• Tidak ada hasil yang ditemukan

Organisasi dan Manajemen pelayanan kesehatan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Organisasi dan Manajemen pelayanan kesehatan (1)"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

Organisasi Kementerian

Keuangan

Instansi Vertikal dan

Unit Pelaksana Teknis

(

Pertemuan 9

)

Program Diploma I Keuangan Spesialis Pajak

(2)

Instansi Vertikal Kementerian Keuangan

Instansi vertikal kementerian dapat dibedakan dalam 2 (dua) macam :

1. Bagi kementerian-kementerian yang masing-masing Direktorat Jenderalnya dalam melakukan tugas dan fungsinya secara keseluruhan mempunyai sifat yang sejenis (Integrated Type Department), penyelenggara tugas dan fungsi kementerian di daerah dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian,

misalnya Kementerian Agama.

2. Bagi kementerian-kementerian yang masing-masing Direktorat Jenderal dalam melakukan tugas dan fungsinya mempunyai sifat dan jenis yang berbeda-beda satu dengan lainnya (Holding

Company Type Department), penyelenggara tugas dan fungsi

(3)

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di lingkungan Kementerian Keuangan, organisasi di Kementerian Keuangan yang mempunyai instansi vertikal adalah :

a. Direktorat Jenderal Pajak,

b. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, c. Direktorat Jenderal Perbendaharaan, d. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

(4)

Instansi Vertikal DJP

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, maka instansi vertikal DJP terdiri atas:

a. Kantor Wilayah (33);

b. KPP Wajib Pajak Besar (4); c. KPP Madya (28);

d. KPP Pratama (309);

(5)

DJP – Kantor Wilayah (Kanwil)

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak adalah instansi vertikal Ditjen Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak.

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis, pengendalian, analisis, evaluasi, penjabaran kebijakan serta pelaksanaan tugas di bidang perpajakan berdasarkan peratuan perundang-undangan yang berlaku.

Adapun jenis Kantor Wilayah terdiri dari :

a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus;

(6)

Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar dan Kantor

Wilayah DJP Jakarta Khusus

Dalam melaksanakan tugas, Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus menyelenggarakan fungsi :

1) Koordinasi dan pemberian bimbingan dan evaluasi pelaksanaan tugas Direktorat Jenderal Pajak;

2) pengamanan rencana kerja dan rencana penerimaan di bidang perpajakan; 3) pemberian bimbingan konsultasi, pengawasan, dan penggalian potensi

perpajakan serta pemberian dukungan teknis komputer;

4) Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data serta penyajian informasi perpajakan;

5) pemberian bimbingan pendataan dan penilaian serta pemberian bimbingan dan pemantauan pengenaan;

6) pemberian bimbingan teknis pemeriksaan dan penagihan, serta pelaksanaan dan administrasi pemeriksaan, penyidikan dan intelijen;

7) pemberian bimbingan pelayanan dan penyuluhan, pelaksanaan hubungan masyarakat, serta penyiapan dan pelaksanaan kerjasama perpajakan;

(7)

Fungsi Kanwil DJP WP Besar dan Kanwil DJP

Jakarta Khusus (2)

9) pemberian bimbingan dan pelaksanaaan penyelesaian keberatan, banding, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, dan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar, serta pelaksanaan urusan gugatan;

10) pemberian bimbingan dan penyelesaian pembetulan keputusan keberatan, keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, dan keputusan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar;

11) pemberian bimbingan dan pelaksanaan urusan kepegawaian, perencanaan, dan pengembangan sumber daya manusia;

12) pengelolaan kinerja di lingkungan Kantor Wilayah; 13) pelaksanaan urusan bantuan hukum;

14) pelaksanaan administrasi kantor; dan

(8)

Bagan Organisasi Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus

KPP WP Besar (4) / KPP Khusus (9)

Kepala Kantor Wilayah

Bidang Keberatan dan Banding

Kelompok Jabatan Fungsional Bagian Umum

(9)

Kantor Wilayah DJP selain Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus

Dalam melaksanakan tugas, Kanwil DJP selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus menyelenggarakan fungsi :

1) Koordinasi dan pemberian bimbingan dan evaluasi pelaksanaan tugas Direktorat Jenderal Pajak;

2) pengamanan rencana kerja dan rencana penerimaan di bidang perpajakan; 3) pemberian bimbingan konsultasi, pengawasan, dan penggalian potensi

perpajakan serta pemberian dukungan teknis komputer;

4) Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data serta penyajian informasi perpajakan;

5) pemberian bimbingan pendataan dan penilaian serta pemberian bimbingan dan pemantauan pengenaan;

6) pemberian bimbingan teknis pemeriksaan dan penagihan, serta pelaksanaan dan administrasi pemeriksaan, penyidikan dan intelijen;

7) pemberian bimbingan pelayanan dan penyuluhan, pelaksanaan hubungan masyarakat, serta penyiapan dan pelaksanaan kerjasama perpajakan;

(10)

Fungsi Kanwil DJP

selain

Kanwil DJP WP Besar

dan Kanwil DJP Jakarta Khusus (2)

9) pemberian bimbingan dan pelaksanaaan penyelesaian keberatan, banding, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, dan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar, serta pelaksanaan urusan gugatan;

10) pemberian bimbingan dan penyelesaian pembetulan keputusan keberatan, keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, dan keputusan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar;

11) pemberian bimbingan dan pelaksanaan urusan kepegawaian, perencanaan, dan pengembangan sumber daya manusia;

12) pengelolaan kinerja di lingkungan Kantor Wilayah; 13) pelaksanaan urusan bantuan hukum; dan

(11)

Bagan Organisasi Kanwil DJP selain Kanwil DJP Wajib PajakBesar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus

KPP Madya (19) / KPP Pratama(309)

Kepala Kantor Wilayah

Kelompok Jabatan Fungsional

Bagian Umum Bidang Data dan PengawasanPotensi Perpajakan

Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian

Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan

Hubungan Masyarakat

(12)
(13)
(14)

Pembagian Tugas di Kanwil

Bagian / Bidang Uraian Tugas

Bagian Umum Melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, bantuan hukum, tata usaha, pengelolaan kinerja, kepatuhan internal, dan rumah tangga

Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan

Melaksanakan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, melakukan penyajian informasi perpajakan, melakukan bimbingan pengawasan, bimbingan penggalian potensi perpajakan, serta melakukan pemberian dukungan teknis komputer

Tugas tambahan utk Bidang DP3 di Kanwil DJP Jakarta Khusus

Melaksanakan tugas bimbingan pendataan, penilaian, dan pemantauan pengenaan minyak dan gas bumi areal offshore dan tubuh bumi

Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan

(15)

Pembagian Tugas di Kanwil (2)

Bagian / Bidang Uraian Tugas

Bidang Penyuluhan,

Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat

Melaksanakan bimbingan dan pemantauan penyuluhan, pelayanan, dan konsultasi perpajakan, melaksanakan hubungan masyarakat, serta melaksanakan penyuluhan dan pelayanan perpajakan yang menjadi tanggung jawab Kantor Wilayah

Bidang Keberatan dan Banding (Kanwil DJP WP Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus)

Melaksanakan bimbingan dan urusan penyelesaian keberatan, banding, pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar, pengurangan sanksi administrasi, proses gugatan, Peninjauan Kembali, serta pembetulan Surat Keputusan

Tugas tambahan utk Bidang Keberatan dan Banding di Kanwil DJP Jakarta Khusus

Bimbingan dan urusan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Minyak dan Gas Bumi areal offshore dan tubuh bumi.

Bidang Pendaftaran,

Ekstensifikasi, dan Penilaian (Kanwil DJP selain WP Besar dan Jakarta Khusus)

Melaksanakan bimbingan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan teknis pendaftaran, bimbingan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan teknis ekstensifikasi, bimbingan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan teknis pendataan, penilaian, dan pengenaan

Bidang Keberatan, Banding, dan Pengurangan

(Kanwil DJP selain WP Besar dan Jakarta Khusus)

(16)

DJP – Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Sesuai PMK-206.2/PMK.01/2014 Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) adalah vertikal Direktorat Jenderal Pajak

yang

berada

di

bawah

dan

bertanggung

jawab

langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. KPP dipimpin

oleh seorang Kepala (Pejabat Eselon III).

Jenis KPP terdiri atas:

a. KPP Wajib Pajak Besar;

b. KPP Madya; dan

(17)

Tugas KPP WP Besar dan KPP Madya

1) KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Madya mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(18)

Fungsi KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Madya

Dalam melaksanakan tugasnya KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Madya menyelenggarakan fungsi :

1) Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, dan penyajian informasi perpajakan;

2) Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;

3) Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya;

4) Penyuluhan perpajakan; 5) Pelayanan perpajakan;

6) Pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak;

7) Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak; 8) Pelaksanaan pemeriksaan pajak;

9) Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak; 10) Pelaksanaan konsultasi perpajakan;

(19)
(20)

Tugas KPP Pratama

KPP

Pratama

mempunyai

tugas

(21)

Fungsi KPP Pratama

Dalam melaksanakan tugasnya KPP Pratama menyelenggarakan fungsi:

1) Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan;

2) Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;

3) Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya;

4) Penyuluhan perpajakan; 5) Pelayanan perpajakan;

6) Pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak; 7) Pelaksanaan ekstensifikasi;

8) Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak; 9) Pelaksanaan pemeriksaan pajak;

10) Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak; 11) Pelaksanaan konsultasi perpajakan;

12) Pembetulan ketetapan pajak;

(22)
(23)

Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan (KP2KP)

Dalam melaksanakan tugas, KP2KP menyelenggarakan fungsi :

1) Pelaksanaan penyuluhan, sosialisasi, dan pelayanan konsultasi perpajakan kepada masyarakat;

2) pengamatan potensi perpajakan dan pembuatan monografi pajak; 3) pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak;

4) pelaksanaan dan edukasi Wajib Pajak Orang Pribadi baru;

5) bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak;

6) pemberian pelayanan kepada masyarakat di bidang perpajakan dalam rangka membantu KPP Pratama; dan

7) pelaksanaan administrasi kantor.

(24)
(25)

Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di Lingkungan Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2007 instansi vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terdiri dari :

a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; b. Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai;

c. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai stdd Peraturan Menteri Keuangan nomor 206.3/PMK.01/2014, Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terdiri atas:

1. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

1.a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Khusus Kepulauan Riau (Kanwil Khusus);

2. Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai;

(26)

Tugas Kantor Wilayah DJBC

Melaksanakan koordinasi, bimbingan

teknis,

pengendalian,

evaluasi

dan

pelaksanaan

tugas

di

bidang

kepabeanan dan cukai dalam wilayah

kerjanya

berdasarkan

peraturan

(27)

DJBC - Kanwil

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kanwil Ditjen Bea dan Cukai menyelenggarakan fungsi :

1) Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai;

2) Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis, pengawasan teknis, dan penyelesaian masalah di bidang kepabeanan dan cukai atas unit-unit operasional di wilayah kerjanya;

3) Pengendalian, evaluasi dan pelaksanaan pemberian perizinan dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai;

4) Pelaksanaan penelitian atas keberatan terhadap penetapan di bidang kepabeanan dan cukai; 5) Pengendalian, evaluasi, pengkoordinasian dan pelaksanaan intelijen di bidang kepabeanan

dan cukai;

6) Pengendalian, evaluasi, pengkoordinasian dan pelaksanaan patroli dan operasi pencegahan pelanggaran peraturan perundang-undangan, penindakan, dan penyidikan tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai;

7) Pengendalian dan pemantauan tindak lanjut hasil penindakan dan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai;

8) Perencanaan dan pelaksanaan audit serta evaluasi hasil audit di bidang kepabeanan dan cukai;

9) Pengkoordinasian dan pelaksanaan pengolahan data, penyajian informasi dan laporan di bidang kepabeanan dan cukai;

10) Pengendalian, pengelolaan dan pemelihataan sarana operasi dan senjata api Kantor wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

(28)
(29)
(30)

Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai (KPU)

Dalam melaksanakan tugas tersebut, KPU menyelenggarakan fungsi: 1) Pelaksanaan pelayanan teknis di bidang kepabeanan dan cukai;

2) Pelaksanaan pelayanan perizinan dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai;

3) Pelaksanaan pemberian bimbingan kepatuhan, konsultasi dan layanan informasi di bidang kepabeanan dan cukai;

4) Pelaksanaan pemungutan dan pengadministrasian bea masuk, cukai dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal;

5) Pelaksanaan intelijen, patroli, penindakan, dan penyidikan di bidang kepabeanan dan cukai;

6) Pelaksanaan penelitian atas keberatan terhadap penetapan di bidang kepabeanan dan cukai dan penyiapan administrasi urusan banding;

7) Perencanaan dan pelaksanaan audit serta evaluasi hasil audit di bidang kepabeanan dan cukai;

8) Penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian dokumen kepabeanan dan cukai;

9) Pelaksanaan pengolahan data, penyajian informasi dan laporan kepabeanan dan cukai; 10) Pengelolaan dan pemeliharaan sarana operasi, sarana komunikasi, dan senjata api

Kantor Pelayanan Utama;

(31)

Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai (KPUBC) terdiri dari 3 tipe, yaitu:

 KPU Tipe A (KPU Tanjung Priok);

 KPU Tipe B (KPU Batam);

 KPU Tipe C (KPU Soekarno Hattta)

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan nomor 168/PMK.01/2012 stdd PMK-206.3/PMK.01/2014, instansi vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terdiri dari:

 16 Kantor Wilayah;

 3 Kantor Pelayanan Utama;

 117 Kantor Pengawasan dan Pelayanan;

 148 Kantor Bantu Pelayanan Bea dan Cukai; dan

(32)
(33)
(34)
(35)

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan

Cukai

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kantor Pengawasan dan Pelayanan menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan intelijen, patroli, penindakan, dan penyidikan di bidang kepabeanan dan cukai;

b. Pengelolaan dan pemeliharaan sarana operasi, sarana komunikasi, dan senjata api.

c. Pelaksanaan pelayanan teknis di bidang kepabeanan dan cukai;

d. Pelaksanaan pemberian perizinan dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai; e. Pelaksanaan pemungutan dan pengadministrasian bea masuk, cukai, dan

pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal;

f. Penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian dokumen kepabeanan dan cukai;

g. Pelaksanaan pengolahan data, penyajian informasi dan laporan kepabeanan dan cukai;

h. Pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja;

(36)

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai terdiri dari 6 (enam) tipe yaitu:

a. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean;

b. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai;

c. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A;

d. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B;

e. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C;

(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

Instansi Vertikal Direktorat Jenderal

Perbendaharaan

Sesuai Perpres Nomor 95 tahun 2006 instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaraan terdiri dari:

a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan; b. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)

(44)

Tugas Kanwil DJPB dan KPPN

Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan memiliki

tugas:

Melaksanakan korrdinasi, bimbingan teknis, pengendalian,

evaluasi

dan

pelaksanaan

tugas

di

bidang

perbendaharaan

berdasarkan

peraturan

perundang-undangan.

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara memiliki

tugas:

(45)

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Perbendaharaan

Dalam melaksanakan tugas tersebut Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi :

a. penelaahan, pengesahan, dan revisi dokumen pelaksanaan anggaran, serta penyampaian pelaksanaannya kepada instansi yang telah ditentukan;

b. penelaahan dan penilaian keserasian antara dokumen pelaksanaan anggaran dengan pelaksanaan di daerah;

c. pemberian bimbingan teknis pelaksanaan dan penatausahaan anggaran; d. pemantauan realisasi pelaksanaan anggaran;

e. pembinaan teknis sistem akuntansi;

f. pelaksanaan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan pemerintah; g. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penyaluran dana perimbangan; h. pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU)

i. pembinaan pengelolaan penerimaan negara bukan pajak (PNBP);

j. pelaksanaan pengelolaan dana investasi dan pemberian pinjaman kepada daerah;

k. pengawasan kewenangan dan pelaksanaan teknis perbendaharaan dan bendahara umum negara;

l. pelaksanaan verifikasi atas pertanggungjawaban belanja program pensiun;

m. verifikasi dan penatausahaan pertanggungjawaban dana Perhitungan Fihak Ketiga (PFK); n. pelaksanaan kehumasan;

(46)
(47)

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, KPPN menyelenggarakan fungsi:

a. pengujian terhadap dokumen surat perintah pembayaran berdasarkan peraturan perundang-undangan;

b. penerbitan surat perintah pencairan dana dari Kas Negara atas nama Menteri Keuangan (sebagai Bendahara Umum Negara);

c. penyaluran pembiayaan atas beban APBN;

d. penilaian dan pengesahan terhadap penggunaan uang yang telah disalurkan; e. penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara melalui dan dari kas negara; f. pengiriman dan penerimaan kiriman uang;

g. penyusunan laporan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara; h. penyusunan laporan realisasi pembiayaan yang berasal dari pinjaman dan hibah

luar negeri

i. penatausahaan penerimaan negara bukan pajak (PNBP);

j. penyelenggaraan verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi; k. pembuatan tanggapan dan penyelesaian temuan hasil pemeriksaan; l. pelaksanaan kehumasan;

(48)

KPPN terdiri dari 3 (tiga) tipe, yaitu

• Tipe A1,

• Tipe A1 Khusus dan

• Tipe A2.

Tipologi ini berdasarkan atas beban kerja

(49)
(50)
(51)
(52)

Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan

Negara (DJKN)

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2006

instansi

vertikal

Direktorat

Jenderal

Kekayaan

Negara terdiri dari :

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan

Negara;

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

(KPKNL).

Kanwil DJKN -> Unit vertikal Eselon II -> bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara

(53)

Tugas Kanwil DJKN dan KPKNL

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

memiliki tugas :

Melaksanakan

koordinasi,

bimbingan

teknis,

pengendalian, evaluasi dan pelaksanaan tugas di bidang

kekayaan Negara, piutang Negara dan lelang.

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

(KPKNL) memiliki tugas :

(54)

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Dalam melaksanakan tugas tersebut Kantor Wilayah Ditjen Kekayaan Negara menyelenggarakan fungsi:

a. pemberian bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan di bidang kekayaan negara;

b. pemberian bimbingan teknis, supervisi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan di bidang penilaian;

c. pemberian bimbingan teknis, penggalian potensi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengurusan piutang negara;

d. pemberian bahan pertimbangan atas usul penghapusan, keringanan hutang, pencegahan, paksa badan atau penyelesaian piutang negara;

e. pemberian bimbingan teknis pengelolaan barang jaminan dan pemeriksaan harta kekayaan atau barang jaminan yang tidak diketemukan milik penanggung hutang atau penjamin hutang; f. pemberian bimbingan teknis, penggalian potensi, pemantauan, evaluasi dan verifikasi lelang

serta pengembangan lelang;

g. pemberian pelayanan bantuan hukum di bidang kekayaan negara, penilaian, piutang negara dan lelang;

h. pemberian bimbingan teknis pemantauan, evaluasi, dan pelaksanaan pelayanan informasi serta pelaksanaan verifikasi pengurusan piutang negara dan lelang;

i. pembinaan terhadap Penilai, Usaha Jasa Lelang, dan Profesi Pejabat Lelang;

j. pelaksanaan dan pengawasan teknis pengelolaan kekayaan negara, penilaian, dan pengurusan piutang negara dan lelang;

k. pelaksanaan penilaian dan pengurusan piutang negara;

(55)
(56)

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

Dalam melaksanakan tugas tersebut, KPKNL menyelenggarakan fungsi:

a. Inventarisasi, pengadministrasian, pendayagunaan, pengamanan kekayaan negara;

b. Registrasi, verifikasi dan analisa pertimbangan permohonan pengalihan serta penghapusan kekayaan negara;

c. Registrasi penerimaan berkas, penetapan, penagihan, pengelolaan barang jaminan, eksekusi, pemeriksaan harta kekayaan milik penanggung hutang/ penjamin hutang;

d. Penyiapan bahan pertimbangan atas permohonan keringanan jangka waktu dan/ atau jumlah hutang, usul pencegahan dan penyanderaan penanggung hutang dan/ atau penjamin hutang, serta penyiapan data usul penghapusan piutang Negara;

e. Pelaksanaan pelayanan penilaian; f. Pelaksanaan pelayanan lelang;

g. Penyajian informasi di bidang kekayaan negara, penilaian, piutang Negara dan lelang;

h. Pelaksanaan penetapan dan penagihan piutang negara serta pemeriksaan kemampuan penanggung hutang atau penjamin hutang dan eksekusi barang jaminan;

i. Pelaksanaan pemeriksaan barang jaminan milik penanggung hutang atau penjamin hutang serta harta kekayaan lain;

j. Pelaksanaan bimbingan kepada Pejabat Lelang;

k. Inventarisasi, pengamanan, dan pendayagunaan barang jaminan;

l. Pelaksanaan pemberian pertimbangan dan bantuan hukum pengurusan piutang negara dan lelang;

(57)
(58)

Unit Pelaksana Teknis

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

100/PMK.01/2008 Pasal 2127 menyebutkan bahwa

dilingkungan Kementerian Keuangan dapat dibentuk Unit

Pelaksana Teknis sebagai pelaksana tugas teknis penunjang

Direktorat Jenderal/Badan sesuai dengan kebutuhan

UPT yang ada di lingkungan Kementerian keuangan adalah:

a. Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai;

(59)

Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai

Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai adalah Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di bidang pengelolaan sarana patroli dan operasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada

Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Pencegahan dan Penyidikan.

Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai dalam melaksanakan tugas tersebut mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana strategik dan program; b. Penyiapan dan pengoperasian sarana operasi;

c. Pemeliharaan dan perawatan sarana operasi dan sarana penunjang;

d. Pelayanan pengiriman dan penerimaan berita serta pemantauan hubungan antar stasiun radio;

(60)

Bagan Organisasi Pangkalan Sarana Operasi Bea dan

Cukai

Terdapat 4 (empat) Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai yang

(61)

Balai Pengujian dan Identifikasi Barang

Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di bidang

pengujian dan identifikasi barang yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Teknis Kepabeanan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Balai Pengujian dan Identifiaksi Barang menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan rencana strategik dan program serta evaluasi pelaksanaan pengujian laboratoris dan identifikasi barang;

b. pelaksanaan pengujian laboratoris dan atau pengujian ulang laboratoris dan identifikasi barang;

c. pelayanan pengujian laboratoris dan identifikasi barang;

d. penelitian, pengembangan dan evaluasi metode pengujian dan identifikasi barang; e. penyiapan bahan penyusunan standardisasi dan pembakuan metode pengujian dan

identifikasi barang;

f. pemeliharaan dan perawatan sarana laboratorium;

(62)

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 449/KMK.01/2001, terdapat 3 (tiga) Balai Pengujian dan Identifikasi Barang yang berlokasi di Jakarta (Tipe A), Medan dan Surabaya (Tipe B).

(63)

Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Balai Diklat menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan program penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penataran keuangan negara;

b. pelaksanaan pendidikan, pelatihan, dan penataran keuangan negara;

c. pengembangan SDM;

d. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pendidikan, pelatihan, dan penataran keuangan negara;

(64)
(65)

Unit Pelaksana Teknis DJP

1. Pusat Pengolahan Data dan Dokumen

Perpajakan (PPDDP)

2. Kantor Pengolahan Data dan Dokumen

Perpajakan (KPDDP)

3. Kantor Pengolahan Data Eksternal

(KPDE)

(66)

Pusat Pengolahan Data dan Dokumen

Perpajakan (PPDDP)

 Dasar hukum: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84 Tahun 2007 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan PMK-171/PMK.01/2012

 Unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pajak di bidang pengolahan data dan dokumen perpajakan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak  Dalam pelaksanaan tugasnya secara teknis fungsional dibina oleh

Direktur Teknologi Informasi Perpajakan

 Dipimpin oleh seorang Kepala (Pejabat Eselon II), dan berlokasi di Jakarta

(67)
(68)
(69)

Kantor Pengolahan Data dan Dokumen

Perpajakan (KPDDP)

a. Dasar hukum: PMK-133/PMK.01/2011 stdd PMK-172/PMK.01/2012

b. Unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pajak di bidang pengolahan data dan dokumen perpajakan dari unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak, dan secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Teknologi Informasi Perpajakan.

c. Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan dipimpin oleh seorang Kepala (Pejabat Eselon III).

d. Tugas KPDDP : melaksanakan penerimaan, pemindaian, dan penyimpanan dokumen perpajakan, serta transfer data perpajakan dengan memanfaatkan teknologi informasi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(70)
(71)
(72)

Kantor Pengolahan Data Eksternal

(KPDE)

a. Dasar hukum : PMK-134/PMK.01/2011 stdd PMK-173/PMK.01/2012.

b. Unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pajak di bidang pengolahan data dan dokumen yang berkaitan dengan perpajakan yang diberikan oleh instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak, dan secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Teknologi Informasi Perpajakan.

c. Kantor Pengolahan Data Eksternal dipimpin oleh seorang Kepala (Pejabat Eselon III), dan berlokasi di Jakarta (KPDJP).

(73)
(74)
(75)

Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan

(KLIP)

a. Dasar Hukum : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012

b. unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pajak di bidang layanan pemberian informasi perpajakan, penanganan pengaduan, dan pemberian himbauan kepada Wajib Pajak dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak.

c. Secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat.

d. Berlokasi di Jakarta (KPDJP), dipimpin oleh seorang Kepala (Pejabat Eselon III)

(76)
(77)
(78)

Referensi

Dokumen terkait

Nilai ini didapatkan dari perhitungan energi panas reaksi proses reduction kiln #1, perhitungan energi panas oleh material dalam debu, perhitungan energi panas yang dibawa

Fitriana, Wahyu, ”Studi Analisis Hisab Gerhana Bulan Dalam Kitab Al-Khulȃṣah al- Wafiyyah”, Skripsi S1 Fakultas Syari’ah, Semarang: IAIN Walisongo, 2011.. Ghozali, Ahmad

U2 Mahasiswa memiliki kemampuan yang baik dalam merancang dan atau membangun Aplikasi atau piranti lunak atau sistem informasi Komputer dengan platform Internet dan Mobile dengan

Bidang Hukum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas teknis, kerja sama, pemantauan, evaluasi, serta penyusunan laporan pelaksanaan tugas teknis

Kegiatan pada tahap STAD merupakan kegiatan penting yaitu siswa bekerja dalam kelompok dan setiap anggota kelompok diberi LKS. Kegiatan selanjutnya adalah peneliti

Direktorat Bina Hubungan Antarlembaga mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, pemantauan dan evaluasi, serta pemberian bimbingan

1) Sekretaris mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas bidang dan pelayanan teknis serta

Mata Kuliah Keahlian (MKK), merupakan mata kuliah untuk mengembangkan kemampuan dalam penguasaan keahlian bidang studi diakhiri dengan tugas akhir untuk mengembangkan kompetensi