114 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRESTASI GRAFIK MELALUI
PENDEKATAN MULTI-REPRESENTASI PADA MATERI GERAK LURUS
Hasbullah
1dan Lina Nazriana
2 1Program Studi Pendidikan IPA, Progran Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 2
SMA Negeri 6 Kota Banda Aceh
Email: hasbullah_aceh@ymail.com1), lina.nazriana@gmail.com2)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan interprestasi grafik melalui pendekatan multirepresentasi. Penelitian ini menggunakan metode pre-experiment dengan desain jenis one group pretest and posttest design. Subjek penelitian diambil dengan cara teknik random sampling dengan melibatkan 45 siswa yang belum belajar gerak lurus. Instrumen tes dalam bentuk soal Multiple Choice mengacu pada indikator dalam tingkatan proses kognitif pemahaman Anderson & Krathwohl. Pengolahan data dianalisis dengan menggunakan persamaan gain dengan makna interprestasi merujuk pada acuan Hake. Berdasarkan analisis data penelitian dan pembahasan diperoleh hasil bahwa kemampuan siswa pada sub materi pokok pada materi GLB berada pada gain 0,41 pada katagori sedang dan GLBB pada gain 0,36 pada katagori sedang sehingga pembelajaran dengan pendekatan multi-representasi efektif dan dapat meningkatkan kemampuan interprestasi grafik pada materi gerak lurus.
Kata kunci: Kemampuan interprestasi, grafik, pendekatan multi-representasi, gerak lurus 1. PENDAHULUAN
Materi gerak lurus merupakan suatu subkonsep dari kinematika dalam ilmu gerak (mekanika), biasanya materi ini diajarkan pada pertemuan kedua setelah materi pengukuran, konsep gerak merupakan dasar pengetahuan yang harus dipahami secara tuntas oleh siswa karena konsep ini sangat mempengaruhi pengetahuan siswa dalam mempelajari materi lainnya sebagai contoh penelitian Sutopo (2012) untuk memahami mekanika dengan baik, maka penting memahami posisi, kecepatan dan percepatan benda.
Kenyataannya masih banyak siswa yang mengalami kesulitan sebagai contoh siswa belum mampu membedakan jarak dan perpindahan, kecepatan dan kelajuan, kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat, percepatan rata-rata dan percepatan sesaat.Salah satu bentuk kesulitan siswa dalam persoalan gerak adalah penyajian materi yang mengandung grafik.kesalahan dalam mengambil informasi dari grafik berdampak sangat fatal pada penentuan posisi, meskipun sebenarnya siswa mengetahui untuk menentukan posisi benda setiap saat mereka harus menurunkan
persamaan kecepatan terhadap waktu (Purwanti dkk, 2016).
Pentingnya pemahaman siswa terhadap grafik dikarenakan banyak penyampaian materi yang berkaitan dengan hasil penelitian dan percobaan disajikan dalam bentuk grafik. Sebagaimana pendapat Mustain (2012) kemampuan dalam memahami grafik menjadi penting bagi siswa terutama ketika melakukan percobaan fisika.Siswa harus mampu menyajikan bentuk grafik dari data-data yang diperoleh dari kegiatan percobaan. Selanjutnya Monika (2013) memperoleh hasil bahwa guru masih jarang menggunakan grafik, gambar ataupun diagram sebagai bentuk representasi lain dari sebuah konsep, namun guru cenderung lebih menggunakan penjelasan verbal, serta siswa tidak ditantang untuk menjelaskan konsep fisika yang sama dengan menggunakan representasi lain. Oleh karena itu kemampuan multi-representasi menjadi penting dalam pembelajaran fisika di sekolah terutama dalam kaitan menafsirkan grafik.Menafsirkan suatu indikator dalam kognitif pada level pemahaman. Widodo (2006) menyatakan bahwa interprestasi (menafsirkan) adalah suatu cara dalam mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk informasi yang lainnya, misalnya dari
115 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
dari kata-kata ke grafik atau gambar, atau sebaliknya, dari kata-kata ke angka, atau sebaliknya, maupun dari kata ke kata-kata, misalnya meringkas atau membuat paraphrase.
Untuk mengatasi persolan diatas salah satu solusi dengan cara menerapkan pembelajaran dengan pendekatan multi-representasi sebagai bentuk pemecahan masalah. Multi-representasi adalah suatu bentuk susunan konsep yang diwakili oleh tulisan kalimat verbal, simbol-simbol sebagai bentuk matematik, gambar dan grafik sehingga penyampaian suatu data informasi dapat tersampaikan. Sebagaimana solusi yang diberikan oleh Murtono (2014) salah satu cara untuk mengakses pengetahuan yang sesuai adalah dengan menggunakan pemahaman bentuk representasi. Multi-representasi sudah banyak dilakukan penelitian dan dikembangkan di Indonesia sebagian kecil diantaranya Suhandi, dan Wibowo (2012); Sabdin (2013); Astuti (2013); Murtono (2014); Widyawati (2015).
Berdasarkan uraian persoalan dapat di rumuskan suatu pertanyaan penelitian yaitu bagaimana peningkatan kemampuan interprestasi grafik melalui pendekatan multi-representasi pada materi gerak lurus?
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan interprestasi grafik melalui pendekatan multi-representasi pada materi gerak yang dilakukan pada SMA Negeri 6 Kota Banda Aceh pada kelas X-IA2 dan X-IA3 menggunakan metode pre-experiment dengan jenis desain penelitian one group pretest and posttest yaitu dengan mengelompokkan siswa dalam satu kelompok dengan melibatkan 45 siswa yang diberikan perlakuan pembelajaran mengacu pada syntax yang di modifikasi model PBM dari Arends (1997) dan kerangka multirepresentasi IF-SO dari Prain dkk. (2013) yang dikembangkan oleh Rosyid dkk (2013). Pada saat perlakuan siswa dikelompokkan dalam kelompok kecil yang heterogen, kemudian pembelajaran siswa dilakukan ke dalam tiga kali tatap muka. Untuk mengukur peningkatan kemampuan
interprestasi grafik menggunakan soal tes Multiple Choice yang sudah divalidasi oleh pakar bidang tersebut dengan mengacu pada indikator dalam tingkatan proses koqnitif pemahamanAnderson & Krathwohl (2001). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis pengolahan data dengan menggunakan persamaan gain dan makna interprestasi dengan merujuk pada acuan Hake (1998) dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan data Tabel 1 diperoleh hasil bahwa setiap indikator soal mengalami peningkatan yaitu indikator soal (1) menganalisis grafik GLB dari 28,89 menjadi 64,44, (2) menghubungkan antara kecepatan (v), percepatan (a), dan waktu (t) pada GLBB37,78 menjadi 62,22, (3) menghubungkan antara perpindahan (s), kecepatan (v) dan percepatan (a) pada GLBB 24,44 menjadi 62,22, (4) mengidentifikasi karakteristik GLBB 37,78 menjadi 57,78, menghubungkan antara perpindahan (s), percepatan (a) dan waktu (t) pada GLBB 40,00 menjadi 57,78, (5) mendefinisikan pengertian GLB 37,78 menjadi 51,11dan (6) menggunakan persamaan GLBB dalam pemecahan masalah 28,89 menjadi 44,44. Walaupun terjadi peningkatan akan tetapi nilai rata-rata siswa masih di bawah nilai 70,00 sebagaimana nilai KKM yang ditetapkan sekolah. Hal ini disebabkan pengetahuan awal siswa pada materi gerak masih sangat rendah. Astuti (2015) mengatakan kemampuan awal merupakan hasil belajar yang didapat sebelum mendapat kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan awal merupakan prasyarat yang harus dimiliki peserta didik sebelum memasuki pembelajaran materi pelajaran berikutnya yang lebih tinggi. Jadi seorang siswa yang mempunyai kemampuan awal yang baik akan lebih cepat memahami materi dibandingkan dengan peserta didik yang tidak mempunyai kemampuan awal dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh pada indikator soal menghubungkan antara kecepatan (v), percepatan (a), dan waktu (t) pada GLBB yang kemampuan awalnya lebih baik dari indikator soal lain, pada indikator ini juga diperoleh hasil akhir yang baik.
116 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
Tabel 1. Kemampuan Interprestasi Siswa Pada Materi Gerak Lurus
Sub Pokok Materi Indikator Soal No Soal Format soal
Skor Skor Rata-rata
Gain Ket Pretest Posttest Pretest Posttest
GLB Mendefinisikan pengertian GLB 10 Grafik 20.00 51.11 27.22 57.22 0.41 Sedang Mengidentifikasi karakteristik GLBB 11 Grafik 37.78 57.78 15 Grafik 22.22 55.56
Menganalisis Grafik GLB 14 Grafik 28.89 64.44
GLBB
Menghubungkan antara kecepatan (v), percepatan (a), dan waktu (t) pada GLBB
17 Grafik 37.78 62.22
32.78 56.67 0.36 Sedang
Menghubungkan antara perpindahan (s),
percepatan (a) dan waktu (t) pada GLBB
18 Grafik 40.00 57.78
Menghubungkan antara perpindahan (s), kecepatan (v) dan percepatan (a) pada GLBB 19 Grafik 24.44 62.22 Menggunakan persamaan GLBB dalam pemecahan masalah 20 Grafik 28.89 44.44
Rendahnya kemampuan awal pada setiap indikator juga disebabkan siswa masih menganggap grafik hasil dari gerakan suatu benda yang bergerak lurus, padahal grafik ada juga yang naik-turun, miring dan bergelombang. Selain itu siswa belum memahami materi GLB dan GLBB dikarenakan materi ini berada pada urutan konsep materi kedua awal masuk sekolah. Sebagaimana pendapat Pujianto dkk (2013) dalam penelitian ditemukan siswa yang memahami konsep kinematika gerak lurus yang baik hanya sebesar 21,67%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan awal siswa terhadap grafik dalam membaca, menerjemahkan, dan mengklarifikasi masih rendah.
Kemampuan interprestasi adalah kemampuan kognitif siswa pada level kedua yaitu indikator dari pemahaman. Kemampuan pemahaman interprestasi siswa setelah diberikan treatment secara keseluruhan mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata posttest dan gain pada kategori sedang (lihat Tabel 1). Pada tahap ini siswa sudah belajar dengan pendekatan multi-representasi, siswa sudah mampu mengumpulkan informasi yang
sesuai, menyelidiki tahap demi tahap, mencari penjelasan, dan solusi untuk membangun pemahaman konsep dan menyajikan model dari persoalan yang dialaminya dan siswa sudah mampu merubah bentuk masalah dari grafik ke dalam bentuk lain seperti verbal, gambar dan menggunakan persamaan matematik.
Berdasarkan analisis kemampuan siswa pada sub materi pokok pada gambar diatas di dapatkan hasil pada materi GLB berada pada gain 0,41 pada katagori sedang dan GLBB pada gain 0,36 pada katagori sedang. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan multi-representasi pada materi gerak lurus dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam interprestasi grafik. Widianingtiyas dkk (2015) dalam penelitian-nya memperoleh hasil bahwa pendekatan multi-representasi dapat memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan kognitif siswa yang meliputi kognitif tingkat rendah dan kognitif tingkat tinggi. Artinya penggunaan pendekatan multi-representasi tidak hanya indikator pemahaman meningkat, akan tetapi pada dimensi kognitif lain juga meningkat. Sebagaimana hasil penelitian Suhandi dan Wibowo (2012) yang
117 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
menunjukkan bahwa multi-representasi merupakan salah satu pendekatan yang cukup efektif untuk digunakan dalam rangka menanamkan pemahaman konsep-konsep fisika di kalangan mahasiswa. Oleh karena itu pendekatan ini nampaknya layak dipertimbangkan untuk digunakan dalam materi fisika lainnya. Sejalan juga dengan penelitian Simamora dkk (2016). Hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika menggunakan pendekatan multi-representasi dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Siswa menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan multi-representasi.
Gambar 1. Kemampuan siswa setiap sub materi gerak lurus Kemampuan interprestasi grafik
dengan menggunakan pendekatan multi-representasi dengan jelas diperoleh hasil meningkat berada pada katagori sedang sehingga pembelajaran dengan pendekatan multirepresentasi memiliki pengaruh terhadap kemampuan interprestasi grafik dalam indikator pemahaman secara mendalam. Sesuai dengan pendapat Ainswort (1999) bahwa salah satu fungsi multi-representasi yaitu untuk membangun pemahaman siswa yang lebih dalam.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan siswa pada sub materi pokok di dapatkan hasil pada materi GLB berada pada gain 0,41 pada katagori sedang dan GLBB pada gain 0,36 pada katagori sedang. Oleh karena itu pembelajaran dengan pendekatan multi-representasi dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan inter-prestasi grafik pada materi gerak lurus.
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan ucapan terimakasih kepada Dr. A. Halim, M.Si dan Prof. Dr. Yusrizal, M.Pd selaku pembimbing dalam penulisan, serta ucapan terimakasih kepada Dr. Muhammad Syukri, M.Ed, Drs. Thamrin K, M.Si, Drs. Nurulwati, M.Pd dan Dra. Susanna, M.Pd selaku pembimbing dan validasi instrumen penelitian ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca sebagai referensi dalam penelitian pengembangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ainsworth, S. (1999). The Functions of Multiple representations. Computers and Education, 33(1) : 131-152
Anderson L. W dan Krathwohl D. R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching and Assesing; A Revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives. New York: Addison Wesley Longman Inc.
Astuti S.P. (2015). Pengaruh Kemampuan Awal dan Minat Belajar terhadap
0,00 20,00 40,00 60,00 GLB GLBB 27,22 32,78 57,22 56,67 0,41 0,36 Pretest Posttest Gain
Kemampuan Siswa Pada Materi GLB dan GLBB
N
ila
i Rata
-r
118 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
Prestasi Belajar Fisika. Jurnal Formatif, 5(1): 68-75.
Astuti, Y.W. (2013). Bahan Ajar Fisika SMA dengan Pendekatan Multirepresentasi. Jurnal Pendidikan Sains, 1 (4) : 382-389.
Fatmawati, Muslimin & Kade A. (2015). Identifikasi Tingkat Konsistensi Representasi dan Pemahaman Konsep Mahasiswa pada Format Verbal, Grafik dan Diagram Dalam Memecahkan Masalah Hukum III Newton. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), 4(1) : 33-38.
Fraenkel, J.R., Wallen, N.E., & Hyun, H.H. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education Eighth Edition. New York: Mc Graw Hill Inc.
Hake, R.R. (1998). Interactive-Engagement Versus Traditional Methods : A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses. American Journal Association of Physics Teachers; 66(1): 64-74.
Monika, S. (2014). Pengaruh Kemampuan Membangun Model Representasi terhadap Pemecahan Masalah Fisika dengan Menerapkan Inkuiri Terbimbing. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung.
Murtono, Setiawan, A., & Rusdiana D. (2014). Fungsi Representasi Dalam Mengakses Penguasaan Konsep Fisika Mahasiswa. JRKPF UAD, 1(2) : 80-84.
Mustain I. (2015). Kemampuan Membaca dan Interpretasi Grafik dan Data: Studi Kasus Pada Siswa Kelas 8 SMPN. Scientiae Educatia, 5(2) ; 1-11.
Prain & Vaughan. (2007). Learning from Writing in Secondary Science: Some theoretical and practical implications. International Journal of Science Education. 28 (15) : 179-201.
Pujianto A., Nurjannah, &Darmadi I.W. (2013). Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), 1(1) : 16-21.
Purwanti A, Sutopo, & Wisodo H. (2016). Penguasaan Konsep dan Kemampuan Representasi Materi Gerak Lurus
Siswa SMA Kelas XII. Prosiding Seminar Pendidikan IPA Pascasarjana UM, 1(1) ; 53-58.
Rosyid, Jatmiko, B., & Supardi, Z.A.I. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Menggunakan Model Orientasi IPA (PBL dan Multi Representasi) Pada Konsep Mekanika di SMA. Pancaran, 2(3) : 1-12.
Simamora, M.R., Sinaga P., & Jauhari A. (2016). Pembelajaran Fisika Menggunakan Multirepresentasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Pokok Bahasan Getaran dan Gelombang. Prosiding SNIPS 2016. 21-22 Juli 2016, 501-505.
Suhandi, A., & Wibowo, F.C. (2012). Pendekatan Multirepresentasi Dalam Pembelajaran Usaha-Energi dan Dampak terhadap Pemahaman Konsep Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 8 : 1-7.
Sabdin, A.K. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Kinematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Multimodal Representasi Mahasiswa Calon Guru Fisika (Suatu Studi Pada Mata Kuliah Kajian Fisika Sekolah I Tahun Pembelajaran 2012/2013).Tesis tidak dipublikasikan. Banda Aceh : Pascasarjana Unsyiah. Widianingtiyas, L., Siswoyo., & Bakri, F.
(2015). Pengaruh Pendekatan Multirepresentasi dalam Pembelajaran Fisika terhadap Kemampuan Kognitif Siswa SMA. Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika (JPPPF), 1(1): 31-38, e-Jurnal: http://jpppf.fisika-unj.ac.id.
Widodo, A. (2006). Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. Buletin Puspendik. 3(2) : 18-29.