• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI INSPEKTUR BAHAN PELEDAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI INSPEKTUR BAHAN PELEDAK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

O

Ditetapkan tanggal: Disahkan tanggal:

Oleh:Oleh:

_________________ _________________

Ketua Komite Skema Ketua LSP

Nomor Dokumen

: SS-INSP-HDAK-321-2017

Kode KBJI

:

Nomor Salinan

: 01-SS-

INSP-HDAK -321-2017

Status Distribusi

:

Terkendali

Tak terkendali

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI

INSPEKTUR BAHAN PELEDAK

Skema Sertifikasi Kompetensi InspekturBahanPeledakmerupakan skema sertifikasi

Okupasi Nasional yang dikembangkan oleh komite skema sertifikasi LSP PPT

Migas. Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada SKKNI yang

ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi Republik

Indonesia Nomor 121 Tahun 2014 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja

Nasional Indonesia Kategori Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis Golongan Pokok

Jasa Arsitektur dan Teknis Sipil Pada Jabatan Kerja Inspektur Bahan Peledak.

Skema sertifikasi ini digunakan untuk memastikan kompetensi tenaga kerja pada

jabatan Skema Sertifikasi Kompetensi Inspektur Bahan Peledak dan sebagai acuan

dalam asesmen oleh LSP PPT Migas dan asesor kompetensi.

(2)

TINGKAT REVISI-3 LSP-“PPT MIGAS”, 2017 2 1. Latar Belakang

Dengan telah diterbitkannya Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi dan 2/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi, maka LSP PPT Migas perlu segera melakukan penyesuaian tentang Skema Sertifikasi. Dengan demikian skema sertifikasi yang disusun oleh Komite Skema LSP PPT Migas setelah mendapatkan Lisensi dari BNSP dapat diterapkan oleh LSP yang memiliki ruang lingkup yang sama. Diharapkan proses sertifikasi dapat menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten.

2. Ruang lingkup

2.1. BidangInspektur Bahan Peledak 2.2. Lingkup penggunaan:

Persyaratan dasar bagi tenaga teknik khusus di lingkungan Bidang inspektur bahan peledak yang mempunyai tugas utama memastikan Keamanan dan Keselamatan Pelaksanaan Pekerjaan yang Menggunakan Bahan Peledak di Sektor Industri Minyak dan Gas Bumi Sub Sektor Industri Migas Hulu dan Panas Bumi Bidang Inspektur Bahan Peledak.

3. Tujuan

3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi para InspekturBahanPeledak lingkup Penyelidikan Hulu Migas dan Panas Bumi.

3.2. Memastikan dan memelihara kompetensi para Inspektur Bahan Peledak di bisnis Kegiatan di industri Hulu Migasdan Panas Bumi

3.3. Memastikan dan memelihara kompetensi para Inspektur Bahan Peledak pada lembaga penilaian kesesuaian.

3.4. Memastikan dan memelihara kompetensi para Inspektur Bahan Peledak mandiri. 4. Acuan Normatif

Persyaratan ini disusun berdasarkan perundangan yang berlaku di Indonesia dengan mengacu kepada:

4.1. Undang-undang Nomor 1 tahun1970 tentang Keselamatan Kerja; 4.2. Undang-undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi; 4.3. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan NasionalSertifikasi Profesi (BNSP);

4.5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi;

4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional

4.7. Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentangPengelolaan Limbah Berbahaya Dan Beracun;

4.8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;

4.9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor09 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiataan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi; 4.10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 125 Tahun 1999tentang Bahan

(3)

TINGKAT REVISI-3 LSP-“PPT MIGAS”, 2017 3 4.11. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor PER/22/M/XII/2006 tentang Pedoman

Pengaturan Pembinaan Dan Pengembangan Badan Usaha Bahan Peledak Komersial;

4.12. Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 2 Tahun2008 tentang Tentang Pengawasan, Pengendalian, dan Pengamanan Bahan Peledak Komersial;

4.13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional;

4.14. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia;

4.15. Permen ESDM Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Di Bidang Kegiatan Usaha Minyak Dan Gas Bumi Secara Wajib.

4.16. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum;

4.17. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.

4.18. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 49 tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran

4.19. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI NomorKEP.227/MEN/2003 Jo Nomor Kep.69/Men/V/2004, tentangPerubahan Lampiran Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi KerjaNasional Indonesia;

4.20. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI NomorKEP.211/MEN/2004 tentang Pedoman Penerbitan SertifikatKompetensi;

4.21. Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI NomorKEP.231A/MEN/X/2005 tentang Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi dan Pembinaan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP);

4.22. Keputusan Menteri Tenaga KerjadanTransmigrasiRepublik Indonesia Nomor121Tahun 2014tentang Penetapan Standart Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis Golongan Pokok Jasa Arsitektur dan Teknis Sipil Pada Jabatan Kerja Inspektur Bahan Peledak;

4.23. Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi NomorKep.01.K/60.05/DJM/2003, tentang Lembaga Sertifikasi Personil Tenaga Teknik Khusus Minyak dan Gas Bumi;

4.24. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi;

4.25. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 2/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi;

5. Kemasan / Paket Kompetensi

a. Level : V

b. Jenis kemasan : Okupasi Nasional InspekturBahanPeledak c. Rincian Unit Kompetensi :

KODE UNIT JUDUL UNIT

M.712036.001.01 Melakukan Persiapan Inspeksi

(4)

TINGKAT REVISI-3 LSP-“PPT MIGAS”, 2017 4 M.712036.003.01 Melakukan Pemeriksaan Pengangkutan Bahan Peledak M.712036.004.01 Melakukan Pemeriksaan Penggunaan Bahan Peledak M.712036.005.01 Melakukan Pemeriksaan Pemusnahan Bahan Peledak M.712036.006.01 Membuat Laporan Inspeksi

6. Pekerjaan Dan Uraian Tugas :

6.1. Menyiapkan check list dokumen yang akan diinspeksi 6.2. Menyiapkan check list observasi kegiatan inspeksi

6.3. Melaksanakan pemeriksaan dokumen penyimpanan bahan peledak 6.4. Melaksanakan pemeriksaan penyimpanan bahan peledak secara visual 6.5. Melaksanakan pemeriksaan dokumen pengangkutan bahan peledak 6.6. Melaksanakan pemeriksaan pengangkutan bahan peledak secara visual 6.7. Melaksanakan pemeriksaan dokumen penggunaan bahan peledak

6.8. Melaksanakan pemeriksaan kegiatan peledakkan bahan peledak secara visual 6.9. Melaksanakan pemeriksaan dokumen pemusnahan bahan peledak

6.10. Melaksanakan pemeriksaan kegiatan pemusnahan bahan peledak secara visual 7. Persyaratan dasar

7.1. Belum memiliki pengalaman kerja: a. Ijasah Minimal D – III Teknik

b. Sertifikat pelatihan berbasis kompetensi (PBK) pada Lembaga Diklat Profesi (LDP) dengan waktu 350 Jam Pelatihan (JP).

7.2. Memiliki Pengalaman Kerja:

a. Ijasah Minimal D – III Teknik, Pengalaman kerja minimal 2 tahun di bidang Bahan Peledak.

b. Ijasah setingkat S-1 Teknik, pengalamanbekerja di industri migas minimal 1 tahun, Pengalaman kerja minimal 1 tahun di bidang Bahan Peledak.

c. Ijasah setingkat S-2 Teknik/ yang lebih tinggi, Pengalaman kerja minimal 6 bulan di bidang Bahan Peledak.

8. Persyaratan Kompetensi

8.1. Surat KeteranganSehatyang menyatakan : kemampuan fisik penglihatan (tidak buta warna), pendengaran baik, mobilitas/tidak cacat fisik)

8.2. Untuk menjamin persyaratan telah dipenuhi Pemohon diwajibkan mengumpulkan fotocopy ijazah terakhir yang dimiliki, surat keterangan dokter pemerintah/ puskesmas, dan surat keterangan pengalaman kerja/ magang dari perusahaan 8.3. Pemohon yang memiliki sertifikat kompetensi sebelumnya diluar LSP “PPT Migas”

maka untuk sertifikasi ulang harus mengikuti uji kompetensi dari awal. 9. Hak Pemohon Sertifikasi

9.1. Asesi yang lulus dalam asesmen kompetensi akan diberikan sertifikat dan kartu tanda asesi.

9.2. Asesi dapat menggunakan sertifikat kompetensi untuk promosi diri sebagai profesi asesi.

(5)

TINGKAT REVISI-3 LSP-“PPT MIGAS”, 2017 5 10. Kewajiban Pemegang Sertifikat Kompetensi InspekturBahanPeledak

10.1. Melaksanakan keprofesian sebagai Inspektur Bahan Peledak dengan tetap menjaga kode etik profesi.

10.2. Bersedia dilakukan survailen sebagai pemegang sertifikat kompetensi yang ditetapkan LSP minimal pada saat re-sertifikasi.

10.3. Melakukan re-sertifikasi setiap 4 tahun sekali. 11. Biaya

11.1

Biaya Uji Kompetensi sertifikasi berdasarkan Peraturan Pemerintah yang berlaku tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian ESDM.

11.2

Biaya sertifikasi Inspektur Bahan Peledak sebesar Rp1.250.000,-.

11.3

Biaya pelaksanaan sertifikasi di luar TUK Cepu sebesar Rp1.250.000,- belum termasuk biaya akomodasi, konsumsi dan transportasi tim asesor.

11.4

Asesmen dapat dilaksanakan apabila jumlah peserta minimal 6 (enam) orang. 12. Proses sertifikasi

12.1. Persyaratan Pendaftaran

Secara umum proses sertifikasi mencakup : peserta yang telah memastikan diri kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi untuk paket/okupasi InspekturBahanPeledak dapat segera mengajukan permohonan kepada LSP dengan memilih TUK/Assessment centre yang diinginkan, dan mengisi Form Persyaratan Peserta Uji Kompetensi (Form No. F.9.01.A), Form Unjuk Kerja Pemegang Sertifikat (Form No. F.9.05.B) dan untuk yang sertifikasi ulang ditambah dengan Form Pemutakhiran Pemegang Sertifikat (Form No. F.9.05.B) beserta lampirannya.

Dari data calon tersebut dilakukan Evaluasi/pra uji Kompetensi Calon dan ditetapkan dalam Sidang Pleno Sertifikasi dengan standar SKKNI.

12.2. Proses Asesmen

12.2.1 Peserta berhak mendapatkan informasi yang diperlukan terkait dengan unit-unit kompetensi yang diujikan.

12.2.2 Peserta mengisi form penilaian mandiri yang dapat di download di website LSP PPT MIGAS dan dikirim ke LSP PPT MIGAS selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sebelum pelaksanaan uji kompetensi. 12.2.3 Form (FR-APL-01) dan (FR-APL-02)yang telah diisi oleh calon asesi,

dikaji dan diverifikasi dalam sidang pleno (Pra uji kompetensi);

12.2.4 Hasil pra uji kompetensi pada sidang pleno digunakan sebagai dasar perencanaan Asesmen yang dituangkan pada FR-POA-01 Perencanaan Asesmen dan setelah itu dilakukan uji pengumpulan bukti FR-DAT-01; 12.2.5 Pelaksanaan Asesmen (FR-ASC-01) yang disusun berdasarkan

Prosedur dan Instruksi Kerja untuk menjamin bahwa semua persyaratan skema diverifikasi secara objektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi sehingga memadai untuk menegaskan kompetensi calon dengan metode uji kompetensi unit kompetensi sesuai dengan level jabatan pada SKKNI, lisan/ wawancara.

(6)

TINGKAT REVISI-3 LSP-“PPT MIGAS”, 2017 6 12.3.1 LSP menugaskan tim asesor untuk mengases kompetensi pada asesi

berdasarkan persyaratan skema sertifikasi LSP PPT Migas;

12.3.2 Metode dan mekanisme asesmen kompetensi terdiri dari uji tertulis, lisan/wawancara dan praktek/Simulasi sesuai dengan skema sertifikasi LSP PPT Migas;

12.3.3 Hasil Pelaksanaan Asesmen dituangkan pada Rekomendasi Keputusan Asesmen(FR-ASC-01);

12.3.4 LSP harus dapat menerima Umpan Balik (FR-ASC-02) dari peserta uji kompetensi/asesi;

12.3.5 LSP mengakomodasi kemungkinan adanya kekhususan kondisi pemohon seperti bahasa;

12.3.6 Apabila Umpan Balik (FR-ASC-02) tersebut terbukti, maka tim asesor dapat merekomendasikan dilaksanakan kaji ulang penilaian (FR-ASC-03) dan jika tidak dapat dibuktikan maka asesi mengikuti proses ulang uji kompetensi dari awal.

12.4. Keputusan Sertifikasi

12.4.1 Keputusan sertifikasi yang ditetapkan untuk asesi oleh LSP harus berdasarkan skema sertifikasi terdiri dari metode uji tertulisyang diperiksa dengan sistem komputer (LJK), hasil ujian Lisan dan praktek dan diketahui oleh asesor yang melakukan asesmen, personel LSP dan Tim Asesor dalam sidang yudisium.

12.4.2 Kriteria keberhasilan peserta yang dinyatakan kompeten/lulus jika nilai hasil evaluasi yang diperoleh minimal 60untuk setiap materi yang diujikan.

12.4.3 Hasil keputusan sertifikasi diumumkan melalui web site.

12.4.4 LSP memberikan sertifikat kompetensi kepada peserta yang kompeten.

13. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat

Sertifikat yang telah diperoleh dapat di cabut atau dibekukan dengan mempertimbangkan hal berikut:

13.1 Pemegang sertifikat tidak mengisi dan mengirim kembali kepada LSP PPT Migas Formulir Unjuk Kerja Pemegang Sertifikat (F.9.05.A) dan Formulir Pemutakhiran Pemegang Sertifikat Kompetensi ( Form No.: F. 9. 05. B ) ;

13.2 Kesehatan dari pemegang sertifikat tidak memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan dalam ruang lingkup sertifikat kompetensinya;

13.3 Mendapat pernyataan tidak puas dari pemakai jasa paling sedikit 3 kali dan dapat dibuktikan bahwa pernyataan tidak puas tersebut, timbul karena ketidak sesuaian pemegang sertifikat dalam melakukan pekerjaannya dalam lingkup sertifikat kompetensinya.

13.4 Masa berlaku sertifikat telah habis;

13.5 Melakukan pemalsuan sertifikasi kompetensi kerja LSP ”PPT MIGAS”

(7)

TINGKAT REVISI-3 LSP-“PPT MIGAS”, 2017 7 14. Survailen

Untuk memelihara kompetensi pemegang sertifikat kompetensi, LSP melakukan survailen yang mencakup:

14.1 Evaluasi rekaman kegiatan ujian 14.2 Evaluasi peserta (sampling) 14.3 Monitoring, pelaporan dan sanksi 14.4 Witness (bila diperlukan)

14.5 Survailen dilaksanakan 1 kali

15. Sertifikasiulang

15.1 Persyaratan sertifikasi ulang sama dengan persyaratan awal untuk menjamin bahwa pemegang sertifikat kompetensi selalu memenuhi sertifikasi kompetensi terkini;

15.2 Sertifikasi ulang ditetapkan 4 tahun sekali dan ketentuannya diatur dalam prosedur.

16. Penggunaan sertifikat

16.1 Pemegang sertifikatkompetensiharus menandatangani pernyataan penggunaan sertifikat (Formulir Unjuk Kerja Pemegang Sertifikat (F.9.05.A)).

17. Banding

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Kemasan yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia berdasarkan : Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

Kemasan yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 389 Tahun

Kemasan yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia berdasarkan : Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

Kemasan yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 182 Tahun 2013

Kemasan yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 321 Tahun

Kemasan yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia berdasarkan: Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kemasan yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia SKKNI Nomor 28 Tahun