• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Konseling Kelompok Cognitive Behavior Teknik Biblioterapi untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Ujungpangkah Gresik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Konseling Kelompok Cognitive Behavior Teknik Biblioterapi untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Ujungpangkah Gresik"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PENYES UAIAN DIRI PADA SISWA KELAS VII SMPN 1 UJUNGPANGKAH GRESIK MOHAMMAD ZAINAL ARIF

Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Email : mohammadarif1@mhs.unesa.ac.id

EVI WININGS IH S.Pd, M.Pd.

Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Email : eviwiningsih@unesa.ac.id

Abstrak

Penelit ian ini berawa l dari feno mena siswa yang me miliki masalah mengenai penyesuaian diri bahwa ada beberapa siswa yang mengala mi kesulitan dala m menyesuaikan dirinya dengan teman dan lingkungan baru disekolah, yang diketahui berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru BK di SM PN 1 Ujungpangkah Gresik. Penelit ian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan konseling kelo mpok cognitive behavior dengan teknik biblioterapi dapat meningkatkan penyesuaian diri siswa kelas VII SMPN 1 Ujungpangkah Gresik. Penelit ian ini menggunakan desain pre experimental design dengan bentuk one group pre-test and post-test design. Dengan subjek yang me miliki penyesuaian diri yang tergolong rendah sebanyak 4 siswa. Te knik pengumpulan data dala m penelitian ini berupa angket penyesuaian diri dengan 28 item pernyataan.

Teknik ana lisis data menggunakan uji Wilcoxon dengan bantuan SPSS versi 21. Hasil analisis menunjukkan bahwa didala m kotak Rank s. Negative Rank s atau selisih negatif menunjukkan angka 0 ba ik itu pada nilai N (banyaknya pasangan yang menunjukkan perbedaan), Mean Rank maupun Sum of Rank . Nila i 0 ini menunjukkan tida k adanya pengurangan dari nilai pre-test maupun post-test. Positive Rank s atau selisih positif menunjukkan bahwa terdapat 4 data positif (N) yang art inya ke 4 siswa mengala mi peningkatan. Mean Rank atau rata-rata peningkatan skor tersebut adalah 2.50 sedangkan jumlah Sum of Rank atau rangking positif sebesar 10.00. Ke mud ian Ties merupakan kesa maan nilai pre-test dan post-pre-test yang menunjukkan angka 0, sehingga dapat dikatakan tidak ada nila i yang sama antara pre-test dan post-test. Pada kotak Test Statistic diketahui nilai Z adalah -1841 dan nilai Asy mp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,016. Bila dalam ketetapan α (taraf kesalahan) sebesar 5% maka 0,016 < 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima . Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan konseling ke lo mpok cognitive behavior dengan teknik biblioterapi dapat meningkatkan kemampuan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMPN 1 Ujungpangkah Gresik.

Kata kunci : Konseling Kelompok, Biblioterapi, Penyesuaian Diri

Abstract

This research begins from the phenomenon of students who have probem about self adjustment, that there are some students who have a difficulty in adjusting themselves with friends and new environtment in school, which is k nown based on observation and interview with gui dance and counseling teacher at SMPN 1 Ujungpangk ah Gresik . This research aims to find out the application of cognitive behavior group counseling with bibliotherapy technique can improve self adjust ment of students in 7th grade SMPN 1 Ujungpangk ah Gresik . This research uses pre -experimental design with one group pre-test and post-test design. With a subject that has a low-self-ad justment with the total of 4 students. The collecting of data in this research is a self adjust ment questionnaire with 28 item statement.

Data analysis technique using Wilcoxon test with help of SPSS version 21. The result shows that in the Rak s box, Negative Rank s or a negative difference indicates 0 point either on N value (the number of pairs tha t indicating differences), Mean Rank s or Sum of Rank s. This value of 0 indicates no reduction of pre -test and post-test value. Positive Rank s or positive difference shows that there are 4 positive data (N), which mean that 4 students have increase. Mean Rank s or average of increase in the score is 2.50, while the sum o f rank s or positive rank is 10.00. then Ties is a similarity of pre-test and post-test values that show 0, so it can be said that there is no equal value between pre -test and post-test. In the Test Statistic box is k nown that the value of Z is -1841 and the value of Asymp. Sig. (2-tailed) of 0.016 < 0.05 so it can be concluded that the application of cognitive behavior group counseling with bibliotherapy technique can improve the ability of self adjustment of the students in 7th grade SMPN 1 Ujungpangk ah Gresik .

(2)

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan masa di mana terjadi perubahan perkembangan sosial, re ma ja leb ih cenderung menghabiskan wa ktu bersama dengan lingkungan luar seperti teman sebaya dan lingkungan sekolah dibandingkan dengan lingkungan keluarga. Ha l in i sangat me mungkinkan re ma ja mengala mi kesulitan dala m berinteraksi dan menjalin hubungan dengan orang lain. Memaha mi penyesuaian diri d ibutuhkan untuk perubahan perkembangan sosial tersebut.

Ali dan Asrori (2011) juga menyatakan bahwa penyesuaian diri dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mencakup respon mental dan perila ku yang diperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi dan konflik, serta untuk menghasilkan kualitas kes elarasan antara tuntutan dari dalam d iri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat indiv idu berada. Penyesuaian diri berperan penting dalam tumbuh ke mbang siswa dilingkungan barunya, tentang bagaimana seorang individu ma mpu untuk menghadap i berbagai sesuatu yang timbul baik dari lingkungan dan teman sebayanya. Hal in i nantinya akan berda mpak buruk bagi prestasi belaja rnya di sekolah. Ge jala penyesuaian diri ini teramati pada siswa SMP Negeri 1 Ujungpangkah Gresik.

Siswa yang ma mpu mela kukan penyesuaian diri di lingkungan sekolah baru di indikasikan dapat tercapai hasil belaja r yang baik dan me muaskan. Tanpa lingkungan sekolah yang baik, ma ka individu a kan me rasa kesulitan dalam proses belajar mengajar. Ha l ini karena adanya perbedaan lingkungan di SD ke SMP, perbedaan lingkungan tersebut meliputi: adanya te man baru, peraturan baru dan lingkungan yang baru.

Masalah dari siswa yang kurang bisa menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan dengan teman sebanyanya menjad i sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajarnya, siswa yang kurang me mpunyai ketera mpilan menyesuaikan diri dengan baik dapat merasa terkucilkan, terisolir dan bahkan akan me rasa rendah diantara teman-te man sebayanya. Sama halnya dengan peraturan baru, siswa harus ma mpu menyesuaiakan diri terhadap peraturan baru di sekolah karena mungkin banyak peraturan-peraturan yang berbeda ketika di SD ke SMP.

Berdasarkan hasil dari wa wancara yang dila kukan dengan konselor di SMPN 1 Ujungpangkah, Gresik pada tanggal 16 Februari 2017 d i ruang BK, menyatakan bahwa terdapat beberapa permasalahan siswa yang komp leks. Meliputi siswa yang me mbolos ketika ja m pela jaran berlangsung, ada juga yang terkadang di dalam kelas berma in gadget, tidak me mpe rhatikan guru saat menerangkan, selalu mencari perhatian di ke las, gaduh dengan teman sebangkunya, ada juga siswa yang mengala mi perasaan minder, kurang bisa bergaul dan menyesuaikan diri dengan baik terhadap teman sebaya dan lingkungan barunya. Seperti siswa yang me mpunyai fikiran ia t idak akan d i te rima di lingkungan dan teman barunya, siswa tersebut berfikir bahwa ia lebih rendah dari te man-te man sebayanya yang lain. Hal ini akan berda mpak negatif pada kegiatan

belajar mengajar siswa. Dala m hal ini penulis juga me la kukan observasi langsung di lapangan s elama beberapa hari. Dari hasil observasi tersebut dapat di amb il data ada siswa yang sering me mbandel ketika di dala m kelas saat pelajaran berlangsung, ada yangasyik dala m ke lo mpoknya, akan tetapi ada juga siswa yang individualis dan termenung sendiri diluar bahkan didala m kelas. Ha l tersebut semakin menguatkan pandangan bahwa banyak siswa yang mengalami masalah kesulitan dala m menyesuaikan diri yang berdampa k negatif pada diri siswa.

Kurang ma mpunyai penyesuaian diri beberapa siswa ke las VII di SMP Negeri 1 Ujungpangkah ini berasal dari berbagai aspek yang ada dala m d iri siswa, seperti pengalaman masa lalu yang berasal dari ru mah maupun ling kungan sekolah yang lama, lingkungan keluarga, pola asuh orang tua di ru mah yang mengakibatkan pikiran negatif (Negative Think ing) siswa tersebut muncul. Pikiran negatif in i menyebabkan siswa menutup diri dan menurunkan interaksi sosial siswa terhadap teman sebaya dan lingkungan barunya.

Siswa tidak dapat menyesuaikan diri di akibatkan o leh pikiran negatifnya, sebagai co ntoh: siswa berfikir ia tida k di terima dala m ke lo mpok bermainnya, sulit menyesuaikan diri dengan kelo mpok yang baru di kenal, berpikir ia lebih rendah dan minder dengan teman -temannya yang la in, tidak ma mpu menyesuaikan diri dengan baik. Bahkan siswa cenderung menutup diri dengan lingkungan sekitarnya yang menyebabkan ia men jadi indiv idualis dan menarik diri dari pergaulan. Hal ini sangat me mpengaruhi kondisi psikologis siswa yang nantinya akan berda mpak juga pada belaja r siswa di dalam kelas.

Da mpak dari hal d i atas, guru BK harus me mbe rikan layanan untuk menangani masalah penyesuaian diri siswa, karena da la m perilaku ini dapat men imbulkan perasaan minder dan merasa di kuc ilkan terhadap teman sebayanya bahkan dengan lingkungannya. Dengan cara merubah pikiran negatif yang berdampak pada perila ku siswa menjadi pikiran yang lebih positif, maka diperlukan bantuan untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan membe rikan informasi yang akan menjadi wawasan baru, pe mikiran baru dan juga dapat me mpengaruhi perubahan perila ku negatifnya. Salah satu cara untuk me mbe rikan informasi dapat mela lui tekn ik biblioterapi dala m pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT).

Konseling cognitive behavior me miliki berbagai keuntungan. Teknik konseling ini te lah di buktikan sebagai pendekatan yang sangat sesuai untuk menangani berbagai masalah manusia menurut perspektif u mu m, seperti me mbolos, depresi, masalah ke luarga, gaya asuh anak, dan perilaku ana k diantaranya adalah mengenai permasalahan tingkah la ku sosial yaitu masalah kenakalan dan penyesuaian diri.

Harapan dari cognitive behavior yaitu munculnya restrukturisasi kognit if yang menyimpang dan sistem kepercayaan untuk me mba wa perubahan emosi dan perilaku ke arah yang lebih baik. Dala m teori cognitive behavior, seseorang dianggap bermasalah ketika ia me miliki kecenderungan fikiran

(3)

yang negatif terhadap suatu hal yang di mana ha l tersebut me mpengaruhi cara ia berfikir dan berperilaku. Kecenderungan fikiran negatif in i ke mudian nantinya akan berda mpak pada perila kunya yang negatif sehingga permasalahan tersebut dapat di atasi menggunakan konseling cognitive behavior dengan teknik biblioterapi.

Menurut Dewi (2014) Biblioterapi me rupakan aplikasi langsung dari metode me mbaca untuk me mpengaruhi perubahan dala m kara kter atau perila ku seseorang, hal in i d idasarkan pada asumsi bahwa terdapat kesamaan yang kuat antara kara kter tokoh cerita dala m buku dengan pembaca me mungkin kan menjadi role model yang dapat memiliki efe k kurat if, menanamkan prinsip baik maupun buruk sangat mungkin mela lui kegiatan me mbaca. Biblioterapi me rupakan proses menggunakan buku untuk me mbantu siswa berpikir, me maha mi dan mele wati masalah e mosi dan sosial, me mbantu siswa menghilangkan pikiran negatif mere ka dan gangguan di lingkungan sosial, me mbaca juga s angat efektif dala m mencegah dan menyelesaikan masalah perilaku penyesuaian diri.

Adapun rancangan pemberian perla kuan dala m penelitian in i dilaku kan dala m lima ka li perte muan . Alokasi waktu 60 men it sesuai yang sebelumnya sudah disepakati. Ke mudian ada beberapa tahapan me liputi pemberian motivasi kepada siswa. Selan jutnya ada tahap pengenalan bahan bacaan yang akan diberikan kepada siswa, tahap baca dan inkubasi yaitu me mberikan waktu pada peserta untuk merenungkan ke mbali bahan bacaan yang telah dibaca. La lu ada tahap tindak lanjut yang me liputi diskusi siswa dan yang terakhir ada lah evaluasi yang dilakukan sendiri oleh peserta untuk me mbuat kesimpulan sesuai dengan apa yang mereka pahami.

Dari beberapa pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menangani permasalahan siswa yang kurang memiliki ketera mp ilan penyesuaian diri dapat menggunakan pendekatan cognitive behavior dengan teknik bib lioterapi untuk men ingkatkan ketera mpilan menyesuaikan diri, me latih dan me mb iasakan diri me mbaca, dan juga me latih anggota kelo mpok dapat bertenggang rasa dan mudah berinteraksi terhadap teman sebayanya. Dengan menggunakan teknik b iblioterapi, konseli dia jak untuk menentang pikiran negatif dan e mosi yang salah dengan mena mp ilkan bukti-bukti yang bertentangan dengan keyakinan mere ka tentang masalah yang dihadapi, ke mudian d i paparkan men jadi perila ku yang sesuai dengan apa yang seharusnya dilaku kan untuk penyesuaian diri dengan teman sebayanya.

Berdasarkan latar bela kang tersebut maka di anggap perlu untuk mela kukan penelitian dengan judul “Penerapan konseling ke lo mpok cognitive behavior teknik bib lioterapi untuk meningkatkan ketera mpilan penyesuaian diri pada siswa ke las VII SM PN 1 Ujungpangkah Gresik”.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Konseling Kelompok

Menurut Prayitno (2008) layanan konseling kelo mpok adalah layanan bimb ingan dan konseling yang me mungkinkan siswa me mpe roleh kesempatan untu k

pembahasan dan pengentasan masalahan yang diala minya me la lui d ina mika kelo mpo k. Dina mika kelo mpok ia lah suasana yang hidup, yang berdenyut, yang bergerak, yang ditandai dengan adanya interaksi antar sesama anggota kelompok.

Dari uraian yang disampaikan ahli di atas ma ka dapat disimpulkan bahwasannya konseling kelo mpok me rupakan salah satu layanan konseling yang di selenggarakan dalam suasana kelo mpok yang me manfaatkan dina mika ke lo mpok, serta terdapat hubungan konseling yang terbuka, dan penuh keakraban. Hal in i me rupakan upaya untuk me mbantu indiv idu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar.

Tujuan yang ingin dicapai dala m konseling kelo mpok, yaitu pengembangan pribadi, pe mbahasan dan pemecahan masalah pribadi yang diala mi oleh masing -masing anggota kelompok, agar terhindar dari masalah dan masalah terselesaikan dengan cepat mela lui bantuan anggota kelompok yang lain.

Definisi Cognitive Behavior

Teknik Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Beck (2009) merupakan pendekatan konseling yang dirancang untuk menyelesaikan permasalahan konseli pada saat ini dengan cara me lakukan restrukturisasi kognitif dan perila ku yang menyimpang. Pede katan cognitive behavior didasarkan pada keyakinan dan strategi perila ku yang mengganggu. Proses konseling didasarkan pada konseptualisasi atau pemaha man konseli atas keyakinan khusus dan pola perila ku konseli. Harapan dari CBT yaitu munculnya restrukturisasi kognitif yang menyimpang dan sistem kepercayaan untuk me mba wa perubahan emosi dan perilaku ke arah yang lebih positif.

Konseling cognitive behavior biasanya menggunakan berbagai teknik intervensi untuk mendapatkan kesepakatan perilaku sasaran dengan konseli. Menurut McLeod (2006) Te knik yang biasa dipergunakan oleh para ahli yaitu:

a. Menata keyakinan irasional.

b. Biblioterapi, menerima kondisi e mosional internal sebagai sesuatu yang menarik ket imbang sesuatu yang menakutkan.

c. Mengulang ke mbali penggunaan beragam pernyataan diri dalam role play dengan konselor. d. Mencoba penggunaan berbagai pernyataan diri yang

berbeda dalam situasi ril.

e. Mengukur perasaan, misalnya dengan mengukur perasaan cemas yang diala mi pada saat ini dengan skala 0-100.

f. Menghentikan pikiran. Konseli bela jar untuk menghentikan pikiran negatif dan mengubahnya menjadi pikiran positif.

g. Desensitization systematic. Digantinya respons takut dan cemas dengan respon rela ksasi dengan cara menge muka kan permasalahan secara berulang-ulang dan berurutan dari respon takut terberat sampai yang teringan untuk mengurangi intensitas emosional konseli.

(4)

h. Pelatihan ketera mpilan sosial. Me latih konseli untuk dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sosialnya.

i. Assertiveness sk ill training atau pelatihan keterampilan supaya bisa bertindak tegas.

j. Penugasan rumah. Me mpra ktikkan perilaku baru dan strategi kognitif antara sesi konseling.

k. In vivo exposure. Mengatasi situasi yang menyebabkan masalah dengan me masuki situasi tersebut.

l. Covert conditioning, upaya pengkondisian tersembunyi dengan menekankan kepada proses psikologis yang terjadi di dala m diri indiv idu. Peranan dala m mengontrol perilaku berdasarkan kepada imajinasi, perasaan dan persepsi.

1. Proses Konseling Cognitive Behavior Teknik Biblioterapi

Biblioterapi merupakan tekn ik me mbaca yang dila kukan untuk me mbantu siswa mengatasi masalah khususnya pemahaman mengenai penyesuaian diri, dala m tekn ik biblioterapi ini juga penting sekali peran seorang konselor atau pengisi materi untuk menya mpaikan bahan bacaan dengan baik yang tentunya menguasai bahan bacaan sehingga para siswa yang dijadikan subjek penelit ian me jadi yakin dengan proses selama berjalannya penerapan teknik biblioterapi.

Pela ksanaan teknik biblioterapi in i me miliki beberapa tahap dalam prosesnya, untuk lebih jelasnya ada lima tahap penerapan biblioterapi ba ik secara individu maupun berkelompok (Oslen, 2006) :

1. Awali dengan me mberikan motivasi, me mbe ri kegiatan pendahuluan seperti permainan atau berma in peran yang dapat me motivasi peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan konseling. 2. Berikan waktu yang cukup, mengaja k peserta untuk

me mbaca bahan-bahan bacaan yang telah disiapkan hingga selesai, yakin kan penelit i atau konselor telah akrab dengan bahan-bahan bacaan yang sudah dipersiapkan.

3. La kukan inkubasi, me mberikan wa ktu pada peserta untuk merenungkan ke mbali bahan bacaan yang telah mereka baca.

4. Tindak lan jut, sebaiknya dalam tindak lanjut digunakan dengan metode diskusi. Mela lui diskusi siswa akan me miliki kesempatan untuk saling bertukar pandangan sehingga me munculkan gagasan baru, lalu penelit i akan me mbantu peserta me realisasikan pengetahuan baru itu dalam hidupnya.

5. Evaluasi, sebaiknya dilaku kan sendiri oleh peserta, hal ini me mancing peserta untuk me mpe roleh kesimpulan yang tuntas dan me maha mi arti pengalaman yang dialami.

Penyesuaian Diri

Menurut Schneiders (dalam Ali dan Asrori, 2006) bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perila ku

individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Schneiders juga mendefinisikan penyesuaian diri dapat ditinjau dari 3 sudut pandang, yaitu penyesuaian diri sebagai bentuk adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery). Na mun pada mulanya semua bentuk penyesuaian diri sama dengan adaptasi.

Penyesuaian diri yang baik adalah dengan me mpunyai c iri-ciri dapat diterima di da la m suatu kelo mpok, dapat menerima dirinya sendiri, dapat menerima ke kurangan dan kelebihan dirinya sendiri. Sedangkan penyesuaian diri yang tidak baik d itunjukan dengan buruknya hubungan sosial indiv idu dengan lingkungannya yang baru.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian dan desain Penelitian

Pada penelitian yang berjudul penerapan konseling ke lo mpok cognitive behavior teknik biblioterapi ini me rupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelit ian in i menggunakan jenis penelitian Pre-ek sperimental design dengan metode pre-test post-test one group design.

Tujuan dari desain penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan skor ke ma mpuan penyesuaian diri siswa dengan menggunakan konseling kelo mpok cognitive behavior teknik biblioterapi, dengan mengukur tingkat penyesuaian diri siswa sebelu m perla kuan (pre-test) dan setelah diberikan perlakuan (post-(pre-test).

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 1 Ujungpangkah, Gresik. Pengamb ilan sampel pada penelitian menggunakan non-probabilitas sampling. Teknik sampling yang digunakan ada lah pusposive sampling. Karakteristik pe milihan sis wa pada penelitian ini adalah yang terindikasi me miliki tingkat ke ma mpuan penyesuaian diri yang rendah. Dari keseluruhan responden, peneliti me milih responden yang termasuk ke dala m kategori rendah pada setiap aspek penyesuaian diri.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelit ian me rupakan segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dijadikan informasi dan kemudian ditarik kesimpulan.

Variabel terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjad i a kibat dari varibel bebas. Pada penelitian ini yang men jadi variabel terikatnya (Y) adalah kemampuan penyesuian diri.

Variabel bebas

Variabel bebas adalah me rupakan varibel yang me mpengaruhi atau yang men jadi sebab perubahannya

(5)

atau timbulnya variabel dependen (terikat). Pada penelitian in i yang menjad i variabe l bebasnya (X) adalah konseling ke lo mpok cognitive behavior teknik biblioterapi.

Instrumen Pengumpul Data

Dala m menge mbangkan suatu instrumen pengumpulan data, angket disusun berdasarkan indikator-indikator yang sudah ditentukan dari definisi operasional. Instrumen angket yang digunakan dala m penelitian ini menggunakan skala Like rt. Langkah-langkah dala m menyusun angket : Menentukan variabel, Menentukan definisi operasional, Menentukan indikator, Menyusun kisi-kisi angket, Menentukan kriteria dan interpretasi angket.

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Menurut Arikunto (2010) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan satu instrumen. Instrument yang valid atau sahih me mpunyai validas tinggi. Sebaliknya, instument yang kurang valid berat memiliki validitas rendah .

Menurut Arikunto (2010) re liab ilitas merupakan pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik a kan mengarahkan responden untuk me milih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang dapat dipercaya, yang re liabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka be rapa ka lipun dia mbil, tetap akan sa ma. Re liabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel a rtinya dapat dipercaya, jadi kemudian dapat diandalkan.

Uji valid itas ini telah dilaku kan pada tanggal 16 November 2017 pada siswa sebanyak 80, ke las VII A dan B SMPN 1 Ujungpangkah Gresik. Untuk menguji validitas peneliti menggunakan perhitungan statistik untuk menguji va lid itas dan reliabilitas, untuk uji validitas penelit i menggunakan kore lasi product moment yang dilakukan dengan SPSS.

Teknik Analisis Data

Analisis data dala m suatu penelitian merupakan bagian yang sangat penting, karena dengan adanya analisis data masalah dalam penelitian tersebut dapat diketahui jawabannya.

Teknik analisis non parametrik yang digunakan untuk menguji h ipotesis dalam penelit ian ini adalah u ji wilcoxon dengan bantuan SPSS 21. Hal tersebut dikarena kan jenis data adalah ord inal, untuk mengetahui perbandingan sebelum dan sesudah perlakuan, dan untuk melihat selisih angka antara positif dan negatif.

(6)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Pre-Test

Data yang disajikan pada bab in i me rupakan data awal (pre-test) atau data sebelum perla kuan. Data awal d iperoleh dengan cara me mbe rikan angket penyesuaian diri yang sudah divalidasi sebelumnya. Hasil dari angket pre-test tersebut di kategorikan men jadi 3 kategori yaitu t inggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan hasil pre-test ke las VII SMPN 1 Ujungpangkah yang telah dikategorikan terdapat 4 siswa yang akan dijadikan subjek dalam penelitian in i. Siswa-siswa tersebut masuk dalan kategori rendah.

Berikut pengkategorian angket percaya diri berdasarkan hasil pre-test :

a. Kategori tinggi

= (Mean + 1SD) ke atas = (90,96 + 9,83) ke atas = 100,79 ke atas b. Kategori sedang

= (Mean – 1SD) sampai (Mean + 1SD) = (90,96 – 9,83) sampai (90,96 + 9,83) = 81,13 sampai 100,79 c. Kategori rendah = (Mean – 1SD) ke bawah = (90,96 – 9,83) ke bawah = 81,13 ke bawah

Data Hasil Pemberian Perlakuan

Penelit ian in i d ila kukan pada subjek yang masuk dala m kategori rendah yang terpilih berdasarkan pre-test angket penyesuaian diri siswa. Perla kuan diberikan dala m 5 ka li perte muan kepada subjek penelit ian. Be rikut rincian perlakuan pada subjek di setiap pertemuannya. A. Pertemuan 1

1) Hari/tanggal : Senin/ 27 November 2017

2) Tempat : Ruang BK

3) Alokasi waktu : 1 x 30 menit

4) Pokok bahasan : Pe mbentukan hubungan pemberian motivasi dan identifikasi kebutuhan siswa

5) Tujuan : Menciptakan suasana

nyaman di awa l perte muan, me mberikan motivasi yang bertujuan me mberi semangat pada siswa untuk men jalan i kegiatan selanjutnya dan mengetahui kebutuhan siswa

6) Hasil pertemuan : Pada perte muan ini peneliti sebagai konselor me mbangun kedekatan dan men jalin hubungan yang baik dengan siswa/subjek penelitian, menca irkan suasana dengan memu lai perma inan kecil/ice break ing (le mpar bola ) dan me mbe rikan penje lasan alasan kenapa siswa diku mpulkan. Pe mbe rian penje lasan mengenai pre-test yang sudah diberikan sebelumnya dan kegiatan strategi cognitive behavior teknik b iblioterapi yang dilaksanakan dalam konseling kelompok.

Mengidentifikasi masalah penyesuaian diri dan minat baca siswa misalnya dengan menanyakan kebiasaan-kebiasaan siswa baik dalam me mbaca buku maupun kegiatan apa yang dilakukan ketika sedang sendiri, ke mudian d iberikan pe maha man mengenai penyesuaian diri yang ternyata ada beberapa siswa yang masih bingung mengenai penyesuaian diri diperte muan ini, na mun dala m kegiatan ini siswa saling berdiskusi ketika ditanyai oleh peneliti mengenai penyesuaian diri dan juga mengenai perte manan yang sebelumnya sudah dibahas peneliti, ke mudian peneliti me mbe rikan motivasi kepada siswa tentang pengalamannya dulu, organisasi dan pentingnya penyesuaian diri ketika di SMP ka rena kebetulan peneliti bere kolah di SMP yang sama.

Selanjutnya setelah siswa mengenal istilah penyesuaian diri peneliti me mberikan tugas rumah kepada siswa yaitu d iminta untuk menuliskan pengalamannya dala m berte man di lingkungan sekolah yang baru dan menuliskan siapa saja te man baiknya.

B. Pertemuan 2

1) Hari/tanggal : Rabu/ 29 November 2017

2) Tempat : Ruang BK

3) Alokasi waktu : 1 x 60 menit

4) Pokok bahasan : Pengenalan bahan bacaan, tahap baca, inkubasi, tanya jawab dan tindak lanjut

5) Tujuan : Untuk menciptakan

keakraban dengan bahan bacaan yang telah di siapkan, agar siswa ma mpu berpikir secara positif dan mengajak siswa untuk merenungkan ke mba li bahan bacaan yang sudah dibaca

(7)

6) Hasil pertemuan : Pada perte muan ini peneliti mengaja k siswa untuk me mbahas pertemuan sebelumnya tentang penyesuaian diri dan tugas rumah yang sudah dikerjakan, peneliti pun me minta siswa untuk mengungkapkan pegalaman me reka mengenai perte manan di lingkungan sekolah yang baru dan menyebutkan siapa saja teman baiknya.

Ada salah satu siswa DAS yang mengaku bahwa lebih senang waktu dala m perte manannya ketika masih Sekolah Dasar (SD) ka rena waktu itu ia me miliki banyak te man berma in, ada juga yang mengaku hanya akrab dengan satu teman sesama SD nya dulu yang kebetulan sekelas dengannya sekarang di Se kolah Menengah Perta ma (SMP) yaitu SI. Ke mudian SI juga mena mbahi ia belu m bisa mengenal siapa-siapa dengan akrab hanya bertatap muka dengan temannya dilingkungan sekolah yang baru, dan SI hanya me mili te man baik yaitu DAS.

IPR mengungkapkan ia tidak me miliki teman ba ik dike las maupun disekolah, ia leb ih sering menghabiskan waktu menyendiri didala m kelas dan terkadang di perpustakaan sekolah. Ke mudian g iliran FD menja wab bahwa ia tidak kenal dengan siapa-siapa sewaktu masuk SMP, setelah beberpa minggu ke mudian ia me miliki teman yang ia anggap sebagai teman baik yang bernama I, na mun setelah ia t idak sebangku lagi ia mulai menyendiri lagi.

Setelah siswa mengungkapkan pengalaman me reka selan jutnya dipertemuan ini peneliti mengenalkan bahan bacaan yang berisi mengenai penyesuaian diri seperti bagaimana mencari te man dan belajar berte man, ke mudian siswa me mbaca bahan bacaan dengan tenang.

Setelah semua selesai me mbaca peneliti mengaja k siswa untuk me renungkan isi bacaan dan menuliskannya dikertas kecil agar mere ka tidak lupa dengan apa yang akan disampaikannya nanti, ke mudian setiap siswa dapat menya mpaikan pendapatnya dalam kelo mpok. Da ri kegiatan mebaca ini siswa cukup antusias yang dapat dilihat dari proses tanya jawab dan diskusi mengenai bagaimana bela jar berte man yang baik, me mbu ka diri dan tida k p ilih-p ilih da la m berte man. La lu peneliti me mberikan tugas rumah kepada siswa yaitu bagaimana cara berpikir positif dan terbuka, me mbu ka diri dengan teman yang kurang akrab dengannya sesuai dengan pemahaman mere ka dari yang ada didalam bahan bacaan.

C. Pertemuan 3

1) Hari/tanggal : Sabtu/ 2 Desember 2017

2) Tempat : Ruang BK

3) Alokasi waktu : 1 x 60 menit

4) Pokok bahasan : Pengenalan bahan bacaan yang kedua disertai kegiatan, tahap baca, inkubasi, tanya jawab dan tindak lanjut

5) Tujuan : Me mberikan bahan bacaan yang kedua dan menciptakan kesempatan untuk siswa me mbuka gagasan baru mela lui

pemikirannya sendiri me lalu i diskusi, agar siswa ma mpu berpikir dan bert indak secara positif dala m kelompok dan lingkungan yang baru

6) Hasil pertemuan : Pada perte muan ini peneliti mengaja k siswa untuk ice break ing (123 door) untuk menghindari ke jenuhan selama perte muan konseling kelo mpok yang telah berlangsung. Penelit i mengulas ke mbali mengenai perte muan sebelumnya tentang penyesuaian diri dan tugas rumah yang sudah diberikan mengenai bagaimana cara berpikir positif dan terbuka, me mbuka diri dengan teman yang kurang akrab.

FD mengungkapkan pendapatnya mengenai me mbuka diri dengan teman yang kurang akrab, ia mencoba me mu lai pe mb icaraan dengan teman sebelah bangkunya yang sekarang, meskipun masih terasa ka ku dala m me mula inya. DAS dan SI juga me laku kan hal yang sama ke mudian me reka akh irnya mengerti bagaimana cara bersikap terbuka dan tidak pilih-pilih te man. IPR juga mengungkapkan bahwa ia ingin me miliki lebih banyak te man dari sebelu mnya ia bert indak menyendiri.

Selanjutnya peneliti menje laskan mengenai bahan bacaan selanjutnya dan me mbag ikan bahan bacaan kepada siswa mengenai konformitas dan pergaulan dala m perte manan dilingkungan sekolah. Setelah semua selesai me mbaca peneliti mengaja k siswa untuk me renungkan isi bacaan dan menuliskannya dikertas kecil, dan dari bacaan itu peneliti mengajukan pertanyaan misalnya bagaimana pendapat Anda mengenai cerita, apa poin utama yang dapat dia mbil da la m isi cerita untuk megetahui pemaha man siswa dari dala m bahan bacaan.

Adapun siswa men jawab dan berlanjut hingga siswa saling berdiskusi mengenai bahan bacaan tersebut. DAS menja wab kita tidak boleh me mbo los sekolah meskipun diaja k o leh te man akrab, tidak boleh me roko k agar tidak dimarahi guru. IPR juga mengemu kakan pendapatnya jika dala m bertean tidak boleh ikut-ikutan hal yang negatif seperti me mbo los dan me rokok. FD mena mbahkan agar tidak sampa i dipanggil orangtuanya kita tidak boleh me langgar peraturan sekolah. Terlihat me reka sudah sangat akrab satu sama la in dan lebih antusias dengan kegiatan konseling ke lo mpok. Ke mudian siswa diberikan tugas rumah mengenai ke rugian dan keuntungan jika dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam kelompok dan lingkungan sekitar.

D. Pertemuan 4

1) Hari/tanggal : Rabu/ 6 Desember 2017

2) Tempat : Ruang BK

3) Alokasi waktu : 1 x 60 menit

4) Pokok bahasan : Pengenalan bahan bacaan yang ketiga disertai keg iatan, tahap baca, inkubasi, tanya jawab dan tindak lanjut

5) Tujuan : Me mberikan bahan bacaan yang ketiga dan menciptakan kesempatan untuk siswa me mbu ka gagasan baru mengenai

(8)

penguasaan diri dan lingkungan, agar siswa ma mpu berpikir dan bertindak secara positif dan mampu memahami isi bacaan

6) Hasil pertemuan : Penelit i mengaja k siswa untuk mengulas ke mbali perte muan sebelumnya dan tugas rumah yang sudah dikerja kan, munculnya pe mikirana-pe mikiran siswa yang hampir sama mengenai keutungan siswa jika dapat menyesuaikan diri dengan baik, misalnya dengan menyesuaikan diri banyak keuntungan yang didapat seperti mendapatkan teman yang leb ih banyak dan bermain dengan me reka , sebaliknya kita a kan banyak mendapat kerugian jika tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik seperti terasingkan dan terisolasi dari lingkungan sekitar.

Selanjutnya peneliti me mbe rikan bahan bacaan yang berisi tentang kecanduan game yang mengganggu dalam perte manan dan pela jaran disekolah, dan siswa mula i me mbaca dengan tenang. Setelah semua selesai me mbaca, s eperti biasa peneliti mengaja k siswa untuk me renungkan isi bacaan dan menuliskannya dikertas kecil. Ke mudian siswa mencoba untuk berpendapat mengenai isi bahan bacaan dan me mpersilahkan siswa untuk menya mpaikan dala m kelo mpok bergantian sesuai dengan pemahaman siswa.

SI berpendaat kalau ia t idak begitu suka dengan game ma ka ia t idak begitu terpengaruh dengan adanya ajakan dari temannya me mbo los sekolah untuk bermain game diwarnet, dan mengenai peraturan disekolah ia mengaku tidak pernah melanggar tata tertib sekolah. Beda dengan FD dan IPR ia pernah me langgar peraturan sekolah dengan me mbuat gaduh saat pelajaran berlangsung namun ia juga tida k pernah me mbo los apalagi untuk berma in game. Ke mudian DAS yang pernah datang terlambat dan d ihuku m t idak boleh masuk ke las oleh gurunya. Sete lah itu siswa me lanjutkan berd iskusi mengenai penguasaan diri, lingkungan, dan ma mpu bert indak secara positif tersebut terhadap aturan yang ada disekolah. Setelah selesai peneliti me meberikan tugas ru mah yaitu siswa diminta untuk mengidentifikasi perila ku yang akan menimbu lkan huku man ba ik dari sekolah/pengalaman diri siswa yang melanggar aturan.

E. Pertemuan 5

1) Hari/tanggal : Jumat/ 8 Desember 2017

2) Tempat : Ruang BK

3) Alokasi waktu : 1 x 30 menit 4) Pokok bahasan : Evaluasi

5) Tujuan : Mengajak siswa

me renungkan ke mbali bahan bacaan yang sudah dibaca sebelumnya, me latih siswa dala m menge muka kan pendapat dan isi pemikirannya terkait pemahaman tentang penyesuaian diri 6) Hasil pertemuan : Da la m perte muan tera khir ini

peneliti mengaja k siswa untuk me renung dan mengulas ke mbali perte muan sebelumnya dan tugas rumah yang sudah dikerja kan mengenai perila ku yang dapat men imbulkan huku man dan

pengalaman diri siswa me langgar aturan disekolah. Setelah itu siswa d iminta me renungkan ke mba li bahan bacaan (1,2,3) yang sudah dibaca sebelumnya, dan menyampa ikan simpulan isi bahan bacaan tersebut didala m ke lo mpok secara bergantian.

Ke mudian siswa berdiskusi mengenai tujuan penyesuaian diri, keuntungan dalam menyesuaikan dan me mbuka diri yang baik untuk mena mbah te man d isekolah. Da la m sesi ini me reka sudah terbiasa menge muka kan pendapatnya dan me mberikan pengakuan bahwa me la kukan penyesuaian diri dengan baik itu banyak keuntungannya, ketika d itanya tentang bahan bacaan mere ka senang mengetahui cerita-cerita mengenai bagaimana cara menyesuaikan diri dengan baik seperti cerita di bahan bacaan (1,2,3).

Pada pertemuan terakh ir in i siswa banyak berdiskusi dan menya mpaikan kesimpu lannya tentang penyesuaian diri dan cara berte man yang baik, seperti DAS dan SI yang tidak lagi bergantung dengan satu teman dike las, mere ka mu lai mengajak te man yang sebelumnya belum akrab dengan mere ka untuk berma in dan ke perpustakaan bersama untuk me mbaca buku, me reka juga mengaja k IPR dan FD yang sebelumnya lebih me milih menyendiri d idala m kelas ketika wa ktu istirahat berlangsung. Bahkan terlihat mere ka sudah menjadi te man yang akrab dengan sering bercanda saat sesi evaluasi berlangsung. Ke mudian siswa mengerjakan angket post-test yang sudah diberikan peneliti, setelah itu penilit i mengucapkan kesan, pesan dan ucapan terima kasih kepada siswa ka rena sudah mengikuti konseling ke lo mpok sesuai prosedur dan jadwal yang diingkan dan lanjut pengucapan doa dan salam.

Hasil post test dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut ini :

Analisis Individu a. Subjek DAS

Subjek DAS mengala mi peningkatan penyesuian diri setelah me laku kan perla kuan strategi cognitive behavior teknik biblioterapi. Subjek DAS mengala mi peningkatan skor sebanyak 15 poin. Pada saat sebelum perlakuan (pre-test) adalah 76 dan setelah perlakuan (post-test) menjadi 91. Yang di dapatkan berdasarkan angket penyesuaian diri. Perubahan tersebut terjadi ka rena berpikir positif berkorelasi dengan meningkatnya penyesuaian diri.

Pada awalnya DAS berpikir bahwa ketika ia di SMP t idak ada yang mau berte man dengannya, DAS

(9)

lebih suka pertemannya ketika masih Seko lah Dasar, ia me miliki lebih banyak te man dibanding sekarang. DAS juga berpikir t idak ada gunanya menyesuaikan diri dengan teman dan lingkungan yang baru, karena nantinya akan timbul berbagai perdebatan yang tidak disukainya. Setelah diberikan perla kuan strategi cognitive behavior teknik bib lioterapi DAS ma mpu berpikir bahwa te man-te man barunya di SMP mau berteman dengannya kalau DAS mau me mbuka diri dan menyesuaikan dirinya, ia juga ma mpu berp ikir bahwa bersosialisasi penting baginya karena manusia me rupakan ma khluk sosial yang me mbutuhkan orang lain. Oleh ka rena itu ia mengala mi peningkatan yang signifikan sebanyak 15 poin.

b. Subjek IPR

Subjek IPR mengala mi peningkatan skor sebelum (pre-test) dan setelah perlakuan (post-test) yaitu dari nilai 71 men jadi 83. Peningkatan skor IPR ini sebanyak 12 poin. Yang di dapatkan berdasarkan angket penyesuaian diri dan juga konseling kelo mpok cognitive behavior teknik biblioterapi.

Pada awalnya IPR berp ikir ia tidak a kan diterima dala m ke lo mpok bermainnya, IPR lebih sering menghabiskan waktu didala m ke las dan di perpustakaan me mbaca buku ketika ja m kosong, ia mengala mi kesulitan dala m menyesuaikan diri dan beradaptasi disekolah, dan IPR me rupakan sis wa yang paling pendia m dari ke 4 siswa yang diberikan konseling kelo mpok. Setelah diberikan perlakuan strategi cognitive behavior teknik biblioterapi IPR ma mpu berp ikir bahwa yang ia p ikirkan salah, jika IPR mau mencoba me mu la i pe mbicaraan dengan orang lain ia akan mendapatkan ke lo mpok berma in yang diinginkan, dan diterima oleh kelo mpok berma in tersebut. Oleh karena itu ia mengala mi peningkatan sebanyak 12 poin.

c. Subjek FD

Subjek FD me mperoleh skor sebelu m perlakuan (pre-test) yaitu 75 sedangkan setelah perlakuan (post-test) skor FD menjadi 90. Ha l tersebut menunjukkan bahwa FD mengala mi peningkatan skor sebanyak 15 poin. Pada awalnya FD berpikir men jauhi te man -teman ke lasnya merupakan suatu keuntungan karena ia t idak akan dicontek ketika ulangan, FD lebih me milih individualis dengan tidak me la kukan penyesuaian diri di lingkungan sekolah yang baru, ia pun tidak kenal dengan siapa-siapa pada saat awal masuk sekolah. FD hanya kenal dengan satu anak yang bernama I dan duduk sebangku dengannya, akan tetapi sekarang ia sudah tidak sebangku lagi dengan I maka FD sendiri lagi.

Na mun setelah diberi beberapa tugas rumah dan konseling kelo mpok cognitive behavior teknik biblioterapi FD mula i berp ikir jika ia tida k punya teman ia a kan mengala mi kesulitan dala m menyelesaikan setiap pekerjaan kelo mpok yang diberikan oleh guru, dan itu a kan berpengaruh pada nila i akade mik FD. Ia mula i me mbu ka diri dan ma mpu mengaplikasikan mengenai penyesuaian diri dan mu lai berte man dengan banyak teman d ike lasnya.

Oleh karena itu ia mengala mi peningkatan yang signifikan seperti DAS sebanyak 15 poin.

d. Subjek SI

Subjek SI mengala mi peningkatan penyesuaian diri setelah mendapatkan perla kuan strategi cognitive behavior teknik bib lioterapi yang ditunjukkan dengan peningkatan skor sebanyak 13 point. Pada saat pre-test skor subjek SI adalah 73 dan saat post-test skor meningkat menjadi 86 yang didapat dari angket penyesuaian diri.

Pada awa lnya SI takut dala m me mula i pembica raan dengan orang lain, ia takut d iabaikan dan tidak diterima. SI cenderung tertutup dengan orang lain kecuali te man ba iknya ketika Se kolah Dasar berna ma DAS yang kebetulan sekolah di te mpat yang sama dengannya sekarang. SI berp ikir satu temannya ketika Sekolah Dasar sudah cukup. Setelah diberikan perlakuan strategi cognitive behavior teknik biblioterapi SI menyadari bahwa suka menyendiri dan antisosial cenderung tertutup kepada orang lain akan me mpengaruhi proses sosialisasi dengan orang lain, ia berpikir hal tersebut merupakan suatu hal yang negatif dan merugikan dirinya. Se karang SI mu la i bela jar berpikir positif dan me mu lai pe mbicaraan dan me mbu ka diri dengan orang lain. Sehingga ia mendapatkan peningkatan skor sebanyak 13 poin. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelit ian penerapan strategi cognitive behavior teknik b iblioterapi untuk men ingkatkan percaya diri siswa ini merupakan penelit ian jenis pre-experimental design dengan bentuk One Group Pretest-Posttest Design. Bentuk desain ini adalah me mbe rikan pre-test terlebih dahulu sebelum d iberi perlakuan pada suatu kelompok tanpa adanya kelo mpok pembanding dan ke mudian akan dibe rikan post-test setelah diberi perla kuan. Hasil pre-test dan post-test ke mudian dibandingkan untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan. Penerapan strategi cognitive behavior teknik bib lioterap i ini hanya terbatas untuk menguji ada peningkatan penyesuaian diri atau tidak yang semula rendah menjadi sedang atau tinggi. Penelit ian ini tida k menguji mengenai efektiv itas dari strategi cognitive behavior teknik biblioterapi. Pene lit ian ini melibatkan siswa ke las VII B SM PN 1 Ujungpangkah Gresik, ka rena terindikasi ada beberpa siswa di kelas tersebut me miliki t ingkat penyesuaian diri yang kurang.

Setelah menentukan kelas penelitian, selanjutnya me lakukan pre-test untuk mengetahui kondisi awal siswa yang akan dijad ikan subjek penelitian. Da ri hasil penyebaran angket pre-test didapatkan 4 siswa yang terindikasi me miliki penyesuaian diri rendah, ke mudian 4 siswa tersebut dijadikan subjek dala m penelitian ini. Siswa tersebut diberikan strategi cognitive behavior teknik biblioterapi untuk men ingkatkan penyesuaian diri.

Perla kuan dala m penelitian ini d ila kukan dala m bentuk konseling kelo mpo k dengan 4 subjek sebagai anggota kelo mpok karena dala m

(10)

Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimb ingan dan Konseling (POP) tahun 2016 konseling kelo mpok d ila kukan dengan anggota berjumlah 2 -10 orang atau siswa. Perlakuan dila kukan sebanyak 5 kali perte muan untuk me mbantu siswa supaya ma mpu meningkatkan penyesuaian diri dan orang lain.

Pada awa lnya 4 subjek masih b ingung dan belum me maha mi kegiatan penerapan strategi cognitive behavior teknik b iblioterapi untuk men ingkatkan penyesuaian diri siswa dala m bentuk konseling kelo mpok ini. Hal te rsebut dikarena kan semua subjek belum pernah mengikuti kegiatan seperti ini sebelumnya, khususnya konseling kelo mpok. Mereka lebih sering mendapatkan pelajaran klasika l di ke las dibandingkan dengan pelajaran dala m bentuk kelompok.

Temuan saat mela kukan perla kuan berdasarkan cerita dari bahan bacaan siswa yang awalnya berpikir negatif tentang penyesuaian diri ke mudian setelah diberikan perla kuan mula i berpikir positif dan bersikap lebih terbuka terhadap teman dan lingkungan sekitar. Sesuai dengan teori bahwa b iblioterapi merupakan proses menggunakan buku untuk me mbantu siswa berpikir, me maha mi dan me le wati masalah e mosi dan sosial siswa me mbantu siswa menghilangkan pikiran negatif mere ka dan gangguan di lingkungan sosial.

Dala m perla kuan juga diberikan pertanyan-pertanyaan yang bersifat refle ktif, yang me mbuat siswa ma mpu berpikir bahwa bahan bacaan dapat me rubah pikiran negatif men jadi kearah yang lebih positif, tidak merasa minder atau me miliki rasa percaya diri yang tinggi saat bergaul dengan teman sebayanya, yang ke mudian me mbuat siswa dapat mengungkapkan pikiran negatif dan perasaan yang mere ka ala mi dan berdampa k positif terhadap perilaku mereka.

Meningkatnya ke ma mpuan penyesuaian diri dirasakan oleh siswa mula i saat pertemuan yang ke empat yaitu siswa me rasa lebih b isa berpikiran terbuka dan pikiran-pikiran negatif tidak terlalu mengganggu mere ka. Ha l ini terjad i karena siswa te lah me lewat i tahap identifikasi pikiran negatif mere ka, me mbaca se mua bahan bacaan (belajar berte man, geng gak ja man dan kecanduan game), tahap inkubasi dan pemindahan pikiran negatif yang dip indahkan ke p ikiran yang lebih positif. Dala m tahap inkubasi misalnya setelah me mbaca bacaan yang perta ma siswa me la kukan inkubasi, me renungkan isi bahan bacaan dengan menuliskannya dikertas kec il yang sudah diberikan konselor ke mud ian mere ka mengungkapkan sesuai dengan yang mere ka pahami tentang belajar berte man, seperti mengungkapkan poin penting apa yang ada dalam cerita? Keterka itan siswa dengan isi cerita dan bagaimana cerita tersebut dapat berhubungan dengan siswa. Ha l tersebut digunakan untuk

me restrukturisasi atau pembenahan pikiran yang menyimpang me rubahnya menjadi pikiran yang lebih positif sesuai dengan fokus konseling cognitive behavior.

Ke mudian da la m ha l in i juga siswa diminta me mindahkan pikiran negatif ke positif, dengan cara menghentikan pikiran negatif siswa ke mudian me mve rbalkannya dan menggantinya dengan pernyataan positif. Siswa juga diminta mengganti pikiran negatif tersebut tanpa me mverbalkannya dan dengan mata tertutup. Dala m kondisi in i diharapkan siswa dapat me mbiasakan pengubahan pola pikir me reka yang negatif secara mandiri dan dapat menggunakannya dalam situasi yang me mbuat me reka merasa ce mas, minder dan kurang percaya diri untuk mela kukan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Setelah latihan-lat ihan kec il tersebut siswa juga me la kukannya secara mandiri dan rut in agar dapat me mbe ri banyak pengaruh positif untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa di sekolah.

Dala m perbedaan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan strategi cognitive behavior teknik b iblioterapi in i juga diperkuat oleh hasil penghitungan uji statistik non parametrik yaitu uji Wilcoxon. Setelah siswa diberikan perla kuan, ma ka siswa juga diberikan angket post-test. Angket post-test ini sama dengan angket saat pre-test. Teknik analisis data menggunakan uji Wilcoxon dengan bantuan SPSS versi 21. Hasil analisis menunjukkan bahwa diketahui n ila i Z adalah -1841 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,016. Bila da la m ketetapan α (taraf kesalahan) sebesar 5% ma ka 0,016 < 0,05 jad i dapat disimpulkan bahwa Ho ditola k dan Ha diterima . Jadi dapat disimpu lkan bahwa penerapan konseling kelo mpok cognitive behavior dengan teknik b iblioterapi dapat men ingkatkan ke ma mpuan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMPN 1 Ujungpangkah Gresik.

Dala m sebuah penelitian pasti me miliki keterbatasan, begitu juga dengan penelitian ini. diharapkan kepada penelit i lain yang ingin menggunakan strategi cognitive behavior teknik biblioterapi in i untuk me mpert imbangkan dan menye mpurnakan hal-hal yang menjad i keterbatasan dalam penelit ian in i sehingga hasil penelitian yang dilakukan juga lebih maksimal.

PENUTUP Simpulan

Penelit ian ini dila kukan untuk menguji peningkatan penyeusuaian diri siswa mela lui strategi cognitive behavior teknik biblioterapi dala m bentuk konseling kelo mpok. Penelitian in i dilaku kan di SMPN 1 Ujungpangkah Gresik, tepatnya pada siswa kelas VII B yang me miliki tingkat penyesuaian diri dala m kategori rendah.

Berdasarkan hasil pre-test terdapat 4 siswa yang me miliki penyesuaian diri rendah dan siswa tersebut

(11)

dijadikan subjek dala m penelitian in i. Siswa yang terpilih men jadi subjek dala m penelit ian ini a kan dibe rikan perlakuan sebanyak 5 kali perte muan. Hasil penelit ian yang telah dilaku kan pada 4 subjek menunjukkan bahwa setiap subjek mengala mi peningkatan skor antara sebelum dan setelah diberikan perla kuan strategi cognitive behavior teknik biblioterapi.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muha mmad dan Muhammad Asrori, 2011. Psik ologi Remaja Perk embangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Alford, B. A., & Bec k A. T. 2009. The Integrative Power of Cognitive Therapy. New Yo rk: The Gu ilford Press.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian (Suatu Pendek atan Prak tik , edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta

Arifin, Za inal. 2012. Evaluasi Pe mbe la jaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Azwa r, S. (2009). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Dewi, Noviana. 2014. Metode Biblioterapi Untuk Peningkatan Kara kter Tanggung Jawab. Jurnal Psikologi. Vol 40.

Eliasa & iswanti. 2014. Bibliotherapy With The Career

Topic To Increase The Student’s Career

Motivation Of Guidance And

Counseling. Procedia – Socia l and Behavioral Sciences.

Fauziyah, Lilik. 2015. “Keefektifan Biblioterapi dalam Meningkatk an Kemandirian Belajar Peserta Didik Kelas X-IPS 2 Di MA Sunan Kalijogo Tahun Pelajaran 2013/2014”. Universitas Nusantara PGRI Kediri. (Online). Tersedia: http://simki.unpkediri.ac.id/ mahasiswa/file_artik el/2015/10.1.01.0154.pdf. (d iunduh tanggal 20 Februari 2017)

Gunarsa, S.D. & Gunarsa, Y.S.D. 2004. Psik ologi Perk embangan Anak dan Remaja. Jaka rta: BPK Gunung Mulia.

Gunarsa, S.D. 1995 . Psik ologi Perk embangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hartinah, Sit i. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT. Reflika Aditama. Hurloc k, B Elizabeth. 2008. Psik ologi Perk embangan

Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Hurloc k, E, B, 1997, Psik ologi Perk embangan. Suatu Pendek atan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terje mahan Istiwidayanti dan Sudjarwo). Ed isi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Hidayah, Nur & Rach ma wati, M ira A liza . 2008. “Efektifitas Pelatihan Keterampilan Sosial terhadap Penyesuaian Diri Sosial pada Anak Berbakat Intelektual di Program Akselerasi”. Jurnal Psychology. Hal 1-31

Iswara, W idya. Penerapan Konseling Kognitif Pe rila ku dapat meningkatkan penyes uaian diri di sekolah pada siswa ke las X SMA Negeri 1 Patianrowo. Progra m Bimb ingan dan Konseling Universitas Negeri surabaya. Sk ripsi. Tidak di terbitkan. Jacob, K. et. A l (2003) Student burbout as a function of

personality, social support and work load. Journal of Collage Development. (Online) Tersedia di: http//Findarticles.com/p/artic les.mi. di unduh tanggal 2 Maret.

Mutadin, Zainun. 2002. Penyesuaian Diri Remaja. (Online). http://individual_detail.asp.htm. di unduh tanggal 20 Februari 2017.

Nurfuad, Achlis. (2013). Meningkatkan Penyesuaian Diri Terhadap Lingkungan Sekolah Mela lui Layanan Bimbingan Ke lo mpok Pada Siswa Ke las VIII B SMPN 2 Junawa. (Online). Jurnal Penelitian. (di unduh tanggal 25 Maret 2017).

Neng Nong. 2013. “Teknik Biblioterapi dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling”.

(Online). Tersedia:

http//moza ikb imb ingankonseling.blogspot.co.id/ 2013/04/teknik-b iblioterapi-dala m-pelayanan-html. (diunduh tanggal 25 Maret 2017).

Oe marjoedi, A.K. (2008) Pendekatan Cognitive Behavior dalam Psik oterapi. Jakarta: Kreativ Media. Prayitno. 2008. Layanan Bimbingan dan Konseling

Kelompok (Dasar dan Profil). Ghalia Indonesia. Prayitno dan Erman A mti. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rine ka Cipta.

Purwo ko, Budi & Pratiwi, Titin Indah. 2007. “Pemahaman Individu Melalui Teknik Non Tes. Surabaya: Unesa University Press.

Qorny, Wulan. 2015. Distorsi Kognitif dala m Keseharian. (On line ). Tersedia: http://wulanqorny.blogspot.co.id/2015/05/distors i-kognitif-dala m-keseharian.html. (diunduh tanggal 25 Maret 2017).

(12)

Ra mdhani, Neila. 2008. “Pelatihan Keterampilan Sosial untuk Terapi Kesulitan Bergaul”. (Online). http//neila.staff.ugm.ac.id/wo rdpress/wp-content/uplo ads 2008/ 02/ ketera mp ilan-sosial.pdf. (Diunduh tanggal 20 Februari 2017) Riduwan, 2004. “Dasar-dasar Statistika”. Bandung.

Alfabeta.

Schneiders. 2008. Pe rsonal Adjustment and Mental Health. New York: Holt, Re inhart & W inston Inc.

Sugiyono. (2013) Metode Penelitian dan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. “Proses Bimbingan dan Konseling Disekolah”. Jakarta : PT. Rine ka Cipta

Suharsimi, Arikunto. 2009. “Manajemen Penelitian”. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sujarweni, V. Wiratna. 2014. “Metodologi Penelitian Lengkap, Prak tis dan Mudah Dipahami. Yogyakarta: PT Pustaka Baru.

Ulfah, 2012. Progra m Bimb ingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Men ingkatkan Ke ma mpuan Penyesuaian Diri Siswa Te rhadap Keraga man

Budaya. (Online). Tersedia:

Http://jurnal.upi.edu/file/ Ulfah.pdf (di unduh tanggal 25 Maret 2017).

Uta mi, Retno Ristiasih & Nuryoto, Sart ini. 2005.

“Efektivitas Pelatihan untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial pada Anak Sek olah Dasa r

Kelas 5” Vol 7 No. 6. Hal 1-94.

Utari, Sri. 2012. “Studi Tentang Citra Raga dan Penyesuaian Sosial terhadap Teman Lak i-laki

pad Siswi SMA Pedesaan dan Perkotaan”.

Talenta Psikologi Vol 7. No. 2. Hal 151-165.

Widya, Rika Iswa ra. 2015. Penerapan Konseling Kognitif Perila ku untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Ke las X SMAN 1 Pat ianworo. Jurnal Penelitian.

Wibowo, Aksan Budi. 2013. Penerapan Layanan Orientasi untuk Meningkatkan Ke ma mpuan Penyesuaian Diri pada Siswa Ke las X SMK Taman Siswa Kudus. (Online) Ju rnal Penelit ian. (di unduh tanggal 25 Maret 2017).

Yun itasari. 2013. Penerapan Te knik Bibliokonseling Untuk Meningkatkan Pe rcaya Diri Pada Kelas VII SMPN 32 Surabaya. Jurnal Penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu permasalahan dalam petani kelapa sawit adalah harga yang masih jauh dari kesejahteraan masyarakat dan informan AI mengatakan sendiri harus di pertegas

Promatrajući pokazatelje disperzije Q1 i Q3 (prvi i treći kvartil) može se utvrditi da je vrijednost oba kvartila kod većine vrijednosnica manja od 100, što znači da u su u

Causal Loop Diagram JurusanTeknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa2. JurusanTeknik Industri Universitas Sultan

Untuk perencanaan konservasi tanah pada skala yang lebih luas, akan lebih realistis jika digunakan model-model yang merupakan pengembangan dari USLE, sehingga data-data dari

1) Konduktor untuk perlengkapan listrik tersebut di bawah ini sepatutnya dari jenis konduktor fleksibel (7.12.6.1). a) Perlengkapan listrik yang untuk maksud tertentu,

Ketentuan KUHP bahwa tindakan yang dikategorikan sebagai perbuatan pidana apabila tindakan tersebut berkaitan dengan kelalaian yaitu dilakukan dengan sengaja atau

Pada rancangan basis data file-file yang berhubungan diuraikan dalam kamus data yang terbagi dalam tiga file utama terdiri dari file master adalah file data yang berisi data

Hasil penelitian tidak terdapat interaksi antara perlakuan urin kelinci dengan kompos pada setiap setiap parameter yang di amati, tetapi perlakuan urin berpengaruh