• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kampanye Waspada Bahaya Cyberbully untuk Orang Tua yang Memiliki Anak Remaja.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kampanye Waspada Bahaya Cyberbully untuk Orang Tua yang Memiliki Anak Remaja."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

vi

ABSTRAK

KAMPANYE WASPADA BAHAYA CYBERBULLY UNTUK ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK REMAJA

Oleh

Stevanus Albertto Liandy NRP 1164011

Cyberbullying dapat diartikan sebagai ancaman, makian, dan hinaan yang dilakukan melalui pesan lewat media elektronik. Cyberbullying kerap terjadi pada remaja berusia 12-18 tahun namun seringkali luput dari perhatian orangtua yang menganggap cyberbullying hanyalah sebatas candaan dan olokan saja, padahal cyberbullying tidak jarang menyebabkan korban-nya mengalami depresi bahkan sampai bunuh diri.

Maka dari itu, tujuan perancangan ini adalah untuk memunculkan kesadaran bagi orangtua remaja untuk mengenal ciri-ciri remaja korban cyberbully dan menanggapi secara serius dampak berbahaya yang dapat disebabkan oleh cyberbully melalui media informasi yang efektif dan menarik. Manfaat perancangan ini adalah agar orangtua remaja dapat sedini mungkin mengantisipasi bahkan mencegah bahaya cyberbully yang dapat mengancam anak-anak remajanya.

Metode yang digunakan adalah dengan membuat poster simbolik dan booklet berisi foto dan informasi bagi orangtua untuk mengetahui ciri-ciri remaja korban cyberbullying dan cara menanggulanginya, serta didukung oleh media lain yang berupa x-banner, tiket seminar, website, dan gimmick. Melalui perancangan kampanye ini, orangtua dapat mengetahui ciri-ciri remaja korban cyberbully dan dapat dengan serius menanggapi bahaya cyberbully, sehingga orangtua dapat menanggulangi bahkan mencegah terjadinya cyberbully pada anak remajanya.

(2)

vii

ABSTRACT

CYBERBULLY AWARENESS CAMPAIGN

FOR ADOLESCENCE’S PARENTS

Submitted by

Stevanus Albertto Liandy 1164011

Cyberbullying can be interpreted as threats, insults, and humiliation which are done through messages via electronic media. Cyberbullying often occurs in adolescents aged 12-18 years but often slip from the parent’s attention who thought cyberbullying was limited to jokes and ridicule, even though it is not uncommon for the cyberbully victims to experience depression and even to commit suicide.

Therefore, the purpose of this design is to raise teen’s parents’ awareness to know the characteristics of teenage cyberbully victims and respond seriously to the harmful effects that can be caused by a cyberbully through informative and effective informational media. The benefit of this design is that teens’ parents can anticipate as early as possible and even prevent cyberbully danger that could threaten their teenage children.

The method used is by creating a symbolic poster and booklet containing photographs and information for parents to identify the characteristics of teenage victims of cyberbullying and how to mitigate them. This design is also supported by other media in the form of x-banner, seminar tickets, website, and gimmick. Through this campaign design, parents can find out the characteristics of teens cyberbully victim and could seriously respond to the danger cyberbully, so that parents can cope with even prevent cyberbully at teenagers.

(3)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ...iv

KATA PENGANTAR ...v

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Rumusan Masalah ...2

1.3 Tujuan Perancangan ...2

1.4 Ruang Lingkup Kajian ...3

1.5 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...3

1.6 Skema Perancangan...5

1.7 Kerangka Penulisan ...6

BAB II LANDASAN TEORITIS ...7

2.1 Kampanye...7

2.1.1 Jenis-jenis Kampanye ...9

2.2 Strategi Media ...10

2.3 Fotografi ...11

2.4 Psikologi Perkembangan Remaja ...12

2.4.1 Kelompok Teman Sebaya Sebagai Wadah Penyesuain Pribadi dan Sosial Remaja ...15

2.4.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan Remaja Diterima ...16

2.4.3 Faktor-faktor yang Menyebabkan Remaja Ditolak ...16

(4)

ix

2.5.1 Macam-Macam Bentuk Cyberbullying ...17

2.5.2 Dampak Cyberbullying Pada Psikologi Remaja ...18

2.5.3 Motivasi Pelaku Cyberbullying ...20

2.5.4 Remaja yang Menjadi Target Cyberbullying ...20

2.5.5 Ciri-ciri Remaja Korban Cyberbullying...21

BAB III CYBERBULLYING ...22

3.1 Mandatory ...22

3.2 Dampak Cyberbullying Pada Psikologis Remaja ... 23

3.2.1 Cara Efektif Mencegah Terjadinya Cyberbullying Pada Remaja ...24

3.2.2 Cara Efektif Mengkomunikasian Bahaya Cyberbullying Pada Orang Tua Remaja di Indonesia ...25

3.3 Contoh Kasus Cyberbullying di Indonesia ...26

3.4 Hasil Kuesioner Cyberbullying ...29

3.5 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis ...31

3.6 Segmenting, Targeting, dan Positioning Kampanye Waspada Bahaya Cyberbully Untuk Orang Tua Yang Memiliki Anak Remaja ...32

3.7 Strengths, Weaknesses, Opportunites, Threats Kampanye Waspada Bahaya Cyberbully Untuk Orang Tua Yang Memiliki Anak Remaja ...33

3.8 Timeline Proyek Kampanye Waspada Bahaya Cyberbully Untuk Orang Tua Yang Memiliki Anak Remaja ...35

BAB IV PEMECAHAN MASALAH ...36

4.1 Konsep Komunikasi ...36

(5)
(6)

xi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1. Hasil Perbandingan Antara Pelaku dan Korban

Cyberbullying ...29 Diagram 3.2. Hasil Perbandingan Antara Asal Pelaku Cyberbullying ...29 Diagram 3.3. Penyebab Korban Terkena Cyberbully ...30 Diagram 3.4. Orang Tua Sebagai Pihak Yang Dipilih Remaja

(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Skema Perancangan ...5

Gambar 3.1. Status Path Dinda ...27

Gambar 3.2. Cyberbully Terhadap Dinda ...27

Gambar 3.3. Permintaan Maaf Dinda di Path ...27

Gambar 3.4. Kemal Menghina Kota Bandung ...28

Gambar 3.5. Florence Sihombing Mengina Kota Jogja ...28

Gambar 3.6. Poster Seminar Internet Sehat ...32

Gambar 3.7. Timeline Proyek Kampanye ...35

Gambar 4.1. Logo ...39

Gambar 4.2. Font CYBERBFALL ...40

Gambar 4.3. Media Cetak Poster Awareness 1 ...40

Gambar 4.4. Media Cetak Poster Awareness 2 ...41

Gambar 4.5. Media Cetak Poster Awareness 3 ...41

Gambar 4.6. Media Cetak Poster Reminding ...42

Gambar 4.7. Media Cetak Tiket Seminar ...42

Gambar 4.8. Media Cetak X-Banner Seminar ...43

Gambar 4.9. Media Background Seminar ...43

Gambar 4.10. Cover Booklet ...44

Gambar 4.11. Layout Booklet 1 ...45

Gambar 4.12. Layout Booklet 2 ...45

Gambar 4.13. Magnet Kulkas ...46

Gambar 4.14. Media Sosial Facebook 1 ...47

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bullying adalah perilaku melecehkan, menghina, mengintimidasi, memfitnah,

mengucilkan, berselisih, dan bahkan menipu. Pada mulanya bullying hanya terjadi melalui pertemuan fisik. Dewasa ini bullying tidak hanya terjadi melalui pertemuan fisik saja, bullying kerap terjadi pada media elektronik. Bullying melalui media elektronik disebut sebagai Cyberbullying. Cyberbullying dapat diartikan sebagai

“ancaman” atau “serangan” yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang disampaikan melalui pesan lewat media elektronik (Baumer, 2009: 24).

Cyberbullying seringkali menjadi awal mula dari cybercrime, yaitu kejahatan melalui

media elektronik.

Pada tahun 2014 pengguna internet di Indonesia mencapai 83,7 juta jiwa. Jumlah pengguna internet di Indonesia bertambah 10.9 juta jiwa dibandingkan dengan pengguna internet pada tahun 2013 yang berjumlah 72.8 juta jiwa. Dengan peningkatan jumlah pengguna internet tersebut, Indonesia berada pada peringkat ke-6 dunia perihal jumlah pengguna internet (kominfo.go.id). Peningkatan jumlah pengguna internet juga meningkatkan jumlah pengguna media sosial, online

multiplayer game, webcam, videochat, dan handphone.

Cyberbullying di Indonesia kerap terjadi pada kalangan remaja ber-usia 12-18 tahun

(10)

Universitas Kristen Maranatha 2

Beberapa korban kasus cyberbullying banyak yang mengalami depresi bahkan bunuh diri karena tidak tahan terhadap perilaku bully yang diterimanya di media sosial (Baumer, 2009: 9).

Permasalahan cyberbullying diangkat sebagai topik Tugas Akhir dikarenakan bahaya

cyberbullying belum dikomunikasikan dengan baik pada para orang tua di Indonesia

dan masih belum adanya kesadaran para orang tua di Indonesia untuk serius menanggapinya. Padahal bahaya tersebut dapat mengancam anak-anak remaja hingga dapat menyebabkan berbagai gangguan psikologis seperti depresi bahkan bunuh diri. Pengertian, fakta-fakta, pencegahan, dan penanggulangan bahaya

cyberbullying akan dikomunikasikan melalui bidang keilmuan Desain Komunikasi

Visual melalui kampanye yang ditujukan bagi para orangtua di Indonesia karena pada usia remaja sebagian besar remaja di Indonesia masih tinggal bersama orangtua nya dan masih menjadi tanggung jawab orangtuanya.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana mengkomunikasikan bahaya cyberbullying secara efektif pada orangtua remaja pengguna media sosial di Indonesia melalui bidang keilmuan DKV? b. Media apa yang paling efektif untuk mengkomunikasikan bahaya cyberbullying pada orang tua remaja pengguna media sosial di Indonesia?

1.3 Tujuan Perancangan

a. Mengetahui cara efektif dalam mengkomunikasikan bahaya cyberbullying pada orang tua remaja pengguna media sosial di Indonesia melalui bidang keilmuan DKV. b. Mengetahui dan menggunakan media yang paling efektif untuk

(11)

Universitas Kristen Maranatha 3

Manfaat Penelitian

a. Dapat memperluas wawasan bagi lembaga-lembaga yang menangani / berhadapan dengan berbagai kasus cyberbullying dan Pemerintah Indonesia untuk terus mengedukasi remaja pengguna media sosial akan bahaya cyberbullying.

b. Dapat memperluas wawasan bagi orang tua akan bahaya cyberbullying dan ciri-ciri anak remaja pengguna media sosial di Indonesia yang menjadi korban

cyerbullying.

c. Dapat memperluas wawasan bagi kaum akademis di Indonesia dalam melakukan penelitian tentang bahaya cyberbullying.

d. Sebagai bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya mengenai bahaya

cyberbullying di Indonesia.

1.4 Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab persoalan yang ada pada rumusan masalah, diperlukan pengkajian dengan mengidentifikasi peran serta orang tua dalam mengedukasi anak remajannya dan psikologi remaja usia 12-18 tahun. Penelitian ini dilakukan di Kota Bandung pada para remaja pengguna media sosial berusia 12-18 tahun, pada bulan February – Maret, tahun 2015.

1.5 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data penelitian bahaya cyberbullying dilakukan dengan cara:

Studi Pusataka:

Dengan mencari teori-teori yang dapat digunakan untuk melakukan perancangan kampanye bahaya cyberbullying pada remaja.

Observasi:

(12)

Universitas Kristen Maranatha 4

Literatur:

Dengan mencari data dari lembaga penelitian yang kredibel mengenai kasus

cyberbullying yang terjadi pada remaja pengguna media sosial di Indonesia.

Wawancara:

Dengan mewawancarai Psikolog di Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia tentang psikologi anak remaja.

Mewawancarai remaja dan orang tua remaja di Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia tentang permasalahan seputar cyberbullying.

Kuesioner:

(13)

Universitas Kristen Maranatha 5

1.6 Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema Perancangan (Sumber: dokumentasi)

Latar Belakang Masalah

Masih banyak orang tua remaja pengguna media sosial dan para remaja pengguna media sosial di Indonesia yang masih tidak tahu dan tidak mengerti akan bahaya Cyberbullying.

Permasalahan

- Bagaimana cara efektif dalam mengkomunikasikan bahaya cyberbullying pada orang tua remaja pengguna media sosial di Indonesia melalui bidang keilmuan DKV?

- Media apa yang paling efektif untuk mengkomunikasikan bahaya cyberbullying pada orang tua remaja pengguna media sosial di Indonesia?

Landasan Teori

Kampanye, Media, Psikologi Remaja, Fotografi

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Observasi, Studi Pustaka, Wawancara, Literatur, Kuesioner

Hasil Analisis

- Remaja rentan menjadi pelaku dan korban cyberbullying. - Dari hasil kuesioner 27% remaja pernah menjadi pelaku

cyberbullying dan 13% remaja pernah menjadi korban cyberbullying. dan booklet berisi fotografi untuk memperlihatkan kejadian nyata yang terjadi pada kehidupan remaja korban cyberbullying.

(14)

Universitas Kristen Maranatha 6

I.7 Kerangka Penulisan

Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan perancangan dan manfaat, ruang lingkup kajian, sumber dan teknik pengumpulan data, skema perancangan, dan kerangka penulisan.

BAB II Landasan Teoritis, berisi gambaran mengenai teori-teori yang digunakan untuk merancang kampanye bahaya cyberbullying pada remaja pengguna media sosial di Indonesia dengan orang tua remaja sebagai target kampanye.

BAB III Sajian Data dan Analisis, berisi gambaran fenomena cyberbullying yang terjadi pada remaja pengguna media sosial di Kota Bandung yang diteliti dan dianalisis atas objek penelitian.

(15)

Universitas Kristen Maranatha 49

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Cara efektif dalam mengkomunikasikan bahaya cyberbullying pada orang tua remaja pengguna media elektronik online di Indonesia adalah melalui Kampanye Waspada Bahaya Cyberbully Untuk Orang Tua Yang Memiliki Anak Remaja yang dapat membangun awareness bahwa cyberbullying adalah suatu hal yang berbahaya bagi psikologis dan bahkan fisik remaja. Selain itu kampanye tersebut dapat memberikan informasi secara singkat, padat, dan jelas pada target audiens sehingga informasi yang ingin disampaikan akan dapat diterima dengan baik. Kampanye tersebut juga disampaikan melalui media-media yang sesuai dengan target audiens seperti media poster, media pendukung seminar seperti X – Banner, background seminar dan tiket

undangan seminar, booklet, dan juga media sosial.

Namun demikian penulis masih memiliki banyak kekurangan dalam perancangan kampanye ini, yaitu dalam hal pemilihan model foto dalam kampanye yang sebaiknya menggunakan model multikultur, lalu dalam hal penempatan media-media kampanye, dan dalam mendesain booklet yang seharusnya dapat di desain dengan lebih baik.

5.2 Saran Bagi Penelitian Lanjutan

(16)

Universitas Kristen Maranatha 50

DAFTAR PUSTAKA

Adityawan, Arief dan Concept, Litbang. 2010. Tinjauan Desain Grafis. Jakarta. Litbang Concept.

American Association of School Administrator. 2009. Bullying At School & Online. America. Education.com Holdings, Inc.

Venus, Antar. 2009. Manajemen Kampanye. Bandung. Simbiosa Rekatama Media. Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya. Usaha Nasional.

Sarwono, Sarlito. 2010. Psikologi Remaja. Ciputat. Rajawali Pers.

Baumer, David dan Poindexter, J. C. 2004. Cyberlaw And E-Commerce. New York. McGraw-Hill Companies, Inc.

Ramli, Ahmad M. 2004. Cyber Law dan Haki Dalam Sistem Hukum Indonesia. Bandung. Refika Aditama.

Mansur, Dikdik M. Arief. 2009. Cyber Law Aspek Hukum Teknologi Informasi. Bandung. Refika Aditama.

Anonim. (2014). Dunia Maya Bebas Cyberbullying. From

http://teknologi.kompasiana.com/internet/2013/01/21/dunia-maya-bebas-cyberbullying-526512.html, (diakses tanggal 21 January 2015).

http://ictwatch.com/internetsehat (diakses tanggal 21 Oktober 2015).

http://www.latitudenews.com/story/what-country-has-the-most-bullies/ (diakses

tanggal 21 Oktober 2015)

Yayasan Sejiwa. www.sejiwa.org (diakses tanggal 19 January 2014)

Path. www.path.com (diakses tanggal 21 January 2015).

Gambar

Gambar 1.1 Skema Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

Mina Raharjo Nangsri, Srihardono Hadi Mulyanto 15 Keramba Pemula.

Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa daftar pokok materi esensial SIM bagi guru, pengawas sekolah, kepala sekolah, widyaiswara pendidikan, dosen, pimpinan lembaga

Hasil pengujian charge/discharge Fe 2 O 3 dengan penambahan 9 mmol glycine seperti yang terlihat pada Gambar 4.18 Pengujian charge – discharge dengan rates 0.1 C ini

Hasil dari pengujian eksperimen 2 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara usia terhadap tingkat kesalahan memori jangka pendek untuk

Kedua-dua dimensi tingkah laku kepimpinan pengetua pula menunjukkan perhubungan yang rendah dan positif dengan keberkesanan organisasi.. Bengkel latihan patut dianjurkan

Substitusi terigu dengan tepung labu kuning pada muffin memberikan pengaruh nyata terhadap karakteristik sifat fisik meliputi kadar air, aw, volume pengembangan,

Gereja pun dapat menjadi lembaga yang paling diskriminatif terhadap perempuan, karena selama berabad-abad gereja mengembangkan teologinya sejalan dengan pola pikir patriarkal

Bila calon pemegang hak merek melakukan pendaftaran kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) dan tidak menyimpang dari prosedur pendaftaran yang telah