• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN INQUIRY LESSON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN INQUIRY LESSON."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI PADA

PEMBELAJARAN INQUIRY LESSON

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

ENDANG SRI NOVIANTI 1106368

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh

Endang Sri Novianti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Endang Sri Novianti

Universitas Pendidikan Indonesia

November 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI PADA

PEMBELAJARAN INQUIRY LESSON

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: PEMBIMBING:

PEMBIMBING I

Dr. Ana Ratna Wulan. M.Pd NIP. 197404171999032001

PEMBIMBING II

Dra. Yanti Hamdiyati. M.Si NIP. 196611031991012001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

asesmen autentik untuk menilai keterampilan proses sains terintegrasi pada pembelajaran inquiry lesson‟ ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, ata u ada klaim dari pihak lain terhadap

keaslian karya saya ini.”

Penulis,

(Endang Sri Novianti)

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang,

Maha pemberi petunjuk dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengembangan asesmen autentik untuk menilai keterampilan proses sains terintegrasi pada pembelajaran inquiry lesson”.

Diharapkan melalui skripsi ini dapat diperoleh gambaran tentang pengembangan

asesmen autentik

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan,

masukan, kritik, saran dan semua bantuan kepada:

1. Dr. Ana Ratna Wulan, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, masukan, saran dan ilmu yang bermanfaat dalam penulisan

skripsi ini.

2. Dra. Yanti Hamdiyati M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, masukan, saran dan ilmu yang bermanfaat dalam penulisan

skripsi ini.

3. Prof. Dr. Suroso Adi Yudianto, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang

telah membimbing penulis selama 4 tahun berkuliah.

4. Dr. Bambang Supriatno, M.Si selaku ketua Departemen Pendidikan Biologi

UPI dan Dr. Mimin Nurjani, M.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan

Biologi UPI.

5. Seluruh Dosen dan Staff Departemen Pendidikan Biologi yang memberikan

ilmu serta dukungan selama penulis menimba ilmu semasa perkuliahan.

6. Siswa-siswi SMAN 1 Lembang kelas X MIA 5 dan X MIA 8 serta Dra.

Noverita Nukman yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.

7. Seluruh Mahasiswa Departemen Pendidikan Biologi angkatan 2011 yang

telah bersama-sama melalui masa perkuliahan selama empat tahun.

8. Seluruh pihak yang berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung

yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, diantaranya: Yama-chan, Masuda

Takahisa, Tegoshi Yuya, Koyama Keiichiro, Kato Shigeaki, Sakurai Sho,

(6)

begitu besar kepada penulis. Penulis memohon maaf sebesar-besarnya bila dalam

penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, serta memohon kritik,

saran, dan masukan yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga penelitian ini

dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang memerlukan.

Bandung, November 2015

(7)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan asesmen autentik untuk menilai keterampilan proses sains terintegrasi pada pembelajaran inquiry lesson. Proses pengembangan asesmen autentik dimulai dari penyusunan perangkat asesmen, uji coba sehingga diperoleh bagian-bagian yang harus diperbaiki, dan diperoleh perangkat asesmen autentik yang lebih sempurna. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode deskriptif. Sebanyak 32 siswa kelas uji coba dan 39 siswa kelas penerapan dipilih secara cluster random dari salah satu SMA negeri di kabupaten Bandung dilibatkan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi selama penelitian berlangsung, angket dan wawancara, serta dokumentasi berupa catatan penelitian. Instrumen yang diteliti dalam penelitian ini berupa task dan rubrik penilaian kinerja, sementara instrumen penelitian terdiri dari soal uraian, angket siswa, pedoman wawancara guru, pedoman wawancara observer, dan catatan lapangan. Berdasarkan hasil uji coba, pertanyaan pada task yang memiliki validitas tidak signifikan atau banyak ditanyakan siswa dilakukan perbaikan, dan tidak ada perbaikan untuk rubrik penilaian kinerja. Hasil penerapan menunjukan jika asesmen yang dikembangkan sudah baik. Task dan rubrik yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria baik menurut literatur. Tanggapan siswa dan guru mengenai asesmen autentik yang dikembangkan positif. Hasil pengelompokan keterampilan proses sains siswa kelas penerapan, yaitu 23 siswa (58,97%) berkategori tinggi dan 16 siswa (41,02%) sangat tinggi.

(8)

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the development of authentic assessment in assessing an integrated science process skills in inquiry learning lesson. Authentic assessment development process started from the preparation of the assessment, the trial in order to obtain the parts to be repaired, and obtained a more authentic assessment tools perfect. The method used is descriptive method. A total of 32 students of trial class and 39 students of research class selected by random cluster from one of the state high school in Bandung district were included in this study. Data was collected through observation during the study, questionnaires and interviews, as well as documentation of research notes. The instruments examined in this study is a performance assessment tasks and rubrics, while the research instrument consisting of essays, student questionnaires, teacher interview guides, observers interview guides, and anecdotal record. Based on trial results, the validity on the question tasks that have no significant or many students asked repaired, and there is no improvement to performance assessment rubrics. Results indicate if the application is already well-developed assessment. Tasks and rubrics developed already satisfied according to the literature criteria. The response of students and teachers about authentic assessment developed positively. Science process skills grouping result in graders application, namely 23 students (58.97%) higher category and 16 students (41.02%) is very high.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

PERNYATAAN... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Strktur Organisasi Skripsi... 6

BAB II INQUIRY LESSON, KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERINTEGRASI, ASESMEN AUTENTIK, PENILAIAN KINERJA, TINJAUAN PEMBELAJARAN DAN ASESNEB AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN... 8 A. Inquiry Lesson... 8

(10)

E. Tinjauan Pembelajaran dan Asesmen Autentik pada Pembelajaran 1. Instrumen yang diteliti... 2. Instrumen penelitian...

1. Hasil Uji Coba Asesmen Autentik untuk Menilai Keterampilan

Proses Sains Terintegrasu pada Pembelajaran Inquiry Lesson....

2. Hasil Penerapan Asesmen Autentik untuk Menilai Keterampilan

Proses Sains Terintegrasu pada Pembelajaran Inquiry Lesson...

3. Hasil Tanggapan Siswa Mengenai Asesmen Autentik yang

dikembangkan...

4. Keterampilan Proses Sains (KPS) Terintegrasi Siswa Kelas

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hirarki Pembelajaran Berbasis Inquiry...

Tabel 2.2 Perbandingan Asesmen Tradisional dan Asesmen Autentik...

Tabel 2.3 Sumber dan Bentuk Pencemar pada Pencemaran Air...

Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan data...

Tabel 3.2 Kompetasi dan Indikator KPS Terintegrasi...

Tabel 3.3 Analisis Prosedur Tepat/Kriteria Nilai Tertinggi...

Tabel 3.4 Kesalahan Selama Pengembangan Rubrik...

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Uraian...

Tabel 3.6 Hasil Analisis Uji Validitas Soal Uraian saat Uji Coba...

Tabel 3.7 Hasil Analisis Uji Validitas Soal Uraian saat Penerapan...

Tabel 3.8 Kisi-kisi Pertanyaan pada Angket siswa ...

Tabel 3.9 Kisi-kisi Pertanyaan pada Pedoman Wawancara Guru... 8

1. Hasil Uji Coba Asesmen Autentik untuk Menilai Keterampilan

Proses Sains Terintegrasu pada Pembelajaran Inquiry Lesson....

2. Hasil Penerapan Asesmen Autentik untuk Menilai Keterampilan

Proses Sains Terintegrasu pada Pembelajaran Inquiry Lesson...

3. Kelebihan dan Kekurangan Perangkat Perangkat Asesmen

Autentik yang Dikembangkan...

4. Tanggapan Siswa Mengenai Asesmen Autentik yang

dikembangkan...

5. Tanggapan Guru Mengenai Asesmen Autentik yang

(12)

Tabel 3.9 Kisi-kisi Pertanyaan pada Pedoman Wawancara Penilai

(Observer)...

Tabel 3.11 Teknis Pelaksanaan Uji Coba Perangkat Penilaian...

Tabel 3.12 Teknis Pelaksanaan Penerapan Perangkat Penilaian...

Tabel 3.14 Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas...

Tabel 3.14 Kriteria Pefrsiran Koefisien Reliabilitas...

Tabel 3.15 Klasifikasi Daya Pembeda...

Tabel 3.16 Kategori Tingkat Kesukaran...

Tabel 3.17 Aturan Koentjaraningrat...

Tabel 3.18 Pengkategorian Level KPS Terintegrasi siswa...

Tabel 4.1 Catatan Lapangan (Anecdotal Record) pada Pelaksanaan Uji Coba

Perangkat Asesmen Autentik...

Tabel 4.2 Analisis Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Uji Validitas

Task pada Kelas Uji Coba...

Tabel 4.3 Catatan Lapangan (Anecdotal Record) pada Pelaksanaan

Penerapan Perangkat Asesmen Autentik...

Tabel 4.4 Analisis Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Uji Validitas

Task pada Kelas Penerapan...

Tabel 4.5 Analisis Kualitas Perangkat Penilaian Kinerja...

Tabel 4.6 Persentase Tanggapan Siswa pada Angket...

Tabel 4.7 Pengelompokan Siswa Kelas Penerapan Brdasarkan Kategori

Level Keterampilan Proses Sains (KPS) Terintegrasi yang Berhasil Dicapai.. 41

Gambar 2.1. Perbandingan Asesmen Tradisional dan Asesmen Autentik... 18

Gambar 3.1 Teknis Uji Coba Perangkat Asesmen Autentik... 44

Gambar 3.2 Teknis Penerapan Perangkat Asesmen Autentik... 46

Gambar 3.3 Bagan Alur Penelitian... 48

(13)

Gambar 4.2 Diagram Persentase Jawaban Siswa Pada Angket... 62

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Perangkat Pembelajaran...

Lampiran A.1 RPP Pembelajaran Inquiry Lesson...

Lampiran B Instrumen Penelitian... 85

85

90

Lampiran B.1 Lembar Kinerja Siswa (LKS) Uji Coba... 90

Lampiran B.2 Lembar Kinerja Siswa (LKS) Penerapan...

Lampiran B.3 Soal Uraian...

Lampiran B4 Rubrik Penilaian Kinerja...

Lampiran B5 Angket Tanggapan Siswa Beserta Hasil...

Lampiran B6 Pedoman Wawancara Guru...

Lampiran B7 Pedoman Wawancara Penilai Beserta Hasil Wawancara...

Lampiran C Hasil Analisis Data...

Lampiran C1 Hasil Analisis Task Penilaian Kinerja Kelas Uji Coba...

Lampiran C2 Hasil Analisis Soal Uraian Kelas Uji Coba...

Lampiran C3 Hasil Analisis Task Penilaian Kinerja Kelas Penerapan...

Lampiran C4 Hasil Analisis Soal Uraian Kelas Penerapan...

Lampiran C5 Kecocokan Jawaban Siswa Kelas Penerapan pada Task dan

Soal Uraian...

Lampiran C6 Keterampilan Proses Sains (KPS) Terintegrasi Siswa Kelas

Penerapan...

Lampiran D Administrasi dan Dokumentasi Penelitian...

Lampiran D1 RPP Pencemaran Lingkungan SMAN 1 Lembang...

Lampiran D2 Surat Keterangan Izin Penelitian...

Lampiran D3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian...

Lampiran D4 Surat Keterangan Judgment...

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

IPA (sains) merupakan kombinasi dua unsur utama yaitu proses dan produk

yang tidak terpisahkan, sains sebagai proses meliputi keterampilan proses dan

sikap ilmiah yang diperlukan untuk memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan, sedang produk sains meliputi konsep, teori, hukum, prinsip dan dalil

(Sigit et al., 2013). Hakikat dari ilmu sains adalah proses penemuan, dan output

dari proses itu sendiri adalah kemampuan mengamati, me ngumpulkan data,

mengolah data, menginterpretasikan data, menyimpulkan, mengomunikasikan,

dan lain- lain yang diharapkan didapatkan oleh siswa (Suyana dan Siahaan, 2010).

Kemampuan mengamati, mengumpulkan data, mengolah data,

menginterpretasikan data, menyimpulkan, dan mengomunikasikan tersebut

termasuk ke dalam keterampilan proses dasar (Widodo et al., 2013).

Saat ini penyelidikan ilmiah (scientific inquiry) telah menjadi primadona

dalam sains dan ilmu- ilmnya, dan seiring dengan perkembangannya proses yang

terdapat dalam penyelidikan ilmiah dikemas lebih sistematis berupa

keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan penyelidikan secara ilmiah, keterampilan ini disebut sebagai “Keterampilan Proses Sains (KPS)” (Suyana dan Siahaan, 2010). Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan,

dalam pembelajaran sains termasuk Biologi siswa ditutuntut untuk menggunakan

proses dan produk sains tersebut, dengan kata lain melibatkan Keterampiran

Proses Sains (KPS).

Kurikulum 1984 dan kurikulum 1994 menekankan penggunaan Keter ampilan

Proses Sains (KPS) dalam pembelajaran sains pendidikan dasar dan sekolah

menengah (Rustaman et al., 2005). Kurikulum 2013 menekankan pada scientific

approach atau pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran, penerapan

pendekatan saintifik dalam pembelajaran sendiri melibatkan keterampian proses

seperti mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan

(Kemendikbud, 2013). Berdasarkan ketiga kurikulum yang pernah dan sedang

(15)

2

ada dalam pembelajaran sains, dan telah diberlakukan sejak pendidikan dasar,

maka sudah sewajarnya jika siswa menengah atas sudah perlu memiliki

Keterampilan Proses Sains (KPS) terintegrasi.

Asesmen dan pembelajaran tidak dapat dipisahkan, hal ini sesuai dengan

salah satu prinsip asesmen autentik yaitu proses penilaian harus merupakan bagian

yang yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan kegiatan terpisan

dari proses pembelajaran (Majid, 2013). Majid (2013) juga berpendapat jika

proses penilaian di dalam kelas atau pembelajaran sendiri memiliki fungsi untuk

menelusuri agar proses pembelajaran sesuai dengan rencana, mengecek adakah

kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran,

mencari dan menemukan hal- hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan

kesalahan dalam proses pembelajaran, dan menyimpulkan apakah siswa telah

menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum,

karenanya asesmen dan pembelajaran memang dua hal yang saling berketerkaitan

dan tidak dapat dipisahkan.

Penilaian yang dapat dilakukan berdasarkan Permen pendidikan dan

kebudayaan No.104 tahun 2014 pasal 2 ayat 1 adalah penilaian autentik dan

non-autentik. Sementara pada pasal 2 ayat 2 dikatakan jika penilaian autentik

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pendekatan utama dalam

penilaian hasil belajar oleh pendidik. Peraturan menteri pendidikan dan

kebudayaan No.104 tahun 2014 pasal 1 ayat 2 mengatatakan jika penilaian

autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan

sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari

pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya.

Penilaian atau asesmen untuk mengukur Keterampilan Proses Sains (KPS)

dapat dilakukan dengan performence assessment atau penilaian kinerja (Rustaman

et al., 2005). Oosterhof (2003) mengemukakan bahwa penialaian autentik

merupakan penilaian kinerja, namun tidak semua penilaian kinerja merupakan

penilaian autentik. Mueller (2005) berpendapat jika penilaian autentik merupakan

suatu bentuk penilaian dimana para siswa diminta untuk menampilkan tugas-tugas

pada situasi yang sesungguhnya yang mendemostrasikan pene rapan keterampilan

(16)

Hasil temuan di lapangan, asesmen atau penilaian yang dilakukan oleh guru

pada materi pencemaran lingkungan adalah penilaian tradisional berupa soal-soal

pilihan ganda. Soal-soal tersebut hanya memuat aspek kognitif jenjang C1-C3

(bukti berupa RPP pembelajaran dilampirkan dalam Lampiran D1), padahal

asesmen abad ke-21 seharusnya lebih difokuskan kepada asesmen autentik yang

mengukur baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor (Hariyanto dan Bas uki,

2014)

Pembelajaran yang ditemukan di lapangan sendiri meskipun pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dituliskan latihan keterampilan, discovery

(penemuan), kerja individu dan pemecahan masalah sebagai metode pembelajaran,

tetapi pada kenyataannya metode tersebut tidak benar-benar dilakukan, terutama

jika waktu tidak memungkinkan. Guru akan memilih metode ceramah atau

menugaskan siswa untuk membaca, padahal yang seharusnya pembelajaran sains

pada kurikulum 2013 tidak dapat terlepas dari pendekatan ilmiah (scientific

approach), hal ini dikarenakan pendekatan ilmiah dipandang paling cocok

digunakan dalam pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta

didik (Nasution, 2013). Sebagaimana yang dijabarkan dalam tujuan pendidikan

nasional pada kurikulum 2013 bahwa kompetensi yang harus dicapai oleh siswa

mencakup kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Nuh, 2013).

Subiantoro (2011) juga berpendapat jika proses pembelajaran IPA (sains)

hendaknya menekankan pada pengalaman langsung dan diarahkan pada

pembelajaran berbasis inkuiri untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam

menjelajahi dan memahami alam secara ilmiah, pendidikan sains juga hendaknya

diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik

untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam.

Wenning (2010) mengklasifikasikan level inkuiri berdasarkan sejauh mana

peran antara guru dan siswa serta kompleksitas pengalaman intelektual yang

didapat siswa dalam pembelajaran, dan salah satu level pembelajaran berbasis

inquiry tersebut adalah inquiry lesson. Pada pembelajaran level inquiry lesson,

guru mulai menunjukkan proses ilmiah secara eksplisit kepada siswa dengan

menekankan pada penjelasan yang dapat membantu siswa untuk memahami

(17)

4

dan lainnya, pada tahap ini pula siswa sudah diarahkan pada kegiatan percobaan

ilmiah, namun masih terdapat bimbingan langsung dari guru (Wenning, 2004).

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka penelitian ini per lu

dilakukan, dengan pembelajaran berbasis inkuiri pada level inquiry lesson

diharapkan siswa dapat memperoleh keterampilan proses sains dengan baik

sehingga integrasinya dapat meningkat. Materi pada penelitian ini adalah

mengenai dampak penecemaran bagi lingkungan, karena materi ini telah diajarkan

pada siswa sejak SMP. Siswa sudah memiliki pengalaman melakukan percobaan

mengenai materi tersebut, oleh karena itu melalui pembelajaran dan penilaian

autentik yang dikembangkan dalam penelitian ini siswa diharapkan dapat

merancang dan melakukan percobaan mereka sendiri melalui pengembangan dari

pengalaman belajar yang telah mereka dapatkan pada jenjang pendidikan

sebelumnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan asesmen autentik untuk menilai Keterampilan Proses Sains (KPS) terintegrasi siswa pada pembelajaran inquiry

lesson?” rumusan masalah ini dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah asesmen autentik untuk menilai KPS terintegrasi siswa pada

pembelajaran inquiry lesson berdasarkan hasil ujicoba?

2. Bagaimanakah asesmen autentik untuk menilai KPS terintegrasi siswa pada

pembelajaran inquiry lesson berdasarkan hasil penerapan?

3. Apakah kelebihan dan kekurangan dari asesmen autentik yang

dikembangkan?

4. Bagaimanakah tanggapan siswa dan guru mengenai asesmen autentik yang

dikembangkan?

5. Bagaimanakah Keterampilan Proses Sains (KPS) terintegrasi yang dimiliki

(18)

C. Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan-batasan tertentu agar penelitian yang

dilakukan menjadi lebih terarah pada tujuan dan rumusan masalah yang telah

ditentukan. Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran inquiry lesson pada penelitian ini adalah pembelajaran inquiry

lesson menurut Wenning (2010) dengan tahapan yaitu observasi, manipulasi,

generalisasi, verifikasi, dan aplikasi

2. Perangkat asesmen autentik yang dikembangkan adalah asesmen kinerja yang

terdiri dari Lembar Kinerja Siswa (LKS) dan rubrik penilaian

3. Mengacu pada kurikulum 2013 sebagaimana silabus yang dikeluarkan oleh

Kemendikbud (2013), materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah

materi mengenai perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah yang

mencakup kerusakan lingkungan/pencemaran lingkungan, pelestaraian

lingkungan, limbah dan daur ulang (jenis limbah dan proses daur ulang),

sedang materi yang difokuskan dalam penelitian ini adalah mengenai

kurusakan lingkungan/pencemaran lingkungan.

4. Sekolah yang dijadikan tempat penelitian merupakan sekolah menengah atas

(SMA) dengan klaster sedang. Artinya bukan sekolah dengan fasilitas

memadai juga bukan sekolah dengan fasilitas yang kurang, dengan harapan

penelitian dapat digeneralisasikan untuk siswa yang berkarakteristik pada

umumnya, yaitu berkemampuan sedang.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana hasil pengembangan

asesmen autentik yang sesuai untuk menilai Keterampilan Proses Sains (KPS)

terintegrasi siswa pada pembelajaran inquiry lesson berdasarkan hasil uji coba dan

penerapan, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perangkat asesmen autentik

yang dikembangkan, mengetahui tanggapan siswa dan guru mengenai perangkat

asesmen autentik yang dikembangkan, serta menganalisis Keterampilan Proses

(19)

6

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dan sumbangan

pemikiran dalam upaya pengembangan dan penerapan asesmen autentik yang

merupakan ciri khas dari kurikulum 2013 yang tengah dikembangkan di Indonesia.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:

1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pengembangan

asesmen autentik pada pembelajaran inquiry lesson untuk menilai keterampilan

proses sains terintegrasi siswa, baik tahap pengembangan maupun penerapannya.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman pada siswa dalam

melakukan percobaan dimulai dari merancang hingga melaksanakannya secara

mandiri melalui pembelajaran inquiry lesson dengan menggunakan asesmen

autentik. Penelitian ini juga diharapkan mampu meningkatkan motivasi siswa

untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan penilaian yang

dilakukan.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi mengenai

pengembangan asesmen autentik, khususnya pada pembelajaran inquiry lesson

pada konsep pencemaran lingkungan.

4. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referesi dan bahan

pertimbngan untuk penelitian serupa ataupun dikembangkan menjadi penelitian

eksperimen.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi pada skripsi ini yaitu, BAB I berisi latar belakang,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan manfaa t penelitian

terkait penelitian mengenai pengembangan asesmen autentik untuk menilai

Keterampilan Proses Sains (KPS) terintegrasi dalam pembelajaran inquiry lesson.

BAB II berisi tinjauan pustaka mengenai pembelajaran inquiry lesson,

(20)

serta tinjauan pembelajaran dan asesmen autentik pada pembelajaran konsep

perubahan lingkungan/ pencemaran lingkungan. BAB III merupakan metode

penelitian yang berisi desain penelitian, definisi oprasional, populasi dan sampel,

instrumen penelitian, tekhnik pengumpulan data, prosedur pengumpulan data dan

analisi data penelitian.

BAB IV berisi temuan yang didapatkan selama penelitian berlangsung

mencakup hasil ujicoba dan penerapan perangkat asesmen autentik yang

dikembangkan yaitu karakteristik dari perangkat asesmen autentik tersebut

termasuk kelemahan dan kekuatannya, tanggapan siswa dan guru mengenai

perangkat asesmen autentik yang dikembangkan, serta bagaimana Keteramp ilan

Proses Sains (KPS) terintegrasi siswa kelas penerapan. Terakhir BAB V berisi

(21)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif,

karena penelitian ini hanya bertujuan untuk menggambarkan kondisi yang ada di

lapangan sesuai dengan fakta tanpa memberikan perlakuan terhadap variabel.

Arikunto (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan

untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa yang ada dari

suatu variabel, gejala, dan keadaan. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian

kepada masalah faktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung,

peneliti berusaha mendeskripsikan segala peristiwa dan kejadian yang menjadi

pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut

(Noor, 2013). Penelitian ini mendeskripsikan penyusunan asesmen autentik,

pengembangan, dan penerapannya untuk menilai KPS (keterampilan proses sains)

terintegrasi siswa SMA melalui pembelajaran inquiry lesson pada materi

pembelajaran pencemaran lingkungan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Lembang. Pemilihan sekolah sebagai

lokasi penelitian dikarenakan SMAN 1 Lembang merupakan sekolah dengan

klaster sedang, bukan sekolah dengan fasilitas kurang atau memadai. Waktu

penelitian sendiri berlangsung dari 30 April sampai 23 Mei 2015.

C. Definisi Operasional

1. Asesmen Autentik

Asesmen autentik adalah penilaian kemampuan siswa dalam real-life

situations (situasi nyata) melalui asesmen kinerja dalam merancang dan

melaksanakan percobaan mengenai dampak pencemaran lingkungan.

2. Pengembangan Asesmen Autentik

Pengembangan asesmen autentik yang dimaksud adalah proses

(22)

dan rubrik penilaian, kemudian diuji cobakan dalam kegiatan pembelajaran,

diperbaiki, kemudian diterapkan.

3. Pembelajaran Inquiry Lesson yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

proses pembelajaran yang dimulai dengan siswa melakukan observasi

terhadap masalah yang ditampilkan guru, kemudian merancang dan

melakukan percobaan yang berkaitan dengan masalah tersebut melalui

bimbingan guru.

4. Keterampilan Proses Sains (KPS) terintegrasi

Keterampilan Proses Sains (KPS) terintegrasi yang dimaksud dalam

penelitian ini terdiri dari keterampilan mengidentifikasi variabel, membuat

data dalam tabel, membuat grafik, mendeskripsikan hubungan antar variabel,

mendapatkan dan memproses data, membuat hipotesis, mengidentifikasi

variabel secara oprasional, merancang percobaan, dan melakukan

eksperimen.

5. Asesmen KPS terintegrasi

Asesmen untuk menilai Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa dalam

penelitian ini adalah asesmen autentik berupa asesmen kinerja dengan

indikator penilaian berupa KPS terintegrasi yang didapatkan dan digunakan

siswa dalam proses pembelajaran inquiry lesson melalui merancang

percobaan sederhana untuk membuktikan dampak pencemaran lingkungan.

D. Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA tahun ajaran

2014/2015 yang akan mendapatkan pembelajaran mengenai pencemaran

lingkungan. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas X MIA

A dengan jumlah siswa 32 orang untuk kelas tahap uji coba dan X MIA B dengan

jumlah siswa 39 orang untuk kelas tahap penerapan perangkat asesmen autentik.

Sampel pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik cluster random

sampling atas dasar alasan setiap kelas yang terlibat dalam pengambilan sampel

mendapatkan peluang yang sama untuk dilakukannya penelitian. Teknik cluster

random sampling ini merupakan teknik pengambilan sampling yang digunakan

(23)

30

Sugiyono (2013) teknik cluster random sampling ini digunakan melalui dua tahap

yaitu, pertama menentukan sampel daerah, tahap selanjutnya adalah menentukan

orang-orang yang ada di daerah tersebut secara sampling juga, dan dalam

penelitian ini yang dimaksud dengan orang-orang adalah kelas X MIA di SMAN

1 Lembang.

E. Instrumen Penelitian

1. Instrumen yang diteliti

Instrumen yang diteliti dalam penelitian ini adalah perangkat asesmen

autentik yang terdiri dari:

a. Lembar tugas (task) berupa Lembar Kinerja Siswa (LKS) yang meminta

siswa merancang percobaan sederhana untuk membuktikan dampak

pencemran air. Instrumen tersebut termasuk ke dalam asesmen non-tes dan

berfungsi untuk menilai Keterampilan Proses Sains (KPS) terintegrasi siswa.

b. Rubrik penilaian kinerja berupa rubrik penilaian berskala (rating scale)

bernilai 4-1 yang digunakan sebagai pedoman penilaian untuk mengukur

respon siswa atau jawaban dalam mengerjakan lembar tugas atau task.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Soal uraian digunakan sebagai pembanding (benchmarking) untuk

memverifikasi respon atau jawaban siswa dalam mengerjakan task, dengan

kata lain soal uraian digunakan untuk memverifikasi Keterampilan Proses

Sains (KPS) terintegrasi siswa pada saat praktikum atau melakukan

percobaan. Soal uraian ini digunakan baik dalam tahap uji coba maupun tahap

penerapan dengan indikator dan jenis soal yang sama dengan task.

Sebagaimana dikatakan jika penilaian yang dapat digunakan untuk menilai

kemampuan siswa dalam menguasai seluruh aspek kete rampilan proses dapat

dilakukan dengan tes uraian (Departemen Pendidikan Fisika UPI, 2015)

2. Angket siswa digunakan untuk mengungkap tanggapan siswa mengenai

(24)

meliputi kesulitan dalam merancang dan melakukan percobaan sederhana

yang diminta, tanggapan siswa mengenai asesmen autentik yang

dikembangkan, ketersediaan waktu untuk mengerjakan task, serta

pemahaman mengenai penilaian yang dilakukan.

3. Pedoman wawancara guru digunakan untuk mengungkap tanggapan guru

mengenai asesmen autentik yang dikembangkan dalam pembelajaran inquiry

lesson di kelas.

4. Pedoman wawancara penilai (observer) digunakan untuk mengungkap

tanggapan penilai (observer) mengenai task dan rubrik penilain kinerja yang

dikembangkan.

5. Catatan lapangan (anecdotal record) yang dibuat selama pembuatan task dan

rubrik dan selama penelitian di lapangan (baik pada tahap uji coba maupun

tahap penerapan) untuk mengungkap kejadian-kejadian faktual selama

pengembangan dan penerapan instrumen.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu terdiri

dari observasi pada task berupa LKS beserta rubrik penilaian. Pengisian angket

oleh siswa untuk mengungkap tanggapan siswa, wawancara pada guru mata

pelajaran yang bersangkutan dan penilai (observer) untuk mengetahui tanggapan

guru dan penilai (observer), dan dokumentasi berupa catatan lapangan (anecdotal

record) digunakan sebagai data tambahan. Adapun rincian teknik pengumpulan

data dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data

No Teknik Instrumen Jenis Data Sumber Data

1 Observasi Lembar kinerja siswa (task ) , rubrik

penilaian kinerja, soal uraian

Penilaian rancangan percobaan sederhana siswa sesuai arahan lembar kinerja siswa (task ) yang dinilai dengan rubrik penilaian kinerja dan jawaban siswa dalam menjawab soal uraian yang dinilai dengan rubrik penskoran

(25)

32 pembelajaran di kelas , tanggapan penilai

3 Dokumentasi Catatan penelitian (anecdotal record)

Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

1. Tahap Awal: Penyusunan Instrumen Penelitian

a. Pengkajian kurikulum, literatur, dan studi lapangan

Penelitian ini diawali dengan melakukan studi lapangan untuk mengetahui

kurikulum yang diterapkan di sekolah tempat penelitian akan dilangsungkan.

Studi kurikulum dilakukan untuk mengetahui Kompetensi Inti (KI) dan

Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai oleh siswa. Studi lapangan beserta

studi literatur dilakukan untuk mengetahui penilaia n yang biasanya digunakan

oleh para guru untuk menilai pembelajaran di kelas terutama terkait dengan

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sama dengan

penelitian. Selanjutnnya penentuan materi didasarkan atas materi yang

dianggap sesuai untuk dilakuakan penilaian autentik dalam pembelajaran dan

berdasarkan atas KI dan KD yang telah ditentukan.

b. Penyusun instrumen yang diteliti berupa perangkat asesmen autentik

1) Penyusun task (tugas autentik)

Lembar tugas (task) berupa Lembar Kinerja Siswa (LKS) disusun

(26)

kriteria Keterampilan Proses Sains (KPS) terintegrasi yang dapat d icapai siswa

melalui pembelajaran inquiry lesson yang digunakan dalam pembelajaran di

kelas. Berikut Kompetensi Dasar (KD), kriteria Keterampilan Proses Sains

(KPS) terintegrasi beserta indikator- indikatornya disajikan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Kompetensi dan Indikator KPS Terintegrasi

Kompetensi Dasar Kriteria KPS Terintegrasi Indikator

Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan lingkungan tersebut bagi kehidupan

Merancang percobaan Siswa mampu menentukan

rumusan masalah percobaan

Siswa mampu menentukan alat dan bahan percobaan

Siswa mampu menentukan prosedur percobaan yang relevan dengan rumusan masalah

Merumuskan hipotesis Siswa mampu membuat

hipotesis atau dugaan sementara dari percobaan yang dirancang Mengidentifikasi variabel Siswa mampu mengidentifikasi

variabel-variabel percobaan

Menganalisis data Siswa mampu menyajikan hasil

percobaan ke dalam tabel pengamatan

Siswa mampu mengubah bentuk data dari tabel ke grafik

Siswa mampu mengubah bentuk penyajian dari tabel dan grafik ke dalam narasi

Mengacu pada indikator- indikator tersebut dan didasarkan pada kenyataan

yang ada dalam kehidupan sehari- hari siswa maka task yang dipilih berupa

tugas merancang percobaan sederhana untuk membuktikan dampak

pencemaran lingkungan. Alasan pemilihan task juga karena task tersebut sesuai

dengan kriteria tugas autentik ataupun tugas kinerja dimana permasalah

mendekati atau sesuai dengan dunia nyata, dan task juga memiliki aktivitas

(27)

34

2) Penyusun rubrik penilain kinerja

Rubrik penilaian kinerja disusun untuk selanjutnya digunakan dalam

mengukur apa yang ditampilkan siswa dalam mengerjakan task yang diberikan.

Rubrik penilaian yang sama juga digunakan sebagai pedoman penilaian soal

uraian yang diberikan kepada siswa. Rubrik penilaian selanjutnya dimuat

dalam Lembar Observasi Penilaian yang digunakan oleh penilai (observer).

Rubrik penilaian kinerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe

rubrik penilaian rating scale dengan skala 4-1 dari yang tertinggi sampai yang

terendah. Penyusunan rubrik penilaian kinerja rating scale diawali dengan

melakukan analisis mengenai indikator Keterampilan Proses Sains (KPS)

terintegrasi yang akan dinilai dari siswa. Selanjutnya indikator- indikator dari

Keterampilan Proses Sains (KPS) terintegrasi yang telah dipilih tersebut

dijabarkan ke dalam konteks materi, lalu dilakukan analisis terhadap prosedur

tepat atau kriteria nilai tertinggi. Tabel 3.3 menjabarkan analisis prosedur tepat

dalam pengisian task (kriteria skor tertinggi dalam rubrik). Sementara analisis

kesalahan dilakukan dengan menurunkan standar pada prosedur tepat atau

kriteria tertinggi.

Tabel 3.3. Analisis Prosedur Tepat/kriteria Nilai Tertinggi

No KPS terintegrasi Indikator Prosedur tepat/ kriteria nilai tertinggi

1 Merancang

percobaan

Siswa mampu menetukan rumusan masalah percobaan

Dapat membuat rumusan masalah yang relevan dengan tujuan percobaan

Siswa mampu menentukan alat dan bahan percobaan

Dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan sesuai dengan tujuan percoban (jumlah alat dan bahan yang akan digunakan tepat) Siswa mampu menentukan

prosedur percobaan yang relevan dengan rumusan masalah

Dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan sesuai dengan tujuan percoban (jumlah alat dan bahan yang akan digunakan tepat)

2 Merumuskan

(28)

No KPS terintegrasi Indikator Prosedur tepat/ kriteria nilai sesuai dengan prosedur dan hasil yang didapat dapat menjawab rumusan masalah

6 Menganalisis data Siswa mampu menyajikan hasil percobaan ke dalam tabel pengamatan

Dapat menyajikan hasil percobaan ke dalam tabel pengamatan dengan tepat sesuai dengan hasil percobaan Siswa mampu mengubah

bentuk data dari tabel ke grafik

Dapat mengubah bentuk data dari tabel ke grafik dengan tepat

Siswa mampu mengubah

Dapat menemukan banyak pola hubungan dua variabel yang diteliti (3 atau lebih pola)

Semua kriteria/prosedur tepat merupakan kriterian yang ‘semuanya sesuai

dengan tuntutan dan bernilai tertinggi 4’. Kriteria/prosedur tepat ini kemudian

akan dijabarkan ke dalam kriteria yang lebih rendah (lengkapnya pada Lampiran

B4). Kriteria untuk nilai 3 apabila jawaban siswa umumnya sesuai dengan

tuntutan tetapi ada bagian yang tidak sesuai, kriteria untuk nilai 2 apabila jawaban

siswa umumnya tidak sesuai dengan tuntutan tetapi ada sedikit yang sesuai, dan

kriteria nilai 1 apabila jawaban siswa semuanya tidak sesuai dengan tuntutan

(diadaptasi dari Firmanto, 2014).

Sebelum didapatkan indikator dan prosedur tepat/kriteria nilai tertinggi,

rubrik penilaian yang disusun dan dikembangkan telah banyak mengalami revisi

karena masih terdapat banyak kekurangan. Kesalahan ataupun hal- hal yang

kurang dalam rubrik selama proses pengembangan disajikan dalam Tabel 3.4 yang

memuat cacatan lapangan (anecdotal record) selama proses pengembangan rubrik

(29)

36

Tabel 3.4. Kesalahan Selama Pengembangan Rubrik

No Kesalahan Perbaikan

1 Tidak ada indikator ketera mpilan proses sains (KPS) terintegrasi yang seharusnya, indikator yang disusun masih merupakan ind ikator penila ian kinerja secara umum.

Indikator se muanya diganti menjad i indikator Ketera mp ilan Proses Sains (KPS) terintegrasi.

Terdapat indikator yang sebenarnya bukan merupakan Ketera mpilan Proses Sains (KPS) terintergrasi.

Indikator yang bukan merupakan Ketera mpilan Proses Sains (KPS) terintegrasi tidak dipakai atau dibuang.

Penjabaran krite ria -kriteria indikator masih banyak yang tida k sesuai dengan KPS terintegrasi.

Penjabaran indikator tersebut diperbaiki dengan me mperbaiki kriteria-kriteria KPS te rintegrasi secara lebih khusus.

2 Terdapat keke liruan da la m susunan indikator-indikator.

Penyusunan indikator d isesuaikan berdasarkan langkah-langkah dala m menyusun rancangan percobaan. Terdapat keku rangan keterangan

ataupun hal yang tidak perlu dala m penyusunan indikator prosedur tepat/kriteria nilai tertinggi.

Kekurangan keterangan pada prosedur tepat/kriteria n ila i tert inggi ditambahkan sesuai kebutuhan dan keleb ihan atau hal yang tida k perlu dihapus atau dihilangkan.

3 Berdasarkan hasil judgment kepada dosen ahli rubrik penila ian kinerja

yang disusun masih umu m,

pembobotan atau scoring belum spesifik.

Dita mbahkan keterangan pada

pembobotan agar lebih spesifik.

c. Menyusun Instrumen Penelitian

1) Menyusun Soal Uraian

Soal uraian disusun untuk membandingkan hasil jawaban siswa pada

lembar kinerja. Fungsi soal uraian adalah sebagai pemband ing (benchmarking)

yang digunakan untuk melihat bagaimana Keterampilan Proses Sains (KPS)

terintegrasi siswa yang sesuangguhnya, ataupun apakah mengalami

peningkatan maupun penurunan dari hasil tes kinerja. Penyusunan soal uraian

ini disesuaikan dengan lembar kinerja, artinya soal uraian memiliki proporsi

dan tipe soal yang sama dengan Lembar Kinerja Siswa (LKS). Soal uraian juga

memiliki indikator yang sama dengan task pada penilaian kinerja, jadi kisi-kisi

yang disusun didasarkan atas indikator keterampilan proses sains (KPS)

terintegrasi yang sama dengan lembar kinerja. Kisi-kisi soal uraian ditampilkan

(30)

Tabel 3.5. Kisi-kisi Soal Uraian

No KPS terintegrasi Indikator No Soal Jumlah

1 Merancang percobaan Siswa mampu menetukan rumusan masalah percobaan

1 1

Siswa mampu menetukan alat dan bahan percobaan

3 1

Siswa mampu menentukan prosedur percobaan yang relevan dengan rumusan masalah

4 1

2 Merumuskan hipotesis Siswa mampu membuat hipotesis atau dugaan sementara dari percobaan yang dirancang

2 1

3 Mengidentifikasi variabel

Siswa mampu mengidentifikasi variabel-variabel percobaan

10 1

4 Mendefinisikan

variabel secara

oprasional

Siswa mampu mendefinisikan variabel-variabel percobaan secara oprasional

11 1

5 Menganalisis data Siswa mampu menyajikan hasil percobaan ke dalam tabel pengamatan

5 1

6 Mengomunikasikan Siswa mampu mengubah bentuk data dari tabel ke grafik

6 1

Siswa mampu mengubah bentuk penyajian ke dalam narasi

7 1

Siswa mampu menginterpretasikan data 8 1

Siswa mampu menyimpulkan hasil pengamatan

9 1

TOTAL 11

Soal uraian digunakan saat uji coba ataupun saat penerapan perangkat

asesmen autentik. Pemberian soal uraian dilakukan di hari yang berbeda

setelah uji coba dilaksanakan di hari sebelumnya. Berdasarkan respons siswa

yang ditampilkan dalam soal uraian, maka diperoleh nilai siswa. Nilai siswa itu

kemudian digunakan untuk menguji validitas, reliabilitas, dan tingkat

kesukaran yang dianalisis dengan menggunakan bantuan software AnatesV4.

Tabel 3.6 di bawah ini menyajikan hasil uji validitas soal uraian yang

digunakan saat uji coba perangkat penilaian asesmen autentik.

(31)

38

No P Ket D Ket Ket Keterangan

7 0,52 SD 0,44 BK 0,65 SS (tinggi) DIPAKAI

8 0,63 SD 0,47 BK 0,70 SS (tinggi) DIPAKAI

9 0,24 SD 0,19 JK 0,53 S (cukup) REVISI

10 0,24 SD 0,19 JK 0,53 S (cukup) REVISI

11 0,40 SD 0,30 CK 0,45 TS (cukup) REVISI

Keterangan: Validitas soal uraian: 0,78 (tinggi)Reliabilitas soal uraian = 0,88 (sangat tinggi), P = tingkat

kesukaran, D = daya pembeda, SK = sukar, SD = sedang, BK = baik, CK= cukup, JK = jelek, =

validitas, SS= sangat signifikan, S = signifikan, TS = tidak signifikan

Berdasarkan Tabel 3.6 di atas didapatkan reabilitas, tingkat kesukaran,

daya pembeda, dan validitas yang berbeda dari setiap soal uraian. Tafsiran

untuk didapatkan reabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan validitas ini

berdasar pada Arikunto (2012). Validitas soal uraian adalah 0,78 dengan

tafsiran tinggi, sementara reliabilitas soal uraian adalah 0,88 dengan tafsiran

sangat tinggi. Tingkat kesukaran semua butir soal adalah sedang, tidak ada soal

dengan tingkat kesukaran mudah ataupun sukar.

Butir soal nomor 1 memiliki daya pembeda dengan tafsiran cukup dan

validitas yang tidak signifikan, artinya soal tersebut memiliki validitas rendah.

Bedasarkan hasil ini maka soal nomor 1 harus direvisi atau diperbaiki.

Perbaikan yang dilakukan untuk butir soal nomor 1 sendiri yaitu dengan

mengubah diksi maupun redaksi pada soal. Butir soal nomor 2 memiliki daya

pembeda dengan tafsiran cukup, butir soal nomor 3 memiliki daya pembeda

baik, butir soal nomor 4 dan 5 memiliki daya pembeda cukup. Uji validitas

butir soal nomor 2 sampai butir soal nomor 5 menunjukan jika soal-soal

tersebut sangat signifikan, artinya validitas soal-soal tersebut tingi, oleh

karenanya tidak dilkukan perbaikan.

Butir soal nomor 6 memiliki daya pembeda dengan tafsiran jelek dan

validitas yang tidak signifikan, artinya soal tersebut memiliki validitas rendah.

Bedasarkan hasil ini maka soal nomor 6 harus direvisi atau diperbaiki.

Perbaikan yang dilakukan untuk butir soal nomor 6 sendiri sama dengan butir

soal nomor 1, yaitu dengan mengubah diksi maupun redaksi pada soal.

Butir soal nomor 7 dan 8 memiliki daya pembeda yang baik dan validasi

sangat signifikan, artinya validitas kedua butir soal tersebut tinggi. Tidak ada

perbaikan untuk kedua soal tersebut. Bertolak belakang dengan sola nomor 7

(32)

dengan validitas signifikan dan tidak signifikan yang berarti validasinya cukup

dan rendah. Ketiga butir soal tersebut diperbaiki dengan merubah diksi maupun

redaksinya

Soal uraian yang telah diperbaiki digunakan kembali saat penerapan

perangkat asesmen autentik. Fungsinya masih sama yaitu memverifikasi respon

yang ditampilkan siswa dalam mengerjakan task berupa LKS. Berbeda dengan

saat uji coba, saat penerapan soal uraian diberikan setelah siswa selesai

mengerjakan task. Hasil jawaban siswa kembali diuji validitas, reliabilitas, dan

tingkat kesukarannya. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki soal uraian tersebut

agar layak digunakan sebagai alat verifikasi perangkat asesmen autentik yang

dikembangkan. Tabel 3.7 berikut ini menyajikan hasil uji validitas soal uraian

yang digunakan saat penerapan perangkat penilaian asesmen autentik.

Tabel 3.7. Analisis Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Uji Validitas Soal Uraian yang Dikerjakan Siswa Kelas Penerapan

No P Ket D Ket Ket

1 0,23 MD 0,50 BK 0,34 TS (rendah)

2 0,25 MD 0,42 BK 0,42 S (cukup)

3 0,46 SD 0,72 SBK 0,67 SS (tinggi)

4 0,63 SD 0,75 SBK 0,70 SS (tinggi)

5 0,55 SD 0,75 SBK 0,80 SS(tinggi)

6 0,48 SD 0,81 SBK 0,70 SS (tinggi)

7 0,51 SD 0,84 SBK 0,77 SS (tinggi)

8 0,95 SD 0,95 SBK 0,76 SS (tinggi)

9 0,28 SD 0,47 BK 0,67 SS (tinggi)

10 0,30 SD 0,38 BK 0,59 S (cukup)

11 0,45 SD 0,59 BK 0,77 SS (tinggi)

Keterangan: Validitas soal uraian 0,84 (sangat tinggi), Reliabilitas soal uraian = 0,91 (sangat tinggi), P =

tingkat kesukaran, D = daya pembeda, SD = sedang, M D = mudah, SBK = sangat baik, BK = baik, JK = jelek, = validitas, SS = sangat signifikan, S = signifikan, TS = tidak signifikan

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan

validitas semua butir soal uraian yang digunakan saat penerapan, diperoleh

nilai validitas 0,84 dengan tafsitan sangat tinggi, dan nilai reliabiltas sebesar

0,91 dengan tafsiran sangat tinggi berlandaskan Arikunto (2012). Tingkat

kesukaran dimulai dari mudah sampai sedang, tidak ada soal yang sukar. Daya

pembeda ada yang memiliki tafsiran baik dan sangat baik. Validitas butir soal

ada yang memiliki nilai validasi rendah yaitu nomor 1, cukup yaitu nomor 2

(33)

40

2) Menyusun angket tanggapan siswa

Angket tertutup dan terbuka disusun untuk mengetahui tanggapan atau

respons siswa mengenai perangkat asesmen autentik yang dikembangkan.

Setiap pertanyaan dalam angket merupakan pertanyaan untuk angket tertutup

maupun angket terbuka. Angket terbuka digunakan untuk mengetahui alasan

siswa menjawab ‘Ya’ atau ‘Tidak’ pada angket tertutup. Pertanyaan -pertanyaan pada angket sendiri ditampilkan pada Tabel 3.8. Kisi-kisi angket

tanggapan siswa dan pertanyaan-pertanyaan pada angket tersebut disajikan

pada Lampiran B5.

Tabel 3.8. Kisi-kisi Pertanyaan pada Angket Siswa

No Kisi-kisi Pertanyaan Jumlah Pertanyaan Nomor

1 Mengungkap pendapat siswa mengenai pengerjaan LKS 2 1,7

2 Mengungkap pendapat siswa mengenai LKS 1 2

3 Mengungkap pendapat siswa mengenai ca ra pengambilan nilai (penilaian) yang dilakukan

2 3,4

4 Mengungkap pendapat siswa mengenai kendala dala m mengerjakan LKS

1 5,6

5 Mengungkap pendapat siswa mengenai ketersediaan waktu dalam mengerjakan LKS

1 8

6 Mengungkap pendapat siswa mengenai rubrik penila ian yang digunakan

1 9

7 Mengungkap pendapat siswa mengenai kesulitan siswa dalam mencapai kemampuan yang diharapkan

1 10

Angket yang digunakan untuk mengungakap tanggapan siswa terdiri dari

10 buah pertanyaan. Pertanyaan yang sama juga digunakan untuk mengetahui

alasan siswa untuk setiap pernyataan ‘Ya’ atau pernyataan ‘Tidak’. Hal ini

ditujukan agar didapatkan tanggapan-tanggapan yang lebih khusus dari

masing- masing siswa.

3) Menyusun pedoman wawancara guru

Pedoman wawancara disusun untuk mengetahui tanggapan atau respons

guru mata pelajaran yang bersangkutan mengenai perangkat asesmen autentik

yang dikembangkan. Lengkapnya terdapat sepuluh pertanyaan yang diberikan

untuk mengetahui pendapat guru mengenai pengembangan asesmen autentik

yang dilakukan dalam pembelajaran di kelas. Adapun pertanyaan-pertanyaan

wawancara disajikan pada Lampiran B6. Kisi-kisi pertanyaan wawancara

(34)

Tabel 3.9. Kisi-kisi Pertanyaan pada Pedoman Wawancara Guru

No Kisi-kisi Pertanyaan Jumlah Pertanyaan Nomor

1 Mengungkap pendapat guru mengenai

ke manfaatan penila ian autentik (asesmen autentik)

1 1

2 Mengungkap pendapat guru mengenai

keke liruan dala m pengembangan asesmen autentik

1 4

3 Mengungkap pendapat guru mengenai

keleb ihan dan kekurangan asesmen autentik yang dikembangkan

4 2,3,9,10

4 Mengungkap pendapat guru mengenai kendala yang didapatkan dalam menerap kan asesmen autentik di kelas

3 5,6,7

5 Mengungkap penilaian autentik yang dilaku kan guru di kelas

1 8

Pertanyaan yang diberikan kepada guru tidak hanya mengenai asesmen

autentik yang dikembangkan dalam penelitian ini, tetapi juga mengenai

asesmen autentik yang pernah guru kembangkan. Selain itu, terdapat pula

pertanyaan yang menanyakan kesediaan guru untuk menerapkan asesmen

autentik dalam pembelajaran selanjutnya.

4) Menyusun pedoman wawancara pada penilai (observer)

Pedoman wawancara pada penilai (observer) disusun untuk mengungkap

pendapat penilai (observer) mengenai task dan juga rubrik penilaian kinerja

yang dikembangkan. Wawancara dilakukan untuk mengungkap apakah masih

terdapat kekurangan pada rubrik dan task yang telah disusun. Hal ini agar

perbaikan pada task dan rubrik tidak hanya didasarkan pada respon siswa,

tetapi juga tanggapan penilai (observer). Kisi-kisi pedoman wawancara pada

penilai (observer) disajikan pada tabel 3.10.

Tabel 3.10. Kisi-kisi Pertanyaan pada Pedoman Wawancara Penilai (Observer)

No Kisi-kisi Pertanyaan Jumlah Pertanyaan Nomor

1 Mengungkap pendapat penilai (observer) mengenai task dan rubrik penila ian yang dikembangkan

2 1,2

2 Mengungkap pendapat penilai (observer) mengenai kesulitan dalam menilai

1 2

3 Mengungkap pendapat penilai (observer) mengenai le mbar observasi penilaian kinerja yang digunakan

2 3,4

4 Mengungkap pendapat penilai (observer) mengenai keku rangan task dan rubrik penila ian kinerja yang dikembangkan

(35)

42

Pertanyaan yang diajukan hanya menyangkut seputar task dan rubrik yang

digunakan. Wawancara sendiri dilakukan kepada tiga orang penilai (observer)

yang berpartisipasi dalam penelitian. Pertanyaan-pertanaan yang diberikan

beserta jawaban penilai (observer) dapat dilihat pada Lampiran B7.

2. Tahap Pelaksanaan: Menguji cobakan dan Menerapkan Instrumen

a. Menguji cobakan perangkat asesmen autentik

Ujicoba dilaksanakan di ruang Laboratorium SMAN 1 Lembang dengan

melibatkan 32 siswa kelas X MIA A yang belum mendapatkan pembelajaran

mengenai materi pencemaran lingkunagan. Hal pertama yang dilakuakan

adalah menginformasikan kepada siswa mengenai materi pembelajaran

selanjutnya pada pertemuan sebelumnya. Menyamakan persepsi dengan penilai

(observer) lain dilakukan agar penilai (observer) mengetahui aspek apa saja

yang harus diukur dari siswa secara individual dan bagaimana ketentuan

penilaiannya.

Saat pelaksanaan ujicoba, pembelajaran dilakukan selayaknya penelitian

atau penerapan asesmen autentik yang dikembangkan, dimana guru melakukan

apersepsi untuk menarik perhatian siswa. Selanjutnya guru menjelaskan apa

yang harus dilakukan siswa. Agar mempermudah penilai (observer) siswa

diberikan name tag dengan kode tertentu sesuai dengan yang ada pada lembar

penilaian yang menjadi pegangan penilai (observer). Uji coba dilakukan

dengan menggunakan pembelajaran inquiry lesson. Artinya tidak hanya task

dan rubrik yang diuji cobakan melainkan seluruh instrumen, baik instrumen

pembelajaran, instrumen penelitian maupun instrumen yang diteliti. Siswa

merancang percobaan sederhana untuk membuktikan dampak pencemaran

lingkungan, kemudian beberapa hari kemudian soal uraian diberikan sebagai

soal untuk ulangan harian. Lebih jelasnya pelaksaan uji coba ini dapat dilihat

pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11. Teknis Pelaksanaan Uji Coba Perangkat Penilaian Autentik

No Kegiatan Peralatan Keterangan

1 Mengiformasikan pembelajaran yang kan dilakukan pada pertemuan sebelumnya

(36)

No Kegiatan Peralatan Keterangan

2 Melengkapi dan memperbanyak perangkat penilaian

Lembar Kinerja Siswa (LKS), Lembar Observasi Kerja (rubrik penilaian kinerja), dan soal uraian

Pra-Uji coba

3 Mempersiapkan alat dan bahan praktikum

Ikan kecil, beberapa macam polutan, gelas ukur, pipet tetes, gelas plastik

Pra-Uji coba pertama

4 Menata ruangan untuk uji coba Meja dan kursi Pra-Uji coba

pertama 5 Menyamakan persepsi penilaian Lembar Kinerja Siswa (LKS) dan

Lembar Observasi Kerja (rubrik penilaian kinerja), Penilai

Laptop dan proyektor Pelaksanaan

uji coba pertama 7 Menguji coba task dan rubrik

penilaian kinerja kepada siswa secara individu

Lembar Kinerja Siswa (LKS), Lembar Observasi Kerja (rubrik penilaian kinerja), ikan kecil, beberapa macam polutan, gelas ukur, pipet tetes, gelas plastik

Pelaksanaan uji coba pertama

8 Memberikan soal uraian kepada siswa

Soal uraian Post-Uji coba

pertama

Task berupa Lembar Kinerja Siswa (LKS) diberikan kepada siswa,

kemudian siswa mengerjakan task tersebut sesuai perintah atau arahan yang

dimuat dalam task tersebut. Guru juga memberikan penjelasan cara

mengerjakan task di awal pembelajaran. Hal ini dilakukan agar siswa mengerti

maksud task dengan baik.

Sedangkan rubrik penilaian digunakan oleh observer (penilai) untuk

mengukur kinerja siswa dalam mengisi task. Rubrik penilaian kinerja dimuat

dalam Lembar Observasi Penilaian Kinerja agar memudahkan penilai

(observer) dalam menilai kinerja serta jawaban siswa dalam mengerjakan task.

Secara ringkas, pelaksaan uji coba perangkat asesmen autentik dapat dilihat

(37)

44

Gambar 3.1. Alur Pelaksanaan Uji Coba Perangkat Asesmen Autentik

b. Menerapkan perangkat asesmen autentik

Penerapan perangkat asesmen autentik yang telah dikembangkan

dilakukan di ruang kelas X MIA B SMAN 1 Lembang, hal ini berbeda dengan

saat pelaksaan ujicoba yang dilakukan di ruang Labolatorium IPA. Alasan

dilakukannya penerapan di ruang kelas sendiri karena ruang Labolatorim IPA

sedang digunakan oleh kelas untuk mata pelajaran yang lain, hal ini juga

dilakukan karena tidak ada waktu lain yang diizinkan oleh pihak sekolah.

Penerapan perangkat asesmen autentik ini melibatkan 39 orang siswa kelas X

MIA B yang belum mendapatkan pembelajaran mengenai pencemaran

lingkungan.

Sama halnya dengan saat ujicoba, saat penerapan perangkat asesmen

autentik siswa dinformasikan mengenai materi pembelajaran selanjutnya pada

pertemuan sebelumnya. Sebelum pembelajaran dimulai dilakukan persiapan

alat dan bahan serta pengondisian siswa. Siswa diberikan name tag agar

memudahkan penilai (observer) dalam melakukan proses penilaian.

Pembelajaran dimulai dengan menarik perhatian siswa melalui video mengenai

pencemaran lingkungan yang ditayangkan. Kemudian guru mengumumkan

materi pembelajaran serta menjelaskan kegiatan yang akan siswa lakukan.

(38)

Siswa (LKS) kepada para siswa. Sebenarnya digunakannya kelas sebagai

tempat penerapan asesmen autentik memiliki keuntungan tersendiri seperti

memudahkannya pembagian Lembar Kinerja Siswa (LKS) dan penilaian yang

dilakukan oleh penilai (observer) saat siswa merancang percobaan.

Rubrik penilaian diterapkan tanpa dilakukan perbaikan karena memang

tidak ada keluhan dari observer (penilai). Soal uraian sebagai benchmarking

(pembanding) yang telah diperbaiki pun diterapkan. Pelaksaan penerapan

perangkat asesmen autentik dilakukan sama seperti pada saat uji coba. Saat

pelaksaan penerapan soal uraian diberikan tepat setelah siswa selesai

mengerjakan task berupa LKS terkait waktu yang diberikan oleh pihak sekolah

untuk melakukan penelitian hanya pada hari itu saja. Teknis pelaksaan

penerapan perangkat asesmen autentik secara lebih lengkap disajikan pada

Tabel 3.12.

Tabel 3.12. Teknis Pelaksanaan Penerapan Perangkat Penilaian Autentik

No Kegiatan Peralatan Keterangan

1 Mengiformasikan pembelajaran selanjutnya pada pertemuan sebelumnya

Seluruh siswa kelas X MIA B Pra-Penerapan

2 Melengkapi dan memperbanyak perangkat penilaian

Lembar Kinerja Siswa (LKS), Lembar Observasi Kerja (rubrik penilaian kinerja), dan soal uraian

Pra-Penerapan

3 Mempersiapkan alat dan bahan praktikum

Ikan kecil, beberapa macam polutan, gelas ukur, pipet tetes, gelas plastik

Pra-Penerapan

4 Menata ruangan untuk uji coba pertama kedua

Meja dan kursi Pra-Penerapan

5 Menyamakan persepsi penilaian Lembar Kinerja Siswa (LKS) dan Lembar Observasi Kerja (rubrik penilaian kinerja), Penilai (Observer)

Pra-Penerapan

6 Melakukan apersepsi pembelajran

Laptop dan proyektor Pelaksanaan

Penerapan 7 Menerapkan task dan rubrik

penilaian kinerja kepada siswa secara individu

Lembar Kinerja Siswa (LKS), Lembar Observasi Kerja (rubrik penilaian kinerja), ikan kecil, beberapa macam polutan, gelas ukur, pipet tetes, gelas plastik

Pelaksanaan Penerapan

8 Memberikan soal uraian kepada siswa

Soal uraian Post-Penerapan

9 Memberikan angket Angket tanggapan siswa Post-Penerapan

Task diterapkan pada siswa kelas penerapan secara individual. Siswa

(39)

46

Sebisa mungkin siswa diminta untuk mengerjakan task tidak melebihi waktu yang

diberikan. Sedangkan rubrik penilaian digunakan untuk mengukur kinerja yang

ditampilkan siswa dalam mengerjakan task yang diberikan. Secara lebih jelas

teknis pelaksanaan penerapan perangkat asesmen autentik disajikan pada Gambar

3.2.

3. Tahap Akhir: Memvalidasi Hasil Instrume n yang Diteliti dan

Instrumen Penelitian

a. Menganalisis seluruh perangkat penilaian

Pada tahap ini, analisis kuantitatif dan kualitatif dilakukan terhadap

seluruh perangkat penilaian yang telah digunakan. Analisis kualitatif meliputi

validitas dan reliabilitas perangkat non-tes dan tes, serta tingkat kesukaran dan

daya pembeda soal. Soal dengan kualitas baik akan dipertahankan sedangkan

soal dengan kualitas yang kurang baik akan diperbaiki kembali.

b. Memverifikasi perangkat penilaian (uji kecocokan)

Verifikasi perangkat penilaian dilakukan dengan menganalisis hasil yang

ditampilkan siswa dalam mengisi task dan soal uraian. Tujuan dilakukannya

Informasi pembelajaran selanjutnya

Memperbanyak perangkat penilaian

Mempersiapkan alat dan bahan

Menata ruangan untuk pelaksanaan uji coba

Menyamakan persepsi penilaian

Angket

Post-Penerapan Pra-Penerapan

Pelaksanaan Penerapan

Gambar 3.2. Alur Pelaksanaan Penerapan Perangkat Asesmen Autentik

T es kinerja

(40)

verifikasi ini adalah untuk membandingkan hasil jawaban siswa dalam

mengerjakan LKS dan soal uraian, apakah ada kenaikan, penurunan, atau tetap.

c. Rekomendasi perbaikan instrumen

Seluruh perangkat instrumen yang digunakan selama penelitian

berlangsung, baik perangkat instrumen yang diteliti maupun perangkat

istrumen yang dugunakan dalam penelitian belum dapat dikategorikan sebagai

perangkat instrumen yang baik dan memiliki kualitas yang tinggi dan baik pula.

Soal pada task dan soal uraian serta rubrik yang sudah memiliki kualitas baik

sebaiknya dipertahankan sedangkan yang memiliki kualitas yang kurang baik

dapat diperbaiki untuk meningkatkan kualitasnya, sehingga memiliki

reliabilitas yang tinggi walaupun diuji cobakan pada kelas ataupun sekolah

yang berbeda. Selain itu, hasil yang diperoleh dari tahap uji coba dan

penerapan dapat digunakan untuk membuat rekomendasi pelaksanaan teknis

pengembangan asesmen autentik secara lebih lanjut.

d. Penyusunan laporan penelitian

Setelah melakukan analisis hasil penelitian terhadap seluruh instrumen

penelitian maupun instrumen yang diteliti, melakukan verifikasi jawaban yang

ditampilkan siswa dalam mengerjakan task dan soal uraian, serta membuat

rekomendasi perbaikan instrumen, penyusunan laporan penelitian dilakukan.

Penyusunan laporan penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan baik

proses maupun hasil penelitian. Secara singkat, prosedur pengumpulan data

(41)

48

Gambar 3.3 Bagan Alur Penelitian

Tahap Pe laksanaan

Tahap Akhir

Benchmark hasil jawaban siswa pada task

dan soal uraian

Studi kurikulum Studi literatur

Seminar Uji coba task dan rubrik

Gambar

Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data Instrumen Jenis Data
Tabel 3.2. Kompetensi dan Indikator KPS Terintegrasi Kompetensi Dasar
Tabel 3.3. Analisis Prosedur Tepat/kriteria Nilai Tertinggi KPS terintegrasi
tabel pengamatan Siswa mampu mengubah bentuk data dari tabel ke
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang berjudul “ Pengembangan Instrumen Asesmen Autentik Untuk Mengukur Keterampilan Berpikir Kritis dan Kinerja Siswa Kelas XI pada Materi Termokimia ” ini

Pengembangan instrumen asesmen ini dapat digunakan sebagai alat ukur dalam mengukur keterampilan proses sains peserta didik, dan dapat dijadikan referensi bagi guru dalam menyusun

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana instrumen penilaian proyek yang dapat menilai kemampuan

Kemampuan keterampilan proses sains yang digunakan dalam pembelajaran biologi juga menuntut penilaian yang autentik.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. © Aghnia

Berdasarkan tabel 9, dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan asesmen keterampilan proses sains yang dimiliki mahasiswa baik, penilaian tertinggi dari keterampilan

Berdasarkan tabel 9, dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan asesmen keterampilan proses sains yang dimiliki mahasiswa baik, penilaian tertinggi dari keterampilan

Hal ini menunjukkan bahwa perangkat asesmen autentik berbasis kontekstual yang dikembangkan sudah sangat layak digunakan untuk mengukur kompetensi mahasiswa pada ranah pengetahuan