HALAMAN PENGESAHAN
JURNAL TUGAS AKHIR
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN PRESTASI KERJA PADA FINANCIAL CONSULTANT PERUSAHAAN VALAS “X” CABANG
SURABAYA
YOHANA MEILISA 5100028
Dosen Pembimbing I: Dosen Pembimbing II:
JURNAL TUGAS AKHIR HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN PRESTASI KERJA PADA FINANCIAL CONSULTANT PERUSAHAAN
VALAS “X” CABANG SURABAYA
Yohana Meilisa Fakultas Psikologi
yohana.meylie@gmail.com
ABSTRAK
Self efficacy merupakan keyakinan yang dimiliki seorang atas kemampuan yang dimiliki. Seorang financial consultant bertugas meyakinkan calon nasabah dan nasabahnya untuk mempercayai financial consultant tersebut dalam mengolah uang yang dimiliki agar dapat mencapai target yang menjadi tolak ukur prestasi kerja yang dimiliki. Financial Consultant pada perusahaan valas memiliki tugas mencari investor (nasabah atau account), memberikan saran, konsultasi dan arahan mengenai rencana keuangan (kontrak perdagangan) dan memberi pengetahuan tentang bursa mata uang dan komoditas yang ada di dunia kepada nasabah. Untuk itu, financial consultant menjadi ujung tombak berhasilnya perusahaan sehingga prestasi kerjanya sangat diperhitungkan bagi perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara prestasi kerja dan self efficacy pada financial consultant perusahaan valas pada PT. Global Artha Futures.
Populasi yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah financial consultant pada PT. Global Artha Futures pada cabang Surabaya sebanyak 53 orang. Instrument penelitian menggunakan angket prestasi kerja dan angket self efficacy. pengujian hipotesis yang digunakan menggunakan pearson correlation.
Hasil yang didapat melalui pengukuran diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi kerja dengan self efficacy financial consultant pada PT. Global Artha Futures, (r= 0,514 dan p<0,05) sehingga semakin tinggi self efficacy yang dimiliki maka akan semakin tinggi pula prestasi kerja yang dimiliki. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan masa kerja dan variabel demografis sebagai variabel kontrol.
Kata kunci: prestasi kerja, self efficacy.
ABSTRACT
account), giving suggestions, consultations, about financial planning (trading contracts); and giving knowledge about world’s currency exchange and commodities to client. Therefore, financial consultants become the keys to company’s success, so their job performance is highly regarded. This study aims to determine the correlation between job performance and self-efficacy of financial consultants in PT. Global Artha Futures.
The population/samples used as respondents is/are 53 financial consultants in PT. Global Artha Futures, Surabaya’s branch office. Instruments of this study are job performance and self-efficacy questionnaires. Hypotheses are tested using pearson correlation.
The result gained from the test showed a significant correlation between job performance and self-efficacy of financial consultants in PT. Global Artha Futures, (r= 0,514 dan p<0,05) which means that higher self-efficacy will lead to higher job performance. For the next study, it’s suggested to add working period and demographic variables as the control variables.
Keywords: job performance, self-efficacy.
PENDAHULUAN
Berkembangnya globalisasi di dunia berdampak pada perkembangan
perekonomian di Indonesia, banyak perusahaan yang menawarkan jasa keuangan
khususnya dibidang investasi berjangka (valas). Pada perusahaan valas yang
menjadi ujung tombak berhasilnya perusahaan tersebut adalah pada bagian
financial consultant sehingga prestasi kerjanya sangat diperhitungkan bagi
perusahaan valas. Melihat pentingnya peran financial consultant terhadap
berkembangnya perusahaan maka dibutuhkan prestasi kerja yang semakin
meningkat agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan, namun pada kenyataanya
ditemukan bahwa terjadi penurunan kinerja perusahaan. Prestasi kerja adalah
suatu hasil yang diterima oleh seseorang atau keberhasilan yang dicapai atas
pekerjaan yang telah dilakukan berdasarkan standart, target dan sasaran. Menurut
merupakan akibat dari keagresfian tenaga penjualan dalam mendekati dan
melayani dengan baik pelanggannya. John Miner dalam Sudarmanto (2009)
mengemukakan 4 dimensi yang dijadikan tolak ukur dalam menilai kinerja, yaitu:
1. Kualitas, merupakan: tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan.
2. Kuantitas, merupakan: jumlah pekerjaan yang dihasilkan.
3. Penggunaan waktu dalam kerja, merupakan: tingkat ketidakhadiran,
keterlambatan, waktu kerja efektif atau jam kerja yang hilang.
4. Kerja sama dengan orang lain dalam bekerja.
Self efficacy merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
kerja karyawan. Beberapa penelitian sebelumnya mengenai self efficacy
menunjukkan bahwa self efficacy dan goal setting dapat mempengaruhi prestasi
kerja karyawan (Sari, 2005).
Self efficacy merupakan keyakinan yang dimiliki oleh seorang atas
kemampuan secara umum dalam mengeluarkan kemampuan yang dibutuhkan guna
penyelesaian berbagai jenis tugas yang menjadi tanggung jawab pada berbagai
jenis situasi yang ada. Woodruff dan Cashman (dalam Bosscher & Smit, 1998)
membagi aspek self efficacy menjadi tiga yaitu:
1. Inisiatif (Innitiative)
Inisiatif adalah kemauan seseorang untuk memula atau mengawali suatu
perilaku.
2. Usaha (Effort)
Usaha adalah kemauan seseorang dalam mengeluarkan usaha dalam
3. Ketekunan (Persistance)
Ketekunan yang dimiliki ketika mengahadapi masalah yang berat.
Self efficacy yang seperti dijelaskan oleh Bandura berfokus pada situasi
tertentu dan hanya dibatasi pada suatu tugas tertentu atau pada suatu keadaan
yang bersifat sementara sehingga self efficacy yang seperti itu disebut dengan
Situasional Self efficacy (SSE). Banyak penelitian yang sekarang berfokus pada
keyakinan diri yang lebih luas atau disebut dengan General Self efficacy (GSE).
SSE dan GSE sama-sama merujuk pada kemampuan seseorang dalam mencapai
hasil yang diinginkan, namun luasnya cakupan tugas (luas dan sempit) dari kedua
konstrak ini berbeda. GSE diartikan sebagai kepercayaan seorang terhadap
kemampuan secara umum untuk mengeluarkan kemampuan yang dibutuhkan
dalam penyelesaian berbagai jenis tugas dan berbagai jenis situasi (Eden dalam
Chen, Gully dan Eden, 2001).
METODE
Berdasarkan semua penjelasan yang telah dijabarkan dipendahuluan, akan
dilakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self
efficacy dan prestasi kerja pada financial consultant salah satu perusahaan valas
cabang Surabaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survey dan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif
yaitu tata cara pengambilan keputusan, interpretasi data dan kesimpulan
berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari analisis statistik (Priyatno dalam
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 dependent variabel
dan 1 independent variabel, yaitu:
Dependent variabel: Prestasi Kerja
Independent variable: Self efficacy
Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan dengan menggunakan dua buah
angket, yaitu angket terbuka dan angket tertutup. Angket tertutup digunakan untuk
mengukur prestasi kerja yang menggunakan aspek dari John Minner (1988) dan
angket self efficacy dengan aspek yang dipaparkan oleh Woodruff and Cashman
(dalam Bosscher & Smit, 1998) dengan blueprint sebagai berikut:
Tabel 1. Indikator Prestasi Kerja
No Dimensi Menyangkut Aitem
1. Kualitas Tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan 1,5, 9,13,21 waktu bekerja efektif atau jam kerja yang hilang
3, 7, 11, 15, 23, 19, 27, 31 4. Kerja sama Kemampuan kerja sama dengan orang lain 4, 8,12,16,
24
20, 28, 32
Woodruff and Cashman membedakan self efficacy menjadi 2 yaitu General
Self Efficacy (GSE) dan New General Self Efficacy (NGSE), berikut adalah
Tabel 2. Indikiator Self Efficacy
Jenis penelitian ini adalah uji korelsional untuk menguji hubungan antara self
efficacy dan prestasi kerja pada financial consultant
self efficacy:
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh karyawan PT.
Global Artha Futures dari divisi financial consultant yang berjumlah 53 orang
yang tergabung pada cabang Surabaya. Untuk itu peneliti mengambil seluruh
populasi financial consultant sebagai subjek penelitian yang akan digunakan pada
penelitian prestasi kerja dan self efficacy. Hasil uji SPSS yang dilakukan diketahui
bahwa self efficacy terhadap prestasi kerja memiliki sumbangsih sebesar 0,514 atau
tidak diteliti oleh peneliti, seperti promosi dan demosi yang dapat mempengaruhi
prestasi kerja yang diteliti oleh Pratitha dan Muchtar (2012)
Deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data yang diperoleh, akan
dibuat dalam beberapa kategori dengan cara mencari mean ideal dan standar
deviasi ideal. Berikut adalah rumus untuk mencari mean dan standar deviasi ideal:
Mean ideal :
Standar deviasi ideal :
Keterangan :
Jb : Jumlah butir yang valid
nt : nilai tertinggi setiap aitem
nr : nilai terendah setiap aitem
Penggolongan kategori dan batasan nilai adalah sebagai berikut :
Sangat Tinggi : X ≥ (Mean ideal + 1,8 SD ideal)
Tinggi : (Mean ideal + 0,6 SD ideal) ≤ X< (Mean ideal + 1,8 SD ideal)
Sedang : (Mean ideal – 0,6 SD ideal) ≤ X < (Mean ideal + 0,6 SD ideal)
Rendah : (Mean ideal – 1,8 SD ideal) ≤ X < (Mean ideal - 0,6 SD ideal)
Hasil uji validitas dan signifikansi dari korelasi item total menunjukkan valid
yaitu >0,05. Pada uji validitas menggunakan factor loading, diketahui KMO
(Kaiser-Mayer-Olkin) adalah 0,748 (>0,5) maka alat ukur dianggap valid.
Sedangkan hasil uji reliabilitas menunjukan α cronbach 0,864 (>0,7) maka alat
ukur dianggap reliabel.
Tabel 3 Skor Prestasi kerja
Kategori Batasan nilai Frekuensi
(orang)
Berdasarkan tabel 3 sebanyak 75,5% subjek memiliki prestasi kerja
dengan kategori rendah, sedangkan sisanya pada kategori sangat rendah.
Tabel 4 Skor Self efficacy
Berdasarkan tabel 4 diketahui sebesar 56,6% memiliki tingkat self efficacy
yang rendah, dan sebanyak 35,8% memiliki self efficacy pada kategori sedang,
sedangkan sisanya sangat rendah.
Kategori Batasan nilai Frekuensi
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
prestasi kerja dengan self efficacy atau dengan kata lain hipotesis dalam penelitian
ini diterima atau tidak. Hipotesis dalam penelitian ini akan diterima bila
signifikansi < 0,05 dan akan ditolak bila signifikansi > 0,05. Berikut hasil uji
hipotesis menggunakan pearson corellation:
Tabel 5. Uji Hubungan
No Variabel Koefisien Korelasi (r)
Signifikansi (ρ) Status
1 Prestasi Kerja – Self efficacy 0,717 0,000 Ada hubungan
Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui signifikansi ρ = 0,000 (< 0,05)
dengan koefisien korelasi 0,717. Hubungan antara dua variabel yang kuat.
Dengan demikian diketahui bahwa semakin tinggi self efficacy yang dimiliki maka
akan semakin tinggi prestasi kerja yang mampu dihasilkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan menunjukkan nilai signifikansi
sebesar 0,0 sehingga dapat diketahui bahwa variabel self efficacy berkorelasi
dengan variabel prestasi kerja yang terjadi pada para financial consultant PT.
Global Artha cabang Surabaya. Dengan koefisien korelasi sebesar 0,717 yang
berarti terdapat korelasi yang kuat. Semakin tinggi self efficacy yang dimiliki maka
Berdasarkan data yang telah diambil diketahui gambaran prestasi kerja dan
self efficacy financial consultant PT. Global Artha Futures cabang Surabaya adalah
rendah.
Saran Bagi Penelitian selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan mengikuti beberapa saran berikut:
1. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya untuk menambahkan variabel lain
sebagai independent variable misalnya etika bisnis atau yang lainnya
karena variabel self efficacy terlalu minor.
2. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya untuk tidak menggunakan pilihan
jawaban netral karena subjek akan cenderung merespon netral.
3. Diharapkan agar penelitian membedakan masa kerja karena dapat
berpengaruh terhadap hasil pada prestasi kerja.
4. Gunakan variabel pendukung lain misalnya demografis atau lama kerja
sebagai variabel kontrol.
5. Diharapkan untuk menguji coba angket yang akan digunakan.
6. Diharapkan untuk menggunakan standart etika bisnis dengan penelitian
Saran Bagi PT. Global Artha Futures Cabang Surabaya
1. Diharapkan untuk meningkatkan prestasi kerja pada financial consultantnya
baik melalui pelatihan, evaluasi rutin atau menambah pengetahuan dan
pemahaman financial consultant.
2. Diharapkan untuk meningkatkan keyakinan diri financial consultant-nya
dengan jalan meningkatkan rasa percaya diri dengan seminar atau pertemuan
rutin yang dapat meningkatkan keyakinan diri.
3. diharapkan untuk diadakan training secara mendalam mengenai self efficacy,
mengingat fungsi dari financial consultant yang sangat erat dengan
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A. (1997). Self Efficacy The Exercise of Control. W.H Freeman and
Company: New York.
Baskorowati, E. 1987. Studi Perbedaan Tingkat Stress Kerja, Prestasi Kerja dan
Kepuasan Kerja, Pada Kepribadian Tipe A dan Tipe B Pada Karyawan
Menengah PT. Perkebunan XXI-XXII dan XXIV-XXV (Persero) di
Surabaya. JournalPsikologi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Chen, Gillad, Gully, Stanley M., Eden, Dov. (2001). Validation of a new general
self-efficacy scale. Organizational Research Methods, vol 4 No.1, 62-83.
Hermawati. (N.D). Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Prestasi Kerja
Pegawai Dinas Pemerintahan Kota Batu. Jurnal DInamika DotCom, 3.
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2009. Evaluasi Kinerja SDM, cetakan keempat,
Refika Aditama, Jakarta.
Miner, John, B. 1988. Organizational Behavior, Perfomance & Productivity,
State University,New York at Buffallo.
Sudarmanto. (2009). Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM Teori,
Dimensi Pengukuran dan Implementasi dalam Organisasi. Yogyakarta:
pustaka pelajar.