1.1. PERENCANAAN SITE PLAN
Perencanaan Site Plan adalah perencanaan tata letak atau lay out dari beberapa fasilitas yang diperlukan selama pelaksanaan proyek yang harus sedemikian rupa di atur agar sedapat mungkin meningkatkan produktivitas kerja. Fasilitas-fasilitas proyek yang dimaksud antara lain :
Kantor proyek/direksi keet Gudang material dan peralatan
Base camp staf proyek dan barak pekerja Tempat pabrikasi kerja besi dan kayu Pos jaga dan pagar kerja
Jalan kerja
Penempatan alat berat, tower crane dan lift bahan Lokasi pembuatan komponen precast jika memang
diperlukan
Dll
Galian Open Pumping Pompa
Galian Pre Drainage ( Well Point
System )
Pompa
1.2. PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH 1.2.1. DEWATERING
Sebelum pekerjaan galian dimulai, sudah harus pasti lebih dahulu , sistem dewatering yang akan diterapkan.
Pada dasarnya ada 3 ( tiga ) macam sistem dewatering, yaitu :
1. Open Pumping ( debit rembesan kecil )
Galian Cut Off Dinding Cut Off
3.Cut Off ( tidak diinginkan ada penurunan muka air tanah , dan tidak tersedia saluran drainage )
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan dewatering ialah menggunakan metode pengurasan dengan pemompaan yang dilakukan dengan sumur titik (well point system).
Pekerjaan persiapan
1. Tentukan letak titik dan kedalaman rencana pengeboran.
2. Menyiapkan casing pipa pvc dengan urutan sebagai berikut :
Lubangi pipa casing pada bagian ujung yg
akan terendam air dengan diameter lubang sesuai shop drawing, dengan menggunakan alat bor.
Bungkus lubang-lubang pipa tersebut dengan
kawat ayam/plastik filter.
3. Buat bak penampung air sirkulasi pengeboran
berupa galian tanah yang dilapisi semen.
4. Laksanakan pengeboran tanah dengan mesin bor, jumlah lubang dan diameter serta kedalaman galian hams sesuai dengan rencana.
5. Masukkan pipa pvc yang telah dilubangi kedalam lubang bor secara bertahap.
6. Isi rongga antara lubang pengeboran dan casing pvc dengan koral gundu.
Buat saluran pembuangan air dari hasil dewatering
7. Pasang dan operasikan pompa submersible secara otomatis kedalam casing pvc dengan mengatur :
Rangkaian pompa submersible dengan pipa
galvanis
Letak manometer, stop kran, check valve
(untuk mengetahui dan mengatur tekanan/debit air).
Letak water level control/ elektrode (untuk
mengatur tinggi rendahnya permukaan air di dalam sumur sebagai pengamanan pompa).
Letak panel kontrol dan instalasi listrik.
8. Merek-merek pompa dewatering yang sering digunakan torishima, ebara, dll.
Pengeboran Tanah untuk dewatering
Pembuatan Lubang pada ujung pipa dan
Pembungkus an pipa dengan kawat ayam
Pipa casing PVC dimasukan kedalam lubang sumur hasil pengeboran
1.2.2. GALIAN TANAH BASEMENT
Metode galian tanah basement , ditetapkan
berdasarkan atas kondisi air tanah dan jenis tanah . Bila galian cukup luas dan dalam , sehingga alat gali dan alat angkut harus turun , maka galian harus diperlebar untuk keperluan “ ramp “
Persiapan
Sebelum proses penggalian dilaksanakan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
Kedalaman Galian
1. Cek stabilitas lereng, apakah dapat digali secara open cut dengan mem-bentuk slope (cek tinggi kritis & ke-miringan slope).
Elevasi dasar galian
Pemilihan, jumlah, dan komposisi alat gali yang
digunakan berdasarkan waktu pelaksanaan dan lokasi proyek.
Jalan kerja yang memenuhi syarat.
Pemeliharaan lingkungan sekitar proyek (debu,
lumpur bekas material galian, dll).
Metode pekerjaan galian
Galian tahap 1
Penggalian dilakukan backhoe dan material
langsung didumping ke dump truck (posisi dump truck yang optimal di mana sudut swing bucket backhoe (45"-90"), tinggi galian sesuai perhitungan tinggi kritis.
Galian tahap 2
Lereng hasil penggalian tahap 1 harus diproteksi
dari gerusan air hujan dengan menggunakan terpal plastik (plastik sheet) dan galian tahap kedua dapat dilaksanakan dengan metode yang sama pada tahap 1.
Penggalian dilanjutkan sampai elevasi rencana,
untuk penggalian di bawah permukaan air tanah dilakukan pekerjaan dewatering.
Hasil galian tanah dibuang ke lokasi disposal
area, diusahakan agar jarak disposal adalah jarak terdekat dan yang perlu diperhatikan usahakan tanah galian tidak berjatuhan di jalan dengan cara menutup bak dump truck dengan terpal.
Ramp Perlindungan
Slope
1.2.2.1. GALIAN TANAH SLOPE
Untuk melindungi slope terhadap gerusan air hujan, permukaan slope dapat dilindungi dgn terpal atau dgn shotcrete
1.2.2.2. GALIAN TANAH SUPPORT/ TEGAK
Galian tahap I Strutting tahap I
STRUTTIN G
Galian tahap II
Strutting tahap II
Galian tahap akhir
Galian tahap I + Bracing tahap I
Galian tahap akhir + Bracing akhir
BRACING
Untuk beban lateral yang besar dan galian yang sangat lebar, ground support dapat diperkuat dengan sistem bracing/ strutting / anchoring
Galian thp.I
Galian thp.akhir ANCHORING
1.2.3. PONDASI
Pada umumnya fondasi untuk bangunan gedung bertingkat, menggunakan fondasi dalam.
Beberapa alternatif adalah :
1. Pondasi Tiang Pancang (Driven Pile) 2. Pondasi Frankie Pile
Galian Basement
1.2.3.1. TIANG PANCANG (DRIVEN PILE) Ada dua alternatif, yaitu :
Dipancang dulu baru digali
basement (umum) Digali basement dulu, barudipancang
Bila tiang pancang berjarak rapat dan menimbulkan soil displacement yang cukup besar, maka untuk menghindari terjadinya “heaving“, urutan pemancangan harus dari tengah keluar .
Persiapan
Penentuan alat pancang yang digunakan:
peralacan pancang yang dipakai harus mempunyai efisiensi dan energi yang memadai.
Pemilihan jenis hammer secara tepat harus
memper-hitungkan panjang tiang, daya dukung tiang, dan kondisi tanah.
Rencanakan set tiang final: untuk menentukan
pada kedaiaman mana pemancangan tiang dapat
dihentikan, berdasarkan data tanah dan data jumlah pukulan terakhir {final set)
Rencanakan urutan pemancangan dengan
pertimbangan kemudahan manuver alat. lokasi stok material ditempat-kan sedekat mungkin dengan lokasi pemancangannya.
Tentukan letak titik pancang dengan theodolit dan
tandai dengan patok.
Urutan pemancangan Proses pemancangan
1. Dipasang patok 2 posisi rencana tiang pancang. 2. Diberi nomor urut pemancangan sesuai rencana. 3. Bila perlu penyambungan, disiapkan dari awal
baik tiang penyambung maupun alat penyambung.
4. Pemancangan dihentikan bila final settlement telah memenuhi syarat.
5. Penghentian pemancangan harus
sepengetahuan Pengawas yang bersangkutan. 1.2.3.2. FRANKIE PILE
Pipa baja dengan ujung bawah terbuka,
Pipa Kedalaman pemancangan ditentukan melalui data yang diperoleh dari penyelidikan tanah dan
kalendering pada setiap titik. Pemancangan dihentikan apabila penurunan pipa tidak lebih dari 30 mm dalam 10 pukulan, dengan tinggi jatuh palu setinggi 1,20 meter per pukulan.
Setelah mencapai kedalaman yang
diharapkan, pipa ditahan dengan sling dan sumbat split yang terdapat di dalam pipa dipukul hingga lepas dan keluar dari pipa. Beton kering lalu diisikan sedikit demi sedikit ke dalam pipa untuk pembuatan pembesaran (bulb) atau enlarged base.
Pembesian dimasukkan ke dalam pipa.
Pembesian dibuat sepanjang tiang dengan tambahan ± 0,90 m stek untuk masuk ke dalam
poer untuk penyambungan, sehingga over-lapping besi utama adalah ± 90 cm.
Pengecoran kedalam pipa dilakukan sedikit
demi sedikit disertai dengan pamadatan, sambil pipa sedikit demi sedikit dicabut.
Pengecoran beton terakhir ditambah setinggi
lebih kurang 30 cm - 50 cm.
1.2.3.3. BORED PILE
1.2.3.3.1. PROSES PENGEBORAN
1. Pengeboran dimulai dengan menggunakan
auger dengan diameter sedikit besar. Untuk kemudian memasang casing sementara (bila diperlukan) sepanjang maksimum 4.00 meter.
Casing sementara ini dibutuhkan untuk menghindari runtuhnya tanah permukaan di sekeliling lubang bor.
2. Pengeboran dilanjutkan menggunakan auger
atau bucket. Bila dinding lubang bor runtuh, maka dibutuhkan pengisian air dalam lubang bor selama proses pengeboran dilaksanakan.
1.2.3.3.2. PROSES PEMBERSIHAN LUBANG
Pembersihan dasar lubang dimulai dengan menggunakan cleaning bucket. Bahan yang dikeluarkan dan tebalnya harus dicatat. Proses diulang beberapa kali sampai dasar lubang dalam keadaan relatif bersih.
1.2.3.3.3. PROSES PENGECORAN BETON
sesuai spesifikasi teknis.
2. Bila di dalam lubang terdapat volume air yang cukup banyak dan deras maka pengecoran dilaksanakan melalui pipa tremie yang ditutup pada ujung bawahnya, menggunakan plat baja yang dinamakan end plate atau dengan menggunakan plastic foam sebagai pemisah antara beton dan air.
3. Pipa tremie dipasang sepanjang lubang yang dibor dengan ujungnya bertumpu pada dasar lubang.
Beton Readymix dituangkan ke dalam tremie
hingga pipa tersebut terisi penuh. Pipa lalu ditarik sehingga end plate terlapas dan beton mengalir pengecoran tiang dilakukan berulang kali hingga permukaan beton mencapai ketinggian yang diinginkan. Selama pengecoran berlangsung ujung bawah pipa
tremie harus terbenam di dalam beton. Bila pipa tremie terlampau panjang maka pipa
tremie dengan panjang masing-masing potongan antara 1 - 6 meter harus diangkat dan dipotong.
4. Casing lalu dicabut perlahan-lahan dan dilakukan pengukuran terakhir untuk memeriksa apakah ketinggian permukaan beton berada di atas rencana dasar poer
setinggi ± 1 meter untuk menjamin mutu beton yang baik pada elevasi dasar poer.
Apabila perlu, casing sementara di cor beton sampai penuh sehingga ketinggian permukaan beton yang diinginkan tercapai. Bilamana tidak ada air di dalam lubang bor, pengecoran beton dilakukan dengan pipa tremie pendek (± 1 m) dan corong saja. Pipa tremie pendek ini berfungsi agar beton yang dituangkan jatuh Pipa
casing
Penyedot sisa boring
Pipa casing ditarik& cor
Pembesian
Bor Tanah
Pile Cap
GROUND BEAM
PILE CAP Permanen Form work
ditengah-tengah lubang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bored pile :
Tetapkan titik-titik bore pile.
Siapkan saluran drainage untuk pembuangan
lumpur dari galian bor.
Arah gerakan alat bor, mundur (bila perlu galian
sambil diisi lumpur bentonite).
Sample tanah elevasi akhir, diserahkan pada
Pengawas, untuk persetujuan pemberhentian boring.
Penurunan rangkaian pembesian,
memperhatikan elevasi rencana.
Pengecoran menggunakan sistem pipa tremi.
1.2.4. PILE CAP DAN GROUNDING
1.2.5. RAFT FONDATION
Raft foundation, biasanya digunakan pada bangunan gedung bertingkat tinggi, dengan basement yang dalam. Raft foundation, berfungsi juga sbg pile cap fondasi tiang (bored pile), dan sbg pemberat
Di Cor tahap I (dgn form work)
Di Cor tahap II (tanpa form work)
Balok Kayu Kawat anyaman Tulangan Raft
Tulnagan Raft
Pengecoran Tiap Kotak, (sistem papan catur tahap II ) Pengecoran Tiap Kotak, (sistem papan catur tahap I )
bangunan. Raft foundation, berbentuk sebagai plat yang tebal sekali, missal >2 meter, sehingga perlu metode pengecoran khusus .
Galian & Cor panel Male
Panel Female Panel Female
Galian & Cor panel Female
Galian Bore pile , diisi semen bentonite
Galian Bore pile , disela-sela bore pile semen bentonite , kemudian di cor beton bertulang
Panel Female
1.2.6. DINDING DIAFRAGHMA
Secant pile wall
Diaphragm Wall
King Post
Galian level I
Galian level II
Kolom basement
Slab basement
1.2.7. BASEMENT
Sistem pelaksanaan struktur basement , dapat dibagi menjadi :
• Sistem Konvensioal ( Bottom up )
• Sistem Top Down ( Up and Down )
• Sistem campuran ( Top Down & Bottom Up ) Sistem yang digunakan , dipengaruhi oleh situasi dan kondisi bangunan. Top Down adalah sistem baru, yang dimaksudkan agar proses pelaksanaan dapat lebih cepat.
1.2.7.1. KONVENSIONAL
Lean concrete Tulangan Slab Tulangan Kolom
King Post
Lean concrete
King Post
Pasang penulangan kolom , dan pasang bekisting kemudian kolom di cor
TAHAP PENGERJAAN BASEMENT TOP DOWN SISTEM
Kolom yang telah dicor Lobang untuk pipa concrete pump
BALOK / SLAB DENGAN PERANCAH SCAFOLDING
Ajusting Frame Main Frame Di cor beton
Kolom telah dicor
U Head Jack
Jack Base Joint Pin Balok& papan Kayu
Pipa Bracing
BALOK / SLAB , KONVENSIONAL
Di cor beton Slab& Balok
Kolom telah dicor Balok& papan Kayu
Tiang Kayu Tiang
Kayu
Papan Alas
1.3. PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 1.3.1. KOLOM, BALOK, SLAB
1.3.1.1. FORM WORK/BEKISTING
Sepatu Kolom ( beton / besi siku )
CAST IN PLACE Concrete
Bucket
Pengatur vertikal
Pedoman vertikal
BALOK / SLAB MENGUNAKAN STEEL DECK
Di cor beton
Kolom telah dicor
U Head Jack
Jack Base Joint Pin Steel Deck
Steel Support bila diperlukan
Profil Steel deck
BALOK / SLAB DENGAN HORRY BEAM
Di cor beton
Kolom telah dicor
U Head Jack
Jack Base Joint Pin Horry Beam
KOLOM , dengan Sistem Pre-Grout
Kolom Bag. atas
Kolom Bag. bawah Diisi grout (dilebihkan)
Sebelum grouting mengeras , tidak boleh diganggu .
1.3.1.3. PRECAST
KOLOM , dengan Sistem Embeded Part dan Las
Di Las
Kolom bagian bawah Kolom bagian atas
Baja penyambung
Kolom bagian bawah Baja penyambung
Kolom bagian atas
KOLOM , dengan Sistem Post-Grout
Kolom Bag. bawah Kolom Bag. atas
Bedding mortar
KOLOM & BALOK, dengan Sistem Embeded part dan las
Embeded Part
Plat penyambung di las
Tampak Atas Kolom
Balok
Tampak Samping
Di Grout
BEAM , dengan sistem Grout & Cor
Komponen Precast Komponen Precast
Komponen Precast Komponen Precast
Cast In Place Splice Sleeve
BEAM , dengan Sistem Grout
TANGGA Sistem Precast
Bagian Trap di precast
Bagian Bordes di cast in place
CAMPURAN ( Hollow Slab )
Hollow Slab precast
Kolom telah dicor Cast In Place
CAMPURAN ( Half Slab )
Half Slab precast Cast In Place
Temporary support Half Slab precast
Dalam sistem ini , biasanya yang di precast adalah Slab , antara lain :
Penggunaan Half Slab precast , kolom dan balok serta sebagian slab di cor ditempat .
29
Double Tee Beam Precast
Cast In Place
Scafolding untuk cor balok
Tampang Double Tee Beam
CAMPURAN ( Double Tee Beam)
Penggunaan Hollow Slab precast, kolom dan balok serta toping slab di cor ditempat .
CLIMBING FORM
Plat form untuk kerja
Penggantung Plat form untuk finishing Bout penahan
Shear Wall yg sdh dicor .
Pipa
SLIP FORM
Penggantung Plat form untuk finishing Steel Jack Rod
Hydraulic Climbing Jacks
Yoke Unit Hand Rail
Working Platform
1.3.2.. SHEAR WALL, CORE WALL 1.3.2.1. FORM WORK/BEKISTING
AUTO JUMP FORM
Pengecoran Thp. I , manual
Cekungan
Stationary jack rod Hydraulic jack
Adjustable shear key support
system Grid Beam
COR DINDING PEMASANGAN FORM
MENGANGKAT FORMWORK MENGANGKAT JACK ROD
CARA KERJA HYDRAULIC JACK
Jack Rod Hydraulic Jack
Penghubung Hydraulic Jack & Grid Beam
LAY OUT GRID BEAM & HYDRAULIC JACK ( Tanpa gambar Deck )
Hydraulic Jack
Core wall Starter bar yg
ditanam
Starter bar tlh dibuka
1.3.2.2. HUBUNGAN CORE WALL DGN SLAB
Hubungan Core wall dengan slab, melalui starter bar yang ditanam pada dinding core wall
1.3.3. PEKERJAAN BETON (CONCRETE) 1.3.3.1. SLAB DAN BALOK
1. Setelah beton agak mengering, pasang adukan pada sekeiiling beton lantai yang akan digenangi air dengan tinggi adukan ± 5 cm. 2. Biarkan adukan sampai kering/ keras.
3. Aliri/ genangi permukaan beton lantai dengan
air kerja menggunakan pompa dan slang air. 4. Lakukan penyiraman atau penggenangan
permukaan lantai beton secara teratur 5. Kontrol genangan air jangan sampai kering 6. Jika terjadi hujan maka tidak perlu diadakan
pekerjaan penyiraman beton lantai
1.3.3.2. KOLOM
1. Setelah bekisting kolom dibuka curing dapat dilakukan
2. Kondisi kolom agak mengering
3. Curring dilakukan dengan melakukan penyemprotan curing compound
4. Curing juga dapat dilakukan dengan menutupi permukaan kolom dengan terpal/ kain karung basah
1. Pengisian kerucut Abrams dilakukan 3 tahap dimana tiap tahap untuk mengisi sepertiga tinggi kerucut.
2. Pemampatan dengan merojok adukan beton sebanyak ± 25 kali menggunakan besi untuk tiap tahap pengisian kerucut.
3. Ratakan permukaan kerucut
4. Bersihkan bagian alas bawah kerucut 5. Tekan pegangan kemudian angkat kerucut 6. Ukur tinggi penurunan yang terjadi pada
adukan beton
1.3.3.4. TEKNIK PENGECORAN DAN PEMADATAN
Pengecoran Kolom Cara Yang Benar
1. Saat penuangkan beton dari gerobak salurkan campuaran memlalui pipa flexible/tremi
2. Saat menuangkan beton menggunakan bucket dari tower crane gunakan pipa penyaluran yang flexible/tremi yang pangkalnya disambungkan dengan kerucut corong
3. Saat menuangkan beton menggunakan Concrete Pump masukan ujung pipa concrete pump sampai dasar bekisting sambil diangkat perlahan saat bagian tersebut telah terisi beton. Cara Yang Salah
4. penuangan beton dengan jarak jatuh yang jauh, lama dan tak terkontrol dapat menyebabkan
segregasi dan campuran beton yang
membentur bekisting dapat merusak bekisting dan campuran beton.
Segregasi menyebabkan mortar/adukan akan tertinggal di permukaan sedangkan agregat kasar akan menumpuk dibagian bawah
Prinsip untuk menghindari segregasi selama pengecoran disegala tempat :
1. Beton dicor secara vertikal dan sedekat mungkin dengan posisi pengecoran
2. Beton jangan dialiran ke posisi pengecoran, tetapi beton dipindahkan.
Penggetaran pada saat melakukan pengecoran harus dilakukan antara lain untuk
mengkonsolidasikan partikel agregat sampai rata dan mengeluarkan udara yang terjebak.
1.4. PEKERJAAN ARSITEKTUR
1.4.1. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING a. Peralatan Yang Digunakan
Meteran Jidar aluminium Roskam kayu Roskam besi Kertas semen
Benang
b. Bahan Yang Digunakan : Triplek
Kawat ayam (jika plesteran lebih dari 3cm)
Air
Semen
c. Pelaksanaan :
1. pasang batu bata/batako sesuai shop drawing.
2. basahi permukaan pasangan batu/ bata dengan air sampai basah secara merata (curing).
3. pasang tarikan benang vertikal dan horizontal
sebagai panduan kepalaan dan cek tarikan benang.
4. setelah kepalaan terpasang periksa hold point ke 1
HOLD POINT 1
Instalasi M/E sesuai
shop drawing Koordinat titik M/E harus tepat
Ketebalan kepalaan
sesuai speksifikasi Ketebalan 1,5-3cm
Cek vertikalnya
shop drawing Vertikal & horizontal lurus dan rata (harus lot)
5. kemudian periksa hold point ke 2
HOLD POINT 2
Kerataan pemukaan plesteran
Dengan Jidar alumunium L=2m; deviasi ± 1mm
MULAI 3. PASANG TARIKAN BENANG VERTIKAL DAN HORIZONTAL SEBAGAI PANDUAN KEPALAAN DAN CEK TARIKAN BENANG.
HOLD POINT 1
1. KOORDINAT INSTALASI TITIK M/E HARUS TEPAT SESUAI SHOP DRAWING 2. KETEBALAN KEPALAAN SESUAI SPEKSIFIKASI 1,5-3CM
3. VERTIKAL & HORIZONTAL LURUS DAN RATA (HARUS LOT)
1.4.2. PEKERJAAN PLAFOND GIPSUM a. Peralatan Yang Digunakan
rol meter benang screw driver ceiling net/ lakban waterpass
amplas hand sander grit paper 150/120
kuas
rol cat
b. Bahan Yang Digunakan
panel gypsum
paku kait / penggantung
rod (penggantung rangka plafond) hanger
clip adjuster (ex. boral type 223) steel hollow
wallen cle profil l 20 x 20 mm/ moulding profil w to/5 cross rail atau rangka utama (ex. boral type
201)
furing chanel atau rangka pembagi (ex. boral type
locking clip (ex. boral type 210) skrup ceiling
paper tape
compound
cat
plamur
c. Pelaksanaan
1. Tentukan/ marking elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan serta titik-titik paku kait pada langit-langit dengan jarak sesuai shop drawing.
2. Pasang paku kait. tembakanpaku-paku kait pada marking titik -titik yang telah ada 600x1200mm. 3. Pasang penggantung rangkaplafond (rod) yang
terdiri dari hanger dan clip adjuster (ex. boral type 223), dengan posisi tegak - lurus.
4. Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angle profil l 20 x 20 mm atau moulding profil w sebagai list tepi tepat pada sipatan marking elevasi plafond.
5. Tentukan jarak penempatan kait penggantung.
type 201 ) dengan jarak 1200 mm.
8. Pasang rangka pembagi/ furing chanel (ex.boral type 204) dengan jarak 600 mm menggunakan locking clip (ex.boral type 210), cek elevasi dan jarak rangkaplafond cek sparing, ducting dan perlengkapan mekanikal elektrikal lainnya.
9. Pasang dan kencangkan clip rod.
10. Pasang panel gypsum pada rangka dengan sekrup ceiling menggunakan screw driver dengan jarak 60 cm dan setiap sambungan harus tepat pada rangka.
sudut, serta rol cat untuk bidang luas.
MULAI
MARKING ELEVASI & TITIK PENGGANTUNG
PASANG PENGGANTUNG & RANGKA TEPI
PASANG TARIKAN BENANG MEMANJANG NELINTANG & DIAGONAL SEBAGAI ACUAN
Flow Chart Pelaksanaan Pekerjaan Plafond Gypsum
1.4.3. PEKERJAAN PLAFOND PLYWOOD
a. Peralatan Yang Digunakan
roll meter (meteran) steger kerja
mesin poles kayu benang nylon waterpass siku besi gergaji
amplas biasa (kasar & halus)
paku
palu besi kain lap
b. bahan yang digunakan :
plywood tebal 6 mm ukuran disesuaikan dengan
kebutuhan
jenis kayu : kayu kamper
plywood tebal 6 mm
jenis kayu: kayu kamper (dia\ dan lurus
ukuran : 5 / 7 cm dan 5/10 cm
c. pelaksanaan
2. Buat marking elevasi, as dan jarak penggantung rangka plafond sesuai dengan shopdrawing (untuk menentukan ketinggian plafond ).
5. Pasang rangka plafond (yang telah dihaluskan,
dimeni & dipotong) sesuai marking yang telah dibuat.
6. Periksa kelurusan dan kerataan rangka menggunakan waterpass & siku besi.
7. Potong panel plafond plywood dengan gergaji sesuai shop drawing.
8. Haluskan bekas potongan plywood dengan amplas. Pasang panel plafond plywood tersebutdengan mengatur :
kelurusan & kerapatan nad plafond kerataan plafond
Pemasangan plafond dimulai dari tepi (mengikuti gambar kerja) dan diperkuat dengan paku yang diketok dengan palu besi
9. Cek kerataan permukaan plafond yang sudah jadi dengan waterpass.
10. Rapikan & haluskan permukaan plafond plywood yang telah terpasang dengan amplas sampai rata / licin.
11. Bersihkan permukaan yang telah diamplas dengan kain lap
2. Perbedaan prinsip adalah pemasangan genteng
di mulai dari atas ke arah bawah.
3. Perakitan antara genteng yang satu dengan lainnya menggunakan paku anti karat.
4. Mengikuti bentuk atap dengan mudah karena terbuat dari galvanil campuran aluminium yang fleksibel.
5. Walaupun terbuat dari metal tetapi sangat ringan yaitu 1/6 berat genteng beton ± 7kg/m2, sehingga dapat dipasang dengan sudut 12° sampai sehingga jarak reng pertama dari listplank adalah 36,5 - 7 = 29,5 cm.
2. Jika akhir atap diakhiri dengan talang datar, maka perhitungan reng dimulai dari atas.
c. Pelaksanaan
1. Pemasangan genteng dimulai dari atas agar jarak genteng tetap pada posisinya.
2. Pemakuan genteng pertama pada lekukan atas. Untuk yang kedua dan selanjutnya pada pertemuan atau sambungan 4 buah genteng. 3. Lakukan pemasangan wall flashing.
1.4.5. PEKERJAAN PEMASANGAN KUSEN PINTU / JENDELA
ALUMINIUM
a. Alat yang digunakan
Baji karet
Bor
Obeng
b. Bahan yang digunakan
Kusen
aluminium
Daun pintu/
jendela (setelah dipasang kaca)
Fischer
Skrup
Mortar/
semen/ sealant
Vaseline/
isolasi kertas/ plastik c. Pelaksanaan :
1. Pasang kusen pintu/ jendela aluminium pada lokasi yang ditentukan (sesuai type yang ada), sesuaikan lubang kusen dengan ukuran kusen (selisih lubang 1cm).
2. Masukkan kusen yang siap dipasang ke lubang tembok dengan bantuan baji karet/ kayu.
3. Atur kedudukan kusen dengan baji karet/ kayu. 4. Stel kelurusan kedudukan kusen terhadap tembok/
dinding
5. Lubangi tembok/dinding melalui lubang kusen dengan bor, untuk tempat skrup
6. Masukan fischer kedalam lubang bor
7. Fischer dikencangkan dengan obeng
8. Pasang daun pintu/ jendela (setelah dipasang kaga) ke dalam kusen. aksesoris
9. Stel perlengkapan serta (roda/rel, engsel, kunci dll).
10. Finish tembok/ dinding dengan mortar/ semen/ sealant (pengisian pada celah antara kusen dan tembok/ dinding ).
1.4.6. PEKERJAAN KUSEN KAYU a. Alat yang digunakan
Meteran
minimal 2m
Lot
Waterpass
Palu
b. Bahan yang digunakan
Kusen
Kusen telah dibuat di workshop sesuai ukuran dalam gambar kerja.
Kayu
3/5cm & 4/6 cm (untuk skur/penyangga sementara)
Paku
Papan
c. Pelaksanaan :
Sebelum
kusen pintu/ jendela kayu dipasang cek
1. Sudah betulkah ukuran tinggi & lebar kusen
2. Apakah terdapat cacat atau tidak
3. Sponeng :
a. Sudahkah sesuaikah ukuran sponeng de-ngan rencana daun pintu/ jendela
b. Untuk kusen gendong apakah sudah
betulkah letak sponeng bukaan daun pintu dengan daun jendela/ kaca mati
c. Bagaimana sudut sponeng apakah sudah 90º
d. Sudah adakah sponeng tali air/ tali kapur tiangnya
4. Periksa angkur
5. Apakah ketinggian kusen pintu sudah diperhitungkan terhadap ketinggian neut/ locis
Jika sudah ok
semua, ukur posisi kusen di lokasi yang akan dipasang sesuai gambar kerja.
Pasang kusen
pintu/ jendela kayu pada lokasi sesuai ukuran yang telah ditentukan, dengan bantuan skur/ penyangga sementara (skur/ penyangga jangan dimatikan terlebih dahulu)
Pasang kusen
sesuai shop drawing dengan dasar elevasi & absis/ ordinat pinjaman
Pasang 2
buah lot untuk mencecek posisi/ kevertikalan masing- masing ambang samping, apakah betul-betul tegak lurus.
Bila posisi &
elevasi sudah betul, skur/ penyangga sementara dimatikan untuk menghindari kusen berubah posisi & elevasi.
Pasang batu
bata penjepit pada tepi kusen.
Pasang
bekisting pada masing-masing posisi angkur, kemudian cor pada masing-masing angkur kusen.
Pasang 2
buah lot untuk mengetahui posisi kusen apakah betul-betul tegak lurus.
Pasang batu
baia sekitar kusen yang tersisa.
Cor balok
1.4.7. PEKERJAAN PENGECATAN
a. Peralatan yang digunakan
Kertas semen/
koran
Lakban
Amplas
Rol
Kuas
Skrap
dengan kertas semen/ koran dan lakban.
3. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak & kurang rata dengan pilamur, kemudian tunggu sampai kering.
4. Haluskan plamur yang telah kering dengan amplas hingga rata.
5. Cek, apakah permukaan dinding sudah rata ? 6. Jika permukaan sudah rata, maka lakukan
pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang yang luas & dengan kuas untuk bidang yang sempit (sulit).
7. Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.
8. Jika cat finish yang pertamasudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua/ terakhir (jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi). 9. Cek apakah pengecatan finish yang kedua/
terakhir itu sudah rata
10. Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/ pekerjaan lain yang seharusnya tidak terrkena cat dengan kain lap. d. Hasil akhir :
Permukaan
rata
Tidak
mengenai bidang lain
Tidak
mengelupas
1.4.8. PEKERJAAN PEMASANGAN DINDING KERAMIK a. Planning
1. Shop drawing
Menentukan
sisa potongan keramik harus > 1/3 badan
keramik
Menentukan
nad keramik dinding &lantai agar bertemu & nad keramik seragam 2. Perhitungan resources (sumber daya)
b. Pelaksanaan
1. Setelah pasangan batu bata, instalasi air & listrik selesai, dimulai marking untuk batas pemasangan keramik.
2. Pasangan bata diplester tanpa acian, dengan ketebalan ±2 cm, diamkan selama 1x24 jam sehingga plesteran menjadi kuat.
3. Sortir keramik agar menhasilkan keseragaman
Ukuran/ dimensi
Presisi
Warna
4. Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air (ember) selama 1jam.
5. Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan/ tatakan keramik, setelah proses perendaman
6. Basahi pasangan dinding yang akan dipasang keramik dengan air.
7. Pasang benang/senar untuk kepalaan, dan
benang/ senar tersebut harus dicek secara periodik baik kekencangan maupun elevasinya. 8. Cek lebar nad dan hindari las-lasan.
9. Pasang perekat laticrete+semen (acian/ air + semen) pada permukaan dinding
10. Beri acian pada seluruh permukaan sisi belakang keramik.
11.
12. Pasang kepalan keramik arah horizontal dan vertical dengan menempelkan keramik pada posisinya.
13. Setelah itu ketuk keramik yang ditempel tersebut dengan palu karet agar merata.
14. Atur jarak nad dengan lebar sesuai gambar kerja, supaya ukuran nad bisa seragam & rapi diharuskan menggunakan plastic cross sebagai pengatur jarak nad (tanda " + ") atau dengan tile spacer.
15. Cek kerataan pasangan keramik dengan water pass.
16. Bersihkanlah permukaan keramik yang telah terpasang dengan kain/ lap basah
19. Setelah kering bersihkan sekitar pasangan keramik dan permukaan keramik dengan kain / lap basah.
1.4.9. PEKERJAAN DINDING MARMER/ GRANIT SISTEM BASAH
Mesin poles marmer/granit (untuk mengkilapkan permukaan)
Bahan cor nad (afagrout, ibagruot,
afafik dan lain-lainwarna sesuai rencana).
Kawat angkur kuningan diameter 0,2
cm.
Bubuk pengkilap/batu kuning (untuk
mengkilapkan permukaan). c. Pelaksanaan
1. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan.
2. Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain-lain.
3. Gelar marmer/ granit seluas dinding sesuai dengan pola yang ada pada gambar shopdrawing
4. Seleksi ukuran, warna, arah serat, dan cacat-cacat permanen marmer/granit.
5. Marking atau tandai marmer/ granit sesuai posis1 dan arah serat. penandaan ini menggu-nakan isolasi, setelah marmer/ granit terpasang isolasi baru dilepas
8. Pasang benang arah horisontal dan vertikal pada dinding sesuai elevasi pada shopdrawing. kedudukan benang antara horisontal dan vertikal harus siku dan datar, cek kedataran benang dengan waterpass.
9. Pasang kawat angkur arah melintang/horisontal pada dinding sesuai marking dengan bantuan paku. 10. Pasang alat bantu kawat penahan sementara.
11. Pasang kawat angkur sesual kedudukan.
12. Pasang marmer/granit pada posisinya dengan bantuan angkur mati dan angkur sementara. arah pemasangan dimulai dari bawah dan kedudukan marmer/ granit harus sesuai dengan saat penggelaran
waterpass.
15. Isi sela nad dengan bahan pengisi yang telah dise-tujui.
16. Bersihkan permukaan marmer/ granit yang terpasang dengan kain lap basah.
1.4.10. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK a. Planning
1. Shop drawing
Menentukan
sisa potongan keramik harus > 1/3 badan keramik
Menentukan
nad keramik dinding &lantai agar bertemu & nad keramik seragam
Menentukan
supaya perempatan keramik bertemu
Menentukan
posisi dinding bata.
Menentukan
tata letak sanitair & fixture harus
diperempatan/ tengah badan keramik.
Menentukan
titik awal pemasangan keramik.
Menentukan
expantion joint minimal setiap luasan 12 m2-16 m2.
2. Perhitungan resources (sumber daya) a. Bahan yang digunakan dibutuhkan sesuai jadwal dan volume pekerjaan
b. Pelaksanaan
3. Sortir keramik agar menghasilkan
kese-ragaman
Ukuran/
dimensi
Presisi
Warna
4. Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air (ember) selama 1jam.
5. Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan/ tatakan keramik, setelah proses perendaman
6. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan.
7. Pasang benang arah horisontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada shopdrawing. kedudukan benang datar dan siku apabii.a dinding yang ada adalah dinding keramik, maka kedudukan nad lantai harus disesuaikan dengan yang ada pada dinding.
8. Pasang keramik sebagal pasangan kepalaan, sepanjang garis dasar yang telah terpasang.
9. Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan
waterpass
10. Isi bagian/daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan/
11. Spesi. ll.setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai poslsinya sampai selesai, usahakan supaya tidak ada las - lasan. 12. Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk
permukaan keramik dengan palu karet untuk mendatarkan/meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak/cacat.
13. Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass.
14. Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan kain/lap basah sampai bersih.
16. Kemudian siapkan isian/bahan cor nad pada bakair (ember) dan aduklah hingga rata 17. Setelah adukan rata, isi sela - sela nad dengan
bahan cor nad dengan menggunakan sendok spesi ( sekop ). Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering.
18. Kemudian ratakan nad tersebut dengan cape.
19. Diamkan dan tunggu sampai nad ter-sebut benar-benar kering.
20. Setelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah dipa-sang nad dari sisa-sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain/lap basah sampai bersih.
1.4.11. LANTAI GRANITE/ MARMER a. Peralatan Yang Digunakan
Sendok Spesi
Nad (Afagrout, Ibagruot, Afafik Dan Lain - Lain Warna Sesuai Rencana)
Bubuk
Pengkilap/Batu Kuning (Untuk Mengkilapkan Permukaan)
c. Pelaksanaan:
2. Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan
iain-lain
3. Apabila marmer/ granit dipasang pada :
Lantai biasa (diatas pasir urug), kepadatan
dan keda-taran pasir urug harus sesuai rencana.
Lantai beton (diatas pasir urug), permukaan
lantai dibersihkan dan disiram dengan air. 4. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.
penentuan peil ini untukseluruh kesatuan.
Kedudukan benang harus datar dan siku. Apabila din-ding yang ada adalah dinding marmer/ granit, maka kedudukan nad lantai harus disesuaikan dengan yang ada pada dinding.
5. Pasang marmer/granit sebagai pasangan kepaila, sepanjang garis dasar yang telah terpasang
6. Untuk marmer/granit yang tidak sama dimensinya, dipotong/ digerjnda dengan alat potong gergaji/gerinda marmer/granit.
7. Cek kedatarannya dengan waterpass untuk setiap
pemasangan marmer/ granit
8. Gunakan palu karet untuk mendatarkan/meratakan agar permukaan marmer/granit tidak rusak/cacat 9. Lanjutkan pemasangan marmer/granit dengan
pertolongan benang dan lakukan pengecekan dengan waterpass setiap memasang sebuah marmer/granit.
10. Isi sela-sela nad dengan bahan cor nad. pengisian nad dilakukan apabila kedudukan marmer/granit telah kuat atau spesi telah kering.
11. Bersihkan permukaan marmer/granit dari sisa-sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain lap sampai bersih.
12. Poles permukaan marmer/granit dengan bubuk pengkilap dengan menggunakan mesin poles marmer/granit.
13. Untuk mengkilapkan permukaan marmer/ granit bekas potongan (daerah pinggulan), gosok daerah bekas gergaji dengan batu gerinda sampai halus. Setelah digosok dengan batu gerinda haluskan dengan amplas yang halus.
14. untuk mengkilapkan gosok permukaan dengan
batu kuning.
Apabila marmer/granit dipasang pada lantai luar, maka perlu diberi lapisan polymer coating.
mengaduk mortar kapasitas 150 liter
Lift untuk
2. Bersihkan permukaan lantai dari debu dan puing dengan sapu/ compressor.
3. Siram permukaan lantai dengan air sampai lembab.
4. Pasang benang pada jalur kepalaan (elevasi sesuai dengan marking)
5. Tentukan tebal screed lantai sesuai dengan jenis finishing lantai.
6. Buat caplaan pada jalur kepalaan dengan jarak 1,5 s/d 2 m, elevasi sesuai benang. pada bagian atas caplaan diberi triplek 5x5 cm
7. lsi adukan dengan campuran 1:4 diantara caplaan, elevasi sesuai benang, demiklan seterusnya untuk jalur kepalaan yang lain 8. Dengan jarak antar kepalaan 1,5m s/d 2m sejajar
kepalaan pertama.
10. Aci permukaan bidang screed setelah umur screed 2-3 hari (khusus finishing lantai keramik, permukaan screed tidak perlu di aci tetapi di kasarkan).
1.4.13. EXPANTION JOINT a. Deatil Expansion Joint
2. POT MEMANJANG
b. Expansion Joint
Expansion Joint Expansiaon Joint Arah Horisontal Arah Horisontal & vertical
c. Macam-macam Expansion Joint
3. Prefabricated Joint With Reinforcement Edges And Capping Over Structural Movement Joint
4. Flexible Joint In Bed Or Without Separating Layer
5. Flexible Joint Reinforcement Edges
6. Flexible Joint In Bed, With Or Without Separating Layer Type 1
7. Flexible Joint In Bed, With Or Without Separating Layer Type 2
START
1.4.14. PEKERJAAN WATERPROFING TIPE BITHUTENE a. Alat yang digunakan :
Sikat.
Sapu.
Cape.
b. Bahan yang digunakan :
Waterproofing
1. Bersihkan lokasi yang akan dipasang dari koto-ran dan debu serta sisa adukan mengguna-kan sikat, sapu dan cape.
2. Labur permukaan / bidang yang akan dipasang deng an primer coating secara merata, juga bidang dinding naik ± 20 cm dari finishing lantai.
Flow Chart Pekerjaan Waterproofing
3. Cek laburan primer coating.
4. Pasang waterproofing secara merata mulai dari dinding terjauh dengan overlap ±10 cm. 5. Cek pemasangan waterproofing mem-brane 6. Test penggenangan selama 1 x 24 jam (1 hari). 7. Screed penutup waterproofing :
a. Untuk toilet, langsung ditutup screed dengan tebal 2-5 cm.
b. Untuk gutter, sebelum penutupan screed dipa-sang kawat ayam mengikuti alur pemasangan, ketebalan screed 2-3cm dan difinish acian halus.
Lapisan waterproofing (bituthene),
dengan spesifikasi sebagai berikut :
dan tonjolan, kemudian bersihkan dari debu, minyak dan kotoran lainnya.
Pemakaian 1 liter primer dapat menghasilkan
untuk memudahkan pemasangan bagian datar.
b. Pemasangan dimulai dari titik terendah (drain)
c. Lapis waterproofing ditempel dengan cara melepas lapisan kertas silicon. d. Tempelkan pada bidang yang sudah
diprimer.
e. Pada penyambungan waterproofing berikutnya, diharuskan memberi overlap 10 cm (tepat garis putih yang terdapat di kanan dan kiri waterproofing membrane).
f. Untuk mendapatkan hasil yang merata kertas silicon dibuka sedikit demi sedikit dan ditempelkan sambil ditekan serta digosok dengan kain pel atau handroller, terutama pada bagian sudut dan lekukan-lekukan serta sambungan. g. Pemasangan bitu mastic (mastic) pada
tempat yang kritis
h. Untuk pengamanan sambungan di tempat yang kritis (titik pertemuan, drain dan lain-lain), maka perlu dilapis dengan bahan semacam lem (mastic) secukupnya.
metode kerja :
Sambungan yang digunakan biasanya
i. Setelah
selesai sebagian atau seluruh pekerjaan pemasangan waterproofing, diadakan tes rendam (flood test) selama 24 jam/ 1 hari dengan air setinggi 5cm.
j. Karena
waterproofing membrane tidak tahan terhadap sinar ultra violet (panas matahari), maka setelah pemasangan jangan dibiarkan terbuka selama lebih dari 24 jam.
k. Setelah
dipastikan pemasangan tidak bocor, maka ditutup kembali dengan plesteran pelindung dengan campuran 1pc : 3ps tebal 1,5-2,5 cm.
l. Jika
dikehendaki untuk bak air, kolam atau atap dapat di pasang dengan keramik.
Hal - Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Pemasangan Waterproofing
Pada Kamar Mandi :
Pasangan keramik pada dinding agar dipasang
terlebih dahulu, dimana disisakan setinggi + 25 cm dari lantai kemudian dibagian tersebut tinggi dari lantai basement pekerjaan dewatering harus mulai dari saat galian, lantai kerja sampai selesaipada dinding.
Pekerjaan pelindungnya memakai pasangan bata
atau plesteran.
1.4.16. PEKERJAAN COR NAD a. Alat yang digunakan :
Busa/ spon basah atau kain/ lap basah. Busa/ spon keras atau karet
Hitam tebal 1.5 cm.
Sikat kawat.
Kawat yang ditekuk membentuk setengah
lingkaran berdiameter 2xlebar nad atau dengan memakai kepala paku yang sesuai ukurannya.
Skrap. Sapu.
Ember dan gayung.
b. Pelaksanaan :
1. Tentukan lahan keramik yang sudah berumur 3 s/ d 4 hari & tentukan lahan yang akan dikerjakan, sesuaikan dengan kapasitas tukang per hari. 2. Korek lubang alur nad keramik dengan sikat
kawat sampai
sedalam ketebalan keramik atau 5 s/d 10 mm 3. Sapu/ bersihkan alur lubang nad & permukaan
keramik dari kotoran dan spesi.
4. Siram alur lubang nad keramik dengan air dan biarkan dalam beberapa menit.
5. Tuang adonan semen acian pada alur lubang nad keseluruh permukaan lantai keramik yang luasannya telah ditentukan dengan tahapan per 3x3 meter.
6. Arahkan atau alirkan adonan tersebut tepat kemasing-masing alur nad
7. Tekan adonan acian yang sudah setengah kering pada posisi di atas masing-masing alur nad,supaya meresap ke celah nad dan padat. 8. Bersihkan sisa-sisa adonan semen pada
9. Ratakan alur nad dengan permukaan keramik,
dengan cara menekan memakai alat busa/ spon keras atau karet hitam tebal 1.5 cm.
10. Cekungkan alur nad tersebut dengan alat kawat yang sudah ditekuk membentuk setengah lingkaran berdiameter 2xlebar nad atau dengan memakai kepala paku yang sesuai ukurannya. 11. Rapihkan pinggir keramik dengan memakai
skrap, jangan sampai tertutup dengan isian nad. 12. Setelah itu sapu / bersihkan seluruh
permukaan keramik yang telah diisi nad.
1.4.17. RAILLING TANGGA PELAKSANAAN:
1. Marking As & elevasi untuk posisi railing tangga sesuai gambar kerja.
2. Tentukan letak tiang railing sesuai gambar kerja. 3. Pasang Tiang Railing pada awal trap
Tangga & pada bordes lantai atasnya. 4. Tarik benang antara kedua tiang railing.
5. Pasang tiang railing sesuai jarak yang telah ditentukan. 6. Matikan dudukan tiang railing.
7. Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang. 8. Sambung railing horizontal untuk trap berikutnya. 9. Ratakan & haluskan sambungan serta bersihkan railing
tangga yang telah terpasang.
1.5. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL 1.5.1. PEKERJAAN INSTALASI TELEPON
a. Peralatan
Tang, Obeng dll Waterpass Kunci pas
b. Bahan yang digunakan ● PAI3X
● Pesawat Telepon ● Konduit ● Outlet Telepon ● Kabel instalasi ● Terminal box ● Material Bantu c. Pelaksanaan
Pemasangan instalasi Konduit Pemasangan Kabel Instalasi Telepon Pemasangan Instalasi Rak Kabel Pemasangan Terminal Box Pemasangan Outlet Telepon Pemasangan Peralatan Utama
MULAI MDF DAN GROUNDING SYSTEM
1.5.2.. PEKERJAAN FIRE ALARM a. Bahan yang digunakan
● Peralatan utama, fire alarm Detector ● Speaker ● Kabel instalasi ● Konduit
● Terminal box ● Material bantu b. Peralatan
Tang, Obeng dll Waterpass Kunci pas
c. Pelaksanaan
Pemasangan Detector:
Marking plafon dengan kapur / spidol Tank kabel instalasi ke luar plafon
Pasang Detector & sambung kabel instalasinya Kencangkan Detector dengan sekrup
Lindungi detector dari kotoran cat & debu
Pemasangan fire alarm
Pemasangan instalasi Konduit
Pemasangan Kabel Instalasi Telepon Pemasangan Instalasi Rak Kabel Pemasangan Terminal Box Pemasangan Outlet Telepon Pemasangan Peralatan Utama
1.5.3. PEMASANGAN SOUND SYSTEM a. Material
Peralatan utama sound system Speaker
Kabel instalasi Konduit Terminal box Material Bantu
b. Peralatan
Tang, Obeng, Dll Waterpass Kunci Pas
c. Urutan Pelaksanaan
Pemasangan instalasi konduit
Pemasangan instalasi kabel sound system Pemasangan instalasi rak kabel
Pemasangan terminal box Pemasangan Ceiling Speaker Pemasangan Horn Speaker Pemasangan wall Speaker Pemasangan Volume kontrol Pemasangan Peralatan utama
Urutan Pelaksanaan Pemasangan Ceiling Speaker Markingplafon dengan kapur/ spidol
Lubangi plafond sesuai marking untuk akustik
koordinasikan dengan rangka plafond
Pasang ceiling speaker & sambung kabel
instala-sinya
Kencangkan speaker dengan disekrupkan pada
ceiling
Lindungi speaker dengan masking tape untuk
men-cegah kotoran & debu
Urutan Pelaksanaan Pemasangan Horn Speaker Marking & tandai lokasi horn speaker
Buat pondasi speaker lengkap angkurnya Pasang tiang speaker
Flow Chart Pelaksanaan Pemasangan Instalasi Telepon 1.5.4. METODE PEMASANGAN CCTV
a. Material
TV Monitor
Camera
Kabel instalasi Konduit Terminal Box Material Bantu
b. Peralatan
Tang, Obeng, dll Waterpass Bending conduit
c. Urutan Pemasangan
Pemasangan instalasi konduit pemasangan instalasi kabel CCTV Pemasangan instalasi rak kabel Pemasangan terminal box Pemasangan peralatan CCTV
Urutan Pelaksanaan Pemasangan CCTV
Marking lokasi penempatan TV monitor dan
Camera
1.5.5. PEMASANGAN RADIO KOMUNIKASI a. Material
Tower Antena Antena Repeater Transmitter
HT
b. Peralatan
Kunci Pas Tang, Obeng, dll
c. Urutan Pelaksanaan
Marking lokasi tower antena Dirikan tower antena
Pasang penangkal petir & lampu tanda Pasang antena
Pasang box repeater dibagian bawah antena Pasang instalasi radio komunikasi
Pasang transmitter &. Accessories-nya diruang
kontrol
Lakukan pemograman
1.5.6. PEMASANGAN FIRE FIGHTING
a. Material
Pompa-pompa Valve
Pipa Gip/black steel Hydrant box & Accessories Hydrant Pillar
Siamese Connection Head Sprinkler Fire Extinguisher Material bantu
b. Peralatan
Mesin las Gerinda tangan
Bor duduk & bor tangan Takel
Kunci pipa, kunci pas, dsb
c. Urutan Pelaksanaan
1. Pemasangan Pipa Indoor
a. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur pekerjaan lain seperti jalur pipa AC, Plumbing, Tray Cable dll.
b. Potong pipa sesuai ukurankebutuhan. c. Lapisan pipa Black Steel (GIP jika akan
di cat seluruh pipa) dengan cat dasar (zincromate).
e. Pasang gantungan maupun support pipa
sesuai hasil marking.
f. Pasang pipa GIP/Black Steel sesuai ukuran pada shopdrawing, penyambung pipa
diameter kurang
dari 2,5 inchi dengan drat dan diameter 2,5 inchi ke atas dengan las.
g. Gunakan benang & waterpass untuk mengukur kelurusan pipa.
h. Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sambungan pipa.
i. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang berlaku.
j. Untuk pemasangan pipa dropper fire sprinkler harus dikoordinasikan dahulu dengan pekerjaan plafon(arsitek) dan pekerjaan ME lainnya.
c. Sambung pipa di atas galian. d. Lapisi pipa dengan zincromat.
e. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi teknis yang berlaku
f. Beri lapisan pasir pada dasar galian. g. Turunkan pipa ke dalam galian. h. Lapis kembali galian dengan pasir. i. Urug galian.
3. Pemasangan Hydrant Box Indoor
a. Marking lokasi penempatan hydrant box dengan ketinggian bagian atas 150 cm. b. Bobok dinding bata sesuai ukuran marking. c. Pasang hydrant box pada posisinya.
d. Pasang instalasi pipa yang menuju hydrant box.
e. Lindungi hydrant box dari kotoran dan cat.
a. Marking lokasi penempatan hydrant box. b. Buat pondasi hydrant box
c. Pasang hydrant box pada posisinya. d. Lindungi hydrant box dari kotoran dan cat.
e. Accessories hydrant dipasang setelah kondisi proyek aman.
HYDRANT PILLAR
a. Marking lokasi penempatan Hydrant pillar & Siamese connection
b. Gali lokasi marking dan jalur pipa yang menuju ke posisinya.
c. Sambung instalasi pipa yang menuju ke lokasi
d. Hydrant Pillar maupun Siamese connection. e. Pasang Hydrant pillar dan Siamese
connec-tion.
c. Lindungi Head sprinkler dari kotoran dan cat 6. Pemasangan Pompa
a. Marking lokasi penempatan pompa.
b. Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan & rata pondasi.
c. Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu.
d. Pasang Pompa dan valve-valve nya. e. Sambung instalasi daya ke pompa
Electric Pump On posisi 7 Bar, Off
manual
Diesel Pump On posisi 6 Bar, Off manual
g. Lakukan running test pompa
7. Test Fire Fighting
TEST HYDRANT
Tutup seluruh kran pada hydrant box dan
hydrant pillar.
Siapkan selang pemadam sesuai ukurannya. Posisikan pengatur pompa pada auto
Buka valve pada hydrant box maupun
hydrant pillar
TEST SPRINKLER
Buka Valve pada instalasi fire sprinkler.
Siapkan operator penutup valve pada
lantai/zona yang akan ditest.
Posisikan pengatur pompa pada auto. Panasi head sprinkler dengan api.
Setelah sprinkler pecah dan test dinyatakan
OK, segera tutup valve pada instalasi yang menuju daerahtest
Ganti head sprinkler yang pecah dengan
MULAI
1. PEMASANGAN PIPA INST.FIRE HYDRANT DI DALAM GEDUNG
2. PEMASANGAN PIPA INST.FIRE HYDRANT DI HALAMAN
Flow Chart Pekerjaan Fire Hydrant 1.5.7. PEMASANGAN AC CENTRAL
a. Material
Chiller AHU/FCU
BJLS
Pipa Gip/ Black Steel PipaPVC
Bahan isolasi Diffuser dan grill Material bantu
b. Peralatan
Mesin las Gerinda tangan
Bor duduk & bor tangan Gunting seng
Takel
Kunci pas, obeng, tang dsb
c. Urutan pelaksanaan 1. Pemasangan Ducting
Buat cutting list ukuran ducting & fitting-nya
yang akan dipasang
Cetak ducting sesuai cutting list yang diminta
(di workshop)
Pasang isolasi ducting dengan glass woll dan
aluminium foil
Marking jalur ducting
Pasang gantungan ducting dengan
ketinggian sesuai elevasinya
Pasang ducting
Test kebocoran ducting dengan sinar lampu
saat malam hari
Pasang isolasi pada sambungan ducting
2. Pemasangan Pipa Chiller
PIPA INDOOR Marking jalur pipa
Pasang gantungan pipa dengan ketinggian
sesuai elevasinya
Pasang pipa pada gantungannyasambung
pipa dengan las
Test pipa dengan cornpresor
Pasang isolasi pipa per satuan panjangnya
PIPA OUT DOOR Marking jalur pipa
Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai
elevasinya
Sambung pipa di atas galian Lakukan test tekan pipa Pasang isolasi pipa
Beri lapisan pasir pada dasar galian Turunkan pipa ke dalam galian
MULAI
1. FABRIKASI DUCTING AC, FRESH AIR DAN EXHAUST FAN
1. PEMASANGAN DUCTING AC, FRESH AIR & EXHAUST FAN
2. PEMASANGAN IN DOOR UNIT & PIPA REFRIGERENT
OK KOREKSI
PENYAMBUNGN PIPA REFRIGENT DI OUT DOOR UNIT DAN INDOOR UNIT LENGKAP ACCESSORIES
Flow Chart Pelaksanaan Pekerjaan AC 3. Pemasangan AHU/FCU
Marking lokasi penempatan AHU/FCU Pasang gantungan
Pasang AHU/FCU
Pasang kare mounting dan kencangkan
bautnya
Sambung pipa chiller & draint serta duet ke
unit
Pasang instalasi listriknya
4. Pemasangan Chiller
Marking pondasi chiller Buat pondasi chiller
Letakkan chiller pada pondasinya Pasang spring mounting chiller
Sambung instalasi pipa chiller lengkap
dengan valvenya
Sambung instalasi listriknya
5. Pemasangan Pompa Chiller
Marking pondasi pompa chiller Buat pondasi pompa chiller
Letakkan pompa chiller pada pondasinya Pasang mounting chiller
Sambung instalasi pipa ke pompa chiller
lengkap dgn valvenya
Sambung instalasi listriknya
1.5.8. PEMASANGAN AC SPLIT a. Material
Chiller
AHU/FCU
BJLS
Pipa Gip/ Black Steel
PipaPVC
Bahan isolasi Diffuser dan grill Material bantu
b. Peralatan
Mesin las Gerinda tangan
Bor duduk & bor tangan Gunting seng
Takel
Kunci pas, obeng, tang dsb
c. Urutan pelaksanaan 1. Pemasangan Ducting
Buat cutting list ukuran ducting & fitting-nya
yang akan dipasang
Buat fitting (elbow percabangan) ducting
Pasang isolasi ducting dengan glass woll dan
aluminium foil
Marking jalur ducting
Pasang gantungan ducting dengan
ketinggian sesuai elevasinya
Pasang ducting
Test kebocoran ducting dengan sinar lampu
saat malam hari
Pasang isolasi pada sambungan ducting
2. Pemasangan Pipa Refrigerant
Marking pipa / rak pipa
Pasang gantungan rak pipa dengan
ketinggian sesuai elevasinya
Pasang rak pipa ( untuk satu jalur lebih dari 2
pipa)
Pasang isolasi pipa copper per satuan
panjangnya
Pasang pipa pada rak / gantungannya Sambung pipa dengan las tembaga Test pipa dengan compresor Rapikan isolasi pipa
3. Pemasangan Indoor Unit
Marking lokasi penempatan indoor unit
Pasang gantungan Pasang indoor unit
Pasang karet mounting dan kencangkan
bautnya
Sambung pipa copper dan ducting ke unit Pasang instalasi listriknya
Sambung pipa ke outdoor unit Sambung instalasi listriknya
1.5.9. PEMASANGAN INSTALASI AIR BERSIH
Yang dimaksud Instalasi air bersih disini adalah :
1. Sarana pipa untuk menyalurkan air bersih dari sumur pompa deep wellAie pemakaian langsung atau ke bak penampung (reservoir) melalui pompa distribusi. 2. Sarana pipa dari reservoir ke tiap-tiap titik pemakaian
(kran, fixtures sanitary) dengan sistim gravitasi atau dilengkapi pompa boster bila tekanan air diperlukan lebih besar dari tekanan gravitasi.
a. Material
Pompa-Pompa (delivery, distribusi, booster) Tangki Reservoir (Kapasitas masing-masing
disesuaikan dg. Kebutuhan)
Pipa Galvanized (GIP) class medium Pipa PVC (class AW, VP), Pipa ABS
Valve (Gate valve, check valve, straimed, flexible,
connection,fast valve).
Fitting Galvanized (tee, elbow,reducer, socket,
flame, dll)
Fitting PVC (tee, elbow, reducer,socket, flame,
Fitting ABS (tee, elbow, reducer,socket, flame,
dll)
Material Bantu (lem PVC, sealtape, penggantung,
clamp, dll) b. Peralatan
Mesin Las Gerinda Tangan
Bor Duduk & Bor Tangan Takel
Kunci Pipa, Kunci Pas Mesin Senai
c. Urutan Pelaksanaan
1. Pemasangan Pipa Indoor:
a. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur pekerjaan lain seperti jalur pipa AC, Air Kotor, Fire Fighting, Tray Cable dll.
b. Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan. c. Lapisi pipa Gip (jika akan di cat seluruh/
daerah Expose) dengan cat dasar (zincromate).
d. Setelah dicat dasar lapisi pipa dengan cat (warna sesuai spesifikasi teknis).
e. Pasang gantungan maupun support pipa sesuai hasil marking.
f. Pasang pipa GIP sesuai ukuran pada shop drawing, penyambungan pipa diameter kurang dari 2,5 ichi dengan drat dan diameter 2,5 inchi ke atas dengan las.
g. Gunakan benang dan water pass untuk mengukur ke-lurusan pipa.
h. Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sam-bungan pipa
i. Lakukan tets tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang berlaku.
j. Untuk pemasangan pipa di dinding, harus dikoor-dinasikan dahulu dengan pekerjaan keramik (arsitek) dan sanitary.
k. Lakukan test tekan ulang jika pipa di dinding telah terpasang.
2. Pemasangan Pipa Outdoor: a. Marking jalur pipa.
c. Sambung pipa di atas galian. d. Lapisi pipa dengan zincromate.
e. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi teknis yang berlaku. f. Beri lapisan pasir pada dasar galian.
g. Turunkan pipa ke dalam galian. Lapis kembali galian dengan pasir. Urug galian.
3. Pemasangan Valve
a. Check lokasi penempatan valve (apakah space/jarak antar pipa yang telah disiapkan telah sesuai dcngan lebar valve?)
b. Siapkan valve dengan flange-nya.. c. Pasang valve.
d. Lakukan test tekan valve pada instalasi tersebut.
4. Pemasangan Pompa:
a. Marking lokasi penempatan pompa.
b. Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi.
c. Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu.
d. Pasang Pompa dan valve-valvenya.. e. Sambung instalasi daya ke pompa.