• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanaman Karakter Sopan Santun di SDN Ngabeyan 03 Kartasura Tahun Ajaran 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penanaman Karakter Sopan Santun di SDN Ngabeyan 03 Kartasura Tahun Ajaran 2017/2018"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENANAMAN KARAKTER SOPAN SANTUN DI SDN NGABEYAN 03 KARTASURA TAHUN AJARAN 2017/2018

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

FAIZ FAHRUDIN A510130182

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PENANAMAN KARAKTER SOPAN SANTUN DI SDN NGABEYAN 03 KARTASURA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendiskripsikan faktor yang mempengaruhi perubahan karakter sopan santun siswa di SDN Ngabeyan 3 , 2) Upaya guru dalam penanaman karakter sopan santun pada siswa dalam pembelajaran di SDN Ngabeyan 3. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, paparan data serta penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa 1) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan sopan santun siswa yaitu lingkungan, kurangnya perhatian orang tua, kemajuan teknologi, sinetron di telivisi yang kurang sesuai dengan anak SD. 2) Pihak sekolah menanamkan beberapa kegiatan yang dapat membentuk dan mempertahankan sikap sopan santun dari siswa, kegiatan tersebut diantaranya: sholat dhuha rutin, sebelum masuk kelas berjabat tangan dengan guru, jumat religi dengan melaksanakan sholat dhuha secara serentak, habis itu diisi dengan membaca surat-surat pendek, membiasakan berjabat tangan dengan guru sebelum masuk kelas, serta memberikan arahan atau pesan mengenai sopan santun kepada siswa sebelum pelajaran dimulai.

Kata kunci: Karakter, Sopan santun, siswa ABSTRACT

This research aims to 1) describe the factors that influence changes in the character of courtesy students at SDN Ngabeyan 3, 2) the efforts of teachers in the planting characters of manners on the students in learning at SDN Ngabeyan 3. This researchis qualitative research with a descriptive qualitative approach. The technique of data collection techniques interviews, observation and documentation. An examination of the validity of the data using triangulation techniques and sources. Technique of data analysis consists of a reduction of data, exposure data and the withdrawal of the conclusion. Based on the results of the research can be drawn the conclusion that 1)there are several factors that affect changes in students ' manners i.e. the environment, lack of attention to the elderly, technological advances, the soap opera in telivisilacking in accordance with elementary school children. 2) The school imparts some activities that can form and maintain an attitude of courtesy of students, these activities include: Duha prayer routine, before entering the classroom with the teacher, shook hands Friday with carrying out religious prayers Duha simultaneously, it is filled with exhausted reading the short letters, get used to shake hands with the teacher before entering the classroom, as well as provide referrals or messages about manners to students before the lesson begins.

(6)

1 1. PENDAHULUAN

Dunia Pendidikan berperan penting dalam upaya pembentukan karakter siswa. Selain ditugaskan untuk mencerdaskan siswa, guru juga ditugaskan untuk membimbing para siswa untuk berbuat sesuai dengan norma, nilai, budaya yang berlaku di masyarakat. Guru dituntut aktif untuk selalu update terhadap perkembangan zaman agar mampu menyaring segala bentuk perilaku negatif yang muncul, sehingga guru dapat mencegah dan menangani masalah yang akan muncul.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, oleh karena itu guru diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai yang berlaku di sekolah seperti sopan,santun, ramah, dan hormat kepada yang lebih tua. Hal ini merupakan kunci utama dalam upaya pembentukan karakter siswa, karena guru dengan siswa harus ada batasan dalam tingkah laku, siswa harus patuh dan taat terhadap guru.

Budaya dapat diartikan sebagai proses dan hasil proses usaha manusia untuk mengembangkan kualitas hidupnya dalam menghadapi masalah dan tantangan dunia lingkunganya.(Poespowardojo dkk, 2015: 7). Heru Satoto dalam Ismawati (2012:74) menyatakan bahwa budaya dimaknai sebagai sesuatu yang membuat kehidupan menjadi lebih baik dan lebih bernilai untuk ditempuh. Jadi dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa budaya adalah proses usaha manusia untuk mengembangkan kualitas hidupnya agar dapat membuat kehidupan menjadi lebih baik dan bermakna.

Menurut Khalifah dan Naimah (2015) menyebutkan bahwa Perubahan zaman dan perkembangan teknologi ternyata telah membawa perubahan di segala segmen baik pola, gaya hidup, dan juga tingkah laku manusia. Hal ini juga terjadi pada peserta didik yang sedang dalam tahap belajar, termasuk peserta didik yang kurang sopan terhadap guru dan sesama teman sebaya yang lainnya. Sedangkan Menurut Mahfudz (2010: 3), berpendapat bahwa kurangnya sopan santun pada anak disebabkan oleh beberapa hal yaitu:

(7)

2

1) Anak-anak tidak mengerti aturan yang ada, atau ekspektasi yang diharapkan dari dirinya jauh melebihi apa yang dapat mereka cerna pada tingkatan pertumbuhan mereka saat itu.

2) Anak-anak ingin melakukan hal-hal yang diinginkan dan kebebasannya.

3) Anak-anak meniru perbuatan orang tua.

4) Adanya perbedaan perlakuan di sekolah dan dirumah.

5) Kurangnya pembiasaan sopan santun yang sudah diajarkan oleh orang tua sejak dini.

Kondisi dilapangan saat ini banyak ditemui perilaku siswa yang bertentangan dengan norma dan nilai yang berlaku dimasyarakat pada umumnya, banyak sikap siswa yang kurang mencerminkan seorang pelajar, misalnya siswa yang berani terhadap guru, siswa yang acuh tak acuh jika diberikan nasihat, berbicara kepada guru dengan nada yang tinggi dan lain sebagainya. Berdasarkan observasi di SDN Ngabeyan 3 pada bulan Agustus Tahun 2017, ada beberapa siswa yang sikapnya tidak mencerminkan budaya sopan santun yang berlaku di lingkungan sekitar, seperti siswa saat berbicara dengan guru tidak menggunakan bahasa krama sebagaimana sesuai dengan adat jawa. Ada juga siswa yang jika diberi nasihat bersikap acuh tak acuh dan sebagainya. Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan faktor yang mempengaruhi perubahan karakter sopan santun siswa di SDN Ngabeyan 3 dan upaya guru dalam penanaman karakter sopan santun pada siswa dalam pembelajaran di SDN Ngabeyan 3.

Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang Penanaman Karakter Budaya Sopan Santun di SDN Ngabeyan 3. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana peran guru dalam penanaman karakter sopan santun siswa dalam pembelajaran di SDN Ngabeyan 3 dan apa saja yang mempengaruhi perubahan sopan santun siswa di SDN Ngabeyan 3 Tahun Ajaran 2017/2018.

(8)

3 2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Menurur Jane Richie dalam Moeleong (2012: 6), penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya didalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persioalan tentang manusiayang diteliti. Desain penelitian kualitatif ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu Tahap Pra-lapangan atau perencanaan, Tahap Pekerjaan Lapangan, analisis data. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. triangulasi sumber adalah mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. (Sugiyono, 2015: 230). Dalam penelitian ini, Peneliti hadir sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian. Maka dari itu, peneliti merupakan instrument kunci, partisipasi penuh sekaligus pengumpul data, sedangkan instrument yang lain adalah penunjang.

Menurut Sugiyono (2011: 246) analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Data hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Miles dan Huberman. Aktivitas dalam analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Adapun langkah-langkah analisis data sebagai berikut reduksi, penyajian data, penarikan kesimpulan.

Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dari melakukan wawancara, observasi dan mengumpulkan dokumentasi mengenai penerapan sopan santun di lingkungan sekolah. Kemudian data di analisis dan disusun secara sistematis lalu disimpulkan sebagai hasil penelitian.

(9)

4 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Apa Yang Mempengaruhi Perubahan Karakter Sopan Santun Siswa di SDN Ngabeyan 3 Kartasura.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SDN Ngabeyan 3 Kartasura, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan sopan santun siswa yaitu lingkungan, kurangnya perhatian orang tua, kemajuan teknologi, sinetron di telivisi yang kurang sesuai dengan anak SD. Hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa lingkungan yang ada di sekitar individu, akan membentuk karakter individu itu sendiri, dikarenakan kebiasaan yang diterapkan di lingkungan tersebut, sehingga membentuk pribadi yang sesuai dengan kebiasaan yang sudah ada. Apabila lingkungan sekitar individu, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat memiliki budaya yang positif, maka individu yang ada dilingkungan tersebut juga akan memiliki pribadi yang baik dan sopan.

Selain itu perhatian orang tua juga sangatlah penting, karena usia siswa sangatlah rentan dengan pergaulan yang ada dilingkungan sekitar, apabila tidak ada perhatian yang lebih dari orang tua, dikhawatirkan akan kurang memiliki sopan santun. Di era seperti sekarang, kemajuan teknologi juga sangat mempengaruhi perilaku siswa, karena semua informasi yang diinginkan dapat dengan mudah diakses dari media internet, tanpa adanya penyaringan terlebih dahulu, maka perlu perhatian dan pengawasan yang lebih dari orang tua disaat seorang anak menggunakan media internet untuk mencari informasi yang diperlukan.

Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Mahfudz (2010:3), bahwa kurangnya sopan santun pada anak disebabkan oleh beberapa hal yaitu: faktor lingkungan dan kurangnya perhatian dari orang tua serta pengaruh dari perkembangan teknologi sehingga anak meniru perbuatan yang negatif. Maka dari itu peran orang tua dan guru sangat penting dalam upaya pembentukan karakter budaya sopan santun terhadap anak.

(10)

5

3.2 Bagaimana upaya guru dalam penanaman karakter sopan santun pada siswa dalam pembelajaran di SDN Ngabeyan 3 Kartasura.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SDN Ngabeyan 3 Kartasura, untuk menghindari perubahan sikap sopan santun siswa SDN Ngabeyan 3 Kartasura, pihak sekolah menanamkan beberapa kegiatan yang dapat membentuk dan mempertahankan sikap sopan santun dari siswa, kegiatan tersebut diantaranya: sholat dhuha rutin, sebelum masuk kelas berjabat tangan dengan guru, jumat religi dengan melaksanakan sholat dhuha secara serentak, habis itu diisi dengan membaca surat-surat pendek, membiasakan berjabat tangan dengan guru sebelum masuk kelas, serta memberikan arahan atau pesan mengenai sopan santun kepada siswa sebelum pelajaran dimulai. Pendidikan karakter hendaknya diterapkan sejak usia dini disekolah, karena pada awal sekolah merupakan tahap pembentukan sikap dan pribadi dalam masa perkembangan, yang dapat membentuk potensi baik di masa yang akan datang. Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah SD N Ngabeyan 3 mengungkapkan bahwa kegiatan jumat religi dengan dilaksanakanya sholat dhuha berjamaah, sudah dimulai sejak ajaran baru pada tahun 2016 yang lalu dan hasilnya sudah dapat terlihat walaupun sedikit demi sedikit. Contohnya siswa sadar akan kewajiban yang harus dilaksanakan tanpa adanya paksaan.

Lingkungan keluarga juga merupakan faktor yang mempengaruhi dan penentu bagi perkembangan anak. Bila pendidikan karakter ditanamkan sejak dini dan terus menerus seperti membiasakan bersikap sopan santun, bertanggung jawab, menghargai sesama dan tolong menolong, maka peserta didik dapat menjadi contoh tauladan yang baik bagi generasi berikutnya. Hal ini seperti yang ada pada jurnal Faiqoh (2015: Vol.4 No.2) menyatakan bahwa keterlibatan orangtua dalam pemantauan perkembangan anak saat di rumah sangat penting, Sebab masa kanak-kanak adalah masa pembentukan pondasi dan masa kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak selanjutnya.

(11)

6

Kegiatan dalam melaksanakan pendidikan karakter, dapat dilakukan melalui kegiatan pembelajaran yang inofatif seperti pembelajaran kontekstual. Penerapan pendidikan karakter dengan model kontekstual sangat cocok, karena pembelajaran kontekstual mengajak atau menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata. Melalui pembelajaran kontekstual peserta didik dapat memperoleh hasil yang komperhensif tidak hanya pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek kognitif dan psikomotor.

4. PENUTUP

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan sopan santun siswa yaitu lingkungan, kurangnya perhatian orang tua, kemajuan teknologi, sinetron di telivisi yang kurang sesuai dengan anak SD.

2) Untuk menghindari perubahan sikap sopan santun siswa SDN Ngabeyan 3 Kartasura, pihak sekolah menanamkan beberapa kegiatan yang dapat membentuk dan mempertahankan sikap sopan santun dari siswa, kegiatan tersebut diantaranya: sholat dhuha rutin, sebelum masuk kelas berjabat tangan dengan guru, jumat religi dengan melaksanakan sholat dhuha secara serentak, habis itu diisi dengan membaca surat-surat pendek, membiasakan berjabat tangan dengan guru sebelum masuk kelas, serta memberikan arahan atau pesan mengenai sopan santun kepada siswa sebelum pelajaran dimulai

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, C.A. (2008). Pembelajaran Moral berpijak Pada Karakteristik Siswa dan Budayanya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Chazawi Adami. 2007. Tindak Pidana Kesopanan. Jakarta: Rajawali Pers

Darmayanti, R. dan Jatiningsih, O. (2014). Sikap Sopan Santun Remaja Pedesaan dan Perkotaan Di Madiun. Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan Volume 03 Nomor 02. Surabaya : FIS PPKN Universitas Negeri Surabaya.

(12)

7

Faiqoh, Nur. 2015. Implememtasi Pendidikan Berbasis Multikultural Sebgai Upaya Penguatan Nilai Karakter Kejujuran, Toleransi dan Cinta Damai Pada Anak Usia Dini di Kiddy Care, Kota Tegal: Journal Unnes. Vol.4 No.2.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Herimanto dan Winarno.2008. Ilmu Sosial dan Kebudayaan. Jakarta Timur: PT. BumiAksara

Ismawati, Esti. 2012. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: Ombak.

Indrastoety, Jenny SP. 2015. Penanaman Nilai-Nilai Karakter Melalui Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar. Jurnal Universitas Negeri Surakarta. (Diakses pada tanggal 26 Juli 2017.)

Khalifah dan Naimah, Nur. 2015. Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sopan Santun Pada Peserta Didik Kelas IX Di SMP Negeri 3 Satu Atap Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Universitas

Muhammadiyah Purwakerto. Vol.4 No.3.

Lickona, Thomas. 2013. Educating for Character. Terjemahan Lita S. Pendidikan Karakter. Bandung: Nusa Media.

Mahfudz.2010. Budaya sopan santun yang semakin dilupakan. (Diakses pada 13 Juli 2017)

Moleong, Lexy.J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Roesdakarya.

2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

2013. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Mustari Muhammad. 2014. Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nasution, Albani, dkk. 2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

(13)

8

Pala, Aynur. 2011. The need for character education. Journal of social sciences and humanity studies. Vol. 3. No., 2.

Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Purbaya, Indra A. 2015. Penanaman Nilia-Nilai Akhlak di SD Negeri Kroya 02

Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Skripsi IAIN Purwokerto . Diakses pada tanggal 15 Juni 2017.

Puspowardojo, Soerjanto. 2015. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Kompas. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta.

2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Roesdakarya.

Ujiningsih. 2010.Pembudayaan Sikap Sopan Santun di Rumah dan di Sekolah Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Karakter Siswa. (diakses 13 Juli 2017 )

Wardani, Kristi. 2014. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah di SD Negeri Taji Prambanan Klaten. Proceeding Seminar Nasional Konservasi dan Kualitas Pndidikan, halaman 23. Diakses Tanggal 12 Desember 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan, Pengorganisasian, Pekerjaan dan Pengawasan Badan Pengelola Perbatasan Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Dalam Melaksanakan Fungsinya Stoner dan Wankel

Berdasarkan analisis data penelitian dan pembahasan diperoleh hasil bahwa kemampuan siswa pada sub materi pokok pada materi GLB berada pada gain 0,41 pada

Mengacu pada hasil pengolahan data hasil tes yang dilakukan pada kelas VII SMP Negeri 1 Tanjungsari, dapat ditarik simpulan sebagai berikut: (1) Tes Harvard

1) GPS berfungsi untuk mengetahui titik koordinat lokasi pengukuran perairan dengan yang terkoneksi dengan satelit pemancar GPS yang ada.. 2) Echosounder

Melalui penggambaran diatas, maka belis sebagai mas kawin tidak lagi dipahami sebatas pernikahan yang melibatkan adat. Namun, belis seolah-olah menjadi proses

Rata-rata kandungan minyak berdasarkan aktivitas dari darat, diketahui bahwa kandungan minyak lebih tinggi di kawasan Pelabuhan pada saat pasang dibandingkan dengan kawasan Wisata

Penelitian ini menunjukkan seroepidemiologi toksoplasmosis di Desa Rumengkor Dua Kabupaten Minahasa dengan menggunakan uji aglutinasi lateks (LAT Toxocheck-MT Eiken, Japan)

1) Menyusun Rencana Kegiatan Harian Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun oleh peneliti dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH). Berdasarkan kesepakatan yang telah