• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATIFIKASI SOSIAL dalam DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATIFIKASI SOSIAL dalam DI INDONESIA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dari berbagai perbedaan kehidupan manusia, satu bentuk variasi kehidupan mereka yang menonjol adalah fenomena stratifikasi (tingkatan-tingkatan) sosial. Perbedaan itu tidak semata-mata ada, tetapi melalui proses; suatu bentuk kehidupan (bisa berupa gagasan, nilai, norma, aktifitas sosial, maupun benda-benda) akan ada dalam masyarakat karena mereka menganggap bentuk kehidupan itu benar, baik dan berguna untuk mereka. Fenomena dari stratifikasi sosial ini akan selalu ada dalam kehidupan manusia, sesederhana apapun kehidupan mereka, tetapi bentuknya mungkin berbeda satu sama lain, semua tergantung bagaimana mereka menempatkannya. Selama dalam masyarakat itu ada sesuatu yang dihargai, dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai, maka barang sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem yang berlapis-lapis dalam masyarakat itu. Barang sesuatu yang dihargai itu mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, mungkin berupa tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan atau mungkin keturunan dari orang terhormat[ CITATION Moe08 \p 7 \t \l 1057 ].

(2)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dapat dirumuskan dari makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana dasar timbulnya stratifikasi sosial?

2. Bagaimana stratifikasi sosial yang terjadi di Indonesia?

1.3 Manfaat dan Tujuan

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial berasal dari istilah Social Stratification yang berarti sistem berlapis-lapis dalam masyarakat; kata Stratification berasal dari stratum (jamaknya : strata) yang berarti lapisan; stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis) [ CITATION Moe081 \p 3 \t \l 1057 ]. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto[ CITATION Soe13 \p 198 \t \l 1057 ], stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal. Biasanya stratifikasi didasarkan pada kedudukan yang diperoleh melalui serangkain usaha perjuangan.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam bukunya Setangkai Bunga Sosiologi [ CITATION Sel \p 232 \l 1057 ], menyatakan bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial akan terjadi. Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah (1) ukuran kekayaan, (2) ukuran kekuasaan dan wewenang, (3) ukuran kehormatan, (4) ukuran ilmu pengetahuan.

Stratifikasi sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses perkembangan masyarakat dan dapat pula secara sengaja ditentukan oleh masyarakat itu sendiri.

a. Stratifikasi sosial yang terjadi dengan sendirinya

Beberapa ukuran yang digunakan untuk menempatkan seseorang dalam strata tertentu pada stratifikasi yang terjadi dengan sendirinya, di antaranya adalah (1) Kepandaian seseorang atau kepemilikan ilmu pengetahuan, (2) Tingkat umur atau aspek senioritas, (3) Sifat keaslian, (4) Harta dan kekayaan, (5) Keturunan.

b. Stratifikasi sosial yang sengaja disusun

(4)

sebagainya. Dalam stratifikasi sosial yang disengaja, terdapat berbagai cara untuk menentukan atau menetapkan kedudukan seseorang dalam strata tertentu, antara lain, (1) Upacara peresmian atau pengangkatan, (2) Pemberian lambing atau tanda kehormatan, (3) Pemberian nama-nama jabatan atau pangkat, (4) Sistem upah atau gaji berdasarkan golongan atau pangkat, (5) Wewenang dan kekuasaan.

2.2 Stratifikasi Sosial di Indonesia

Indonesia merupakan bangsa yang memiliki karakteristik masyarakat yang majemuk. Kemajemukan tersebut yang menghasilkan adanya stratifikasi sosial atau pengelompokan suatu masyarakat ke dalam tingkatan-tingkatan tertentu secara vertikal. Stratifikasi sosial sebenarnya sudah ada sejak jaman Indonesia di jajah oleh Belanda dan Jepang. Koloni mengelompokkan masyarakat Indonesia ke dalam golongan-golongan tertentu sesuai dengan rasnya. Akan tetapi di jaman sekarang, stratifikasi sosial tidak lagi dikelompokkan berdasarkan ras. Stratifikasi sosial di Indonesia lebih mengarahkan penggolongan suatu masyarakat yang dinilai dari segi status sosialnya seperti jabatan, kekayaan, pendidikan atau sistem feodal pada masayarkat Aceh dan kasta pada masyarakat Bali. Sedangkan ras, suku, klan, budaya, agama termasuk ke dalam penggolongan secara horizontal.

Terdapatnya masyarakat majemuk di Indonesia tidak serta muncul begitu saja, akan tetapi karena faktor-faktor seperti yang dijelaskan dalam artikel Nasikun [ CITATION Nas95 \p 32 \t \l 1057 ] yaitu, pertama keadaan geografis yang membagi Indonesia kurang lebih 3000 pulau. Hal tersebut yang menyebabkan Indonesia memiliki suku budaya yang banyak seperti Jawa, Sunda, Bugis, Dayak, dan lain-lain. Kedua ialah Indonesia terletak di antara Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik yang mneyebabkan adanya pluralitas agama di dalam masyarakat Indonesia seperti Islam, Kristen, Budha, dan Hindu. Dan ketiga ialah iklim yang berbeda-beda dan struktur tanah yang tidak sama yang menyebabkan perbedaan mata pencaharian antar wilayah satu dengan wilayah lainnya. Sehingga hal tersebut pula dapat membedakan moblitas suatu masyarakat satu dengan masyarakat lainnya dalam kondisi wilayah yang berbeda.

(5)

kebudayaan yang berbeda satu sama lain, (2) Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer, (3) Kurang mengembangkan konsensus di antara anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar, (4) Secara relatif, seringkali terjadi konflik di antara kelompok satu dengan kelompok lainnya, (5) Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi, (6) Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lainnya.

Masyarakat majemuk tentu rentan terhadap adanya konflik. Hal tersebut dikarenakan etnosentrisme suatu kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat yang lainnya. Hal tersebut dirasa wajar mengingat terdapat banyaknya suku budaya yang ada di Indonesia yang masing-masing dari suku tersebut merasa bahwa sukunya lebih dominan dari suku lain. Seperti pernyataan dari pendekatan konflik, bahwa masyarakat majemuk terintegrasi di atas paksaan dari suatu kelompok yang lebih dominan dan karena ada saling ketergantungan antar kelompok dalam hal ekonomi[ CITATION Nas95 \p 64 \t \l 1057 ]. Kelangsungan hidup suatu masyarakat Indonesia tidak saja menuntut tumbuhnya nilai-nilai umum tertentu yang disepakati bersama oleh sebagian besar orang akan tetapi lebih daripada itu nilai-nilai umum tersebut harus pula mereka hayati melalui proses sosialisasi [ CITATION Nas95 \p 65 \t \l 1057 ]. Sehingga dari proses sosialisasi yang ditanamkan sejak dini, dapat mengurangi resiko konflik antar masyarakat dalam pandangan yang etnosentris.

(6)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (vertikal), yakni pemisahan kedudukan anggota masyarakat ke dalam tingkat-tingkat kelas pada masyarakat.

Stratifikasi sosial akan menimbulkan kelas sosial, dimana setiap anggota masyarakat akan menempati kelas sosial sesuai dengan kriteri yang mereka miliki.

3.2 Saran

Disarankan kepada pembaca, agar mencari lebih banyak informasi informasi mengenai stratifikasi sosial dalam masyarakat dari berbagai sumber.

DAFTAR PUSTAKA

Herdiyanto, A. (2005). Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial. http://mast.ddns.net/dir/data %20pdf/DIFERENSIASI%20SOSIAL%20DAN%20%20STRATIFIKASI%20SOSIAL.pdf. 14 Desember 2014 (09:00).

Moeis, S. (2008). Struktur Sosial: Stratifikasi Sosial. Materi Kuliah Struktur dan Proses Sosial. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI. Bandung.

Nasikun. (1995). “Struktur Majemuk Masyarakat Indonesia”, dalam Sistem Sosial Indonesia. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Nitibaskara, TB. Ronny Rahman. (2002). Paradoksal Konflik dan Otonomi Daerah. Jakarta: Peradaban.

Soekanto, S., Sulistyowati, B. (2013). Sosiologi Suatu Pengantar (45 ed.). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah AWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Sains dan

Seperti yang tercantum dalam pasal 33 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945, bahwa negara atau pemerintah yang mengendalikan seluruh cabang-cabang produksi ataupun sumber daya alam

Tindak lanjut dari penelitian ini adalah perlunya kerjasama antara PUTP dengan Universitas maupun Pendidikan Tinggi yang terkait untuk penelitian lanjut tentang analisa

Khasiat daun yakon sebagai obat herbal diabetes alami untuk memperbaiki pankreas dan menurunkan kadar gula darah telah diteliti oleh banyak peneliti internasional dari

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta'ala , serta atas petunjuk dan bimbingan-nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir selama menempuh perkuliahan di

[r]

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara frekuensi bermain video game kekerasan dengan perilaku agresif pada remaja.. Subjek penelitian ini adalah

[r]