• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang mendukung metode penelitian pada penulisan skripsi ini. Teori yang akan dijelaskan adalah teori-teori yang digunakan penulis dalam pengolahan data.

2.1 Teknik Industri

Gerald Smith (1995, PP10)Apayang dimaksud dengan kualitas? menurut Gerald Smith dalam bukunya yang berjudul Statistical Process Control, and Quality Improvement. Terdapat banyak variasi dalam mendefinisikan kualitas, tetapi pada umumnya kualitas masuk dalam 2 kategori maupun kombinasi dari 2 kategori tersebut. Pasar aotomotive contohnya mengklasifikasikan kualitas dari kendaraannya kedalam beberapa tipe dimulai dari kendaraan paling mewah sampai ke kendaraan yang memiliki kualitas yang rendah. Disetiap level terdapat pembeli yang berbeda-beda yang akan merasa nyaman dengan kelasnya tersebut. Pada umumnya perusahaan akan menampilkan bahwa ini adalah produk terbaik kami, jika pembeli tidak merasa nyaman dengan kualitas tersebut pembeli bisa meminta level yang lebih tinggi.

Pengertian kualitas yang lainnya menurut Gerald Smith adalah untuk memenuhi kepuasan dari pelanggan. Banyak perusahaan yang menggunakan teori ini selama bertahun-tahun, tetapi pada saat ini mereka bergerak kedepan dengan mendefinisikan kualitas sebagai total customer satisfaction atau untuk memenuhi kepuasan pelanggan secara keseluruhan. Untuk mewujudkan teori tersebut pelanggan harus mengetahui apa

(2)

kebutuhan dari konsumennya. Dan untuk di market yang besar, perusahaan harus mengetahui kebutuhan konsumen ditiap level-nya. Konsumen adalah pendorong utama dan pengendali untuk kualitas tersebut. Beberapa definisi dari kualitas adalah seperti dibawah ini :

1. kualitas adalah kebutuhan untuk digunakan.

2. Kualitas bisa sesuai dengan spesifikasi dari produk. 3. Kualitas adalah memproduksi produk yang terbaik.

4. Kualitas adlaah sepenuhnya untuk memenuhi kepuasan konsumen.

Quality

Design Quality :

The cost factor is build in. The specifications are a function of cost

Conformance Quality : How well the product Conforms to specifiations.

Quality means Excellence

or

both

Gambar 2.1 Definisi Kualitas

Dale H Besterfield (1994, PP1) Pengertian kualitas menurut Dale H. Besterfield dalam bukunya yang berjudul Quality Control. Ketika expresi “quality” digunakan, kita pada umumnya berpikir dalam kaitan dengan suatu produk yang sempurna atau jasa yang dapat memenuhi bahkan melebihi harapan kami. Harapan ini muncul dari kegunaan dan harga jual.

(3)

Dale H Besterfield (1994, PP1) Menurut ANSI/ASQC Standard A3-1987, kualitas adalah keseluruhancorak dan karakteristik produk atau jasa yang membawa kemampuan kita untuk mencukupi atau memenuhi kebutuhan yang dinyatakan. Kebutuhan yang dinyatakan di sini ditentukan oleh kontrak, dimana mengimplikasikan kebutuhan akan fungsi-fungsi yang diinginkan pasar dan harus diidentifikasi dan digambarkan. Kebutuhan di sini melibatkan, kenyamanan, ketersediaan, perawatan, kehandalan, kegunaan, harga, dan lingkungan hidup. Harga sangat mudah digambarkan oleh monetary unit seperti dollars. Kebutuhan yang lain harus di gambarkan dengan menentukan kegunaan-kegunaan dan karakteristik untuk memproduksi produk yang baik atau pelayanan pengiriman kedalam spesifikasi.

Dale H Besterfield (1994, PP2) Quality Control adalah teknik yang digunakan dan aktivitas untuk mencapai, mendukung, dan peningkatan kualitas dari produk atau pelayanan. Itu melibatkan dan mengintegrasikan teknik dan aktivitas dibawah ini.

1. Spesifikasi apa yang dibutuhkan

2. Desain dari produk atau pelayanan bertemu dengan kebutuhan akan spesifikasi 3. Produksi atau instalasi bertemu dengan tujuan untuk memenuhi spesifikasi 4. Inspeksi atau pemeriksaan untuk menentukan kenyamanan dari spesifikasi

5. Tinjau ulang pemakaian untuk menyediakan informasi untuk merevisi spesifikasi jika dibutuhkan.

Pengertian kualitas yang didapatkan dari internet akan di sebutkan dibawah ini :

1. Quality Control adalah untuk prosedur atau satuan prosedur yang diharapkan untuk memastikan bahwa produk yang diproduksi atau performa dari pelayanan melekat

(4)

pada menggambarkan satuan dari kriteria kualitas atau bertemu dengan kebutuhan dari client atau konsumen.

(http://whatis.techtarget.com/definition/0,,sid9_gci1127382,00.html).

2. Quality Control adalah langkah untuk meyakinkan produk dari perusahaan atau pelayanan dari perusahaan adalah sesuatu yang tinggi kualitasnya.

(http://www.investorwords.com/3996/quality_control.html).

3. Didapatkan dari (http://www.praxiom.com/iso-definition.htm)

- Kenyamanan akan selalu bertemu dengan kebutuhan. Jika perusahaan mu bertemu dengan kebutuhan, kamu bisa berkata bahwa ini sudah nyaman dengan kebutuhan yang diinginkan.

- Catatan dari kualitas berisi bukti yang akan menunjukkan seberapa baik kebutuhan akan kualitas yang djumpai atau seberapa baik performa dari proses kualitas tersebut. Selalu mendokumentasikan apa yang terjadi dimasa lalu.

- Quality Control adalah menemukan sejumlah aktifitas atau teknik yang ditujukan untuk memastikan bahwa semua kebutuhan akan kualitas sudah ditemukan. Dalam urutan untuk mencapai tujuan, proses dimonitor atau diawasi dan permasalahan performa kerja harus diselesaikan.

- Peningkatan kualitas menunjuk pada apapun yang harus ditingkatkan dari kemampuan perusahaan jika bertemu dengan kebutuhan akan kualitas.

(5)

- Produk adalah hasil akhir dari proses. Produk bisa berupa nyata atau tidak nyata, sesuatu berupa ide, perangkat keras atau perangkat lunak, informasi atau pengetahuan, proses atau prosedur, pelayanan atau fungsi, consep atau creasi.

- Pengembangan berkelanjutan adalah susunan aktivitas yang merupakan rutinitas dari perusahaan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan jika bertemu dengan kebutuhan. Pengembangan berkelanjutan bisa dicapai dengan pengawasan internal, meninjau ulang management, menganalisa data, dan mengimplementasi perbaikan dan tindakan pencegahan.

2.1.1 SQC ( Statistic Quality Control)

Dale H Besterfield (1994, PP2) SQC adalah cabang dari quality control definisi ini dikemukakan oleh Dale H Besterfield dalam buku yang berjudul Quality Control. Dalam SQC terdapat beberapa tahap yaitu mengumpulkan data, menganalisis, dan menginterpretasikan data untuk digunakan dalam aktivitas pengendalian kualitas.

Statistical Process Control adalah bagian dari SQC. Dimana dengan menggunakan SPC proses produksi dapat dikontrol. Dengan penggunaan SPC beberapa teknik diperlukan. Gerald Smith (1995, PP1) Menurut Gerald Smith pada saat ini banyak perusahaan yang menggunakan SPC untuk mencapai efisien yang optimal, produktivitas yang optimal, dan mengoptimalkan kualitas dari produk.

Gerald Smith (1995, PP5) Tools-tools SPC yang digunakan oleh penulis adalah Histogram, Pareto Diagram, Peta Kendali, dan Fishbone. Berikut adalah penjelasan dari tools-tools SPC tersebut.

(6)

2.1.1.1Histogram

Gerald Smith (1995, PP5) histogram adalah grafik batang yang menunjukkan frekuensi yang memiliki pergerakan yang spesifik. Histogram ini bisa mengidentifikasi permasalahan tersebut pada point yang spesifik dalam proses. Dale H Besterfield (1994, PP48-57) Histogram adalah gambar yang menunjukkan pergerakan frekuensi yang dapat diukur. Histogram dibagi menjadi 2 yaitu data yang tidak dikelompokkan dan data yang dikelompokkan. Data yang tidak dikelompokkan dpt dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 Contoh Tabel Histogram Non Grup Jumlah cacat Tabulasi frequensi

0 4 4 1 2 2 2 3 3 3 5 5 4 1 1 5 2 2

Dari data tersebut dapat diliat bahwa kemungkinan terjadinya cacat sebanyak 3 lebih besar dibandingkan yang lainnya. Pembuatan histogram dengan menggunakan minitab 15.

(7)

C1 Fr e q u e n cy 5 4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 0 H is to g r a m o f C 1

Gambar 2.2 Histogram Contoh Tabel Histogram Non Grup

Group data digunakan pada jumlah data yang banyak, untuk membuat histogram jenis ini digunakan rumus.

1. Menentukan banyaknya kelas k = 1 + 3,3log n

2. Menentukan lebar kelas

L =

k xMin xMax

Tabel 2.2 Contoh Tabel Histogram Grup

Interval Cacat Frekuensi Cacat

4 – 7,2 2

7,3 – 10,5 2

10,6 – 13,8 1 13,9 – 17,1 3 17,2 – 20,4 1

(8)

C1 Fr e q ue nc y 20.0 17.5 15.0 12.5 10.0 7.5 5.0 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0 H is to gr a m of C 1

Gambar 2.3 Histogram Contoh Tabel Histogram Grup

Dengan adanya histogram tersebut maka dapat menganalisa jumlah cacat terbanyak dan memiliki kemungkinan terbesar untuk terjadi. Histogram penting dalam SPC karena semua formula statistic digunakan untuk mengaplikasikan normal probability distribution.

2.1.1.2 Diagram Pareto

Gerald Smith (1995, PP5) pareto diagram adalah sejumlah kejadian yang spesifik yang digambarkan dalam diagram batang, bar terbesar menggambarkan permasalahan utama atau yang terbesar, ini untuk menentukan prioritas dalam pemecahan masalah. Dale H Besterfield (1994, PP15) Vilfredo Pareto (1848-1923), seorang pakar ekonomi dalam pembelajarannya mengenai distribusi kekayaan di eropa, ia menemukan bahwa terdapat sedikit orang yang memiliki banyak uang, dan banyak orang dengan sedikit uang. Perbedaan distribusi kekayaan ini menjadi bagian yang turun temurun dalam teory ekonomi. Dr. Joseph Juran menemukan bahwa konsep ini secara universal bisa

(9)

diterapkan di berbagai bidang. Dia mengkoinkan ucapan bagian vital dan memiliki banyak kegunaan.

Pareto diagram adalah grafik dengan mengklasifikasikan rangking data secara menurun dari kiri ke kanan. Pareto diagram digunakan untuk mengidentifikasikan banyak permasalahan yang penting.

Diagram Pareto ini dapat digunakan sebagai alat interpretasi untuk hal-hal berikut:

1. Menentukan frekuensi relative dan urutan pentingnya masalah-masalah atau penyebab-penyebab dari masalah yang ada

2. Memfokuskan perhatian pada isu-isu yang kritis dan penting melalui pengurutan prioritas terhadap masalah-masalah atau penyebab-penyebab dari masalah itu dalam bentuk yang signifkan.

2.1.1.3 Peta Kendali

Gerald Smith (1995, PP5) peta kendali adalah grafik garis patah yang mengilustrasikan proses berada dititik mana sejalan dengan waktu. Grafik ini bisa menunjukkan seberapa spesifik pergerakan berubah. Peta kendali adalah tools dari SPC, dan merupakan variabel chart yang terbaik disegala situasi. Peta Kendali merupakan teknik membuat grafik statistik yang nilainya diukur berdasarkan hasil plot karakteristik kualitas tertentu. Peta kendali digunakan untuk mengetahui apakah proses berada dalam kendali statistik atau tidak. Pada dasarnya setiap peta kendali memiliki :

(10)

™ Sepasang batas kontrol (Control Limits), yang dikenal sebagai batas kontrol atas (Upper Control Limit / UCL), dan batas kontrol bawah (Lower Control Limit / LCL).

™ Tebaran nilai – nilai karakteristik kualitas yang menggambarkan keadaan dari proses.

Peta kendali yang digunakan oleh penulis adalah peta kendali P berikut adalah penjelasan mengenai peta kontrol P tersebut.

™ Peta Kontrol P

Peta kontrol p digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian (penyimpangan atau sering disebut cacat) dari item-item dalam kelompok yang sedang di inspeksi. Dengan demikian peta kontrol p digunakan untuk mengendalikan proporsi dari item-item yang tidak memenuhi syarat spesifikasi kualitas atau proporsi dari produk yang cacat yang dihasilkan dalam suatu proses. Dr.Kaoru Ishikawa (1968, PP79) Pembuatan peta kontrol p dapat dilakukan mengikuti beberapa langkah berikut :

Rumus yang digunakan untuk pembuatan Pchart adalah : 1. Central Limit

oduksi Pr

Cacat CL=

2. Upper Control Limit

[ ]

i n p -1 p 3 p UCL= + ⋅

(11)

3. Lower Control Limit

[ ]

i n p -1 p 3 p LCL= − ⋅

2.1.1.4 FishBone (Diagram Sebab Akibat)

Dale H Besterfield (1994, PP22) Cause-and-effect (CE) diagram adalah gambar yang terdiri dari garis dan simbol yang menggambarkan arti hubungan antara efek dan penyebab dari efek tersebut. CE ni ditumukan oleh Dr. Kaoru Ishikawa di tahun 1943 dan terkadang diagram ini disebut dengan Ishikawa diagram.

Bagaimana kegagalan kualitas terjadi? menurut Dr. Ishikawa kegagalan tersebut dapat terjadi karena metode kerja, material, pengukuran, manusia, dan lingkungan.

Dale H Besterfield (1994, PP24) Diagram sebab akibat berguna untuk:

1. Analisa keadaan yang terjadi meningkatkan kualitas produk atau pelayanan, dan meminimasi biaya.

2. Menghilangkan kondisi penyebab yang membuat produk tidak nyaman untuk konsumen sehingga konsumen mengkomplain.

3. Mengstandarisasikan keadaan sekarang dan yang akan datang.

4. Mengedukasikan dan melatih pekerja dalam mengambil keputusan dan mengkoreksi pergerakan dari aktivitas.

2.1.2 FMEA

Vincent Gaspersz (2002, PP246) dan Greg Brue (2002, PP125) FMEA adalah sekumpulan petunjuk, sebuah proses untuk mengidentifikasi dan mendahulukan masalas-masalah potensial (kegagalan). Dengan mendasarkan aktivitas pada FMEA

(12)

dapat difokuskan energi dan sumber daya pada usaha pencegahan, monitoring dan rencana tanggapan yang paling mungkin untuk melakukan suatu perbaikan.

Metode FMEA mempunyai banyak aplikasi dalam lingkungan Six Sigma, untuk mencari berbagai masalah bukan hanya dalam proses serta perbaikan kerja, tapi juga dalam aktivitas pengumpulan data prosedur serta pelaksanaan Six Sigma. Prasyarat yang diperlukan adalah dengan memberikan penekanan khusus untuk menghentikan masalah. Konsep kunci penggunaan FMEA adalah :

1. Mendaftarkan masalah-maslah potensial yang dapat muncul.

2. Menilai masalah dengan menggunakan skala 1-10 untuk setiap kegagalan potensial untuk 3 kategori berikut :

¾ Occurance (O), suatu perkiraan probabilitas atau peluang bagi penyebab akan terjadi dan menghasilkan modus kegagalan yang menyebabkan akibat tertentu.

Tabel 2.3 Skala Occurrence

Skala Kriteria Verbal Tingkat Kejadian 1 Tidak mungkin penyebab ini mengakibatkan kegagalan 1 dalam 1000000 2

3 Kegagalan akan jarang terjadi

1 dalam 20000 1 dalam 4000 4

5 6

Kegagalan agak mungkin terjadi

1 dalam 1000 1 dalam 400

1 dalam 80 7

8 Kegagalan adalah sangat mungkin terjadi

1 dalam 40 1 dalam 20 9

10 Hampir dapat dipastikan bahwa kegagalan akan terjadi

1 dalam 8 1 dalam 2

(13)

¾ Severity (S), suatu perkiraan subyektif bagaimana buruknya pengguna akhir akan merasakan akibat dari kegagalan tersebut

Tabel 2.4 Skala Severity

Skala Kriteria Verbal

1 Neglible Severity, kita tidak perlu memikirkan akibat ini akan berdampak pada

kinerja produk. Pengguna akhir tidak akan memperhatikan kecacatan ini. 2

3

Mild Severity, akibat yang ditimbulkan hanya bersifat ringan, pengguna akhir

tidak merasakan perubahan kinerja. 4

5 6

Moderate Severity, pengguna akhir akan merasakan akibat penurunan kinerja

atau penampilan namun masih berada dalam batas toleransi. 7

8

High Severity, pengguna akhir akan merasakan akibat buruk yang tidak dapat

diterima, berada di luar batas toleransi. 9

10

Potential Safety Problem, akibat yang ditimbulkan adalah sangat berbahaya dan

bertentangan dengan hukum.

¾ Detectibility (D), perkiraan subyektif bagaimana efektivitas dan metode pencegahan atau pendeteksian.

Tabel 2.5 Skala Detectability

Skala Kriteria Verbal Tingkat Kejadian 1 Metode pencegahan atau deteksi sangat efektif. Tidak

ada kesempatan bahwa penyebab akan muncul lagi. 1 dalam 1000000 2

3

Kemungkinan bahwa penyebab itu terjadi adalah sangat rendah. 1 dalam 20000 1 dalam 4000 4 5 6

Kemungkinan penyebab bersifat moderat, Metode deteksi masih memungkinkan kadang kadang penyebab itu terjadi. 1 dalam 1000 1 dalam 400 1 dalam 80 7 8

Kemungkinan penyebab itu masih tinggi. Metode pencegahan kurang efektif, penyebab masih berulang lagi

1 dalam 40 1 dalam 20 9

10

Kemungkinan penyebab itu terjadi sangat tinggi. Metode deteksi tidak efektif. Penyebab akan selalu terjadi

1 dalam 8 1 dalam 2

3. Risk Priority Number (RPN) merupakan hasil perkalian antara skala severity,

(14)

RPN = O × S × D

Melakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko kegagalan, dengan memfokuskan pada kegagalan potensial yang memiliki nilai RPN (prioritas) tertinggi.

2.2 Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung organisasi. (Whitten dan Bentley, 2004, p12). Sedangkan menurut Mathiassen et al. (2000, pp3-4), OOAD merupakan metode untuk menganalisa dan merancang suatu sistem informasi dengan menggunakan objek dan class sebagai konsep dasarnya.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi) Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi) Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi) Sistem Informasi adalah satu Kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi) Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi

(15)

dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi) Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang salaing berhubungan yang membentuk suatu komponen yang didalamnya mencakup input-proses-output yang berhubungan dengan pengolaan informasi (data yang telah dioleh sehingga lebih berguna bagi user).

(Nasimullah M.Saleh) (onno.vlsm.org/v11/ref-ind-1/network/pengantar-teknologi-informasi-1999.rtf) Ada lima komponen sistem informasi yaitu hardware, programs, data, procedures, dan people. Hubungan kelima komponen sistem informasi tersebut dapat dilihat pada gambar-1 berikut :

Machine Human

Hardware Programs Data Procedures People

Instructions Actors

Gambar 2.4 Lima komponen sistem informasi

Objek merupakan sebuah entitas yang memiliki identitas, status, dan perilaku (Mathiassen et al., 2000,p4). Contoh dari objek misalnya karyawan, pelanggan. Keduanya memiliki identitas yang berbeda-beda, memiliki status, dan prilaku yang berbeda pula.

(16)

Sedangkan class merupakan kumpulan objek yang memiliki struktur, pola perilaku, dan atribut yang sama (Mathiassen et al., 2000,p4). Untuk dapat lebih memahami objek, biasanya objek-objek tersebut sering digambarkan dalam bentuk

class.

Mathiassen et al. (2000, pp5-6) menyebutkan bahwa terdapat keuntungan menggunakan OOAD diantaranya adalah:

1. OOAD memberikan informasi yang jelas mengenai context sistem,

2. Tidak hanya dapat mengatur data dalam jumlah yang besar tetapi juga dapat mendistribusikan seragaman data ke seluruh bagian organisasi.

3. Berhubungan erat dengan analisa berorientasi objek, perancangan berorientasi objek, user interface berorientasi objek, dan pemrograman berorientasi objek.

Mathiassen et al. (2000, pp14-15) menjelaskan empat buah aktivitas utama dalam analisa dan perancangan berorientasi objek yang digambarkan dalam Gambar 2.4 berikut ini.

(17)

Gambar 2.5 Siklus Pengembangan dengan OOAD

OOAD mencakupi empat perspektif melalui empat aktifitas utama, seperti pada Gambar 2.4. Hubungan keempat aktifitas yang penting dan bertahap dapat berubah dari satu proyek ke proyek lainnya. Sebagai notasi, akan digunakan Unified Modeling Language (UML). Terdapat dua keuntungan dengan menggunakan UML, yaitu UML dapat membangun suatu divisi di antara proses dan notasi dan UML memberikan akses kepada pasar yang lebih luas dalam pengembangannya. Langkah awal yaitu dengan memilih sistem.

pemilihan sistem didasarkan pada tiga aktifitas (Mathiassen, 2000, p25). Aktifitas pertama berfokus pada tantangan: untuk mendapatkan kilasan mengenai situasi dan cara orang dalam menginterpretasikan tantangan tersebut. Yang kedua, membuat

Component Design Architectural Design Application Domain Analysis Problem Domain Analysis Specifications of components Model Requirements for use Specifications of architecture

(18)

dan mengevaluasi ide untuk perancangan sistem. Yang ketiga, definisi sistem diformulasikan dan dipilih. Situasi didefinisikan melalui rich picture. Rich picture

sebuah penggambaran informal yang mewakili pengertian ilustrator dari situasi tertentu. Rich picture adalah sebuah gambaran dari proses bisnis yang ada dalam perusahaan. Ide mendeskripsikan bagian dari solusi yang dapat diringkas menjadi satu atau beberapa definisi. Dan tujuan mendefinisikan sistem adalah untuk memilih sistem yang akan dkembangkan.

Sistem definisi dengan menggunakan FACTOR adalah:

Functionality: Fungsi sistem yang mendukung tugas application-domain.

Application domain: Bagian dari suatu organisasi yang berhubungan dengan administrasi, monitor, atau mengendalikan problem domain.

Conditions: Dengan kondisi yang bagaimana sistem akan dikembangkan dan

digunakan.

Technology: Semua teknologi yang digunakan untuk mengembangkan dan

menjalankan sistem.

Objects: object yang utama didalam problem domain.

Responsibility: tanggung jawab sistem (kegunaan) secara keseluruhan dalam hubungannya dengan konteks sistem.

(19)

Problem domain analysis merupakan salah satu aktivitas utama dalam analisa dan perancangan berorientasi objek. Problem domain merupakan bagian dari situasi yang diatur, diawasi, dan dikendalikan oleh sistem. Tujuan melakukan analisis problem domain adalah mengidentifikasi dan memodelkan problem domain.

Analisis problem domain terbagi menjadi tiga aktivitas yang dapat dilihat pada Gambar 2.5 (Mathiassen. 2000. p46) yaitu :

a. Memilih objek, class, dan event yang akan menjadi elemen model problem domain.

b. Membangun model dengan memusatkan perhatian pada relasi struktural antara class

dan objek.

c. Mendeskripsikan properti dinamis dan atribut untuk setiap class.

Gambar 2.6 Aktifitas dalam Analisa Problem Domain

Pada aktivitas classes, langkah awal yang dilakukan adalah mendefinisikan objek, classes kemudian menentukan even dan memasukkan event tersebut kedalam event table. Yang dapat membantu menentukan event-event dari tiap class yang ada. Object : Entitas yang memiliki identitas, state, dan behavior.

Event : Insiden yang terjadi seketika yang melibatkan satu atau lebih object.

Class : Deskripsi dari sekumpulan objek yang saling berbagi struktur, behavioral pattern, dan attributes.

(20)

Hasil dari aktivitas ini adalah sebuah statechart diagram yang menunjukkan perubahan status dari masing-masing class yang dikarenakan oleh event tertentu mulai dari initial state sampai dengan final state.

Kandidat dari struktur class terbagi 3 : 1. Generalisasi,

Dalam hubungan generalisasi, terdapat dua jenis class, yaitu class supertype dan

class subtype. Class supertype atau class induk memiliki atribut dan behavior

yang umum dari hirarki tersebut. Class subtype atau class anak memiliki atribut dan behavior yang unik dan juga memiliki atribut dan behavior milik class

induknya.

Gambar 2.7 Hubungan Generalisasi 2. Agregasi,

Agregasi merupakan hubungan yang unik dimana sebuah objek merupakan bagian dari objek lain. Hubungan agregasi tidak simetris dimana jika objek B merupakan bagian dari objek A, namun objek A bukan merupakan bagian dari objek B. Passenger Car Private Car Taxi Account Loan Checking Bank book Service Person Employee Customer

(21)

Gambar 2.8 Hubungan Agregasi 3. Asosiasi.

Asosiasi merupakan hubungan statis antar dua objek atau class. Hubungan ini menggambarkan apa yang perlu diketahui oleh sebuah class mengenai class

lainnya. Hubungan ini memungkinkan sebuah objek atau class mereferensikan objek atau class lain dan saling mengirimkan pesan.

Gambar 2.9 Hubungan Asosiasi

2.2.2 Aplication Domain Analysis

4..* 1..* 1 1 1 1 1 1

Body Motor Wheel

Cam Shaft Cylinder

Car

1 2..*

Car 0..* Person

(22)

Sama seperti analisis problem domain, analisis application domain juga terdiri dari beberapa aktivitas antara lain:

a. Menentukan penggunaan sistem dan bagaimana sistem berinteraksi dengan user. b. Menentukan fungsi dan kemampuan sistem dalam mengolah informasi.

c. Menentukan kebutuhan interface sistem dan merancang interface.

Berikut ini merupakan gambaran aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada saat melakukan analisis application domain.

Gambar 2.10 Aktivitas Analisis Application Domain.

Dalam aktivitas usage, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat actor table yang dapat membantu menentukan actor dan use case yang berkaitan. Langkah selanjutnya adalah membuat use case diagram sehingga terlihat lebih jelas interaksi antara actor dengan masing-masing use case. Setelah use case dibuat, use case tersebut dijabarkan dalam use case spasification untuk penjelasan mengenai use case lebih lanjut.

Function merupakan fasilitas sistem yang menjadikan sistem tersebut berguna bagi actor. Terdapat empat jenis function (Mathiassen et al., 2000, p231), antara lain:

(23)

Fungsi update diaktifkan oleh event problem domain dan menghasilkan perubahan status model. U p d a te * I F M A D P D *

Gambar 2.11 Fungsi: Update

Signal

Fungsi signal diaktifkan oleh perubahan status model dan menghasilkan reaksi di dalam context. S ig n a l * I F M A D P D

Gambar 2.12 Fungsi: Signal

Read

Fungsi read diaktifkan oleh kebutuhan actor akan informasi dan menghasilkan tampilan model sistem yang relevan.

R e a d *

I F M

A D

(24)

Gambar 2.13 Fungsi: Read

Compute

Fungsi compute diaktifkan oleh kebutuhan actor akan informasi dan berisi perhitungan yang dilakukan baik oleh actor maupun oleh model. Hasilnya adalah tampilan dari hasil perhitungan yang dilakukan.

C o m p u te *

I F M

A D

P D

Gambar 2.14 Fungsi: Compute

Spesifikasi dari function adalah:

Simple: function yang mudah dilakukan, misalnya membuat data baru.

Medium: function yang memerlukan keterjelasan data, misalnya membuat janji. • Complex: function yang membutuhkan data yang lengkap dan detail, misalnya

memberikan daftar janji yang mungkin dilakukan.

Very complex: function yang mempunyai beberapa function di dalamnya, misalnya membuat jadwal.

Setelah function dari setiap use case di identifikasi maka function-function tersebut dimasukkan kedalam sequence diagram dan dilanjutkan dalam pembuatan navigation diagram yang merupakan skema untuk menggambarkan hubungan tiap form dari aplikasi yang akan dibuat.

(25)

Interface adalah fasilitas yang membuat model sistem dan function dapat berinteraksi dengan actors, yang dilakukan dalam tahap Interface adalah (Gambar 2.14):

Gambar 2.15 Aktifitas dalam Tahap Interface

User interface harus dapat mewakili hubungan model dan function dengan user

secara jelsa dan mudah dimengerti.

Interface yang baik dilandaskan akan kebutuhan user dan bagaimana sistem akan digunakan.

• Analisis harus dilakukan berdasarkan deskripsi yang jelas tentang user dengan elemen-elemen yang terkait

2.2.3 Architectural Design Function list Class diagram Explore patterns Describe interface elements Determine interface elements Description of interfaces Use cases Evaluate interfaceelements

(26)

Architectural design berfungsi sebagai kerangka kerja dalam aktivitas pengembangan sistem dan menghasilkan struktur komponen dan proses sistem. Tujuannya adalah untuk menstrukturisasi sebuah sistem yang terkomputerisasi.

Tahap architectural design terdiri dari tiga aktivitas yaitu criteria, component architecture, dan process architecture seperti yang digambarkan pada Gambar 2.15.

Gambar 2.16 Aktivitas Architectural Design

a) Criteria merupakan properti yang diinginkan dari sebuah arsitektur. Criteria

yang telah ditentukan oleh para peneliti untuk menentukan kualitas dari sebuah software

akan dijabarkan dibawah ini.

1. Usable adalah kemampuan sistem untuk beradapatasi dengan situasi

organisasi, tugas dan hal – hal teknis.

2. Secure adalah kemampuan untuk melakukan pencegahan terhadap akses yang tidak berwenang.

3. Efficient adalah penggunaan secara ekonomis terhadap fasilitas technical platform.

4. Correct adalah sesuai dengan kebutuhan.,

5. Reliable adalah ketepatan dalam melakukan suatu fungsi.

(27)

7. Testable adalah penempatan biaya untuk memastikan sistem bekerja sesuai dengan yang diinginkan.

8. Flexible adalah kemampuan untuk modifikasi sistem yang berjalan.

9. Comprehensible adalah usaha yang diperlukan untuk memperoleh pengertian akan suatu sistem.

10. Reusable adalah potensi untuk menggunakan sistem pada bagian sistem lain yang saling berhubungan.

11. Portable adalah kemampuan sistem untuk dapat dipindahkan ke technical platform yang lain.

12. Interoperable adalah kemampuan untuk merangkai sistem ke dalam sistem yang lain.

b) component architecture Menurut Mathiassen et al. (2000, p189), tujuan dari

components adalah untuk menciptakan sistem yang comprehensible dan flexible. Component architecture adalah sebuah struktur sistem dari components yang saling berhubungan. Aktifitas yang terjadi ditunjukkan pada Gambar 2.16.

(28)

• Komponen adalah server dan beberapa dari client.

Server memberikan kumpulan dari operation (atau services) pada client.

Client menggunakan server secara independent.

• Arsitektur yang baik untuk mendistribusikan system secara geografis.

• Bentuk distribusi dari bagian sistem harus diputuskan antara client dan server. Pada Tabel 2.6 akan diperlihatkan macam-macam distribusi untuk Client/Server.

Tabel 2.6 Lima Macam Distribusi Client/Server

Client Server Arsitektur

U U + F + M Distributed Presentation U F + M Local Presentation U + F F + M Distributed Functionality U + F M Centralised Data U + F + M M Distributed Data

c) Proces atau lebih kita kenal dengan deployment diagram Menurut Mathiassen et al. (2000, p209), tujuan process adalah untuk mendefinisikan struktur program secara fisik. Aktifitas yang dilakukan diperlihatkan pada Gambar 2.17.

Class diagram and component specifications Deployment diagram Distribute program Identify shared Select coordination mechanisms Explore distribution patterns Explore coordination patterns

(29)

Gambar 2.18 Aktifitas dalam Desain Arsitektur-Process • Komponen yang berbeda perlu ditempatkan pada prosesor yang berbeda. • Pertama, pisahkan objek yang aktif dari komponen program yang pasif. • Kedua, tenutkan prosesor yang tersedia.

• Distribusikan komponen program dan objek aktif kepada prosesor tersebut.

2.2.4 Component Design

Tujuan dari komponen model adalah untuk memberikan data yang sekarang dan data historis ke user dan sistem yang lainnya. Informasi yang di simpan berhubungan dengan sistem yang ada didalam problem domain. Hasil dari aktifitas komponen model adalah class diagram dari aktivitas analisis yang direvisi. Yang akan direvisi adalah

model class yang mempunyai hubungan many-to-many sehingga akan menambah class

Gambar

Gambar 2.1 Definisi Kualitas
Tabel 2.1  Contoh Tabel Histogram Non Grup  Jumlah cacat Tabulasi frequensi
Gambar 2.2 Histogram Contoh Tabel Histogram Non Grup
Gambar 2.3 Histogram Contoh Tabel Histogram Grup
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi telur yang telah diovulasikan tersebut tidak akan dikeluarkan karena sistem duktus Muller pada unggas betina berkembang secara unilateral sehingga tidak

Penulis menyarankan agar manajemen dapat memberikan lingkup penugasan yang lebih luas bagi Divisi Audit Internal terutama pada pengawasan bagi efektivitas IC perusahaan..

Berdasarkan pengujian dan analisis data tentang integrasi dan implikasi portofolio diversifikasi terdapat hubungan intergrasi dalam keseimbangan jangka panjang (kointegrasi)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R 2 sebesar 0.233 atau 23.3% sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas, risiko bisnis,

Tampilan Form Absensi Guru Tampilan form absensi guru ini, user dapat melakukan input absensi guru (simpan), mengubah (ubah), dan menghapus absensi guru (hapus),

Berdasarkan paparan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Thinking Empowerment by Questioning (TEQ) dengan mind

tiga kali filtrasi (P3) tidak mengalami penurunan yaitu 0,002 TCU, masih memenuhi standar baku mutu, pada proses filtrasi menggunakan sand filter dan karbon