ABSTRAK
Gap generasi merupakan sebuah permasalahan yang seringkali diabaikan dan dilupakan. Banyak sekali orang yang tidak menyadari adanya gap generasi antara orang tua dan anak remajanya. Gap ini disebabkan oleh salahnya cara komunikasi dan perubahan zaman serta pengaruh asing. Gap generasi banyak terjadi di dunia timur karena dalamkebudayaan timur memang orang tua dan anak memiliki sebuah gap yang dinamakan respek. Bukannya respek ini salah, tapi orang timur terlalu mengutamakan sisi respeknya dan kehilangan sisi keluarga dan sisi intim dari sebuah keluarga sehingga terjadi gap generasi.
Gap generasi bisa terjadi pada keluarga apapun dari kalangan apapun. Gap generasi terjadi bahkan pada keluarga yang sering pergi bersama sekalipun. Efek samping dari gap generasi adalah hubungan yang rusak antara orang tua dan anak, dan dalam skala paling buruk akan menyebabkan broken home, pelarian pada obat-obatan, kenakalan remaja yang ekstrem, depresi, bahkan bunuh diri.
ABSTRACT
Generation gap is a problem that is often overlooked. Most people don’t realize the existence of generation gaps between parents and their adolescent children. These gaps are often caused by ineffective means of communication between the parents and their children. Generation gaps are also caused by rapid cultural changes and different cultural values between the parents and the children. Generation gaps frequently occur in eastern cultures due to the naturally existing distance between parents and their children in eastern cultures.
A generation gap can occur in any family from any social background. Gaps can occur even in a closely knit family that spends a lot of time together. Generation gaps can jeopardize the relationship between parents and their children, and in extreme cases may leads to dysfunctional families, drug abuse, juvenile delinquency, depression, and even suicide.
DAFTAR ISI
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 2
1.3 Tujuan Perancangan 3
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3
1.5 Skema Perancangan 4
BAB II LANDASAN TEORI 6
2.1 Komunikasi 6
2.2 Generasi Remaja 6
2.3 Generasi Orang Tua Remaja 11
2.4 Lima Bahasa Kasih / Cinta 12
2.4.1 Kata-kata Afirmasi / Pujian 12
2.4.2 Sentuhan Fisik 13
2.4.3 Waktu Berkualitas 13
2.4.5 Memberikan Hadiah 15
2.5 Mengenal Kampanye 15
2.5.1 Pengertian Kampanye 15
2.5.2 Jenis Kampanye 16
2.5.3 Rancangan Program Kampanye 17
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 19
3.1 Data dan Fakta 19
3.1.1 Lembaga Terkait dan Fenomena 19
3.1.1.1 UNICEF 19
3.1.1.2 Data Tentang Permasalahan 20
3.1.2 Tinjauan Proyek Sejenis 23
3.2 Analisis Terhadap Berdasarkan Permasalahan Data dan Fakta 25
BAB IV PEMECAHAN MASALAH 28
4.5 Budgeting / Biaya Media 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 65
5.1 Kesimpulan 65
5.2 Kata Penutup 66
5.2 Saran 66
DAFTAR BAGAN & DIAGRAM
Bagan I.1 Skema Perancangan 5
Diagram III.1 20
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Materi 31
Tabel 4.2 tabel Media 32
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Logo 33
Gambar 4.2 Contoh Penerapan Media 35
Gambar 4.3 Teaser 1 47
Gambar 4.4 Teaser 2 48
Gambar 4.5 Dinner 49
Gambar 4.6 Trust 50
Gambar 4.7 Direting 51
Gambar 4.8 Hadiah 52
Gambar 4.9 Waktu 53
Gambar 4.10 Pujian 54
Gambar 4.11 Sentuhan 55
Gambar 4.12 Pelayanan 56
Gambar 4.13 Bermacam-macam web banner standar di Internet 57
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zaman selalu berubah, seiring dengan perubahan zaman, budaya dan gaya hidup
akan terus berubah. Seringkali istilah “Anak zaman sekarang” terluncur dari mulut
orang-orang yang sudah lebih tua untuk mengomentari tingkah laku anak-anak
zaman sekarang yang lebih muda.
Perbedaan dari gaya hidup, kebudayaan, tingkah laku sangat dipengaruhi oleh
pola berpikir yang juga turut berubah seiring dengan zaman. Pola pikir lahir dari
pengalaman dan apa yang terjadi sebelumnya. Setiap zaman melahirkan
kecenderungan pola pikir yang berbeda. Jika diambil contoh, pemikiran dari
orang-orang yang satu zaman saja sudah berbeda-beda, apalagi jika sudah melintas jaman
pada generasi yang lebih muda, pola pemikiran mereka telah sangat berubah. Hal
inilah yang akhirnya melahirkan pemikiran bahwa “Generasi sebelumnya terlalu
kolot,” ataupun “Generasi muda sekarang terlalu serampangan”. Maka lahirlah gap
(jurang) generasi yang berkembang dalam pola kehidupan di masyarakat.
Gap Generasi menjadi suatu permasalahan yang umum dan seringkali menjadi
sangat tidak disadari oleh kebanyakan orang. Generasi tua yang menganggap bahwa
mereka lebih bijak karena telah merasakan banyak pengalaman, sebaliknya generasi
muda dengan idealismenya menganggap bahwa zaman telah berubah dan
2
Sama seperti permasalahan lainnya, yang seringkali menjadi permasalahan dari
suatu masalah dalam bidang sosial adalah komunikasi yang salah. Bahasa dari
generasi ke generasi berbeda sehingga cara komunikasi yang tepat untuk
menyampaikan pesan kepada generasi tertentu untuk mendapatkan respek dari
generasi tertentu. Keilmuan Design Komunikasi Visual merupakan salah satu
jawaban untuk menjadi media penyampaian pesan bagi kampanye gap generasi.
Penulis mengambil topik ini sebagai tugas akhir karena topik ini dirasa menarik.
Topik ini merupakan topik yang menyangkut masalah sosial yang menyebabkan
banyak sekali keluarga menjadi tidak harmonis dan memiliki banyak masalah. Dan
melalui sebuah kampanye sosial diperkirakan dapat membantu untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
1.2.1 Bagaimana cara untuk menjebatani komunikasi orang tua dan anak ?
1.2.2 Bagaimana menyelesaikan gap generasi melalui kampanye sosial ?
Ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas pada karya tulis ini hanya
mencangkup orang tua khususnya Ayah dengan usia 35-45 tahun yang memiliki
anak usia 10-14 tahun (pra-remaja dan remaja awal) dengan latar belakang ekonomi
menengah atas. Area yang menjadi target adalah Bandung dan Jakarta dengan masa
3
1.3 Tujuan Perancangan
1.3.1 Untuk Menjembatani permasalahan orang tua dan anak diperlukan
komunikasi dan rasa saling percaya dan saling mengasihi diantara orang tua
dan anak remaja mereka. Diperkirakan kampanye adalah salah satu sarana
yang tepat untuk menyampaikan suatu paradigma berpikir yang baru bagi
para orang tua sehingga orang tua menyadari bahwa adanya gap antar
generasi ini perlu diwaspadai
1.3.2 Kampanye pada gap generasi akan menggunakan metode kampanye yang
halus dan mencoba perubahan cara pikir dan cara pandang orang tua terhadap
bahasa kasih mereka terhadap anak-anak mereka sehingga orang tua dapat
mendapatkan keintiman sebagai keluarga dengan anak-anak mereka yang
beranjak dewasa.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Adapun sumber data akan berasal dari :
1.4.1 Observasi
Observasi dilakukan secara pasif pada kehidupan beberapa remaja dan
keluarganya yang penulis kenal.
1.4.2 Wawancara Mendalam
Wawancara dilakukan kepada seorang ahli konseling keluarga yang ada di
4
1.4.3 Studi Pustaka
Studi pustaka yang diambil untuk proyek kampanye ini adalah buku
Chapman, Gary, (2007), 5 Bahasa Cinta Menghadapi Remaja, Yogyakarta,
Quills Book Publisher Indonesia kemudian Duncan, Stephen F, (2009), Love
Learning, Yogyakarta, Image Press. Dan beberapa pustaka lainnya sebagai
referensi tambahan.
1.4.4 Kwesioner
Kwesioner disebarkan kepada 100 anak-anak SMP untuk mendapatkan data
5
Iklan Majalah & Koran & Radio Talkshow, Website Kampanye terhadap
orang tua
Hasil Akhir :
Orang tua dapat lebih mengenal anak-anak mereka dan mengerti lebih dalam
sehingga gap generasi tidak terjadi sehingga masalah-masalah negative
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Gap generasi adalah suatu masalah yang tidak diasadari tapi banyak terjadi. Gap
generasi terjadi pada keluarga yang kelihatannya dekat dan harmonis. Gap generasi
mengakibatkan kesenjangan dalam keluarga dan dapat mengancam pertumbuhan
kepribadian seseorang. Gap generasi hanya dapat diatasi dengan cara saling
mengasihi dan saling mengerti antara orang tua dan anak yang mulai menjelang
remaja sehingga gap antar generasi akan bisa dihindari.
Komunikasi merupakan satu-satunya jalan untuk memerangi gap generasi yang
seringkali terjadi di Indonesia. Seringkali gap terjadi karena cara penyampaian
komunikasi yang salah, ataupun kesalahpahaman dalam bahasa.
Gap generasi akan disadari dengan adanya kampanye yang menyadarkan orang
tua, melalui ayah untuk bisa berkomunikasi dan menyatakan kasihnya kepada remaja
mereka dengan benar agar kepercayaan terjalin dan komunikasi bisa berjalan dengan
baik dan gap generasi bisa semakin berkurang.
Penulis berharap dengan kampanye ini, Indonesia bisa lebih menyadari adanya
permasalahan dalam gap generasi sehingga lebih banyak keluarga Indonesia yang
66
5.2 Kata Penutup
Akhir kata penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan YME serta terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan
akhir ini. Penulis juga yakin bahwa ada banyak kekurangan pada karya ini. Karena
itu penulis mengharapkan Saran dan Kritik agar karya ini dapat terus
disempurnakan.
5.3 Saran
Penulis berharap bahwa U.K Maranatha bisa terus berkembang. Penulis sedikit
menyayangkan bahwa topik Tugas Akhir memiliki waktu yang sangat singkat
sehingga banyak sekali karya yang tidak maksimal. Penulis berharap U.K Maranatha
khususnya DKV bisa lebih banyak berkembang lagi dan memiliki bukan saja Tugas
Akhir yang berupa industri melainkan yang merupakan Tugas Akhir berupa
DAFTAR PUSTAKA
Chapman, Gary. (2007), 5 Bahasa Cinta Menghadapi Remaja. Yogyakarta, Quills Book Publisher Indonesia
Duncan, Stephen F. (2009), Love Learning. Yogyakarta, Image Press
Fowler, F. (1993). Survey research methods. Newbury Park, CA, Sage
Harriet B. Braiker, Ph.D. (2004),Who’s Pulling Your Strings?, New York, United State of
America, McGraw-Hill
Mathias, L. (2004) Connecting with youth: The Pepsi way. Presentation made at the
Experts’ Consultation on Strategic Communication for Behaviour and Social
Change in South Asia. New Delhi, India, Printing Press
Patten, M. (2001). Questionnaire research: A practical guide. Los Angeles, Pyrczak Publishing
UNICEF. (2005), Strategic Communication - For Behaviour And Social Change in South