• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SUDUT PANDANG ROKOK DARI SEGI FI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH SUDUT PANDANG ROKOK DARI SEGI FI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

SUDUT PANDANG ROKOK DARI SEGI

FINANSIAL EKONOMI

Dosen Pengampu : Sutarmo, SE, M.Pd

Nama Kelompok :

1. Azizah Miftahurahmah (13517000)

2. Aldian Risky (13517000)

3. Bibit Wahyudi (13517000)

4. Ifah Dian Nora (1351700045)

5. Khairina Nur Hidayati (13517000)

6. Sri Murningsih (13517000)

7. Tri Prayetno (13517000)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN

NUSANTARA SUKOHARJO

(2)

Segala puji kami tunjukkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat kesehatan dan kesempatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Sholawat dan salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan jalan yang terang benerang ini, dar zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh modernisasi seperti saat ini.

Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu dan Bapak, begitu pula Bapak Dosen Pengampu mata kuliah ekonomi kesehatan, serta kerabat dan sahabat kami, yang telah memberikan dorongan, do’a dan motivasi kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat pada waktunya. Semoga amal kalian di beri balasan dari Sang Maha Penyayang dengan sebesar – besarnya. Aamiin.

Terima kasih tpkan ak lupa kami ucapkan kepada para pembaca, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. Jika ada kekurangan dari makalah ini, mohon sampaikan kepada kami, sehingga dapat menjadi evaluasi yang sangat berharga bagi kami.

Sukoharjo, 28 Oktober 2014 Hormat kami,

PENULIS

(3)

Halaman Judul ……… 1

Kata Pengantar ……… 2

Daftar Isi ………. 3

BAB I ……….. 4

PENDAHULUAN ……… 4

A. Latar Belakang ……….. 4

B. Rumusan Masalah ……… 5

C. Tujuan……… 5

D. Sistematika ……… 5

BAB II ……….. 6

PEMBAHASAN ……… 6

A. Asal Muasal Rokok Dan Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan ……… 6

B. Rokok Sebagai Salah Satu Sumber Devisa Dan Kekayaan Negara ……… 9

C. Rokok Sebagai Penyebab Kerugian Negara ……….. 10

D. Strategi Mengatasi Berbagai Dampak Dan Menekan Angka Konsumsi Rokok ……… 12

BAB III ………. 14

PENUTUP ………. 14

A. Kesimpulan ………... 14

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Merokok sudah merupakan hal yang biasa dijumpai dimanapun kita berada. Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang sudah begitu luas dilakukan baik dalam lingkungan berpendidikan maupun tidak. Merokok sudah menjadi masalah yang sangat kompleks karena menyangkut aspek psikologis, gejala sosial serta ekonomi dan tentunya kesehatan.

Dari berbagai dampak negatif rokok, mungkin dampak ekonomi yang paling memiliki pengaruh besar, bukan hanya bagi perokok, bagi pemerintah serta kondisi perkonimian negara bisa dipengaruhi. Ketika berbicara terait masalah perekonomian yang disebabkan oleh rokok tentu berhubungan dengan jumlah perokok di Indonesia serta terkait dana yang dihabiskan masyarakat untuk membeli rokok.

Jumlah perokok aktif di Indonesia mencapai lebih dari 260 juta orang dengan konsumsi rokok Indonesia setiap tahun mencapai 199 miliar batang rokok sehingga menempatkan Indonesia di posisi ke-5 jumlah perokok aktif terbesar di dunia. Dilihat dari segi pengeluaran sehari-hari, dalam waktu satu bulan masyarakat bisa menghabiskan banyak uang hanya untuk rokok. Jika diasumsikan 1 orang menghabiskan 1 pack rokok sehari seharga 10.000, maka dalam waktu satu bulan satu orang menghabiskan 300.000, dan jika perokok di Indonesia adalah 146.860.000 jiwa, maksa sebanyak 44.058.000.000.000 dihabiskan untuk konsumsi rokok. Ketika uang tersebut dialokasikan untuk hal yang lebih bermanfaat, mungkin angka kemiskinan di Indonesia bisa berkurang. Tidak heran jika semakin lama jumlah orang miskin semakin meningkat di Indonesia, karena banyak orang yang berpikiran “lebih baik nggak makan daripada nggak ngrokok”.

(5)

dan tenaga kerja industri rokok, pemerintah melegalkan dan seolah-olah mendukung para produsen rokok.

B. RUMUSAN MASALAH

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas ekonomi kesehatan sehingga mahasiswa dapat mengetahui permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan ekonomi. Kami mengambil permasalahan tentang rokok karena rokok merupakan wujud kompleks dari salah satu permasalahan ekonomi kesehatan di Indonesia. Pokok pokok permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimanakah asal muasal rokok dan pengaruhnya terhadap kesehatan? 2. Apakah rokok memiliki peran dalam menyumbang kekayaan negara ?

3. Apakah rokok dapat menyebabkan kerugian pada perekonomian dan kesehatan suatu negara ?

4. Bagaimanakah cara mengatasi kerugian akibat rokok ?

C. TUJUAN

Makalah ini kami susun bertujuan untuk :

1. Mengetahui asal muasal rokok dan pengaruh rokok terhadap kesehatan. 2. Mengetahui peranan rokok dalam menyumbang devisa negara.

3. Mengetahui kerugian yang disebabkan akibat rokok baik itu kerugian finansial maupun kerugian kesehatan suatu negara.

4. Menemukan langkah yang tepat untuk mengatasi kerugian akibat rokok.

D. SISTEMATIKA

Makalah ini disusun dengan sistematika : Judul

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. ASAL MUASAL ROKOK DAN PENGARUH ROKOK TERHADAP KESEHATAN

Terdapat berbagai penjelasan yang menerangkan asal muasal dari sepuntung rokok ini. Beberapa diantaranya dikatakan apabila memilik dari bahan utama pembentuk rokok, tembakau, maka sejarah rokok ini diawali dengan diperkenalkan oleh penduduk asli Amerika kepada penduduk Eropa ketika Columbus menjajah pada tahun 1492-1506.

Namun munculnya rokok juga dipercaya sejak 1000 tahun S.M. di Benua Amerika, dimulai dari mengunyah tembakau dan menghisap tembakau melalui sebuah pipa oleh warga asli benua Amerika (Maya, Aztec dan Indian). Penduduk warga asli Amerika menganggap tembakau sebagai tanaman yang keramat karena digunakan untuk upacara atau ritual yang penting. Seperti contohnya tembakau saat itu digunakan untuk upacara, persiapan untuk perang, atau pun memprediksi cuaca, dan lain sebagainya.

Sumber lain mengatakan bahwa menghisap rokok yang dibuat dari tembakau dibungkus kulit jagung atau daun tembakau itu sendiri (seperti cerutu) atau melalui pipa sudah menjadi kebiasaan penduduk asli Peru sejak 5000 S.M. Sama halnya seperti penduduk asli Amerika, rokok itu digunakan sebagai bagian dari ritus untuk berkomunikasi dengan para dewa atau arwah nenek moyang. Rokok adalah produk berbahaya dan adiktif yang mengandung 4000 zat kimia, 69 diantaranya adalah karsinogenik (pencetus Kanker, Red).

Kandungan pada rokok :

(7)

menghasilkan 1,2 – 2,9 mg nikotin. Merokok sebungkus per hari dapat menyerap nikotin 20-420 mg nikotin/hari yang dapat meningkatkan plasma 23-35 ng/ml. Selain itu, akibat dari konsumsi nikotin adalah pelepasan adrenalin dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, dikarenakan kebutuhan oksigen jantung.

2) Karbon monoksida – adalah gas yang berbahaya yang terdapat dalam pembuangan asap kendaraan. Ia menggantikan sebanyak 15% daripada oksigen yang seharusnya dibawa oleh sel-sel darah merah. Jadi jantung perokok yang memerlukan banyak oksigen ternyata mendapat lebih sedikit oksigen. Ini membahayakan untuk mereka yang mengidap penyakit jantung atau paru-paru. Ia juga menyebabkan perokok sesak napas dan kurang daya staminanya. Karbon monoksida merusak lapisan dalam pembuluh darah dan meninggikan endapan lemak pada dinding pembuluh-pembuluh darah, menyebabkan pembuluh darah tersumbat. Ini meningkatkan lagi risiko serangan jantung.

3) Tar – adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogen. Sebagian dari zat tersebut yakni benzo(1) pyrene, nitrosamine dan B-naphthylamine, cadmium dan nikel. Tar juga digunakan sebagai bahan pembuat aspal. Pada saat dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar pada rokok di Indonesia berkisar antara 19-33 mg per batang rokok.

4) Aseton – peluntur cat

5) DDT - Racun serangga untuk membunuh nyamuk dan semut.

6) Arsenik Racun kutu dan racun yang digunakan untuk pembunuh-pembunuh terkenal.

7) Kadmium – Bahan kimia yang terdapat di dalam ACCU. 8) Formaldehid – Digunakan untuk mengawetkan mayat. 9) Ammonia – Bahan aktif dalam pembersih lantai 10) Hidrogen sianida – Racun yang digunakan untuk gas

(8)

Dampak Konsumsi Rokok Pada Kesehatan

Dampak yang ditimbulkan dari kebiasaan merokok memang tidak secara langsung dapat dirasakan. Namun, apabila kebiasaan merugikan tersebut tetap dipertahankan, maka beberapa penyakit yang akan datang menyertai kesehatan tubuh Anda:

o Kanker paru-paru : 90% dari kematian yang terjadi di kalangan perokok disebabkan oleh Kanker paru-paru. Kanker paru terjadi 10 -30 kali lebih sering pada perokok dibandingkan bukan perokok.

o Penyakit Jantung : Penelitian telah menunjukkan bahwa kira-kira 40% kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung sebelum umur 65 tahun berkaitan dengan kebiasaan merokok.

o Emfisema dan bronchitis kronis - Merokok adalah penyebab utama bronchitis yang kronis. Rokok mempersempit saluran pernafasan dan menambah polusi udara dimana pertukaran gas berlangsung, menyebabkan Anda susah bernafas. Seorang yang bukan perokok yang sehat menggunakan 5% dari tenaganya untuk bernafas, tetapi seseorang yang mengidap emfisema akut menggunakan 80% dari tenaganya hanya untuk bernafas.

o Stroke – Rokok penyebab 5% stroke di Indonesia

o Kanker rongga mulut

o Abortus (risiko 2 – 3 kali lebih sering)

(9)

o Tuberkulosis

o Penyakit telinga tengah - 150.000 – 300.000 kasus pada anak usia<18 bln

o Asma: risiko meningkat 60% (kedua ortu merokok)

o Suddent Death Infant Syndrome (SDIS): risiko 2x (ibu perokok)

Jika dikaitkan dengan mortalitas, kebiasaan merokok berkaitan dengan 50% kematian pada Kanker esophagus, 33% kematian pada Kanker kandung kemih, 33% kematian pada Kanker Pankreas dan juga berkaitan dengan kematian perinatal.

B. ROKOK SEBAGAI SALAH SATU SUMBER DEVISA DAN KEKAYAAN NEGARA

Rokok selalu menjadi perbincangan banyak orang. Hal utama yang dibahas sudah tentu tentang berbagai masalah yang disebabkannya, baik bagi kesehatan ataupun kualitas hidup pecandunya. Memang hampir kebanyakan opini publik jika ditanya soal rokok akan mengarah pada sisi negatif, padahal di balik rokok tersebut hidup juga para petani tembakau, pengusaha rokok, pekerja pabrik rokok, penjual rokok serta orang-orang yang menjual jasa pada pengusaha pabrik rokok. Mereka semua bisa bertahan hidup karena manfaat rokok.

Ini adalah salah satu manfaat rokok. Selain itu, negara juga menetapkan bea cukai rokok yang besar, tujuannya memang untuk membatasi peredaran rokok dengan menaikan harga. Namun sepertinya strategi tersebut tidak begitu relevan dalam usaha membatasi perdaran rokok, melainkan malah berjasa pada pendapatan negara.

Kita memang sudah tahu bahwa rokok merupakan salah satu penghasil devisa negara. Tingginya cukai rokok disebut-sebut sebagai salah satu penyumbang devisa terbesar bahkan dapat mencapai 77 triliun rupiah pada tahun 2011. Namun fakta selanjutnya lebih mencengangkan lagi. Masih pada tahun yang sama pemerintah mengeluarkan anggaran lebih dari 127 triliun rupiah untuk mengatasi berbagai masalah yang berhubungan dengan rokok. Sebuah jumlah yang mencengangkan jika dibandingkan dengan pengetahuan masyarakat umum.

(10)

hampir-hampir mencekik segala bidang, mulai dari pendidikan, tingkat perekonomian dan terutama kesehatan. Rokok memiliki 40.000 bahan kimia yang berbahaya, masuknya semua bahan kimia tersebut dapat merusak fungsi organ tubuh, menyerang saraf, menurunkan daya pikir dan menyerang gen.

Harga rokok di Indonesia sangat rendah karena cukai yang dikenakan sangat rendah (yakni 38% terendah setelah kamboja), sehingga konsumsi rokok meningkat. Hal ini bisa dibandingkan dengan harga jual rokok Marlboro pada tahun 2008 yang di Singapura berharga USD 8.64, di Malaysia USD 2,56 sementara di Indonesia hanya USD 1,01 (data dari Fact Sheet TCSC ISMKMI). Rokok juga menjadi pengeluaran terbesar kedua bagi para rakyat Indonesia. Pada data di Lembaga Demografi FE UI tahun 2006 tercatat pengeluaran rokok sebesar 11,89%, setengahnya dari pengeluaran terhadap padi-padian yang mencapai 22,10%, namun lebih tinggi daripada Listrik, telepon dan BBM yang sebesar 10,95 % serta lebih tinggi dari pada Sewa dan Kontrak yang mencapai 8,82%.

Penerimaan cukai tembakau meningkat 29 kali lipat dari Rp 1,7 trilyun menjadi Rp. 49,9 trilyun dari tahun 1990-2008. Ini bukti bahwa kenaikan tingkat cukai tembakau yang dilakukan pemerintah efektif untuk meningkatkan penerimaan negara. Dengan fakta ini, mitos bahwa peningkatan cukai tembakau akan mengurangi penerimaan negara dapat terbantahkan. Ironisnya, kontribusi cukai ini terhadap total penerimaan negara menurun menjadi 5,2% pada tahun 2008. Peningkatan cukai sebesar 2 kali lipat akan menambah

1. Pendapatan masyarakat sebesar Rp 491 Milyar 2. Output perekonomian sebesar Rp 333 Milyar 3. Lapangan kerja sebanyak 281.135

Dilain sisi, peningkatan cukai menjadi 57%, maka: 1. Jumlah perokok akan berkurang 6,9 juta orang 2. Jumlah kematian terkait rokok turun 2,4 juta

3. Penerimaan negara dari cukai tembakau bertaambah dengan Rp. 50,1 trilyun.

C. ROKOK SEBAGAI PENYEBAB KERUGIAN NEGARA

(11)

ditimbulkan rokok bukan hanya masalah kesehatan saja tapi juga masalah moral dan finansial.

Menurut data Depkes tahun 2004, total biaya konsumsi atau pengeluaran untuk tembakau adalah Rp 127,4 triliun. Biaya itu sudah termasuk biaya kesehatan, pengobatan dan kematian akibat tembakau. Sementara itu penerimaan negara dari cukai tembakau adalah Rp 16,5 triliun. Artinya biaya pengeluaran untuk menangani masalah kesehatan akibat rokok lebih besar 7,5 kali lipat daripada penerimaan cukai rokok itu sendiri. Jadi sebenarnya kita ini sudah dibodohi, sudah tahu rugi tapi tetap dipertahankan dan dikerjakan.

Rokok adalah pintu gerbang menuju kemaksiatan, penurunan moral dan lost generation. Tidak ada orang yang minum alkohol, terkena HIV, atau memakai narkoba tanpa merokok terlebih dahulu. Menurut agama saja menghisap rokok adalah kegiatan yang mubazir atau makruh. Memang dilema, di satu sisi negara butuh uang tapi di sisi lain banyak yang dirugikan akibat rokok.

Dalam UU Kesehatan No.36 Tahun 2009 disebutkan bahwa nikotin adalah zat aditif, sama halnya dengan alkohol dan minuman keras. Jadi rokok harusnya juga diperlakukan sama dengan narkoba. Artinya kalau narkotik tidak diiklankan, merokok juga harusnya tidak boleh. Masalah rokok juga harus ditangani secara spesial. Kenaikan cukai tembakau rokok sebesar 15 persen dianggap tidak akan berpengaruh. Pertama, karena rokok mengandung nikotin yang bersifat candu, jadi bagaimanapun juga orang akan terus mencari dan mencari rokok untuk memenuhi kebutuhannya. Kedua, grafik elastisitas rokok bersifat inelastis, jadi kenaikan harga rokok tidak akan terlalu mengurangi konsumsi rokok. Ketiga, pertambahan penduduk terus terjadi dan hal ini memungkinkan semakin banyak orang yang merokok.

(12)

Peningkatan cukai rokok harus didistribusikan pada kegiatan-kegiatan untuk menangani sektor kesehatan. Perokoklah yang membayar cukai tembakau sehingga sudah semestinya dana cukai dikembalikan untuk memperbaiki kesehatan masyarakat.

D. STRATEGI MENGATASI BERBAGAI DAMPAK DAN MENEKAN ANGKA KONSUMSI ROKOK

Telah kita ketahui bersama begitu banyakn dampak negatif akibat rokok. Untuk itulah upaya mengatasi rokok dan berbagai dampaknya perlu dilakukan. Upaya yang dilakukan tentunya diharapkan dapat menyeimbangkan antara segi ekonomi dan kesehatan, sehingga tidak menimbulkan pertentangan di kalangan masyarakat. Upaya yang dilakukan harus merata dan sebaiknya dimulai dari sektor terkecil yakni sektor pertanian. Pada sektor pertanian haruslah diadakan penyuluhan-penyuluhan tentang produk unggulan selain tembakau. Contohnya kita mengadakan penyuluhan tentang produk cabai unggulan dengan penanaman yang mudah dan hasil panen yang melimpah. Dalam tahap ini para petani juga dihimbau untuk menghitung sendiri peruntungan yang akan diperoleh ketika menanam cabai kemudian dibandingkannya dengan peruntungan ketika menanam tembakau. Dengan demikian maka peralihan penanaman akan dilakukan oleh petani sendiri dengan kesadarannya tanpa pengarahan ataupun pelarangan untuk tidak menanam tembakau.

Langkah selanjutnya yakni menerapkan anti beasiswa rokok di lembaga-lembaga mulai dari lembaga-lembaga terkecil contohnya keluarga, lingkungan RT, RW, lingkungan sekolah, kampus dan lembaga-lembaga yang lain. Pengadaan beasiswa di sektor pendidikan, olahraga dan sebagainya merupakan salah satu cara perusahaan rokok untuk menjaga kelangsungan hidupnya di sektor industri.

(13)
(14)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Rokok adalah produk berbahaya dan adiktif yang mengandung 4000 zat kimia, 69 diantaranya adalah karsinogenik. Dampak konsumsi rokok pada kesehatan yakni pemicu serangan jantung, Kanker rongga mulut, kanker nasofaring, kanker serviks, kanker anal, impotensi, osteoporosis, katarak, dan lain sebagainya.

Selama ini rokok dibilang sebagai penyumbang devisa terbesar untuk negara padahal nyatanya rokok justru menyumbang kerugian terbesar negara. Kerugian yang ditimbulkan rokok bukan hanya masalah kesehatan saja tapi juga masalah moral dan finansial.

Strategi yang digunakan untuk mengurangi dampak dan menekan angka konsumsi rokok yaitu pada sektor pertanian haruslah diadakan penyuluhan-penyuluhan tentang produk unggulan selain tembakau, beasiswa rokok di lembaga-lembaga mulai dari lembaga terkecil, memaksimalkan pengolahan sumber daya yang kita punya untuk mengurangi angka pengangguran dan angka kemiskinan, dan sosialisasi kepada para perokok aktif.

B. SARAN

1. Edukasi dan pemahaman akan bahaya rokok dimulai dari lingkungan terkecil, sangat diperlukan guna mencegah pribadi menjadi seorang perokok aktif.

2. Upaya persuasif dan penyadaran kepada masyarakat akan banyaknya dampak negatif yang sebenarnya ditimbulkan oleh rokok daripada dampak positif yang selama ini terlihat.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/

Direktorat_Jenderal_Bea_dan_Cukai_Kementerian_Keuangan_Indonesia diunduh senin, 27 oktober 2014 / 15.00

http://ilmiahekonomi.blogspot.com/2009/05/analisis-kinerja-keuangan-perusahaan.html diunduh senin, 27 oktober 2014 / 15.15

http://home.spotdokter.com/559/merokok-bahaya-dan-kerugiannya/ diunduh senin, 27 oktober 2014 / 15.20

http://ilmiahekonomi.blogspot.com/2009/05/analisis-kinerja-keuangan-perusahaan.html

diunduh senin, 27 oktober 2014 / 15.23

Referensi

Dokumen terkait

(1) Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d angka 2, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Bidang Usaha Peternakan

The results show that hypothesis one is accepted, experiential marketing affects customer satisfaction at Time zone, hypothesis two is also accepted, experiential marketing

Penulis berharap dari penelitian ini bisa menambah bahan bacaan dan sumber pustaka atau bisa dikatakan sebagai pintu masuk bagi peneliti lain yang ingin melakukan

Penelitian yang telah dilakukan dengan survay pada follower instagram @kulinerdisolo dengan cara menyebarkan kuisioner sebanyak 122 sebagai sampel dalam penelitian ini

Sedangkan jika dianalisis secara keseluruhan di Perumnas Tlogosari memiliki angka sama yakni 2,85 (mendekati baik) yang menunjukan adanya hubungan antara

Dapat dikatakan bahwa capital employed efficiency atau physical capital adalah suatu modal atau dapat dikatakan aset yang dimiliki perusahaan dalam bentuk nyata atau tidak

Dengan menggunakan perspektif Balanced Scorecard dalam menterjemahkan visi, misi ke dalam strategi PTS X, maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajemen