METODE PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN BEKISTING SISTEM
PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN TAMANSARI URBANO
BEKASI
Wike Wedya Lastin ST., MT.,
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma
Wike@staff.gunadarma.ac.id
Abstrak - Kota Bekasi merupakan kota besar dengan jumlah penduduk yang banyak. Pertumbuhan penduduk di kota Bekasi cukuplah pesat. Pertumbuhan penduduk akan berdampak pada lahan hunian yang dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu solusi dalam menghadapi pertumbuhan penduduk yang terus berlanjut yaitu dengan membangun rumah susun atau apartment untuk meningkatkan kualiatas penghuninya. Maka dari itu salah satu tujuan dibangunnya apartmen tamansari urbano adalah untuk membantu pemerintah dalam memenuhi primer masyarakat berupa tempat tinggal atau hunian. Apartmen Tamansari Urbano berlokasi di JL. Pintu Air No.11 A, Marga Mulya, Bekasi. Owner pada proyek ini adalah PT. Patra Jasa. Konsultan Struktur pada proyek ini yaitu PT. Junaedi Masil Associate (JMA), Konsultan MEP pada proyek ini yaitu PT. MEKA Optima
Consultant, dan Kontraktor pada Proyek ini adalah PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung. Apartment Tamansari Urbano merupakan mpartment yang di desain elegan oleh arsitek internasional ADL Singapore. Jenis kontrak yang digunakan adalah Lump Sum Price dengan nilai kontrak sebesar Rp. 343.000.000.000,00. Proyek ini memiliki masa pelaksanaan selama 1382 hari kalender serta masa pemeliharaan selama 360 hari kalender. Apartment Tamansari Urbano Bekasi menggunakan bekisting sistem dalam pengerjaan struktur atas yang meliputi kolom dan pelat lantai. Metode pengerjaan bekisting sistem terbagi dua yaitu pemasangan dan pembongkaran
bekisting horizontal dan vertikal. Metode pelaksanaan yang dilakukan pada
Yasin Nanda Ariesta
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma
Yasin.nanda@yahoo.com.au
dan perancah, memasang gelagar dan suri-suri, memasang kepala kolom, memasang bodeman dan tembereng, setting horri beam, dan multiplex.
Kata Kunci: Struktur Atas, Metode Pelaksanaan, Bekisting Sistem
I. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi konstruksi di zaman ini sangat pesat, sehingga mendorong seluruh mahasiswa Teknik sipil untuk mempelajari berbagai macam teknologi konstruksi, baik yang digunakan dalam pembangunan infrastruktur yang ada di atas tanah maupun perairan. Dengan adanya peningkatan teknologi yang pesat ini, diperlukan juga tenaga kerja yang cerdas dan berkualitas agar dapat menghasilkan bangunan infrastruktur yang bagus dan berkualitas. Maka dari itu, mahasiswa yang merupakan calon sarjana Teknik Sipil haruslah menguasai keahlian yang mumpuni. Salah satu
cara agar mahasiswa dapat menguasai keahlian tersebut yaitu melalui kerja praktek atau praktik kerja lapangan.
Kerja praktek adalah penempatan mahasiswa pada suatu lingkungan pekerjaan yang sebenarnya merupakan suatu kesempatan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki di bangku perkuliahan, serta memberikan pengalaman visual dan pengenalan bagi mahasiswa tentang suatu kegiatan pembangunan fisik yang nyata di lapangan, agar mahasiswa mempunyai pengetahuan dan pemahaman atas masalah tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Proyek
manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan untuk
melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian atas sumber daya organisasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya yang telah ditentukan.
Manajemen proyek juga mengatur tentang batasan serta tugas dan wewenang masing-masing dari bagian yang terlibat dalam proyek. Adapaun ruang lingkup dan tahapan dalam pengerjaan suatu proyek gedung adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan.
2. Pekerjaan struktur.
3. Pekerjaan arsitektur, yang diikuti oleh pekerjaan ME dan pekerjaan luar bangunan.
4. Tahap finisihing.
B. Perencanaan Proyek
Perencanaan proyek merupakan bagian terpenting pada suatu proyek tersebut. Karena perencanaan proyek merupakan dasar dari segala aspek yang akan dibangun atau dibuat pada proyek tersebut. Perencanaan proyek dapat berupa struktur organisasi, desain proyek, teknis pekerjaan, lama waktu pengerjaan, rancangan dan perkiraan biaya dan lain-lain. Semua perencanaan ini dibuat agar proyek berjalan sesuai seperti apa yang di harapkan. Langkah-langkah produktif sangatlah diperlukan dalam perencanaan proyek dalam membantu kelancaran berjalannya sebuah proyek.
C. Pengendalian mutu proyek
Pengendalian mutu proyek diperlukan agar bangunan proyek tersebut memiliki kualitas yang baik. Pengendalian mutu ditinjau dari bahan-bahan dari material bangunan serta teknis pengerjaan yang disesuaikan dengan syarat yang terulis pada kontrak. Setiap mutu bahan harus melewati uji tes mutu agar bangunan
tersebut sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada kontrak.
Kegiatan pengawasan dilakukan untuk memperoleh mutu pekerjaan dan bahan material yang berkualitas sesuai dengan sistem pengujian dan persyaratan mutu yang telah disepakati, seperti berikut:
1. Mutu beton 2. Mutu Baja
D. Pengendalian Waktu Proyek
Pengendalian mutu proyek dilakukan dengan cara membuat penjadwalan dari masing-masing pekerjaan atau time schedule. Penjadwalan dari masing-masing pekerjaan memiliki urutan dan
waktu masing-masing yang
disesuaiakan dengan keadaan dan kondisi lapangan.
Waktu merupakan hal yang sangat penting bagi proyek. Karena apabila terdapat keterlambatan waktu akibat keterlambatan pekerjaan, maka biaya yang akan dikeluarkan oleh proyek tersebut lebih besar dari yang sudah direncanakan sebelumnya. Untuk itulah pengendalian mutu sangat diperlukan guna mencegah terjadinya hal-hal diluar perencanaan pada proyek.
III. DATA DAN PEMBAHSAN A. Bekisting Sistem
sistem sering juga disebut bekisting modern, dimana dalam pengerjaannya
memiliki keunggulan dibanding bekisting konvensional. Keunggulan dari bekisting sistem yaitu mudah dipasang dan dibongkar, ringan, dapat dipakai berulang kali, kualitas pengecoran baik dengan siklus pembongkaran yang cepat serta dapat dipakai pada pekerjaan konstruksi beton yang besar. Bekisting sistem merupakan bekisting yang digunakan pada Proyek Apartemen Tamansari Urbano. Adapun kekurangan dari bekisting sistem adalah mahal, sulit didapat serta membutuhkan keahlian dan peralatan yang cukup berat dalam pengangkutannya.
Gambar 1 Bekisting Sistem B. Pemasangan dan pembongkaran
bekisting horizontal
Adapun langakah-langkah dalam pemasangan bekisting horizontal adalah sebagai berikut :
Gambar 2 Tahapan pemasangan bekisting system
1. Memberi garis pinjaman pada garis as kolom sepanjang 1 meter.
2. Memasang base jack sesuai dengan ukuran modul yaitu dengan ukuran 125 cm dan 85 cm.
3. Memastikan dan mengukur kembali kelurusan antar base jack menggunakan benang.
Gambar 3 Pengecekan jarak antar base jack
4. Memasang perancah yang terdiri dari perancah horizontal, perancah vertikal, dan u-jack.
Gambar 4 Bagian-bagian perancah
5. Memasang gelagar dan suri-suri dimana posisi gelagar terletak di atas u-jack sebagai penyangga suri-suri.
Gambar 5 Pemasangan Gelagar
Gambar 6 Pemasangan suri-suri
6. Pada saat pemasangan suri-suri pastikan jumlah dan jarak sesuai dengan modul pada gambar lalu cek kembali kelurusan antar suri-suri
7. Kepala kolom dipasang satu persatu sisi dengan diperkuat tie root antar pertemuan sudut. Sebelum pemasangan bekisting kepala kolom, sebagian kecil sisi luar sambungan antar kolom dengan kepala kolom diberi spoon
Gambar 7 Pemasangan kepala kolom
8. Pemasangan bodeman. Gunakan tarikan benang di tepi sisi bodeman agar lurus
9. Memasang Tembereng, lalu gunakan tarikan benang di sisi tepi agar tembereng agar lurus
Gambar 8. Pemasangan Tembereng Dan Bodeman
10. Setting horrie beam. Memasang
horrie beam dilakukan dengan meletakan horrie beam diatas gelagar sesuai dengan ukuran yang telah di tetapkan.
Gambar 9 Pemasangan Horry Beam
11. Setting Multiplex. Memasang
multiplex diatas horrie beam yang disambung dengan bodeman. Lalu melakukan pengecekan jarak antar multiplex.
Gambar 10 Setting Multiplex
12. Setelah bekisting siap, maka proses selanjutnya adalah instalasi tulangan untuk pelat dan balok yang dilanjutkan dengan pengecoran balok dan pelat lantai
Setelah proses pengecoran selesai, maka tahap selanjutnya adalah menunggu beton segar tersebut
mengering. Setelah minimal umur beton sudah mencapai minimal 7 hari, maka bekisting tersebut boleh dibongkar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembongkaran bekisting adalah sebagai berikut :
1. Melepas kepala kolom
a. Untuk melepas kepala kolom minimal umur beton sudah mencapai 24 jam
b. Lepaskan tie root yang mengunci tiap sudut kepala kolom
c. Lepaskan kepala kolom dengan menyodok kepala kolom ke arah bawah dan lakukan satu per satu tiap kepala kolom
2. Melepas Bekisting pelat
a. Pastikan umur beton sudah mencapai 7 hari
b. Lakukan Pelepasan pada gelagar terlebih dahulu dilanjutkan dengen meleaps
horrible beam
c. Perancah yang ada di tengah akan digunakan sebagai
reproofing pada tahap selanjutnya.
d. Melakukan reproofing dengan menggunakan perancah dan jangan mendirikan perancah di atas pelat sebelum beton berumur 1 hari.
e. Tambahkan pipa reproofing
sebelum melakukan
pembongkaran bekisting
f. Lepas tembereng terlebih dahulu setelah mengendurkan suri-suri. Pelepasan tembereng minimal pada saat umur beton sudah mencapai 3 hari
Gambar 11 Pelepasan Tembereng
g. Lanjutkan dengan melepas suri-suri yang telah dikendurkan setelah semua tembereng telah dilepas.
Gambar 12 Pelepasan suri-suri
h. Membongkar gelagar setelah suri-suri dilepas
i. Membongkar semua perancah dengan menyisakan pipa
reproofing yang telah dipasang diawal dan bodeman
j. Setelah umur beton 7 hari, bodeman bisa dilepas dengan menyisakan pipa reproofing. Reproofing bodeman baru boleh dilepas setelah umur beton mencapai 28 hari
Gambar 12 Proses bongkar Bekisting sistem
Gambar 13 Reproofing pelat
C. Pemasangan dan pembongkaran bekisting vertikal
Pemasangan dan pembongkaran bekisting vertikal dilakukan pada kolom struktur. Pada pemasangan bekisting vertikal diperlukan ketelitian yang lebih untuk menghindari ketidak lurusan pada kolom struktur.
Gambar 14 Tahapan pemasangan Bekisting system vertical
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pemasangan bekisting vertikal adalah sebagai berikut :
a. Memberi garis pinjaman pada kolom sepanjang 1 meter, dan memberi stek besi untuk perkuatan support bekisting dengan jarak setengah panjang kaki support.
Gambar 15 Pemberian Garis pinjam
b. Memasang panel kolom satu sisi terlebih dahulu, dimana panel kolom bagian dalam menempel pada sepatu kolom.
Gambar 16 Pemasangan Panel pertama
c. Melakukan pemasangan panel kedua. Dalam pemasangan panel, dibutuhkan 2 orang untuk menyambungkan antara panel pertama dengan panel kedua.
Gambar 17 Pemasangan panel kedua
d. Melanjutkan dengan memasang panel ketiga dan ke empat, lalu ditambahkan perkuatan dengan
hollow tambahan dan dikunci dengan stek besi.
e. Khusus untuk kolom pinggir bangunan jumlah support ada 5 f. Mempererat panel beksiting
dengan mengencangkan tie rod
dan wing nut.
Gambar 18 Memperkuat tie rod
g. Memasang beton decking agar besi kolom tetap ditengah sehingga dapat memberikan selimut beton pada kolom.
Gambar 19 Cek kesikuan kolom
h. Melakukan pengecekan terhadap kesikuan kolom yang berfungsi untuk mengetahui ketegak lurusan kolom tersebut.
i. Melakukan pengecekan
verticality bekisting dengan acuan jarak yang sama antara atas dan bawah bekisting dari luar permukaan panel yang diiringi dengan penyesuaian pada diagonal support nya
Gambar 20 Pengecekan Vertikaliti Kolom
Adapun langkah-langkah pembongkaran pada bekisting kolom adalah sebagiai berikut :
a. Pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah 8 jam pengecoran terakhir. Apabila pembongkaran dilakukan sebelum waktu pengikatan pada beton menjadi sempurna, maka akan terjadi kerusakan atau cacat pada beton tersebut. b. Melakukan pengendoran pada
semua baut dan wing nut, lalu dilanjutkan dengan pelepasan tie rod.
c. Melepaskan setiap panel dari bekisting satu persatu, lalu
melakukan pengecekan
verticality kembali pada beton
tersebut menggunakan
waterpass guna memastikan beton tersebut tegak lurus arah vertikal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Admin. 2017. Struktur Organisasi Proyek Dan Tanggung Jawab
http://ceritaproject.com/struktur-organisasi-proyek-dan tanggung-jawab-setiap-jabatan/, diakses 12 Febuari 2018.
2. Ahadi, 2013. Cara Membuat Kolom Beton Bertulang. [Online]
http://www.ilmusipil.com/cara-membuat-kolom-beton-bertulang
[Diunduh 5 Januari 2019]
3. Anonim, 2018. Jumlah Pertumbuhan Penduduk Kota Bekasi, [Online] https://bekasikota.bps.go.id/statictabl e/2016/12/20/47/jumlah-penduduk- dan-laju-pertumbuhan-penduduk- menurut-kecamatan-di-kota-bekasi-2010-2014-dan-2015-.html [Diunduh 22 Desember 2018]
4. Anonim, 2015. Pentingnya Memiliki Pengetahuan Bekisting Pada Beton ,
[Online]
http://www.vedcmalang.com/pppptkb oemlg/index.php/menuutama/depart emen-bangunan-30/1498-ubr [Diunduh 25 Mei 2018]
5. Asroni, A., 2007. Balok dan Pelat Beton Bertulang, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta.
6. Catri, Putra Ramadhana, 2016.
Abstrak Metode konstruksi, [Online] scholar.unand.ac.id/13185/1/Abstrak _Putra%20Ramadhana%20Catri.pdf [Diunduh 22 Agustus 2018]
7. Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. 1981. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung. Bandung.
8. DPU, 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002.
Departemen Pekerjaan Umum, Bandung
9. F, Wigbout, 1997. Buku Pedoman Tentang Bekisting. Jakarta
10. Ningsih, Ashari, 2017. Struktur Atas
Gedung, [Online]
https://www.academia.edu/1772839 9/STRUKTUR_ATAS_GEDUNG
Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE
BUKTI UNGGAH DOKUMEN PENELITIAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA
Nomor Pengunggahan
SURAT KETERANGAN
Nomor: 35/PERPUS/UG/2020Surat ini menerangkan bahwa:
Nama Penulis : Wike Wedya Lastin, S.T, M.T
Nomor Penulis : 140378
Email Penulis : wike@staff.gunadarma.ac.id
Alamat Penulis : DEPOK, Jawa Barat
dengan penulis lainnya sebagai berikut:
Penulis ke-2/Nomor/Email : Wike Wedya Lastin, S.T, M.T / 140378 / wike@staff.gunadarma.ac.id
Telah menyerahkan hasil penelitian/ penulisan untuk disimpan dan dimanfaatkan di Perpustakaan Universitas Gunadarma, dengan rincian sebagai berikut :
Nomor Induk : FTSP/TA/PENELITIAN/35/2020
Judul Penelitian : METODE PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN BEKISTING SISTEM PADA PROYEK
PEMBANGUNAN APARTEMEN TAMANSARI URBANO BEKASI
Tanggal Penyerahan : 16 / 07 / 2020
Demikian surat ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya dilingkungan Universitas Gunadarma dan Kopertis Wilayah III.