SISTE
i ini sebaga rmatika Un n Nasional “
oleh :
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN BONUS PEGAWAI DENGAN METODE PROMETHEE
Disusun Oleh : Hanstoro Agni F
123040058
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk disidangkan Pada tanggal : 22 Agustus 2011
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Frans Richard K, ST, M.Kom. Bambang Yuwono ST.,MT.
NPY. 2 6202 95 0006 1 NPY.2 7302 00 0225 1
Mengetahui,
Koordinator Skripsi
iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PENENTUAN BONUS PEGAWAI DENGAN METODE PROMETHEE
Disusun oleh :
Hanstoro Agni F 123040058
Telah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 22 Agustus 2011 oleh :
Penguji I
Bambang Yuwono, ST., M.T NPY. 2.7302 00 0225 1
Penguji II
Heriyanto, A.MD., S.Kom., M.CS NPY.2 7706 11 0301
Penguji III
Novrido Charibaldi, S.Kom., M.Kom. NPY.2 6811 96 0066 1
Penguji IV
iv
HALAMAN MOTTO
”Yesterday is History, Today is Present, Tomorrow is
Mistery”
”Syukurilah Apa yang Engkau Dapat dan Syukurilah
Apa yang Engkau Tidak Dapat”
”Kadang yang Sempurna Bukanlah yang Terbaik”
”Every Cloud Has”a Silver Lining
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan :
Ibu tercinta, Siti Fatimah yang selalu penuh kasih dan kesabaran
menghadapi ku. Sorry it takes lot of time mom..
Ayah terkasih, Sukarno Putro(Alm), wish you were here dad...sorry i am not
good enough being you’re son...
Keluarga besar di Jogja, Bantul, Karang Malang, Kota Gede, Lombok,
Bogor, Bandung, Bali, Jakarta, Surabaya,etc thx buat seluruh doa dan
supportnya.
Teman-teman Informatika seperjuangan(2004).
Teman-teman kelas B IF UPN 04,terutama BTX yang uda support…
Teman-teman yang sudah mau membantu terselesaikan skripsi ini,vi
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN BONUS PEGAWAI DENGAN METODE PROMETHEE
Dalam suatu perusahaan, karyawan yang mempunyai kinerja yang baik ada diberikan suatu kompensasi yang berbentuk bonus yang akan diberikan disamping gaji pokok. Kompensasi tersebut tidak diberikan kepada sekuruh karyawan yang ada, tetapi hanya karyawan yang memenuhi beberapa kriteria, diantaranya kedisiplinan, prestasi kerja, pengalaman kerja, dan perilaku selama bekerja. Maka untuk memudahkan manager dalam menentukan siapakah yang berhak untuk menerima bonus tersebut maka dibangun sebuah sistem pendukung keputusan yang akan memudahkan manager dalam pemilihan karyawan yang berhak atas bonus tersebut dengan kriteria-kriteria yang disebutkan diatas.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah waterfall Metode waterfall memiliki tahapan identifikasi masalah, analisa dan rekayasa sistem, perancangan, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan. Sedangkan metode pengambilan keputusannya menggunakan metode Promethee. Metode Promethee(Preference
Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation) memiliki kemampuan
untuk menangani banyak perbandingan, pengambil keputusan hanya mendefinisikan skala ukurannya sendiri tanpa batasan, untuk mengindikasi prioritasnya dan preferensi untuk setiap kriteria dengan memusatkan pada nilai, tanpa memikirkan tentang metode perhitungannya.
vii
K
K
A
A
T
T
A
A
P
P
E
E
N
N
G
G
A
A
N
N
T
T
A
A
R
R
Syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan perlindungan-Nya sehingga penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Dokumentasi sistem ini berisi gambaran mekanisme sistem baik sebelum pemrosesan maupun setelah penerapan program. Sehingga bagi mahasiswa yang mempunyai permasalahan hampir sama dapat mempelajarinya dan menyesuaikan dengan keadaan kasus yang dialami.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan dan dukungan, antara lain:
1. Ibunda Siti Fatimah, atas segala kesabarannya dalam menghadapi anaknya,terima kasih atas semuanya ibu.
2. Alm Ayah, Sukarno Putro, terima kasih atas bimbingannya selama ini dan maaf ananda belum bisa membanggakan dan membahagiakan.
3. Bapak Herry Sofyan selaku Ketua Jurusan Tehnik Informatika UPN “Veteran” yang telah memberikan segala kemudahan bagi mahasiswanya. 4. Bapak Frans Richard K dan Bapak Bambang Yuwono selaku dosen
pembimbing yang telah membantu dan membimbing dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini..
5. Seluruh kawan-kawan, saudara dan sahabat yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini, yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu.
6. Kawan-kawan kelas B angkatan 2004, terima kasih atas semua memorinya kawan.
Tulisan yang penulis susun ini masih banyak kekurangannya. Mohon saran dan kritik pembaca guna melengkapi tulisan ini.
Yogyakarta, Oktober 2011
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAKSI ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR RUMUS ... xiii
DAFTAR MODUL PROGRAM ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Tujuan Penelitian ... 2
1.5 Manfaat Penelitian ... 3
1.6 Metodelogi Penelitian ... 3
1.7 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II DASAR TEORI ... 5
2.1 Sistem ... 5
2..1.1 Karakteristik Sistem ... 5
2.2 Keputusan ... 7
2.3 Pengambilan Keputusan ... 7
2.3.1 Proses Pengambilan Keputusan ... 8
2.4 Sistem Pendukung Keputusan ... 9
2.4.1 Karakteristik dan Kemampuan SPK ... 9
2.5 Promethee ... 10
2.5.1 Dominasi Kriteria ... 12
2.5.2 Fungsi Preferensi ... 13
2.5.2.1 Kriteria Biasa (Usual Criterion) ... 13
2.5.2.2 Kriteria Quasi (Quasi Criterion) ... 14
2.5.2.3 Kriteria dengan Preferensi Linier ... 14
2.5.2.4 Kriteria Level (Level Criterion) ... 14
2.5.2.5 Kriteria dengan Preferensi Linier dan Area yang Tidak Berbeda ... 15
2.5.2.6 Kriteria Gaussian(Gaussian Criterion) ... 15
2.5.3 Indeks Prefensi Multikriteria ... 16
2.5.3.1 Promethee I ... 17
ix
2.6 Manajemen Sumber Daya Manusia ... 25
2.6.1 Bonus ... 26
2.7 Data Flow Diagram (DFD) ... 26
2.8 Flowchart ... 28
2.9 Basis Data ... 28
2.9.1 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 30
2.10 Metodologi Waterfall ... 31
2.11 PHP ... 32
2.11.1 Konsep Dasar PHP ... 32
2.12 My SQL ... 34
2.13 Studi Pustaka ... 35
BABIIIANALISISDANPERANCANGAN ... 36
3.1 Analisis Sistem ... 36
3.1.1 Spesifikasi Sistem ... 36
3.1.2 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan ... 37
3.2 Rancangan Sistem ... 38
3.2.1 Rancangan Model ... 38
3.2.2 Perancangan Proses ... 42
3.2.2.1 DFD Level 0 ... 42
3.2.2.2 DFD Level 1 ... 43
3.2.2.3 DFD Level 2 Proses Olah Data ... 44
3.2.3 PerancanganFlowchart ... 44
3.2.3.1 Flowchart Proses Preferensi ... 44
3.3 Perancangan Basis Data ... 46
3.3.1 Rancangan Entity Relationship Diagram (ERD) ... 46
3.3.2 Relasi Antar Tabel ... 46
3.3.3 Perancangan Tabel ... 47
3.3.4 Perancangan Struktur Menu Aplikasi ... 49
3.3.5 Perancangan Antar Muka ... 50
3.3.5.1 Perancangan Antar Muka User ... 50
3.3.5.2 Perancangan Antar Muka Admin ... 55
BABIVIMPLEMENTASI ... 59
4.1 Perangkat Lunak yang Digunakan ... 59
4.2 Pemilihan Perangkat Keras ... 59
4.3 Struktur File ... 60
4.4 Pembahasan Program ... 62
4.4.1 Halaman User ... 62
4.4.2 Halaman Admin ... 80
4.5 Pengujian ... 86
BABVPENUTUP ... 96
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Arsitektur SPK Penentuan Bonus Pegawai 37
Gambar 3.2 DFD Level 0 42
Gambar 3.3 DFD Level 1 43
Gambar 3.4 DFD Level 2 Proses Olah Data 44
Gambar 3.5 Flowchart Proses Preferensi 45
Gambar 3.6 Rancangan ERD 46
Gambar 3.7 Relasi Antar Tabel 47
Gambar 3.8 Perancangan Struktur Menu Aplikasi 49
Gambar 3.9 Interface Home 50
Gambar 3.10 Pilihan Kriteria 51
Gambar 3.11 Proses Promethee 51
Gambar 3.12 Hasil Proses Promethee 52
Gambar 3.13 Grafik 53
Gambar 3.14 Login 53
Gambar 3.15 Data Flow 54
Gambar 3.16 Data Kriteria 54
Gambar 3.17 Help 55
Gambar 3.18 Interface Home Admin 56
Gambar 3.19 Admin Karyawan 56
Gambar 3.20 Admin Input Kriteria 57
Gambar 3.21 Admin Input Nilai Kriteria 58
Gambar 3.22 Admin Ubah Password 58
Gambar 4.1 Tampilan Home User 62
Gambar 4.2 Tampilan Pilihan Kriteria 64
Gambar 4.3 Tampilan Proses Promethee 65
Gambar 4.4 Tampilan Hasil Proses Promethee 71
Gambar 4.5 Tampilan Grafik 74
Gambar 4.6 Tampilan Login 75
xi
Gambar 4.8 Tampilan Data Flow 77
Gambar 4.9 Tampilan Data Kriteria 78
Gambar 4.10 Tampilan Help 79
Gambar 4.11 Tampilan Home Admin 80
Gambar 4.12 Tampilan Admin Input Karyawan 82
Gambar 4.13 Tampilan Admin Input Kriteria 83
Gambar 4.14 Tampilan Admin Input Nilai Kriteria 84
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Dasar Analisis Promethee 12
Tabel 2.2 Tipe dari Fungsi Kriteria 15
Tabel 2.3 Lanjutan Tipe dari Fungsi Kriteria 16
Tabel 2.4 Nilai Kriteria dari Karyawan 19
Tabel 2.5 Nilai Data Flow 25
Tabel 2.6 Nilai Leaving Flow, Entering Flow dan Net Flow 25
Tabel 2.7 Nilai Rangking 25
Tabel 2.8 Simbol pada DFD 27
Tabel 2.9 Simbol dalam Bagan Alir(Flowchart) 28
Tabel 2.10 Komponen ERD 31
Tabel 3.1 Sub Kriteria 39
Tabel 3.2 Nilai Setiap Sub Kriteria 39
Tabel 3.3 Lanjutan Nilai Setiap Sub Kriteria 40
Tabel 3.4 Data Dasar Analisis Promethee 40
Tabel 3.5 Tabel Admin 47
Tabel 3.6 Tabel Karyawan 48
Tabel 3.7 Tabel Nilai Kriteria 48
Tabel 3.8 Tabel Kriteria 48
Tabel 3.9 Tabel Perhitungan 49
Tabel 4.1 File SpkBonus 60
Tabel 4.2 File Lanjutan pada SpkBonus 61
Tabel 4.3 File Pada Admin 61
Tabel 4.4 File Pada css 61
Tabel 4.5 Nilai Kriteria Untuk Masing-Masing Karyawan 86
Tabel 4.6 Matrik Perhitungan Promethee 94
xiii
DAFTAR RUMUS
Rumus 2.1. Rumus f pada Dominasi Kriteria 12
Rumus 2.2 Rumus Perbandingan Evaluasi Dominasi Kriteria 13
Rumus 2.3 Rumus Fungsi Preferensi 13
Rumus 2.4 Rumus Kriteria Biasa 13
Rumus 2.5 Rumus Kriteria Quasi 14
Rumus 2.6 Rumus Kriteria dengan Preferensi Linier 14
Rumus 2.7 Rumus Kriteria Level 14
Rumus 2.8 Rumus Kriteria Preferensi Linier dan Area yang tidak berbeda 15
Rumus 2.9 Rumus Kriteria Gaussian 15
Rumus 2.10 Rumus Bobot Preferensi 17
Rumus 2.11 Rumus Persamaan Promethee I 17
Rumus 2.12 Rumus Leaving Flow dan Entering Flow 18
Rumus 2.13 Rumus Persamaan Promethee II 18
xiv
DAFTAR MODUL PROGRAM
Modul Program 4.1 Cuplikan Pada Halaman Home 63
Modul Program 4.2 Form Action Pada Halaman hitung.php 64
Modul Program 4.3 Perhitungan Promethee 65
Modul Program 4.4 Lanjutan 1 Perhitungan Promethee 66 Modul Program 4.5 Lanjutan 2 Perhitungan Promethee 67 Modul Program 4.6 Lanjutan 3 Perhitungan Promethee 68 Modul Program 4.7 Lanjutan 4 Perhitungan Promethee 69 Modul Program 4.8 Lanjutan 5 Perhitungan Promethee 70 Modul Program 4.9 Query Menyimpan Data Pilihan Kriteria 71 Modul Program 4.10 Lanjutan 1 Query Menyimpan Data Pilihan Kriteria 72 Modul Program 4.11 Lanjutan 2 Query Menyimpan Data Pilihan Kriteria 73
Modul Program 4.12 Query Menampilkan Grafik 74
Modul Program 4.13 LanjutanQuery Menampilkan Grafik 75
Modul Program 4.14 Cuplikan Program Login 76
Modul Program 4.15 Query Untuk Menampilkan DataFlow 77 Modul Program 4.16 Lanjutan Query Untuk Menampilkan DataFlow 78 Modul Program 4.17 Query Menampilkan Data Kriteria 79
Modul Program 4.18 Cuplikan Program Help 80
Modul Program 4.19 Cuplikan Home Admin 81
Modul Program 4.20 Query Input Karyawan 82
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam setiap perusahaan, instansi, organisasi atau badan usaha akan memberikan gaji sebagai kompensasi dari kerja seorang pegawai, disamping pemberian gaji pokok pada karyawannya, setiap instansi seringkali memberikan bonus disamping gaji pokok untuk memacu kinerja dan produktifitas kerja pegawainya. Pembayaran upah pegawai dengan sistem bonus yang diterima oleh pegawai disamping gaji pokok mereka berfungsi untuk merancang pekerja agar bekerja dengan lebih baik sehingga mencapai kinerja yang diharapkan oleh perusahaan, dikarenakan seorang pegawai yang menerima bonus tersebut harus memenuhi beberapa kriteria tertentu yang berhubungan dengan kedisiplinan, kinerja, dan produktifitas sesuai yang ditentukan oleh masing-masing instansi atau perusahaan. Demikian pula besaran jumlah bonus yang diterima oleh masing-masing pegawai akan berbeda tergantung dengan jabatan dan beberapa faktor yang lain.
Bagi setiap perusahaan yang telah menggunakan sistem informasi berbasis komputer dalam kegiatan usahanya maka memerlukan sistem pendukung keputusan untuk menentukan pegawai manakah yang memiliki prioritas untuk mendapatkan gaji berdasarkan dengan kinerja dan produktifitasnya serta dapat menentukkan besarnya bonus yang pantas untuk diterima pegawai tersebut. Sistem pendukung keputusan ini juga dapat berguna untuk memonitor kinerja pegawai dari waktu ke waktu. Sistem ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam penentuan langkah selanjutnya bagi pegawai yang berprestasi maupun tidak.
keputusan secara lebih cepat dan tepat, sesuai dengan kriteria yang diinginkan atau setidaknya mendekati kriteria yang diinginkan. Alternatif-alternatif pilihan yang diharapkan dapat memberikan daftar referensi kepada pembuat keputusan sebelum benar-benar mengambil suatu keputusan akhir. Sistem pendukung keputusan ini menggunakan metode Promethee (Preference Rangking Organization Method For Enrichment
Evaluation) yang merupakan suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis
multikriteria.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana membangun Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Bonus Pegawai dengan menggunakan metode Promethee.
1.3 Batasan Masalah
Untuk memberikan ruang lingkup yang jelas terhadap suatu objek penelitian, maka dibuat batasan-batasan permasalahan, yaitu:
1. Sistem ini lebih diperuntukkan bagi pihak manajer dan pihak pembuat keputusan yang bersangkutan dalam penentuan pemberian bonus pegawai.
2. Hanya menggunakan empat kriteria, yaitu kedisiplinan, prestasi kerja, pengalaman kerja, dan perilaku selama bekerja.
3. Data yang digunakan adalah data sekunder dari penelitian yang telah ada 1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk membantu pembuat keputusan dalam menentukan prioritas pemberian bonus pegawai. Dengan adanya sistem yang dibuat diharapkan mampu meningkatkan efesiensi dan efektifitas dalam mengambil keputusan.
1.6 Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam pengembangan sistem ini yaitu metode waterfall. Tahapan-tahapan yang digunakan dalam pengembangan sistem hanya beberapa tahapan (Pressman, 2002):, yaitu:
1. Analisis Sistem (System Analysis)
Tahapan analisis terdiri dari perencanaan, definisi masalah, dan analisis sistem yang akan dibuat.
2. Perancangan (Design)
Tahap perancangan akan menghasilkan sebuah rancangan sistem yang terbagi dalam rancangan struktur data dan proses.
3. Penulisan Program (Coding)
Tahap ini merupakan tahap dimana rancangan akan dituliskan dalam bentuk program yang akan dijalankan pada komputer.
4. Pengujian (Testing)
Setelah pembuatan program selesai maka akan dilakukan ujicoba pada sistem untuk melihat kinerja sistem tersebut.
1.7 Sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi berbagai teori yang menjadi dasar berfikir pembangunan sistem seperti teori sistem, sistem pendukung keputusan, promethee, data flow diagram, flowchart, basis data, waterfall, SQL dan PHP.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
Bab ini berisi tahapan-tahapan analisis dan perancangan sistem basis data yang dibangun.
BAB IV IMPLEMENTASI
Bab ini berisi rincian penjelasan mengenai tahapan implementasi sistem, yang dikembangkan dari tahap analisis dan desain.
BAB V PENUTUP
5 2.1 Sistem
Sistem adalah sebuah tatanan atau keterpaduan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional(dengan satuan fungsi/tugas khusus) yang saling berhubungan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses/pekerjaan tertentu(Jogiyanto, 1999). Sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan sistem dapat tercapai.
2.1.1 Karakteristik Sistem
Sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu(Jogiyanto, 1999) : 1. Komponen-komponen sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi. Artinya saling bekerja sama untuk membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian dari sistem. Setiap sistem, selalu mengandung subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. 2. Batasan sistem
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan bagian lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan.
3. Lingkungan luar sistem
sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar sistem yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
4. Penghubung sistem
Penghubung merupakan media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran dari satu subsistem merupakkan masukkan dari subsistem lainnya dengan satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
5. Masukkan sistem(input)
Masukkan adalah masukkan ke dalam sistem. Masukkan dapat berupa perawatan dan masukkan sinyal. Masukkan perawatan adalah input yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah masukkan yang diprospek untuk mendapatkan keluaran. Sebagai contoh input perawatan digunakan untuk mengoperasikan komputer sedangkan sinyal input digunakan untuk diolah menjadi informasi.
6. Keluaran sistem(output)
Keluaran adalah hasil dari masukkan yang diolah dan diklasifikasikan menajdi keluaran yang berguna dan sebagai sisa pembuangan.
7. Pengolah sistem(process)
Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolah yang akan merubah input menjadi output. 8. Sasaran sistem
2.2. Keputusan
Keputusan merupakan aktivitas atau tindakan yang diambil sebagai solusi dari suatu permasalahan(Turban, 2005). Menurut Igor H.Ansoff berdasarkan tingkat kepentingannya keputusan dibagi menjadi tiga kategori(Daihani, 2001), yaitu
1. Keputusan Strategis
Keputusan strategis adalah keputusan-keputusan untuk menjawab tantangan dan perubahan lingkungan dan biasanya bersifat jangka panjang. Keputusan ini diambil oleh manajemen puncak.
2. Keputusan Administratif/Taktik
Keputusan administratif/taktik adalah keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya(keuangan, teknik, maupun personel). Keputusan ini diambil oleh manajemen menengah.
3. Keputusan Operasional
Keputusan operasional adalah keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kegiatan operasional sehari-hari. Keputusan ini diambil oleh manajemen bawah.
2.3 Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah diterapkan(Turban, 2005). Pada dasarnya pengambilan keputusan merupakan suatu bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu denngan harapan akan menghasilkan suatu keputusan yang terbaik(Simon, 19680).
adalah seorang individu yang tidak merasa puas dengan situasi yang ada atau dengan prospek situasi mendatang dan yang mempunyai otoritas untuk berinisiatif dalam mengambil langkah untuk menanggulangi keadaan tersebut(Kuswardani, 2006).
2.3.1 Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Simon, pengambilan keputusan meliputi empat tahap yang saling berhubungan dan berurutan(Simon, 1980). Empat proses tersebut adalah :
1. Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukkan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.
2. Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.
3. Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin akan dijalankan. Tahap ini meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi solusi yang sesuai untuk model yang telah dibuat. Solusi dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel hasil pada alternatif yang dipilih.
4. Implementation
2.4 Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Little konsep SPK dapat berupa sebuah sistem berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternative keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur maupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model (Turban,2005). SPK sejak awal telah dirancang agar mampu untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, seperti tahap pengidentifikasian masalah, pemilihan data, penentuan pendekatan hingga kegiatan untuk mengevaluasi pemilihan alternatif(Setyono,2007).
SPK dapat didefinisikan sebagai model dari sekumpulan prosedur yang digunakkan untuk melakukkan pengolahan data dengan tujuan agar dapat membantu manajer dalam pembuatan keputusan yang sifatnya spesifik(Turban, 2005). Penerapan SPK hanya akan berhasil jika sistem bersifat sederhana, mudah untuk digunakan, mudah dalam melakukan pengawasan, mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan serta mudah berkomunikasi dengan jenis entity yang lain.
SPK dapat diterapkan pada situasi dimana sistem akhir hanya dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran serta evolusi yang adaptif. SPK merupakan hasil dari proses pengembangan dimana pengguna dan pembangun SPK serta SPK tersebut harus mampu untuk saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya kemudian menghasilkan evolusi sistem dan pola-pola penggunaan (Setyono,2007).
2.4.1 Karakteristik dan Kemampuan
SPK memiliki beberapa karakteristik dan kemampuan tersendiri yang khusus dan berbeda dengan sistem yang lain. Berikut ini merupakan karakteristik serta kemampuan yang dimiliki oleh SPK, yaitu antara lain (Turban, 2005):
a. Karakteristik SPK
2. Sebagai pendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi. 3. Dapat digunakan secara berulang kali serta bersifat konstan. 4. Memiliki dua komponen utama(data serta model).
5. Menggunakan data internal maupun eksternal.
6. Mampu untuk melakukkan what-if dan goal seeking analysis. b. Kemampuan SPK
1. Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah yang sifatnya tidak terstruktur maupun semi terstruktur.
2. Membantu manajer pada keseluruhan tingkatan manajemen.
3. Menunjang pembuatan keputusan secara perorangan maupun kelompok. 4. Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan berurutan. 5. Menunjang seluruh tahapan dalam proses pembuatan keputusan.
6. Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan serta jenis keputusan. 7. Mampu untuk selalu melakukan adaptasi dan bersifat fleksibel. 8. Kemudahan dalam melakukan interaksi sistem.
9. Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan. 10.Kemudahan untuk pengembangan oleh pemakai akhir. 11.Mampu untuk melakukan pemodelan serta analisis. 12.Kemudahan dalam melakukkan akses data.
2.5 Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation
(PROMETHEE)
Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis
penggunaan nilai dalam hubungan outrangking. Semua parameter yang dinyatakan mempunyai pengaruh nyata menurut pandangan ekonomi.
Promethee menyediakan kepada user untuk menggunakan data secara langsung
dalam bentuk tabel multikriteria sederhana. Promethee mempunyai kemampuan untuk menangani banyak perbandingan, pengambil keputusan hanya mendefenisikan skala ukurannya sendiri tanpa batasan, untuk mengindikasi prioritasnya dan preferensi untuk setiap kriteria dengan memusatkan pada nilai (value), tanpa memikirkan tentang metode perhitungannya.
Metode Promethee menggunakan kriteria dan bobot dari masing-masing kriteria yang kemudian diolah untuk menentukan pemilihan alernatif lapangan, yang hasilnya berurutan berdasarkan prioritasnya.
Penggunaan metode Promethee dapat dijadikan metode untuk pengambilan keputusan di bidang pemasaran, sumber daya manusia, pemilihan lokasi, atau bidang lain yang berhubungan dengan pemilihan alternatif.
Prinsip yang digunakan adalah penetapan prioritas alternatif yang telah ditetapkan berdasarkan pertimbangan {∀i | fi(.)Æ ℜ[real world])} dengan kaidah dasar; Max
{f1(x), f2(x), f3(x), ….. , fj(x), ….. , fk(x) | x ∈ ℜ } dimana K adalah sejumlah kumpulan alternatif, dan f1 (I = 1,2, …. K) merupakan nilai / ukuran relative criteria untuk masing-masing alternatif(Suryadi, 1998).
Promethee termasuk dalam keluarga metode outrangking yang dikembangkan oleh
B.Roy (1985) yang meliputu dua fase, yaitu membangun hubungan dari K (sekumpulan alternatif) dan eksploitasi dari hubungan ini memberikan jawaban optimasi kriteria dalam paradigma permasalahan multikriteria(Suryadi,1998).
disaj
mber : Sistem
1 Dominasi Nilai f me
Untuk seti u kriteria. P andingan pr ra dua evalu
sarkan prefe
m Pendukung
Kriteria a sehingga : arti tidak be b.
arti preferen arti preferen rti preferens ode ini, fung uasi, sehingg
erensi dari p romethee.
ilai nyata da
if a ∈ K, f dua alterna a.
sitas (P) d :
eda (indeffer
nsi dari a leb
ari suatu kri f : K Æ ℜ f(a) merupa atif dibandin
dari prefere
rent) antara
bih baik dar bih baik dar ih baik dari nsi seringka
si dan altern b ∈ K, haru
natif a terh
atau tidak ad
lemah. kuat. mutlak. ilkan nilai f
...
...
bel data das
fk(.) us dapat dit
hadap alter
da preferen
Untuk semua kriteria, suatu alternatif akan dipertimbangkan memiliki nilai kriteria yang lebih baik ditentukan oleh nilai f dan akumulasi dari nilai ini menentukan nilai preferensi atas masing-masing alternatif yang akan dipilih.
2.5.2 Fungsi Preferensi
Dalam promethee disajikan enam bentuk fungsi preferensi kriteria. Hal ini tentu saja tidak mutlak, tetapi bentuk ini cukup baik untuk beberapa kasus.
Untuk memberikan gambaran yang lebih baik terhadap area yang tidak sama, digunakan fungsi selisih nilai kriteria antara alternative H(d) dimana hal ini mempunyai hubungan langsung pada fungsi preferensi P(Suryadi, 1998):
∀ a,b ∈ A f(a) > f(b) ↔ a P b f(a), f(b) f(a) = f(b) ↔ a I b
Dari rumus diatas adalah untuk semua elemen kriteria a terhadap kriteria b merupakan fungsi a lebih besar dari fungsi b dan sama dengan a preferen b, atau fungsi a terhadap fungsi b adalah fungsi a sama dengan fungsi b implikasi dari fungsi a iner b. 2.5.2.1Kriteria Biasa (Usual Criterion)
⎩ ⎨ ⎧
≠ =
0 d jika 1
0 d jika 0 H(d)
Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }
Pada kasus ini , tidak ada beda (sama penting) antara a dan b jika dan hanya jika f (a) = f (b); apabila nilai kriteria pada masing – masing alternatif memiliki nilai berbeda, pembuat keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif yang memiliki nilai yang lebih baik.
2.5.2.2Kriteria Quasi (Quasi Criterion)
Pada kasus ini, dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai H(d) dari masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q, ...(2.3)
dan apabila selisih hasil evaluasi untuk masing-masing alternatif melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak.
⎩
Jika pengambil keputusan menggunakan kriteria quasi, pengambil keputusan harus menentukan nilai q, dimana nilai ini dapat menjelaskan pengaruh yang signifikan dari suatu kriteria. Dalam hal ini, preferensi yang lebih baik diperoleh apabila terjadi selisih antara dua alternatif diatas nilai q.
2.5.2.3Kriteria dengan Preferensi Linier
p
Selama nilai selisih memiliki nilai yang lebih rendah dari p, preferensi dari pembuat keputusan menungkat secara linier dengan nilai d. Jika nilai d lebih besar dibandingkan nilai p, maka terjadi preferensi mutlak.
2.5.2.4Kriteria Level (Level Criterion)
⎪
Dalam kasus ini, kecenderungan tidak berbeda q dan kecenderungan preferensi p adalah ditentukan secara simultan. Jika d berada diantara nilai q dan p, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah(H(d) = 0,5).
2.5.2.5Kriteria dengan Preferensi Linear dan Area yang Tidak Berbeda
Pengambilan keputusan mempertimbangkan penungkatan preferensi secara linier tidak berbeda sehingga preferensi mutlak dalam area antara dua kecenderungan q dan p. 2.5.2.6 Kriteria Gaussian (Gaussian Criterion)
Kriteria ini menggunakan persamaan berikut :
H (d) = 1 –exp {-d2/σ2}
Fungsi ini bersyarat apabila telah ditentukan nilai σ, dimana dapat dibuat berdasarkan distribusi normal dalam statistik.
Tabel 2.2 Tipe dari fungsi kriteria
Tipe Preferensi Kriteria Parameter
1. Kriteria Umum (usual criterion)
‐
2. Kriteria quasi
Q
3. Kriteria Preferensi Linier (Criterion with linier preference)
P
*sumber : Sistem Pendukung Keputusan, Suryadi, 1998
1
d H(d)
0
H(d) 1
0
-q q
d
...(2.9)
d p -p 0
Tabel 2.3 LanjutanTipe dari fungsi criteria
4. Kriteria Level (Level Criterion)
q,p
5. Kriteria Preferensi linier area yang tidak berbeda (criterion with linier preference)
q,p
6. Kriteria Gaussian (Gaussian Criterion)
‐
*sumber : Sistem Pendukung Keputusan, Suryadi, 1998
2.5.3 Indeks Preferensi Multikriteria
Tujuan pembuat keputusan adalah menetapkan fungsi preferensi pi dan πi untuk semua kriteria f i (i = 1, ….. , k ) dari masalah optimasi kriteria majemuk. Bobot (weight) πi merupakan ukuran relatif dari kepentingan kriteria f i ; jika semua kriteria memiliki nilai kepentingan yang sama dalam pengambilan keputusan maka semua nilai bobot adalah sama.
Indeks preferensi multikriteria ditentukan berdasarkan rata-rata bobot dari fungsi preferensi Pi (Suryadi, 1998).
℘ (a,b) merupakan intensitas preferensi pembuat keputusan yang menyatakan bahwa
alternatif lebih baik dari alternatif b dengan pertimbangan secara simultan dari seluruh
2 1
℘(a,b) = Σπ Pi (a,b) ; ∀ ...(2.10) H(d)
d p q -q
-p 0
1
H(d)
H(d) 0
1 H(d)
1
kriteria. Hal ini dapat disajikan dengan nilai antara 0 dan 1, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) ℘ (a,b) ≈ 0, menunujukan preferensi yang lemah untuk alternatif a lebih dari alternatif b berdasarkan semua kriteria.
b) ℘ (a,b) ≈ 1, menunjukan preferensi yang kuat untuk alternatif a lebih dari alternatif b berdasarkan semua kriteria.
Indeks preferensi ditentukan berdasarkan nilai outranking pada sejumlah kriteria dari masing-masing alternatif. Hubungan ini dapat disajikan sebagai grafik nilai outranking , node-nodenya merupakan alternatif berdasarkan penilaian kriteria tertentu.
Perhitungan arah preferensi dipertimbangkan berdasarkan nilai indeks leaving flow(Ф+), entering flow(Ф-) dan net flow. (Suryadi, 1998).
a. Leaving flow adalah jumlah dari nilai garis lengkung yang memiliki arah menjauh dari
node a dan hal ini merupakan karakter pengukuran outranking
b. Entering flow adalah diukur berdasarkan karakter outranked dari a.
c. Net flow adalah selisih antara leaving flow denga entering flow 2.5.3.1Promethee I
Nilai terbesar pada leaving flow dan nilai terkecil pada entering flow merupakan alternatif terbaik.leaving flow dan entering flow menyebabkan (Suryadi, 1998):
a p+ b jika Ф+ (a) > Ф+ (b)
a I+ b jika Ф+ (a) = Ф+ (b) a p-b jika Ф- (a) < Ф- (b)
a I-b jika Ф- (a) > Ф- (b)
Dengan menggunakan metode promethee I masih menyisakan bentuk incomparable, atau dengan kata lain hanya memberikan solusi partial preoder (sebagian) (Suryadi, 1998).
Leaving flow : Ф+ (a) =
1 1
−
n
∑℘
x∈aa
x
,
)
(
Entering flow : Ф- (a) =
1 1
−
n
∑℘
x∈aa
x
,
)
(
2.5.3.2 Promethee II
Promethee II disajikan dalam bentuk net flow berdasarkan pertimbangan persamaan (Suryadi, 1998):
Dengan menggunakan promethee II, informasi bagi pembuat keputusan lebih komplit dan realistik.
Net flow : Φ+ (a) - Φ- (b)
Nilai dari net flow didapatkan dari jumlah leaving flow keseluruhan dikurangi dengan jumlah entering flow keseluruhan untuk mendapatkan nilai yang akan dijadikan acuan untuk rangking keseluruhan dari alternatif yang ada Contoh :
Sebagai contoh perhitungan manual dapat digunakan 4 kriteria dan menggunakan 3 alternatif. Adapun kriteria yang didapatkan adalah :
a. K1 : Kedisiplinan b. K2 : Prestasi Kerja c. K3 : Pengalaman Kerja d. K4 : Perilaku Selama Bekerja
a Pu b jika Φ (a) > Φ(b)
a Pu b jika Φ (a) = Φ(b)
...(2.12)
Untuk simbol dari alternatif adalah : a. A1 : Karyawan1
b. A2 : Karyawan2 c. A3 : Karyawan3
Tabel 2.4 Nilai kriteria untuk masing-masing karyawan
Kriteria Min max
Alternatif
Tipe Preferensi Parameter A1 A2 A3
K1 min 80 70 60 I -
K2 max 90 50 90 II q=10
K3 min 70 60 90 III p=10
K4 max 80 90 90 IV q=10, p=60
Langkah-langkah penyelesaiannya adalah : a. P(A1,A2)
Nilai preferensi (P) berpasangan antara A1=karyawan1 dengan A2=karyawan2, dengan hasil sebagai berikut:
1. Untuk K1 = kedisiplinan , menggunakan rumus preferensi I : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }
d = 80 - 70 = 10
berdasarkan kaedah minimasi diperoleh: H(d)= ⎩ ⎨ ⎧
≠ =
0 d jika 1
0 d jika 0
Maka:
P(A1,A2) = 0 P(A2,A1) = 1
2. Untuk K2 = prestasi kerja , menggunakan rumus preferensi II : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }
berdasarkan kaedah maksimasi diperoleh: H(d)=
3. Untuk K3 = Pengalaman kerja, menggunakan rumus preferensi III Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }
d = 70-60 = 10, p=10
berdasarkan kaedah minimasi diperoleh: H(d)=
⎩
4. Untuk K4=prilaku bekerja,menggunakan rumus preferensi IV Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }
d = 80-90 = -10, q=10 p=60
berdasarkan kaedah maksimasi diperoleh: H(d)=
⎪
Dengan menggunakan dasar perhitungan berdasarkan persamaan :
( )
Maka diperoleh :
℘(A1,A2) =1/4 (0+1+0+0.5) = 0.375
b. P(A1,A3)
1. Nilai preferensi (P) berpasangan antara A1=karyawan1 dengan A3=karyawan3, dengan hasil sebagai berikut:
Untuk K1 = kedisiplinan , menggunakan rumus preferensi I : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }
d (selisih)= 80 - 60 = 20
berdasarkan kaedah minimasi diperoleh: H(d)= ⎩
2. Untuk K2 = prestasi kerja , menggunakan rumus preferensi II : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }
d = 90-90 = 0, q=10
berdasarkan kaedah maksimasi diperoleh: H(d)=
⎩
3. Untuk K3 = Pengalaman kerja , menggunakan rumus preferensi III : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }
d = 70-90 = -20, p=10
berdasarkan kaedah minimasi diperoleh: H(d)=
⎩
d = 80-90 = -10, q=10 p=60
berdasarkan kaedah maksimasi diperoleh: H(d)=
⎪
Dengan menggunakan dasar perhitungan berdasarkan persamaan:
( )
Maka diperoleh :
℘(A1,A3) =1/4 (0+1+-2+0.5) = -0.125
℘(A3,A1) = 1/4 (1+0+1+0) = 0.5 c. P(A2,A3)
Salah satu contoh perhitungan nilai preferensi (P) berpasangan antara A2=karyawan2 dengan A3=karyawan3, dengan hasil sebagai berikut:
1. Untuk K1 = kedisiplinan , menggunkan rumus preferensi I : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }
d= 70 - 60 = 10
berdasarkan kaedah minimasi diperoleh: H(d)= ⎩
2. Untuk K2 = prestasi kerja , menggunakan rumus preferensi II : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }
berdasarkan kaedah maksimasi diperoleh: H(d)=
3. Untuk K3 = Pengalaman kerja , menggunakan rumus preferensi III : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }
d = 60-90 = -30, p=10
berdasarkan kaedah minimasi diperoleh: H(d)=
⎩
4. Untuk K4 = prilaku bekerja,menggunakan rumus preferensi IV: Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }
d = 90-90 = 0, q=10 p=60
berdasarkan kaedah maksimasi diperoleh: H(d)=
⎪
Dengan menggunakan dasar perhitungan berdasarkan persamaan:
( )
Maka diperoleh :
℘(A2,A3) =1/4 (0+1+0+0.5) = 0.375
℘(A3,A2) = 1/4 (1+0+1+0) = 0.5
Pasangan seperti diatas dilakukan lagi untuk pasangan alternatif berikutnya. Setelah diperoleh semua nilai indeks preferensi maka dengan promethee 1 dapat diperoleh indeks
leaving flow dan entering flow untuk menentukan preferensi relatif suatu alternatif
terhadap karyawan lainnya berdasarkan persamaan:
leaving flow :
∑
Sebagai contoh untuk karyawan K1 dengan hasil sebagai berikut :
Leaving flow(A1) = 1/(4-1) * (0.375 + -0.125) = 0.083
Sedangkan untuk perangkingan berdasarkan karakter net flow berdasarkan persamaan : net flow : Φ +(a)− Φ−(a)
Maka untuk net flow hasilnya sebagai berikut :
net flow(A1) = 0.083- 0.333 = 0.25 net flow(A2) = 0.291 – 0.291 = 0 net flow(A3) = 0.333 – 0.083 = 0.25
Untuk hasil perhitungan keseluruhan dapat dilihat pada tabel 2.5, 2.6, dan 2.7 :
Tabel 2.5 Nilai Data flow
Karyawan A1 = karyawan1 A2 = karyawan2 A3 = karyawan3
A1 = Karyawan1
A2 = Karyawan2
0.5 - 0.375
A3 = Karyawan3
0.5 0.5 -
Tabel 2.6 Nilai leaving flow, entering flow, net flow
Karyawan Leaving flow Entering flow Net flow
A1 = Karyawan1
0.083 0.333 -0.25
A2 = Karyawan2
0.291 0.291 0 A3 = Karyawan3
0.333 0.083 0.25
Tabel 2.7 Nilai ranking
Karyawan Net flow Ranking
A1 = Karyawan1
-0.25 3 A2 = Karyawan2
0 2 A3 = Karyawan3
0.25 1
2.6 Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Simamora dalam bukunya, salah satu fungsi dari manajemen sumber daya manusia adalah penentuan kompensasi para karyawan. Penentuan kompensasi dianggap paling penting bagi karyawan dikarenakan kompensasi tersebut mempengaruhi produktivitas dan tendensi para karyawan untuk tetap bekerja dalam suatu perusahaan. Kebutuhan karyawan akan pendapatan membuat program kompensasi menjadi semakin vital bagi manajmen sumber daya manusia(Simamora, 2003).
Kompensasi meliputi imbalan finansial dan jasa nirwujud serta tunjangan yang diterima oleh para karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian. Kompensasi merupakan apa saja yang diterima oleh karyawan sebagai ganti kontribusi mereka terhadap suatu perusahaan atau organisasi(Simamora, 2003).
b. Kompensasi langsung(direct compensation), dibagi menjadi dua yaitu : 1. Bayaran prestasi (merit pay), seringkali disebut dengan tunjangan.
2. Bayaran pokok(base pay), bentuk dari bayaran pokok adalah gaji, upah, komisi, dan bonus.
2.6.1 Bonus
Bonus merupakan pembayaran sekaligus yang diberikan karena memenuhi sasaran kinerja. Bonus boleh didasarkan pada pencapaian sasaran obyektif atau penilaian subyektif. Bonus berbeda dengan kenaikan merit. Kenaikan bayaran prestasi(merit pay increase) merupakan imbalan yang berdasarkan kinerja, namun berulang-ulang setiap tahun. Sedangkan bonus dapat berupa utang tunai atau bentuk lainnya.
Bonus tidak hanya membantu perusahaan mengendalikan biaya, namun tampaknya juga mengangkat kepuasan kerja karyawan. Perusahaan yang memberikan kenaikan gaji kepada seorang karyawan membuat perubahan permanen yang meningkatkan bayarannya sekarang, dimasa depan dan pada saat pension. Hal tersebut jauh lebih mahal daripada pembayaran bonus sekali waktu. Program bonus lebih mudah dipertahankan karena tidak memerlukan banyak dokumentasi dan sangat fleksibel.
2.7 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah teknik grafis yang menggambarkan aliran
informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi
output (Pressman, 2002). DFD bertujuan untuk memberikan pandangan umum sistem yang
fundamental atau model konteks, mempresentasikan seluruh elemen sistem sebagai sebuah grafik aliran data tunggal dengan data input dan output yang ditunjukkan oleh anak panah yang masuk dan keluar secara berurutan (Pressman, 2002). Tiap-tiap proses pada level 0 akan digambarkan secara lebih rinci pada level 1, tiap-tiap proses level 1 akan digambarkan lebih rinci pada level 2 dan seterusnya sampai tiap-tiap proses tidak dapat digambarkan lagi. Simbol-simbol yang digunakan dalam penggambaran DFD dapat dilihat pada tabel 2.8.
Tabel 2.8 Simbol pada DFD
No Simbol Nama Keterangan
1.
External Entity (Entitas Luar)
Input dari luar sistem atau yang akan menerima output dari sistem.
2.
DataFlow (Arus Data) Aliran data yang dapat berupa masukan untuk proses atau keluaran dari proses.
3.
Process (Proses)
Kegiatan yang dihasilkan oleh suatu
arus data yang masuk ke dalam proses untuk menghasilkan arus data yang keluar dari proses.
4. Data Storage (Simpan Data)
Penyimpanan data berupa file atau
database
*sumber : Rekayasa Perangkat Lunak, Pressman, 2000
2.8 Flowchart
Flowchart (bagan alir program) adalah suatu bagan yang menggambarkan arus
menggunakan simbol-simbol yang standar. Tahap penyelesaian masalah yang disajikan harus jelas, sederhana, efektif dan tepat. Bagan alir program dibuat dengan menggunakan simbol-simbol pada tabel 2.9.
Tabel 2.9 Simbol Dalam Bagan Alir Program(flowchart)
No Simbol Nama Keterangan
1. Terminal
Simbol yang mempresentasikan awal
atau mulainya dan akhirnya data untuk dialirkan
2. Input/output
data
Simbol yang mempresentasikan masukkan atau keluaran
3. Decision
Simbol yang mempresentasikan
keputusan
4. Process
Simbol yang mempresentasikan proses
5. Garis alir
(Flow line)
Simbol yang mempresentasikan arah
data mengalir
2.9 Basis Data
Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai(Kadir, 2002). Sedangkan basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara seksama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan (Fathansyah,1999). Prinsip utama basis data adalah pengaturan data dengan tujuan utama kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan data.
bentuk penyimpanan data secara elektronis bisa disebut basis data. Penyimpanan data dapat berisi data dalam file teks (dengan program pengolah kata), file spreed sheet dan lain-lain, tetapi tidak bisa disebut dengan basis data. Hal tersebut dikarenakan tidak ada pemilihan dan pengelompokkan data sesuai jenis atau fungsi data, sehingga akan menyulitkan pencarian data selanjutnya. Hal yang paling ditonjolkan dalam basis data adalah pengaturan, pemilihan, pengelompokkan, dan pengorganisasian data yang akan kita simpan sesuai dengan fungsi atau jenisnya. Pemilihan atau pengelompokkan atau pengorganisasian ini dapat berbentuk sejumlah field atau tabel terpisah atau dalam bentuk pendefinisan kolom-kolom atau field-field data dalam setiap file atau tabel.
Dalam mengolah basis data diperlukan perangkat lunak pengolahan basis data. Perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mengolah basis data disebut dengan Data
Base Management System(DBMS). DBMS adalah perangkat lunak sistem yang
memungkinkan para pemakai membuat, memlihara , mengontrol dan mengakses basis data secara praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk mengakomodasikan berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda.
Konsep utama basis data adalah: 1. Data dan informasi
2. Manajemen data 3. Basis data 4. Metadata
5. Sistem manajemen basis data.
pada tabel sering disebut dengan instance atau dari data, sedangkan kolom sering disebut dengan atribut atau field. Keseluruhan tabel tersebut dihimpun dalam satu kesatuan yang sering disebut dengan database. Komponen-komponen dalam basis data disebut dengan entitas, pada entitas akan terdapat atribut yang berdungsi untuk menggambarkan karakteristik khusus suatu entitas. Komponen-komponen basis data seperti ini digunakan dalam pemodelan data dengan Entity Relationship Diagram(ERD) yang menggambarkan hubungan antar entitas yang memiliki relasi satu dengan yang lain.
2.9.1 Entity Relationship Diagram (ERD)
Pada model entity relationship, semesta data yang ada di dunia nyata diterjemahkan/ ditransformasikan dengan memanfaatkan sejumlah perangkat konseptual menjadi sebuah diagram data, yang umum disebut Entity Relationship Diagram. ERD pada dasarnya adalah diagram yang memperlihatkan entitas-entitas yang terlibat dalam suatu sistem serta hubungan-hubungan (relasi) antar entitas tersebut (Fathansyah, 1999).
1. Entitas (entity) dan himpunan entitas (entity set)
Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Sekelompok entitas yang sejenis dan berada dalam lingkup yang sama membentuk sebuah himpunan entitas.
2. Atribut (attributes/ properties)
Setiap entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karateristik (properti) dari entitas tersebut.
3. Relasi (Relationship)
Tabel 2.10 Komponen ERD
Simbol Nama Keterangan
Segiempat
Prosedur atau konsumen informasi yang ada di luar
bound sistem untuk dimodelkan
Diamond Relasi
Elips
Transfer informasi (fungsi) yang ada di dalam bound
sistem untuk dimodelkan
Line
Penghubung antara relasi dengan entiti dan entiti dengan atributnya
Komposit
Menyatakan relasi banyak ke banyak, sehingga membentuk suatu entitas
*sumber : Rekayasa Perangkat Lunak, Pressman, 2000
2.10 Metodologi Waterfall
Metode ini dikenal pula dengan nama “Classic Life Code” (Pressman, 2002). Tahapan-tahapan dalam siklus air terjun (waterfall) adalah sebagai berikut :
a. Rekayasa, tahap awal dalam pengumpulan kebutuhan sistem, menyangkut definisi masalah, perumusan masalah dan tujuan pembangunan sistem.
b. Analisis, tahap ini difokuskan pada sistem atau perangkat lunak yang akan dibuat dengan tujuan untuk memahami spesifikasi sistem yang akan dibangun, untuk kerja yang harus dipenuhi sistem dan interface yang diperlukan.
c. Desain, adalah tahap perancangan sistem sesuai dengan kebutuhan menjadi suatu bentuk representasi yang dapat dievaluasi kualitasnya sebelum implementasidilakukan. d. Implementasi yaitu tahap penerjemahan rancangan ke dalam bentuk kode pemrograman
e. Pengujian, tahap ini berfokus pada logika internal perangkat lunak, yang bertujuan menemukan dan menghilangkan kesalahan-kesalahan sehingga perangkat lunak dapat memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
f. Pemeliharaan, tahap ini meliputi bagian-bagian koreksi kesalahan dan penyesuaian perangkat lunak terhadap perubahan lingkungan.
2.11 PHP
PHP merupakan sebuah perangkat lunak dalam sebuah paket untuk menghasilkan sistem aplikasi dengan tujuan tertentu.
PHP memiliki beberapa kemampuan yang sangat mendukung dalam pembuatan halaman web yang interaktif dan menarik. Kemampuan tersebut antara lain : perhitungan matematis, informasi jaringan, mail, regular expression, dan yang paling menonjol adalah kemampuan PHP dalam menyediakan antarmuka dengan beberapa server database yang populer di pasaran, seperti MySQL, Oracle, Sybase, PostgreSQL, mSQL, dan lainnya. 2.11.1 Konsep Dasar PHP
Konsep dasar pada bahasa pemrograman PHP antara lain :
1. Skrip php dipisahkan dari skrip html dengan dua buah tag pembuka dan penutup a. Tag pembuka : <?php
b. Tag penutup : ?>
2. Pemisah antar instruksi adalah tanda titik koma (;) 3. Komentar
Komentar adalah bagian dalam skrip php yang tidak dieksekusi, tugasnya hanya menjelaskan bagian program/skrip. Dalam php kita menggunakan tiga jenis komentar :
4. Variabel
Variabel digunakan untuk menyimpan data sementara, dan nilainya bias berubah-ubah setiap saat program dieksekusi. Dalam php, variabel selalu diawali dengan tanda $, diikuti nama variabelnya. Nama variabel dapat berupa kombinasi antara huruf alphabet dan angka dengan panjang maksimal 32 karakter.
5. Tipe Data
Seperti bahasa pemrograman yang lain, dalam php juga dikenal beberapa macam tipe data untuk, antara lain :
a. Array
b. Double
c. Interger
d. Object
e. String
Namun biasanya pemrograman tidak perlu memberikan tipe data untuk variabel yang digunakan, sebab akan ditentukan sendiri oleh program ketika dijalankan.
6. Konstanta
Konstanta hampir sama dengan variabel, sebagai tempat penyimpanan data, namun nilainya sekali diberikan tidak akan bisa diubah lagi. Dalam php, konstanta harus didefinisikan dengan perintah define.
7. Ekspresi
Ekspresi dapat diartikan sebagai “sesuatu yang mempunyai nilai”. Ekspresi adalah bagian yang sangat penting dalam php. Setiap baris yang ditulis dalam php merupakan ekpresi. Contoh paling sederhana dari ekspresi ini adalah variabel dan konstanta.
8. Fungsi
Kekuatan php sebenarnya ada pada fungsi. Jika seluruh komponen atau add ins ditambahkan pada php, akan ada sekitar 700 fungsi yang bisa dipergunakan. Dan kita juga diperbolehkan untuk membuat definisi fungsi sendiri sesuai dengan kebutuhan.
2.12 My SQL
SQL adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses database server. Bahasa ini pada awalnya dikembangkan oleh IBM, namun telah diadopsi dan digunakan sebagai standar industri. Dengan menggunakan SQL, proses akses database menjadi lebih
user-friendly dibandingkan dengan menggunakan dBASE atau Clipper yang masih
menggunakan perintah-perintah pemrograman (Bimo, 2003).
Dalam konteks bahasa SQL, pada umumnya informasi tersimpan dalam tabel-tabel yang secara logik merupakan struktur dua dimensi yang terdiri dari baris-baris data (row atau record) yang berada dalam satu atau lebih kolom (column). Baris pada tabel sering disebut sebagai instance dari data sedangkan kolom sering disebut sebagai attribute atau field.
Data yang terdapat pada tabel berupa field-field yang berisi nilai dari data tersebut. Nilai data dalam field ini memiliki tipe sendiri-sendiri.
MySQL mengenal beberapa tipe data field, yaitu(Bimo, 2003) : 1. Tipe Data Numerik
Tipe data numerik dibedakan dalam dua macam kelompok, tipe data integer dan tipe data floating point. Tipe data integer untuk data bilangan bulat, tipe data floating point untuk data bilangan desimal. Tipe data numerik antara lain TINYIT, SMALLINT,
MEDIUMINT,INT, BIGINT,FLOAT(X),FLOAT dan DOUBLE.
Untuk tipe data string, tipe data yang digunakan adalah CHAR, VARCHAR, TINYBLOB, TINYTEXT, BLOB,TEXT, MEDIUMBLOB, MEDIUMTEXT, LONGLOB,
LONGTEXT,ENUM(‘elemen1’,’elemen2’)dan SET(‘elemen1’,’elemen2’).
3. Tipe Data Char() dan Varchar()
Tipe data char() dan varchar() pada prinsipnya sama, perbedaannya adalah pada jumlah memori yang dibutuhkan untuk penyimpanan. Memori yang dibutuhkan untuk tipe data char() bersifat statis, besarnya bergantung pada berapa jumlah karakter yang ditetapkan pada saat field tersebut dideklarasikan. Sebaliknya, tipe data varchar() besarnya memori penyimpanan bergantung pada berapa karakter yang dipakai ditambah 1 byte yang berisi data jumlah karakter yang dipakai.
4. Tipe Data Tanggal
Untuk data tanggal dan waktu (jam), tipe data yang digunakan adalah DATETIME,
DATE, TIMESTAMP, TIME dan YEAR.
2.13 Studi Pustaka
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Diah Rusdiana IP mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta pada tahun 2008, “Sistem Pengambilan Keputusan Pemberian Bonus Berdasarkan Penilaian Kinerja Karyawan Dengan Metode AHP”. Menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic dan database Microsoft Acces. Kriteria yang dipakai adalah kedisiplinan, prestasi kerja, pengalaman kerja, perilaku.
Perbedaannya terletak pada metode yang dipakai pada penelitian sebelumnya menggunakan metode AHP sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode
Promethee. Bahasa pemograman dan database yang digunakan pada penelitian sebelumnya
36 3.1 Analisis Sistem.
Suatu perusahaan sering kali mengalami kesulitan dalam mendapatkan keputusan untuk menghitung dan menentukan bonus karyawannya, peritungan yang dilakaukan terkadang mengalami kesalahan dan waktu yang cukup lama. Dengan terjadinya kesalahan dalam pelaporan dan perhitungan bonus karyawan membuat perusahan mengalami banyak persoalan dengan karyawan dan keuangan perusahaan.
Berdasarkan permasalahaan di atas maka di bentuk sebuah sistem pengkajian untuk memecahkan masalah yang di alami oleh perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kekeliruan dalam pengkajian dan keadilan dalam pemberian bonus terhadap pengkajian untuk karyawan, sistem yang dibangun adalah sistem pendukung keputusan pemberian bonus pegawai dengan menggunkan metode promethee.
Untuk membangun sistem pendukung keputusan pemberian bonus pegawai dengan menggunkan metode promethee, maka ditetapkan beberapa kriteria di antaranya adalah : 1. Kedisiplinan
2. Prestasi Kerja 3. Pengalaman Kerja 4. Perilaku Selama Bekerja 3.1.1 Spesifikasi Sistem
Sistem pendukung keputusan pemberian bonus pegawai dengan menggunkan metode promethee ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :
2. Sistem memberikan fasilitas untuk input data bonus karyawan, input kriteria, dan input data bonus.
3. Sistem memberikan fasilitas olah data ubah, tambah dan hapus
4. Sistem memberikan fasilitas untuk menghitung ulang kualitas layanan.
5. Sistem mampu untuk menampilkan data bonus, data nilai prioritas serta data nilai konsistensi.
3.1.2 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan
Dalam membangun sistem pendukung keputusan penentuan bonus pegawai dengan menggunakan metode promethee, diperlukan arsitektur sistem yaitu dapat dilihat pada gambar 3.1 :
Gambar 3.1 Arsitektur SPK Penentuan Bonus Pegawai
Manajemen data bertujuan untuk mengelola data pada aplikasi SPK. Data aplikasi ini dalam bentuk database yang berisi data yang relevan dengan situasi dan dikelola oleh software DBMS yang mempunyai fasilitas tambah, dan update.
Komunikasi (system interface) berfungsi untuk menghubungkan pengguna dengan aplikasi SPK dan memberi perintah melalui subsistem ini. Subsistem ini menyediakan user system interface.
Manajemen pengetahuan bersifat optional dan dapat mendukung subsistem lain, atau berdiri sendiri sebagai komponen. sistem pendukung keputusan yang lebih kompleks memiliki komponen manajemen ilmu pengetahuan yang memiliki kemampuan menyelesaikan beberapa aspek masalah dan menyediakan pengetahuan untuk meningkatkan operasi komponen sistem pendukung keputusan yang lain.
3.2 Rancangan Sistem
Aplikasi yang akan dibangun adalah aplikasi sistem pendukung keputusan pemberian bonus pegawai dengan menggunkan metode promethee.
3.2.1 Rancangan Model
Untuk masalah pengukuran serta perbandingan kualitas layanan, dimensi yang digunakan sebagai kriteria meliputi kedisiplinan, prestasi kerja, pengalaman kerja, dan perilaku selama kerja.
Simbol yang di gunakan untuk kriteria tersebut adalah : a. K1 : Kedisiplinan
b. K2 : Prestasi kerja c. K3 : Pengalaman kerja d. K4 : Perilaku selama kerja Simbol hasil perhitungan : a. LF : Leaving flow b. EF : Entering flow c. NF : Net flow
1. Sangat Baik dengan nilai 5 2. Baik dengan nilai 4
3. Cukup dengan nilai 3 4. Kurang Baik dengan nilai 2 5. Buruk dengan nilai 1
Tabel untuk membuat pilihan klasifikasi tiap-tiap kriteria memiliki beberapa sub kriteria adalah :
Tabel 3.1Sub Kriteria
KEDISIPLINAN SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG BAIK BURUK
Tidak masuk 0 1 2 3 4
Terlambat masuk 0 1 2 3 4
PRESTASI KERJA SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG BAIK BURUK
Memenuhi target 30% 25% 20% 15% 10%
Memiliki sertifikat 30% 25% 20% 15% 10%
PENGALAMAN SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG BAIK BURUK
Lama Kerja 5Tahun-lebih 4Tahun 3Tahun 2Tahun 1Tahun
PERILAKU SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG BAIK BURUK
Keramahan 30% 25% 20% 15% 10%
Sosialisasi Tim 30% 25% 20% 15% 10%
*sumber : Penelitian Lamriama Panjaitan, Universitas Sumut
Tabel 3.2 Nilai Tiap Sub Kriteria
KEDISIPLINAN SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG BAIK BURUK
Tidak masuk 5 4 3 2 1
Terlambat masuk 5 4 3 2 1
PRESTASI KERJA SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG BAIK BURUK
Memenuhi target 5 4 3 2 1
Tabel 3.3 Lanjutan Nilai Tiap Sub Kriteria
Memiliki sertifikat 5 4 3 2 1
PENGALAMAN SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG BAIK BURUK
Lama Kerja 5 4 3 2 1
PERILAKU SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG BAIK BURUK
Keramahan 5 4 3 2 1
Sosialisasi Tim 5 4 3 2 1
*sumber : Penelitian Lamriama Panjaitan, Universitas Sumut
Dari rancangan nilai yang telah dibuat, maka didapat beberapa nilai kriteria yang menjadi acuan untuk menentukan jumlah bonus kepada karyawan. Untuk menentukan urutan dengan perhitungan perbandingan dengan menentukan nilai-nilai perhitungan, Tahapan perhitungan adalah :
Fase pertama, nilai hubungan outrangking berdasarkan pertimbangan dominasi masing-masing kriteria. Indeks bonus ditentukan dan nilai outrangking secra grafis disajikan berdasarkan bonus dari pembuat keputusan. Data dasar untuk evalusi dengan metode promethee dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut :
Tabel 3.4Data Dasar Analisis Promethee
Kriteria
*sumber : Sistem Pendukung Keputusan, Kadarsah, 1998
Berikut ini merupakan penjelasan dari istilah atau singkatan yang digunakan: 1. K1(N1) : Elemen matrik K1 baris ke 1 dan kolom ke 1
Berdasarkan tabel data diatas maka untuk mencari nilai arah dalam persentase
outrangking, dengan menggunakan :
1. Jumlah dari nilai garis lengkungan yang memiliki arah menjauh dari node a lebih baik dari x (leaving flow).
2. Diukur berdasarkan karakter outrangking dari nilai a ( entering flow)
3. Menentukan perbandingan urutan nilai yang terbaik atau rangking dari lokasi pembangunan stasiun pengisian bahan bakar umum (net flow ).
Seperti yang telah diketahui bahwa nilai yang dimasukan ke dalam matrik merupakan nilai perbandingan berpasangan dimana nilai elemen Kmn merupakan nilai kebalikan dari elemen Knm. Sedangkan untuk elemen matrik yang memiliki nomor baris dan kolom yang sama, misalnya elemen matrik M baris ke 1 dan kolom ke 1 akan bernilai 1 (satu). Hal ini dapat terjadi karena elemen matrik yang memiliki baris dan kolom yang sama hanyalah membandingkan kriteria yang sama. Dengan demikian, pengguna atau user aplikasi ini yaitu admin tidak perlu memasukkan seluruh nilai elemen matrik.
Fase kedua, dalam proses penentuan prioritas adalah menjumlahkan nilai dari setiap kolom matrik. Aturan yang dapat dipakai sebagai berikut :
Sebelum menghitung nilai setiap kolom maka kata harus menentukan daerah mana yang akan dibandingkan :
Tahap I :
Nilai N1 di bandingkan dengan nilai N2 Tahap II :
Untuk K1 d = N1-N2 Tahap III :
kemudian menentukan kaidah yang digunakan, yaitu maksimasi atau minimasi P(N1,N2) = a
Tahap IV :
Menghitung semua nilai yang terdapat :
℘ (N1,N2) = 1/6 *∑(N1,N2) 3.2.2 Perancangan Proses
Rancangan Data flow Diagaram (DFD) pada sistem pendukung keputusan pemberian bonus pegawai dengan menggunakan metode promethee adalah sebagai berikut: 3.2.2.1 DFD Level 0.
Data Flow Diagram (DFD) level 0 memberikan gambaran seluruh elemen sistem.
Terdapat dua entitas yaitu admin dan user. user memiliki akses untuk menentukan bonus gaji dan mendapatkan laporannya dari pilihan yang dimasukkan user, sedangkan admin mempunyai akses untuk melakukan pengelolaan kriteria dan nilai bonus. Data Flow Diagram level 0 dapat dilihat pada Gambar 3.2 sebagai berikut :
3.2.2.2 DFD Level 1.
Pada diagram level 1 sistem pendukung keputusan penentuann bonus pegawai dengan metode promethee dibagi menjadi tiga proses, yaitu proses login, proses olah data, dan proses perhitungan. Didalam diagram flow diagram level 1 ini terdiri dari beberapa aliran data dari masing-masing proses yaitu :
a. Proses login, terdiri dari login.
b. Proses olah data, terdiri dari data karyawan, data kriteria, nilai kriteria, dan data perhitungan
c. Proses pelaporan, terdiri dari data bonus. d. Proses perhitungan, terdiri dari pilihan kriteria DFD level 1 dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut :
3.2.2.3DFD Level 2 Proses Olah Data
Proses olah data dibagi menjadi empat proses, yaitu proses pegawai, proses kriteria, dan proses nilai kriteria. Admin melakukan pengolahan data berdasarkan nilai masing-masing pegawai dan kriteria yang telah ditentukan. Admin memasukkan data yang telah ditentukan sebelumnya kedalam tabel berdasarkan tabel-tabel yang telah ditentukan, dapat dilihat pada gambar 3.4.
Gambar 3.4 DFD Level 2 Proses Olah Data
3.2.3 Perancangan Logika
Perhitungan promethee dapat dilihat dengan struktur program flowchart, proses perhitungannya, yaitu : Nilai bonus, data flow, leaving flow, entering flow, dan net flow. Bagan alir program (flowchart) adalah suatu bagan yang menggambarkan arus logika dari data yang akan diproses dalam suatu program dari awal sampai akhir.
3.2.3.1Flowchart Proses Preferensi
Gambar 3.5Flowchart Proses Preferensi
melakukan perhitungan ulang. Setelah melakukan perhitungan berdasarkan tipe bonus yang dipilh maka akan mendapatkan nilai bonus.
3.3 Perancangan Basis Data
Desain data adalah aktifitas penting yang dilakukan dalam rekayasa perangkat lunak. Pengaruh struktur program dan kompleksitas prosedural menyebabkan perancangan data berpengaruh penting terhadap kualitas perangkat lunak.
ERD disajikan dalam bentuk diagram hubungan entitas. Terdiri dari entitas, atribut, garis penghubung dan relasi. ERD merupakan kumpulan konseptual untuk menggambarkan data, hubungan data, semantik (makna) dan batasannya. Tampilan dari ERD dapat dilihat pada gambar 3.6.
KRITERIA
Gambar 3.6 Rancangan ERD
3.3.1 Hasil Perancangan