• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja LKMS Dalam Mendukung Kegiatan Ek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kinerja LKMS Dalam Mendukung Kegiatan Ek"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Kinerja LKMS Dalam Mendukung Kegiatan Ekonomi

Rakyat Berbasis Pesantren

(Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid)

Anas Alhifni

Universitas Djuanda/Pascasarjana Universitas Indonesia Kajian Timur Tengah dan Islam Nurul Huda

Universitas Yarsi/Pascasarjana Universitas Indonesia Kajian Timur Tengah dan Islam

Abstrct: BMT Darut Tauhid Islamic microfinance institutions boarding based development is quitegood. Simultaneously, the economic activity in boarding schools Darut Tauhid is also growing. The aim of this study is to look at the relationship between performance LKMS with MSME economic activities in Darut Tauhid using LKMS products as linked variable. This study uses primary data, i.e. interviews with students using a questionnaire. The re-search conducted on September 17th–26th 2014. The results of the data analysis using Struc-tural equation modelling (SEM) showed that LKMS performance is good enough in terms of products and savings deposits, buthave not receiveda positive response to products related to finance. This is proved from the data analysis results statistically have significant tionship between the variables of LKMS performance and products of LKMS, but the rela-tionship between the product of LKMS and MSME economic activities are not significant.

Keywords: Islamic microfinance institution performance, Islamic microfinance institution products, MSME Economic activity, BMT Darut Tauhid

Abstrak: BMT Darut Tauhid merupakan lembaga keuangan mikro syariah berbasis pesantren

yang perkembangannya cukup baik. Secara bersamaan, kegiatan ekonomi di lingkungan pesantren Darut Tauhid juga berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat keterkaitan antara kinerja LKMS dengan kegiatan ekonomi UMKM di Darut Tauhid dengan menggunakan produk LKMS sebagai variabel antara. Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu wawancara terhadap santri dengan menggunakan kuesioner yang dilaksanakan dari tanggal 17–26 Sep-tember 2014. Hasil analisis data dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) menunjukkan bahwa kinerja LKMS sudah cukup baik dalam hal produk-produk tabungan dan deposito, namun belum mendapatkan respon yang positif untuk produk-produk yang terkait dengan pembiayaan. Ini dibuktikan dengan hasil analisis data secara statistik yang signifikan antara variabel kinerja LKMS dengan produk-produk LKMS, namun hubungan antara produk LKMS dengan kegiatan ekonomi UMKM tidak signifikan.

Kata Kunci: kinerja LKMS, produk LKMS, kegiatan ekonomi UMKM, BMT Darut Tauhid

Alamat Korespondensi: Anas Alhifni, Universitas D j u a n d a / P a s c a s a r j a n a Universitas Indonesia Kajian Timur Tengah dan Islam, alhifniui@gmail.com Jurna l Aplik a si Mana jemen ( JAM) Vol 13 No 4, 20 15 Terindek s da la m Google Schola r

JAM

13, 4

Diterima, April 2015 Direvisi, Juli 20 15

Oktober 20 15 Disetujui, Nopember 20 15

Usaha mikro kecil dan me-nengah (UMKM) merupakan salah satu usaha masyarakat menengah dan bawah yang

(2)

di beberapa negara adalah rendahnya aksebilitas terhadap pembiayaan dari perbankan, menurut Dasuki dan Rima (2008:3) sulitnya UMKM mendapatkan akses dari perbankan disebabkan oleh persyaratan yang diberlakukan dalam pemberian pembiayaan usaha/kredit seperti 5C: Collateral (jaminan), Capacity (kapasitas usaha), Character (karakter peminjam), Capital (modal usaha), Condition of economy (kondisi perekonomian secara makro). Dari kelima persyaratan tersebut, Collateral (jaminan) me-rupakan faktor yang paling sulit dipenuhi oleh UMKM. Untuk mengatasi keterbatasan akses pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM ) tersebut, pemerintah Indonesia telah mencanangkan pengem-bangan dan pemanfaatan LKMS (Baitul Maal wa Tamwil sejak 7 Desember 1995) sebagai gerakan (Obaidullah, 2008:49).

LKMS adalah lembaga keuangan mikro yang beroperasi pada masyarakat menengah dan bawah, umat muslim di Indonesia mulai sadar untuk melaku-kan kegiatan ekonomi dan mengolah sumber daya yang dimilikinya sesuai dengan prinsip syariah. keberadaan LKMS diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dan memberikan kemudahan sehingga dapat mening-katkan taraf hidup masyarakat banyak (Martowijoyo, 1999:56, Sudarsono, 2003:103).

Pertumbuhan jumlah nasabah BMT Darut Tauhid yang semakin pesat, memberikan indikasi adanya antusiasme masyarakat terhadap lembaga keuangan berbasis syariah tersebut, namun perlu dicermati dan dilakukan analisis atau ditinjau ulang apakah santri yang ada di pondok pesantren Darut Tauhid sudah memanfaatkan keberadaan BMT Darut Tauhid. Berdasarkan analisis terhadap laporan pertumbuhan nasabah di BMT Darut Tauhid selama Tahun 2013– 2014 menunjukkan peningkatan yang baik, namun dari hasil pengamatan sementara menunjukkan bahwa santri yang memanfaatkan keberadaan BMT Darut Tauhid masih sangat rendah. Penelitian Alhifni (2012: 78) menunjukkan bahwa banyak santri yang sulit men-dapatkan layanan pembiayaan dari lembaga keuangan walaupun santri sudah mengetahui tentang keber-adaan lembaga keuangan tersebut.

Disisi lain, dilingkungan pondok pesantren Darut Tauhid banyak terdapat UMKM dengan sejumlah aktifitas yang banyak dan menimbulkan intensitas kegiatan ekonomi yang tinggi. Pertanyaannya apakah

ada pengaruh kinerja lembaga keuangan mikro syariah terhadap pemanfaatan produk lembaga keuangan mikro syariah? Apakah ada pengaruh pemanfaatan produk lembaga keuangan mikro syariah terhadap kegiatan ekonomi UMKM rakyat berbasis pesantren? Berdasarkan masalah tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Semakin tinggi kinerja Lembaga Keuangan Mikro Syariah, maka akan berpengaruh positif terhadap pemanfaatan produk Lembaga Keuangan Mikro Syariah.

H2 : Semakin banyak produk yang diminati masya-rakat, maka akan berpengaruh positif terhadap bertambahnya kegiatan ekonomi UMKM rakyat berbasis pesantren.

TINJAUAN TEORITIS

Pondok Pesantren dan Ekonomi

Keberadaan pondok pesantren saat ini sangat berbeda dengan masa lalu, jika pada masa lalu pondok pesantren berdiri sekaligus cikal bakal desa setempat, maka saat ini banyak pondok pesantren yang berdiri di lingkungan desa atau masyarakat yang sudah ramai. Pondok pesantren sampai saat ini masih menjadi ke-banggaan tersendiri bagi umat, dalam proses pertum-buhan dan perkembangan masyarakat, banyak pon-dok pesantren telah memberikan sistem pembelajaran yang berimbang balance antara aspek dunia dan akhirat, bahkan banyak pesantren yang sudah memiliki kegiatan-kegiatan ekonomi seperti koperasi, pertanian, peternakan dan sebagainya (Bakhri dan Mukh, 2011:28). Pondok pesantren merupakan institusi sosial yang memiliki potensi ekonomi yang sangat tinggi, banyak pondok pesantren yang sudah terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ekonomi seperti sektor pertanian, peternakan, koperasi dan lembaga keuangan mikro (Harjito, dkk., 2008:9), Kegiatan ekonomi adalah suatu kegiatan yang dilakukan setiap orang dalam bidang ekonomi untuk menghasilkan pendapatan dalam rang-ka memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti konsumsi, produksi dan distribusi kemudian dikenal dengan siklus lingkaran kegiatan ekonomi model sederhana Rahardja dan Mandala (2008:8).

(3)

baik untuk tabungan dan zakat (sedekah) untuk distribusi dalam bentuk pembiayaan komersial dan non komersial sebagai upaya untuk memperkuat dan mem-berdayakan orang-orang yang secara ekonomi lemah atau marginal balai usaha mandiri terpadu yang me-ngembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi atas dasar tolong menolong yang dalam pengelolaannya menggunakan prinsip-prinsip syariah (Khadijah, dkk., 2013:74, Ahmad, dkk., 2011:292, Salidin, 2000:71). Pakistan merupakan salah satu negara yang telah me-ngembangkan LKMS dan telah meluncurkan Skema Pembangunan Desa pada tahun 1995. Tujuan utama dari skema ini adalah untuk mengurangi kemiskinan di pedesaan dengan memberikan modal investasi mikro dengan sistem syariah untuk pertanian dan sek-tor pedesaan untuk menghasilkan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat miskin pede-saan. Skema ini juga menyediakan kesejahteraan, layanan moral dan etika kepada rakyat pedesaan di negara itu. Saat ini, skema sedang dilaksanakan mela-lui 129 cabang yang mencakup 10.023 desa di 60 kabu-paten. Beberapa 0.520.000 anggota kelompok yang tercakup: 94% adalah perempuan (Rahman, 2010: 120). Indonesia sebagai negara yang memiliki populasi muslim terbesar di dunia diharapakan LKMS dapat berperan besar khususnya dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagaimana yang diungkapkan oleh Sudarsono (2010:104) LKMS atau BMT harus memiliki peran berikut: (1) Menjauhkan masyarakat dari praktek ekonomi yang tidak syariah, LKMS harus aktif dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sistem syariah, hal ini bisa dilaku-kan dengan pelatihan-pelatihan mengenai cara ber-transaksi secara Islami. (2) Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil atau UMKM, LKMS ha-rus berperan aktif dalam menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro, misalnya dengan jalan pembinaan dan pengawasan terhadap UMKM yang dilakukan oleh masyarakat. (3) Melepaskan ketergan-tungan kepada rentenir, di antara kelebihan yang ditawarkan rentenir adalah dapat memenuhi keinginan masyarakat yang membutuhkan dana dalam proses yang cepat. Oleh karena itu LKMS atau BMT sela-yaknya harus bisa memberikan pelayanan yang prima sehingga msyarakat lebih memilih LKMS atau BMT dibandingkan rentenir. (4) Menjaga keadilan ekonomi

masyarakat dengan distribusi yang merata, artinya LKMS atau BMT tidak diperbolehkan mempunyai keberpihakan kepada golongan tertentu, akan tetapi LKMS atau BMT harus memberikan pelayanan yang adil bagi umat.

Produk LKMS

Penerapan produk-produk yang ada pada LKMS tidak terlepas dari akad-akad yang ada dalam mua-malah maliyah, sebagai contoh akad dari segi tujuan-nya memputujuan-nyai dua tujuan yaitu akad tabarru (tolong menolong) dan tijari (Komersial), sesuai dengan fungsi LKMS sebagai lembaga sosial dan komersil maka kedua bentuk akad tersebut secara otomatis ada dalam produk-produk LKMS, KJKS atau BMT (Buchori, 2012:5). Hasil observasi menunjukkan bahwa produk yang ada di BMT Darut Tauhid baik berupa produk funding maupun lending secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut, Simpanan umum (Sirela), Simpanan lembaga, (Amanah), Sim-panan pendidikan (Sidiq), SimSim-panan walimah (Sali-mah), Simpanan haji dan umroh (Siroh), Simpanan qurban (Qurban), Simpanan berjangka, Pembiayaan Modal Kerja (Mudharabah), Jual Beli (Murabahah), dan gadai mas. Namun dalam penelitian ini bahasan produk LKMS dibagi berdasarkan jenis akadnya seba-gaimana berikut Seperti Tabungan Wadiah, Deposito Mudharabah, Murabahah, Pembiayaan mudharabah dan Pembiayaan Rahn.

Definisi Kinerja

(4)

atau lembaga (Bacal, 2004:4, Prayaman dan Simanjunyak, 2011:1, Suarto, 2014:3, Wibowo, 2007:9). Kinerja LKMS bisa dilihat dari berbagai aspek seperti operasional, komitmen, tolong menolong, kemampuan manajemen dan keterampilan, dukungan dari para aghniya, mampu memelihara kepercayaan masyara-kat, pendiriannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kemampuan dalam menghimpun dana dan sebagainya (Muhammad, 2009:84).

Menurut Junaedi (2002:280,381)   pengukuran

kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah penca-paian visi dan misi melalui bentuk-bentuk yang dita-warkan berupa produk, jasa, ataupun proses. Artinya, setiap kegiatan perusahaan harus dapat diukur dan dinyatakan keterkaitannya dengan pencapaian arah perusahaan di masa yang akan datang yang dinyatakan dalam visi dan misi perusahaan, oleh karenanya pengukuran kinerja dilihat dari baik-tidaknya aktivitas yang telah dilakukan dan mendapatkan hasil yang diinginkan.

Adapun indikator kinerja yang dianggap dapat menggambarkan kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Umur LKMS

Umur LKMS adalah usia LKMS mulai berdiri, hal ini merupakan salah satu penenntuan usia lama tidaknya keberadaan lembaga keuangan tersebut, kaitannta Umur LKMS dengan LKMS, asumsi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa umur LKMS bisa dikaitkan dengan respon nasabah, apakah sudah banyak membantu nasabahnya atau belum, sebagai-mana yang telah dilakukan oleh Martowijoyo (1999:3).

Jarak LKMS

Jarak merupakan salah satu penentu seseorang untuk memilih, baik untuk melakukan kegiatan ke-uangan maupun non keke-uangan, akses yang mudah dapat memberikan persepsi yang baik, LKM meru-pakan lembaga perantara keuangan yang bertujuan menyediakan akses yang mudah untuk nasabahnya (Arsyad, 2008:56) Adapun menurut Martowijoyo (1999:3) di antara faktor yang dapat mempengaruhi kinerja lembaga keuangan mikro adalah jarak rata-rata antara lokasi LKM dan lokasi nasabah, hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa adannya pengaruh yang signifikan antara jarak atau lokasi LKM dengan nasabah yang mau menjadi nasabah di LKM.

Waktu Pemerosesan

Waktu pemerosesan merupakan layanan purna jual yang harus dilakukan sebaik mungkin sebagai-mana yang diungkapkan oleh Arsyad (2008:56) kualitas layanan bisa diukur salah satunya dengan fleksebilitas dan kesesuaian layanan yang diberikan, menurutnya setiap layanan khususnya waktu pemerosesan laya-nan harus dilakukan secara cepat dan efektif agar dapat memberikan kepuasan bagi para nasabah. Hal ini juga diungkapkan oleh Martowijoyo (1999:3) bahwa di antara faktor yang dapat mempengaruhi kinerja adalah waktu pemerosesan setiap layanan yang ada di LKM tersebut, dan akan berakibat kepada kepua-san nasabah, asumsi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa waktu pemerosesan setiap layanan yang ada di LKMS akan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah produk yang ada di LKMS atau BMT.

Margin Pembiayaan Murabahah

Margin adalah adalah profit margin yaitu selisih antara nilai penjualan setelah mengungkapkan harga perolehan, menurut Arsyad ( 2008:57) kinerja LKM bisa diukur dengan melihat faktor Indeks ketergan-tungan subsidi, mengukur subsidi yang diterima ber-banding bunga/bagi hasil yang diperoleh atau subsidi tingkat bunga atau bagi hasil pada dana pinjaman atau pembiayaan.

Jumlah Santri yang Menabung

(5)

Penelitian Terdahulu

Rima Elya Dasuki dengan judul Optimaliasai Menciptakan Market Value Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Untuk Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) Melalui Pendekatan Resource Based View. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa LKMS perlu menentukan variabel pengukuran kinerja LKMS yang akan mendukung tercapainya market value yang diharapkan, adapun variabel pengukuran yang disarankan adalah Human Capital, Structural Capital, Costomer Capital.

Sumartono Martowijoyo dengan judul Kinerja Lembaga Keuangan Mikro dan Perilaku Masyarakat Pedesaan, metode yang digunakan adalah Korelasi jenjang spearman Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi kinerja ada-lah jarak ke lokasi nasabah dan selang waktu peme-rosesan kredit. Tergambar pula masih lugu dan mandi-rinya sifat pengusaha mikro pedesaan nasabah LKM dibanding pengusaha konglemrat nasabah bank umum.

METODE

Analisis statistik yang digunakan adalah statistik multivariat, Analisis multivariat merupakan alat analisis lebih dari dua variabel yang dianalisis secara simultan (Widarjono, 2010:1), contoh analisis multivariat yang digunakan pada penelitian ini adalah structural equa-tion modelling (SEM) hal ini untuk menjelaskan hubungan yang kompleks antar variabel dan indikator-indikator yang ada dalam penlitian ini.

Tempat penelitian dalam penelitian ini adalah Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) BMT Darut Tauhid dan pondok pesantren Darut Tauhid yang berada pada lokasi yang sama di wilayah Bandung Jawa Barat, waktu penelitian dilakukan pada tanggal 17 s/d 26 September 2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah BMT Darut Tauhid Bandung yang statusnya menjadi santri seperti santri mukim, santri tahfidz, santri karya, santri usia keemasan, Adapun pengam-bilan sampel dipilih berdasarkan metode non proba-bility sampling dalam bentuk convenience sampling yaitu suatu tekhnik pengambilan sampel yang dilaksanakan terhadap kenyamanan berkaitan dengan penyediaan data yang mudah diperolah (Supomo dan Idriantoro, 2003:130).

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini mengikuti apa yang dipersyaratkan dalam tekhnik ana-lisa Structural Equation Modelling (SEM). Ukuran sampel minimum yang disarankan adalah sebanyak 5 responden per variabel teramati atau indikator (Wijanto, 2008:46). Dengan demikian, karena variabel terukur dalam penelitian ini berjumlah 13, maka: Jumlah sampel = Jumlah Variabel terukur x 10 = 13 x 10= 130 sampel

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode structural aquation modelling (SEM) dioperasikan dengan menggunakan program Amos 22, secara garis besar tahapan penggunaan Metode structural aquation modelling (SEM) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Widarjono, 2010:309): (a) Spesifikasi Model. (b) Identifikasi Model. (c) Uji Kelayakan Model dan Uji Signifikansi. (d) Interpretasi dan Modifikasi Model.

Adapun untuk melihat kelayakan sebuah model Structural Equation Modelling (SEM) dapat mem-perhatikan hal-hal berikut (Widarjono, 2010:315): (1) Uji statistika Chi Squares. (2) Goodness Of Fit Index (GFI). (3) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI). (4) Root Mean Square Residual (RMSR) Model Structural Equation Modelling (SEM) bisa dikatakan layak jika paling tidak ada satu metode uji kelayakan tersebut terpenuhi, namun jika kelayakan model Structural Equation Modelling (SEM) bisa memenuhi lebih dari satu maka akan lebih baik.

Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan. Adapun variabel yang dipilih pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif Demografi Responden

(6)

dalam penelitian ini adalah 130 responden yang merupakan nasabah BMT Darut Tauhid yang ber-status sebagai santri pondok pesantren Darut Tauhid. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 150 kuesioner, namun yang bisa diambil kembali hanya sekitar 140 kuesioner, dari 140 kuesioner tersebut yang dimasuk-kan dalam penelitian ini sebanyak 130 kuesioner sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditetapkan diawal. Penelitian dilakukan sejak tanggal 17–26 September 2014, hasil observasi di Pondok pesantren Darut Tauhid menunjukkan bahwa Darut Tauhid memiliki santri yang ramah dan beragam baik dari jenjang usia, latar belakang pendidikan, besaran pendapatan, dan sebagainya. Persentase dari jumlah santri yang ada di pondok pesantren Darut Tauhid didominasi oleh akhwat.

Faktor-faktor yang menyebabkan banyaknya santri di pondok pesantren Darut Tauhid adalah karena pondok pesantren Darut Tauhid berada di lokasi yang sangat strategis dan bersentuhan langsung dengan masyarakat sekitar, dekat perguruan tinggi seperti UPI, dekat dengan pusat kota dan masyarakat menengah dan bawah. Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan 70% responden berstatus sebagai santri mukim, 20% santri karya dan 10% pegawai kopontren dan BMT Darut Tauhid.

Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner dengan

SPSS

Sebelum mengolah data penelitian dengan Struc-tural Equation Modelling (SEM), terlebih dahulu Tabel 1. Definisi Operasional Variabel

No Indikator Teori Definisi Operasional Variabel

1 Umur LKMS (Martowijoyo 1999 : 3) Umur LKMS adalah usia LK MS dari sejak berdiri sampai dengan saat ini dan peranannya dalam membantu nasabahnya

2 Jarak LKMS (Martowijoyo 1999 : 3) Jarak LKMS adalah jarak antara LKMS dan nasabah dalam hal ini santri (jarak BMT dan pondok pesantren)

3 Waktu Pemerosesan (Arsyad 2008 : 56) Waktu pemerosesan adalah proses setiap layanan yang ada di BMT Darut Tauhid

4 Margin Pembiayaan Murabahah

(Arsyad 2008 : 57) Margin adalah keuntungan dalam pembiayaan murabahah yang ditetapkan oleh BMT Darut Tauhid

5 Jumlah Santri Yang Menabung

(Arsyad 2008 : 58) Jumlah santri yang menabung adalah jumlah santri yang menjadi nasabah d i BMT Darut Tauhid

6 Tabungan Wadiah (Sudarsono, 2008 : 64) Tabungan titipan yang dapat diambil kapan saja sesuai dengan jangka waktu yang d isepakati

7 Deposito Mudharabah

(Buchori, 2012 : 20) Simpanan berjangka yang dikelola dengan prinsip bagi hasil

Sumber: Data penelitian diolah

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel

Sumber: Data penelitian diolah

No Indikator Teori Definisi Operasional Variabel

1 Pembiayaan Murabahah

(Iska, 2012 : 171) Murabahah adalah akad jual beli d engan harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati

2 Pembiayaan Mudharabah

(Antonio, 2010 : 150) Produk pembiayaan produktif yang disalurkan kepada nasabah

3 Pembiayaan Rahn (Buchori, 2012 : 64) Pembiayaan gadai yang digunakan untuk kosumtif atau produktif

4 Mini Market Smm Unit Usaha BMT DT -

5 Cafe Darul Jannah Unit Usaha BMT DT -

(7)

dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui ketepatan butir-butir pertanyaan kuesioner. Pada uji validitas, corrected item total correlation setiap butir pertanyaan diperbandingkan dengan nilai ttabel dengan taraf nyata ()= 5% pada (df) n-2. Dengan derajat bebas sebesar 128, maka corrected item total harus lebih besar atau sama dengan 0,144 agar butir pertanyaan dinyatakan valid. Sementara dalam uji reliabilitas dilihat koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha). Jika koefisien reliabilitas mendekati 1 sangat baik, jika berada di atas 0,8 baik, tetapi bila berada di bawah nilai 0,6 tidak baik. Angka yang didapatkan semakin tinggi koefisien korelasi berarti semakin konsisten antara hasil penggunaan dua tes tersebut semakin baik dan hasil ukur dua tes dikatakan sema-kin reliabel. Sebaliknya jika dua tes yang dianggap paralel ternyata menghasilkan skor yang satu sama lain berkorelasi rendah maka dapat dikatakan relia-bilitas hasil ukur tes tersebut tidak tinggi. Validitas biasanya dinyatakan oleh korelasi antara distribusi skor tes yang bersangkutan dengan distribusi skor

suatu kriteria yang relevan Berdasarkan hasil perhitungan SPSS2 pada tabel 3.

Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan bahwa rhitung > dari rtabel, di mana df=N-2 (130) -2 =128 nilai df = 0,144, hasil ini menunjukkan bahwa semua butir-butir pertanyaan yang ada pada instrumen kinerja LKMS dalam mendukang kegiatan ekonomi rakyat berbasi pesantren tersebut adalah valid. Dengan demikian seluruh butir pertanyaan dapat digunakan dalam prosedur penelitian ini, hal ini juga tergambar dari hasil data yang diperoleh semua nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,600 dan dapat disimpulkan bahwa data yang berkaitan dengan variabel kegiatan ekonomi UMKM, Produk LKMS, Kinerja LKMS sudah reliabel.

Uji Structural Equation Modeling (SEM)

SEM yang dioperasikan melalui program AMOS 22. Model struktural adalah hubungan antar konstruk yang mempunyai hubungan causal (sebab akibat)

Tabel 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Penelitian

Sumber: Data kuesioner,diolah

Keterangan:

KE1 : Mini Market Smm KE2 : Cafe Darul Jannah

KE3 : Hotel Darul Jannah PL1 : Tabungan Wadiah

PL2 : Deposito Mudharabah PL3 : Pembiayaan Murabahah

PL4 : Pembiayaan Mudharabah PL5 : Rahn

KL1 : Umur LKMS KL2 : Jarak LKMS

KL3 : Waktu Pemerosesan Kl4 : Margin Pembiayaan Murabahah KL5 : Jumlah Santri Yang menabung

Butir

Pertanyaan Korelasi Pearson R tabel

Cronbach’s

Alpha Keterangan

KE1 0,562 0,144 0,767 Valid

KE2 0,536 0,144 0,773 Valid

KE3 0,393 0,144 0,782 Valid

PL1 0,385 0,144 0,782 Valid

PL2 0,575 0,144 0,769 Valid

PL3 0,507 0,144 0,774 Valid

PL4 0,393 0,144 0,782 Valid

PL5 0,527 0,144 0,770 Valid

KL1 0,369 0,144 0,784 Valid

KL2 0,525 0,144 0,769 Valid

KL3 0,250 0,144 0,806 Valid

KL4 0,274 0,144 0,800 Valid

KL5 0,522 0,144 0,770 Valid

(8)

dengan demikian akan ada variabel independen dan dependen. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan program AMOS22, hasil yang didapatkan sebagaimana tabel 4.

Berdasarkan hasil hitung Maximum Likelihood Estimates dengan program Amos 22 dapat dijelaskan sebagaimana tabel 5.

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa semua

Tabel 4. Evaluasi Goodness of Fit Model

Sumber: Data kuesioner, diolah

Goodness of Fit Cut Off Keterangan

(2) (3) (4)

Chi-Square p-value

131,(P = 0.00 ) Marginal Fit

RMSEA 0.09 Margina Fit

RMR 0.03 G ood Fit

NFI 0,72 Marginal Fit

CFI 0,82 G ood Fit

IFI 0,83 G ood Fit

RFI 0,65 Marginal Fit

Hoelter 81 G ood Fit

GFI 0,87 G ood Fit

AGFI 0.81 0 G oodFit

Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan bahwa ada 6 ukuran GOF yang menunjukkan kecocokan yang baik walaupun perbedaannya sedikit, dan 4 ukuran yang menunjukkan kecocokan marginal, dapat disim-pulkan bahwa kecocokan konstruk adalah baik, hal ini juga didukung dengan hasil dari degrees of freedom yang postif senilai 62, sehingga pengujian model sudah fit. Dasar Keputusan hipotesis: Jika Nilai Probability (P) (Regression Wights) <0,005, atau jika nilai CR (Regression Wights) lebih besar dari nilai kritisnya ttabel, ada hubungan dan bisa dikatakan valid (Santoso, 2014:152). Adapun untuk mengukur reliabi-litas jika semua factor loading estimate (Standar-dized Regression) menunjukkan angka di atas 0,5 maka data reliabel (Santoso, 2014:132). Perumusan Hipotesis:

H1 : Semakin tinggi kinerja Lembaga Keuangan Mikro Syariah, maka akan berpengaruh positif terhadap pemanfaatan produk Lembaga Keuangan Mikro Syariah.

H2 : Semakin banyak produk yang diminati masya-rakat, maka akan berpengaruh positif terhadap bertambahnya kegiatan ekonomi UMKM rakyat berbasis pesantren.

indikator valid dan reliabel karena semua nilai Cr > kritisnya, semua nilai P berada di bawah 0,05, namun secara konstruk ada yang tidak signifikan, hal ini dapat dijelaskan bahwa hipotesis yang pertama menunjuk-kan kinerja LKMS dengan produk LKMS memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai perolehan Cr (4,083) >1,96 nilai P, 0,00 < 0,05 ketika kinerja LKMS semakin baik maka akan berpengaruh positif terha-dap bertambahnya produk LKMS. Aterha-dapun hipotesis yang kedua ditolak karena tidak ada pengaruh yang signifikan antara produk LKMS dengan kegiatan ekonomi dengan nilai perolehan Cr (1,510) <1,96, nilai P 0,13 > 0,05. Adapun secara gambar dapat kita lihat sebagaimana gambar 1.

(9)

0,05 dengan nilai estimate 1,00, KL2 dengan nilai P 0,00 < 0,05 dengan nilai estimate 1,00, KL5 dengan nilai P 0,00 < 0,05 dengan nilai estimate 1,00, KL1 dengan nilai P 0,00 < 0,05 dengan nilai estimate 0,68, KL4 dengan nilai P 0,08 < 0,05 dengan nilai estimate 0,55, KL3 dengan nilai P 0,01 < 0,05 dengan nilai

estimate 0,54. Hasil ini menunjukkan bahwa PL1, PL2, PL3, PL4, PL5, KE1, KE2, KE3, KL1, KL2, KL3, KL4 dan KL5 dapat menggambarkan variabel kinerja LKMS, variabel konstruk yang memiliki pengaruh adalah antara kinerja dengan produk LKMS dengan nilai estimate sebesar 0,08 < 0,05. Adapun produk LKMS dan kegiatan ekonomi tidak memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai estimate sebesar 2,22 > 0,05. Adapun Squared Multiple Correlations yang dihasilkan dari masing-masing idikator sebagai berikut: Berdasarkan tabel 6 dapat dijelaskan bahwa dari tiga variabel laten yaitu kinerja LKMS dan Produk LKMS serta kegiatan ekonomi indikator yang paling banyak dapat menggambarkan variabel latennya ada-lah PL5 (Rahn) 40,9%, PL2 (Deposito Mudharabah) 44,1%, KL5 (Jumlah santri yang menabung) 43%, KE1 (Mini Market Smm) 41,2%, Perolehan persentase yang rendah terdapat pada indikator PL4 (Pembiaya-an mudharabah), KL4 (Margin pembiayaa(Pembiaya-an murabahah) dan KL3 (Waktu pemerosesan) hasil ini juga menggambarkan bahwa dari 13 variabel indikator yang memiliki persantase yang cukup baik adalah 8 indikator yang memiliki persentase lebih dari 30%. Tabel 5. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengukuran

Sumber: Data kuesioner, diolah

Variabel Nilai Cr Nilai Kritis Nilai P Factor Loading

Estimate Keterangan Hipotesis

PL1 5,128 >1,96 0,00 0,50 Valid Reliabel H1 Data

Mendukung

Cr (4,083) >1,96 P, 0,00 <

0,05

PL2 5,128 >1,96 0,00 0,66 Valid Reliabel

PL3 4,765 >1,96 0,00 0,58 Valid Reliabel

PL4 3,624 >1,96 0,00 0,38 Valid Reliabel

PL5 5,027 >1,96 0,00 0,64 Valid Reliabel

KL1 4,030 >1,96 0,00 0,54 Valid Reliabel H2 Data

tidak Mendukung

Cr (1,510) <1,96 P, 0,13 >

0,05

KL2 5,040 >1,96 0,00 0,56 Valid Reliabel

KL3 2,422 >1,96 0,01 0,64 Valid Reliabel

KL4 2,632 >1,96 0,08 0,65 Valid Reliabel

KL5 2,632 >1,96 0,00 0,57 Valid Reliabel

KE1 5,555 >1,96 0,00 0,54 Valid Reliabel

KE2 5,128 >1,96 0,00 0,56 Valid Reliabel

KE3 2,128 >1,96 0,00 0,53 Valid Reliabel

Gambar 1. Structural Model Kinerja LKMS

(10)

Adapun hubungan masing-masing indikator terhadap indikator yang lain dapat dijelaskan sebagaimana tabel 7.

(Margin pembiayaan murabahah) 0,034 maka jumlah nasabah yang memanfaatkan produk naik sebesar 0,011 dan kegiatan ekonomi sebesar 0,007, dan ketika KL5 naik 0,176 maka jumlah nasabah yang meman-faatkan produk naik sebesar 0,058 dan kegiatan ekonomi sebesar 0,036. Adapun produk LKMS ketika PL1 bertambah 0,070 maka kinerja naik sebesar 0,088 dan kegiatan ekonomi sebesar 0,036, ketika PL2 bertambah sebesar 0,129 maka kinerja naik sebesar 0,162 dan kegiatan ekonomi sebesar 0,067, ketika PL3 bertambah sebesar 0,095 maka kinerja naik sebesar 0,119 dan kegiatan ekonomi sebesar 0,050, ketika PL4 bertambah sebesar 0,051 maka kinerja naik 0,065 dan kegiatan ekonomi sebesar 0,27, dan ketika PL5 ber-tambah sebesar 0,100 maka kinerja naik sebesar 0,125 dan kegiatan ekonomi sebesar 0,052.

Adapun untuk kegiatan ekonomi, ketika KE1 (Mini Market Smm) 0,048 maka jumlah nasabah yang memanfaatkan produk bertambah 0,111 dan kinerja naik sebesar 0,055, ketika KE2 (Cafe Darul Jannah) Tabel 6. Squared Multiple Correlations

Sumber: Data kuesioner, diolah

Variabel Estimate

PL1 Produk 24,8%

PL2 Produk 44,1%

PL3 Produk 33,8%

PL4 Produk 15%

PL5 Produk 40,9%

KE3 Kegiatan 30,1%

KE2 Kegiatan 32,4%

KE1 Kegiatan 41,2%

KL5 Kinerja 43%

KL4 Kinerja 0,74%

KL3 Kinerja 0,62%

KL2 Kinerja 32,3%

KL1 Kinerja 18,8%

Tabel 7. Skor Hubungan Antar Indikator

Variabel KL1 KL2 KL3 KL4 KL5 KE1 KE2 KE3

Kinerja ,080 ,111 ,029 ,034 ,176 ,055 ,057 ,046 Produk ,026 ,036 ,009 ,011 ,058 ,111 ,114 ,092 Kegiatan ,016 ,023 ,006 ,007 ,036 ,048 ,049 ,040 Sumber: Data kuesioner, diolah

Tabel 8. Skor Hubungan Antar Indikator

Sumber: Data kuesioner, diolah

Variabel PL5 PL4 PL3 PL2 PL1

Produk ,100 ,05 1 ,095 ,129 ,070

Kegiatan ,052 ,02 7 ,050 ,067 ,036

Kinerja ,125 ,06 5 ,119 ,162 ,088

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kinerja LKMS dengan peman-faatan jumlah produk LKMS dan kegiatan ekonomi walaupun peningkatannya tidak terlalu signifikan. ketika KL1 (Umur LKMS) naik sebesar 0,080 maka jumlah nasabah yang memanfaatkan produk naik sebesar 0,026 dan kegiatan ekonomi sebesar 0,016, ketika KL2 (Jarak LKMS) naik 0,111 maka jumlah nasabah yang memanfaatkan produk naik sebesar 0,036 dan kegiatan ekonomi sebesar 0,023, ketika KL3 (Waktu pemerosesan) naik 0,029 maka jumlah nasa-bah yang memanfaatkan produk naik sebesar 0,009 dan kegiatan ekonomi sebesar 0,006, ketika KL4

0,049 maka jumlah nasabah yang memanfaatkan produk bertambah sebesar 0,114 dan kinerja sebesar 0,057, dan ketika KE3 0,040 maka jumlah nasabah yang memanfaatkan produk bertambah sebesar 0,092 dan kinerja bertambah sebesar 0,046.

(11)

kinerja yang baik khususnya pada produk tabungan berjangka.

Kinerja merupakan salah satu elemen penting dalam mengukur peran BMT Darut Tauhid sebagai lembaga keuangan mikro syariah yang beroperasi pada masyarakat menengah dan bawah. Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa kinerja BMT Darut Tauhid memiliki pengaruh yang positif terhadap pemanfaatan produk BMT Darut Tauhid, artinya secara umum BMT Darut Tauhid telah memiliki ki-nerja yang baik khususnya pada produk tabungan berjangka.

Hasil penelitian juga mendukung teori yang diungkapkan Arsyad (2008:59) bahwa Kinerja LKM atau LKMS bisa diukur dengan melihat kemandirian lembaga tersebut financially viable dan jangkauan LKM atau LKMS terhadap nasabahnya, seperti pe-netrasi pasar, persentase nasabah dan kualitas layanan dimana semua kategori tersebut di atas dapat disebut sebagai kinerja.

Berdasarkan hasil perhitungan antara model sebelum dimodifikasi dan sesudah modifikasi, persen-tase hubungan dan pengaruh antar variabel indikator masih jauh lebih baik sebelum dilakukan modifikasi model, walaupun hasilnya lebih fit setelah dilakukan modifikasi variabel dengan turunnya angka Chis-quare, naiknya nilai p value dan positifya nilai df.

Mengenai kinerja LKMS, indikator yang paling banyak menggambarkan tentang kinerja sebagaimana hasil dari perhitungan SEM sebelum dimodifikasi adalah KL5 (Jumlah santri yang menabung) sebesar 43% dan KL2 (Jarak LKMS) sebesar 32,3%, hasil ini menunjukkan bahwa santri di Darut Tauhid secara umum telah memiliki tabungan di BMT Darut Tauhid, dan alasan memilih menabung di BMT Darut Tauhid yang paling umum adalah karena faktor jarak LKMS dan pondok pesantren yang tidak berjauhan.

Banyaknya santri yang sudah memanfaatkan ke-beradaan BMT Darut Tauhid, memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan jumlah pemanfaatan produk yang ada di BMT Darut Tauhid. Hasil wawan-cara dengan beberapa responden menjelaskan bahwa faktor-faktor penyebab santri menjadi nasabah di BMT Darut Tauhid antara lain adalah Jarak yang dekat, keberadaan BMT yang sudah cukup lama dan banyaknya santri yang memilki pendapatan/kiriman dari orang tua > Rp.1000.000.

Berdasarkan hasil kuesioner dan uji skala likert menggambarkan hasil yang serupa dengan analisis SEM di mana respon nasabah terhadap produk yang ditawarkan, para responden lebih tertarik pada PL2 (Produk deposito) sebesar 44,1%, artinya santri me-nabung tidak hanya sebatas untuk konsumtif, namun juga untuk diinvestasikan di BMT Darut Tauhid. Artinya santri di Darut Tauhid sebagian sudah berfikir produktif dan tidak hanya konsumtif. Adapun untuk produk lending yang paling banyak mendapatkan respon positif adalah PL5 (Rahn) sebesar 40,9%.

Indikator berikutnya yang mendapatkan respon positif dari para responden adalah PL3 (Produk pem-biayaan murabahah) sebesar 33,8%, produk ini digu-nakan nasabah sebagai fasilitas jual beli untuk meme-nuhi kebutuhan para santri khususnya kebutuhan-kebutuhan konsumtif. Sedangkan, PL1 (Tabungan wadiah) mendapatkan respon dari responden sebesar 24,8%, produk ini digunakan nasabah sebagai fasilitas tabungan yang bisa diambil kapan saja. Setelah wa-wancara dilakukan menunjukkan bahwa banyak nasabah yang sudah memanfatkan produk tabungan wadiah, meskipun hasil pengujian secara statistik menunjukkan bahwa respon terhadap produk ini hanya sebesar 24,8%.

(12)

juga untuk diinvestasikan di BMT Darut Tauhid. Artinya santri di Darut Tauhid sebagian sudah berfikir produktif dan tidak hanya konsumtif. Adapun untuk produk lending yang paling banyak mendapatkan respon positif adalah PL5 (Rahn) sebesar 40,9%.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja LKMS memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan produk LKMS, artinya secara umum BMT Darut Tauhid telah memiliki kinerja yang baik khususnya pada produk tabungan berjangka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pemanfaatan produk LKMS terhadap kegiatan ekonomi UMKM rakyat berbasis pesantren, artinya belum semua kegiatan ekonomi UMKM yang ada di pondok pesantren Darut Tauhid telah memanfaatkan keberadaan BMT Darut Tauhid.

Saran

Pemerintah

Indikator kinerja yang paling banyak memiliki respon positif adalah jumlah santri menabung dan jarak LKMS, dengan hasil ini pemerintah perlu kiranya untuk menjadikan pesantren sebagai laboratorium LKMS.

BMT Darut Tauhid

Walaupun saat ini secara umum santri sudah menjadi nasabah di BMT Darut Tauhid, namun dalam rangka menfasilitasi kebutuhan-kebutuhan santri. BMT Darut Tauhid perlu kiranya melakukan sosiali-sasi kepada para santri mengenai kesadaran mena-bung dan pengenalan produk-produk yang ada di BMT Darut Tauhid khususnya produk pembiayaan.

Indikator kinerja yang memiliki respon positif berikutnya adalah indikator jarak, walaupun saat ini jarak antara BMT Darut Tauhid dan pondok pesan-tren Darut Tauhid tidak berjauhan, namun, dalam rangka memenuhi setiap kebutuhan nasabah baik santri maupun yang bukan santri dan memobilisasi dana yang dimiliki oleh masyarakat agar dapat diman-faatkan secara optimal, BMT Darut Tauhid perlu

kiranya melakukan kerjasama dengan unit-unit yang ada di pondok pesantren Darut Tauhid.

Akademik dan Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini tentunya masih banyak keku-rangan dan keterbatasan diantaranya terbatasnya indikator kegiatan ekonomi yang dimasukkan dalam penelitian ini, hal ini perlu kiranya dikembangkan lebih jauh baik dari lingkungan akademisi maupun non akademisi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

DAFTAR RUJUKAN

Ahmad, Z., Ridwan, F., Baihaqi, dan Imam, Subaki. 2011. Pengaruh Modal Sosial terhadap Kinerja Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (LKMS) dan Kesejah-teraan Masyarakat pada LKMS di Pondok Pesantren Al-Islah, Kebupaten Cirebon, Jawa Barat (Prosiding Dalam Rangkaian Seminar Internasional dan Call For Papers ”Towards Excellent Small Business” Yogyakarta.

Alhifni, A. 2012. Persepsi Santri terhadap Perbankan Syariah (Studi Pondok Pesantren Abdussalam Kalimantan Barat) Skripsi Universitas Djuanda Bogor.

Arsyad, L. 2008. Lembaga Keuangan Mikro, Institusi Kinerja dan Sustanabilitas. Yogyakarta: CV Andi. Bacal, R. 2004. How to Manage Performance. New York:

McGraw-Hill Companies, Inc.

Bakhri, S., dan Mukh. 2011. Sukses Ekonomi Syariah di Pesantren. Cipta Pasuruan Sidogiri.

Buchori. Nur, S. 2012. Koperasi Syariah. Jakarta: Aufa Media.

Dasuki, E., dan Rima. 2011. Optimaliasai Menciptakan Mar-ket Value Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) untuk Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui Pendekatan Resource Based View. Jurnal Coopetition Volume II No 1.

Harjito, D., Agus, S., Abdi, S., dan Arifin, S. 2008. Studi potensi Potensi Ekonomi dan Kebutuhan Pondok Pesantren Se Karesidenan Kedu Jateng. Jurnal Penelitian dan Pengabdian dppm UII. Volume 6-No 1.

Jugiyanto. 2011. Konsep dan Aplikasi Structural Equa-tion Modelling Bebasis Varian dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan, STIM YKPN.

(13)

Perusahaan-Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.2, No.2, pp.1–28.

Khadijah, S. Saleh, K., dan Haryadi. 2013. Sustainability of Islamic Micro Finance Institutions (IMFIs). Univer-sal Journal of Accounting and Finance 1(2):70–77. Martowijoyo, S. 1999. Kinerja Lembaga Keuangan Mikro

dan Perilaku Masyarakat Pedesaan Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Volume 1, Nomor 4. Jakarta: Penerbit Bank Indonesia.

Muarti, S., dan Sholahuddin, M. 2012. Peran Keuangan Lembaga Mikro Syariah untuk Usaha Mikro di Wonogiri, Jurnal Penelitian, Fakultas Ekonomi Uni-versitas Muhammadiyah. ISBN : 978-979-636-147-2. Muhammad. 2009. Lembaga Keuangan Mikro Syariah.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Obaidullah, M. Role of Microfinance in Poverty Allevia-tion. 2008. Lessons from Experiences Selected IDB Member Countries, Islamic Research and Training Institute,Member of Islamic Development Bank Group pp.

Payaman, J., dan Simanjunyak. 2011. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta.

Rahman, M.M. 2010. Islamic Micro-fnance Programme and its Impact on Rural Poverty Alleviation, International Journal of Banking and Finance Volume 7.

Rahardja, P., dan Mandala, M. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: FEUI.

Ridwan, M. 2004. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil. Yogyakarta: UII Pres.

Salidin, D. 2000. Konsep Dasar Ekonomi dan Lembaga Keuangan Islam. Bandung : Linda Karya.

Santoso, S. 2014. Structural Equation Modelling Konsep dan Aplikasi dengan AMOS22. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Suarto. 2014. Manajemen Kinerja. Jakarta: Penerbit Cahaya Atma Pustaka.

Sudarsono, H. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: EKONISIA, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Supomo, B., dan Idriantoro, N. 2003. Penelitian Bisnis, Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM, BPFE.

Usman, H., dan Mustafa, E. 2007. Proses Penelitian Kuanti-tatif. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Wijanto, S.H. 2008. Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8: Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gambar

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Penelitian
Tabel 4. Evaluasi Goodness of Fit Model
Gambar 1. Structural Model Kinerja LKMSSumber: Data kuesioner, diolah
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan keterampilan proses pada pembelajaran matematika pokok bahasan Pecahan dan meningkatkan

JURUSAN MATEMATIKA-INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER I II III IV V EXIT METODE PENELITIAN Studi Pendahuluan Pembuatan Model Matematika Analisis Sistem Analisis Hasil

Hasil pengembangan produk dan ujicoba terbatas menunjukan bahwa fitur-fitur dalam aplikasi yang meliputi learn , quiz , dan about dapat digunakan sebagai media

integritas dan disiplin dalam wirausaha, BK 3 Aspek inovasi dan proaktif dalam wirausaha, BK 4 Peran motivasi dan keputusan dalam berwirusaha, BK 5 Modal investasi

Data ini semakin jelas terlihat pada hasil analisa komponen serat, dimana perlakuan ransum yang menggunakan 35% jerami padi fermentasi memiliki kecernaan sellulosa dan

Untuk aspek lingkungan, CV.Anugrah Pratama diproyeksikan layak karena secara keseluruhan kegiatan operasional CV.Anugrah Pratama tidak terlalu merusak lingkungan, limbah

Dengan adanya permasalahan ini, peneliti akan meneliti faktor yang memengaruhi kondisi fisik siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat SMPN 1 Ngariboyo di

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merasa termotivasi dan tertarik untuk melakukan penelitian yang hasilnya akan dituangkan dalam