SCI - Implementasi Supply Chain Management dalam Upaya Penurunan Disparitas Harga Antar Daerah

1

www.SupplyChainIndonesia.com

in

Supply Chain Indonesia

f

Supply Chain Indonesia @SupplyChainID

IMPLEMENTASI

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

DALAM UPAYA PENURUNAN

DISPARITAS HARGA

ANTAR DAERAH

Setijadi

setijadi@SupplyChainIndonesia.com

2

PROFIL SINGKAT

|

SETIJADI

•

Menyelesaikan pendidikan di Program Sarjana dan Program Magister

Jurusan Teknik Industri - Institut Teknologi Bandung

•

Chairman

Supply Chain

Indonesia (SCI)

Konsultan, peneliti, dan

trainer

bidang logistik &

supply chain

di:

•

Perusahaan swasta nasional, BUMN, dan multinasional

•

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,

Kementerian Perdagangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,

dan Kementerian Kelautan dan Perikanan

•

Wakil Ketua Umum

Gabungan Importir Nasional

Seluruh Indonesia (GINSI)

•

Ketua Kompartemen

Penelitian dan Pengembangan

DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder

Indonesia (ALFI)

•

Dewan Pakar

3

LOGISTIK & SUPPLY CHAIN

SISTEM LOGISTIK INDONESIA

DISPARITAS HARGA ANTAR DAERAH

STRATEGI MENGATASI DISPARITAS HARGA ANTAR DAERAH

OUTLINE

1

2

3

4

LOGISTIK & SUPPLY CHAIN

5

LO G I S T I K & S U P P LY C H A I N

SISTEM & MANAJEMEN LOGISTIK

F L O W O F G O O D S

F L O W O F M O N E Y

RETAILER

SUPPLIER MANUFACTURING

PROCUREMENT PHYSICAL

DISTRIBUTION

F L O W O F I N F O R M A T I O N S

FLOW OF GOODS (REVERSE)

RIGHT

PRODUCT

RIGHT

PLACE

RIGHT

TIME

RIGHT

QUANTITY

RIGHT

QUALITY

RIGHT

CONDITION

RIGHT

COST

Logistics management

is that part of the supply chain process

that plans, implements, and controls the efficient, effective

flow

and

storage

of

goods

,

services

,

and

related information

from the

point-of-origin

to the

point-of-consumption

in order to meet

customers' requirements

.

6

LO G I S T I K & S U P P LY C H A I N

THE COMPONENTS OF LOGISTICS MANAGEMENT

Suppliers _Raw Customers

materials

In-process inventory

Finished goods

LOGISTICS MANAGEMENT INPUTS INTO

LOGISTICS

OUTPUTS OF LOGISTICS

Competitive Advantage

Time & Place Utility

Efficient Movement to Customer

Proprietary Asset

Planning Implementation Control

MANAGEMENT ACTIONS

1. Customer Service

LOGISTICS ACTIVITIES

2. Demand Forecasting 3. Inventory Management 4. Logistics Communications 5. Materials Handling

6. Order Processing

8. Parts & Service Support 9. Plant & Warehouse –

Site Selection 10. Procurement 11. Reverse Logistics

12. Traffic & Transportation 13. Warehousing & Storage 7. Packaging

Sumber: Stock, J.R. & Lambert, D.M. (2001). Strategic Logistics Management 4th _{ed. Singapore. McGraw-Hill. i.kinja-img.com}

7

LO G I S T I K & S U P P LY C H A I N

SUPPLY CHAIN & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

So

PEMASOK MANUFAKTUR DISTRIBUTOR PENGECER PELANGGAN

PERMINTAAN PASOKAN

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN

SCM: integrasi

proses-proses bisnis dari

pengguna akhir sampai

pemasok awal untuk

menyediakan produk, jasa,

dan informasi yang

memberikan nilai tambah

bagi para pelanggan dan

pihak-pihak terkait lainnya

8

LO G I S T I K & S U P P LY C H A I N

KETIDAKPASTIAN DALAM RANTAI PASOOK

VARIASI PADA FASILITAS

PRODUKSI

KETIDAKPASTIAN PERMINTAAN

KETIDAKPASTIAN PASOKAN

KETIDAKPASTIAN

MATRIKS KETIDAKPASTIAN

PERMINTAAN DAN PASOKAN

1

1

2

3

4

•

Bagaimana ketidakpastian barang

kebutuhan pokok dan barang penting?

9

LO G I S T I K & S U P P LY C H A I N

INTEGRATING AND MANAGING BUSINESS PROCESSES

ACROSS THE SUPPLY CHAIN

9

Logistics

Marketing & Sales Finance

CONSUMER/ END-CUSTOMER TIER 1

SUPPLIER TIER 2

SUPPLIER

PRODUCTION FLOW INFORMATION FLOW

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT

CUSTOMER SERVICE MANAGEMENT

DEMAND MANAGEMENT

ORDER FULFILLMENT

MANUFACTURING FLOW MANAGEMENT

SUPPLIER RELATIONSHIP MANAGEMENT

PRODUCT DEVELOPMENT AND COMERCIALIZATION

RETURNS MANAGEMENT

S

Diadaptasi dari Douglas M. Lambert, Martha C. Cooper and Janus D. Pagh, "Supply Chain Management: Implementation Issues and Research Opportunities,” The International Journal of Logistics Management, Vol. 9, No. 2 (1998), p. 2.

10

SEKTOR LOGISTIK INDONESIA

11

S E K TO R LO G I S T I K I N D O N E S I A

DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK BRUTO & PERTUMBUHANNYA

MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2017

Sumber: BPS

4,61

Air, Sampah, Limbah, dan Daur Ulang Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Listrik dan Gas Jasa perusahaan Jasa lainnya

Real Estate Akomodasi dan Makan minum Jasa Pendidikan Adm, Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan sosial Informasi dan Komunikasi Jasa keuangan dan Asuransi Transportasi dan Pergudangan

Pertambangan Konstruksi Perdagangan Besar & Eceran; Reparasi Mobil & Sepeda Motor

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Industri Pengolahan

Distribusi (%)

12

S E K TO R LO G I S T I K I N D O N E S I A

DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK BRUTO TERKAIT LOGISTIK 2016

Angkutan Rel 1%

Angkutan Darat 47%

Angkutan Laut 6% Angkutan

Sungai Danau & Penyeberangan

2% Angkutan Udara

28% Pergudangan

dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos

dan Kurir 16%

DISTRIBUSI PDB SEKTOR TRANSPORTASI & PERGUDANGAN 2016

Pertanian, Pengolahan Non

Migas 16%

Transportasi & Pergudangan

5%

Konstruksi 9% Perdagangan

11% Informasi dan

Komunikasi 3% Pertambangan dan Penggalian

6% Jasa-jasa _20%

DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK BRUTO 2016

•

Angkutan darat

mendominasi sektor transportasi dan pergudangan.

•

Angkutan udara

memberikan kontribusi terbesar kedua (

28%

) walaupun volume barang yang didistribusikan hanya sekitar

0,05

%.

Sumber: BPS, analisis oleh Supply Chain Indonesia

•

Transportasi dan pergudangan

berkontribusi terhadap PDB sebanyak

5

%.

Rp

647.154,3

miliar

13

Sumber: BPS, diolah oleh Supply Chain Indonesia (2017)

14

Sumber: BPS, diolah oleh Supply Chain Indonesia (2017)

15

S E K TO R LO G I S T I K I N D O N E S I A

BIAYA LOGISTIK NASIONAL

Biaya angkutan komoditas ikan dari Ambon ke Surabaya rata-rata Rp 1.800/kg, sedangkan dari China ke Surabaya rata-rata Rp 700/kg.

(www.kkp.go.id)

Biaya transportasi berdampak terhadap disparitas harga semen/zak:

•di Jakarta Rp 50-60 ribu,

•di Jayapura Rp 80-100 ribu, dan

•di Wamena Rp 1-1,2 juta.

(SCI, 2015) (McKinsey, 2013)

•Angkut sapi dari Australia lebih murah 40% daripada NTB.

•Kirim daging sapi dari NTT ke Jakarta Rp 3.000/kg, dari Australia hanya Rp

700/kg

(finance.detik.com)

Dirangkum oleh Supply Chain Indonesia (2016) NEGARA TERHADAP BIAYA

PENJUALAN

*Pusat Pengkajian Logistik dan Rantai Pasok ITB;

BIAYA LOGISTIK INDONESIA & BEBERAPA NEGARA MAJU

Persentase biaya logistik di Indonesia dibandingkan biaya produksi = 14% (LPEM UI, 2005)

PRODUK

% BIAYA PENGANGKUTAN

TERHADAP HARGA PRODUK

Farmasi 0,5-1%

Makanan ringan 10-25%

Rokok 2-3%

Minuman 3-8%

Otomotif 0,5-2%

Semen 15-20%

BIAYA PENGANGKUTAN PRODUK

16

S E K TO R LO G I S T I K I N D O N E S I A

STRUKTUR PELABUHAN DI INDONESIA

Sumber: Kementerian Perhubungan, 2014

17

S E K TO R LO G I S T I K I N D O N E S I A

KEDALAMAN PELABUHAN DAN UKURAN KAPAL

Mayoritas ukuran kapal di Indonesia berkisar antara 350-800 TEUs, lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara lain yang mayoritas berukuran di atas 1000 TEUs.

Penggunaan kapal kecil untuk angkutan peti kemas domestik,

menyebabkan biaya per TEU menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan kapal besar.

Sumber: McKinsey, 2013

18

DISPARITAS HARGA ANTAR DAERAH

19

KESENJANGAN (GAP)

TANTANGAN DASAR

MASALAH

LOGISTIK

DAN

RANTAI

PASOK

D I S PA R I TA S H A R G A A N TA R DA E R A H

TANTANGAN RANTAI PASOK KOMODITAS TERTENTU

Infrastruktur

Jaringan Distribusi

Sistem informasi

Penyedia jasa logistik

Jaminan mutu & keamanan komoditas Faktor musim

Keterpencilan (remoteness)

Karakteristik komoditas

(perishable)

Geografi Volume ketersediaan antar wilayah

Harga

Kesenjangan harga akibat rantai distribusi yang panjang

Mutu Mutu yang tidak standar

20

D I S PA R I TA S H A R G A A N TA R DA E R A H

DISTRIBUSI PEREKONOMIAN & PERTUMBUHANNYA

BERDASARKAN WILAYAH TAHUN 2017

Sumber: BPS

21,66

%

58,49

%

5,61

%

4,30

%

3,11

%

6,11

%

8,20

% 2,43

%

Distribusi

Pertumbuhan

3,73

%

4,89

%

4,33

%

6,99

%

21

D I S PA R I TA S H A R G A A N TA R DA E R A H

KETIDAKSEIMBANGAN VOLUME MUATAN

DAN SEBARAN INFRASTRUKTUR LOGISTIK ANTAR WILAYAH

LONG HAUL BACK HAUL

SEBARAN DEPO KONTAINER

Tr

i

A

ch

ma

d

i

(2

0

1

7

)

SEBARAN GALANGAN KAPAL

Supply Chain Indonesia (2017)

WILAYAH KAWASAN INDUSTRI

DEPO KONTAINER

VOLUME MUATAN

22

D I S PA R I TA S H A R G A A N TA R DA E R A H

PETA HARGA SEMEN RETAIL DI PAPUA

(dalam Rp/Zak @ 50 kg)

a

Fak Fak

96.000-97.000

Kaimana

87.000-90.000

Manokwari

85.000-88.000

Raja Ampat

95.000-96.000

Sorong

85.000-90.000

Teluk Bintuni

95.000-100.000

Tlk Wondama

90.000-95.000

Biak Numfor

90.000-95.000

Boven Digoel

98.000-110.000

Yapen Waropen

94.000-98.000

Wamena 500.000-800.000 Puncak Jaya

2,3 Jt – 2,5 Jt

• Harga jual retail di pesisir Papua berkisar antara

Rp85.000-Rp 98.000 (per zak @50 kg)

• Harga retail di daerah pedalaman/pegunungan, di sekitar Wamena Rp500.000-Rp 800.000/zak,

di Puncak Jaya Rp2.300.000-Rp 2.500.000/zak

• Harga yang tinggi di daerah Wamena dan Puncak Jaya karena semen diangkut via udara

Sumber: Data Survey Internal PT Semen Indonesia (Persero), Tbk. (2017)

23

D I S PA R I TA S H A R G A A N TA R DA E R A H

KETIDAKSEIMBANGAN PENGGUNAAN MODA TRANSPORTASI

MODE SHARE

& BIAYA PENGANGKUTAN LIMA KOMODITAS TERTENTU

Moda Baja Semen Pupuk Mobil Motor

Truk 94,9% 91,6% 100,0% 70,0% 100,0%

Kereta Api 5,1% 0,5% 0,0% 0,0% 0,0%

Moda Laut 0,0% 7,9% 0,0% 30,0% 0,0%

MODE SHARE

DI KORIDOR UTARA JAWA

i.kinja-img.com

MODE SHARE

BERDASARKAN WILAYAH

Moda Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali NT

Maluku-Papua Rata-rata

Udara 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 1,1% 0,2%

Mode Calculated Transport

Cost (000 Rp/ton)

Baja Truck 436

TARIF VS. BIAYA TRANSPORTASI

Sumber: INDII (2014)

Sumber: INDII (2014) Sumber: INDII (2014)

24

STRATEGI MENGATASI

DISPARITAS HARGA ANTAR DAERAH

25

S T R AT E G I M E N G ATA S I D I S PA R I TA S H A R G A A N TA R DA E R A H

LOGISTIK DAN EFISIENSI BIAYA

TRANSPORTASI TERJADWAL

EKONOMI SKALA PENGADAAN

PENURUNAN BIAYA PERSEDIAAN

EFISIENSI BIAYA LOGISTIK

PENURUNAN HARGA POKOK

PRODUKSI

EKONOMI SKALA PENGIRIMAN

PENURUNAN BIAYA PENGIRIMAN

EFISIENSI BIAYA LOGISTIK

PENURUNAN HARGA POKOK

26

S T R AT E G I M E N G ATA S I D I S PA R I TA S H A R G A A N TA R DA E R A H

INFRASTRUKTUR DAN EFISIENSI BIAYA

PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR

KECEPATAN PELAYANAN INFRASTRUKTUR

PENJADWALAN DAN PENENTUAN RUTE

WAKTU TEMPUH

PRODUKTIVITAS ARMADA

INFRASTRUKTUR

•KAPASITAS •STANDAR TEKNIS •STANDAR LAYANAN •KOORDINASI ANTAR

INSTANSI

GCG

KEBIJAKAN & IMPLEMENTASI

PILIHAN MODA/

MULTIMODA AKSESIBILITAS

KESEIMBANGAN PERGERAKAN

BARANG

PERTUMBUHAN WILAYAH

BIAYA

KERUSAKAN

ARMADA

PELANGGARAN: OVERTONASE, DSB.

REGULASI DAN PENEGAKAN

HUKUM

KERUSAKAN INFRASTRUKTUR

SKALA EKONOMI

27

S T R AT E G I M E N G ATA S I D I S PA R I TA S H A R G A A N TA R DA E R A H

PEMETAAN RANTAI PASOK

KAPAL

• Jumlah

• Kapasitas

• Rute

• Frekuensi

TRUK

•Jumlah

•Kapasitas

•Rute

•Frekuensi

PRODUKSI

•Jenis komoditas

•Sebaran/Lokasi

•Kapasitas

•Musim

KONSUMSI

•Jenis komoditas

•Sebaran/lokasi

•Volume

COLD STORAGE

•Jumlah

•Sebaran/lokasi

•Kapasitas

PELABUHAN

•Jumlah

•Sebaran/lokasi

•Kapasitas

KERETA API

•Jumlah

•Kapasitas

•Rute

•Frekuensi

PESAWAT

• Jumlah

• Kapasitas

• Rute

• Frekuensi

BANDARA

•Jumlah

•Sebaran/lokasi

•Kapasitas

STASIUN/TERMINA L

•Jumlah

•Sebaran/lokasi

•Kapasitas

28 Perancangan Pengendalian,

& Pengembangan Sistem, Monitoring & Evaluation

KONSUMSI PENJUALAN

(PENGECER) PENGANGKUTAN/

TRANSPORTASI PENGUMPULAN &

PENYIMPANAN

S T R AT E G I M E N G ATA S I D I S PA R I TA S H A R G A A N TA R DA E R A H

STRUKTUR IMPLEMENTASI MANAJEMEN RANTAI PASOK

PRODUKSI (PENGADAAN)

•Produsen

•Petani

•Pembudidaya

•Pengumpul data

•Pengelola storage

Pengecer

Pembinaan & Pemberdayaan

•Kementerian terkait

Teknologi Informasi (IT) & Data

•Keminfo

•Penyedia IT

•BPS

Jasa Pendukung

•Asuransi

•Lembaga pengkajian

•Institusi lainnya

•Pelayaran

•Penerbangan

•Trucking

•Kereta Api

•Rumah tangga

•Unit pengolahan

Supply Chain Indonesia (2018)

4

Kementerian PPN/ Bappenas

29

S T R AT E G I M E N G ATA S I D I S PA R I TA S H A R G A A N TA R DA E R A H

STUDI KASUS: TOL LAUT DAN JEMBATAN UDARA

Su

Diperlukan perubahan paradigma dari

“pembangunan infrastruktur mengikuti

pertumbuhan ekonomi” menjadi “pembangunan infrastruktur untuk memunculkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru”

Diperlukan rencana induk pengembangan konektivitas transportasi dan logistik nasional dengan Program Tol Laut sebagai bagian dari pengembangan transportasi multimoda dengan transportasi laut sebagai backbone.

Implementasi Program Tol Laut harus mempertimbangkan aspek keberlanjutan.

30

REKOMENDASI IMPLEMENTASI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

PASOKAN BAHAN

BAKU

4

1. Integrasi perencanaan, pemantauan, dan evaluasi rantai pasok komoditas

2. Penyusunan rencana induk pengembangan konektivitas (infrastruktur) nasional

3. Integrasi sistem informasi rantai pasok komoditas

4. Pengembangan teknologi pangan (pembibitan, penangkapan hasil laut, dsb.) melalui kerja sama

Pemerintah, Perguruan Tinggi, dan Industri

5. Peningkatan pemahaman terhadap komoditas dan rantai pasoknya

6. Penyiapan infrastruktur dan fasilitas penanganan logistik sesuai karakteristik komoditasnya

7. Peningkatan kemampuan pengelolaan komoditas (

people & process

)

8. Standardisasi dan integrasi proses bisnis, koordinasi, dan sinergi kebijakan (antar pelaku, antar

lembaga, antara pelaku dan lembaga, antara pemerintah pusat dan daerah)

9. Penyusunan regulasi logistik pangan yang terpadu

10. Penguatan proses, fasilitas, dan pelaku konsolidasi untuk meningkatkan ekonomi skala di setiap

mata rantai dan antar mata rantai dalam rantai pasok

11. Peningkatan dukungan permodalan

31

REGULASI &

BIROKRASI

REKOMENDASI IMPLEMENTASI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

4

Integrasi perencanaan, pemantauan, dan evaluasi rantai pasok komoditas

Penyusunan rencana induk pengembangan konektivitas

(infrastruktur) nasional

Pengembangan

komoditas dan industri daerah untuk

penyeimbangan volume pengiriman antar wilayah

Integrasi sistem informasi rantai pasok komoditas

Penyusunan regulasi logistik pangan yang terpadu

Penyiapan infrastruktur dan fasilitas

penanganan logistik sesuai karakteristik komoditasnya

Penguatan proses, fasilitas, dan pelaku konsolidasi untuk meningkatkan ekonomi skala di setiap mata rantai dan antar mata rantai dalam rantai pasok

Standardisasi dan integrasi proses bisnis antar penyedia jasa logistik

Peningkatan kemampuan

pengelolaan komoditas (people & process) Peningkatan

pemahaman terhadap komoditas dan rantai pasoknya

Pengembangan teknologi pangan (pembibitan,

penangkapan hasil laut, dsb.) melalui kerja sama pemerintah, perguruan tinggi, dan industri

PELAKU USAHA

Koordinasi antar kementerian/lembaga maupun antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah Integrasi sistem

32

LAMPIRAN

ILUSTRASI KASUS:

33

PETERNAKAN SAPI DI LUAR NEGERI

34

ILUSTRASI PERBANDINGAN TRANSPORTASI

TRANSPORTASI SAPI IMPOR

TRANSPORTASI SAPI LOKAL

Sumber: Sucofindo (2012)

Sumber: duniaternak.com Sumber: antaranews.com

(2015)

Sumber: aktual.co

Sumber: Sucofindo (2012) Sumber: dobraknews.com (2015)

35

ILUSTRASI PERBANDINGAN TRANSPORTASI

Sumber: Sucofindo (2012)

TRANSPORTASI SAPI IMPOR

TRANSPORTASI SAPI LOKAL

Sumber: Sucofindo (2012)

36

Taman Melati B1/22 Pasir Impun, Bandung 40194 Phone : +62 22 720 5375 | Mobile : +62 821 1515 9595 E-mail : sekretariat@SupplyChainIndonesia.com

Website : www.SupplyChainIndonesia.com Mailing list : SupplyChainIndonesia@googlegroups.com Mailing list : jasa-logistik@googlegroups.com

E D U C A T I O N | T R A I N I N G | C O N S U L T I N G | R E S E A R C H | D E V E L O P M E N T