• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 GAMBARAN UMUM PROVINSI SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 GAMBARAN UMUM PROVINSI SUMATERA UTARA"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

GAMBARAN UMUM PROVINSI SUMATERA UTARA

3.1 Geografi Sumatera Utara

3.1.1 Lokasi dan Keadaan Geografis

Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 10 – 40 Lintang Utara dan 980 – 1000 Bujur Timur. Sebelah utara berbatasan dengan provinsi Aceh, sebelah timur dengan negara Malaysia di Selat Malaka, sebelah selatan berbatasan dengan provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan disebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas daratan provinsi Sumatera Utara adalah 71.680,68 Km2, Sebagian besar berada di daratan pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di provinsi pulau Nias, pulau-pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik dibagian Barat maupun dibagian Timur pantai pulau Sumatera. Berdasarkan luas daerah menurut kabupaten/kota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.620,70 Km2, atau sekitar 9,23% dari total luas Sumatera Utara, diiuti kabupaten Langkat dengan luas 6263,29 Km2 atau 8,74% dari total luas Sumatera Utara, kemudian kabupaten Simalungun dengan luas 4.386,60 Km2 atau sekitar 6,12% dari total luas Sumatera Utara. Sedangkan luas daerah terkecil adalah kota Sibolga dengan luas 10,77 Km2 atau sekitar 0,02% dari total luas wilayah Sumatera Utara .

(2)

Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota. Adapun kabupaten/kota yang ada di rovinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Wilayah Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Utara

Wilayah Kabupaten Wilayah Kota

Nias Nias Selatan Sibolga

Mandailing Natal Humbang Hasundutan Tanjung Balai Tapanuli Selatan Pakpak Bharat Pematang Siantar Tapanuli Tengah Samosir Tebing Tinggi Tapanuli Utara Serdang Bedagai Medan

Toba Samosir Batu Bara Binjai

Labuhan Batu Padang Lawas Utara Padang Sidimpuan

Asahan Padang Lawas Gunung Sitoli

Simalungun Labuhan Batu Selatan

Dairi Labuhan Batu Utara

Karo Nias Utara

Deli serdang Nias Selatan

Langkat

Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara dibagi dalam 3 (tiga) kelompok wilayah/kawasan yaitu Pantai Barat, Daratan Tinggi, dan Pantai Timur. Kawasan Pantai Barat meliputi Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Pdang Lawas Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Nias Selatan, Kota Padang Sidempuan, Kota Sibolga, dan Kota Gunung Sitoli. Kawasan dataran tinggi meliputi Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten dairi, Kabupaten karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Samosir, dan Kota Pematang Siantar. Kawasan Pantai Timur meliputi Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Lbuhan Batu Utara, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten

(3)

Deli Serdang, Kabupaten Lngkat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tanjung Balai, Kota Tebing Tinggi, Kota Medan, dan Kota Binjai.

3.1.2 Iklim

Karena terletak dekat garis khatulistiwa provinsi Sumatera Utara tergolong kedalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan provinsi Sumatera Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter diatas permukaan laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 33,40C, sebagian daerahnya berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada pada daerah ketinggian yang suhunya minimal bisa mencapai 23,70C.

Sebagaimana provinsi lainnya di Indonesia, provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan September dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan November sampai dengan bulan Maret. Diantara kedua musim tersebut diselingi oleh musim pancaroba.

3.2 Penduduk Sumatera Utara 3.2.1 Jumlah Penduduk

Provinsi Sumatera Utara merupakan Provinsi keempat terbesar jumlah penduduknyadi Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera Utara keadaan tanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 10,26 juta jiwa, dan hasil SP 2000, jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 11,51 juta jiwa. Pada bulan April 2003 dilakukan pendaftaran pemilih dan pendataan penduduk berkelanjutan (P4B). Dari hasil pendaftaran tersebut diperoleh jumlah

(4)

penduduk sebesar 11.890.399 jiwa. Selanjutnya dari hasil sensus penduduk pada bulan Mei 2010 jumlah penduduk Sumatera Utara 12.982.204 jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara tahun1990 adalah 143 jiwa per Km2 dan tahun 2000 meningkat menjadi 161 jiwa per Km2. Laju pertumbuhan penduduk selama kurun waktu 1990-2000 adalah 1,20% per tahun, dan pada tahun 2000-2010 menjadi 1,22% per tahun.

Pada tahun 2012 penduduk Sumatera Utara berjumlah 13.215.401 jiwa. Penduduk Sumatera Utara yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah sekitar 6.544.299 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 6.671.102 jiwa. Dengan demikian sex ratio penduduk Sumatera Utara sebesar 99,52.

Pada tahun 2012 penduduk Sumatera Utara lebih banyak tinggal di daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan. Jumlah penduduk Sumatera Utara yang tinggal di pedesaan adalah 6,67 juta jiwa (50,48%) dan yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 6,54 juta jiwa (49,52%).

3.2.2 Suku dan Agama

Sumatera Utara merupakan provinsi multietnis dengan Batak, Nias, dan Melayu sebagai penduduk asli provinsi ini. Pusat penyebaran suku-suku di Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Melayu :Pesisir Timur, terutama di Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kabupaten Langkat

2. Batak Karo :Kabupaten Karo, Deli Serdang, Langkat, dan Medan.

(5)

3. Batak Toba :Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, dan Kabupaten Toba Samosir

4. Batak Mandailing :Kabupaten Mandailing Natal.

5. Batak Angkola :Kabupaten Tapanuli Selatan dan Padang Lawas 6. Batak Simalungun :Kabupaten Simalungun

7. Batak Pakpak :Kabupaten Dairi dan Pakpak Barat

8. Nias :Pulau Nias

9. Minangkabau :Kota Medan, Kabupaten Batu Bara, dan Pesisir Barat

10. Aceh :Kota Medan

11. Jawa :Pesisir Timur

12. Tionghoa :Perkotaan pesisir Timur dan Barat

Sebagai provinsi yang multietnis maka pendududk provinsi Sumatera Utara juga menganut agama ataupun kepercayaan yang beragam. Agama utama di provinsi Sumatera Utara adalah:

1. Islam, terutama dipeluk oleh suku Melayu, Pesisir, Minangkabau, Jawa, Aceh, Batak Mandailing, sebagian Batak Karo, Simalungun dan Pakpak.

2. Kristen (Protestan dan Katolik), terutama dipeluk oleh suku Batak Karo, Batak Toba, Pakpak, Mandailing, dan Nias.

3. Hindu, terutama dipeluk oleh suku Tamil diperkotaan. 4. Buddha, terutama dipeluk oleh suku Tionghoa di perkotaan. 5. Konghucu, terutama dipeluk oleh suku Tionghoa di perkotaan.

(6)

6. Parmalim, dipeluk oleh sebagian oleh suku Batak di Huta Tinggi. 7. Animisme, masih ada dipeluk oleh suku Batak, yaitu Pelebegu

(7)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Penyajian Data

Data yang akan diolah dalam tugas akhir ini adalah data yang dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara, yaitu data mengenai tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Sumatera Utara tahun 2011 per Kabupaten/Kota (persen).

Adapun data laju pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, rata-rata lama sekolah, indeks pembangunan manusia, produk domestik regional bruto perkapita, jumlah penduduk yang melek huruf, konsumsi perkapita, tingkat partisipasi agkatan kerja dan angka hatapan hidup dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan 2000 (persen) Tahun 2011

j Kabupaten/Kota 2011 J Kabupaten/Kota 2011

Kabupaten Kabupaten

1 Nias 6,81 18 Serdang Bedagai 5,98

2 Mandailing Natal 6,43 19 Batu Bara 5,11

3 Tapanuli Selatan 5,26 20 Padang Lawas Utara 6,81

4 Tapanuli Tengah 6,27 21 Padang Lawas 6,39

5 Tapanuli Utara 5,54 22 Labuhan Batu Selatan 6,13 6 Toba Samosir 5,26 23 Labuhan Batu Utara 6,21

7 Labuhan Batu 5,72 24 Nias Utara 6,88

8 Asahan 5,37 25 Nias Barat 6,76

9 Simalungun 5,81 Kota

10 Dairi 5,28 26 Sibolga 5,06

11 Karo 6,59 27 Tanjungbalai 5,11

12 Deli Serdang 6,01 28 Pematangsiantar 6,02

13 Langkat 5,78 29 Tebing Tinggi 6,67

14 Nias Selatan 4,46 30 Medan 7,69

15 Humbang Hasundutan 5,94 31 Binjai 6,28

16 Pakpak Bharat 5,98 32 Padangsidimpuan 5,99

17 Samosir 5,96 33 Gunung Sitoli 6,55

(8)

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011 j Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (Jiwa) j Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (Jiwa) Kabupaten Kabupaten

1 Nias 132 605 18 Serdang Bedagai 599 941

2 Mandailing Natal 408 731 19 Batu Bara 379 400 3 Tapanuli Selatan 266 282 20 Padang Lawas Utara 225 621 4 Tapanuli Tengah 314 142 21 Padang Lawas 227 365 5 Tapanuli Utara 281 868 22 Labuhan Batu Selatan 280 269 6 Toba Samosir 174 748 23 Labuhan Batu Utara 333 793

7 Labuhan Batu 418 992 24 Nias Utara 128 343

8 Asahan 674 521 25 Nias Barat 82 572

9 Simalungun 825 366 Kota

10 Dairi 272 578 26 Sibolga 85 271

11 Karo 354 242 27 Tanjungbalai 155 889

12 Deli Serdang 1 807 173 28 Pematangsiantar 236 893

13 Langkat 976 582 29 Tebing Tinggi 146 606

14 Nias Selatan 292 417 30 Medan 2 117 224

15 Humbang

Hasundutan 173 255

31 Binjai

248 456 16 Pakpak Bharat 40 884 32 Padangsidimpuan 193 322

17 Samosir 120 772 33 Gunung Sitoli 127 382

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Tabel 4.3 Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Rupiah) Tahun 2011

j Kabupaten/Kota Rupiah j Kabupaten/Kota Rupiah

Kabupaten Kabupaten

1 Nias 4 114 201 18 Serdang Bedagai 8 039 104 2 Mandailing Natal 5 290 955 19 Batu Bara 20 485 243 3 Tapanuli Selatan 7 086 187 20 Padang Lawas Utara 3 710 435 4 Tapanuli Tengah 4 169 588 21 Padang Lawas 3 510 898 5 Tapanuli Utara 6 044 495 22 Labuhan Batu Selatan 10 737 944 6 Toba Samosir 10 612 552 23 Labuhan Batu Utara 10 065 377 7 Labuhan Batu 8 229 894 24 Nias Utara 4 078 894

8 Asahan 8 420 068 25 Nias Barat 3 285 312

9 Simalungun 7 141 787 Kota

10 Dairi 7 920 146 26 Sibolga 9 117 743

11 Karo 10 131 858 27 Tanjungbalai 9 419 060

12 Deli Serdang 8 515 516 28 Pematangsiantar 9 124 757 13 Langkat 7 810 450 29 Tebing Tinggi 8 481 007

14 Nias Selatan 4 339 593 30 Medan 18 220 195

15 Humbang Hasundutan

6 154 848 31 Binjai 8 644 670

16 Pakpak Bharat 4 274 131 32 Padangsidimpuan 5 132 000 17 Samosir 9 287 062 33 Gunung Sitoli 7 254 260

(9)

Tabel 4.4 Rata-rata lama sekolah, Konsumsi perkapita, Jumlah Penduduk Melek Huruf, Angka Harapan Hidup dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011

j Kabupaten/Kota Rata-rata lama sekolah Konsumsi Perkapita Melek Huruf Angka Harapan Hidup IPM Kabupaten 1 Nias 8,86 610,30 90,44 69,77 69,03 2 Mandailing Natal 6,45 639,92 99,33 63,70 71,00 3 Tapanuli Selatan 7,92 646,21 99,83 67,34 74,39 4 Tapanuli Tengah 8,95 622,02 95,78 68,26 71,54 5 Tapanuli Utara 8,15 635,19 98,60 70,02 74,77 6 Toba Samosir 8,97 649,31 98,35 70,02 76,88 7 Labuhan Batu 9,89 638,21 97,96 70,75 74,53 8 Asahan 8,53 633,82 97,01 70,02 73,02 9 Simalungun 7,90 635,71 97,50 69,13 73,84 10 Dairi 8,70 630,60 98,16 69,08 73,48 11 Karo 8,91 628,55 98,72 68,59 75,73 12 Deli Serdang 9,22 635,17 98,53 72,29 75,62 13 Langkat 9,50 631,93 96,96 70,88 73,51 14 Nias Selatan 8,78 604,98 85,20 69,12 67,70 15 Humbang Hasundutan 6,33 616,75 98,21 70,36 72,36 16 Pakpak Bharat 9,31 617,58 96,52 67,96 71,15 17 Samosir 8,20 625,88 97,47 67,81 74,12 18 Serdang Bedagai 9,54 631,93 97,80 69,84 73,58 19 Batu Bara 8,65 632,09 95,27 68,08 72,05 20 Padang Lawas Utara 7,61 636,33 99,53 68,71 73,11 21 Padang Lawas 8,89 628,99 99,66 66,62 72,47 22 Labuhan Batu Selatan 8,40 631,66 98,93 67,09 74,12 23 Labuhan Batu Utara 8,21 633,10 98,53 70,23 73,85 24 Nias Utara 8,01 608,33 89,19 69,97 68,05 25 Nias Barat 6,10 611,71 84,30 69,24 67,05 26 Kota Sibolga 9,72 632,51 99,29 70,29 75,42 27 Tanjung balai 8,89 627,56 98,99 70,76 74,61 28 Pematang siantar 10,89 637,56 99,47 72,29 77,82 29 Tebing Tinggi 9,90 642,57 98,73 71,47 76,86 30 Medan 10,84 638,19 99,36 72,06 77,68 31 Binjai 9,99 636,38 99,19 71,89 76,78 32 Padangsidimpuan 10,19 632,41 99,70 69,72 75,53 33 Gunung Sitoli 8,72 615,15 96,75 70,29 72,33

(10)

Tabel 4.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Menurut

Kabupaten/Kota

j Kabupaten/Kota TPAK TPT J Kabupaten/Kota TPAK TPT

Kabupaten Kabupaten

1 Nias 76.51 4.69 18 Serdang Bedagai 73.69 4.89 2 Mandailing Natal 73.79 4.52 19 Batu Bara 74.09 4.97 3 Tapanuli Selatan 75.57 4.18 20 Padang Lawas

Utara 76.16 4.61

4 Tapanuli Tengah 74.03 5.22 21 Padang Lawas 74.87 6.95 5 Tapanuli Utara 74.80 3.85 22 Labuhan Batu

Selatan 76.15 3.92

6 Toba Samosir 74.51 2.35 23 Labuhan Batu

Utara 75.04 4.93

7 Labuhan Batu 73.55 5.88 24 Nias Utara 74.35 4.75

8 Asahan 73.22 6.14 25 Nias Barat 74.91 3.83

9 Simalungun 73.84 4.62 26 Kota

10 Dairi 76.09 2.60 Sibolga 68.76 9.82

11 Karo 75.75 4.46 27 Tanjung balai 68.17 10.88 12 Deli Serdang 70.24 7.69 28 Pematang siantar 65.79 9.50 13 Langkat 74.26 5.78 29 Tebing Tinggi 67.31 8.36 14 Nias Selatan 75.19 5.23 30 Medan 67.11 9.97 15 Humbang

Hasundutan 75.23 3.56 31 Binjai 67.85 8.73

16 Pakpak Bharat 83.03 3.92 32 Padang sidimpuan 69.45 8.81 17 Samosir 75.01 2.26 33 Gunung Sitoli 72.78 6.09

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Menentukan variabel eksogen dan variabel endogen

Variabel eksogen adalah Laju pertumbuhan ekonomi, Jumlah penduduk, Rata-rata lama sekolah, Indeks pembangunan manusia, Produk domestik regional bruto per kapita atas dasar harga konstan 2000, Melek huruf, Tingkat partisipasi angkatan kerja, sedangkan variabel endogen adalah Tingkat pengangguran terbuka.

(11)

4.2.2 Merumuskan Hipotesis

Hipotesis (sebagai H1) dirumuskan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh variabel eksogen (Xu) yaitu rata-rata lama sekolah dan

indeks pembangunan manusia terhadap variabel endogen (Xk) yaitu angkatan

kerja secara signifikan.

2. Terdapat pengaruh variabel eksogen (Xu) yaitu produk domestik regional bruto,

melek huruf dan konsumsi perkapita terhadap variabel endogen (Xk) yaitu

angka harapan hidup secara signifikan.

3. Terdapat pengaruh variabel eksogen (Xu) yaitu laju pertumbuhan ekonomi,

jumlah penduduk, angkatan kerja dan angka harapan hidup terhadap variabel endogen (Xk) yaitu tingkat pengangguran terbuka secara signifikan.

4.2.3 Menggambarkan Model Jalur

Menggambarkan model diagram jalurnya berdasarkan paradigma hubungan variabel dengan tahapan seperti berikut:

1. Terdapat hubungan kausalitas variabel laju pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran terbuka .

2. Terdapat hubungan kausalitas variabel jumlah penduduk terhadap tingkat pengangguran terbuka .

3. Terdapat hubungan korelasi variabel rata-rata lama sekolah dengan angkatan kerja .

4. Terdapat hubungan kausalitas variabel indeks pembangunan manusia terhadap angkatan kerja .

(12)

5. Terdapat hubungan kausalitas variabel produk domestik regional bruto terhadap angka harapan hidup .

6. Terdapat hubungan kausalitas variabel melek huruf terhadap angka harapan hidup .

7. Terdapat hubungan kausalitas variabel konsumsi perkapita terhadap angka harapan hidup .

8. Terdapat hubungan kausalitas variabel angka harapan hidup terhadap tingkat pengangguran terbuka .

9. Terdapat hubungan kausalitas variabel angkatan kerja terhadap tingkat pengangguran terbuka

Gambar 4.1 Model Diagram Jalur Berdasarkan Hubungan Paradigma Variabel 𝑋 𝑋 𝑋 𝑌 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋7 𝑋

(13)

di mana:

: Tingkat PengangguranTerbuka (%) : Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) : Jumlah Penduduk (Jiwa)

: Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) : Indeks Pembangunan Manusia : PDRB Per Kapita (Rupiah)

: Jumlah Penduduk Melek Huruf (Jiwa)

7 : Pengeluaran rill per kapita (Rupiah)

: Tingkat Partisispasi Angkatan Kerja (%) : Harapan Hidup (Tahun)

4.2.4 Merumuskan Persamaan Struktural

Merumuskan persamaan strukturalnya harus berdasarkan model diagram jalur sebagai berikut:

Gambar 4.2 Model Diagram Jalur Persamaan Struktural 𝑋 𝑋 𝑋 𝑌 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋7 𝑋

(14)

Diagram jalur tersebut terdiri atas tiga persamaan sruktural, yaitu X1, X2, X3, X4,

X5, X6, X7 adalah variabel eksogen dan X8, X9, dan adalah variabel endogen.

Bentuk persamaan strukturalnya adalah sebagai berikut:

sub struktur 1

7

sub struktur 2

sub struktur 3 di mana:

variabel laju pertumbuhan ekonomi variabel jumlah penduduk

variabel rata-rata lama sekolah

variabel indeks pembangunan manusia variabel produk domestik regional bruto variabel melek huruf

7 variabel konsumsi perkapita

variabel tingkat pasrtisipasi angkatan kerja

variabel angka harapan hidup

variabel tingkat pengangguran terbuka error

4.2.5 Menentukan Matriks Korelasi Antara Variabel

Untuk menghitung korelasi antara variabel produk domestik regional bruto, konsumsi perkapita, laju pertumbuhan ekonomi, angka harapan hidup, dan indeks

(15)

pembangunan manusia dianalisis menggunakan SPSS dengan langkah-langkah sebagi berikut

1. Klik Analyse. 2. Pilih Correlate. 3. Pilih Bivariate.

4. Masukkan variabel laju pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, rata-rata lama sekolah, indeks pembangunan manusia, produk domestik regional bruto, jumlah penduduk melek huruf, konsumsi perkapita, angka harapan hidup, angka harapan hidup dan tingkat pengangguran terbuka ke kolom Variables. 5. Klik OK

Tabel 4.6 Tabel Matriks Korelasi Antara Variabel

Correlations 7 Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation .342 Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation 7 Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation

(16)

4.2.6 Menghitung Koefisien Jalur

Dari rumusan hipotesis dan diagram jalur pada Gambar 4.2. Model dibagi menjadi tiga sub struktur,yaitu:

1. Hubungan sub struktur X1 dan X2 terhadap X3.

ɛ1

Gambar 4.3 Hubungan Sub Struktur 1

Untuk menganalisis sub struktur 1, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Persamaan struktural:

di mana:

variabel rata-rata lama sekolah

variabel indeks pembangunan manusia

variabel tingkat partisipasi angkatan kerja

error

𝑋

𝑋

(17)

b. Membuat matriks korelasi antar variabel [ ] [ ]

c. Membuat matriks antar korelasi antar variabel eksogen

[ ]

d. Menghitung matriks invers korelasi variabel eksogen

Dengan mengimplementasikan program R diperoleh matriks invers korelasi variabel eksogen sebagai berikut:

[

]

e. Menghitung koefsien jalur antara variabel eksogen dengan endogen

[

]

[

]

[

]

[

]

[

]

[

]

[ ]

(18)

Maka diperoleh persamaan struktural berikut:

Pada persamaan tersebut, koefisien residu ( ) dihitung dengan rumus:

( ) [ ] ( ) [ ] ( )

( ) adalah koefisien determinasi,

0,877

Setelah koefisien residu diperoleh, persamaan jalurnya menjadi:

2. Hubungan sub struktur X5, X6, X7 terhadap X9.

Gambar 4.4 Hubungan Sub Struktur 2 𝑋

𝑋

𝑋7

(19)

Untuk menganalisis sub struktur 2, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Persamaan struktural:

7

di mana:

variabel produk domestik regional bruto

variabel melek huruf

7 variabel konsumsi perkapita

error

b. Membuat matriks korelasi antar variabel

7 7[ ] 7 7[ ] c. Membuat matriks antar korelasi antar variabel eksogen

7 7 [ ]

(20)

d. Menghitung matriks invers korelasi variabel eksogen

Dengan mengimplementasikan program R diperoleh matriks invers korelasi variabel eksogen sebagai berikut:

[

]

e. Menghitung koefsien jalur antara variabel eksogen dengan endogen

[ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]

Maka diperoleh persamaan struktural berikut: 7

Pada persamaan tersebut, koefisien residu ( ) dihitung dengan rumus: √ [ ] [ ]

(21)

adalah koefisien determinasi,

√ 0,913

Setelah koefisien residu diperoleh, persamaan jalurnya menjadi: 7 0,913

Hubungan sub struktur X1, X2, X8 dan X9 terhadap Y.

Gambar 4.5 Hubungan Sub Struktur 3

Untuk menganalisis sub struktur 3, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Persamaan struktural: 𝑋 𝑋 𝑌 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋7 𝑋 𝑋

(22)

di mana:

variabel laju pertumbuhan ekonomi

variabel jumlah penduduk

variabel tingkat partisipasi angkatan kerja variabel angka harapan hidup

variabel tingkat pengangguran terbuka error

b. Membuat matriks korelasi antar variabel

[ ] [ ]

c. Membuat matriks antar korelasi antar variabel eksogen [ ]

(23)

d. Menghitung matriks invers korelasi variabel eksogen

Dengan mengimplementasikan program R diperoleh matriks invers korelasi variabel eksogen sebagai berikut:

[ ]

e. Menghitung koefsien jalur antara variabel eksogen dengan endogen

[ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]

Maka diperoleh persamaan struktural berikut:

Pada persamaan tersebut, koefisien residu ( ) dihitung dengan rumus:

√ ( ) [ ] [ ]

(24)

adalah koefisien determinasi,

0,323

Setelah koefisien residu diperoleh, persamaan jalurnya menjadi:

4.2.7 Besarnya Pengaruh Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien jalur diperoleh model persamaan struktural sebagai berikut:

7

Gambar 4.6 Besar Pengaruh Variabel Eksogen Terhadap Endogen 𝑋 𝑋 𝑋 𝑌 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋7 𝑋

(25)

di mana:

7 , yang merupakan koefisien jalur dari terhadap . , yang merupakan koefisien jalur dari terhadap .

, yang merupakan koefisien jalur dari terhadap .

, yang merupakan koefisien jalur dari terhadap .

, yang merupakan koefisien jalur dari 7 terhadap .

, yang merupakan koefisien jalur dari terhadap . , yang merupakan koefisien jalur dari terhadap . , yang merupakan koefisien jalur dari terhadap . , yang merupakan koefisien jalur dari terhadap .

Berdasarkan hasil tersebut, pengaruh parsial variabel eksogen terhadap endogen dapat dihitung seperti berikut:

1. Untuk jalur terhadap

a. Besarnya pengaruh langsung (Direct Effect) variabel terhadap variabel

b. Besarnya pengaruh tidak langsung (Indirect Effect) variabel terhadap variabel

(26)

c. Besarnya pengaruh total (Total Effect) variabel terhadap variabel

2. Untuk jalur terhadap

a. Besarnya pengaruh langsung (Direct Effect) variabel terhadap variabel

b. Besarnya pengaruh tidak langsung (Indirect Effect) variabel terhadap variabel

c. Besarnya pengaruh total (Total Effect) variabel terhadap variabel

3. Untuk jalur terhadap

a. Besarnya pengaruh langsung (Direct Effect) variabel terhadap variabel

(27)

b. Besarnya pengaruh tidak langsung (Indirect Effect) variabel terhadap variabel

c. Besarnya pengaruh total (Total Effect) variabel terhadap variabel

4. Untuk jalur terhadap

a. Besarnya pengaruh langsung (Direct Effect) variabel terhadap variabel

b. Besarnya pengaruh tidak langsung (Indirect Effect) variabel terhadap variabel

c. Besarnya pengaruh total (Total Effect)

(28)

5. Untuk jalur terhadap

a. Besarnya pengaruh langsung (Direct Effect) variabel terhadap variabel

b. Besarnya pengaruh tidak langsung (Indirect Effect) variabel variabel terhadap variabel

c. Besarnya pengaruh total (Total Effect) variabel indeks pembangunan manusia ( ) terhadap variabel tingkat partisipasi angkatan kerja ( )

6. Untuk jalur terhadap

a. Besarnya pengaruh langsung (Direct Effect) variabel terhadap variabel

b. Besarnya pengaruh tidak langsung (Indirect Effect) variabel terhadap variabel

(29)

c. Besarnya pengaruh total (Total Effect) variabel terhadap variabel

7. Untuk jalur terhadap

a. Besarnya pengaruh langsung (Direct Effect) variabel terhadap variabel

b. Besarnya pengaruh tidak langsung (Indirect Effect) variabel terhadap variabel

c. Besarnya pengaruh total (Total Effect) variabel terhadap variabel

8. Untuk jalur terhadap

a. Besarnya pengaruh langsung (Direct Effect) variabel terhadap variabel

(30)

b. Besarnya pengaruh tidak langsung (Indirect Effect) variabel terhadap variabel

c. Besarnya pengaruh total (Total Effect) variabel terhadap variabel

9. Untuk jalur terhadap

a. Besarnya pengaruh langsung (Direct Effect) variabel terhadap variabel

b. Besarnya pengaruh tidak langsung (Indirect Effect) variabel terhadap variabel

c. Besarnya pengaruh total (Total Effect) variabel terhadap variabel

(31)

10. Untuk jalur terhadap

a. Besarnya pengaruh langsung (Direct Effect) variabel terhadap variabel

b. Besarnya pengaruh tidak langsung (Indirect Effect) variabel terhadap variabel

c. Besarnya pengaruh total (Total Effect) variabel terhadap variabel

11. Untuk jalur 7 terhadap

a. Besarnya pengaruh langsung (Direct Effect) variabel konsumsi perkapita ( 7) terhadap variabel angka harapan hidup ( )

b. Besarnya pengaruh tidak langsung (Indirect Effect) variabel konsumsi perkapita ( 7) terhadap variabel angka harapan hidup ( )

(32)

c. Besarnya pengaruh total (Total Effect) variabel konsumsi perkapita ( 7) terhadap variabel angka harapan hidup ( )

12. Untuk jalur 7 terhadap

a. Besarnya pengaruh langsung (Direct Effect) variabel 7 terhadap variabel

b. Besarnya pengaruh tidak langsung (Indirect Effect) variabel 7 terhadap variabel

c. Besarnya pengaruh total (Total Effect) variabel 7 terhadap variabel

Selanjutnya pengaruh bersama-sama (simultan) variabel eksogen teerhadap endogen sebagai berikut:

Pengaruh simultan terhadap variabel

Besarnya pengaruh variabel eksogen dan terhadap variabel endogen adalah:

(33)

( ) [ ] [ ]

Dengan demikian pengaruh variabel laju pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, tingkat partisispasi angkatan kerja dan angka harapan hidup secara bersama-sama terhadap tingkat pengangguran terbuka adalah sebesar 89,6% dan 10,4% dipengaruhi variabel lain di luar model jalur.

4.2.8 Pengujian Koefisien Jalur

Menguji kebermaknaan (test of significant) koefisien jalur yang telah dihitung untuk sub struktur 1, sub struktur 2 dan sub struktur 3 sebagai berikut:

1. Pengujian koefisien jalur pada substruktur 1 Persamaan strukturalnya:

di mana:

variabel rata-rata lama sekolah

variabel indeks pembangunan manusia

variabel tingkat partisipasi angkatan kerja

(34)

Dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesa

H0 : = 0 , Artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogen

(Xu) yaitu rata-rata lama sekolah dan indeks pembangunan manusia

terhadap variabel endogen (Xk) yaitu angka partisipasi angkatan kerja

secara signifikan.

H1 : ≠ 0 , Artinya terdapat pengaruh variabel eksogen (Xu)

yaitu rata-rata lama sekolah dan indeks pembangunan manusia terhadap variabel endogen (Xk) yaitu angka partisipasi angkatan kerja

secara signifikan.

b. Menentukan taraf signifikan Taraf signifikan α = 0,05

Derajat kebebasan (dk) V1 = k dan V2 = ( n – k – 1 ) yaitu 2 dan 30

Mengikuti tabel distribusi F untuk F0,05(2,30) = 3,32

c. Kriteria pengujian

H0 = diterima , apabila Fhitung ≤ Ftabel dan sebaliknya

H0 = ditolak , apabila Fhitung > Ftabel

d. Uji statistik

(35)

Untuk menghitung Uji F langkah pertama yang dilakukan adalah: Menghitung nilai ( ) [ ] ( ) [ ] ( )

Setelah didapat nilai ( ) kemudian menghitung nilai uji F,

Diperoleh nilai Fhitung sebesar 3,08 dan Ftabel = 3,32, hal ini berarti nilai Fhitung <

Ftabel maka H0 diterima. Maka variabel eksogen yaitu rata-rata lama sekolah

dan indeks pembangunan manusia tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel endogen yaitu tingkat partisipasi angkatan kerja.

2. Pengujian koefisien jalur pada sub struktural 2 Persamaan strukturalnya:

(36)

di mana:

variabel produk domestik regional bruto

variabel melek huruf

7 variabel konsumsi perkapita

error

Dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesa

H0 : = 0 , Artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogen

(Xu) yaitu produk domestik regional bruto, melek huruf dan konsumsi

perkapita terhadap variabel endogen (Xk) yaitu angka harapan hidup

secara signifikan.

H1 : ≠ 0 , Artinya terdapat pengaruh variabel eksogen (Xu)

yaitu produk domestik regional bruto, melek huruf dan konsumsi perkapita terhadap variabel endogen (Xk) yaitu angka harapan hidup

secara signifikan.

b. Menentukan taraf signifikan Taraf signifikan α = 0,05

Derajat kebebasan (dk) V1 = k dan V2 = ( n – k – 1 ) yaitu 3 dan 29

Mengikuti tabel distribusi F untuk F0,05(3,29) = 2,93

c. Kriteria pengujian

H0 = diterima , apabila Fhitung ≤ Ftabel dan sebaliknya

(37)

d. Uji statistik

Untuk menghitung Uji F langkah pertama yang dilakukan adalah: Menghitung nilai [ ] [ ] ( )

Setelah didapat nilai kemudian menghitung nilai uji F,

Diperoleh nilai Fhitung sebesar Ftabel = 2,93 , hal ini berarti nilai Fhitung

< Ftabel maka H0 diterima. Maka variabel eksogen yaitu produk domestik

regional bruto, melek huruf dan konsumsi perkapita tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel endogen yaitu angka harapan hidup.

(38)

3. Pengujian koefisien jalur pada sub struktural 3 Persamaan strukturalnya:

di mana:

variabel laju pertumbuhan ekonomi

variabel jumlah penduduk

variabel tingkat partisipasi angkatan kerja variabel angka harapan hidup

variabel tingkat pengangguran terbuka

error

Dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesa

H0 : = 0 , Artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogen

(Xu) yaitu laju pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, tingkat

partisipasi angkatan kerja dan angka harapan hidup terhadap variabel endogen (Xk) yaitu tingkat pengangguran terbuka secara signifikan.

H1 : ≠ 0 , Artinya terdapat pengaruh variabel eksogen (Xu)

yaitu laju pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, tingkat partisipasi angkatan kerja dan angka harapan hidup terhadap variabel endogen (Xk) yaitu tingkat pengangguran terbuka secara signifikan

b. Menentukan taraf signifikan Taraf signifikan α = 0,05

(39)

Mengikuti tabel distribusi F untuk F0,05(4,28) = 2,71

c. Kriteria pengujian

H0 = diterima , apabila Fhitung ≤ Ftabel dan sebaliknya

H0 = ditolak , apabila Fhitung > Ftabel

d. Uji statistik

Untuk menghitung Uji F langkah pertama yang dilakukan adalah: Menghitung nilai ( ) [ ] [ ]

Setelah didapat nilai kemudian menghitung nilai uji F,

(40)

Diperoleh nilai Fhitung sebesar 12,09 dan Ftabel = 2,71 , hal ini berarti nilai

Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak. Maka variabel eksogen yaitu laju

pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, tingkat partisipasi angkatan kerja dan angka harapan hidup berpengaruh secara signifikan terhadap variabel endogen yaitu tingkat pengangguran terbuka.

(41)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam desain sistem yang disetujui, menginstal dan memulai sistem atau sistem yang diperbaiki.

Tahapan implementasi sistem merupakan tahapan penerapan hasil desain yang tertulis ke dalam programming. Pengolahan data pada tugas akhir ini menggunakan software yaitu SPSS 17.0 dan R-2.15.2 dalam memperoleh hasil perhitungan.

5.2 Sekilas Tentang Program SPSS dan R

SPSS merupakan salah satu paket program komputer yang digunakan untuk mengolah data statistik. Analisis data akan menjadi lebih cepat, efisien, dengan hasil perhitungan yang akurat dengan program untuk analisis statistik yang paling populer yaitu SPSS (Statistical Product and Service Solution).

SPSS pertama sekali diperkenalkan oleh tiga mahasiswa Standford University pada tahun 1968. Tahun 1948 SPSS sebagai software muncul dengan nama SPSS/PC+ dengan sistem Dos. Lalu sejak tahun 1992 SPSS mengeluarkan versi Windows. SPSS dengan sistem Windows telah mengeluarkan software dengan beberapa versi yang berkembang dalam penggunaannya dalam mengolah data statistika.

SPSS sebelumnya dirancang untuk pengolahan data statistik pada ilmu-ilmu sosial, sehingga SPSS merupakan singkatan dari Statistical Package for the

(42)

Social Science. Namun, dalam perkembangan selanjutnya penggunaan SPSS

diperluas untuk berbagai jenis penggunaan, misalnya untuk proses produksi di perusahaan, riset ilmu-ilmu sains dan sebagainya. Sehingga kini SPSS menjadi singkatan dari Statistical Product and Service Solutions.

R merupakan suatu bahasa dan lingkungan (environtment) pemrograman untuk komputasi statistik termasuk secara grafis. R merupakan suatu proyek GNU yang serupa dengan bahasa dan lingkungan pemrograman S yang dikembangkan di Bell Laboratories oleh John Chambers dan rekan-rekannya. R menyediakan beragam teknik statistik dan grafik, yang sampai saat ini terus berkembang. R merupakan suatu sistem analisis data statistik yang komplet sebagai hasil dari kolaborasi penelitian berbagai ahli statistik (statistisi) di seluruh dunia. Versi awal dari R dibuat pada tahun 1992 di Universitas Auckland, New Zealand oleh Ross Ihaka dan Robert Gentleman. Pada saat ini, source code kernel dikembangkan terutama oleh R core team yang beranggotakan 17 orang statistisi dari berbagai dunia. Selain itu, para statistisi lain pengguna R di seluruh dunia juga memberikan kontribusi berupa kode, melaporkan bug, dan membuat dokumentasi untuk R.

5.3 Pengolahan Data dengan SPSS 5.3.1 Mengaktifkan SPSS

Memulai SPSS pada window yaitu sebagai berikut: a. Pilih menu Start dari Windows

b. Selanjutnya pilih menu Program c. Pilih SPSS Statistics

(43)

Gambar 5.1 Tampilan pengaktifan SPSS 17,0

Tampilan worksheet SPSS 17.0 for windwos seperti berikut:

Gambar 5.2 Tampilan worksheet SPSS 17.0 for windows

5.3.2 Mengoperasikan SPSS

Dari tampilan SPSS yang muncul , pilih type in data untuk membuat data baru dari menu utama file , pilih new, lalu klik, maka akan tampil, muncul jendela

(44)

editor kemudian klik data. Cara menamai variabel dilakukan dengan, klik variabel view yang terletak sebelah kiri bawah jendela editor.

Pada tampilan jendela Variabel view terdapat kolom-kolom berikut : a. Name : untuk memasukkan nama variabel yang akan diuji.

b. Type : untuk mendefenisikan tipe variabel apakah bersifat numeric atau string.

c. Widht : untuk menuliskan panjang pendek variabel.

d. Decimals : untuk menuliskan jumlah desimal di belakang koma. e. Label : untuk menuliskan label variabel.

f. Values : untuk menuliskan nilai kuantitatif dari variabel yang skala pengukurannya ordinal atau nominal bukan scale.

g. Missing : untuk menuliskan ada tidaknya jawaban kosong h. Columns : untuk menuliskan lebar kolom.

i. Align : untuk menuliskan rata kanan, kiri atau tengah penempatan teks atau angka di Data view.

j. Measure : untuk menentukan skala pengukuran variabel, misalnya nominal, ordinal atau scale.

5.3.3 Pengisian dan Pengolahan Data

1. Klik lembar Variabel View dari SPSS Data Editor, definisikan variabel Y dengan nama variabel Y, X1 dengan nama X1, X2 dengan nama X2, X3 dengan

nama X3, X4 dengan nama X4, X5 dengan nama X5, X6 dengan nama X6 , X7

(45)

Tampilannya adalah sebagai berikut:

Gambar 5.3 Tampilan pengisian data variabel pada variabel view

2. Kemudian pada lembar Data View dari SPSS Data Editor, kita masukkan data , , , , , , , 7 dan sebagai berikut:

(46)

3. Menghitung korelasi antarvariabel klik Analyze Correlate Bivariate kemudian pindahkan semua variabel kedalam kotak variables LALU KLIK OK

Tampilannya sebagai berikut:

Gambar 5.5 Tampilan pada jendala bivariate correlations

5.4 Pengolahan Data dengan R 5.4.1 Mengaktifkan R

Memulai SPSS pada window yaitu sebagai berikut: a. Pilih menu Start dari Windows b. Selanjutnya pilih menu Program c. Pilih Rgui

Tampilannya adalah sebagai berikut:

Gambar 5.6 Tampilan pengaktifan R-2.15.2

Tampilan worksheet R-2.15.2 for windwos seperti berikut:

(47)

5.4.2 Pengisisan dan Pengolahan Data

1. Sub struktur 1

Langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Entri data dalam nama A

b. Buat matriks dengan fungsi “ >B=matrix(A,2,2) ”

c. Menghitung invers matriks dengan fungsi “ >Sub_Struktur_1=solve(B)” d. Ketik “>Sub_Struktur_1” kemudian tekan enter

Tampilannya adalah sebagai berikut:

Gambar 5.8 Tampilan perhitungan invers matriks Sub struktur 1

2. Sub struktur 2

a Entri data dalam nama A

b Buat matriks dengan fungsi “ >B=matrix(A,3,3) ”

c Menghitung invers matriks dengan fungsi “>Sub_Struktur_2=solve(B)” d Ketik “ >Sub_Struktur_2” kemudian tekan enter

Tampilannya adalah sebagai berikut:

Gambar 5.9 Tampilan perhitungan invers matriks Sub struktur 2

3. Sub struktur 3

a. Entri data dalam nama A

(48)

c. Menghitung invers matriks dengan fungsi “>Sub_Struktur_3=solve(B)”

d. Ketik “ >Sub_Struktur_3” kemudian tekan enter Tampilannya adalah sebagai berikut:

(49)

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Pengaruh variabel laju pertumbuhan ekonomi ( ) terhadap variabel tingkat pengangguran terbuka ( ) secara langsung adalah 0,950 atau berkontribusi sebesar 0,9502 x 100% = 90,2%. Hubungan antara variabel tersebut adalah searah, artinya semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi maka akan semakin tinggi juga tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Sumatera Utara.

2. Pengaruh variabel jumlah penduduk ( ) terhadap variabel tingkat pengangguran terbuka ( ) secara langsung adalah 0,259 atau berkontribusi sebesar 0,2592 x 100% = 6,7%. Hubungan antara variabel tersebut adalah searah, artinya semakin tinggi jumlah penduduk maka akan semakin tinggi juga tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Sumatera Utara.

3. Pengaruh simultan variabel eksogen yaitu laju pertumbuhan ekonomi ( ), jumlah penduduk ( ), tingkat partisipasi angkatan kerja ( ) dan tingkat harapan hidup ( ), terhadap tingkat tingkat pengangguran terbuka ( ) adalah sebesar 0,896 = 89,6% dan sisanya sebesar 10,4% dipengaruhi oleh faktor lain. 4. Pengaruh variabel rata-rata lama sekolah ( ) terhadap tingkat pengangguran

terbuka ( ) secara tidak langsung melalui tingkat partisipasi angkatan kerja ( ) adalah -0,051. Hubungan antara variabel tersebut adalah tidak searah,

(50)

artinya semakin rata-rata lama sekolah maka akan semakin rendah tingkat tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Sumatera Utara.

5. Pengaruh variabel indeks pembangunan manusia ( ) terhadap tingkat pengangguran terbuka ( ) secara tidak langsung melalui tingkat partisipasi angkatan kerja ( ) -0,077. Hubungan antara variabel tersebut adalah tidak searah, artinya semakin indeks pembangunan manusia maka akan semakin semakin rendah tingkat tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Sumatera Utara.

6. Pengaruh variabel konsumsi per kapita ( 7) terhadap tingkat pengangguran

terbuka ( ) secara tidak langsung melalui tingkat partisipasi angkatan kerja ( ) 0,018. Hubungan antara variabel tersebut adalah searah, artinya semakin tinggi tingkat per kapita maka akan semakin semakin tinggi tingkat tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Sumatera Utara.

6.2 Saran

Melalui penyelesaian tugas akhir ini penulis menyarankan:

Adanya tindak lanjut dari pemerintah, khususnya pemerintah provinsi Sumatera Utara dalam menciptakan lapangan kerja sehingga mampu mengurangi tingkat pengangguran terbuka dan adanya perhatian khusus dari pemerintah dalam mengembangkan dunia pendidikan sehingga dapat mengurangi angka buta huruf di provinsi Sumatera Utara.

Gambar

Tabel 3.1 Wilayah Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Utara
Tabel 4.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar      Harga Konstan 2000 (persen) Tahun 2011
Tabel 4.3 Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Menurut Kabupaten/Kota                   Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Rupiah) Tahun 2011
Tabel 4.4 Rata-rata lama sekolah, Konsumsi perkapita, Jumlah Penduduk Melek      Huruf, Angka Harapan Hidup dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)      Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat atau nasabah terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh lembaga keuangan perbankan, khususnya pada Bank

&#34;Dari Perkebunan Hingga Stasiun: Pengembangan Materi Dalam Pembelajaran Sejarah&#34;, disampaikan pada Musyawarah Kerja Nasional Pengajaran Sejarah, yang diadakan

JADWAL PELAJARAN INSTITUT SENI MUSIK DI SEMARANG (JURUSAN MUSIK PERTUNJUKAN DAN POP-JAZZ).. JADWAL PELAJARAN INSTITUT SENI MUSIK DI SEMARANG (JURUSAN MUSIKOLOGI DAN

Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa pendidikan dilakukan untuk membina sebuah kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan, dimulai sejak

Pentium II Xeon yang hadir pada tahun 1998 mengandung inovasi teknis yang dirancang khusus untuk mengakomodasi kebutuhan komputer server, disamping untuk menjalankan

Pasal 25 ayat 2 — Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat 2 terbukti

5 Maka penelitian kualitatif dalam karya sastra lebih memperhatikan pada makna yang terkandung dalam setiap interaksi yang dilakukan seseorang dengan orang lain, bagaimana sikap

4 18 Oktober 2012 Perak Inspeksi sanitasi berupa wawancara dan pengukuran lingkungan kerja3. 5 18 Oktober 2012 Yangko Inspeksi sanitasi berupa wawancara dan