EKSPOR IMPOR
2/14/2008 1
EXPORT PROCEDURE STEP BY STEP
IMPORT PROCEDURE
STEP BY STEP
1. FISIBILITY STUDY
2. SEEKING THE SUPPLIER 3. NEGOTIATION
4. SALES CONTRACT 5. L/C APPLICANT
6. L/C OPENING ADVISE 7. MONITORING
Status transaksi jual-beli baru dapat terjadi
apabila :
a. Ada permintaan dahulu dari calon pembeli
b. Ada penawaran dahulu dari calon penjual, atau
Adanya
kesepakatan/persetujuan atas :
a. Jenis barang yang akan dibeli atau dijualb. Kualitas dari jenis barang yang akan dibeli atau dijual c. Jumlah barang yang akan dibeli atau dijual
d. Ketetapan harga barang yang akan dibeli atau dijual
e. Saat dan waktu penyerahan barang (tanggal, tahun, waktu penyerahan)
f. Kemana barang yang diangkut/dikirim dan syarat pengirimannya
Sebelum terjadi
sales contract
atau
contract of
sale
atau
agreement to sale
, tentunya melalui
beberapa proses yaitu :
Negosiasi bisnis dapat dilakukan dengan cara :
Tanpa tatap muka :
SALES CONTRACT PROSECESS
Offersheet
yaitu :
• Free Offer : tidak mempunyai batas berlakunya, sewaktu-waktu dapat berubah. Maka sering ditandai Without Enggagement; Subject Unsold; Subject to Our Final Confirmation.
• Firm Offer : Penawaran tetap, penjual dapat mempertahankan kondisi penawarannya selama dalam batas waktu yang ditetapkan didalam
Ordersheet atau purchase order yaitu :
Manakala calon pembeli kurang menerima persyaratan penawaran itu
maka ia mengajukan “Counter Offer” yang bila disetujui oleh penjual
maka dibuat penawaran baru. Maka baru dikirim Odersheet ke penjual.
Dengan Tatap Muka
• Hasil negosiasi bisnis dengan tatap muka biasanya dirumuskan
secara ringkas dan jelas dalam suatu notulen atau “Minutes of Meeting” yang ditandatangani kedua belah pihak.
• Perundingan yang sudah mendekati kesepakatan biasanya dituangkan dalam bentuk “memorandum of understanding”, sedangkan persetujuan akhir dari suatu negosiasi bisnis dirumuskan secara terinci dalam suatu contract.
Dengan Tatap Muka
Dalam menentukan Sales Contract setidaknya harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
• Identitas masing-masing pihak. (Eksportir dan Importir) • Description of good.
Terdapat komoditi yang sudah mempunyai standar nasional/ internasional cukup menyebutkan standar tersebut.
Misalnya : Karet RSS II
Dapat pula dilengkapi booklet/leaflet/foto dan lain-lain.
• Quantity Weight
Dengan Tatap Muka
• Price (harga penyerahan) sebagaimana yang disetujui seperti : FOB
• Shipment (pengapalan).
Tanggal/bulan, pelabuhan muat/tujuan, partial shipment dan transhipment diperbolehkan atau tidak.
• Payment (pembayaran)
Dengan L/C atau Non L/C sebagaimana yang dikehendaki. • Valuta yang dipergunakan
• Batas tanggung jawab pembeli dan penjual (asuransi, biaya pengapalan, biaya lokal). • Kemasan dan merek (curah, collo, bale dan lain-lain)
• Siapa yang menanggung beban komisi itu bila ada untuk makelar/agen. • Persyaratan/ketentuan “Finalty”.
• Ketentuan mengenai “Force Mayeur”.
• Penunjukkan suatu pengadilan bila terjadi sengketa.
Sales Contract
•
Sekecil apapun nilai suatu transaksi ekspor seharusnya
dituangkan ke dalam kontrak dagang yang dikenal dengan
terminologi
“Sales Contract”.
Suatu transaksi internasional yang
tanpa disadari
sales contract
cenderung membuka peluang
terjadinya selisih pendapat/
discrepancy
di kemudian hari.
•
Sales contract
yang standar selalu berbagai rincian yang telah
disepakati diantara
buyer
/importir dan
seller
/eksportir. Kemudian
TERMINOLOGI
SALES CONTRACT
•
Order Sheet
•
Purchase Order (PO)
•
Indent Letter
•
Proforma Invoice
•
Sales Confirmation
Order Sheet
yang disiapkan oleh
buyer
/importir, jika order
sheet ini berisikan rincian yang sama dengan
sales contract
, disepakati oleh kedua belah pihak
dengan membubuhkan tanda tangan
masing-masing sebagai tanda persetujuan, maka order
sheet ini berubah bentuknya sebagai
sales
Purchase Order
(PO)
Indent Letter
yang tidak kalah pentingnya adalah surat pesanan atau
lebih dikenal dengan istilah “Indent Letter”. Dokumen ini
juga disiapkan oleh importir/buyer, dengan menuangkan
Proforma Invoice
Sales Confrmation
Dalam terjemahannya mungkin dapat diartikan sebagai penegasan penjualan, yang dikirimkan oleh penjual kepada pembeli sebelum komoditi dikirim dan sebelum L/
C dibuka. Disinilah fungsi sales confrmation untuk
Memorandum of Understanding
(MOU)
SAHNYA SALES CONTRACT
Syarat Subyektif :
•
Adanya unsur kesepakatan antara para pihak yang membuat
perjanjian
Syarat Obyektif :
•
Terpenuhinya “hal tertentu” yang diperjanjikan
KONTRAK DAGANG EKSPOR
(
EXPORT SALE’S CONTRACT)
3(tiga) landasan utama suatu perjanjian yaitu :
a. Adanya kesepakatan antara kedua pihak secara sukarela. Azas ini disebut dengan azas “Konsensus”
b. Kesepakatan antara kedua pihak dimaksudkan akan mengikat kedua belah pihak dengan berjanji akan menjalankan semua hak dan kewajiban masing-masing yang dituangkan dalam Kontrak Dagang Ekspor itu. Azas ini disebut dengan azas “Obligatoir”.
c. Kedua belah pihak bersedia memberikan ganti rugi kepada pihak lain, bila tidak dapat memenuhi janjinya dalam menjalankan kewajibannya.
• Azas ini disebut dengan azas “Penalty”
• Ketiga azas utama ini harus terdapat pada setiap
HUKUM NEGARA MANA YANG
BERLAKU BILA TERJADI
SENGKETA
• Masing-masing pihak sebenarnya bebas menentukan
hukum negara mana yang akan yang akan dipakai untuk tiap-tiap kontrak.
• Memakai hukum yang berlaku di negara eksportir,
tetapi sebaiknya boleh pula memakai hukum yang berlaku di negara importir.
• Atau yang sering kontrak itu tunduk pada Hukum
CARA MENYELESAIKAN PERKARA :
• Tahap pertama melakukan musyawarah langsung antara pihak eksportir dan importir yang istilahnya disebut “amicble solution”.
PROBLEM STATEMENT
• BAGAIMANA POSISI “EXPORT SALE’S CONTRACT”
INI, DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ?
• KENAPA “EXPORT SALE’S CONTRACT” ITU