• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LOG MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING UNTUK PROSES CYBER PROFILING : STUDI KASUS PADA DUNIA PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS LOG MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING UNTUK PROSES CYBER PROFILING : STUDI KASUS PADA DUNIA PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LOG MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING UNTUK

PROSES CYBER PROFILING : STUDI KASUS PADA

DUNIA PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA

Muhammad Zulfadhilah1)2), Yudi Prayudi2), dan Imam Riadi3)

1)

Program Studi Teknik Informatika Politeknik Hasnur Banjarmasin

2)

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

3)

Universitas Ahmad Dahlan

[email protected]) [email protected])

ABSTRAK

Aktifitas pengguna internet semakin meningkat dari tahun ke tahun.Hal ini telah berdampak pada perilaku pengguna itu sendiri.Penilaian terhadap perilaku pengguna seringkali hanya didasarkan pada interaksi di internet tanpa mengetahui apa saja aktifitas lainnnya. Penggunaan log aktifitas dapat dijadikan sebagai cara lain untuk mengetahui perilaku pengguna. Log aktifitas internet adalah salah satu tipe big data sehingga penggunaan data mining dengan teknik K-Means dapat dijadikan sebagai solusi untuk melakukan analisis terhadap perilaku pengguna. Pada penelitian ini telah dilakukan proses klasterisasi menggunakan algoritma K-Means yang terbagi menjadi tiga klaster yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hasil yang didapat dari institusi pendidikan menunjukkan bahwa setiap klaster menghasilkan website yang sering dikunjungi dengan urutan : wesite pencarian, social media, berita, dan informasi. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Cyber profiling yang telah dilakukan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan aktifitas sehari-hari.

Kata Kunci : Clustering, K-Means, Log, Network, Profiling

PENDAHULUAN

Semakin banyaknya aplikasi, perangkat keras (device), dan koneksi internet telah berdampak pada perilaku penggunannya.Dalam hal ini hasil riset APJI menunjukkan bahwa pada tahun 2014 urutan aktifitas pengguna internet di Indonesia adalah : pengguna jejaring sosial (social media), pencarian informasi, chatting (messaging), pencarian berita, video, email sebagai urutan popularitas aktifitas pengguna internet. Data tersebut juga menunjukkan bahwa pencarian berita dan penggunaan email bukan merupakan aktifitas yang popular (APJII, 2015).

Secara umum penelitian cyber profiling adalah melakukan eksplorasi data dengan tujuan untuk mengetahui

apa saja aktifitas pengguna pada saat melakukan akses internet.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendukung proses profiling adalah algoritma K-Means. Melalui algoritma ini maka data dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat kunjungannya. Pengelompokkan ini bertujuan untuk melihat website apa saja yang sering diakses oleh pengguna.

Data pengguna akses internet pada suatu institusi dapat dikategorikan sebagai tipe data besar, sehingga proses analisisnya dapat dilakukan dengan data mining. Dalam hal ini algoritma cluster sebagai salah satu teknik data mining dapat digunakan untuk menemukan kelompok (cluster) objek yang berguna, dimana penggunaannya tergantung dari tujuan analisa data (Hermawati, 2013). Analisisclustering adalahsalah satu

(2)

metodeyang palingberguna dalamakuisisi pengetahuan, dan digunakan

untukmenemukanclusteryang

mendasardanpolayang penting untuk didistribusikandari dataitu sendiri (Chunchun, dkk., 2011).

Profilingmerupakan proses mengumpulkan datatentang individudan kelompok yang dapat menghasilkan sesuatu yang menarik, mengejutkan danbermakna, korelasibahwa dengan

menggunakan mesinyang

memilikikekuatanperhitunganyang baik dapatmendeteksi data-data tersebut, sementara kitasebagai manusiatidak bisa (van den Berg, dkk., 2013). Cyber profiling membawa langkah yang baik pada ilmu komputer forensik, berdasarkan dari pengalaman yang telah diraih dalam proses penanganan yang telah dilakukan (Irvine, 2010).

Diantara kelompok pengguna internet yang paling banyak adalah institusi pendidikan. Perilaku pengguna pada institusi pendidikan perlu juga dilakukan profiling untuk mengetahui karakteristik pengguna dan akses apa saja yang dilakukan. Untuk wilayah Indonesia belum adanya penelitian terkait dengan ini, karena itu profilingakan sangat berguna untuk mengetahui perilaku pengguna internet di institusi pendidikan di Indonesia.

Penggunaan internet di dunia pendidikan seharusnya dimanfaatkan oleh pengguna untuk mendukung proses pendidikan, namun kadang kala didapatkan fakta user dilingkungan dunia pendidikan memanfaatkan internet untuk kepentingan di luar dunia pendidikan, bahkan tidak jarang terdapat indikasi user pada institusi pendidikan mengarah pada cyber crime. Untuk itu perlu diketahui lebih lanjut apakah memang penggunaan internet pada dunia pendidikan sudah sesuai

dengan lingkup aktifitas di dunia pendidikan.

METODE PENELITIAN

Untuk mengetahui sejauh mana cyber profiling terhadap institusi pendidikan, maka dalam penelitian ini dipilih log data internet dari sebuah institusi pendidikan. Log data tersebut tidak hanya berisikan website apa saja yang diakses oleh pengguna, tetapi juga memuat paket-paket yang diterima dan dikirim melalui lalu lintas jaringan. Data yang didapat berisikan aktifitas lalu lintas jaringan selama lima hari dan menghasilkan data sebanyak 320773 record.

Pada tahap awal penelitian

dilakukan pengambilan

data.Selanjutnya dilakukan preprocessing agar data yang tidak memenuhi kriteria dapat dihilangkan.Pada penelitian ini dari data awal 320773 dihasilkan 1630 record hasil preprocessing.Selanjutnya dilakukan mekanisme clustering menggunakan Algoritma K-Means yang berjalan pada aplikasi Rapid Miner dan SPSS. Data klaster tersebut kemudian dianalisa untuk melakukan proses profiling terhadap pengguna internet.

Gambar 1 merupakan alur dari penerapan algoritma K-Means dalam proses profling.

(3)

Start

Inisiation of K; K=3

Inisiation K Centroid based on Min, Median, Max value of dataset

Calculate distance of data from each K Centroid

Assigned data on cluster based minimum distance from K

centroid

Is the centroid change

Validate cluster based on the density

of the data

End No Yes

Gambar 1.Algoritma K-Means

HASIL DAN PEMBAHASAN

K-Means Clustering

Pada penerapan algoritma K-Means, hasil yang didapatkan adalah tingkat kunjungan terhadap website. Tingkat kunjungan ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu rendah, sedang, dan tinggi

Hasil klastering sebagai output dari aplikasi Rapid Miner dan SPSS menunjukkan data klaster yang sama. Berdasarkan hasil cluster, terlihat ada 3 cluster yang nilainya berbeda-beda, bahkan pada cluster kesatu nilainya mencapai 1479 (90,30 %), kedua bernilai 126 (7,70%), dan yang ketiga bernilai 33 (2,00%). Nilai-nilai tersebut merupakan jumlah website yang telah terbagi pada masing-masing cluster. Hasil klastering yang telah dilakukan menunjukkan proses ini telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan pada penelitian.

Inisialisasi pusat cluster awal pada proses klastering ini bisa dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Inisialisasi Pusat Awal Klaster

Klaster Jumlah Pengunjung

1 1

2 37

3 71

Nilai inisialisasi diatas ditentukan berdasarkan dari data yang mempunyai nilai tertinggi, nilai tengah, dan nilai terkecil. Nilai-nilai tersebut menjadi pusat awal cluster yang nantinya akan dilanjutkan pada proses K-Means.

Perhitungan centroid baru akan terus dilakukan (iterasi) sampai dengan ditemukannya iterasi yang mana hasil centroid-nya sama dengan hasil centroid sebelumnya. Pada penelitian ini terdapat 8 iterasi untuk menentukan hasil cluster yang tepat dari 1638 objek yang diteliti. Proses iterasi bisa dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Proses Clustering

Iterasi Perubahan Pusat Klaster

1 2 3 1 1,522 6,620 10,429 2 0,150 3,805 4,857 3 0,147 3,173 4,000 4 0.158 2,332 2,194 5 0,060 1,221 1,727 6 0,067 1,109 1,262 7 0,000 0,113 0,410 8 0,000 0,000 0,000

Adapun hasil akhir dari proses iterasidalammenentukan pusat awal klastering dapat terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Akhir Pusat Klaster

Klaster Jumlah Pengunjung

1 2

2 19

3 46

Hasil detail clustering akan dijelaskan sebagai berikut :

(4)

Pada hasil klastering yang sudah dilakukan, klaster kesatu memiliki data sebanyak 1467 record.Klaster kesatu memiliki anggota terbanyak, namun klaster ini memiliki nilai yang berada dibawah rata-rata keseluruhan data yang diteliti.Pada klaster kesatu, nilai data berada pada rentang 1-10, karena pada klaster ini data yang ada memiliki tingkat kunjungan yang rendah.Dengan demikian, klaster kesatu dikategorikan pada website yang memiliki tingkat kunjungan paling sedikit dari klaster lainnya. - Cluster-2

Pada klaster kedua, anggota yang masuk pada kalster ini sebanyak 126 record.Nilai dari hasil klaster kedua berada pada rentang 11-31.Nilai ini menunjukkan bahwa anggota dari klaster kedua memiliki tingkat kunjungan yang sedang, karena memiliki nilai sedikit lebih tinggi daripada rata-rata nilai yang dihasilkan oleh klastering.Dengan demikian, klaster kedua dikategorikan sebagai klaster yang memiliki tingkat kunjungan yang sedang.

- Cluster-3

Pada hasil klaster ketiga, anggota yang masuk pada klaster ini sebanyak 33 record.Hasil klaster ketiga ini memiliki jumlah anggota paling sedikit dibandingkan dengan klaster lainnya, namun anggota pada klaster ini memiliki nilai tertinggi data yang telah dihasilkan.Nilai yang ada pada klaster ini berada pada rentang 34-63, hasil ini menunjukka bahwa klaster ketiga memiliki nilai jauh diatas rata-rata.Dengan demikian, klaster ketiga dikategorikan sebagai klaster yang memiliki tingkat kunjungan tertinggi. Hasil klastering yang telah dilakukan bisa dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2.Hasil Klastering

Analisa Hasil

Pada penelitian ini algoritma K-Means telah dimplementasikan untuk melakukan klastering sesuai dengan harapan.Pada tahap awal data utama yang didapat berisikan informasi tentang website yang diakses oleh pengguna melalui internet.Selain data informasi website terdapat juga data yang berisikan pembaruan terhadap sistem operasi, pembaruan dari web browser, dan website periklanan yang biasanya tampil sebagai pop-up.

Berdasarkan hasil dari K-Means sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1 terlihat bahwa setiap klaster yang didapat memiliki perbedaan jumlah anggota yang signifikan.

Pada klaster kesatu menunjukkan tingkat kunjungan rendah namun memiliki jumlah website yang paling banyak.Data pada klaster kesatu kebanyakan berisi website media periklanan yang muncul bersamaan dengan aktifitas kunjungan pada sebuah website.Sementara itu pada klaster kedua yang memiliki tingkat kunjungan sedang, data anggota klaster menunjukkan adanya situs berita yang berada pada klaster ini.

Pada hasil klaster ketiga yang merupakan kelompok website dengan tingkat kunjungan tertinggi namun memiliki jumlah website yang sedikit.Data pada klaster ini menunjukkan bahwa media sosial

1479 126 33 0 500 1000 1500 2000

Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3

(5)

menjadi website dengan tingkat kunjungan yang relative tinggi. Data lain dari klaster tiga menunjukkan bahwa pengguna internet mengakses website pencarian lebih sering terlihat dibandingkan dari website lainnya termasuk website media sosial.

Walaupun pada penelitian (Andayani, 2007)menyebutkan bahwa algoritma K-Means memiliki kekurangan pada inisialisasi pusat awal, namun pada penelitian ini tidak terdapat kekurangan tersebut. Klastering dari dua aplikasi Rapid Miner dan SPSS menghasilkan data yang sama, hal ini menunjukkan bahwa penentuan nilai pusat awal klaster dari kedua aplikasi ini mempunyai nilai awal yang sama.

Berdasarkan hasil klastering yang telah didapat menunjukkan bahwa pengguna internet pada institusi pendidikan sering melakukan akses terhadap website pencarian untuk mendapatkan informasi terkait dengan bidangnya.Selain itu pada penelitian ini juga didapat hasil bahwa website sosial media dan situs video streaming lebih sering diakses dibandingkan dengan website informasi dan berita.Hasil tersebut disebabkan oleh penyampaian informasi pada era digital sekarang lebih cepat memasuki ranah sosial media dibandingkan dengan website informasi lainnya.

Pada penelitian ini, website sosial media termasuk dalam website yang sering diakses oleh pengguna. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (APJII, 2015; Peña, dkk., 2013)yang menyatakan bahwa sosial media menjadi salah satu aktifitas berinternet yang sering diakses.

Proses cyber profiling yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pencarian informasi lebih sering diakses oleh pengguna yang berasal dari institusi pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan

dan aktifitas harian mempengaruhi terhadap apa yang diakses oleh pengguna. Hasil tersebut merujuk pada penelitian (Yu, 2013)yang menyatakan bahwa proses cyber profiling dalam

memprediksi informasi

berdasarkandemografis memiliki tingkat akurasi tinggi.

Berdasarkan data hasil profiling terhadap institusi pendidikan menunjukkan bahwa penggunaan internet telah dimanfaatkan untuk mendukung proses pendidikan. Dan pada sumber data yang didapat menunjukkan tidak ada aktifitas user di dunia pendidikan yang mengarah pada cyber crime.

Pada penelitian ini sumber data yang diambil masih memiliki kekurangan untuk melakukan cyber profiling.

Dalam hal ini seharusnya untuk kelengkapan profiling sebagaimana yang disebutkan oleh (Irvine, 2010)sumber data yang diperlukan untuk seharusnya juga memuat data log aktifitas pada komputer yang telah digunakan, namun data yang didapat hanya berupa data log lalu lintas jaringan.

Pada penelitian ini cyber profiling hanya bisa memberikan informasi tentang aktifitas internet yang dilakukan pengguna, namun untuk ancaman kejahatan dan profiling berdasarkan data komputer yang telah digunakan seperti yang disebutkan oleh (Irvine, 2010) masih belum ada pada penelitian ini.

Hasil dari penelitian ini telah dapat memenuhi pengertian dari cyber profiling, karena sudah memberikan informasi tentang pengguna berdasarkan aktifitas saat terhubung dengan internet.Hasil penelitian ini dapat digunakan administrator jaringan untuk keperluan peningkatan kualitas layanan, kebijakan, dan keamanan

(6)

seperti yang disebutkan oleh (Bakhshi and Ghita, 2016).

KESIMPULAN

Dari hasil analisa log dataset dengan menggunakan algoritma K-Means untuk proses cyber profiling, hasil yang didapat menunjukkan bahwa algoritma initelah dapat mengelompokkan aktifitas pengguna internet berdasarkan pada data kunjungan website. Pengelompokkan ini dibagi menjadi tiga, yaitu kunjungan rendah, sedang, dan tinggi.

Pada penelitian ini, algoritma K-Means digunakan sebagai sebuah algoritma untuk proses cyber profiling. Algoritma K-Means yang digunakan sudah sesuai dengan harapan dari penelitian ini, karena memiliki proses algoritma yang sederhana dengan tingkat akurasi yang baik. Namun algoritma K-Means ini memiliki kekurangan, yaitu pada proses pengambilan nilai inisialisasi pusat awal yang acak. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya perbedaan pada hasil cluster.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengguna internet pada instansi pendidikan lebih banyak mengakses website pencarian untuk mendapatkan informasi.Selain itu hasil yang didapat juga menunjukkan bahwa media sosial memiliki tingkat kunjungan yang tinggi setelah website pencarian.

Berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan data dari instansi pendidikan pada tingkat perguruan tinggi menunjukkan bahwa pengguna internet akan lebih cenderung melakukan akses terhadap website yang sesuai dengan bidangnya.

Penelitian ini memiliki keterbatasan pada sumber data untuk proses profiling. Untuk kesempurnaan proses profiling seharusnya data juga

memuat data aktifitas komputer yang telah digunakan. Karena itu penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan cyber profiling yang lebih baik dengan sumber data yang lebih lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

APJII. 2015. Indonesian Internet User Profile 2014.

Bakhshi, T dan B. Ghita. 2016. Traffic Profiling : Evaluating Stability in Multi-Device User Environments. Chunchun, H., L. Nianxue, Y.

Xiaohong, and S. Wenzhong. 2011. Traffic Flow Data Mining and Evaluation Based on Fuzzy Clustering Techniques. 13 (4) : 344–349.

Hermawati, F.A. 2013. Data Mining. CV. Andi Offset. Yogyakarta. Irvine, J. J. 2010. Digital Forensic

Analysis & Cyber Profiling. 703 : 1–32.

P. Peña, R. Hoyo, J. Vea-murguía, C. González, and S. Mayo. 2013. Collective Knowledge Ontology User Profiling for Twitter Automatic User Profiling. pp. 439–444.

S. Andayani. 2007. Formation of clusters in Knowledge Discovery in Databases by Algorithm K-Means.

S. Yu. 2013. Behavioral Evidence Analysis on Facebook: a Test of Cyber-Profiling,” Defendologija. 16 (33) : 19–30.

van den Berg, D. B., P. dr. A. de Vries. dr. S. van der Hof, M. Kakaris, and A. Theocharidis. 2013. Online Identities , Profiling and Cyber Bullying.

(7)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN JURUSAN STUDI KASUS SMA PGRI 7 BANJARMASIN

Inayatul Ulya Ahyati1) danFajar Purwanto1)

1)

Program Studi Teknik Informatika Politeknik Hasnur [email protected]

ABSTRAK

Sekolah Menengah Atas (SMA) PRGI 7 Banjarmasin adalah salah satu SMA swasta di Banjarmasin.Pada SMA PGRI 7 terdapat dua jurusan yaitu IPA dan IPS.Dalam menentukan penjurusan siswa kelas XI, SMA ini yang masih menggunakan cara manual yaitu menggunakan Aplikasi Microsoft Excel dalam melakukan perhitungan dan menentukan jurusan sehingga banyak memakan waktu, terlebih lagi jumlah data siswa yang masuk dalam proses cukup banyak.Penelitian ini dibuat untuk membangun aplikasi sistem pengambil keputusan pada SMA PGRI 7 Banjarmasin dengan mengimplementasikan metode Simple Additive Weighting (SAW), metode ini digunakan untuk menentukan penjurusan berdasarkan nilai siswa. Aplikasi ini di bangun menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic .Net dan database MySQL. Aplikasi sistem pendukung keputusan ini bisa membantu menentukan atau memberikan hasil penjurusan berdasarkan kemampuan dan bakat.

Kata Kunci : Sekolah Menengah Atas (SMA), Simple Additive Weighting (SAW), Sistem pengambil keputusan (SPK), Visual Basic .Net, MySQL,

PENDAHULUAN

Lembaga pendidikan seperti pendidikan SMA kerap kali menentukan jurusan untuk siswa-siswinya.Keputusan yang diambil dalam memilih jurusan mungkin sudah benar sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat siswaakan tetapi bisa juga mengalami kesalahan.Pembuat keputusan harus benar-benar mempertimbangkan pilihan yang sesuai untuk penjurusan tersebut.

Konsep dasar metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada

(Kusumadewi, Hartati, Harjoko, dan Wardoyo, 2006).

SMA PRGI 7 Banjarmasinadalah salah satu SMA swasta di Banjarmasin.Pada SMA PGRI 7 terdapat dua jurusan yaitu IPA dan IPS. SMA PGRI 7 dalam melakukan penjurusan siswa kelas XI yang masih dikatakan menggunakan cara manual dengan masih menggunakan Microsoft Excel dalam melakukan perhitungan dan menentukan jurusan sehingga banyak memakan waktu, kurang baik karena banyaknya jumlah data siswa yang masuk dalam proses.

Dengan perancangan sistem pen-dukung keputusan yang dibuat ini diharapkan dapat memudahkan guru dalam melakukan record data, membantu penentuan jurusan siswa dan juga dapat meminimalisir pengunaan buku per tahunnya. Sehingga dibutuhkan sistem pendukung

(8)

keputusan yang dapat mengklasifikasikan pola penjurusan siswa kelas X di SMA PGRI 7 Bjm dengan mempertimbangkan kemam-puan, bakat dan minat siswa terhadap suatu jurusan, dengan menggunakan logika SAW.

Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat Sistem Pengambil Keputusan penjurusan dengam metode SAW di SMA PGRI 7 Banjarmasin. Penelitian ini hanya sampai menentukan penjurusan IPA dan IPS kelas XI saja.

METODE PENELITIAN Sumber Data

Untuk mendapatkan data-data yang benar dan akurat, metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dapat dilakukan melalui wawancara maupun pengamatan secara langsung dengan pihak yang berwenang menangani penjurusan.Data yang diperlukan seperti apa saja syarat yang masuk dalam perhitungan penjurusan, pihak yang berwenang dalam pengambilan keputusan penjurusan dan seperti apa proses penjurusan.

Sedangkan data untuk bobot diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan ke beberapa guru yang bersangkutan di SMA PGRI 7. Kusioner tersebut berisi penilaian bobot penjurusan yang mana berisi bobot untuk IPA (Biologi, Kimia, Fisika, MTK) sedangkan IPS (Sejarah, Ekonomi, Geografi, Sosiologi).

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yang

dapat berupa kebijakan serta ketentuan umum pengajuan. Contoh nya yaitu studi literature sebagian besar dari buku-buku referensi modul dan sumberdata lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

Metode Pengembangan Sistem

Sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan sistem SDLC (System Development Life Cycle) atau Daur Hidup Pengembangan Sistem.Model yang digunakan adalah model Waterfall yang sering disebut juga model Sekuensial Linear. Secara garis besar metode waterfall mempunyai langkah-langkah sebagai berikut: tahap analisis kebutuhan sistem, desain sistem, implementasi program, pengujian dan pemeliharaan.Model

waterfall(Sommerville, 2011) dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Metode Waterfall

HASIL DAN PEMBAHASAN Desain Sistem

Sistem pengambilan keputusan (SPK) penjurusan ini digunakan oleh dua entitas yaitu: entitas admin dan entitas user. Admin dapat mengelola data kriteria, data kelas, data minat, data siswa. Setelah itu user dan admin mendapatkan data penjurusan berdasarkan data yang di masukkan dan diproses menggunakan metode

(9)

SAW.Aliran data kedua entitas tersebut bisa dilihat secara jelas pada Gambar 2.

Gambar 2. DFD SPK Penjurusan Simple Additive Weighting (SAW)

Perhitungan bobot penentuan jurusan SMA menggunkan metode SAW. Pencarian bobot ini didapat dari menghitung tingkat kepentingan setiap kriteria yang diperoleh dari kuesioner. Tabel 1 menunjukkan bobot untuk setiap mata pelajaran, bobot ini yang akan menetukan penjurusan siswa apakah jurusannya IPA atau IPS. Tabel 1. Kriteria dan Bobot

No Kriteria Kode Kriteria Bobot 1 Biologi C1 0.1260 2 Fisika C2 0.1344 3 Kimia C3 0.1260 4 Matematika C4 0.1260 5 Sejarah C5 0.1092 6 Ekonomi C6 0.1344 7 Geografi C7 0.1260 8 Sosiologi C8 0.1176 Tampilan Aplikasi Aplikasi SPK Menentukan Jurusan ini merupakan aplikasi berbasis desktop. Untuk bisa menggunakan aplikasi ini pengguna harus login terlebih dahulu, terdapat dua level pengguna aplikasi ini yaitu sebagai administrator dan user. Hak akses data untuk masing-masing pengguna secara

jelas bisa dilihat pada Gambar 2. Gambar 3 menunjukkan menu utama aplikasi SPK Penjurusan, terdapat tiga menu utama yaitu: File, Manajemen Data, Penjurusan dan Bantuan.

Gambar 3. Menu utama SPK Penjurusan

Untuk mendapatkan hasil penjurusan, administrator harus memasukkan data siswa secara lengkap terlebih dahulu.Gambar 4 berikut ini menujukkan tampilan form data siswa yang harus diisi. Semua data pada form ini harus diisi dengan lengkap agar hasil penjurusan sesuai dengan minat dan bakat siswa.

Gambar 4. Form Data Siswa Sedangkan untuk kriteria penjurusan data pada Form Kriteria harus diisi dengan lengkap. Bobot untuk setiap kriteria didasarkan pada nilai di Tabel 1. Gambar 5 berikut ini menunjukkan form kriteria penjurusan.

(10)

Gambar 5. Form Kriteria Penjurusan Gambar 6 menunjukkan Form hasil penjurusan, form ini akan menampilkan data siswa yang sudah mengalami proses perhitungan dan perbandingan.

Gambar 6. Form Hasil Penjurusan

KESIMPULAN

Aplikasi Pendukung Keputusan Menentukan Jurusan di SMA PGRI 7 Banjarmasinmenggunakan metode SAW dapat membantu dalam menentukan jurusan sesuai dengan kemampuan dan bakat siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Kusumadewi, S., Hartati, S., Harjoko, A., dan Wardoyo, R. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making

(FUZZY MADM).Graha

Ilmu.Yogyakarta.

Sommerville, I. 2011. Software Engineering 9th Edition.Pearson Education. New Jersey.

(11)

PEMBUATAN PERMAINAN ARITMATIKA RODA PUTAR ANGKA

MENGGUNAKAN ADOBE FLASH

Muhammad Anshari1), Muhammad Agie Bhakti Pramono1) dan Wahyu Ridhoni1)

Program Studi Teknik Informatika Politeknik Hasnur

1)

[email protected]

ABSTRAK

Kelas 3 SD merupakan awal mula pembelajaran operasi hitung aritmatika dasar yaitu penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Seiring dengan majunya perkembangan teknologi dalam proses pembelajaran harus memiliki metode tersendiri agar dapat menarik minat dan membantu siswa dalam proses pembelajaran. Perancangan permainan edukasi “Aritmatika Roda Putar Angka” yang dibuat menggunakan Aplikasi Adobe FlashCS6 yang ditujukan sebagai media pembelajaran aritmatika dasar yang bertujuan agar khususnya anak kelas 3 SD lebih tertarik minatnya dan membantu siswa untuk lebih mengenal pelajaran operasi hitung aritmatika dasar. Waterfall digunakan sebagai metode penelitian, mulai dari tahap analisis, desain sistem, koding dan pengujian program. Hasil penelitian yang diperoleh adalah permainan Aritmatika Roda Putar Angka dengan materi awal ajaran matematika pada kelas 3 SD yang mencakup operasi hitung penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Kata Kunci: Adobe Flash, Aritmatika Dasar, Matematika, Permainan Edukasi,

Sekolah Dasar

PENDAHULUAN

Tumbuh kembang anak dari generasi sebelumnya dengan sekarang, memang sudah berbeda.Misalnya saja anak-anak yang lahir di tahun 90-an. Dimana anak lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain secara fisik.Seperti lari, main petak umpet, bola, dan permainan lainnya.Berbeda dengan generasi sekarang, saat perkembangan teknologi sudah semakin maju.Anak sudah mulai kurang memainkan permainan yang menguras tenaga.Melainkan sudah tergantikan dengan beragam permainan yang bisa mereka dapatkan di dalam gadgetnya. Hanya dengan duduk diam di depan layar gadget, maka sudah bisa memainkan berbagai jenis permainan (Andriyas, 2015 ).

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

mendapatkan perhatian lebih baik dari kalangan guru, orangtua maupun anak.Meskipun matematika dianggap sulit dan juga dianggap tidak menyenangkan bagi kalangan anak-anak,tetapi matematika termasuk mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN), jadi banyak pihak yang memiliki presepsi bahwa matematika adalah pengetahuan terpenting yang harus dikuasai anak (Patria, 2009).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membuat Permainan aritmatika berbasis adobeflash yang dimaksudkan agar para siswa dapat belajar matematika dengan cara yang lebih menyenangkan. Disini penulis juga berusaha memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada untuk membantu dalam pembelajaran matematika.

(12)

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan kurang lebih selama 3 bulan dan dilaksanakan di Madrasah Assalam terletak di Jalan Zamrud No. 2 Pasayangan Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.

Alat dan Bahan

Dalam pembuatan permainan edukasi membutuhkan serangkaian peralatan yang dapat mendukung kelancaran proses pembuatan dan pengujian. perangkat keras yang digunakan dalam penelitian adalah laptop dengan prosesor sebagai berikut: a. Intel Core2 Duo T7100

b. Memori ; 1 GB DDR3

c. VGA : Mobile Intel GMA X3100 d. Hard Disk : 120 GB HDD

Adapun perangkat lunak pendukung yang digunakan adalah Adobe Flash CS6 dan Adobe Photoshop CS5.Perangkat lunak yang dibutuhkan pada saat implementasi yaitu sistem operasi Windows berbasis dekstop.

Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi 2. Studi pustaka

a. Referensi

b. Jurnal dan Skripsi c. Wawancara

Metode Pengembangan Sistem

Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan Media Permainan Edukasi Matematika ini menggunakan beberapa tahapan pengembangan perangkat lunak dengan Metode Proses Waterfall Model (air terjun). Metode ini mengusulkan sebuah pendekatan kepada pengembangan software yang beraturan dan percontohan yang mulai dari tingkat kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain kode, pengujian, dan

pemeliharaan.Model metode waterfall model meliputi langkah-langkah sebagai berikut (Sommerville, 2003).

Gambar 1. Metode Waterfall

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sitemap

Gambar 2 menjelaskan tentang Sitemap alur isi dari permainan aritmatika roda putar angka.

Gambar 2.Sitemap Permainan Aritmatika Roda Putar Angka Use Case

Gambar 3 menjelaskan tentang Use caseapa saja yang bisa dilakukan oleh pemain dalam permainan aritmatika roda putar angka.

Gambar 3.Use Case Permainan Aritmatika Roda Putar Angka

(13)

Activity Diagram

Gambar 4 menjelaskan tentang Activity Diagram ketika pemain bermain operasi hitung.

Gambar 4.Activity Diagram Bermain Operasi Hitungan

Gambar 5 menjelaskan tentang Activity Diagram ketika pemain melihat kredit permainan.

Gambar 5.Activity Diagram Melihat Kredit

Gambar 6 menjelaskan tentang Activity Diagram ketika pemain keluar dari permainan.

Gambar 6.Activity Diagram Keluar Dari Permainan

Implementasi

1. Tampilan Awal Permainan.

Gambar 7.Awal Permainan 2. Tampilan 4 Pilihan Operasi Hitung

Aritmatika Dasar.

Gambar 8.4 Pilihan Operasi Hitung Aritmatika Dasar

3. Tampilan Petunjuk Cara Permainan.

Gambar 9.Petunjuk Cara Permainan 4. Tampilan Ketika Bermain Operasi

Hitung.

Gambar 10.Ketika Bermain Operasi Hitung

(14)

5. Tampilan Ketika Pemain Menjawab Dengan Benar.

Gambar 11.Ketika Pemain Menjawab Dengan Benar

6. Tampilan Ketika Pemain Menjawab Dengan Salah.

Gambar 12.Ketika Pemain Menjawab Dengan Salah

7. Tampilan Notifikasi Ingin Memilih Operasi Hitung Lain Saat Bermain.

Gambar 13.Notifikasi Ingin Memiih Operasi Hitung Lain Saat Bermain 8. Tampilan Skor Akhir Pemain.

Gambar 14.Skor Akhir Pemain

9. Tampilan Notifikasi Ingin Kembali ke Menu Awal Permainan.

Gambar 15.Notifikasi Ingin Kembali ke Menu Awal Permainan

10. Tampilan Kredit Permainan.

Gambar 16.Kredit Permainan 11. Tampilan Notifikasi Ingin keluar

Dari Permainan.

Gambar 17.Notifikasi Ingin keluar Dari Permainan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Penelitian menggunakan metode pengembangan sistem Waterfall yang meliputi analisis sistem untuk memahamai karakteristik siswa, desain untuk mengetahui rancangan pembuatan permainan,

pemrograman untuk

pengimplementasikan dalam membangun jalan permainan dan pengujian hasil kepada 25 siswa/i kelas 3 MI Assalam Martapura, Permainan

(15)

Aritmatika Roda Putar Angka berhasil dirancang dan dibangun menggunakan Adobe Flash dengan materi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. DAFTAR PUSTAKA Andriyas, P. (2015 , Desember 16). Retrieved Desember 26, 2015, from http://tumbuh- kembang.co.id/beda-anak-yang- tumbuh-di-tahun-90an-dengan-sekarang/

Patria, A. 2009. Pembuatan Aplikasi Mobile Game Aritmatika Berbasis Flash. Universitas Sebelas Maret. Sommerville, I. 2011. Software

Engineering 9th Edition. Pearson Education. New Jersey.

(16)

MEMBANGUN SISTEM NAVIGASI KOTA PALANGKARAYA

MENGGUNAKAN GOOGLE MAPS API

Muslim Amrullah1), Herry Hermawan1), dan Siska Dewi Lestari1)

1)

Program Studi Manajemen Informatika Politeknik Muara Teweh

ABSTRAK

Perancangan sistem navigasi kota Palangkaraya dilakukan dengan menggunakan Google Maps API untuk menampilkan peta lokasi di Palangkaraya. Google Maps merupakan suatu peta yang dapat dilihat dengan menggunakan suatu browser.Cara membuat peta untuk ditampilkan pada suatu web atau blog yaitu dengan membutuhkan pengetahuan mengenai JavaScript, serta koneksi internet yang sangat stabil. Website sistem navigasi dirancang dan dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemprograman Javascript dan PHP dengan menggunakan database dari Google Maps API. Dengan Google Maps API kita memiliki lokasi dan halaman WEB yang memungkinkan pengguna memasukkan alamat awal dan alamat akhir untuk menampilkan navigasi kota Palangkaraya.

Kata Kunci : Google Maps API, Navigasi, Palangkaraya

PENDAHULUAN

Kota Palangka Raya atau Palangkaraya adalah sebuah kota sekaligus merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah. Dahulu dikenal dengan Palangkaraja (1957-1972). Kota ini memiliki luas wilayah 2.400 km² dan berpenduduk sebanyak 220.962 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 90 ribu jiwa. Palangkaraya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industry dan pendidikan di Kalimantah Tengah.

Salah satu cara untuk penyajian informasi daerah di kota Palangkaraya melalui visualisasi dalam bentuk data dan atau informasi yang dikaitkan dengan kondisi geografis suatu wilayah. Sistem ini sering disebut sebagai Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS). Dalam kaitannya dengan SIG, kata geografis berkaitan erat dengan lokasi dimuka bumi atau menunjukan keterkaitan data dengan lokasi yang diketahui dan dapat dihitung berdasarkan koordinat geografis. Agar

proses penilaian bersifat objektif dimana antar satu ahli dengan ahli yang lain tidak saling mempengaruhi maka dalam penelitian ini dibangun dengan berbasis web.

Manfaat yang dapat diambil dari pengembangan SIG tersebut adalah mempermudah bagi masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan data dan informasi mengenai sebuah lokasi dan bagaimana untuk mencapai lokasi tersebut. SIG yang akan dikembangkan ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan lokasi dan informasi secara detail mengenai suatu daerah atau tempat tetapi juga bagaimana lokasi tersebut dicapai dari lokasi saat ini pencari berada.

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk membangun Sistem Navigasi Kota Palangkaraya menggunakan Google Maps API sehingga dapat memberikan informasi dengan mudah,cepat dan akurat kepada masyarakat. Penentuan arah jalan kota Palangkaraya dilakukan dengan menggunakan metode driving .

(17)

METODE PENELITIAN

1. Mempelajari studi literatur yang berhubungan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG), Google Maps API, Travel Mode Driving dan Direction Service.

2. Melakukan perancangan sistem menggunakan flowchart sistem dan melakukan perancangan interface program.

3. Implementasi proses pembuatan dan penerapan website secara utuh

menggunakan bahasa

pemprograman PHP dan Javascript sedangkan basis data yang digunakan adalah MySQL.

4. Kompilasi dan testing program 5. Finishing program

Perancangan Sistem

Perancangan Sistem Website Sistem Navigasi Kota Palangkaraya menggunakan flowchart sistem. Flowchart sistem secara umum merupakan bagan untuk menunjukkan alur kerja yang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur – prosedur yang ada di dalam sistem. Flowchart sistem pada website Sistem Navigasi Kota Palangkaraya terdiri dari flowchart untuk administator dan flowchart untuk user atau pengguna.

Flowchart Administrator terdiri dari :

1. Flowchart login

2. Flowchart halaman utama

3. Flowchart halaman tambah berita 4. Flowchart halaman tambah

kategori

5. Flowchart halaman tambah galeri 6. Flowchart halaman lihat saran

Adapun flowchart untuk pengunjung atau user terdiri dari :

1. Flowchart halaman utama 2. Flowchart halaman beranda 3. Flowchart halaman petunjuk arah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi merupakan tahap dimana sistem siap dioperasikan pada keadaan yang sebenarnya. Implementasi juga merupakan sebuah proses pembuatan dan penerapan website secara utuh. Website Sistem Navigasi Kota Palangkaraya menggunakan bahasa pemrograman PHP dan Javascript, sedangkan basis data yang digunakan adalah MySQL. Dalam Website Sistem Navigasi Kota Palangkaraya terdapat beberapa menu yang digunakan antara lain Beranda, Petunjuk Arah, Profil, Galeri dan Saran. Fungsi dan kegunaan menu di atas fungsinya dapat di jelaskan sebagai berikut :

Implementasi halaman menu beranda. Halaman menu Beranda merupakan tampilan awal dari Sistem Navigasi Kota Palangkaraya yang menampilkan peta kota palangkaraya dari Google Maps Api. Tampilan halaman Beranda dapat dilihat pada Gambar 1.

Implementasi halaman menu petunjuk arah. Halaman petunjuk arah ini berfungsi untuk User ingin mengetahui jarak, waktu tempuh serta jalur jalan dari suatu lokasi ke lokasi tujuan. Tampilan halaman menu petunjuk arah dapat dilihat pada Gambar 2.

(18)

Gambar 1.Halaman menu beranda

(19)

Implementasi halaman menu profil. Halaman menu profil kota palangkaraya berisi tentang profil kota Palangkaraya seperti visi dan misi,

sejarah dan kota Palangkaraya. Tampilan halaman menu profil dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Halaman menu profil Implementasi halaman menu

galeri. Halaman menu galeri merupakan halaman yang dapat diakses oleh pengunjung website berisi foto-foto tentang kota Palangkaraya Tampilan halaman kegiatan dapat di lihat pada Gambar 4.

Sedangkan dari sisi user atau pengunjung, halaman menu beranda merupakan tampilan awal dari Sistem Navigasi Kota Palangkaraya yang menampilkan peta kota palangkaraya dari Google Maps Api dan memiliki fitur pencarian tempat yang berfungsi

mencari alamat atau lokasi yang akan dicari. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5.

Halaman Petunjuk Arah. Halaman petunjuk arah berfungsi untuk User ingin mengetahui jarak, waktu tempuh serta jalur jalan dari suatu lokasi ke lokasi tujuan. Dengan menginputkan alamat awal dan alamat akhir. Selanjutnya memilih tombol Seacrh. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 6.

(20)

Gambar 4.Halaman menu galeri

(21)

Gambar 6. Halaman hasil petunjuk arah

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam website Sistem Navigasi Kota Palangkaraya adalah sebagai berikut :

1. Web ini menyajikan informasi tentang rute-rute perjalanan dari inputan alamat awal dan alamat akhir dan sarana untuk mempermudah masyarakat mendapatkan informasi tentang kota Palangkaraya dengan mudah dan cepat.

2. Pembuatan web Sistem Navigasi Kota Palangkaraya ini menampilkan beberapa info seperti profil, visi misi dan sejarah kota Palangkaraya.

3. Penggunaan website sistem navigasi digunakan untuk user agar

dapat menggunakan berbagai macam fasilitas yang ada seperti pencarian tempat dan petunjuk arah.

DAFTAR PUSTAKA

Febrian Jack, 2008, Menggunakan Internet, Bandung : Informatika Bandung.

Hidayatullah, Priyanto JKK, 2014, Pemprograman Web, Bandung : Informatika Bandung.

Kristanto Andri, 2008, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Yogyakarta : Gava Media.

Madcoms, 2004, Aplikasi Program PHP dan MySQL untuk Membuat Website Interaktif, Yogyakarta : Andi.

(22)

Nugroho Bunafit, 2004, Aplikasi Pemrograman Web Dinamis dengan PHP dan MySQL, Yogyakarta : Gava Media.

---, 2004, Database Relasional dengan MySQL, Yogyakarta : Andi.

---, 2004, PHP dan

MySQL dengan Editor

Dreamweaver MX, Yogyakarta : Andi.

(23)

SISTEM APLIKASI MONITORING IP ADDRESS

PADA JARINGAN HASNUR GROUP

Ramadhani Noor Pratama1), Ronny Faslah1) dan Saidillah1)

1)

Program Studi Teknik Informatika Politeknik Hasnur Banjarmasin [email protected]

ABSTRAK

Setiap perusahaan besar tentunya memiliki koneksi jaringan yang digunakan untuk proses komunikasi dengan anak perusahaannya, dan kadang tidak disadari terjadi masalah koneksi pada peralatan yang ada sehingga menghabat proses komunikasi. Penelitian aplikasi Monitoring IP Address dibuat dengan tujuan untuk merancang sebuah aplikasi yang dapat melakukan pengecekan koneksi jaringan secara otomatis pada setiap peralatan yang terkoneksi dengan jaringan Hasnur Group.Sistem yang dikembangkan dalam penelitian yang dilakukan adalah menggunakan model pengembangan sistem SDLC (System Development Life Cycle) atau daur hidup pengembangan sistem.Model SDLC yang digunakan adalah model waterfall yang bersifat sistematis. Dalam pembuatan sistem aplikasi digunakan bahasa pemrograman delphi 2010, Microsoft access 2010 sebagai database, Microsot Excel 2010 sebagai Output. Hasil yang dicapai dari penelitian ini Aplikasi pengecekan koneksi peralatan-peralatan di Hasnur Group melalui IPAddress.

Kata Kunci : Aplikasi, Delphi, Hasnur Group,Jaringan, Monitoring IP

PENDAHULUAN

Pemanfaatan teknologi jaringan komputer telah berkembang dengan sangat cepat, hampir semua instansi di dunia telah memanfaatkan teknologi jaringan sebagai pendukung dari perkembangan teknologi informasi yang mereka gunakan.Infrastruktur jaringan komputer adalah bagian yang paling pokok yang harus senantiasa tersedia dan dijaga kestabilan operasionalnya.

Ketika suatu jaringan komputer berskala kecil, terdiri atas satu atau lebih mainframe yang terkoneksi dengan beberapa peripheral, mengelola jaringan tersebut relatif mudah dan tidak rumit. Biasanya, administrator akan langsung menangani perangkat/mesin tersebut, dan mengeksekusi beberapa perintah dalam perangkat/ mesin tersebut untuk

menjalankan operasi manajemen yang diinginkan. (Taufan, 2001)

Pada umumnya, jaringan yang besar menggunakan peralatan yang digunakan terdiri atas ratusan bahkan ribuan peripheral seperti komputer, router, hub, switch dan lain sebagainya.Terutama router yang merupakan peripheral jaringan yang digunakan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya , dan merupakan peripheral yang harus dijaga kestabilan operasionalnya. (Taufan, 2001)

Letak router pun tidak selamanya berada di satu tempat yang sama, sehingga administrator akan lebih rumit dalam mengelola dan memantau jaringan jika terjadi suatu masalah. Masalah yang terjadi pada operasional jaringan akan mengakibatkan kerugian yang tidak kecil terutama pada

(24)

instansi-instansi yang memanfaatkan teknologi jaringan tersebut.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan kurang lebih selama 3 bulan dan dilaksanakan di PT Hasnur Informasi Teknologi yang terletak di Jalan Hauling, Km. 1 Sungai Puting.

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah komputer/ laptop yang terkoneksi dalam jaringan Hasnur Group

Pembuatan Sistem Aplikasi Monitoring IP Address didukung dengan menggunakan software tambahan pada komputer pengguna agar sistem dapat berjalan dengan baik, software yang digunakan antara lain: a. Delphi 2010

b. Microsoft Office (Ms. Access) c. EsendMail

Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara 2. Observasi 3. Studi Pustaka

Metode Pengembangan Sistem

Metode penelitian yang digunakan dalam prosedur perancangan Sistem Aplikasi Monitoring IP Addresspada Jaringan Hasnur Group menggunakan beberapa tahapan pengembangan perangkat lunak dengan Metode Waterfall (Proses pengembangan air terjun). Pendekatan metode waterfall merupakan model klasik yang sederhana, terstruktur dan bersifat linear karena prosesnya mengalir begitu saja secara sekuensial mulai dari awal hingga akhir.Model metode waterfall meliputi

langkah-langkah yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Sumber : Sommerville (2003) Gambar 1.Metode Waterfall Flowchart sistem yang diusulkan

Gambar 2.Flowchart sistem yang diusulkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Flow Diagram (DFD)

(25)

Entity Relationship Diagrams (ERD)

Gambar 4.ERD

Implementasi Prototype

1. Tampilan awal form

Gambar 5.Tampilan awal form 2. Form pengelolaan data divisi

(Fdivisi)

Gambar 6. Pengelolaan data divisi

3. Form pengelolaan data device (Fdevice)

Gambar 7.Form pengelolaan data device (Fdevice)

4. Form untuk menambah data device (FtambahDevice)

Gambar 8.Penambahan Data Device

5. Form untuk menyimpan data penerima (Fpenerima)

Gambar 9 Penyimpanan Data Penerima

(26)

6. Form untuk penambahan data penerima (FtambahPenerima)

Gambar 10.Penambahan Data Penerima

7. Form untuk menyimpan pengaturan tetap email (FSettingMail)

Gamabr 11.Penyimpanan pengaturan tetap 8. Form untuk mengatur jadwal

(Fschedule)

Gambar 12.Pengaturan jadwal

9. Form untuk menampilkan riwayat pemeriksaan ip terdahulu

(FLogHistori)

Gambar 13.Riwayat pemeriksaan 10. Form untuk menampilkan laporan

pengiriman (FLPengiriman)

Gambar 14 Menampilkan Laporan pengiriman

KESIMPULAN

1. Aplikasi monitoring IP address berbasis dekstop dibuat dengan menggunakan bahasa pemograman delphi 2010, microsoft accesssebagai database dan microsoft excel sebagai output. 2. Sistem yang dikembangkan dalam

penelitian yang dilakukan adalah

menggunakan model

pengembangan sistem SDLC (System Develovment Life Cycle). Model SDLC yang digunakan adalah model Waterfall yang bersifat sistematis.

3. Aplikasi monitoring ip address pada jaringan Hasnur Group dibuat sesuai dengan kebutuhan fungsional dan non fungsional untuk membantu mempercepat

(27)

kinerja bagian IT perusahaan Hasnur Group dalam pengecekkan koneksi jaringan.

4. Aplikasi monitoring ip address di desain dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD) serta desain database yang diimplementasi dengan desain fisik dan pengujian pada aplikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Sommerville, I. 2011. Software Engineering 9th Edition. New Jersey: Pearson Education.

Taufan, R. 2001. Manajemen Jaringan TCP/IP. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

(28)

SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS PASIEN DI PUSKESMAS MANDASTANA

Evi Lestari Pratiwi1), Deni Setiawan1), dan Ratna1)

1)

Program Studi Teknik Informatika Politeknik Hasnur [email protected]

ABSTRAK

Sistem Informasi Rekam Medis di Puskesmas Mandastana secara terkomputerisasi digunakan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan demi terwujudnya visi dan misi Puskesmas Mandastana. Sistem informasi rekam medis ditujukan untuk mendukung ketersediaan data informasi dan pelaporan bagi penggunanya. Sistem informasi rekam medis dibangun berbasis desktop dan mobile, yang diimplementasikan menggunakan Delphi uniGUI 2010 dan MySQL sebagai database manajemen sistem. Hasil rancangan sistem informasi rekam medis pasien diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada pada sistem pelayanan rekam medis pasien di Puskesmas Mandastana sebelumnya, sehingga dapat mempermudah pihak Puskesmas dalam melakukan pengolahan data dan pencarian informasi.

Kata Kunci : Delphi uniGUI 2010, Desktop, Mobile, MySQL dan Sistem Informasi Rekam Medis

PENDAHULUAN

Pengolahan data yang dilakukan menggunakan komputer telah banyak digunakan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang kesehatan. Puskesmas merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting dalam dunia kesehatan yang juga banyak memiliki proses pengolahan data. Data yang terdapat padapuskesmas tersebut dapat berupa data pasien, data pegawai puskesmas, data obat, data

rekam medis dan lain

sebagainya(Aranita & Budi Setiawan, 2013).

Data Rekam Medis merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah Rumah Sakit maupun Puskesmas.Data rekam medis pasien dapat dipakai sebagai acuan untuk pemeriksaan kesehatan pasien selanjutnya, sekaligus sebagai bukti tercatat mengenai diagnosis penyakit pasien danpelayanan

medis yang diperoleh pasien (Susanto & Sukadi, 2011).

Pencatatan informasi data pasien, kunjungan pasien dan rekam medis kesehatan pasien pada Puskesmas Mandastana dilakukan secara manual, sehingga memiliki kekurangan, diantaranya dapat terjadi kesalahan dalam pencatatan data pasien yang memungkinkan adanya duplikat data, susahnya dalam melakukan pencarian data pasien karena tumpukan berkas data yang semakin banyak dan dapat terjadi kerusakan maupun hilangnya data yang hanya ditulis di atas kertas.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka dilakukan penelitian sejenis dengan penelitian yang telah dilakukan, dengan menjadikan Puskesmas Mandastana sebagai objek penelitian tugas akhir dan sistem informasi rekam medis berbasis desktop dan mobile dengan judul “Sistem Informasi Rekam Medis di Puskesmas Mandastana”.

(29)

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan kurang lebih selama 3 bulan dan dilaksanakan diPuskesmas Mandastana yang terletak di Jalan Ray 6 No. 8 RT. 09 RW. 01 Desa Tabing Rimbah, Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala.

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah komputer/laptop, smartphone dan printer yang terkoneksi dalam jaringan yang samauntuk dapat mengakses aplikasi Sistem Informasi Rekam Medis.

Pembuatan Sistem Informasi Rekam Medis Pasien didukung dengan menggunakan software tambahan pada komputer pengguna agar sistem dapat berjalan dengan baik, software yang digunakan antara laini:

d. Delphi uniGUI 2010 e. Heidi SQL f. Fast Report g. XAMPP h. Zeos i. Eclipse

Eclipse adalah lingkungan pengembangan terintegrasi (IDE) untuk mengembangkan aplikasi menggunakan bahasa pemrograman Java dan bahasa pemrograman lainnya seperti C / C ++, Python, PERL, Ruby dll.

Platform Eclipse yang menyediakan landasan bagi Eclipse IDE terdiri dari plug-in dan dirancang untuk diperluas menggunakan plug-in tambahan.Dikembangkan menggunakan Java, platform Eclipse dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi client, lingkungan pengembangan terintegrasi dan alat-alat lainnya (Rofiq, 2014).

Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara 2. Observasi 3. Studi Pustaka

Metode Pengembangan Sistem

Metode Penelitian yang digunakan dalam prosedur perancangan Sistem InformasiRekamMedis Pasien di Puskesmas Mandastana menggunakan beberapa tahapan pengembangan perangkat lunak dengan Metode waterfall(Proses Pengembangan Air Terjun).Pendekatan Metode waterfall merupakan model klasik yang sederhana, terstuktur dan bersifat linear karena prosesnya mengalir begitu saja secara sekuensial mulai dari awal hingga akhir. Model Metode waterfall (Sommerville, 2003)meliputi langkah-langkah yang ditunjukan pada Gambar 1.

Gambar 1.Metode Waterfall Flowchart Sistem yang di Usulkan

Gambar 2 menjelaskan tentang Flowchart sistem pelayanan pasien yang datang oleh petugas loket di Puskesmas Mandastana.

(30)

pasien datang pencarian data pasien data pasien ditemukan pendaftaran pasien baru

nik pasien, nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal

lahir, nama desa, nama kk, nama ibu, status dalam keluarga, pekerjaan, status kesehatan, dan nomor status

kesehatan nomor kunjungan, tanggal dan jam kunjungan, data pasien dan jenis pelayanan (poli umum, poli gigi atau poli kia)

Kunjungan pasien kebagian pemeriksaan tahap 1 end ya tidak

Gambar 2.Flowchart Pelayanan Pasien Gambar 3 menjelaskan tentang Flowchart Pemeriksaan Pasien Tahap 1 Oleh perawat/paramedis sebagai berikut. info kunjungan pasien anamnesis pasien pemeriksaan fisik pasien simpan data pemeriksaan pasien kunjungan pasien ke poliklinik yang dituju end

Gambar 3.Flowchart Pemeriksaan Pasien

Gambar 4 menjelaskan tentang Flowchart untuk Rekam Medis Pasien oleh Dokter sebagai berikut.

info kunjungan pasien sudah diperiksa lihat data pemeriksaan pasien lihat riwayat rekam medis pasien pemeriksaan fisik, diagnosa pasien, terapi pasien dan keterangan keadaan darurat rujukan surat rujukan end resep obat penyakit parah rujukan resep obat surat rujukan Ya Tidak Tidak Ya

Gambar 4.Flowchart Rekam Medis Pasien

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Flow Diagram (DFD)

Sumber : Diolah (2016)

Gambar 5.Diagram Context Entity Relationship Diagrams (ERD)

Gambar 6.ERD

Implementasi

Aplikasi Berbasis Desktop

1. Tampilan Form Login Pengguna sebagai Petugas Loket dan Kepala Puskesmas.

Gambar 7.Tampilan MainForm 2. Tampilan Form Menu Utama untuk

Menu Data Pasien. anamnesa pasien pemeriksaan fisik

kunjungan pasien

laporan bagian loket laporan pelayanan

data terapi pasien data diagnosa pasien keterangan terapi pasien

resep obat data rujukan pasien

kunjungan pasien data pasien riwayat rekam medis pasien resep obat

surat rujukan mencetak resep obat mencetak surat rujukan data desa

data jabatan data keluarga pasien

data pasien data pegawai puskesmas

data pelayanan data status kesehatan

kunjungan pasien

1 SI Rekam Medis Pasien di

Puskesmas Mandastana Perawat Dokter/ Bidan Kepala Puskesmas Petugas Loket Pasien

(31)

Gambar 8.Tampilan Form Utama

3. Tampilan Form melihat data pasien yang dicari.

Gambar 9.Form Lihat Data Pasien 4. Tampilan Form Kunjungan Pasien.

Gambar 2.Form Input Kunjungan Pasien

5. Tampilan Form Pengelolaan Data Keluarga.

Gambar 3.Form Inputan Data Keluarga

6. Tampilan Form utama untuk menu Pelaporan.

Gambar 4.Form Utama Pada Menu Pelaporan

7. Tampilan Hasil Laporan dari Kunjungan Pasien ke Poli Umum berdasarkan Desa.

Gambar 5.Laporan Kunjungan Pasien Poli Umum

(32)

1. Tampilan Form Login untuk login kesistem pada Smartphone.

Gambar 6.Tampilan Form Login

2. Tampilan Form Antrian Pasien Pemeriksaan Pasien.

Gambar 7.Antrian Pasien

3. Tampilan Form Info Pasien yang ingin diperiksa atau tindak lanjut pelayanan rekam medis yang dilakukan oleh Dokter.

Gambar 8.Form Info Pasien

4. Tampilan Form untuk penginputan data pemeriksaan pasien oleh Perawat.

Gambar 9.Form Pemeriksaan Pasien 5. Tampilan Form Rekam Medis

Pasien dibagian Pelayanan oleh Dokter.

Gambar 10.Form Rekam Medis Pasien

6. Tampilan Form Inputan Rujukan Pasien.

(33)

7. Tampilan Hasil Cetak Resep Obat yang diberikan Dokter kepada pasien.

Gambar 11.Resep Obat

8. Tampilan Hasil Cetak Surat Rujukan untuk Pasien ke Rumah Sakit untuk penanganan pasien yang lebih lanjut.

Gambar 12.Surat Rujukan Pasien Umum

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis penelitian perancangan dan implementasi program yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Sistem Informasi Rekam Medis Pasien berbasis desktop dan mobile dibuat menggunakan Delphi UniGui

2010 serta dengan

pengimplementasian menggunakan Eclipse pada perangkat mobile. 2. Aplikasi Sistem Informasi Rekam

Medis Pasien di Puskesmas Mandastana dibuat sesuai dengan dengan kebutuhan fungsional maupun non fungsional untuk

membantu memecahkan

permasalahan yang dihadapi oleh pihak Puskesmas Mandastana dalam pengelolalan data rekam medis pasien menjadi terkomputerisasi. 3. Sistem Informasi Rekam Medis

Pasien di desain dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD) serta desain database yang diimplementasikan dengan desain fisik dan pengujian pada aplikasi. 4. Sistem Informasi Rekam Medis

dapat digunakan untuk membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh pihak Puskesmas Mandastana dalam pengelolaan data rekam medis pasien dengan cara lebih mudah, cepat dan terkomputerisasi. Sistem informasi rekam medis pasien dapat digunakan melalui desktop dan mobile.

DAFTAR PUSTAKA

Aranita, E., dan B. Setiawan. 2013. Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi pada Puskesmas Berbasis Intranet/ Internet.

Rofiq, A. (2014, November 5). Pemrograman Android - Apa itu Eclipse. Dipetik Agustus 15, 2016, dari http://bang-opeck.blogspot.co.id/2014/11/pe mrograman-android-apa-itu-eclipse.html#

(34)

Sommerville, I. 2003. Software Engineering. Erlangga.Jakarta. Susanto, G., dan Sukadi. 2011. Sistem

Informasi Rekam Medis pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pacitan Berbasis Web Base.

Gambar

Tabel  1.  Inisialisasi  Pusat  Awal  Klaster
Gambar 2.Hasil Klastering  Analisa Hasil
Gambar 4. Form Data Siswa  Sedangkan  untuk  kriteria  penjurusan  data  pada  Form  Kriteria  harus diisi dengan lengkap
Gambar 5. Form Kriteria Penjurusan  Gambar  6  menunjukkan  Form  hasil  penjurusan,  form  ini  akan  menampilkan  data  siswa  yang  sudah  mengalami  proses  perhitungan  dan  perbandingan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah sebuah sistem aplikasi yang dapat membantu KUD dalam mengelompokkan susu berdasarkan kemiripan data menggunakan algoritma K-Means sehingga

K-Means Clustering dan K-Nearest Neighbor adalah algoritma dalam data mining yang tergolong dalam unsupervised algorithm yang digunakan dalam proses pengelompokan

Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini akan menguji berbagai ruang warna citra seperti HSV, CIE L*a*b dan YcbCr dengan algoritma K-Means clustering

Melihat data hasil eksperimen dengan menggunakan dataset Akademik Mahasiswa dalam eksperimen ini, pada tahap pemodelan dengan menggunakan algoritma K-Means dengan K=2, data

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dimulai dari pendahuluan sampai dengan hasil serta pembahasan dan kesimpulan dari penelitian yaitu Alogaritma K-Means

Skenario ini bertujuan untuk mengetahui kinerja algoritma K-Means dengan dataset yang digunakan sebanyak 1000 dokumen review positif dan 1000 dokumen review negatif..

Dari hasil penelitian didapat bahwa dengan penentuan centroid awal menggunakan metode Particle Swarm Optimization dapat meningkatkan kualitas hasil clustering algoritma

pengadaan buku perpustakaan dengan menggunakan algoritma fuzzy k-means clustering, karena algoritma fuzzy k-means clustering memiliki keunggulan dalam mengelompokkan data yang memiliki