MANUAL PENENTUAN STATUS DAN
FAKTOR PENGUNGKIT UNTUK
PERENCANAAN DAN MONEV
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
2014
P
P
P
E
E
E
N
N
N
D
D
D
A
A
A
H
H
H
U
U
U
L
L
L
U
U
U
A
A
A
N
N
N
Penentuan status dan faktor pengungkit Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) menggunakan beberapa program kemasan yang telah dirancang untuk kepentingan tersebut. Program kemasan telah dirancang oleh Dr. Ir. Sugeng Budiharsono, Ketua Tim Ahli dari kegiatan Revitalisasi Pengembangan Ekonomi Lokal. Program kemasan yang digunakan adalah Program RALED (Rapid Assessment Techniques for Local Economic Development) dan Program Penentuan Bobot untuk Aspek PEL.
Program RALED merupakan program yang dimodifikasi dari Program RAPFISH (Rapid Assessment Techniques for Fisheries) yang dikembangkan oleh Fisheries Center, University of British Columbia, Kanada. Modifikasi yang telah dilakukan hanya pada dimensi maupun indikatornya saja. Indikator pada RALED ini mengacu kepada indikator yang telah dikembangkan oleh Direktorat Perekonomian Daerah, BAPPENAS khusus untuk PEL. Indikator tersebut dikembangkan berdasarkan konsep Heksagonal PEL, yang terdiri dari enam aspek yaitu: Kelompok Sasaran, Faktor Lokasi, Kesinergian dan Fokus Kebijakan, Pembangunan Berkelanjutan, Tata Pemerintahan dan Proses Manajemen. Hasil analisis dengan menggunakan Program RALED ini berupa indeks dan faktor pengungkit dari masing-masing aspek PEL. Akan tetapi Program RALED ini tidak dapat menentukan status PEL secara keseluruhan.
Penentuan status PEL secara keseluruhan menggunakan program lainnya, yaitu Program PENENTUAN BOBOT UNTUK ASPEK PEL. Hasil analisis dari program ini berupa bobot dari masing-masing aspek PEL. Dengan diketahuinya
CARA MENGINSTAL
RALED
Program RALED adalah modifikasi dari Program RAPFISH sehingga cara menginstall program RALED untuk Microsoft Excel 2003, yaitu sebagai berikut: 1. Copy folder program RALED, yang ada dalam folder RALED dari CD ke
komputer, misalnya ke hardisk C. Sehingga program ada di direktori C, yaitu sebagai berikut C:\RALED\RALED SBH
2. Buka program Excel, dan lihat apakah folder RALED sudah berada pada default directory, yaitu C atau tidak. Untuk mengeceknya, klik menu Tools
pada bagian atas program Excel, setelah itu klik Options, lalu klik General. Lihat di kotak Options, kemudian di depan Default file location, harus ditulis C:\RALED\RALED SBH seperti yang disajikan pada Gambar 1.
3. Klik menu Tools pada bagian atas worksheet kemudian klik Add-Ins. Kemudian lihat dalam kotak Add-Ins, apakah Rapfish version 5 (Agustus 2001)
sudah atau belum, kalau belum ada klik tombol Browse, lalu cari file Rap1.xla yang ada di folder C:\RapfishExcels, lalu klik tombol OK. Kalau sudah ada beri tanda √ pada Analysis Toolpak VBA, Rapfish version 5 (Agustus 2001) dan
4. Bukalah, salah satu file analisis RALED, misalnya file ANALISIS RALED UNTUK TATA PEMERINTAHAN. Kemudian lihatlah apakah dalam Worksheet tersebut ada tombol RALED atau tidak. Apabila tidak ada maka ikuti instalasi sebagai berikut.:
a. Klik menu Tools pada bagian atas worksheet, kemudian klik Customize, lalu klik Toolbars pada Kotak Customize. Lihat apakah ada dalam Kotak tersebut tulisan RALED, apabila sudah ada lalu beri tanda √didepan tulisan
b. Pada Kotak Customize, klik menu Command, lalu cari menu Macros, lihat di bagian sebelah kanan ada menu Custom Menu Item dan pindahkan ke bagian bawah RALED , seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Menu Custom Menu Item setelah ditaruh di bawah Kotak RALED .
c. Klik lagi tombol menu Modify Selection, kemudian klik menu Assign Macro, lalu tulis pada kolom Macro name di kotak Assign Macro dengan tulisan Main_Initialize seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6. Setelah itu tekan tombol menu Close.
d. Tekan menu Modify Selection pada kotak Customize, lalu tekan menu
Cara menginstall program RALED untuk Microsoft Excel 2007 adalah sebagai berikut:
1. Copy folder program RALED, yang ada dalam folder RALED dari CD/USB stick ke komputer, misalnya ke hardisk C.
2. Bukan program Microsoft Excel, dan lalu klik tombol Office button sehingga akan muncul seperti yang ada pada Gambar 7.
Gambar 8. Tampilan setelah Mengklik Tombol Excel Options
4. Selanjutnya klik tombol Save dan akan muncul seperti pada Gambar 9. Pada kolom Default file location, yaitu: C:\Document and Setting\intel\My Dodument kemudian diganti menjadi C:\RALED\RALED SBH seperti yang dapat dilihat pada Gambar 10.
6. Apabila pada kotak Add-Ins seperti yang dapat dilihat pada Gambar 12 belum ada tulisan Rapfish version 5 (August 2001), maka klik tombol Browse dan akan muncul tampilan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 13. Selanjutnya cari file Rap1 yang ada di C:\RALED\RALED SBH dan akan muncul tampilan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 14. Kemudian klik tulisan Rap1 tersebut dan akan muncul tampilan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 15, setelah itu klik khususnya tombol Rapfish version 5 dan Solver Add-Ins, lalu klik tombol Ok.
7. Klik tombol Home, lalu klik tombol View dan Macro, selanjutnya klik tombol View Macro dan akan muncul tampilan seperti pada Gambar 16. Kemudian di bawah tulisan Macro name ditulisa Main_Initialize, lalu tekan tombol Run dan
Cara menginstall program RALED untuk Microsoft Excel 2010 adalah sebagai berikut:
1. Copy folder program RALED, yang ada dalam folder RALED dari CD/USB stick ke komputer, misalnya ke hardisk C.
2. Buka program Microsoft Excel seperti Gambar 18, dan lalu klik tombol tulisan
File pada bagian kiri atas, sehingga akan muncul seperti yang ada pada
Gambar 19.
3. Selanjutnya klik tombol Excel Options dan akan muncul seperti pada Gambar 20.
4. Langkah selanjutnya sama dengan cara menginstall pada Excel 2007.
CARA MENGOPERASIKAN
PROGRAM RALED
Program RALED yang sudah diinstall, sudah dapat dgunakan untuk menganalisis status PEL, mengidentifikasi faktor pengungkit maupun melakukan analisis Monte Carlo. Tahapan pengoperasian Program RALED adalah sebagai berikut:
1. Buka File ANALISIS RALED UNTUK TATA PEMERINTAHAN, kemudian klik worksheet Rapscores. Isilah nilai pada baris Tata Pemerintahan mulai dari sel D2 sampai L2, berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden. Contoh kuesioner Penentuan Nilai Indikator Pengembangan Ekonomi Lokal yang dikermbangkan oleh Direktorat Perekonomian BAPPENAS disajikan pada
Lampiran 1. Apabila hanya ada satu nilai, karena kuesioner diisi secara musyawarah oleh seluruh responden, maka nilai tersebut langsung dimasukkan ke dalam baris Tata Pemerintahan. Akan tetapi bila ada banyak kuesioner yang diisi oleh masing-masing responden, maka nilai yang yang dimasukkan adalah nilai median. Cara mencari nilai median adalah sebagai berikut.
a. Buatkan senarai nilai dari dari seluruh responden untuk masing-masing indikator dalam aspek TATA PEMERINTAHAN. Sebagai contoh ada 9 responden yang memberikan nilai seperti yang dapat dillihat pada Tabel 1. b. Kemudian dari nilai-nilai dalam Tabel 1 dicari nilai modusnya (mode).
Modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam deretan Angka-angka/ daftar angka seperti dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Nilai dari Masing-masing Responden
Tabel 2. Nilai Modus
2. Masukkan nilai median tersebut ke baris Tata Pemerintahan mulai dari kolom D2 sampai dengan L2, pada worksheet Rapscores pada File ANALISIS RALED UNTUK TATA PEMERINTAHAN, seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 18.
Gambar 18. Worksheet setelah Nilai Median Dimasukkan ke dalam Baris Tata Pemerintahan dari sel D2 sampai dengan L2.
Gambar 19. Kotak Rapfish Analysis
4. Isilah kotak-kotak yang kosong pada Kotak Rapfish Analysis sebagai berikut: a. Kotak kosong di depan Number of Fisheries, diisi dengan jumlah
c. Kotak kosong di depan tulisan Name of Fisheries are in Excel
Column diisi dengan letak kolom tulisan Tata Pemerintahan. Pada
kasus ini tulisan Tata Pemerintahan terletak pada kolom A, sehingga yang diisikan pada kotak tersebut adalah huruf A.
d. Kotak kosong di bawah tulisan NUMBER of attributes diisi dengan jumlah indikator/atribut yang digunakan. Pada kasus ini, Aspek Tata Pemerintahan menggunakan 9 indikator/atribut, sehingga yang diisikan pada kotak tersebut adalah angka 9.
e. Kotak kosong di bawah tulisan Column letter of 1st attribute diisi dengan kolom dimana terletak atribut/indikator yang pertama. Pada kasus ini indikator/atribut yang pertama terletak pada kolom D, sehingga kotak tersebut diisikan dengan huruf D.
f. Kotak kosong di bawah tulisan REFERENCE diisi dengan angka 4.
g. Kotak kosong di bawah tulisan ANCHORs diisi dengan jumlah baris Anchor. Pada kasus ini jumlah baris pada Anchor ada 15, yaitu mulai dari baris ke-9 sampai dengan baris ke-24.
h. Kotak kosong di depan tulisan GOOD diisi dengan letak baris tulisan
GOOD pada worksheet. Pada kasus ini, tulisan GOOD terletak pada
baris ke-5, sehingga kotak tersebut diisi dengan angka 5.
i. Kotak kosong di depan tulisan BAD diisi dengan letak baris tulisan BAD pada worksheet. Pada kasus ini tulisan BAD terletak pada baris ke-6, sehingga kotak tersebut diisi dengan angka 6.
j. Kotak kosong di depan tulisan UP diisi dengan letak baris tulisan UP pada worksheet. Pada kasus ini tulisan UP terletak pada baris ke-7, sehingga kotak tersebut diisi dengan angka 7.
k. Kotak kosong di depan tulisan DOWN diisi dengan letak baris tulisan
m.Kotak kosong di depan tulisan Number of random repeat diisi dengan angka 25.
n. Kotak kosong di depan tulisan Normal 0 mean error distribution with 95 % interval confidence = diisi dengan angka 20.
o. Kotak kosong di depan tulisan Row # of Emin diisi angka 27. p. Kotak kosong di depan Row # of Emax diisi angka 28.
5. Setelah semua kotak kosong diisi semua, kemudian tekan menu RUN Rapfish pada kotak Rapfish Analysis, maka akan diperoleh hasil analisis
Rapfish seperti yang terdapat pada worksheet RapAnalysis, seperti yang disajikan pada Gambar 21.
Gambar 21. Hasil Analysis Rapfish
Gambar 22. Hasil Analisis Faktor Pengungkit
Gambar 23. Hasil Analisis Monte Carlo
Prosedur di atas dilakukan untuk setiap aspek/dimensi PEL lainnya, sehingga seluruh aspek PEL akan diketahui indeks status dan faktor pengungkitnya dari masing-masing aspek PEL. Hasil analisis Rapfish terhadap seluruh aspek PEL di Kabubpaten Serang adalah sebagai sebagai berikut:
Kelompok Sasaran = 62,76
Faktor Lokasi = 57,43
1. Buka file Diagram Layang-layang PEL, maka akan dapat dilihat worksheet seperti yang disajikan pada Gambar 24.
Gambar 24. Worksheet Pembuatan Diagram Layang-layang PEL
P
kondisi dari masing-masing dimensi PEL, tetapi tidak dapat menentukan status PEL secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan bobot dari masing-masing aspek PEL yang dianggap sama. Padahal dalam kenyataannya, bobot antara masing-masing aspek PEL tersebut tentu saja berbeda. Untuk menentukan status PEL secara keseluruhan dengan menentukan bobot dari masing-masing dimensi PEL digunakan Program Penentuan Bobot Dimensi PEL yang dikembangkan oleh Dr. Ir. Sugeng Budiharsono yang merupakan modifikasi dari Analytical Hierarchy Process (AHP) yang dikembangkan oleh Saaty (1988). Cara mengoperasikan program tersebut adalah sebagai berikut:1. Copy program Penentuan Bobot Aspek PEL dari CD ke komputer.
2. Buka program dengan mengklik 2 kali file Penentuan Bobot Aspek PEL, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 26.
3. Copy worksheet di atas sebanyak jumlah responden pada file yang sama 4. Isikan Tabel 1 pada worksheet dengan angka-angka yang berasal dari tabel
yang ada di kuesioner penentuan bobot. Sebagai contoh dapat dilihat pada Gambar 27. Contoh kuesioner Penentuan Bobot untuk Aspek PEL disajikan
pada Lampiran 2.
Gambar 26. Worksheet Penentuan Bobot Aspek PEL
Gambar 28. Nilai Rasio Konsistensi (CR)
6. Apabila nilai CR ≤ 0,1, maka pengisian kuesioner oleh responden dianggap konsisten, sehingga nilai Bobot Aspek PEL dapat digunakan. Pada contoh di
atas, nilai CR = 0,0782 berarti nilai CR ≤ 0,1 dan nilai bobot aspek PEL dapat
Gambar 29. Nilai Bobot Aspek PEL
7. Dari Gambar 29 tersebut dapat dilihat bahwa bobot masing-masing aspek PEL adalah sebagai berikut:
Kelompok Sasaran = 0,3693
Faktor Lokasi = 0,2750
Kesinergian dan Fokus Kebijakan = 0,0045 Pembangunan Berkelanjutan = 0,1732
Tata Pemerintahan = 0,0514
Proses Manajemen = 0,0866
8. Selanjutnya isilah tabel-tabel pada worksheet yang telah dicopykan dari angka-angka yang telah diisi oleh responden, dengan menggunakan langkah-langkah yang sama seperti di atas.
gabungan, letakan kursor di kolom gabungan, dari aspek PEL yang akan ditentukan nilai bobot gabungan, misalnya pada nilai bobot Kelompok Sasaran, maka letakan kursor pada sel K5. Tekan Insert lalu tekan function, maka akan diperoleh gambar seperti disajikan pada Gambar 30.
Kemudian pada kolom select function kita cari kata GEOMEAN, setelah diketemukan kemudian klik tombol OK pada boks Insert Function, maka akan diperoleh Gambar 31. Selanjutnya taruh kursor di sel C5 sampai J5, dengan menekan tombol Shift pada keyboard. Kemudian tekan tombol OK pada boks Function Argument, maka akan diperoleh nilai Gabungan sebesar 0,3095. Kursor kemudian diletakan di sel K5 bagian kanan bawah sampai ada tanda +, kemudian tarik kebawah sampai sel K10, maka akan diperoleh seluruh nilai-nilai bobot Gabungan.
Gambar 31. Worksheet setelah Menekan Tombol OK pada Kotak Insert Function
10.Hasil Penentuan Bobot Gabungan dapat dilihat pada Gambar 32. Pada Gambar tersebut menunjukkan bahwa jumlah nilai bobot Gabungan pada
kolom K tidak sama dengan 1,0000, maka nilai tersebut harus dinormalkan
11. Buat worksheet baru pada file yang sama, untuk menentukan STATUS PEL secara keseluruhan. Pindahkan nilai Bobot Gabungan PEL ke dalam worksheet tersebut, kemudian masukkan juga nilai-nilai masing-masing aspek PEL dari hasil analisis RALED. Kalikan antara nilai indeks masing-masing aspek PEL dengan nilai bobot gabungan dari masing-masing-masing-masing PEL, yang hasilnya ada pada kolom E4 sampai dengan E9. Kemudian jumlahkan ke bawah, dengan hasil seperti pada sel E10. Sebagai contoh untuk Kabupaten Serang, nilai indeks PEL adalah 58,0490. Hal ini berarti status PEL kabupaten tersebut adalah BAIK, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 33.
INTERPRETASI HASIL
ANALISIS
Hasil analisis RALED dan Penentuan Bobot untuk Aspek PEL di atas dapat mengentahui kondisi status dan faktor pengungkit dari aspek PEL maupun keseluruhan status PEL secara keseluruhanan. Pada contoh kasus di atas, menunjukkan bahwa dari hasil analisis RapAnalysis diketahui nilai indeks Tata Pemerintahan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Serang yaitu sebesar 57,99. Berdasarkan klasifikasi kondisi atau status aspek PEL, maka kondisi aspek Tata Pemerintahan berada pada kategori baik. Secara rinci pengklasifikasian status aspek PEL adalah sebagai berikut:
a. Apabila nilai indeks < 50, berarti status aspek PEL buruk b. Apabila nilai indeks 50 – 75, berarti status aspek PEL baik c. Apabila nilai indeks > 75, berarti status aspek PEL sangat baik.
Secara skematis status aspek Tata Pemerintahan ataupun ordinasi aspek Tata Pemerintahan disajikan pada Gambar 34.
Hasil RapAnalysis selain dapat mengetahui indeks atau status aspek PEL tersebut adalah nilai stress dan nilai R2. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa
nilai stress yaitu sebesar 0,1477 dan nilai R2 adalah 0,9465. Menurut Kavanagh,
nilai strees yang diperbolehkan adalah apabila dibawah nilai 0,25, dengan nilai 0,1477 menunjukkan bahwa hasil analisis ini cukup baik. Nilai R2 = 0,9465
menunjukkan bahwa model dengan menggunakan peubah-perubah saat ini sudah menjelas 94,65 % dari model yang ada. Untuk model sosial biasanya apabila R2 lebih dari 80 % sudah sangat baik. Hal ini berarti bahwa model dari aspek Tata Pemerintahan dengan menggunakan peubah-peubah yang ada sangat
Gambar 34. Status Aspek Tata Pemerintahan di Kabupaten Serang
Leverage of Attributes
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Kemitraan di bidang infrastruktur Kemitraan di bidang promosi dan perdagangan Kemitraan di bidang pembiayaan usaha Reformasi sistem insentif pengembangan SDM aparatur Restrukturisasi organisasi pemerintah Prosedur pelayanan administrasi publik Status Asosiasi industri/ komoditi/ Forum Bisnis Peran Asosiasi industri/komoditi/ Forum bisnis terhadap
perbaikan kebijakan pemerintah di bidang PEL Manfaat asosiasi/organisasi bagi anggotanya
Root Mean Square Change in Ordination w hen Selected Attribute Removed (on Sustainability scale 0 to 100)
Gambar 35. Faktor Pengungkit Aspek Tata Pemerintahan di Kabupaten Serang
Munculnya faktor pengungkit utama berupa restrukturisasi organisasi pemerintah diduga dikarenakan bahwa aktor/instansi birokrasi yang mengurusi pengembangan ekonomi lokal ini terlalu banyak dan tidak dalam suatu koordinasi yang baik. Oleh karena itu pada msa mendatang perlu dilakukan
streamlining atau perampingan organisasi pemerintah dalam mengurusi pengembangan ekonomi lokal.
Munculnya faktor pengungkit kedua yaitu status asosiasi industri/komoditi/forum bisnis diduga diakibatkan bahwa organisasi-organisasi yang memayungi pelaku usaha saat ini dalam keadaan mati suri, tidak ada aktivitas yang memberikan manfaat bagi anggotanya. Fenomena umum tentang organisasi pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar tidak mengurusi atau tidak bermanfaat banyak bagi anggotanya, mereka lebih berperan sebagai rent seeker
saja. Untuk memperbaiki kondisi PEL pada masa mendatang, maka organisasi-organisasi pelaku usaha tersebut dapat berperan dan bermanfaat bagi pelaku usaha dengan cara merevitalisasi peran dan fungsi mereka.
Sudah jamak diketahui bahwa sistem insentif aparatur SDM pegawai negeri sipil di Indonesia sangat rendah, barangkali ini yang menyebabkan kinerja mereka juga rendah. Namun sebenarnya bukan berarti bahwa dengan sistem insentif yang rendah kemudian kinerjanya menjadi rendah. Banyak contoh dari negara tetangga seperti Vietnam maupun China, dengan insentif yang rendah namun kinerjanya jauh lebih baik dari negara Indonesia. Hal ini dikarenakan mereka mempunyai semangat untuk membangun bangsanya, karena dengan menjadikan negara lebih maju, akan berdampak bagi perbaikan insentif pada masa mendatang. Untuk perbaikan PEL di Kabupaten Serang ini, maka untuk meningkatkan kinerja aparatur pemerintah, sepanjang memungkinkan maka dapat ditingkatkan insentifnya baik dari sistem upah maupun sistem kenaikan pangkatnya yang berdasarkan meritokrasi.
penjaminan, yaitu pemerintah daerah menyimpan dana di bank sebagai jaminan untuk penyaluran kredit bagi pengembangan ekonomi lokal. Kemitraan dapat juga dilakukan dengan cara pemerintah mengundang perusahaan-perusahaan besar baik perusahaan swasta maupun BUMN melakukan kemitraan dalam pembiayaan dalam rangka Corporate Social Responsibility (SCR). Pemerintah daerah dapat mengembangkan bentuk kemitraan-kemitraan pembiayaan lainnya dengan tujuan agar memudahkan para pelaku usaha untuk mengakses permodalan.
R
R
R
U
U
U
J
J
J
U
U
U
K
K
K
A
A
A
N
N
N
Alder, J. T. J. Pitcher, D. Preikshot, K. Kaschner, dan B. Ferrias. How Good is Good?: A Rapid Appraisal Technique for Evaluation of the Sustainability Status od Fisheries of the North Atlantic. Fisheries Centre, University of British Columbia, Vancouver, Canada.
Kavanagh, P. dan T. J. Pitcher. 2004. Implementing Microsoft Excel Software for Rapfish: A Technique for The Rapid Appraisal of Fisheries Status. Fisheries Centre Research Reports Volume 12 Number 12 (2004):
Pithcher, T. J. dan D. Preikshot. 2001. Rapfish: A Rapid Appraisal Technique to Evaluate the Sustainability of Fisheries. Fisheries Research (2001): 255 – 270.
Pitcher, T. J. 1999. Rapfish, A Rapid Appraisal Technique for Fisheries, and Its Application to the Code of Conduct for Responsible Fisheries. FAO UN. Rome.
Chuenpagdee, R. dan J. Alder. Sustainability Ranking of Fisheries North Atlantic Fisheries. Sea Around Us: North Atlantic: 49-54
Lampiran 1.
KUESIONER
PENENTUAN NILAI INDIKATOR
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
N a m a : ……… J a b a t a n : ……….... Instansi : ... Kabupaten/Kota : ...
1. KELOMPOK SASARAN
No Indikator Skala Buruk Baik Nilai
1. Peraturan (Perda/Perkada/SK Ka.
SKPD) tentang kemudahan
investasi dalam bentuk (item); a. Insentif fiskal
investasi, official web site)
0 = tidak tersedia 1 = tersedia tetapi kurang
arbitrase, persaingan usaha,
peradilan niaga)
sosial, premanisme dan buruh mogok)
0 = Tidak ada
1 = ada intesitas 2x/thn 2 = ada intensitas > 2x/th
2 0
5. Kampanye peluang usaha melalui ;
1. Media massa (media cetak,
elektronik, web site)
2. Kegiatan interaktif (temu
usaha/pameran/seminar potensi daerah).
0 = tdk ada
1 = dilaksanakan sekali sekali
2 = dilaksanakan secara sistemik dan
berkelanjutan
0 2
6. Pusat pelayanan investasi dengan
Jasa layanan konsultasi investasi
0 = tidak tersedia
7. Upaya Fasilitasi permodalan bagi
dunia usaha oleh Pemda.
0 = tidak ada
1 = Ada 0 1
No Indikator Skala Buruk Baik Nilai
9. Upaya Pemda untuk peningkatan
teknologi, manajemen, dan
kelembagaan usaha lokal (aspek
izin usaha, badan
hukum,organisasi usaha).
0 = tidak ada 1 = ada
0 1
10. Fasilitasi Pelatihan kewirausahaan
bagi pengusaha baru (Kemampuan
Teknik dan entrepreneurship)
0= tidak
1= ada namun terbatas
2= ada dan memadai 0 2
11. Pendampingan dan monitoring
bisnis pelaku usaha baru
0= tidak ada
1= ada namun terbatas 2= ada dan memadai
0 2
12. Insentif pemda dalam bentuk
pemberian dana stimulan, dan keringanan biaya perijinan.
2. FAKTOR LOKASI
17. Sarana transportasi 0 = tidak tersedia
1 = tersedia namun tidak memadai
2 = tersedia dengan kualitas baik
0 2
18. Infrastruktur komunikasi 0 = tidak tersedia
1 = tersedia kualitas rendah
2 = tersedia kualitas baik
0 2
19. Infrastruktur energi 0 = tidak tersedia
1 = tersedia namun tidak memadai
2 = tersedia dengan kualitas baik
0 2
20. Ketersediaan air bersih 0 = tidak tersedia
1 = tersedia kualitas rendah
2 = tersedia kualitas baik
0 2
21. Tenaga kerja terampil 0 = tidak tersedia
1 = tersedia terbatas 2 = tersedia mencukupi
0 2
22. Jumlah Lembaga keuangan lokal
(Bank Umum, BPR, LKM, KSP/ USP)
0 = lebih rendah dari rata-rata daerah sekitar 1 = sama dengan rata2 daerah sekitar
2 = lebih tinggi dari rata-rata daerah sekitar
0 2
23. Peluang kerjasama dalam
No Indikator Skala Buru
27. Kualitas dari fasilitas pendidikan 0= buruk
1= sedang 2= baik
0 2
28. Kualitas pelayanan kesehatan 0= buruk
1= sedang kegiatan komoditi yang diunggulkan
1=SDM sudah terbiasa berusaha/bekerja pada kegiatan komoditi yang diunggulkan
3. KESINERGIAN DAN FOKUS KEBIJAKAN
No Indikator Skala Buruk Baik Nilai
31. Kebijakan peningkatan investasi 0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
32. Kebijakan promosi daerah 0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
33. Kebijakan persaingan usaha (a.l;tentang
pembatasan lokasi pasar modern/
supermarket/hypermarket)
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
34. Kebijakan pemberdayaan UKM (a.l;
kemitraan dan subkontrak)
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
35. Kebijakan peningkatan peran Perusahaan Daerah
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
36. Kebijakan pengembangan jaringan usaha
antar pelaku ekonomi
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
37. Kebijakan informasi bursa tenaga kerja 0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
38. Kebijakan Pengembangan keahlian
(peningkatan keterampilan)
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
39. Kebijakan pemberdayaan masyarakat
berbasis kemitraan dengan dunia usaha (memanfaatkan dana CSR)
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
40. Kebijakan pengurangan kemiskinan secara
partisipatif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
41. Kebijakan pembangunan kawasan industri
hinterland/ industri
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
42. Kebijakan pengembangan pusat
pertumbuhan di perdesaan (agropolitan) dan perkotaan (Central Business District)
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
43. Kebijakan pengembangan komunitas
sep:perbaikan lingkungan, perbaikan
kampung
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
44. Kebijakan kerjasama antar daerah/pemda 0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
45. Kebijakan tata ruang PEL 0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
46. Kebijakan pengembangan jaringan usaha
antar sentra usaha
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
4. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
No Indikator Skala Buruk Baik Nilai
47. Sistem industri yang berkelanjutan
(adanya keterkaitan pengadaan
bahan baku, produksi, dan
pengolahan)
0 = tidak ada 1 = ada
0 1
48. Pengembangan industri pendukung
untuk keberlanjutan sistem industri
0 = tidak ada 1 = ada
0 1
49. Jumlah perusahaan yang telah
memiliki Business plan
0 = < 25 % 1 = 25 – 50 % 2 = > 50 %
0 2
50. Jumlah perusahaan yang
melakukan Inovasi pengembangan produk dan pasar
peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat lokal
0 = tidak ada 1 = ada
0 1
52. PEL mempertimbangkan
Keberadaan adat dan kelembagaan lokal
permasalahan lingkungan (a.l.:
penerapan amdal)
limbah (a.l.: produk organik)
5. TATA PEMERINTAHAN
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
58. Kemitraan di bidang
pembiayaan usaha (a.l.:
penjaminan, penyaluran kredit, PKBL)
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
59. Reformasi sistem insentif
pengembangan SDM aparatur (a.l.: remunerasi, jenjang karir)
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
60. Restrukturisasi organisasi
pemerintah
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
62. Status Asosiasi industri/
komoditi/ Forum Bisnis
komoditi/ Forum bisnis
terhadap perbaikan kebijakan pemerintah di bidang PEL
0 = tidak efektif karena bersifat politis
1 = tidak efektif karena kendala internal 2 = efektif
0 2
64. Manfaat asosiasi/organisasi
bagi anggotanya
0 = tidak ada
1 = ada tetapi rendah 2 = ada dan optimal
6. PROSES MANAJEMEN
No Indikator Skala Buruk Baik Nilai
65. Analisis dan pemetaan potensi
ekonomi
0 = tidak dilakukan 1 = dilakukan sebagian 2 = dilakukan menyeluruh
0 2
66. Penilaian terhadap daya saing
wilayah
0 = tidak dilakukan 1 = dilakukan sebagian 2 = dilakukan menyeluruh
0 2
67. Pemetaan kondisi politis lokal 0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan sebagian 2 = dilakukan menyeluruh
0 2
68. Identifikasi stakeholder PEL 0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif
0 2
69. Penggunaan hasil diagnosis
sebagai dasar perencanaan PEL
terlibat dalam proses
perencanaan PEL
0 = <25% terlibat 1 = 25%-50% terlibat 2 = >50% terlibat aktif
0 2
71. Sinkronisasi lintas sektoral
dan spasial dalam
perencanaan PEL
0 = tidak ada 1 = ada
0 2
72. Kesesuaian implementasi
dengan perencanaan
0 = <25% sejalan 1 = 25%-75% sejalan 2 =>75% sejalan
0 2
73. Keterlibatan Stakholder
dalam proses penyusunan
indikator evaluasi
0 = <25% terlibat 1 = 25%-50% terlibat 2 = >50% terlibat aktif
0 2
74. Keterlibatan stakeholder
dalam proses monitoring dan evaluasi
0= <25% terlibat 1= 25%-50% terlibat 2= >50% terlibat aktif
0 2
75. Frekuensi dilakukan evaluasi
mandiri (self evaluation)
0 = Tidak pernah dilakukan 1 = dilakukan
0 2
76. Frekuensi dilakukan diskusi
bagi proses pemecahan
permasalahan
Lampiran 2
KUESIONER
PENENTUAN BOBOT ASPEK HEKSAGONAL PEL
N a m a : ………
J a b a t a n : ………
Instansi : ………... Kabupaten/Kota : ...
Tata Cara Wawancara
a. Tanyakan kepada responden urutan mana yang paling penting (menjadi prioritas) aspek Heksagonal PEL (Kelompok Sasaran, Faktor Lokasi, Kesinergian dan Fokus Kebijakan, Pembangunan Berkelanjutan, Tata Pemerintahan, Proses Manajemen) di wilayah kerjanya, yaitu sebagai berikut: 1. ...
Kemudian taruh urutan prioritas tersebut pada Tabel 1.
b. Lakukan perbandingan berpasangan antara ke 6 aspek Heksagonal PEL tersebut dengan menggunakan Angka Skala Saaty seperti yang disajikan pada Tabel 2, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Langkah 1
Perbandingan antar Aspek Nilai
Kelompok Sasaran dengan Faktor Lokasi
Kelompok Sasaran dengan Kesinergian dan Fokus Kebijakan Kelompok Sasaran dengan Pembangunan Berkelanjutan Kelompok Sasaran dengan Tata Pemerintahan
Kelompok Sasaran dengan Proses Manajemen
2. Langkah 2
Perbandingan antar Aspek Nilai
Faktor Lokasi dengan Kesinergian dan Fokus Kebijakan Faktor Lokasi dengan Pembangunan Berkelanjutan Faktor Lokasi dengan Tata Pemerintahan
Faktor Lokasi dengan Proses Manajemen
3. Langkah 3
Perbandingan antar Aspek Nilai
4. Langkah 4
Perbandingan antar Aspek Nilai
Pembangunan Berkelanjutan dengan Tata Pemerintahan Pembangunan Berkelanjutan dengan Proses Manajemen
5. Langkah 5
Perbandingan antar Aspek Nilai
Tata Pemerintahan dengan Proses Manajemen
c. Kemudian nilai-nilai di atas diisikan ke dalam Tabel 1.
d. Perhatikan: Konsistensi dalam pengisian nilai-nilai di atas. Contoh: Kalau A > B dan B > C, maka A > C
e. Isilah matriks dibawah ini dengan cara sebagai berikut:
Masukkan nilai dari point b dari langkah satu sampai langkah 5
Apabila atribut baris yang dibandingkan dengan atribut kolom lebih tinggi urutan prioritasnya, maka nilainya adalah bilangan bukat. Tetapi apabila atribut baris yang dibandingkan dengan atribut kolom lebih rendah prioritasnya, maka nilainya adalah pecahan, yaitu 1/nilai yang ditentukan dari kuesioner di atas.
Tabel 1. Matriks Perbandingan Berpasangan
Urutan Prioritas
Tabel 2. Skala Angka Saaty
1 Sama penting Dua aktivitas memberikan kontribusi yang sama kepada tujuan
3 Perbedaan penting
yang lemah antara yang satu terhadap yang lain
Pengalaman dan selera sedikit menyebabkan yang satu lebih disukai daripada yang lain
5 Sifat lebih pentingnya kuat
Pengalaman dan selera sangat menyebabkan penilaian yang satu lebih dari yang lain, yang satu lebih disukai dari yang lain.
7 Menunjukkan sifat
sangat penting
Aktivitas yang satu sangat disukai dibandingkan dengan yang lain, dominasinya tampak dalam kenyataan 9 Ekstrim penting Bukti bahwa antara yang satu lebih
disukai daripada yang lain menunjukkan kepastian tingkat tertinggi yang dapat dicapai.
2, 4, 6, 8 Nilai tengah diantara dua penilaian
Diperlukan kesepakatan (kompromi)
Resiprokal Jika aktivitas i, dibandingkan dengan
Asumsi yang masuk akal
Rasional Rasio yang timbul dari skala