• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN (3). docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN (3). docx"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN Linda Siti Zainab (1500509

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial

Lindazainab56@gmail.com

Dr. H. Toto Ruhimat, M.Pd., Ence Surahman, M.Pd.

A. Pendahuluan

Kurikulum dalam pengertian dunia pendidikan adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh siswa untuk memperoleh suatu penghargaan yakni ijazah. Pembelajaran adalah suatu suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2016: 128). Kurikulum dan Pembelajaran adalah dua komponen yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merupakan acuan untuk pendidik dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran dapat di laksanakan dengan cara menurunkan apa yang sudah ditetapkan dalam kuriukulum dari segi tujuan pembelajaran, penentuan bahan ajar, dalam kegiatan atau strategi belajar, dan juga dalam sistem evaluasi yang beberapa hal itu merupakan aspek yang dominan serta dijadikan acuan dalam pembelajaran yang menjadikan mutu pendidikan yang sesuai dengan apa yang kita harapkan dan dengan adanya kurikulum kita dapat mengajarkann pembelajaran secara sistematis dengan tujuan menjadikan pembelajaran yang aktif ,kreatif dan inovatif sehingga menjadikan hasil dari pembelajaran mempunya mutu dan mempunya output yang berkualitas dengan menjalankan kurikulum dan menuangkan dalam pembelajaran yang efesien dan konkrit.

(2)

Metode yang penyusun gunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode pustaka. Yakni menggunakan buku-buku kepustakaan dan sumber-sumber lainnya untuk dijadikan acuan yang relevan dengan materi yang sedang dibahas.

B. Pembahasan

Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, “Curriculae”, jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari (Hamalik, 2014:16). Didefinisikan sebagai program pendidikan, termasuk materi dan prosedur instruksional. Kemudian pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir pembelajaran untuk memeroleh penghargaan dalam bentuk ijazah. Istilah itu, pada dasarnya tidak hanya terbatas pada sejumlah mata pelajaran, tetapi mencakup semua pengalaman belajar yang dialami siswa dan memengaruhi perkembangan pribadinya. Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Perumusan kurikulum lainnya yang sedikit berbeda dengan sebelumnya lebih menekankan bahwa kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah satu pendukung dari pandangan ini menyatakan sebagai berikut : Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experience which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not (Romine, 1945, h. 14). Jadi, semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajar bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum.

Kurikulum merupakan suatu sistem. Sebagai suatu sistem, setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Jika salah satu komponen terganggu maka sistem kurikulum juga akan terganggu. Komponen-komponen tersebut yaitu: a) komponen tujuan berhubungan dengan arah dan hasil yang diharapkan. b) komponen isi/materi pelajaran dalam kurikulum menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran maupun aktivitas siswa. Gerome Bruner, “Knowledge is a model we construct to give meaning and structure to regularities in experience”. c) komponen metode/strategi merupakan komponen yang memiliki peran penting karena komponen ini berhubungan dengan implementasi kurikulum. T. Rakajoni (1989) mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan. d) komponen evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan.

(3)

yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. b) landasan psikologis, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. terdapat dua jenis psikologi yang menjadi acuan, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. c) landasan sosia budaya, adalah bersumber dari sosiologi dan antropologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. karakteristik budaya di mana peserta didik berimplikasi pada program pendidikan yang akan dikembangkan. d) landasan ilmiah dan teknologi, asumsi yang bersumber dari hasil riset.

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Secara gramatikal, prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2016: 64). Macam-macam prinsip pengembangan kurikulum ini bisa dibagi menjadi dua kategori yaitu: prinsip umum dan khusus. Dalam buku Kurikulum Dan Pembelajaran yang ditulis oleh Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, terdapat lima prinsip umum dalam pengembangan kurikulum (Sukmadinata, 2000:150-151), yaitu: a) prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian, b) prinsip fleksibilitas, c) prinsip kontinuitas, d) prinsip praktis atau efisiensi, e) prinsip efektivitas Prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum. Menurut Sukmadinata (2000), ada lima jenis pengembangan kurikulum yaitu: 1) prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan, 2) prinsip yang berkenaan dengan isi pendidikan, 3) prinsip berkenaan dengan proses pembelajaran, 4) prinsip berkenaan dengan media dan alat bantu pembelajaran, 5) prinsip yang berkenaan dengan evaluasi.

(4)

kurikulum yaitu: 1) model ralph tyler. 2) model administratif. 3) model grass roots. 4) model demontrasi. 5) model taba. 6) model beauchamp.

Evaluasi kurikulum. evaluasi dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Tujuan Evaluasi adalah untuk a) perbaikan program; b) pertanggung jawaban kepada berbagai pihak; dan c) penentuan tindak lanjut hasil pengembangan. "Curriculum Evaluation" has tended to mean to most people some sort of use and interpretation of achievement tests (Journal of Educational Measurement, 1966). Model Evaluasi digolongkan ke dalam lima model, yaitu: 1) measurement ialah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi digunakan digunakan terutama untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan efektivitas antara dua atau lebih program/metode pendidikan. 2) congruence, evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian atau antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai untuk melihat sejauhmana perubahan hasil pendidikan telah terjadi. 3) illumination, evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai pelaksanaan program, pengaruh faktor lingkungan,kebaikan-kebaikan dan kelemahan program serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. 4) educational system evaluation, evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara performance setiap dimensi program dan kriteria, yang akam berkhir dengan suatu deskripsidan judgment. 5) CIPP merupakan model evaluasi dengan focus pada content, input, process, serta product.

Hakikat belajar dan pembelajaran. Belajar merupakan aktivitas yang disengaja agar individu terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembeajaran, 2016: 124). Karakteristik seseorang yang dikatakan belajar adalah ia berpikir, dan perasaannya aktif. Adapun hasil belajar akan tampak pada perubahan perilaku individu yang belajar. Belajar merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu (Sudjana, 1989: 28). Sejalan dengan konsep tersebut, Crobanch (Surya, 1979: 28) menyatakan, “Learning may be defined as the process by which a relatively enduring change in behavior occurs as a result of experience or practice”. Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran. Pembelajaran adalah suau upaya yang dilakukan oeh seseorang guru untuk membelajarkan siswa yang belajar (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2016: 128). Dalam proses pembelajaran terjadi pengorganisasian, pengelolaan, dan transformasi informasi oleh dan dari guru kepada siswa.

(5)

memengaruhi. Tujuan pembelajaran adalah suatu target yang ingin dicapai, oleh kegiatan pembelajaran (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2016: 148). Bahan pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, berupa mata pelajaran dengan topic/sub topic dan rinciannya. Isi kurikulum dibagi menjadi tiga unsur utama, yaitu: logika, etika, dan estetika. Strategi pembelejaran merupakan salah satu komponen di dalam system pembelajaran, yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lain. Media pembelajaran adalah alat dan bahan yang dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar. Menurut Bloom (1956) terdapat tiga ranah hasil belajar, yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotor. Evaluasi pembelajaran, yakni evaluasi pembelajaran yang bersifat komprehensif.

Pendekatan dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran adalah suatu upaya menghampiri makna pembelajaran melalui suatu cara pandang dan pandangan tertentu; atau, aplikasi suatu cara pandang tertentu dalam memahami makna pembelajaran (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2016: 190). Makna pembelajaran dapat dipahami melalui pendekatan filsafati, psikologi, dan sistem. Dalam pendekatan filsafati antara lain: dapat memahami makna pembelajaran melalui aliran Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Konstruktivisme, Eksistensialisme, dan Pancasila. Dalam pendekatan psikologi antara lain: dapat memahami makna pembelajaran melalui aliran Behaviorisme, Kognitif dan Humanisme. (Yelon dan Weinstein, 1977) dalam karyanya A Teacher’s World Psychology in the Classroom mengidentifikasi implikasi teori belajar menurut ketiga aliran psikologi tersebut terhadap pendidikan, maka akan didapati makna pembelajaran yang berbeda-beda. Berdasarkan pendekatan sistem, pembelajaran dapat dipandang sebagai suatu keselurahan terpadu yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi. Perbedaan makna pembelajaran menurut berbagai pendekatan dan aliran tersebut akan berimplikasi terhadap strategi dan model pembelajaran.

Model pembelajaran (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2016: 198), adalah suatu rencana atau pola yang dapat kita gunakan untuk merancang pembelajaran tatap muka di dalam kelas atau dalam latar tutorial dan dalam membentuk materil-materil pembelajaran termasuk buku-buku, film-film, dan program media computer dan kurikulum (serangkaian studi jangka panjang). Setiap model membimbing kita ketika kita merancang pembelajaran untuk membantu para siswa mencapai berbagai tujuan (Bruce Joyce dan Marsha Weil, 1986: 2). Terdapat beberapa model pembelajaran dilihat dari aspek teori (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2016: 199-204), yakni a) model interaksi, b) model pemrosesan informasi, c) model personal, d) model modifikasi tingkah laku, e) model pembelajaran kontekstual (CTL).

(6)

untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (Arifin, 2010: 3). Menurut fungsinya, evaluasi dibedakan ke dalam empat jenis, yaitu: formatif, sumatif, diagnostik, dan penempatan. Dalam pelaksanaan evaluasi terdapat prinsip-prinsip: kontinuitas, komprehensif, objektivitas, kooperatif, dan praktis. Alat evaluasi dapat dikelompokan ke dalam dua kelompok, alat evaluasi bentuk tes dan bukan tes. Langkah-langkah pokok dalam pengembanhan evaluasi pembelajaran meliputi: (1) menentukan tujuan evaluasi; (2) mengidentifikasi kompetensi yang akan diukur; (3) mengidentifikasi hasil belajar dan indicator-indikatornya; (4) membuat tabel spesifikasi (kisi-kisi); dan (5) menulis alat evaluasi yang relevan dengan kisi-kisi tes.

Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran. Inovasi pada dasarnya merupakan hasil pemikiran yang bercirikan hal baru, baik berupa praktik-praktik tertentu, atau berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksud untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan menjadi lebih baik (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2016: 220). Inovasi kurikulum dan pembelajaran adalah suatu ide, gagasan atau tindakantindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan. Inovasi biasanya muncul dari keresahan pihak-pihak tertentu tentang penyelenggaraan pendidikan, dengan kata lain bahwa inovasi itu ada karena adanya masalah yang dirasakan.

C. Penutup

Jadi kesimpulan yang penyusun sampaikan yaitu, Kurikulum dan pembelajaran adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena pembelajaran dapat di laksanakan dengan cara menurunkan apa yang sudah ditetapkan dalam kuriukulum dari segi tujuan pembelajaran, penentuan bahan ajar, dalam kegiatan atau strategi belajar, dan juga dalam sitem evaluasi yang beberapa hal itu merupakan aspek yang dominan harus dijadikan acuan dalam pembelajran yang menjadikan mutu pendidikan yang sesuai dengan apa yang kita harapkan. Suatu pendidikan tidak terlepas dari semua komponen pendidikan yang satu dengan yang lainnya karena semua itu bagian suatu bagian system yang harus berjalan secara sistematis dan harmonis, seandainya satu bagian itu tidak ada mengakibatkan ketidak harmonisan yang dirasakan, tidak satu komponen lebih-lebih semua kompone-komponen pendidikan lainnya. Begitu halnya dengan tujuan pendidikan, dari sekian banyak pakar ilmu ataupun pemikir pendidikan yang memberikan pendapatnya tentang tujuan pendidikan seperti yang dijelaskan diatas semua itu bermuara pada pembentukan moral ataupun ahlak, budi pekerti kepada manusia lebih-lebih pada sang Pencipta Jagat Raya.

(7)

yang berkualitas dengan menjalankan kurikulum dan menuangkan dalam pembelajaran yang efesien dan konkrit.

Daftar Pustaka:

Arifin, Zainal. (2010). Evaluasi Pembelajaran (Teori dan Praktik). Bandung: UPI. Azuelo, Jovs. (2014). Components of Curriculum and Curriculum Approaches.[Online].

Tersedia di: http://www.slideshare.net/JovsForteen/components-of-curriculum-and-curriculum-approaches.

Choate. S, Joyee. dkk. (1995). Curriculum-Based Assessment and Programming. Amerika: The United States of America.

Cronbach, J. Lee. (1977). Educational Psychology. New York: Harcourt Brace Jovanovich, Inch.

Darman, dkk. (2014). Inovasi Kurikulum “ Pendekatan dan Model Pengembangan

Kurikulum”. [Online]. Diakses dari :

https://blogdarman.files.wordpress.com/2014/01/makalah-inovasi-kurikulum.pdf. Elrais, Heppy. (2012). Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Pustaka belajar.

Hamalik, Oemar. (2014). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hastings, J. Thomas. (1966). “Curriculum Evaluation: The Why of The Outcomes”.

Journal of Educational Measurement.

http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1745-3984.1966.tb00861.x/epdf? r3_referer=wol&tracking_action=preview_click&show_checkout=1&purchase_re ferrer=www.google.co.id&purchase_site_license=LICENSE_DENIED.

Joyce, Bruce. et.al. (1986). Models of Teaching. London: Allyn Bacon.

Mudyahardjo, Redja. (2001). Landasan-Landasan Filosofis Pendidikan. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.

Menggunakan APA Style.

Neill, O’Geraldine. Januari, (2010). “Overview of curriculum models”. UCD Teaching and Learning/Resources. http://www.ucd.ie/t4cms/UCDTLP00631.pdf, 13 Januari 2010.

Sudjana, Nana, (1989), Pembinaan dan Pengembangan kurikulum di Sekolah Kejuruan. Bandung: PT Sinar Baru.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

There are three steps of revision process by authors: 1) revision manuscript to accomodate peer reviewer sug- gestions within 2-4 weeks; 2) revision to accomodate Section

[r]

pengaruh Coaching dan Training terhadap kinerja karyawan BSM Rantau Prapat. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian asosiatif

menggarisbawahi bahwa dalam sistem politik yang demokratis, kontrol terhadap pemerintah dalam membuat keputusan tidak bisa' diabaikan, pemerintah harus dlpiiih secara

Hasil penelitian ini perlu didukung dengan penelitian lebih lanjut menggunakan pembanding yang mempunyai ak tivitas yang baik terhadap enzim α -gluksidase yang berasal dari

pengabaian pembagian harta waris di Desa Paduran Mulya, telah. terindifikasi beberapa persoalan baik dilihat dari latar

[r]

Inventarisasi karbondioksida (CO 2 ) dilakukan di area perbengkelan kampus Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, meliputi CO 2 primer dan CO 2 sekunder serta perhitungan