• Tidak ada hasil yang ditemukan

3revaluasi penurunan nilai aset tetap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "3revaluasi penurunan nilai aset tetap"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

REVALUASI DAN PENURUNAN NILAI ASET TETAP REVALUASI ASET TETAP

 setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca. (PSAK 16 par 31)

 Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aset tetap.Jika nilai wajar dari aset tetap yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan (revaluasi tahunan). Revaluasi tahunan tidak perlu dilakukan, apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan. Namun demikian aset tetap perlu direlavuasi setiap tiga atau lima tahun sekali (par 34).

 Apabila suatu aset tetap direvaluasi, akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan salah satu cara:

a). Disajikan kembali secara porposional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto dari aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah revaluasian. Metode ini sering digunakan apabila aset direvaluasi dengan cara memberi indeks untuk menentukan biaya pengganti yang telah disusutkan.

b). Dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto dari aset dan jumlah tercatat neto setelah eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tsb. Metode ini sering digunakan untuk bangunan(par 35)

 Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tsb langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun kenaikan tsb harus diakui dalam lap laba-rugi hingga jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam lap laba-rugi (par 39).

 Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, penurunan tsb diakui dalam laporan laba-rugi. Namun penurunan nilai akibat revaluasi tsb langsung di debet ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk aset tsb (par 40).

(2)

Rp.2.000.000. Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus. Tanggal 31 Desember 2009 tanah dan gedung dinilai kembali sbb: Tanah sebesar Rp.60.000.000 dan gedung sebesar Rp.700.000.000.

Diminta:

1. Buatlah jurnal untuk mencatat penilaian kembali tanah dan gedung. 2. Hitunglah penyusutan gedung / th setelah penilaian kembali.

3. Tanggal 1 Juni 2011 gedung beserta tanahnya dijual dengan harga: tanah Rp.65.000.000 dan gedung Rp.650.000.000. Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan tanah dan gedung tsb.

1.Nilai wajar tanah Rp.60.000.000 Biaya perolehan tanah Rp.50.000.000 – Modal – selisih penilaian kembali Rp.10.000.000 (Modal-surplusrevaluasi)

Nilai wajar gedung Rp.700.000.000 Biaya perolehan gedung Rp.802.000.000

Penyusutan gedung:

Rp.802.000.000-Rp.2.000.000

X 10=Rp.200.000.000

40 Rp.602.000.000 – Modal-selisih Penilaiankembali Rp. 98.000.000 (Modal- surplus revaluasi)

Tanah Rp.10.000.000

-Gedung Rp.98.000.000

Modal- selisih penilaian kembali - Rp.108.000.000 (Modal- surplus revaluasi)

2.Penyusutan gedung / th setelah penilaian kembali: Rp.700.000.000 – Rp.2.000.000

= Rp.23.266.666,67 40 – 10

3.Harga jual tanah Rp.65.000.000 Biaya perolehan tanah Rp.50.000.000

Penilaian kembali Rp.10.000.000 + RP.60.000.000 : Laba penjualan tanah Rp 5.000.000

(3)

Biaya perolehan gedung Rp.802.000.000 Penyusutan gedung:

Th.2000s/d2009 :Rp.200.000.000 Th 2010 Rp. 23.266.666,67

Th 2011 Rp. 9.694.444,45+Rp.232.961.111,02- Rp.569.038.888,98 : Laba penjualan gedung Rp. 80.961.111,02 Jurnal:

PENURUNAN NILAI ASET TETAP

 Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan harus dimasukan dalam lap laba-rugi pada saat kopensasi diakui menjadi piutang (PSAK 16 par 67).

 Suatu aset turun nilainya jika nilai tercatatnya melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai aset tsb diakui sebagai kerugian dalam lap keuangan (PSAK 48 par 6).

 Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset. Jika terdapat indikasi penurunan nilai aset, perusahaan harus menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset tsb (PSAK 48 par 7).

 Dalam mengidentifikasi terdapat atau tidaknya penurunan nilai aset,perusahaan mempertimbangkan:

a). Informasi dari luar perusahaan: nilai pasar aset telah turun secara signifikan melebihi penurunan akibat proses normal depresiasi.Akan terjadi dalam waktu dekat perubahan memburuk yang signifikan dalam tehnologi, pasar, kondisi ekonomi, hukum dimana tempat perusahaan beroperasi atau dalam pasar produk jasa yang dihasilkan.Tarif deskonto pasar (tingkat kembalian investasi pasar) telah meningkat.

b). Informasi dari dalam perusahaan: terdapat bukti keusangan fisik. Telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang merugikan berhubungan dengan cara penggunaan aset. Kinerja ekonomi aset tidak memenuhi harapan atau lebih buruk dari yang diharapkan.

Mesin diperoleh tanggal 1 Januari 2005 dengan biaya perolehan sebesar Rp.505.000.000, umur manfaat mesin ditaksir selama 10 tahun,nilai residu ditaksir sebesar Rp.1.000.000. Penyusutan mesin dihitung dengan metode garis lurus. Tanggal 1 Januari 2010 mesin diturunkan nilainya menjadi Rp.200.000.000.

Diminta:

1. Buatlah jurnal untuk mencatat penurunan nilai mesin. 2. Hitunglah penyusutan mesin / th setelah penilaian kembali

(4)

1. Biaya perolehan mesin Rp.505.000.000 Penyusutan mesin th 2005 s/d 2009=

Rp.505.000.000 – Rp.1.000.000

X 5 = Rp.252.000.000

-10 Rp.253.000.000

Nilai wajar mesin Rp.200.000.000 – Rugi penurunan nilai mesin Rp. 53.000.000 Rugi penurunan nilai mesin Rp. 53.000.000

-Akumulasi penyusutan Mesin - Rp. 53.000.000

2.Penyusutan mesin / th setelah penilaian kembali = Rp.200.000.000 – Rp.1.000.000

= Rp.39.800.000 10 – 5

3. Tanggal 1 Januari 2011 mesin dijual dengan harga Rp. 150.000.000.Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan mesin.

Biaya perolehan mesin Rp.505.000.000 Penyusutan mesin:

Penyusutan mesin th 2005 s/d 2009=Rp.252.000.000 Penyusutan mesin penurunan nilai Rp. 53.000.000

Penyusutan mesin th 2011 Rp. 39.800.000 + Rp.344.800.000 –

Nilai buku mesin Rp.160.200.000

Harga jual mesin Rp.150.000.000 : Rugi penjualan mesin Rp. 10.200.000

Jurnal untuk mencatat penjualan mesin.

Referensi

Dokumen terkait

Pertamina EP- Gunung Kampung Minyak Limited akan potensi penyebaran wilayah mana saja yang menjadi bagian untuk dikembangkan dengan pemanfaatan GIS, karna masih adanya

1) Menyampaikan pertimbangan dan saran kepada Ketua Primkopad mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya. 2) Memantapkan, mengendalikan dan mengembangkan

(2) Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling tinggi sejumlah pagu Dana Cadangan yang akan digunakan untuk mendanai pelaksanaan kegiatan dalam tahun

Atas keadaan ini, sebagai langkah awal kiranya perlu dilakukan (a) analisis aktivitas penghuni yang tinggal di rumah susun Surabaya yang memiliki luas paling kecil, (b)

memperoleh kombinasi pengetahuan tentang kesiapsiagaan menghadapi tsunami yaitu pertautan antara kesiapsiagaan secara tradisional dan kontemporer; 2) masyarakat

Tujuan umum penelitian adalah mengkaji dampak pemberian kudapan terhadap perubahan status gizi dan status anemia siswa SDN Pasanggrahan 2, Purwakarta...

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian doktrinal bahwa norma hukum didefinisikan dalam perspektif tatanan kaidah hukum tertulis

Oleh sebab itu, pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM menerbitkan kebijakan asimilasi (Permenkumham Nomor 10 Tahun 2020 Tentang Syarat Pemberian Asimilasi dan Hak