• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kedudukan Peraturan dan Keputusan Komisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kedudukan Peraturan dan Keputusan Komisi"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Kedudukan Peraturan dan Keputusan Komisi dalam

Peraturan Perundang-Undangan

Oleh Arie Prawira Sholeh

KPPU sebagai lembaga Negara yang dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2008, untuk

melaksakan tugas-tugas dan wewenang yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

Tugas KPPU sebagaimana diatur dalam Unddang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Pasal 35 sebagai berikut:

a. melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 16;

b. melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 24;

c. melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi dominan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 28;

d. mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi sebagaimana diatur dalam Pasal 36;

e. memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;

f. menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan Undang-undang ini;

g. memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Sedangkan wewenang KPPU sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Pasal 36 sebagai berikut:

a. menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang dugaan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;

(2)

c. melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku usaha atau yang ditemukan oleh Komisi sebagai hasil penelitiannya;

d. menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang ada atau tidak adanya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;

e. memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini;

f. memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini;

g. meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau setiap orang sebagaimana dimaksud huruf e dan huruf f, yang tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi;

h. meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya dengan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang-undang ini;

i. mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen, atau alat bukti lain guna penyelidikan dan atau pemeriksaan;

j. memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak pelaku usaha lain atau masyarakat;

k. memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha yang diduga melakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;

l. menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha yang melanggar ketentuan Undang-undang ini.

Dalam menjalankan tugas dan wewenang sebagaimana tersebut di atas KPPU sebagai lembaga Negara menerbitkan produk hukum berupa peraturan dan Keputusan, Bagaimanakan Kedudukan kedua produk hukum tersebut dalam Peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Dalam Ketentuan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Undangan dalam Pasal 1 angka 2, yang disebut sebagai Peraturan Perundang-Undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga Negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.

Dari uraian tersebut terdapat beberapa unsur yaitu: pertama peraturan yang tertulis; kedua

dibentuk oleh lembaga Negara atau pejabat yang berwenang; dan Ketiga mengikat secara umum.

(3)

Pertama : Peraturan yang diterbitkan oleh KPPU merupakan peraturan tertulis dan selalu diumumkan dalam website KPPU;

Kedua : Lembaga Negara atau pejabat yang berwenang, KPPU merupakan Lembaga Negara yang dibentuk melalui Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2008, memiliki tugas menyusun peraturan sebagaimana di atur dalam Pasal 35 huruf f Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 yaitu menyusun pedoman dan atau

publikasi yang berkaitan dengan Undang-undang Nomor 5 tahun 1999, pedoman dalam kamus besar bahasa Indonesia di

http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php diartikan sebagai berikut:

pe·do·man n 1 alat untuk menunjukkan arah atau mata angin (biasanya spt jam yg berjarum besi berani); kompas: sebelum ada — , orang menggunakan bintang untuk menentukan arah perjalanan perahu; 2 kumpulan ketentuan dasar yg memberi arah bagaimana sesuatu harus dilakukan; 3 hal (pokok) yg menjadi dasar (pegangan, petunjuk, dsb) untuk menentukan atau melaksanakan sesuatu: di samping syarat-syarat yg lain, para penyunting perlu menguasai — ejaan; 4

pemimpin (yg menerangkan cara menjalankan atau mengurus perkumpulan): surat edaran dr — besar;

ber·pe·do·man v 1 memakai pedoman: kita bentuk warga negara yg ber-Pancasila dan ~ kpd haluan negara; 2menuju, mengarah (ke) …; berpegang

(kpd); menurut contoh: dl menentukan langkahnya ia selalu ~ kpd pengalamannya;

me·me·do·mani v mendasari pd pedoman: hakim hendaknya ~ undang-undang tertulis dl memutuskan perkara. Dari pengertian kmus besar bahasa Indonesia tersebut pedoman dapat diartikan sebagai sebuah aturan atau peraturan yang menjadi dasar bertindak atau berbuat sedangkan dalam Penjelasan Pasal 35 huruf f Undang- Undang Nomor 5 tahun 1999 hanya dituliskan cukup jelas. Pedoman yang dibuat KPPU adalah yang berkaitan dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999;

Ketiga : Mengikat secara umum Peraturan yang diterbitkan oleh KPPU mengikat seluruh penduduk Indonesia terutama bagi Pelaku Usaha dan pihak-pihak lain yang terkait, Peraturan KPPU tidak hanya mengikat pihak-pihak tertentu saja seperti halnya Keputusan berusaha di Wilayah Republik Indonesia yang berlaku hanya kepada pihak yang diizinkan dalam Keputusan tersebut.

Hirarki perundang-undangan sebagai mana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan peraturan Perundang-Undangan sebagai berikut:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

(4)

d. Peraturan Presiden;

e. Peraturan Daerah.

Sedangkan Pasal 7 ayat (4) mengatur jenis peraturan lain yang tidak disebut di atas diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. Peraturan yang diterbitkan oleh KPPU

memang tidak disebutkan oleh hirarki perundang-undangan, akan tetapi dalam penjelasan Pasal 7 ayat (4) Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 sebagai berikut: “Jenis Peraturan Perundang -undangan selain dalam ketentuan ini, antara lain, peraturan yang dikeluarkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Bank Indonesia, Menteri, kepala badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentak oleh undang-undang atau pemerintah atas perintah undang-undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat”, dimana peraturan Komisi disebutkan sebagai peraturan selain yang disebut dalam Pasal 7 ayat (1). Syarat lain adalah diakui dan mempunyai kekuatan hukum mengikat bila diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Sebagaimana dijelaskan pada unsur sebagai peraturan perundangan yang kedua, secara umum KPPU diperintahkan oleh Undang-Undang (peraturan yang lebih tinggi) untuk membuat pedoman yang terkait dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 dan Pasal 38 ayat (4) Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 yang

memerintahkan secara langsung kepada KPPU untum membuat aturan tata cara penyampaian laporan.

Jadi setiap peraturan yang diterbitkan oleh KPPU merupakan Peraturan Perundang-Undangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Prmbentukan Peraturan Perundang-Undangan, yang mengikat secara umum sama seperti Peraturan lain yang dikeluarkan oleh Lembaga Negara Lain.

Pembentukan Peraturan dan Keputusan yang diterbitkan oleh KPPU wajib mengikuti ketentuan dalam Undang-Undang 10 Tahun 2004, hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 54 “Teknik penyusunan dan/atau bentuk Keputusan Presiden, Keputusan Pimpinan Majelis

Permusyawaratan Rakyat dan Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat, Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah, Keputusan Ketua Mahkamah Agung, Keputusan Ketua Mahkamah Konstitusi, Keputusan Kepala Badan Pemeriksa Keuangan, Keputusan Gubernur Bank Indonesia, Keputusan Menteri, keputusan kepala badan, lembaga, atau komisi yang setingkat, Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Keputusan

Gubernur, Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Keputusan Bupati/Walikota, Keputusan Kepala Desa atau yang setingkat harus berpedoman pada teknik penyusunan dan/atau bentuk yang diatur dalam Undang-Undang ini.”

(5)

dalam Pasal 54 yang sifatnya mengatur, yang sudah ada sebelum Undang-Undang ini berlaku, harus dibaca peraturan, sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini.

Sebagai kesimpulan, Keputusan-Keputusan yang diterbitkan oleh KPPU memiliki sifat mengatur sebaiknya diubah menjadi Peraturan, sedangkan Keputusan KPPU yang diterbitkan memiliki fungsi membentuk, menetapkan, mengangkat dan lain-lain tetap menggunakan Keputusan.

Referensi

Dokumen terkait

Secara eksplisit penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan “Apakah terdapat hubungan langsung dan tidak langsung antara etika profesi, keahlian, pengalaman, dan situasi

Watts (2003) juga menyatakan hal yang sama bahwa konservatisme merupakan salah satu karakteristik yang sangat penting dalam mengurangi biaya keagenan dan meningkatkan kualitas

Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan aplikasi mobile phone berbasis Android dengan menerapkan metode Wiener estimation untuk menduga nilai reflektan berdasarkan

Star Executive   2000 USD 

Foto Hasil Pencetakan Plafon Gipsum dengan Menggunakan Serat Rami dan Campuran Semen

Perlakuan saya terhadap siswa SMP N I Mirit yang mengendarai sepeda motor ketika berangkat ke sekolah adalah menegur secara lisan, selain itu juga memberikan pengertian, bimbingan

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian kali ini memfokuskan untuk melakukan pengujian dan analisis melalui penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan Publik, Umur

Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan strategi pengelolaan hutan yang berkelanjutan sesuai dengan potensi sumberdaya hutan yang sebenarnya