiker. Komentar yang paling banyak menunjukkan respon positif, seperti bernada dukungan, pujian, dan ketertarikan pada kiriman.

Tabel 1

Personal Branding pada Konten Instagram

Dimensi Frekuensi

Kompetensi 128 kiriman

Gaya 129 kiriman

Standar 129 kiriman

 Dimensi Kompetensi

Indikator dimensi ini meliputi kemampuan dan prestasi. Sebanyak 103 kiriman termasuk ke dalam kategori kompetensi dan 25 kiriman termasuk dalam kategori prestasi. Dari 103 kiriman yang menunjukkan kompetensi, terdapat 52 kiriman yang menunjukkan perannya sebagai fashion influencer. Terdapat 128 kiriman dari 140 kiriman yang menunjukkan dimensi

(10)

10

kompetensi, artinya dimensi kompetensi yang ditampilkan pada akun @dianarikasari kuat. Kompetensi yang terkuat adalah Diana Rikasari sebagai fashion influencer.

 Dimensi Gaya

Indikator dimensi ini meliputi ootd khas, fashion item, keseharian Diana, dan interaksi dengan followers pada kiriman. Sebanyak 36 kiriman termasuk ke dalam kategori OOTD khas, sebanyak 34 kiriman, sebanyak 59 kiriman atau termasuk ke dalam kategori daily atau keseharian. Terdapat 129 kiriman dari 140 kiriman yang menunjukkan dimensi gaya, artinya dimensi gaya yang ditampilkan pada akun @dianarikasari kuat. Gaya yang paling sering ditampilkan Diana adalah ootd dengan fashion item yang colorful dan playful, penggunaan warna pelangi, dan pom – pom. Namun, Diana kurang sering berinteraksi dengan para followers-nya.

 Dimensi Standar

Indikator dimensi ini meliputi konsitensi dan wearable. Sebanyak 63 kiriman termasuk ke dalam kategori konsisten dan 66 kiriman termasuk ke dalam kategori wearable. Terdapat 128 kiriman dari 140 kiriman yang menunjukkan dimensi standar, artinya dimensi standar yang ditampilkan pada akun @dianarikasari kuat. Konsistensi Diana dalam mengunggah foto dan klip video adalah dan menggunakan background warna cerah, terdapat lebih dari dua warna dan motif, penggunaan stiker, dan gaya busana yang selalu colorful and playful.

b. Persepsi Followers @dianarikasari

Karakteristik responden dalam penelitian ini mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 93%; rata – rata berusia 20 – 35 tahun sebanyak 86%; telah mengikuti akun @dianarikasari selama lebih dari setahun sebanyak 51%; intesitas mengakses akun @dianarikasari yaitu kadang – kadang sebanyak 51 responden; kadang – kadang memberikan like sebanyak 40%, dan sebagian menyatakan tidak setuju (54%) lebih sering membuka/mengakses akun @dianarikasari dibanding akun influencer lain.

(11)

11

Hasil dari pertanyaan pembuka mengenai persepsi responden tentang profil Diana Rikasari, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengenal sosoknya sebagai seorang fashion influencer. Responden juga mengenalnya sebagai pengusaha dan penulis. Dari pertanyaan tersebut ditemukan pula bahwa Diana Rikasari juga dikenal sebagai blogger, seorang istri, seorang ibu, content creator, dan inspiring woman.

Berdasarkan 12 pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui persepsi mengenai kemampuan dan prestasi @dianarikasari yang ditampilkan di Instagram, nilai-nilai tersebut kemudian diklasifikasikan sebagai berikut. Langkah pertama yang dilakukan untuk menentukan klasifikasi adalah dengan mencari besarnya range (jarak pengukuran).

dimana range adalah Nilai Tertinggi – Nilai Terendah

Hasil interval adalah 9

Tabel 2

Total Nilai Variabel Kompetensi

No Kategori Total Nilai Jumlah Persentase (%) 1 Sangat Kuat 40 - 48 41 41 2 Kuat 31 - 39 54 54 3 Lemah 22 - 30 5 5 4 Sangat Lemah 13 – 21 0 0 Total 100 100

Sumber : data primer yang diolah (pertanyaan no. 1 – 12)

Secara keseluruhan dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi yang ditampilkan dalam akun @dianarikasari dalam kategori kuat, yaitu sebanyak

(12)

12

54 responden dari total 100 responden. Hal ini menunjukkan bahwa konten dalam akun Instagram dapat membentuk persepi bahwa Diana Rikasari adalah sosok yang sangat berkompeten dalam bidang yang dikuasainya, dibuktikan dengan kemampuannya yang mampu diakui followers-nya dan prestasi yang didapatkannya. Dari kompetensi tersebut, yang paling menonjol adalah kemampuannya sebagai fashion influencer. Hal ini sesuai dengan isi akun Instagram @dianarikasari yang memang sebagian besar membahas mengenai fashion. Dengan demikian, personal branding yang dibangun pada akun @dianarikasari dalam hal kompetensi dikatakan kuat.

Berdasarkan 14 pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui persepsi mengenai penampilan dan interaksi @dianarikasari yang ditampilkan di Instagram, nilai-nilai tersebut kemudian diklasifikasikan sebagai berikut. Langkah pertama yang dilakukan untuk menentukan klasifikasi adalah dengan mencari besarnya range (jarak pengukuran).

dimana range adalah Nilai Tertinggi – Nilai Terendah

Hasil interval adalah 10.5 dibulatkan menjadi 11

Tabel 3

Total Nilai Variabel Gaya

No Kategori Total Nilai Jumlah Persentase (%) 1 Sangat Kuat 46 - 56 78 78 2 Kuat 35 - 45 20 20 3 Lemah 24 - 34 2 2 4 Sangat Lemah 13 – 23 0 0 Total 100 100

(13)

13

Secara keseluruhan dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya yang ditampilkan dalam akun @dianarikasari dalam kategori sangat kuat, yaitu sebanyak 78 responden dari total 100 responden. Followers mempersepsikan Diana Rikasari sebagai seseorang dengan gaya berbusana yang memberikan kesan colorful dan playful, memiliki ciri khas unik, dan berbeda dengan fashion influencer lainnya. Followers juga setuju bahwa @dianarikasari juga berinteraksi melalui caption dan kesehariannya menginspirasi. Dari gaya tersebut, yang paling menonjol adalah penampilannya ketika berfoto OOTD dan fashion item yang colorful and playful. Hal ini sesuai dengan isi akun Instagram @dianarikasari yang sebagian menampilkan tentang gaya berbusana-nya. Dengan demikian, personal branding yang dibangun pada akun @dianarikasari dalam hal gaya dikatakan sangat kuat.

Berdasarkan 10 pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui persepsi mengenai konsistensi dan relevansi @dianarikasari yang ditampilkan di Instagram, nilai-nilai tersebut kemudian diklasifikasikan sebagai berikut. Langkah pertama yang dilakukan untuk menentukan klasifikasi adalah dengan mencari besarnya range (jarak pengukuran).

dimana range adalah Nilai Tertinggi – Nilai Terendah

Hasil interval adalah 7,5 dibulatkan menjadi 8

Tabel 4

Total Nilai Variabel Standar

No Kategori Total Nilai Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Kuat 33-40 54 54

(14)

14

3 Lemah 17-24 1 1

4 Sangat Lemah 9-16 0 0

Total 100 100

Sumber : data primer yang diolah (pertanyaan no. 27 – 36)

Secara keseluruhan dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa standar yang ditampilkan dalam akun @dianarikasari dalam kategori sangat kuat, yaitu sebanyak 54 responden dari total 100 responden. Hal ini menunjukkan bahwa konten dalam akun Instagram @dianarikasari memiliki standar, yaitu konsistensi dalam setiap unggahannya dan relevansinya dengan followers. Dari standar tersebut, yang paling menonjol adalah konsistensinya mengunggah konten yang didominasi warna-warna cerah serta penggunaan emoticon pada caption. Hal ini sesuai dengan akun Instagram @dianarikasari yang berisi konten yang berhubungan dengan fashion style-nya, yaitu berwarna – warni. Dengan demikian, personal branding yang dibangun pada akun @dianarikasari dalam hal standar dikatakan sangat kuat.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah disajikan pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa poin kesimpulan. Adapun poin-poin

kesimpulan tersebut sebagai berikut:

1. Personal branding Diana Rikasari di Instagram tercermin pada akun @dianarikasari. Berdasarkan dimensi kompetensi, terdapat 128 kiriman dari 140 kiriman yang dianalisis menunjukkan kemampuan dan prestasinya. Indikator yang paling banyak menunjukkannya adalah kemampuannya sebagai fashion influencer. Berdasarkan dimensi gaya, terdapat 129 kiriman dari 140 kiriman yang dianalisis menunjukkan gayanya ketika ootd, fashion item koleksinya, dan kesehariannya bersama orang terdekat. Indikator yang paling banyak menunjukkannya adalah kesehariannya bersama orang terdekat, dengan tetap berciri khas colorful

(15)

15

dan playful dalam nuansa unggahannya. Berdasarkan dimensi standar, terdapat 128 kiriman dari 140 kiriman yang dianalisis menunjukkan konsistensinya dalam pemilihan warna nuansa unggahan dan pemilihan gaya busana yang bisa ditiru oleh khalayak. Indikator yang paling banyak menunjukkannya adalah konsistensi Diana dalam mengunggah foto dan klip video menggunakan background warna cerah, terdapat lebih dari dua warna dan motif, penggunaan stiker, dan gaya busana yang selalu colorful and playful. Diana Rikasari dikenal sebagai fashion influencer, dimana gaya berbusananya yang memiliki ciri khas unik, colorful dan playful, dapat menjadi sumber inspirasi dan tren berbusana terutama bagi para followers-nya. Selain sebagai fashion influencer, Diana yang kesehariannya juga berprofesi sebagai pengusaha juga sering menampilkan brand fashion miliknya pada akun Instagram pribadinya. Personal branding dan kredibilitas dirinya yang kuat, terutama dalam bidang fashion, telah membantu meningkatkan reputasi brand fashion miliknya sehingga lebih berkembang dan dikenal masyarakat luas.

2. Persepsi followers terhadap personal branding yang dibangun @dianarikasari adalah bahwa Diana Rikasari adalah seseorang yang memiliki kompetensi, gaya, dan standar yang kuat. Kompetensinya ditunjukkan pada kemampuannya sebagai fashion influence dan prestasinya sebagai fashion influnecer juga diakui oleh followers-nya. Gaya ditunjukkan dengan memiliki gaya ootd khas, yaitu gaya berbusana Diana memberikan kesan colorful dan playful, memiliki ciri khas unik, berbeda dengan fashion influencer lainnya, berusaha menampilkan kedekatannya dengan orang – orang disekitarnya dan kesehariannya menginspirasi. Diana Rikasari juga diangga memiliki standar konten yang nampak pada konsistensinya dalam mengunggah kiriman dengan nuansa colorful, penggunaan editing foto, dan sering mengunggah kegiatannya.

(16)

16

Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan dari penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa saran. Bagi influencer, penelitian ini dapat digunakan bagi influencer lainnya, tidak tebatas pada bidang fashion saja, tetapi juga pada bidang lainnya.

Bagi fashion influencer lainnya yang juga aktif di Instagram seperti @dianarikasari, dapat melakukan evaluasi mengenai personal brand yang akan atau telah dibentuk. Dimensi dan atribut yang terdapat dalam penelitian ini dapat menjadi acuan dalam melakukan evaluasi terhadap personal branding seseorang dan interaksinya terhadap followers. Diana Rikasari juga dapat melakukan evaluasi rutin serupa dengan dimensi dan atribut yang sama, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan reputasi dan engagement di media sosial baik lebih baik lagi.

Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan pokok bahasan yang sama, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memberikan variasi yang berbeda dalam penggunaan metodologi penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif sehingga hanya memberikan penggambaran mengenai personal branding seorang fashion influencer, dalam hal ini adalah @dianarikasari. Untuk itu pada penelitian selanjutnya, peneliti dapat menggunakan teknik analisis lain seperti analisis korelasi sehingga didapatkan luaran mengenai apakah ada korelasi antara personal branding influencer terhadap dampaknya pada followers. Selain itu, penelitian selanjutnya bisa mengambil subyek influencer di bidang lain, celebgram, endorser, atau mungkin tokoh berpengaruh di media sosial lainnya seperti di Twitter, Facebook, Youtube, sehingga dapat menghasilkan luaran yang lebih bervariasi.

Daftar Pustaka

Littlejohn, S., & Foss, K. (2014). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika. Aan, M. S. (2013). Metode Riset Kuantitatif Komunikasi. Yogyakarta: Pustaka

(17)

17

Abidin, C. (2016). Visibility labour: Engaging with Influencers‟ fashion brands and #OOTD advertorial campaigns. Media International Australia, 161(1), 86-100.

APJII. (2020). LAPORAN SURVEI INTERNET APJII. Jakarta: APJII. Asrori, M. (2011). Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Brown, N. (2014). How to Brand Your Personal Profile? California: CreateSpace Independent Publishing Platform.

Butar Butar, C. R., & Ali, D. S. (2018, Februari). Strategi Personal Branding Selebgram Non Selebriti. PRofesi Humas: Jurnal Ilmiah Ilmu Hubungan Masyarakat, 2(2), 86-101.

Clement, J. (2020, April 22). Statistics. Dipetik Mei 23, 2017, dari Statista.com: https://www.statista.com/statistics/253577/number-of-monthly-active-instagram-users/

Eriyanto. (2011). Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu – Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Glucksman, M. (2017). The Rise of Social Media Influencer Marketing on Lifestyle Branding : A Case Study of Lucie Fink. Elon Journal of Undergraduate Research in Communications, 8(2), 77-87.

Haroen, D. (2014). Personal Branding: Kunci Sukses Berkiprah Di Dunia Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hitsss.com. (2015). Dipetik Desember 29, 2016, dari Hitsss.com: https://www.hitsss.com/diana-rikasari-mode-sebagai-karya-seni-dan-buku-yang-menginspirasi/

Imawati, Solihah, & Shihab. (2016). Analisis Personal Branding Fahion Blogger Diana Rikasari. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 5(3), 25.

indaHash Labs. (2017). WOMEN ARE THE MEDIA : How influencers became publishers. Dublin: indaHash Labs.

Influence Asia. (2015). Dipetik November 10, 2016, dari Influence Asia.com: http://influence-asia.com/full-list-of-nominees

Iryani, A. D. (2013). Personal Branding Jokowi Dalam Media (Analisis Isi Kuantitatif Personal Branding Jokowi Dalam Harian Umum Solopos Periode Terbit Maret - Juli 2012). Universitas Muhammadiyah Surakarta, Komunikasi. Surakarta: Tidak diterbitkan.

Johnson, K. (2017, January). The Importance of Personal Branding in Social Media: Educating Students to Create and Manage their Personal Brand. International Journal of Education and Social Science, 4(1).

(18)

18

Kaplan, M., & Michael, H. (2010). “Users of the world, unite! The challenges and opportunities of social media". Bussiness Horizons (2010), 59-68.

Kompas.com. (2014). Tekno. Dipetik Maret 29, 2017, dari Kompas.com: http://tekno.kompas.com/read/2014/08/05/10100027/17.Fashion.Blogger. Keren.dari.Indonesia

Kriyantono, R. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Lievrouw, L. (2011). Alternative and Activist New Media (Digital Media and Society). Cambridge: Polity.

Mailanto, A. (2016). Techno. Diambil kembali dari Okezeone.com: http://techno.okezone.com/read/2016/01/14/207/1288332/pengguna-instagram-di-indonesia-terbanyak-mencapai-89

Marwick, A. E. (2013). Status Update: Celebrity, Publicity, and Branding in the Social Media Age. London: Yale University Press.

McNally, D., & Speak, K. (2004). Be Your Own Brand: Resep Jitu Meraih Personal Brand yang Unggul. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika. Montoya, P. (2009). The Personal Branding Phenomenon. USA: Personal

Branding Press.

Montoya, P., & Tim, V. (2009). THE BRAND CALLED YOU: Create a Personal Brand That Wins Attention and Grows Your Business. New York: McGraw-Hill.

Mulawarman, & Nurfitri, A. D. (2017). Perilaku Pengguna Media Sosial beserta Implikasinya Ditinjau dari Perspektif Psikologi Sosial Terapan. Buletin Psikologi, 25(1), 36 – 44. doi:DOI: 10.22146/buletinpsikologi.22759 Nancy, Y. (2019, Juli 26). Hard News. Dipetik Oktober 2020, dari Tirto.id:

https://tirto.id/pengguna-facebook-instagram-di-indonesia-terbanyak-ke-4-di-dunia-ee8n

Nandagiri, V., & Philip, L. (2018). The Impact of Influencers from Instagram and YouTube on Their Followers. International Journal of Multidisciplinary Research and Modern Education (IJMRME), 4(1), 61-65. Diambil kembali dari www.rdmodernresearch.org

Nasrullah, R. (2015). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Nasrullah, R. (2016). Teori dan Riset Media Siber (Cetakan kedua ed.). Jakarta: Kencana.

(19)

19

Praptiningsih, N. A., & Handayani, A. K. (2017). Pengaruh Media Online terhadap Perilaku Keseharian Masyarakat. Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi (hal. 811). Jakarta: Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia. Rachmawati, D., & Ali, D. S. (2018). Analisis Personal Branding Selebgram

Nonselebriti Akun Instagram @Lippielust. Warta ISKI, 01(01), 34-40. Rakhmat, J. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Safiera , A. (2019, Februari 20). Wolipop. Diambil kembali dari Detik.com:

https://wolipop.detik.com/fashion-news/d-4436588/cerita-diana-rikasari-blogger-yang-patung-lilinnya-dipamerkan-di-swiss

Scott, D. (2013). The New Rules of Marketing and PR. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Sisira, N. (2011, July). Social Media and Its Role Marketing. International Journal of Enterprise Computing and Bussiness System, 1(2), 3.

Socialbakers. (2019). Social Media Trends Report Q4 2019. online report. Dipetik Mei 30, 2020, dari https://www.socialbakers.com/web-

api/wp/study/social-media-trends-report-key-insights-you-need-to-know?studyId=24325

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.

Syaifuddin. (2013, Oktober - November). Microblogging Sebagai Pembentuk Personal Branding (Analisis Isi Microblogging Dalam Membentuk Personal Branding Akun Twitter Fahira Idris). JMA, 18(2), 122.

Taprial, V., & Kanwar, P. (2012). Understanding Social Media. London: Ventus Publishing ApS.

The Word of Mouth Marketing Association. (2015). Influencer Handbook. Chicago: painepublishing.com.

Trisilowaty, D. (2017, Maret). Eksistensi dan Identitas di Media Baru. Jurnal Komunikasi, XI(01), 86-92. Diambil kembali dari https://journal.trunojoyo.ac.id/komunikasi

Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV Andi Offset. We Are Social. (2020). Digital 2020 : Indonesia. New York: We Are Social Inc. Wincci, S., & Mohamad, W. (2015). Social Media Strategies for Personal

Branding – A Case Study of Malaysian Celebrities on Facebook. American Journal of Economics, 5(2), 236-242.

(20)

20

Zarella, D. (2010). The Social Media Marketing Book. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta Anggota IKAPI.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar emisi emsis gas buang yang dihasilkan dari bahan bakar cair (premium) dengan bahan bakar gas (LPG) dengan menggunakan

Wacana Calon Anggota Legislatif DPRD 2014 di lingkungan Surakarta merupakan jenis bahasa tulis sehingga teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Defining illness) AND positive serology Defining illness) AND positive serology Defining illness) AND positive serology Defining illness) AND positive serology (confirm test

Penyelesaian masalah pada pengabdian ini dilakukan dengan meningkatkan personal branding dengan cara perluasan promosi melalui media sosial Instagram, Facebook,

Perencanaan, Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk memperbaiki rencana dan kegiatan yang telah dilakukan. Langkah-langkah

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yaitu skripsi ini yang berjudul “Penggunaan Instagram

Teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu pengambilan sampel secara “Sampel Jenuh”dimana seluruh ibu yang mempunyai balita menderita pneumonia yang telah memenuhi

Mula-mula reaktor diisi dengan umpan ketika steady flow of feed (q) dimulai.. Then the outlet valve is opened. The second reactor originally contains 10 liters of an