• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Berpikir Kreatif Mahasiswa Tipe Phlegmatis dalam Pemecahan Masalah pada Mata Kuliah Dasar dan Proses Pembelajaran Biologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Profil Berpikir Kreatif Mahasiswa Tipe Phlegmatis dalam Pemecahan Masalah pada Mata Kuliah Dasar dan Proses Pembelajaran Biologi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL BERPIKIR KREATIF MAHASISWA TIPE PHLEGMATIS DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATA KULIAH

DASAR DAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI Mia Aina, Ali Sadikin

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo–Darat Jambi 36361

Email:Miaaina1917@rocketmail.com ABSTRAK

Seorang pendidik dalam menjalankan kewajibannya sebagai pengajar dan pendidik bagi para peserta didiknya dituntut untuk memahami dan menguasai tentang berbagai aspek perilaku yang berkaitan dengan peserta didiknya. Aspek perilaku tersebut termasuk tipe kepribadian dan cara berpikir. Hal ini bertujuan agar para pendidik dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif dan efesien, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi yang konkret bagi pencapaian tujuan pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses berpikir kreatif mahasiswa tipe phlegamatis pada pemecahan masalah pada mata kuliah dasar-dasar dan proses pembelajaran biologi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara berdasarkan lembar tugas pemecahan masalah. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang memiliki kepribadian phlegmatis. Penjaringan subyek penelitian menggunakan lembar tes kepribadian. Proses berpikir kreatif ditelusuri dalam setiap langkah pemecahan masalah mulai dari tahap (1) persiapan, (2) inkubasi, (3) iluminasi, dan (4) verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa tipe phlegmatis mampu berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah pada mata kuliah dasar-dasar dan proses pembelajaran biologi. Dengan keunikan dalam memecahkan masalah subyek terlihat lebih banyak diam, dan tidak tampak emosinya apakah mengalami kesulitan atau tidak dalam menyeselaikan soal yang diberikan.

Kata Kunci : Berpikir Kreatif, Tipe Phlegmatis, Pemecahan masalah PENDAHULUAN

Seorang pendidik baik itu dosen maupun guru dalam menjalankan kewajibannya sebagai pengajar dan pendidik bagi para mahasiswa atau siswanya, dituntut untuk memahami dan menguasai tentang berbagai aspek perilaku yang berkaitan dengan dirinya maupun peserta didiknya. Hal ini bertujuan agar para

pendidik dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif dan efesien, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi yang konkret bagi pencapaian tujuan pendidikan. Disinilah letak arti pentingnya psikologi pendidikan bagi dosen dan guru.

Pendapat yang senada disampaikan oleh Syah (Iskandar) yang mengatakan bahwa diantara

(2)

pengetahuan-pengatahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi pendidikan yang erat kaitannya dengan proses pembelajaran peserta didik. Dengan menguasai psikologi pendidikan seorang dosen atau guru akan terbantu dalam menyelenggarakan proses pembelajaran peserta didiknya. Salah satu aspek psikologi pendidikan yang wajib dikuasai oleh guru adalah tentang proses berpikir peserta didik. Dengan mengetahui proses berpikir peserta didik, pendidik dapat dengan mudah menentukan model pembelajaran yang seperti apa yang tepat untuk digunakan, agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal. Seorang pendidik tidak bisa serta merta menggunakan model pembelajaran yang sama tanpa memperhatikan tipe proses berpikir peserta didiknya.

Seorang tenaga pendidik akan lebih mudah mendidik dan membimbing peserta didiknya dengan mengetahui tipe kepribadian dan karakteristik proses berpikirnya terlebih dahulu. Berdasarkan pendapat-pendapat dari para pakar diatas, pemahaman terhadap karakteristik peserta didik baik dari aspek tipe kepribadian maupun proses berpikir memiliki arti yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Mengenai kepribadian diri peserta didik, Suryabrata mengemukakan bahwa para peserta didik itu berlainan kepribadiannya, dan demi suksesnya usaha untuk mendidik mereka, perlu seorang pendidik mengenal kepribadian mereka. Kecakapan untuk dapat mengenal sesama manusia dalam

banyak hal tergantung kepada orangnya sendiri, akan tetapi psikologi pendidikan akan sangat membantu tugas ini.

Menurut Teori Hipocrates-Galenius tipe kepribadian manusia ada empat macam yaitu tipe kepribadian choleris, melankholis, phlegmatis, dan sanguinis.Orang yang memiliki tipe kepribadian choleris adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti memiliki semangat yang kuat, mempunyai keinginan yang keras, daya juang besar, hatinya mudah terbakar, dan optimis. Sedangkan orang dengan tipe kepribadian melankholis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian dengan ciri-ciri mudah kecewa, daya juang kecil, muram, dan pesimistis. Sementara itu orang dengan tipe kepribadian phlegmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti tidak suka terburu-buru atau tenang, tidak mudah dipengaruhi, cerdas dan setia. Di lain pihak orang yang bertipe kepribadian sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti bersemangat, mudah berganti haluan, ramah, lekas bertindak tapi juga lekas berhenti (Suryabrata) Ahmadi dan Sholeh menambahkan bahwa orang dengan tipe kepribadian phlegmatis selain tenang, mereka juga memiliki sifat pesimis dan wajahnya terlihat selalu pucat.

Menurut Hendrik tipe kepribadian phlegmatis adalah orang yang memiliki kepribadian yang rendah hati, penuh pengertian dan toleran dengan orang lain. Orang dengan tipe kepribadian phlegmatis juga mudah bergaul dan santai, enak diajak sebagai teman diskusi. Tipe

(3)

phlegmatis ini mudah diajak bicara, serta dapat mendengarkan pembica raan orang lain dengan baik. Mereka memiliki sifat penyabar, baik keseimbangan mentalnya, hidup konsisten, tenang dan cerdas. Hidupnya konsisten, serta teguh pendirian, senantiasa menjalankan rencana yang telah disusunya. Mereka mencintai kedamaian, memiliki sifat introvert yaitu tertarik dengan pikiran dan perasaannya sendiri. Orang dengan tipe phlegmatis juga memiliki sifat pendiam, pemikir, menyukai konsentrasi dan kesunyian. Dengan berbagai kelebihan dan kekurangan tipe kepribadian phlegmatis tersebut, penulis memandang perlu untuk meneliti peserta didik yang memiliki tipe kepribadian tersebut, khususnya dalam pembelajaran biologi dan berpikir kreatif.

Berpikir kreatif diterapkan peserta didik untuk belajar memecahkan masalah secara sistematis dalam menghadapi tantangan, memecahkan masalah secara inovatif dan mendesain solusi yang mendasar. Kompetensi berpikir kreatif peserta didik dalam suatu bidang tidak dapat terlepas dari pemahamannya terhadap materi bidang tersebut. Seseorang tidak mungkin dapat berpikir kreatif dalam suatu bidang tertentu tanpa pengetahuan mengenai konten dan teori dalam bidang tersebut. Misalnya dalam bidang studi sains seperti kimia, fisika, dan biologi tentu sangat membutuhkan ketrampilan berpikir kreatif guna memecahkan masalah dalam bidang tersebut. Biologi sebagai bagian dari sains juga sangat membutuhkan proses berpikir kreatif dalam memecahkan masalah - masalah

biologi. Selain mengajar Dosen juga bertugas mendidik dan membentuk kepribadian mahasiswa menjadi baik apalagi ditengah terjadinya krisis kepercayaan dan kehilangan figur atau contoh yang bisa diteladani oleh mahasiswa pada saat ini. Khusus di bidang ilmu Biologi mahasiswa harus memiliki kemampuan analisis dan berfikir kreatif terhadap fenomena - fenomena yang terjadi dewasa ini. Oleh karena itu maka perlu dideskripsikan proses berpikir kreatif mahasiswa tipe phlegmatis dalam pemecahan masalah pada mata kuliah dasar - dasar dan proses pembelajaran biologi. Sebagai sumbangan teori tentang profil berpikir kreatif mahasiswa dengan tipe phlegmatis dalam pemecahan masalah biologi. Sebagai bahan pertimbangan untuk mengembang kan penelitian yang berkaitan dengan proses berpikir kreatif berdasarkan tipe kepribadian, khususnya dalam pemecahan masalah biologi. Memberi masukan kepada para pendidik baik guru maupun dosen khususnya penulis untuk lebih memahami sifat kodrati peserta didiknya yang mempunyai kepribadian yang bervariasi sehingga proses pembelajaran dapat dilaksa nakan secara maksimal.

METODE PENELITIAN Penelitian jenis ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang menggunakan metodologi penelitian kualitatif deskritif. Menurut Kountur penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada

(4)

perlakuan terhadap objek yang diteliti.

Penelitian dilakukan di Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014. Subjek yang diteliti adalah mahasiswa yang memiliki kepribadian tipe phlegmatis di Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi yang mengontrak mata kuliah Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Biologi. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang memiliki tipe kepribadian phlegmatis. Untuk menjaring mahasiswa yang bertipe phlegmatis digunakan tes kepribadian, sedangkan teknik pemilihan subyek penelitian yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Purposive samplinng adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Proses pengumpulan data ini menggunakan wawancara berdasarkan lembar tugas pemecahan masalah. Cara yang dilakukan adalah dengan wawancara dan direkam melalui audio visual. Secara garis besar langkah-langkah wawancara berdasarkan lembar tugas pemecahan masalah yaitu subyek diberi soal untuk dikerjakan, diamati selama mengerjakan tugas dan diwawancara secara mendalam untuk mengenali tentang apa, bagaimana dan mengapa berkaitan dengan permasalahan yang diberikan.

Wawancara dimaksudkan untuk menelusuri proses berpikir kreatif mahasiswa tipe phlegmatis dalam pemecahan masalah pada mata kuliah dasar-dasar dan proses pembelajaran biologi. Pada akhir setiap langkah pemecahan soal dilakukan wawancara. Proses berpikir kreatif yang diungkap pada

penelitian ini mengacu pada langkah pemecahan masalah. Dari hasil wawancara dapat diungkap proses berpikir kreatif yang dilakukan subyek dalam menyelesaikan masalah, yang meliputi tahap (1) persiapan, (2) inkubasi, (3) iluminasi, dan (4) verifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan lembar jawaban dan hasil wawancara terlihat bahwa subyek penelitian (mahasiswa phlegmatic) dapat memecahkan masalah biologi dengan kreatif. Proses berpikir kreatif terlihat dalam setiap langkah pemecahan masalah mulai dari (1) tahap persiapan, (2) tahap inkubasi, (3) tahap iluminasi dan (4) tahap verifikasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa tipe phlegmatic mampu berpikir kreatif dalam memecahkan masalah biologi, namun dengan sedikit keunikan lebih banyak diam dalam menyelesaikan soal. Keunikan yang lain subyek tidak tampak emosinya apakah dia sedang bingung atau tidak dalam menyelesaikan soal. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif mahasiswa tipe phlegmatis pada pemecahan masalah biologi. Proses berpikir kreatif mahasiswa tipe phlegmatis ini ditelusuri melalui langkah-langkah pemecahan masalah (1) tahap persiapan, (2) tahap inkubasi, (3) tahap iluminasi dan (4) tahap verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, terlihat bahwa subyek (mahasiswa tipe phlegamatis) memiliki

(5)

kemampuan berpikir kreatif terhadap masalah yang diberikan. Littauer menyatakan bahwa peserta didik yang memiliki kepribadian phlegmatis adalah pribadi yang sabar, tenang tetapi cerdas, dan baik keseimbangannya dalam berbagai masalah yang dihadapi. Mereka bertindak hanya setelah mempertimbangkannya dengan hati-hati. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil penelitian subyek (mahasiswa phlegmatic) dapat memecahkan masalah biologi dengan tahapan berpikir kreatif.

Dalam tahapan berpikir kreatif persiapan, subyek terlihat melalukan identifikasi masalah yang ada pada soal. Menggali informasi yang ada pada soal, mengindentifikasi tantangan atau tujuan dari soal tersebut. Menurut Haris (1998) seseorang yang mampu berpikir kreatifa adalah orang yang menikmati adanya tantangan. Subyek terlihat menikmati tantangan yang ada pada soal tersebut.

Tahap kedua tahap berpikir kreatif adalah tahap inkubasi. Pada tahap ini subyek terlihat mencerna informasi-informasi yang berasal dari soal, dan mengolahnya dalam pikirannya. Menurut Harris (1998) seseorang yang berpikir kreatif senantiasa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Pada tahap ketiga, tahap iluminasi. Subyek terlihat mengeluarkan gagasan untuk memecahkan masalah biologi. Senada dengan pendapat Harris (1998) Kreativitas adalah sebuah kemampuan untuk memikirkan dan menemukan sesuatu yang baru, menciptakan gagasan - gagasan baru baru dengan cara mengkombinasi

kan, mengubah atau menerapkan kembali ide-ide yang telah ada.

Tahap keempat atau tahap terakhir berpikir kreatif adalah tahap verifikasi. Pada tahap verifikasi ini subyek terlihat memastikan apakah solusi yang digunakan benar-benar dapat memecahkan masalah. Dalam tahap ini subyek terlihat mengoreksi dan memastikan bahwa setiap langkah yang dilakukan benar-benar sudah tepat, sehingga diharapkan tidak ada kesalahan yang terjadi.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa subyek (mahasiswa phlegmatic) dapat berpikir kreatif dalam memecahkan masalah biologi. Semua tahap berpikir kreatif dilaluinya mulai dari (1) tahap persiapan, (2) tahap inkubasi, (3) tahap iluminasi dan (4) tahap verifikasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa tipe phlegmatic mampu berpikir kreatif dalam memecahkan masalah biologi, namun dengan sedikit keunikan lebih banyak diam dalam menyelesaikan soal. Keunikan yang lain subyek tidak tampak emosinya apakah dia sedang bingung atau tidak dalam menyelesaikan soal.

Saran

1. Tenaga pendidik diharapkan dapat memahami dan memperhatikan tipe kepribadian dan proses berpikir peserta didiknya dalam menyusun rencana pembelajaran.

2. Tenaga pendidik juga diharapkan dapat memahami

(6)

dan mempertimbangkan proses berpikir peserta

didiknya dalam

melaksanakan pembelajaran. 3. Dengan adanya penelitian ini

diharapkan dapat menjadi gambaran bagi penelitian selanjutnya mengenai tipe-tipe kepribadian yang lain dalam hubungannya dengan proses berpikirnya.

UCAPAN TERIMA KASIH Para penulis mengucapkan terimakasih kepada Lembaga Penelitian Universitas Jambi yang telah mendanai penelitian ini melalui Dana DIPA Universitas Jambi Tahun 2014 Nomor : 023.04.2.415103/2014 tanggal 5 Desember 2013 sesuai dengan Surat Perjanjian Kontrak

Penelitian Nomor :

450/UN21.6/PL/2014 Tanggal 16 Juli 2014

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A dan Sholeh, M. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka `Cipta.

Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Gie,The Liang. 2003. Teknik berpikir Kreatif. Yogyakarta: Sabda Persada Yogyakarta Desmita, 2010. Psikologi

Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Drouin, Cecile dan Dr. Alain Dubos. 1998. Bagaimana Mengetahui Kemampuan Anak Anda. Jakarta: Melto Pos

Elfiky, I. 2008. Terapi Berpikir Positif, Biarkan Mukjizat

dalam Diri Anda Melesat Agar Hidup Lebih Sukses dan Lebih Bahagia. Terjemah Khalifurrahman Fath & M. Taufik Damas, Jakarta: Zaman.

Emilia, Emi. 2007. “Mengajarkan Berpikir Kritis dalam Menulis” Dalam Jurnal Bahasa dan Sastra FPBS UPI, Vol 7 No.2, Oktober 2007. Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis

Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Gredler, M. 2000. Belajar dan membelajarkan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Hadis, A. 2008. Psikologi dalam Pendidikan, Sangat Penting untuk: Dosen, Guru, Mahasiswa, Orangtua, Masyarakat, dan Pemerhati Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Iskandar, 2009. Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Ciputat: Gaung Persada (GP) Press.

Jensen, E. 2006. Memperkaya Otak cara memaksimalkan potensi setiap pembelajar. Terjemahan A. Reni Eta Sitepoe, Jakarta: PT. Indeks Johnson, Elaine B. 2011. Contextual

Teaching and Learning. Terjemahan Ibnu Setiawan, Bandung: Kaifa.

Kief, J.1999. Berpikir Apa dan Bagaimana. Surabaya: Indah Surabaya

Kountur, R. 2007. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Penerbit PPM. Littauer, F., 1996, Personality Plus,

(7)

Adiwiyoto, Binarupa Aksara, Jakarta.

Masyhuri dan Zainuddin, 2008. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: PT. Rafika Aditama. Moleong, L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Nurhayati, E. 2011. Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Polya, G. 1973. How To Solve It, A

New Aspect of Mathematical Method. New Jersey: Princeton Uneversity Press. Purwanto, M.N. 2007. Psikologi

Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Robert. 1998. Introduction to Creative Thinking. July (1). Virtual Salt.

Rubiyanto, N dan Haryanto, D. 2010. Strategi Pembelajaran Holistik di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Santrock, J.W. 2007. Child Development, Edisi-11, Terjemah Mila Rachmawati dan Anna Kuswanti, Erlangga, Jakarta.

Sastra, G. 2011. Neurolinguistik Suatu Pengantar. Bandung: Alfabeta.

Slavin. 1997. Educational Psycology Theory and Practice. Five Edition. Boston: Allin and Bacon

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Pratiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suryabrata, S. 2011a. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suryabrata, S. 2011 b.Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tim Penyusun. 2012. Pedoman Penulisan Tesis. Jambi: Program Magister Pendidikan IPA Universitas Jambi.

Wolcott & Lycnh. 1991. Propriospect and the

acquisition of

culture.Anthropology

and Education Quarterly. Jakarta: Binarupa Aksara.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Peraturan Bupati Rokan Hilir Nomor 88 Tahun 2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

BIL NEGERI DAERAH PPD KOD SEKOLAH NAMA SEKOLAH ALAMAT LOKASI BANDAR POSKOD LOKASI NO.. BUDA KAMPUNG

Pemodelan kejadian penyakit dan indikator kesehatan masyarakat dengan regresi spasial (SAR, CAR, SEM, SDM) Pemodelan dan pemetaan penyakit malaria. dengan pendekatan SEM bayesian

Konsep utama yang ditawarkan untuk merangsang perubahan adalah objek arsitektur sebagai media katalisator kawasan yang saat ini merupakan area un-inhabitable dan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, kualitas layanan, keragaman produk dan pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya pada

Pemberian bokashi limbah ikan dengan dosis 30 t ha -1 merupakan dosis yang optimal dan lebih efisien karena kandungan unsur hara tersedia dalam jumlah yang cukup

Ditinjau dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rasio tegangan lekatan dengan tegangan leleh antara tulangan bambu dibandingkan baja polos mendapatkan hasil yang lebih

Saat dilakukan ping pada router NTT pada saat jaringan pelanggan 1 mengalami putus jaringan pada jalur utamanya dan juga putus nya jalur cadangan pada jalu tetangga pertama,