• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS LATAR BELAKANG MASALAH DAN KERANGK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS LATAR BELAKANG MASALAH DAN KERANGK"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu kenyataan bahwa kemerosotan akhlak akhir-akhir ini tidak hanya menimpa kalangan orang dewasa tetapi telah merembet pada kalangan pelajar tunas-tunas muda. Orang tua, pendidik, dan mereka yang berkecimpung dalam bidang agama dan sosial banyak mengeluh terhadap perilaku mereka yang tidak baik. Perilaku mereka yang nakal, keras kapala, mabuk-mabukan, tawuran, pergaulan bebas, pesta obat-obatan terlarang, bergaya hidup mewah dan pendek kata perilaku mereka tidak mencerminkan pelajar yang berpendidikan.

Melihat kenyataan tersebut, dunia pendidikan bertekad untuk berbenah diri dan mencari solusi yang tepat dalam upaya mengatasi krisis akhlak yang melanda para pelajar. Para pemikir pendidikan menyerukan agar kecerdasan akal diikuti kecerdasan moral dan pendidikan agama. Kiranya tepatlah kurikulum peningkatan keimanan dan ketaqwaan (imtaq) sebagai solusinya.

Alasan pemilihan judul penelitian ini adalah pentingnya iman dan taqwa sebagai ruh dan jiwa ilmu pengetahuan bagi peserta didik. Pentingnya pengembangan kurikulum berwawasan imtaq dapat dijelaskan melalui tiga hal, yaitu : (1) ditinjau dari segi perundang-undangan ; (2) ditinjau dari segi kecerdasan emosional (EQ), dan (3) ditinjau dari kecerdasan emosional spiritual (ESQ).

1. Pentingnya imtaq ditinjau dari segi perundang-undangan

(2)

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Dalam pembukaan UUD 1945 dalam Diknas ( 2005 : 2 ) menyebutkan bahwa konsep mencerdaskan kehidupan bangsa harus dimaknai secara luas, yakni meliputi (a) kecerdasan intelektual, (b) kecerdasan emosional, dan (c) kecerdasan spiritual. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, pendidik hendaknya tidak hanya membina kecerdasan intelektual, wawasan dan keterampilan semata, tetapi harus diimbangi dengan membina kecerdasan emosional dan keagamaan. Dengan kata lain memberikan nilai-nilai agama atau imtaq dalam ilmu penngetahuan atau memberikan moralitas agama kepada ilmu.

Selaras dengan hal tersebut, dikatakan oleh Ahmad Djazuli dalam Diknas ( 2005 : 2 ) bahwa dalam tujuan pendidkan nasional, pembinaan imtaq merupakan inti tujuan pendidikan nasional. Hal ini berarti bahwa pembinaan imtaq bukan hanya tugas dari bidang studi pendidikan agama saja melainkan tugas pendidikan secara keseluruhan sebagai suatu sistem. Artinya, sistem pendidikan nasional dan seluruh upaya pendidikan sebagai satu sistem yang terpadu harus secara sistematis diarahkan untuk menghasilkan manusia yang utuh, sebagai ciri pokoknya adalah manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

(3)

program pengajarannya harus terpadu. Keterpaduan yang dimaksud ialah keterpaduan tujuan, keterpaduan materi, keterpaduan proses, dan keterpaduan lembaga pendidikan.

Keterpaduan tujuan menjelaskan bahwa pencapaian tujuan pendidikan itu merupakan tugas aparat pendidikan yang terkait, terutama kepala sekolah,semua guru (termasuk guru agama), semua pegawai sekolah dan segala sesuatu yang berhubungan dengan sekolah. Karena keimanan dan ketaqwaan menjadi inti tujuan, maka pendidikan keimanan dan ketaqwaan menjadi tanggung jawab semua aparat tersebut. Keterpaduan materi ialah keterpaduan materi pendidikan secara khas, hal ini berkenaan dengan bahan ajar. Semua bahan ajar yang disampaikan hendaklah dipadukan, tidak ada bahan ajar yang terpisah dengan bahan ajar yang lain.

Pengikat keterpaduan itu ialah tujuan pendidikan keimanan dan ketaqwaan. Jadi selain tujuan mata pelajaran itu sendiri, hendaknya semua bahan ajar mengarah kepada terbentuknya manusia beriman dan bertaqwa. Kurang bijak kiranya jika ada bahan ajar yang bertentangan dengan ajaran agama, dan merupakan suatu keharusan bahwa bahan ajar tersebut saling membantu.Dalam keterpaduan proses para pendidik hendaklah menyadari bahwa semua kegiatan pendidikan sekurang-kurangnya tidak berlawanan dengan tujuan pendidikan keimanan dan ketaqwaan, bahkan dikehendaki semua kegiatan pendidikan membantu tercapainya siswa yang beriman dan bertaqwa.

(4)

2. Pentingnya wawasan imtaq ditinjau dari segi kecerdasan emosional ( EQ ). Kecerdasan emosional disebut dalam bahasa Inggris Emosional Quotient (EQ). Kecerdasan emosional oleh Peter Salovey dan Jack Mayer dalam Howard E Book ( 2002 : 30 ) dikatakan sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual. Berkaitan dengan kecerdasan emosional, Goleman dalam Abuddin Nata (2000 : 47 ) mengatakan kecerdasan emosional sebagai kepiawaian, kepandaian, dan ketepatan seseorang dalam mengelola diri sendiri yang berhubungan dengan orang lain disekiling mereka dengan menggunakan seluruh potensi psikologis yang dimilikinya seperti inisiatif dan empati, adaptasi, komunikasi, kerja sama, dan kemampuan persuasi yang secara keseluruhan telah mempribadi pada diri sendiri.

Berdasarkan pengertian tersebut, titik pokok kecerdasan emosional terletak pada pengarahan perasaan atau pengendalian perasaan (diri, jiwa, pribadi) dalam rangka memadukan emosi dan intelektual menjadi pribadi yang baik atau cerdas. Sejalan dengan hal ini berkaitan dengan apa yang dikatan oleh Toshihiko Izutsu ( 1993 : 246 ) tentang hubungan kata salih dan iman. Salih dan iman itu seperti bayangan yang mengikuti bentuk bendanya, di mana pun ada iman, maka terdapat salihat atau perbuatan baik. Jadi seseorang yang memiliki iman dan taqwa yang tinggi, pasti dia memiliki kecerdasan emosional yang tinggi pula.

(5)

sama. Dengan diintegrasikanya imtaq dan IPTEK diharapkan dapat menghilangkan pemikiran dikotomi antara agama dan IPTEK yang telah lama berjalan di Indonesia.

Hal ini juga sejalan dengan yang dikatakan oleh Howard E Book ( 2002 : 100 ) bahwa IQ yang tinggi bisa menjadi bumerang jika EQ tidak mengimbanginya. Jadi wawasan imtaq sangat penting untuk memberikan dasar potensi psikologis seperti inisiatif dan empati, adaptasi, komunikasi, kerjasama, dan kemampuan persuasi yang mempribadi. Dasar inilah yang diharapkan membentuk pribadi yang cerdas dengan kecerdasan intelektual dan emosional yang tinggi.

3. Pentingnya wawasan imtaq ditinjau dari kecerdasan emosional spiritual (ESQ) ESQ adalah kecerdasan emosional yang berdasar agama. Dasar agama yang dipadukan dengan kecerdasar emosi akan melahirkan akhlak yang baik.Kecerdasan emosi seperti yang dikatakan Goleman dalam Abudin Nata (2003 : 47) yang diartikan sebagai kepiawaian, kepandaian, dan ketepatan seseorang dalam mengelola diri sendiri merupakan akhlak suatu pribadi. Ary Ginanjar (2001: XlV) juga mengatakan bahwa agama Islam bisa dijadikan sebagai landasan pembangunan kecerdasan emosi dan spiritual, di mana suara hati adalah suara Tuhan yang terdapat dalam 99 Asmaul Husna.

(6)

Penelitian itu merupakan bagian dari strategi pengembangan Kurikulum Pendidikan berwawasan imtaq. Penelitian Lina Hayati (2004) yang berjudul Manajemen Pendidikan Nilai Di Sekolah Umum ( Kajian Tentang Internalisasi Nilai-Nilai ke- Islaman ) Studi Pada Sekolah Menengah Umum Negeri 10 “Melati” Samarinda juga berkaitan dengan nilai-nilai iman dan taqwa. Penelitian Lina Hayati isinya lebih menekankan proses internalisasi nilai-nilai keislaman pada sekolah umum yang dapat diinternalisasikan pada diri anak didik yang bernuansa pesantren. Dengan kata lain penelitian Lina Hayati berusaha melihat keberhasilan upaya mendidik anak dengan nilai-nilai keislaman yang dikondisikan seperti pesantren. Dikatakan pula dalam penelitian itu bahwa keberhasilan internalisasi nilai-nilai keislaman pada diri siswa ditentukan oleh upaya pelaku manajemen. Pelaku manajemen yang dimaksud adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, para guru, dan pihak asrama.

Upaya internalisasi nilai-nilai keislaman pada siswa dalam bentuk

moral knowing, moral feeling, dan moral action yang pelaksanaannya melibatkan semua pihak dalam mengintegrasikan pada manajemen pendidikan nilai. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa internalisasi nilai-nilai keislaman pada siswa masih dilakukan terpisah dengan IPTEK, walaupun telah melibatkan semua pelaku manajemen pendidikan. Berbeda dengan penelitian Pengembangan

(7)

karyawan agar mereka berperan aktif dalam penciptaan suasana keagamaan di MTsN I Semarang, dan (3) penyempurnaan sarana yang terkait dengan penciptaan suasana keagamaan di MTsN I Semarang.

Penelitian Sunarto merupakan bagian dari penelitian ini yang merupakan optimalisasi nilai-nilai iman dan taqwa dari lingkungan sekolah. Berbeda dengan penelitian ini,ia tidak hanya optimalisasi nilai-nilai imtaq pada lingkungan sekolah tetapi lebih mengarah pada integrasi imtaq dan IPTEK pada semua aspek pendidikan. Jadi berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini lebih mendalam. Kedalaman penelitian ini tidak hanya pada lingkungaan pendidikan tetapi lebih pada integrasi imtaq dan IPTEK yang diajarkan pada proses pendidikan.

B. Masalah

1. Indentifikasi Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dikaji dari kebijakan sekolah, pelaksana kurikulum, dan sasaran pendidikan. Kajian dalam kebijakan sekolah dalam hal ini tertuju pada pengelola kebijakan yaitu kepala sekolah. Bagaimana program kepala sekolah terhadap pengelolaan kurikulum pendidikan dalam pengembangan imtaq di SMA Pondok Pesantren Modern Selamat Kendal?. Program kepala sekolah dapat dikaji administrasi kegiatan, fasilitas, supervisi, penilaian, dan pelaporan kegiatan. Pada kajian pelaksana kurikulum, tertuju pada guru. Bagaimana guru mengembangkan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq? Pada kajian sasaran pendidikan jelas tertuju pada siswa. Dari siswa antara lain dapat dikaji: (1) karya siswa hasil pengembangan kurikulum berwawasan imtaq, (2) bentuk perilaku dalam hasil pengembangan kurikulum berwawasan imtaq, dan (3) keterampilan siswa dalam menjawab tantangan hidup.

2. Fokus Penelitian

(8)

penelitian ini dibatasi pada kajian pelaksana kurikulum yaitu pengelola kegiatan khususnya guru.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Bagaimana strategi guru dalam mengembangkan kurikulum berwawasan imtaq di SMA Pondok Pesantren Modern Selamat?

4. Pertanyaan Penelitan

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dikerucutkan dalam pertanyaan penelitian seb

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran integrasi IPTEK dan IMTAQ pada pembelajaran ekonomi di SMA Pondok Pesantren Modern Selamat Kendal ? b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran integrasi IPTEK dan IMTAQ pada

pembelajaran ekonomi di SMA Pondok Pesantren Modern Selamat Kendal ?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ada dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis

Dari uraian tujuan penelitian diatasnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dorongan untuk mengembangkan kurikulum pendidikan lebih baik dan memberikan gambaran pelaksanaan pengembangan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan wawasan tentang hasil pengembangan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq. 2. Manfaat Praktis

(9)

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Iman dan Taqwa dalam Kurikulum

Iman adalah keyakinan dalam hati mengenai ke-Esa-an dan ke-Maha Kuasa-an Allah yang diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan melalui amal perbuatan yang baik. Taqwa adalah sikap batin dan perilaku seseorang untuk tetap konsisten melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. (Diknas. 2005: 2). Berdasakan definisi di atas dapat dikatakan bahwa taqwa adalah perwujudan iman kepada Allah dalam bentuk perilaku seseorang.

Perihal iman, Rusjdi Hamka ( 1986 : 9 ) mengatakan dalam Hadits Nabi bahwa iman atau islam itu tersusun dari 69 tingkat. Tingkat tertinggi adalah mengakui ke-Esa-an Allah, mengakui ke-Rasulan Muhammad, dan tingkat terendah menyingkirkan duri dari jalan lalu lintas manusia.

Berdasarkan tingkatan iman tersebut yang melahirkan kebudayaan Islam oleh Ibnu Khaldun ( dalam Rusjdi. 1986:10) dijabarkan dalam 17 perbuatan yang menunjukkan tanda-tanda seorang raja yang beriman. 17 perbuatan perwujudan iman tersebut adalah sebagai berikut:

1) Aktif menegakkan perbuatan baik dan menghidupkan sifat-sifat yang baik. 2) Suka menolong.

3) Memaafkan orang lain selagi bisa dimaafkan. 4) Melayani dan melindungi pihak yang lemah. 5) Murah hati terhadap tetamu.

6) Memelihara fakir miskin. 7) Sabar dalam kesusahan.

8) Jujur dalam kata dan tingkah laku.

9) Menghormati agama dan para alim ulama. 10) Menghormati guru dan orang yang lebih tua. 11) Tiada sombong dan takabbur.

(10)

13) Memiliki semangat persatuan.

14) Menghargai dan menghormati lawan.

15) Menempatkan orang yang layak dalam pekerjaan yang layak. 16) Menjauhi hidup mewah yang cenderung kepada pemborosan. 17) Giat bekerja, tahan uji, tidak putus asa dan seterusnya.

Muhammad Nawawi ( 1996: 1) Menjelaskan bahwa iman memiliki 77 cabang iman. Tujuh puluh tujuh cabang iman itu adalah sebagai berikut:

1) Iman kepada Allah ; 2) Iman kepada Malaikat ;

3) Iman kepada kitab-kitab Allah ; 4) Iman kepada para nabi ;

5) Iman kepada hancurnya alam ;

6) Iman kepada kebangkitan manusia dari kematian ; 7) Iman kepada takdir ;

8) Iman kepada hasyr ;

9) Iman kepada surga dan neraka jahannam ; 10) Cinta kepada Allah ;

11) Takut kepada siksa Allah ; 12) Mengharap rahmat Allah ;

13) Tawakal ( pasrah ) kepada Allah ; 14) Cinta kepada nabi Muhammad Saw. ;

15) Mengagungkan derajat nabi Muhammad Saw. ;

16) Kikir dengan memegang teguh agama islam ( teguh pendirian ) ; 17) Mencari ilmu ;

18) Menyebarluaskan ilmu syariat ;

19) Mengagungkan dan memuliakan Al qur’an ; 20) Bersuci ;

21) Menjalankan sholat 5 waktu pada waktunya dengan sempurna ; 22) Membayar zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya ; 23) Berpuasa di bulan Ramadhan ;

(11)

25) Haji ;

26) Berjuang melawan orang kafir untuk menolong agama islam ; 27) Mebentengi kaum muslim dari serangan orang kafir ;

28) Bertahan di dalam kancah perang dan tidak melarikan diri darinya ; 29) Menyerahkan harta jarahan perang kepada pemimpin atau pembantunya ; 30) Memerdekakan budak yang muslim ;

31) Bersedia membayar kifarah ( denda ) ; 32) Menepati janji ;

33) Bersyukur ;

34) Menjaga lisan dari hal-hal yang tidak layak ;

35) Menjaga kemaluan dari hal-hal yang dilarang Allah ;

36) Menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya ; 37) Tidak membunuh kepada sesama manusia muslim ;

38) Menghindari makan dan minuman yang haram ; 39) Menghindari dari harta yang haram ;

40) Menghindari pakaian, perhiasan, dan perabot yang haram ; 41) Menghindari permainan sia-sia yang dilarang ;

42) Sederhana dalam memberikan nafakah, tidak berlebihan dan tidak irit ; 43) Tidak menyimpan dendam dan kedengkian ;

44) Tidak mencela kaum muslimin dihadapan ; 45) Ikhlas dalam setiap amal perbuatan karena Allah ; 46) Merasa bahagia dengan ketaatan kepada Allah ; 47) Bertaubat ;

48) Melakukan penyembelihan qurban, aqiqah, dan hadiah ; 49) Taat kepada pemerintah ;

50) Berpegang teguh pada nilai yang dianut jamaah ; 51) Menjalankan hukum diantara manusia secara adil ;

52) Memerintahkan kepada kebaaikan dan mencegah dari kejahatan ; 53) Tolong menolong dalam hal kebaikan dan ketaqwaan ;

54) Malu kepada Allah ;

(12)

56) Menyambung tali persaudaraan ; 57) Budi pekerti yang baik ;

58) Memperlakukan hamba sahaya dengan baik ; 59) Ketaatan seorang hamba kepada tuannya ; 60) Menjaga hak-hak istri dan anak-anak ; 61) Mencintai ahli agama ;

62) Menjawab salam dari orang islam ; 63) Menjenguk orang sakit ;

64) Melakukan shalat jenazah untuk orang yang islam ; 65) Mendoakan orang islam yang bersin ;

67) Menghormati tetangga ; 68) Menghormati tamu ;

69) Menyembunyikan cela orang lain ; 70) Sabar ;

71) Zuhud ;

72) Cemburu dan tidak membiarkan pria bergaul bebas denngan wanita lain ; 73) Berpaling diri dari percakapan yang tidak bermanfaat ;

74) Kedermawanan ;

75) Menghormati orang tua dan mngasihi anak kecil ; 76) Merukunkan antara orang islam ;

77) Mencintai orang lain sebagaimana mencintai dirinya.

Berdasarkan 77 cabang iman dan 17 perbuatan sebagai wujud iman tersebut dapat disimpulkan menjadi 85 perbuatan sebagai wujud taqwa. Ke 85 perbuatan tersebut akan diungkap kembali dalam kerangka teori.

B. Strategi Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran IPTEK

Strategi secara harfiah bermakna rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran secara khusus. Strategi pada bahasan ini adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan wawasan imtaq dalam pengajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun model-model pembelajaran imtaq Model H M Husni dan Safril dalam Mata Pelajaran Ekonomi sebagai berikut :

(13)

H.M Husni dan Syafril (200 : 9-12 ) menjabarkan tentang harga keseimbangan dan harga pasar. Tentang pengertian harga, kecenderungan pembeli ialah menginginkan harga murah kualitas barang bagus, sedangkan penjual cenderung mendapatkan keuntungan yang banyak. Dalam QS. An Nisa’ ayat 29 disebutkan Yang artinya ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku suka sama suka diantara kamu”.

Dengan prinsip ekonomi harga diatas yang didasari Al Qur’an diharapkan pengertian siswa tentang harga dalam berusaha tetap mencari untung dengan jalan yang diridai Allah SWT. Dengan pemaduan ini diharapkan keimanan dan ketaqawaan akan tumbuh dalam berusaha. Berkaitan dengan harga pasar, yaitu harga yang diperolah dari hasil tawar menawar antara pembeli dengan penjual, ternyata sangat dipengaruhi oleh faktor produksi, faktor produksi yang berupa alam, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan yang dikehandaki dalam islam agar masiang-masing faktor terbentuk secara adil. Adil dalam hal membayar faktor produksi yang dilakukan oleh pemakai jasa. Berkaitan dengan harga pasar atau membayar harga dengan adil, dijelaskan dalam QS. As- Syura ayat 183 yang artinya “Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan jannganlah kamu merajalela dimuka bumi denngan membuat kerusakan.” Dan QS Hud ayat 85 disebutkan yang artinya “Dan Syu’eb berkata : Hai kaumku cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan”.

Dengan pembatasan dan penguatan harga pasar dan pembayaran harga yang adil yang dijelaskan oleh Al Qur’an diharapkan dapat memupuk iman dan taqwa siswa sehingga mereka dalam setiap berusaha selalu bertujuan untuk mencari rida Allah Swt.

b. Model II

(14)

menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelajaran yang lebih baik atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Berkaitan dengan semangat, sikap, dan perilaku diatas sejalan dengan sabda Rasul Saw. yang artinya “ Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamannya, dan bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besuk hari”.

Kewirausahaan ini juga berdasarkan QS. Ar Ra’du ayat 11 yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang ada pada suatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri”. Dengan dasar ini diharapkan akan tumbuh semangat berwirausaha dari diri sendiri.

c. Model III

Husni dan Syafril (2001 : 31 ) menjelaskan materi koperasi sebagai berikut. Koperasi dapat membantu meningkatkan kesejahteraan anggota bila dijalankan dengan cakap, jujur, dan sesuai dengan ajaran agama. Allah berfirman dalam QS Al Maidah :2 yang artinya betolong- tolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan taqwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dengan Firman Allah tersebut, diharapkan terwujud perilaku tolong menolong pada sesama manusia. Dari penjelasan di atas, Hasan dan Syafril berusaha menjelaskan imtaq dengan mewujudkannya dalam perilaku manusia pada sesamanya.

C. Kerangka Teori

Berdasarkan kajian pustaka dari berbagi sumber dapat dirumuskan kerangka teori penelitian sebagai berikut.

1. Iman dan Taqwa

Ada 85 perbuatan sebagai wujud taqwa sebagai berikut. 1) Iman kepada Allah ;

2) Iman kepada Malaikat ;

3) Iman kepada kitab-kitab Allah ; 4) Iman kepada para nabi ;

5) Iman kepada hancurnya alam ;

(15)

8) Iman kepada hasyr ;

9) Iman kepada surga dan neraka jahannam ; 10) Cinta kepada Allah ;

11) Takut kepada siksa Allah ; 12) Mengharap rahmat Allah ;

13) Tawakal ( pasrah ) kepada Allah ; 14) Cinta kepada nabi Muhammad Saw. ;

15) Mengagungkan derajat nabi Muhammad Saw. ;

16) Kikir dengan memegang teguh agama islam ( teguh pendirian ) ; 17) Mencari ilmu ;

18) Menyebarluaskan ilmu syariat ;

19) Mengagungkan dan memuliakan Al qur’an ; 20) Bersuci ;

21) Menjalankan sholat 5 waktu pada waktunya dengan sempurna ; 22) Membayar zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya ; 23) Berpuasa di bulan Ramadhan ;

24) I’tikaf ; 25) Haji ;

26) Berjuang melawan orang kafir untuk menolong agama islam ; 27) Mebentengi kaum muslim dari serangan orang kafir ;

28) Bertahan di dalam kancah perang dan tidak melarikan diri darinya ; 29) Menyerahkan harta jarahan perang kepada pemimpin atau pembantunya ; 30) Memerdekakan budak yang muslim ;

31) Bersedia membayar kifarah ( denda ) ; 32) Menepati janji ;

33) Bersyukur ;

34) Menjaga lisan dari hal-hal yang tidak layak ;

35) Menjaga kemaluan dari hal-hal yang dilarang Allah ;

36) Menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya ; 37) Tidak membunuh kepada sesama manusia muslim ;

(16)

39) Menghindari dari harta yang haram ;

40) Menghindari pakaian, perhiasan, dan perabot yang haram ; 41) Menghindari permainan sia-sia yang dilarang ;

42) Sederhana dalam memberikan nafakah, tidak berlebihan dan tidak irit ; 43) Tidak menyimpan dendam dan kedengkian ;

44) Tidak mencela kaum muslimin dihadapan ; 45) Ikhlas dalam setiap amal perbuatan karena Allah ; 46) Merasa bahagia dengan ketaatan kepada Allah ; 47) Bertaubat ;

48) Melakukan penyembelihan qurban, aqiqah, dan hadiah ; 49) Taat kepada pemerintah ;

50) Berpegang teguh pada nilai yang dianut jamaah ; 51) Menjalankan hukum diantara manusia secara adil ;

52) Memerintahkan kepada kebaaikan dan mencegah dari kejahatan ; 53) Tolong menolong dalam hal kebaikan dan ketaqwaan ;

54) Malu kepada Allah ;

55) Bersikap baik kepada orang tua ; 56) Menyambung tali persaudaraan ; 57) Budi pekerti yang baik ;

58) Memperlakukan hamba sahaya dengan baik ; 59) Ketaatan seorang hamba kepada tuannya ; 60) Menjaga hak-hak istri dan anak-anak ; 61) Mencintai ahli agama ;

62) Menjawab salam dari orang islam ; 63) Menjenguk orang sakit ;

64) Melakukan shalat jenazah untuk orang yang islam ; 65) Mendoakan orang islam yang bersin ;

67) Menghormati tetangga ; 68) Menghormati tamu ;

(17)

71) Zuhud ;

72) Cemburu dan tidak membiarkan pria bergaul bebas denngan wanita lain ; 73) Berpaling diri dari percakapan yang tidak bermanfaat ;

74) Kedermawanan ;

75) Menghormati orang tua dan mngasihi anak kecil ; 76) Merukunkan antara orang islam ;

77) Mencintai orang lain sebagaimana mencintai dirinya; 78) Melayani dan melindungi pihak yang lemah;

79) Tiada sombong dan takabur;

80) Suka mendengarkan terhadap kritik yang lebih baik; 81) Memiliki semangat persatuan;

82) Menghargai dan menghormati lawan;

83) Menempatkan orang yang layak dalam pekerjaan yang layak; 84) Menjauhi hidup mewah yang cenderung kepada pemborosan; dan 85) Giat bekerja, tahan uji, tidak putu asa .

2. Strategi Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran IPTEK

Berdasarkan model-model pembelajaran Imtaq dalam beberapa mata pelajaran seperti yang telah dijelaskan terdahulu, dapat disimpulkan menjadi 6 strategi. Adapun strategi tersebut adalah sebagai berikut.

a. Strategi Terjemah

Strategi ini cenderung bersifat menjelaskan ilmu dengan memberikan dasar pengetahuan Al-Qur’an dan Hadits.

b. Strategi Aktualisasi Imtaq dalam Perilaku Kehidupan Manusia

(18)

manusia pada sesamanya terlihat dalam model III H.M Husni dan Syafril dalam mata pelajaran ekonomi.

c. Strategi Integrasi Imtaq

Integrasi berarti penyatuan. Dalam strategi ini ada dua integrasi, yaaitu (1) integrasi dengan bahan pelajaran atau pelajaran dan (2) integrasi dengan keterampilan berbahasa. Bahan pelajaran dalam hal ini adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pelajaran atau kompetensi dasar yang diajarkan. Pelajaran dalam hal ini adalah kompetensi dasar yang diajarkan. Keterampilan berbahasa yang dimaksud adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Strategi tersebut terlihat dalam model berikut. Strategi Integrasi Imtaq dengan bahan pelajaran atau pelajaran terlihat dalam model I Zaidan Hendy dan Sunarno

d. Strategi Menyelipkan Materi Imtaq

Menyelipkan adalah memasukkan sesuatu yang tidak sama di antara dua benda. Strategi menyelipkan materi Imtaq adalah memasukkan Imtaq dalam pembelajaran tetapi di luar pokok pembicaraan. Strategi Pengarahan Pengetahuan dengan Imtaq

Pengarahan pengetahuan dalam hal ini adalah memberi tempat atau wadah terhadap pengetahuan. Jika pengetahuan diibaratkan air, maka ia akan berubah sesuai tempat. Pengetahuan dalam hal ini cenderung pada bidang kesenian..

e. Strategi Optimalisasi Imtaq

(19)

TUGAS LATAR BELAKANG MASALAH DAN

KERANGKA TEORI

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KURIKULUM

PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN

MENGINTEGRASIKAN IMTAQ DAN IPTEK DI SMA

PONDOK PESANTREN MODERN SELAMAT KENDAL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi pendidikan ekonomi Dosen Pengampu : Dr Kardoyo, M.Pd

Disusun oleh :

Nama : Kemal Budi Mulyono NIM : 0701512001

Prodi : Pendidikan Ekonomi S2

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu tindakan yang dilakukan PT PLN Persero Area Cikupa untuk permasalan pada gardu distribusi tipe portal dengan nomor gardu CE 033 penyulang logam GI New

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis dukungan dari diri lansia itu sendiri serta peran dukungan pemerintah yang dapat mempengaruhi

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa baru Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang, dengan tujuan: (1) untuk mengetahui tingkat kemampuan dwibahasa mahasiswa baru

Internet of things mengacu pada benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis Internet. Internet of Things

Dalam konteks seni rupa kontemporer, praktik seni rupa kontemporer Indonesia dapat dinyatakan juga mengalami perkembangan, dari yang semula spesifik diidentifikasi

Pengujian Black Box tidak bias dikatakan sebagai solusi jalur lain dari pengujian White Box melainkan sebagai pelengkap untuk menguji fungsi yang tidak didapat

Fungsi perintah di atas adalah apabila tombol ditekan maka program akan menuju ke frame 2 dan memainkan animasi yang terdapat pada frame tersebut.. Animasi yang