• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN INQUIRY LAB.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN INQUIRY LAB."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN INQUIRY LAB

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

.

Oleh : Aghnia Rahmawati

1100286

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN INQUIRY LAB

Oleh

Aghnia Rahmawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Aghnia Rahmawati

Universitas Pendidikan Indonesia

November 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN INQUIRY LAB

Oleh

Aghnia Rahmawati 1100286

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I

Dr. Ana Ratna Wulan, M.Pd. NIP. 197404171999032001

Pembimbing II

Dr. Hj. Sariwulan Diana, M.Si. NIP. 196202111987032003

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Biologi,

(4)

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu v

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan asesmen autentik untuk menilai Keterampilan Proses Sains (KPS) terintegrasi pada pembelajaran berbasis inquiry lab. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkap kelebihan dan kekurangan asesmen autentik untuk menilai KPS terintegrasi pada pembelajaran inquiry lab. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan culster random sampling. Hasil uji coba menujukkan bahwa task (tugas kinerja) masih perlu diperbaiki. Hasil penerapan asesmen autentik menunjukkan bahwa task dan rubrik yang dikembangkan sudah dapat digunakan dengan baik. Task dan rubrik yang dikembangkan juga sudah memenuhi kriteria task dan rubrik baik sesuai dengan literatur. Kelebihan asesmen yang dikembangkan pada penelitian ini adalah asesmen kinerja dapat mengungkap KPS terintegrasi yang dimiliki oleh siswa. Kelemahan asesmen yang dikembangkan yakni asesmen kinerja untuk menilai KPS terintegrasi membutuhkan penilai yang tidak sedikit. Berdasarkan tanggapan siswa, task yang digunakan dapat dipahami dan menjadikan siswa aktif berpikir dalam melakukan praktikum. Berdasarkan tanggapan guru, rubrik penilaian yang dikembangkan sudah cukup jelas. Kriteria KPS terintegrasi siswa mencakup kriteria sangat tinggi, tinggi, dan sedang.

(5)

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu v

ABSTRACT

A study about authentic assessment development was conducted to develop authentic assessment to assess integrated science process skills on inquiry lab-based learning. In addition, this study was conducted to reveal the advantages and disadvantages of authentic assessment to assess the integrated science process skills on inquiry lab-based learning. This study used descriptive method. Study subject was tenth grade of SHS. Sampling was conducted using culster random sampling. The trial results showed that the task performance still need to be improved. The results of the authentic assessment application showed that the task and rubric developed can already used well. Tasks and rubrics developed also have complied the criteria of good task and rubric in the literature. Advantages of developed assessment in this study was the performance assessment can reveal an integrated science process skills of students. The weakness of assessment developed was need more observer to assess the performance assessment of student integrated science process skills. Based on the responses of students, the task was understandable and made students active to thinking for practicum. Based on the responses of teachers, the rubric of assesment developed was enough obvious. The criteria of student integrated science process skills include very high criteria, high criteria and medium criteria.

(6)

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

PERNYATAAN... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Strktur Organisasi Skripsi... 6

BAB II ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KPS (KETERAMPILAN PROSES SAINS) TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN INQUIRY LAB ... 7 A. Pembelajaran Berbasis Inquiry lab... 7

B. KPS (Keterampilan Proses Sains) ... 9

C. Asesmen Autentik... 13

D. Penilaian kinerja (performance assessment)..... 17

E. Tinjauan pembelajaran dan asesmen konsep daur ulang limbah ... 23

F. Penelitian yang Relevan... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 26

A. Desain Penelitian... 26

B. Populasi dan Sampel... 26

(7)

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

D. Instrumen Penelitian ... 27

E. Teknik Pengambilan Data... 28

F. Prosedur Penelitian... 29

G. Analisis Data... 38

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN... 41

A. Asesmen Autentik untuk Menilai KPS (Keterampilan Proses Sains) Terintegrasi pada Pembelajaran Inquiry Lab Berdasarkan Hasil Uji Coba... 41 B. Asesmen Autentik untuk Menilai KPS Terintegrasi pada Pembelajaran Inquiry Lab Berdasarkan Hasil Penerapan... 51 C. Tanggapan Siswa, Observer, dan Guru... 56

D. Kelebihan dan Kelemaham Asesmen Autentik yang dikembangkan untuk Menilai KPS (Keterampilan Proses Sains) Terintegrasi... 59 E. KPS Terintegrasi yang Dimiliki Siswa Berdasarkan Hasil Pengembangan... 61 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI... 63

A. Simpulan... 63

B. Implikasi dan Rekomendasi... 64

DAFTAR PUSTAKA... 65

(8)

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Level inquiry ... 7

Tabel 2.2. Perbedaan Asesmen Tradisional dan Asesmen Autentik... 15

Tabel 2.3. Kompetensi Inti Konsep Daur Ulang Limbah ... 19

Tabel 2.4. Kompetensi Dasar Konsep Daur Ulang Limbah ... 23

Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data 29... 29

Tabel 3.2. Indikator KPS Terintegrasi... 30

Tabel 3.3. Kisi soal essay... 31

Tabel 3.4. Kisi-kisi Angket Siswa... 31

Tabel 3.5. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru... 32

Tabel 3.6. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Observer 32 Tabel 3.7. Pelaksanaan Teknis Uji coba dan Penerapan Perangkat Penilaian.. 35

Tabel 3.8. Kriteria Validitas... 38

Tabel 3.9. Kriteria Reliabilitas ... 39

Tabel 3.10. Kriteria Taraf Kesukaran ... 39

Tabel 3.11. Aturan Koentjaraningrat ... 40

Tabel 3.12. Pengkategorian level KPS terintegrasi siswa... 40

Tabel 4.1. Catatan Lapangan (Anecdotal Record) Pelaksanaan Uji Coba I ... 42

Tabel 4.2. Prosedur Percobaan pada LKS ... 44

Tabel 4.3 Rekapitulasi Analisis Task Uji Coba I ... 46

Tabel 4.4. Catatan Lapangan (Anecdotal Record) Pelaksanaan Uji Coba II ... 47

Tabel 4.5. Rekapitulasi Analisis Task Uji Coba II ... 50

Tabel 4.6. Catatan Lapangan (Anecdotal Record) Pelaksanaan Penerapan Asesmen Autentik yang Dikembangkan ... 51 Tabel 4.7. Karakteristik Task yang Dikembangkan ... 54

(9)

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Alur langkah-langkah penelitian... 26 Gambar 4.1. Pertanyaan Pengarah dalam Prosesdur Percobaan pada LKS Uji Coba I ...

43

Gambar 4.4. Persentase KPS Terintegrasi yang Dimiliki Siswa pada Tahap Penerapan Asesmen Kinerja yang Dikembangkan ...

(10)

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1. Silabus Mata Pelajaran... 68

Lampiran A.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 72

Lampiran B.1. Instrumen Task Uji Coba I ... 88

Lampiran B.2. Rubrik Penilaian Kinerja ... 93

Lampiran B.3. Instrumen Task Uji Coba II dan Penerapan ... 96

Lampiran B.4. Lembar Penilaian Kinerja pada Tahap Uji Coba... 101

Lampiran B.5. Lembar Penilaian Kinerja pada Tahap Penerapan... 105

Lampiran B.6. Angket... 106

Lampiran B.7. Pedoman Wawancara Guru... 107

Lampiran B.8. Pedoman Wawancara Observer... 108

Lampiran B.9. Soal Keterampilan Proses Sains Terintergrasi... 109

Lampiran C.1. Rekapitulasi Analisis Validitas Soal Uji Coba I ... 116

Lampiran C.2. Rekapitulasi Analisis Validitas Soal Uji Coba II... 116

Lampiran C.3. Kemampuan KPS Terintegrasi Siswa... 117

(11)

1

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya sains dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah (Sidiq, 2012). Selain itu, sains dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur. Sebagai proses, sains diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk, sains diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah, atau di luar sekolah. Sebagai prosedur, sains dimaksudkan sebagai metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific method).

Pada proses pembelajaran, siswa perlu menguasai produk-produk sains dan metode ilmiah serta perlu keterampilan yang disebut keterampilan proses sains (KPS) (Supadmiyati, 2013). KPS merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat yang dapat digunakan bukan saja untuk mempelajari berbagai macam ilmu tetapi juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, KPS dimiliki siswa dari tingkat SD hingga universitas dengan KPS yang terus terasah. Melalui KPS, siswa tidak perlu menunggu ilmu pengetahuan diperbaharui orang lain karena dengan keterampilan yang dimilikinya dapat melakukan pembaharuan pengetahuan. Keterampilan tersebut membuat siswa menemukan pengetahuan sendiri tanpa harus menunggu pengetahuan yang baru.

KPS siswa yang muncul dan berkembang dalam pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah terdiri dari keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses sains terintegrasi (Padilla, 1990). Keterampilan proses sains dasar dibutuhkan untuk mengembangkan keterampilan proses sains yang lebih kompleks yakni keterampilan proses sains terintegrasi.

(12)

2

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

pula dengan mengetahui bagaimana caranya untuk mengumpulkan fakta dan menghubungkan fakta-fakta untuk membuat suatu penafsiran atau kesimpulan. Selain itu, dengan adanya KPS ini siswa akan lebih aktif, kreatif, terampil serta memiliki pengalaman yang menarik sehingga nantinya dapat mengasah pola pikir siswa (Lederman et al., 2013).

KPS yang dimiliki siswa tersebut harus dinilai atau diases dalam proses pembelajaran (Supadmiyati, 2013). Penilaian autentik dapat digunakan untuk menilai KPS karena dapat mengukur KPS siswa melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun produk secara langsung.

Namun dewasa ini, guru hanya sekedar mengerti pengertian penilaian autentik yang terdapat dalam kurikulum 2013. Ditambah lagi, buku yang tersedia belum cukup memadai untuk memahamkan guru tentang penerapan penilaian autentik (Bhakti, 2013). Belum semua guru paham tentang cara pelaksanaan penilaian autentik dan untuk menerapkannya sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 khususnya tuntutan dalam pembelajaran masih terdapat kerancuan.

Kurikulum 2013 menuntut dan menekankan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah sebagai perangkat atau katalisator utamanya (Kemendikbud, 2013). Pendekatan ilmiah juga erat kaitannya dengan pembelajaran berbasis scientific inquiry. Salah satu jenis pembelajaran berbasis scientific inquiry adalah pembelajaran berbasis inquiry lab (Wenning, 2010). Inquiry lab berbeda dengan aktivitas pembelajaran laboratorium biasa. Dalam Inquiry lab ini siswa diarahkan melaksanakan perencanaan percobaan dan pengumpulan data secara bebas.

(13)

3

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

Banyak penelitian pada pembelajaran berbasis lab tidak berhasil, karena gagal menilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran tersebut (Hofstein & Lunetta, 2003). Penilaian autentik terhadap keterampilan siswa dan pemahaman terkait dengan pembelajaran yang dilakukan harus menjadi bagian integral dari pembelajaran berbasis lab. Alat penilaian harus mengukur keterampilan penyelidikan siswa, persepsi siswa, penyelidikan ilmiah, dan konsep-konsep ilmiah yang dimiliki siswa. Selain itu, pada penelitian sebelumnya tentang pembelajaran inquiry lab tidak memunculkan KPS siswa (Kurniasih, 2013). KPS siswa yang banyak dimunculkan dalam proses pembelajaran SMA hanya KPS dasar saja (Alhajjah, 2013). Padahal KPS terintegrasi siswa penting dimunculkan dalam proses pembelajaran SMA (Supadmiyati, 2013).

Keterampilan siswa yang muncul dalam pembelajaran seperti KPS terintegrasi harus dinilai dengan asesmen autentik. Pada dasarnya, penilaian autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya (Kemendikbud, 2014). Namun, terdapat penelitian sebelumnya tentang penilaian autentik yang dilakukan untuk mengukur kriteria keterampilan siswa yang banyak dan kurang spesifik sehingga sulit untuk diobservasi (Supadmiyati, 2013). Padahal kriteria yang jelas memudahkan penilai untuk mengobservasi keterampilan siswa (Majid, 2011).

Hal tersebut di atas menujukkan bahwa penting dilakukan penelitian mengenai pengembangan penilaian atau asesmen autentik pada pembelajaran berbasis inquiry lab. Pada penelitian ini diharapkan dapat diperoleh perangkat asesmen autentik untuk menilai KPS terintegrasi siswa dengan baik sehingga KPS terintegrasi dapat lebih dikembangkan dalam pembelajaran. Asesmen autentik pada pembelajaran berbasis inquiry lab akan berjalan baik jika diimplikasikan dalam pembelajaran dengan metode praktikum.

(14)

4

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

materi yang dapat dibelajarkan dan diukur oleh asesmen autentik adalah pemanfaatan ulang (Reuse) dan pendaur ulang (Recycle). Mengingat urgensi dan pentingnya upaya pengembangan asesmen autentik tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengembangan asesmen autentik untuk menilai keterampilan proses sains terintegrasi pada siswa kelas X MIA dalam pembelajaran berbasis inquiry lab.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pengembangan asesmen autentik untuk menilai KPS terintegrasi pada pembelajaran inquiry lab?. Rumusan masalah tersebut diturunkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah asesmen autentik untuk menilai KPS terintegrasi pada pembelajaran inquiry lab berdasarkan hasil uji coba?

2. Bagaimanakah asesmen autentik untuk menilai KPS terintegrasi pada pembelajaran inquiry lab berdasarkan hasil penerapan?

3. Apakah kelemahan dan kelebihan asesmen autentik berdasarkan hasil uji coba dan penerapan?

4. Bagaimanakah tanggapan siswa dan guru terhadap asesmen autentik yang dikembangkan pada pembelajaran inquiry lab?

5. Bagaimanakah KPS terintegrasi yang dimiliki oleh siswa saat pembelajaran inquiry lab berdasarkan hasil penerapan?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran inquiry lab yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan pembelajaran inquiry laboratorium menurut Wenning (2010) yang berupa Guided Inquiry.

(15)

5

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

dan bahan, merencanakan langkah-langkah percobaan, melakukan percobaan, megumpulkan data, menterjemahkan data, menghubungkan variabel, dan membuat kesimpulan.

3. Materi yang digunakan dalam pembelajaran berbasis inquiry lab ini adalah materi daur ulang mengenai pemanfaatan limbah organik kulit singkong untuk pembuatan lem pati alami mengikuti silabus kurikulum 2013.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengembangkan asesmen autentik untuk menilai KPS terintegrasi pada pembelajaran inquiry lab. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan pengembangan asesmen autentik untuk menilai KPS terintegrasi pada pembelajaran inquiry lab.

2. Mengungkap kelebihan dan kekurangan asesmen autentik untuk menilai KPS terintegrasi pada pembelajaran inquiry lab.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan suatu penguatan mengenai asemen autentik yang dikembangkan agar dapat dilakukan pada pembelajaran inquiry lab selanjutnya sehingga asesmen autentik menjadi asesmen alternatif yang valid dalam pembelajaran.

F. Struktur Organisasi Skripsi

(16)

6

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

(17)

26

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif (descriptif research). Peneliti hanya menggambarkan kondisi di lapangan sesuai fakta yang terjadi saat itu tanpa ada perlakuan terhadap variabel. Penelitian ini mendeskripsikan pengembangan asesmen autentik pada pembelajaran inquiry lab.

B. Subjek Penelitian

Kelas uji coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas XI MIA 1 dan X MIA 6. Uji coba pertama dilakukan di kelas XI MIA I dan uji coba kedua dilakukan di kelas X MIA 6. Kelas penerapan asesmen autentik dilakukan di kelas X MIA 3. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMAN 12 Bandung pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 yang sedang mendapatkan pelajaran biologi materi pencemaran lingkungan sub materi daur ulang. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan culster random sampling. Salah satu kelas X yang ditentukan dalam penelitian ini dengan alasan bahwa setiap kelas mendapatkan peluang yang sama untuk dilakukannya penelitian, dengan kata lain semua sampel anggota populasi dianggap homogen.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penilitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan asesmen autentik adalah proses yang dimulai dengan menyusun asesmen autentik untuk menilai Keterampilan Proses Sains (KPS) terintegrasi pada pembelajaran inquiry lab yang diuji coba. Hasil uji coba menjadi bahan pengembagan asesmen untuk diterapkan dalam pembelajaran.

(18)

27

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

3. Pembelajaran inquiry lab adalah pembelajaran yang di dalamnya terdapat kegiatan diskusi di awal pembelajaran dan pertanyaan yang menuntun siswa untuk melakukan prosedur percobaan. Pembelajaran inquiry lab dalam penelitian ini diaplikasikan pada kegiatan praktikum daur ulang limbah kulit singkong yang memunculkan KPS terintegrasi yang dimiliki siswa. KPS terintegrasi tersebut dinilai melalui penilaian kinerja (performance assessment).

4. Penilaian kinerja (performance assessment) dalam penelitian ini mencakup task dan rubrik penilaian untuk menilai KPS terintegrasi. KPS terintegrasi yang dimiliki siswa diverifikasi dengan tes essay di akhir pembelajaran siswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lembar tugas (task) KPS terintegrasi siswa yang muncul dalam

pembelajaran inquiry lab yang dinilai menggunakan rubrik penilaian kinerja. Instrumen tersebut termasuk ke dalam penilaian non-tes dan digunakan untuk mengungkap KPS terintegrasi siswa yang muncul dalam pembelajaran inquiry lab. Task yang sudah dibuat kemudian di-judgement kepada dosen ahli. Pada beberapa bagian task dilakukan perbaikan sesuai rekomendasi dosen. Task yang telah diperbaiki di-judgement kembali hingga benar-benar layak untuk digunakan.

2. Rubrik penilaian kinerja untuk menilai KPS terintegrasi siswa. Rubrik tersebut berupa rubrik penilaian rating scale. Rubrik penilaian kinerja yang sudah dibuat kemudian di-judgement kepada dosen ahli. Pada beberapa bagian rubrik penilaian kinerja dilakukan perbaikan sesuai rekomendasi dosen. Rubrik penilaian kinerja yang telah diperbaiki di-judgement kembali hingga benar-benar layak untuk digunakan.

Penelitian ini diperlukan instrumen untuk meneliti tentang kelebihan dan kelemahan instrumen penelitian yaitu:

(19)

28

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

kisi-kisi soal KPS terintegrasi pada materi daur ulang limbah (Tabel 3.2). Soal dan rubrik penilaian soal yang sudah dibuat kemudian di-judgement kepada dosen ahli. Pada beberapa bagian soal dilakukan perbaikan sesuai rekomendasi dosen. Soal yang telah diperbaiki di-judgement kembali hingga benar-benar layak untuk digunakan. Soal essay disebarkan kepada siswa untuk mengetahui bagaimana KPS terintegrasi yang dimiliki siswa. Hasil jawaban siswa pada soal essay ini akan digunakan sebagai bahan untuk verifikasi KPS terintegrasi yang dimiliki siswa.

4. Angket tanggapan siswa, untuk mengungkap tanggapan siswa mengenai lembar tugas (task), meliputi kebermanfaatan task dan kesulitan yang dihadapi saat mengerjakan task. Pembuatan angket tanggapan siswa mengacu pada kisi-kisi angket (Tabel 3.3).

5. Pedoman wawancara guru, untuk mengungkap tanggapan guru mengenai penilaian kinerja (performance asesment) yang dikembangkan dalam pembelajaran inquiry lab. Pedoman wawancara guru mengacu pada kisi-kisi angket (Tabel 3.4).

6. Pedoman wawancara observer, untuk mengungkap tanggapan observer mengenai task dan rubrik yang dikembangkan dalam pembelajaran inquiry lab. Pembuatan pedoman wawancara observer mengacu pada kisi-kisi angket (Tabel 3.5).

7. Catatan lapangan (anecdotal record) dibuat selama penelitian di lapangan berlangsung memuat kejadian-kejadian faktual selama penggunaan instrumen.

E. Teknik Pengumpulan Data

(20)

29

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data

No. Teknik Instrumen Jenis Data

1. Observasi Lembar tugas (task) dan rubrik penilaian kinerja

KPS terintegrasi siswa dalam pembelajaran inquiry lab

2. Penilaian tes Soal essay KPS terintegrasi siswa

3. Angket Angket Tanggapan siswa mengenai lembar tugas (task) kinerja dalam

pembelajaran inquiry lab

4. Dokumentasi Catatan penelitian

(anecdotal record)

Catatan kejadian-kejadian faktual yang terjadi selama penggunaan instrumen

5. Wawancara Pedoman wawancara Tanggapan guru dan observer mengenai penilaian kinerja yang dikembangkan

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pembuatan pengembangan instrumen penilaian kinerja yang melibatkan proses instrumen penilaian kinerja. Adapun langkah-langkah penelitian ini secara rinci terbagai menjadi empat tahapan utama yaitu persiapan, penyusunan instrumen, uji coba instrumen, dan validasi.

1. Tahap Pertama: Persiapan

Pada tahap persiapan ini, terdiri dari beberapa kegiatan yaitu:

a. Melakukan studi literatur tentang keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran inquiry lab.

b. Melakukan studi kurikulum yang digunakan di SMA mengenai KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) materi daur ulang limbah pada kurikulum 2013 (Lampiran A.1).

Studi kurikulum ini dilakukan untuk mengetahui Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai oleh siswa. Selanjutnnya materi ditentukan dengan didasarkan pada atas materi yang dianggap sesuai untuk dilakukan penilaian autentik dengan pembelajaran dan berdasarkan atas KI dan KD yang telah ditentukan.

(21)

30

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

2. Tahap Kedua: Penyusunan Instrumen

Pada tahap penyusunan instrumen ini, terdiri dari beberapa kegiatan yaitu: a. Membuat lembar tugas (task) (Lampiran B.1) beserta rubrik penilaian

kinerja (Lampiran B.2) yang berisi penjabaran aspek penilaian KPS terintegrasi siswa yang dapat muncul dalam pembelajaran inquiry lab berikut kriterianya. Pembuatan task mengacu pada indikator yang disesuaikan dengan KPS terintegrasi yang dapat muncul dalam pembelajaran (Tabel 3.2).

Tabel 3.2. Indikator KPS Terintegrasi

b. Membuat kisi-kisi soal essay (Tabel 3.3) yang memuat aspek KPS terintegrasi siswa dan membuat soal essay (Lampiran B.9) yang mengacu pada kisi-kisi soal yang telah dibuat. Soal essay yang dibuat berupa uraian terbuka yang bertujuan untuk menggali KPS terintegrasi siswa sebagai bahan verifikasi jawaban siswa saat mengerjakan task pembelajaran inquiry lab. Soal yang dibuat memiliki indikator yang hampir sama dengan task sehingga dapat digunakan sebagai pembanding. Soal essay digunakan pada tahap uji coba dan penerapan asesmen autentik yang dikembangkan. Soal KPS Terintegrasi

(Padilla, 1990)

Indikator

Merumuskan hipotesis Siswa mampu menentukan rumusan masalah percobaan

Siswa mampu membuat hipotesis atau dugaan sementara dari percobaan yang dirancang

Mengontrol variabel Siswa mampu mengontrol dan mengidentifikasi variabel-variabel percobaan

Bereksperimen/ Melakukan percobaan

Siswa mampu menentukan alat dan bahan percobaan Siswa mampu menentukan prosedur percobaan yang relevan dengan rumusan masalah

Siswa mampu melakukan percobaan sesuai dengan prosedur yang dirancang

(22)

31

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

essay diberikan kepada siswa setelah siswa melakukan praktikum daur ulang dengan pembelajaran berbasis inquiry lab dan siswa mengerjakan soal essay tersebut selama satu jam. Jawaban siswa pada soal essay menjadi bahan analisis validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal essay dengan tafasiran menurut Arikunto (2012). Analisis validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal essay pada tahap uji coba I disajikan pada Lampiran

3. Mengidentifikasi variabel percobaan yang akan dilakukan

7. Menginterpretasikan data yang diperoleh dari percobaan dalam bentuk grafik

9 1

8. Mengidentifikasi hubungan antar variabel yang diteliti

10 1

9. Membuat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan

11 1

c. Membuat kisi-kisi angket tanggapan siswa (Tabel 3.4) mengenai lembar tugas (task) dan kisi pedoman wawancara guru (Tabel 3.45 serta kisi-kisi pedoman wawancara observer (Tabel 3.6) mengenai penilaian kinerja (performance assessment).

Tabel 3.4. Kisi-kisi Angket Siswa

No. Aspek yang akan ditanyakan Soal

pada no.

2. Mengungkap tanggapan siswa mengenai kelemahan dan kelebihan task

2, 5, dan 6

(23)

32

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

No. Aspek yang akan ditanyakan Soal

pada no.

Jumlah pertanyaan 3. Mengungkap kendala dan masalah yang dialami

siswa dalam penggunaan task

7 dan 9 2

4. Mengungkap sejauh mana siswa memahami penggunaan soal

10 1

Tabel 3.5. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru

No. Aspek yang akan ditanyakan Soal

pada no.

Jumlah pertanyaan 1. Mengungkap teknik penilaian yang biasa

dilakukan dan kendala guru pada saat melakukan penilaian kinerja praktikum siswa

1 dan 2 2

2. Mengungkap tanggapan guru mengenai penggunaan penilaian kinerja guru mengenai penggunaan penilian kinerja

7 dan 8 2

Tabel 3.6. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Observer

No. Aspek yang akan ditanyakan Soal

pada no.

Jumlah pertanyaan 1. Mengungkap pendapat obsever mengenai rubrik

dan task yang dikembangkan

1 dan 2 2

2. Mengungkap tanggapan observer mengenai kesulitan dalam menilai task siswa

3 1

3. Mengungkap tanggapan observer mengenai penggunaan pedoman penilaian

4 1

4. Mengungkap saran dan tanggapan observer mengenai kekurangan task dan rubrik

5 1

d. Membuat angket tanggapan siswa, pedoman wawancara guru dan pedoman wawancara observer (Lampiran B.4, B.5, & B.6) yang mengacu pada kisi-kisi yang telah dibuat.

(24)

33

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

3. Tahap Ketiga: Uji Coba dan Pengembangan (Penerepan Instrumen Uji Coba)

Pada tahap uji coba instrumen ini, terdiri dari beberapa kegiatan yaitu: a. Membuat surat ijin yang ditujukkan kepada pihak sekolah yang dijadikan

tempat penelitian (Lampiran D)

a. Melakukan uji coba I yakni pemberian task dan soal kepada siswa kelas XI MIA 1. Saat pelaksanaan penelitian, dilakukan pencatatan beberapa aspek kejadian seperti task dan soal yang dikerjakan siswa, keadaan siswa, waktu pengerjaan task, keadaan kelas, dan pengawasan serta rubrik penilaian kinerja yang digunakan oleh observer untuk menilai KPS terintegrasi yang dimiliki siswa. Kemudian melakukan wawancara dengan observer untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan asesmen yang dikembangkan.

b. Analisis hasil uji coba I dengan melihat pola-pola jawaban siswa dan analisis pokok uji pada setiap butir soal menggunakan software ANATES ver 4.0.5. untuk mengetahui nilai validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran dari task dan soal serta menganalisis tanggapan observer mengenai perangkat asesmen yang dikembangkan. Jika task dan soal masih terdapat kekurangan dan validitas serta reabilitas soal masih rendah dilakukan revisi hingga instrumen layak untuk digunakan. Dalam tahap ini, redaksi task diperbaiki dan prosedur percobaan pada task juga diperbaiki). Selain itu, soal essay yang diberikan kepada siswa memliki validitas 0,71 (tinggi) dan reliabilitas 0,83 (sangat tinggi). Namun, berdasarkan Lampiran C.1. terdapat butir soal yang tidak valid yakni butir soal no.7 dan soal yang berkategori sangat mudah yakni no. 4 dan 8 maka butir soal tersebut direvisi atau diperbaiki berupa perubahan redaksi soal dan diuji cobakan kembali pada tahap uji coba II sehingga soal essay tersebut layak untuk digunkan. Analisis validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal essay pada tahap uji coba II disajikan pada Lampiran C.2.

(25)

34

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

pengawasan serta rubrik penilaian kinerja yang digunakan oleh observer untuk menilai KPS terintegrasi yang dimiliki oleh siswa. Kemudian melakukan wawancara dengan observer untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan asesmen yang dikembangkan.

c. Analisis hasil uji coba II dengan melihat pola-pola jawaban siswa dan analisis pokok uji pada setiap butir soal menggunakan software ANATES ver 4.0.5.untuk mengetahui nilai validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran task dan soal serta menganalisis tanggapan observer mengenai perangkat asesmen yang dikembangkan. Jika task masih terdapat kekurangan dan validitas serta reabilitas soal masih rendah dilakukan revisi hingga instrumen layak untuk digunakan. Dalam tahap ini, secara keseluruhan soal essay yang diberikan kepada siswa pada tahap uji coba II memliki validitas 0,87 (sangat tinggi) dan reliabilitas 0,93 (sangat tinggi). Berdasarkan Lampiran C.2. tidak terdapat butir soal yang tidak valid dan soal yang berkategori sangat mudah maka butir soal tersebut tidak direvisi dan dipakai pada tahap penerapan asesmen yang dikembangakan karena soal essay tersebut sudah layak untuk digunkan. Selain itu, lembar kinerja siswa diperbaiki menjadi lebih sederhana (Lampiran B.3).

d. Melakukan penerapan asesmen kinerja yang dikembangkan yakni pemberian task dan soal yang sudah direvisi kepada siswa kelas X MIA 3 serta lembar kinerja yang sudah direvisi kepada observer. Saat pelaksanaan penelitian, dilakukan pencatatan beberapa aspek kejadian seperti task dan soal yang dikerjakan siswa, keadaan siswa, waktu pengerjaan task, keadaan kelas, dan pengawasan serta rubrik penilaian kinerja yang digunakan oleh observer untuk menilai KPS terintegrasi yang dimiliki siswa. Kemudian memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap task yang dikerjakan dan melakukan wawancara dengan observer dan guru untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan asesmen yang dikembangkan.

(26)

35

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

dan guru mengenai perangkat asesmen yang dikembangkan berdasarkan hasil wawancara. Pelaksanaan teknis uji coba dan penerapan dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7. Pelaksanaan Teknis Uji coba dan Penerapan Perangkat Penilaian

No. Kegiatan Peralatan Keterangan

1. Mempersiapkan bahan dan alat praktikum

Kulit singkong, kapur bangunan, gelas ukur, wajan kecil,

timbangan, lampu bunsen, kaki tiga, pipet, becker glass, batang pengaduk, kain lap, dan kertas

Pra-uji coba dan

Task, rubrik penilaian kinerja, soal essay, dan pedoman wawancara observer

Pra-uji coba

Task, rubrik penilaian kinerja, soal essay, angket siswa, dan pedoman wawancara guru, serta pedoman wawancara penilai

Task, rubrik penilaian kinerja, soal essay, dan pedoman wawancara observer

Pra-uji coba

Task, rubrik penilaian kinerja, soal essay, angket siswa, dan pedoman wawancara guru, serta pedoman wawancara penilai

Task, rubrik penilaian kinerja, penilai (observer)

Soal essay Pelaksanaan uji

coba dan

Pedoman wawancara observer Pelaksanaan uji coba dan penerapan 9. Melakukan

wawancara dengan guru

(27)

36

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

4. Tahap Keempat: Validasi

Pada tahap ini, terdiri dari beberapa kegiatan:

a. Analisis kelebihan dan kekurangan perangkat penilaian yang dikembangkan.

(28)

37

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

Tahap pertama: persiapan

Studi literatur

Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Membuat surat ijin penelitian Tahap kedua:

penyusunan instrumen

Membuat task dan rubrik penilaian kinerja

Membuat kisi-kisi soal essay dan soal essay

Membuat kisi-kisi angket tanggapan siswa dan pedoman wawancara guru dan observer

Tahap keempat: Validasi

Judgment kepada dosen ahli <=> revisi

Gambar 3.1. Alur langkah-langkah penelitian Membuat rekomendasi

Analisis kelemahan dan kelebihan instrumen Studi kurikulum, penentuan KI dan KD

Tahap ketiga: uji coba dan

penerapan instrumen

Pemberian task dan soal (uji coba I)

Pemberian task dan soal (uji coba II)

Pemberian task dan soal serta wawancara (penerapan) Analisis hasil uji coba I

Analisis hasil uji coba II

(29)

38

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kualitatif dan melalui kuantitatif. Semua data diintegrasikan untuk dianalisis secara menyeluruh bagi penyusunan kesimpulan tentang pengembangan asesmen autentik untuk menilai KPS terintegrasi pada pembelajaran inquiry lab. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

1. Lembar tugas (task) yang mencakup KPS terintegrasi siswa dalam pembelajaran inquiry lab dinilai dengan rubrik penilaian kinerja dan diolah dengan aplikasi ANATES ver 4.0.5. Validitas dan reabilitas serta tingkat kesukaran task yang dinilai oleh rubrik penilaian kinerja pun dianalisis secara kuantitatif.

2. Respon (jawaban) siswa pada soal essay sebagai verifikasi KPS terintegrasi yang dimiliki siswa pada saat pembelajaran inquiry lab dianalisis secara kuantitatif dengan mengolahnya dengan aplikasi ANATES ver 4.0.5.

Validitas digunakan untuk mengetahui keakuratan soal dalam mengukur apa yang akan diukur. Adapun rumus untuk mencari validitas mengikuti aturan Arikunto (2012) adalah:

Nilai yang didapat kemudian diinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.8. Kriteria Validitas (Arikunto, 2012)

No. Koefesien validitas Kategori

1. 0,80-1,00 Sangat tinggi

2. 0,60 - 0,80 Tinggi

3. 0,40 - 0,60 Cukup

4. 0,20 - 0,40 Rendah

(30)

39

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

Reliabilitas merupakan nilai kepercayaan dari suatu soal. Adapun rumusnya mengikuti aturan Arikunto (2012) adalah sebagai berikut:

r11 = reliabilitas instrumen

Nilai yang didapat kemudian diinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.9. Kriteria Reliabilitas (Arikunto, 2012)

No. Koefesien Reliabilitas Kategori

1. 0,80-1,00 Sangat tinggi

2. 0,60 - 0,79 Tinggi

3. 0,20 - 0,59 Rendah

4. 0,00 - 0,19 Sangat rendah

Taraf kesukaran merupakan tingkat kesulitan soal. Adapun rumusnya mengikuti aturan Arikunto (2012) adalah sebagai berikut:

P = indeks kesukaran

B = jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa tes

Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.10. Kriteria Taraf Kesukaran (Arikunto, 2012)

No. Koefesien validitas Kategori

1. 0,00-0,30 Soal sukar

2. 0,30 - 0,70 Soal sedang

3. 0,71 – 1,00 Soal mudah

3. Respon (jawaban) pada angket tertutup siswa dihitung persentasinya untuk masing- masing kriteria dengan rumus:

% siswa = jumlah jawaban siswa x 100 % jumlah seluruh siswa

(31)

40

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

Tabel 3.11. Aturan Koentjaraningrat (2010). Persentase Kategori

0 % Tidak ada 1-25 % Sebagian kecil 26-49 % Hampir separuhnya

50 % Separuhnya 51-75 % Sebagian besar 76-99 % Hampir seluruhnya

100 % Seluruhnya

4. KPS terintegrasi siswa dapat diketahui dengan cara skor maksimal dari jawaban siswa dikali jumlah siswa kemudian membaginya dengan skor maksimal dari penilaian kinerja dan yakni skor 4. Kemudian didapatkan rentang kategori KPS terintegrasi siswa.

Tabel 3.12. Pengkategorian level KPS terintegrasi siswa

Skor Kategori

1-12 Rendah

13-24 Sedang

25-36 Tinggi

(32)

63

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Hasil uji coba menujukkan bahwa task (tugas kinerja) masih perlu diperbaiki. Perbaikan dilakukan terhadap redaksi task yang kurang dipahami oleh beberapa siswa, pembagian task yang dilakukan per siswa, perubahan prosedur percobaan terkait alat dan waktu yang lebih efesien, dan format lembar penilaian kinerja yang harus dibuat lebih praktis. Perbaikan task pada tahap uji coba digunakan pada tahap penerapan penerapan asesmen autentik. Rubrik penilaian kinerja yang digunakan pada tahap uji coba tidak terdapat hal yang harus diperbaiki.

Hasil penerapan asesmen autentik menunjukkan bahwa task dan rubrik yang dikembangkan sudah dapat digunakan dengan baik dan tidak terdapat hal yang harus diperbaiki. Task dan rubrik yang dikembangkan juga sudah memenuhi kriteria task dan rubrik baik sesuai dengan literatur.

Kelebihan asesmen yang dikembangkan pada penelitian ini adalah asesmen kinerja dapat mengungkap KPS (Keterampilan Proses Sains) terintegrasi yang dimiliki oleh siswa. Selain itu, rubrik penilaian kinerja mencakup kriteria-kriteria yang jelas untuk menilai KPS terintegrasi siswa. Asesmen kinerja yang dikembangkan juga menjadi bahan motivasi guru untuk melakukan penilaian kinerja pada pembelajaran selanjutnya. Kelemahan asesmen yang dikembangkan yakni asesmen kinerja untuk menilai KPS terintegrasi membutuhkan penilai (observer) yang tidak sedikit. Seorang guru atau penilai akan mengalami kesulitan untuk menilai keterampilan seluruh siswa dalam kelas karena jumlah siswa cukup banyak.

(33)

64

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

dikembangkan sudah dapat menilai KPS terintegrasi siswa yang muncul dalam pembejaran inquiry lab dengan rubrik penilaian yang jelas.

Kriteria KPS terintegrasi yang dimiliki siswa pada tahap penerapan asesmen kinerja mencakup kriteria sangat tinggi, tinggi, dan sedang. Sebesar 37 % siswa memiliki KPS terintegrasi dengan tingkat sangat tinggi, 52 % siswa memiliki KPS terintegrasi dengan tingkat tinggi, dan 11 % siswa memiliki KPS terintegrasi dengan tingkat sedang.

B. IMPILIKASI DAN REKOMENDASI

Implikasi pada penelitian ini yakni hasil penelitian tentang pengembangan asesmen autentik ini merupakan bukti dan memberikan suatu penguatan bahwa asesmen autentik yang dikembangkan dapat dilakukan dalam pembelajaran, sehingga menjadi asesmen alternatif yang valid dalam pembelajaran. Adapun saran yang ingin peneliti sampaikan berdasarkan pemaparan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya:

a. Peneliti lain dapat mengembangkan jenis penilaian autentik lain untuk mengukur KPS terintegrasi siswa.

b. Peneliti berikutnya dapat mengembangkan penilaian kinerja yang memiliki validitas dan reliabilitas yang lebih tinggi dengan uji coba berulang.

c. Peneliti lain dapat mengembangkan format lembar penilaian kinerja yang lebih sederhana

2. Bagi Guru dan siswa:

(34)

65

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

DAFTAR PUSTAKA

Amien, M. (1979). Apakah Metode Discovery-Inquiry itu?. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Atsnan, M F., dan Gazali, R Y. (2013). Penerapan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika Smp Kelas Vii Materi Bilangan (Pecahan). ISBN. 54. 429-436.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Alhajjah. (2012). Perbandingan Penggunaan LKS Teks, Gambar, dan Video terhadap KPS. S1 Skripsi, Universitas Indonesia.

Basuki, I dan Hariyanto. (2014). Asesmen Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Bhakti, A S. (2013). Pengembangan Model Penilaian Autentik Berbasis Kurikulum 2013. [Online]. Diakses dari:

http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel2B5157FBA171A8046A8FBCAD73267 BA6.pdf.

Dianita, S. (2015). Analisis Kualitas Desain Kegiatan Laboratorium Materi Pencemaran Lingkungan Jenjang SMP dan SMA. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Firmanto, H., et al. (2014). Seminar Nasional Pendidikan Sains. Yogyakarta: PPS UNY.

Gilbert S,W. (2011). Models-based Science Teaching. Virginia: National Science Teachers Association Press.

Hofstein, A dan Lunetta V. (2003). The laboratory in science education:

foundations for the twenty-first century. International Science Education. 10 (2). 28-54.

Lederman, J.S., Lederman, N.G., Bartos, S.A., Bartels, S.L., Meyer, A.A and Schwartz, R.S. (2013). Meaningful assessment of learners’ understandings about scientific inquiry—theviews about scientific inquiry (vasi)

questionnaire. Science Education Journal Of Research In Science Teaching. 51(1). 65–83.

(35)

66

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

Kemendikbud. (2014). Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Koentjaraningrat. (1997). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pestaka Utama.

Kurniasih, W. (2012). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Inquiry Lab terhadap Pemahaman Konsep dan Sikap Ilmiah Siswa pada Materi Daur Ulang. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Majid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Mueller, J. F. (2005). The Authenthic Assessment Toolbox: Enhanching Student Learning through Online Faculty Development. Journal of Learning and Teaching. (1).

Nurgiyantoro, B dan Suyata, P. (2009). Pengembangan model Asesmen otentik dalam pembelajaran bahasa. Cakrawala Pendidikan. 28 (3). 224-237.

Pantiwati, Y. (2013). Hakekat Asesmen Autentik Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Biologi. JEMS (Jurnal Edukasi Matematika dan Sains. 1 (1).

1-10.

Putri, D H dan Sutarno M. (2012). Model Kegiatan Laboratorium Berbasis Problem SolvingPada Pembelajaran Gelombang Dan Optik UNtuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa. Jurnal Exacta. 10 (2). 1-8.

Ramdani, D. (2012). Perbandingan Peningkatan Keterampilan Proses Sains Terintegrasi dengan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual dan Saingtemas. (Tesis). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rustaman, N., etal. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.

Rustaman, N. (2006). Penilaian Otentik (Authenthic Assessment) dan

penerapannya dalam pendidikan sains. Universitas Pendidikan Indonesia (FPMIPA)

Rustaman, N. (2010). Keterampilan Proses Sains. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sidiq, B. (2012). Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam. [Online]. Diakses dari:

(36)

67

Aghnia Rahmawati, 2015

Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains (Kps) Terintegrasi Pada Pembelajaran Inquiry Lab

Scholtz, A. (2007). An analysis of the impact of an authentic assessment strategy on student performance in a technology- mediated constructivist classroom: A study revisited. International Journal of Education and Development using Information and Communication Technology (IJEDICT). 3 (4). 42-53.

Sheeba, M. N. (2013). An Anatomy of Science Process Skills In The Light Of The Challenges to Realize Science Instruction Leading To Global Excellence in Education. Educationia Confab. 4 (2). 108-123.

Supadmiyati. (2013). Peningkatan KPS dengan Performance Assessment. (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wenning, C. J. (2005). ―Levels of inquiry: Hierarchies of pedagogical practices

and inquiry processes‖. Journal of Physics Teacher Education Online, 2(3),

3-11.

Wenning, C. J. (2006). ―A generic model for inquiry-oriented labs in

postsecondary introductory physics‖. Journal of Physics Teacher Education

Online, 3(3), 24-33.

Wenning, C. J. (2010). ―Levels of inquiry: Using inquiry spectrum learning sequences to teach science‖. Journal of Physics Teacher Education Online, 5(4), 11-19.

Wenning, C. J. (2011). ―The Levels of Inquiry Model of Science Teaching‖. Journal of Physics Teacher Education Online, 6(2), 2-9.

Wulan, A R. (2000). Penilaian Kinerja dan Portofolio pada Pembelajaran Biologi. Universitas Pendidikan Indonesia.

Zaman, B. (2012). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains terhadap Persepsi Siswa tentang Hakikat Sains dan Kemampuan KPS. S1 Skripsi, Universitas Indonesia.

Gambar

Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data
Tabel 3.4. Kisi-kisi Angket Siswa
Tabel 3.5. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru
Tabel 3.7. Pelaksanaan Teknis Uji coba dan Penerapan Perangkat Penilaian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada pembelajaran matematika di Sekolah Dasar dengan menggunakanstrategipemecahan masalah (kelas eksperimen), secara umum kemampuan penyelesaian soal cerita matematika

KONTRIBUSI MUTU INFORMASI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.. Universitas Pendidikan Indonesia

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma, Depok.. Gere, James

page table yang berisikan alamat awal ( base address ) frame memori

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan. © Erda Purnawati

[r]

Tabel distribusi frekuensi skor berdasarkan delapan

PEDOMAN OBSERVASI BAGI GURU TENTANG MASALAH YANG DIALAMI DAN CARA MENGATASI LATIHAN KESADARAN BUNYI. DALAM