Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tentang pengembangan asesmen kinerja dalam menilai keterampilan proses sains (KPS) terintegrasi siswa pada konsep habitat dalam ekosistem. Proses pengembangan asesmen kinerja dimulai dari penyusunan asesmen kinerja, uji coba perangkat asesmen sehingga diperoleh bagian-bagian yang diperbaiki dan diperoleh perangkat asesmen kinerja yang lebih sempurna. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa instrumen yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk menilai KPS terintegrasi pada konsep habitat dalam ekosistem. Hal ini dapat dilihat dari perolehan rata-rata skor KPS terintegrasi pada uji coba pertama (70,00) dan mengalami peningkatan pada tahap penerapan sebesar (73,11) dengan kategori baik. Selain itu juga asesmen kinerja yang dikembangkan efektif untuk menilai KPS terintegrasi, hal ini dapat dilihat dari validitas asesmen kinerja yang mengalami peningkatan pada setiap uji cobanya. Uji coba pertama memiliki nilai validitas sebesar (0,56), uji coba kedua sebesar (0,81) dan tahap penerapan sebesar (0,86). Dapat disimpulkan bahwa asesmen kinerja yang dikembangkan mampu menilai KPS terintegrasi siswa dengan nilai validitas akhir sangat tinggi.
ABSTRACT
This study was conducted to analyze about the development of the performance assessment in assessing the integrated science process skills on the concept of habitat in the ecosystem. Performance assessment development process starting from the arranged, then assessment testing in order to obtain the parts repaired, therefore the device of performance assessment more become complete. Descriptive method is used in this research. The study provides information that the instruments developed already proper for use to assess the integrated science process skills on the concept of habitat in the ecosystem. Judging from the achievement test scores on the implementation class development from the previous trials with an average score of integrated KPS by (70.00) and increased at the stage of implementation of (73.11) with good category. It also developed an effective performance assessment to assess the the integrated science process skills with validity of the assessment of performance has increased in every test try. The first trial has the validity number (0,56), the second trials has validity number (0.81) and the last trials has the validity number (0.86). It can be concluded the assessment was developed capable to assessing the integrated science process skills of students with very high the last valdity value.
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4
C. Batasan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II ASESMEN KINERJA UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM A. Pengertian Asesmen dalam Pembelajaran ... 7
B. Asesmen Kinerja ... 8
1. Pengertian Asesmen Kinerja ... 8
2. Komponen dalam Asesmen Kinerja ... 10
3. Kriteria Asesmen Kinerja ... 10
4. Kelebihan dan Kekurangan Asesmen Kinerja ... 11
C. Keterampilan Proses Sains . ... 12
1. Ketrampilan Proses Sains Dasar ... 12
2. Keterampilan Proses Sains Terintegrasi ... 15
D. Tinjauan Asesmen Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem ... 17
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 23
B. Populasi Dan Sampel ... 23
C. Definisi Operasional ... 23
D. Instrumen Penelitian ... 24
E. Tahap Penelitian ... 26
F. Pengumpulan Data ... 30
G. Prosedur Penelitian ... 31
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan ... 37
1. Hasil Uji Coba Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja ... 37
2. Efektivitas Perangkat Asesmen Kinerja yang Dikembangkan ... 47
3. Kelebihan perangkat Asesmen Kinerja ... 51
4. Kendala perangkat asesmen kinerja ... 52
5. Tanggapan Guru dan Penilai Mengenai Asesmen Kinerja ... 53
B. Pembahasan ... 56
1. Pengembangan Asesmen Kinerja ... 56
2. Efektivitas Perangkat Asesmen Kinerja yang Dikembangkan ... 61
3. Analisis kelebihan perangkat asesmen kinerja ... 62
4. Analisis Kendala perangkat asesmen kinerja ... 65
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 67
B. Implikasi dan Rekomendasi ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 69
Tabel 2.1 Kelebihan Dan Kekurangan Asesmen Kinerja ... 11
Tabel 2.2 Aspek Dan Indikator Keterampilan Proses Sains ... 13
Tabel 2.3 Keterampilan Proses Sains Terintegrasi ... 16
Tabel 3.1 Aspek Keterampilan Proses Sains Beserta Indikator ... 25
Tabel 3.2 Kategori Validitas Instrumen ... 29
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 30
Tabel 3.4 Kategorisasi Keterampilan Proses Sains Terintegrasi ... 34
Tabel 3.5 Kategori Hasil Angket Siswa ... 35
Tabel 4.1 Rekapitulasi validitas dan reliabilitas asesmen kinerja tahap uji coba I ... 38
Tabel 4.2 Catatan Penting Pelaksanaan Uji Coba I ... 38
Tabel 4.3 Rekapitulasi validitas dan reliabilitas asesmen kinerja tahap uji coba II ... 41
Tabel 4.4 Catatan Penting Pelaksanaan Uji Coba II ... 42
Tabel 4.5 Perubahan Asesmen Kinerja ... 43
Tabel 4.6 Rekapitulasi validitas dan reliabilitas asesmen kinerja tahap uji coba III ... 46
Tabel 4.7 Catatan Penting Pelaksanaan Uji Coba III ... 47
Tabel 4.8 Rekapitulasi Validitas Asesmen Kinerja Kategori Siswa Sangat Baik ... 49
Tabel 4.9 Rekapitulasi Validitas Asesmen Kinerja Kategori Siswa Baik ... 50
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Rangkuman Prosedur Penelitian ... 33
Gambar 4.1 Presentase KPS terintegrasi siswa uji coba I ... 40
Gambar 4.2 Presentase KPS terintegrasi siswa uji coba II ... 42
Gambar 4.3 Presentase KPS terintegrasi siswa uji coba III ... 47
Gambar 4.4 Hasil validitas reliabilitas uji coba I,II dan III ... 48
Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 73
Lampiran A.2 Kompetensi dan indikator KPSTerintegrasi ... 78
LampiranB.1Rubrik Penilaian Kinerja ... 79
Lampiran B.2 Rubrik penskoran jawaban siswa soal KPS terintegrasi ... 82
Lampiran B.3 Kisi-Kisi Soal Essay ... 84
Lampiran B.4 Kisi-Kisi Angket ... 85
Lampiran C.1 Lembar Kinerja Siswa Tahap Uji Coba I ... 86
Lampiran C.2 Lembar Kinerja Siswa Tahap Uji Coba II ... 89
Lampiran C.3 Lembar Kinerja Siswa Tahap Uji Coba III (Penerapan) ... 92
Lampiran C.4 Lembar Observasi Penilaian Kinerja ... 95
Lampiran C.5 Lembar Soal tes KPS terintegrasi ... 99
Lampiran C.6 Pedoman Wawancara Guru Dan Observer ... 101
Lampiran C.7 Angket Respon Siswa ... 102
Lampiran D.1 Rekapitulasi Data Asesmen Kinerja Tahap Uji Coba I ... 103
Lampiran D.2 Rekapitulasi Data Asesmen Kinerja Tahap Uji Coba II ... 105
Lampiran D.3 Rekapitulasi Data Asesmen Kinerja Tahap Uji Coba III ... 107
Lampiran D.4 Rekapitulasi Data Soal Esai Tahap Uji Coba I ... 109
Lampiran D.5 Rekapitulasi Data Soal Esai Tahap Uji Coba II ... 111
Lampiran D.6 Rekapitulasi Data Soal Esai Tahap Uji Coba III ... 113
Lampiran D.7 Rekapitulasi Angket Siswa ... 115
Lampiran D.8 Hasil Skoring dan Nilai Asesmen Kinerja Uji Coba I ... 116
Lampiran D.9 Hasil Skoring dan Nilai Asesmen Kinerja Uji Coba II ... 117
Lampiran D.10 Hasil Skoring dan Nilai Asesmen Kinerja Uji Coba III ... 118
Lampiran D.11 Hasil Skoring dan Nilai Soal Esai Uji Coba I ... 119
Lampiran D.12 Hasil Skoring dan Nilai Soal Esai Tahap Uji Coba II ... 120
Lampiran D.13 Hasil Skoring dan Nilai Soal Esai Tahap Uji Coba III ... 121
Lampiran D.14 Hasil Analisis Tes (Anates) Kinerja Uji Coba I ... 122
Lampiran D.15 Hasil Analisis Tes (Anates) Kinerja Uji Coba II ... 123
Lampiran D.16 Hasil Analisis Tes (Anates) Kinerja Uji Coba III ... 124
Lampiran D.17 Hasil Analisis Tes (Anates) Soal Esai Uji Coba I ... 125
Lampiran D.18 Hasil Analisis Tes (Anates) Soal Esai Uji Coba II ... 126
Lampiran D.19 Hasil Analisis Tes (Anates) Soal Esai Uji Coba III ... 127
Lampiran D.20 Hasil wawancara Observer Uji Coba I ... 128
Lampiran D.21 Hasil wawancara Observer Uji Coba I ... 129
Lampiran D.22 Hasil wawancara Observer Uji Coba I ... 130
Lampiran D.23 Hasil wawancara Guru Mata Pelajaran... 131
Lampiran E.1 Surat izin Melaksanakan Penelitian ... 132
Lampiran E.2 Surat Telah Melaksanakan Penelitian ... 133
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Biologi merupakan salah satu cabang dari ilmu sains. Sains banyak
dipandang orang sebagai kumpulan pengetahuan. Sains mengandung proses dan
produk. Sebagai sebuah produk, sains disebut body of knowledge (Rustaman,
2005). yang berisi kumpulan fakta-fakta sebagai hasil penelitian. Cain dan Evans
(1990 dalam Rustaman, 2005) berpendapat mengenai hal yang sama yakni sains
sebagai produk mengandung fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip,
teori-teori yang sudah diterima kebenaranya. Sedangkan sains sebagai proses
merupakan metode atau cara untuk mendapatkan pengetahuan. Proses ini
membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan baru.
Proses sains dalam pembelajaran IPA sangat penting untuk dikembangkan
karna produk sains merupakan hasil dari proses sains. Kurikulum IPA Sekolah
Dasar dan Sekolah Menengah pun harus lebih ditekankan pada keterampilan
proses sains (Rustaman et al., 2005). Namun pada praktiknya, pembelajaran sains
pada jenjang sekolah menengah ternyata masih jauh berbeda dengan pembelajaran
sains yang diharapkan. Keterampilan proses sains (KPS) merupakan keterampilan
yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi (Rustaman et
al., 2003). Menurut Gilbert (2011), KPS dapat dibedakan menjadi keterampilan
proses sains dasar (Basic skill) dan keterampilan proses sains terintegrasi
(Integrated skill).
Rezba (dalam Ramdani, 2012) menyebutkan bahwa KPS terintegrasi yang
harus dikuasai siswa pada jenjang SMA diantaranya adalah keterampilan
mengidentifikasi variabel, merumuskan hipotesis, menganalisis data,
menterjemahkan variabel, membuat desain penelitian, dan bereksperimen.
Sebelum menguasai KPS terintegrasi siswa harus menguasai KPS dasar. KPS
dasar harus dikuasai oleh siswa untuk dapat memahami dan menguasai rangkaian
2
menerapkan konsep, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan
(Rustaman et al., 2003).
KPS dasar merupakan pondasi siswa untuk dapat menguasai KPS terintegrasi.
KPS terintegrasi harus sudah dilatihkan pada jenjang sekolah menengah atas
(SMA), karena dianggap bahwa pada jenjang sekolah dasar (SD) atau sekolah
menengah pertama (SMP) siswa sudah mampu menguasai KPS dasar, namun
menurut penelitian Meli et al., (2013) menemukan bahwa siswa masih selalu
diarahkan untuk melakukan suatu proses pengamatan sesuai dengan prosedur
kerja yang ada, sehingga kurang memberikan pengalaman kepada siswa untuk
merancang pengamatan serta menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya.
Artinya, pengamatan yang ada masih mengedepankan prosedur dan belum
mengungkapkan tentang KPS terintegrasi.
Guru dalam pembelajaran sains diharapkan dapat melakukan penilaian atau
asesmen proses dan hasil pembelajaran sains secara komprehensif dan benar.
Komperhensif artinya asesmen yang dilakukan mencakup berbagai aspek
kompetensi. Benar artinya asesmen yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan
prinsip-prinsip asesmen yang objektif, valid, reliabel, demokratis dan berkeadilan.
Pola asesmen yang baik dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses
belajar mengajar dan hasil belajar siswa. Hal ini sebagaimana pernyataan yang
menyatakan bahwa tidak perlu diragukan lagi bahwa pembelajaran yang efektif,
efisien dan produktif tidak mungkin ada tanpa asesmen yang baik (Stiggins,1994).
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa penilaian pembelajaran khususnya
dalam pembelajaran sains selama ini cenderung lebih difokuskan pada penilaian
ranah kognitif saja sehingga ranah afektif dan ranah psikomotoriknya kurang
diperhatikan. Padahal kenyataannya pembelajaran sains di sekolah menengah
menuntut keterlibatan peserta didik secara aktif dan bertujuan agar penguasaan
dari kognitif, afektif, psikomotorik terbentuk pada diri peserta didik. Oleh sebab
itu alat ukur hasil belajarnya tidak cukup jika hanya dengan tes kognitif berupa tes
obyektif atau subyektif saja (Dimartino & Joe, 2007). Dari permasalahan ini,
siswa yang belum bisa terukur dengan tes konvensional. Salah satu tes alternatif
yang bisa digunakan adalah penilaian kinerja (Performance Assessment).
Penilaian kinerja merupakan penilaian otentik yang mampu menilai
kemampuan real siswa dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Dua
komponen penting utama dalam asesmen kinerja adalah task (tugas-tugas) dan
rubrik. Pemberian tugas (task) merupakan syarat penting untuk dapat dilakukanya
penilaian terhadap penampilan atau unjuk kerja siswa, serta pedoman penilaian
berbentuk rubrik penilaian skala (rating scale) yang dijadikan sebagai acuan
penilai dalam menilai tugas yang dikerjakan oleh siswa Ramli (2011).
Arifin (2011) menampilkan bahwa dari kesekian cara penilaian yang
digunakan pada proses pembelajaran, penilaian kinerja (unjuk kerja) memiliki
persentase terbesar yaitu 94% yang dapat mengaitkan antara ranah kognitif,
afektif dan psikomotor. Hal ini sesuai dengan tugas dari penilaian kinerja yang
menuntut siswa untuk menggunakan berbagai macam keterampilan, sikap dan
pengetahuan.
Keterampilan proses sains sangat sesuai jika dinilai dengan menggunakan
penilaian kinerja karena, penilaian kinerja lebih mencerminkan kemampuan siswa
yang diperlihatkan langsung di depan guru. Melalui penilaian ini, guru semakin
berkesempatan untuk mengamati unjuk kerja siswa dan proses penilaian menjadi
semakin reliable, selain itu juga guru dapat memperbaiki kualitas pembelajaran
karena guru telah mengetahui secara detail tentang kemampuan apa saja yang
belum tercapai oleh siswa.
Materi ekosistem sangat erat kaitannya dengan pembelajaran di luar kelas,
siswa harus mengenali langsung berbagai komponen kehidupan yang berada di
alam sekitar lalu kemudian menganalisis interaksi yang terjadi di dalamnya.
Selain itu siswa harus mampu menggunakan beberapa alat laboratorium di luar
kelas (mengaplikasikan) di alam serta mengumpulkan data sesuai yang mereka
temukan, sehingga dengan melalui pembelajaran ini diharapkan keterampilan
proses sains terintegrasi siswa dapat menjadi lebih baik, dan hal ini perlu
4
Merujuk pada latar belakang di atas maka akan dilakukan sebuah penelitian mengenai “Bagaimanakah pengembangan asesmen kinerja dalam menilai keterampilan proses sains terintegrasi siswa pada konsep ekosistem?”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimanakah pengembangan asesmen kinerja untuk menilai keterampilan proses sains
terintegrasi siswa SMA pada konsep ekosistem?”
Agar pelaksanaan lebih terarah, permasalahan penelitian dijabarkan dalam
beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hasil pengembangan asesmen kinerja untuk mengungkap
keterampilan proses sains terintegrasi pada konsep ekosistem?
2. Apakah asesmen kinerja yang dikembangkan efektif untuk menilai
keterampilan proses sains terintegrasi?
3. Apa kelebihan yang ditemukan pada asesmen kinerja yang dikembangkan?
4. Apa kendala yang ditemukan pada asesmen kinerja yang dikembangkan?
5. Bagaimana tanggapan siswa, guru, dan observer terhadap penilaian asesmen
kinerja yang dikembangkan?
C. Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian tidak terlalu luas, maka ruang
lingkupnya dibatasi sebagai berikut:
1. Asesmen kinerja yang digunakan dalam penelitian ini merupakan asesmen non
tes yang berupa asesmen alternatif dalam bentuk LKS dengan menggunakan
rubrik rating scale untuk menilai keterampilan proses sains terintegrasi.
2. Keterampilan proses sains terintegrasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah
keterampilan merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, membuat
desain penelitian, eksperimen, mengumpulkan data dan menganalisis data.
3. Materi ekosistem dibatasi pada pembelajaran mengenai konsep habitat dalam
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengembangan asesmen kinerja untuk menilai keterampilan proses sains
terintegrasi siswa pada konsep ekosistem. Sedangkan tujuan khusus dari
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui hasil pengembangan asesmen kinerja untuk mengungkap
keterampilan proses sains terintegrasi siswa pada konsep ekosistem.
2. Mengetahui asesmen kinerja yang dikembangkan efektif untuk menilai
keterampilan proses sains terintegrasi
3. Mengungkap kelebihan asesmen kinerja dalam menilai keterampilan proses
sains terintegrasi siswa.
4. Mendeskripsikan kendala asesmen kinerja dalam menilai keterampilan proses
sains terintegrasi siswa
5. Mengungkap tanggapan guru, dan observer terhadap penilaian asesmen kinerja
yang dikembangkan.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi guru
a. Memberikan informasi mengenai hasil pengembangan asesmen kinerja
sebagai suatu alternatif untuk menilai suatu keterampilan proses sains
terintegrasi siswa.
b. Merencanakan perbaikan pembelajaran selanjutnya sehingga proses
pembelajaran dapat terlaksana lebih baik.
2. Bagi siswa
a. Mengetahui tingkat keterampilan proses sains terintegrasi siswa beserta
letak kesulitan yang dialami siswa.
6
F. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab pertama merupakan pendahuluan yang
berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan struktur organisasi setiap bagian pada skripsi. Bab kedua
berisi tentang tinjauan pustaka yang menjabarkan tentang kerangka konsep dan
teori yang relevan. Bab ketiga merupakan metode penelitian yang berisi terdiri
dari desain penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrumen
penelitian, prosedur penelitian, pengumpulan data, analisis data. Bab keempat
merupakan hasil penelitian dan pembahasan meliputi pengembangan asesmen
kinerja, mengungkap kelebihan asesmen kinerja, kendala yang dihadapi selama
pengembangan asesmen kinerja. Bab kelima berisi simpulan, implikasi dan
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif (deskriptif
research). Peneliti hanya menggambarkan kondisi dilapangan sesuai fakta yang
terjadi saat itu tanpa ada perlakuan terhadap variabel. Penelitian ini
mendeskripsikan pengembangan asesmen kinerja untuk menilai keterampilan
proses sains terintegrasi siswa pada konsep ekosistem, khususnya sub konsep
habitat.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1
Lembang-Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Sementara sampel dalam penelitian ini terdiri
dari 3 kelas, yaitu kelas MIA 1, MIA 8, dan kelas MIA 3. Pengambilan sampel
dilakukan menggunakan cluster random sampling, setiap kelas mendapatkan
peluang yang sama untuk dilakukannya penelitian.
C. Definisi Operasional
1. Pengembangan Asesmen Kinerja
Penilaian terhadap kemampuan mengembangkan perangkat tes yang akan
digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains terintegrasi siswa dengan
menggunakan task yang dinilai dengan rubrik penilaian berskala (rating scale)
yang dimulai dari tahapan penyusunan instrumen, melakukan judgment kepada
dosen ahli, melakukan uji coba instrumen, penerapan instrumen dan kemudian
dilakukan uji efektivitas instrumen yang digunakan.
2. Keterampilan Proses Sains Terintegrasi
Keterampilan proses sains terintegrasi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah skor keterampilan proses sains terintegrasi siswa yang diobservasi
24
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen untuk
menilai kinerja siswa berupa task dalam bentuk LKS, rubrik penilaian kinerja, dan
instrumen pendukung lain berupa tes esai, angket catatan lapangan (anecdotal
record), pedoman wawancara (untuk guru dan observer).
1. Instrumen untuk Menilai Asesmen Kinerja Siswa a. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan pada penelitian ini berupa
serangkaian pertanyaan yang mengacu pada keterampilan proses sains
terintegrasi serta disajikan dalam bentuk esai, dimana tidak menuntut adanya
satu jawaban yang benar (Zainul, 2001) LKS ini merupakan bentuk task yang
harus diselesai kan oleh masing-masing siswa dan digunakan untuk
mengetahui keterampilan proses sains terintegrasi yang dimiliki oleh siswa.
Keterampilan proses sains terintegrasi siswa yang bisa dilihat dari LKS berupa
keterampilan merumuskan hipotesis, Identifikasi variabel, desain penelitian,
eksperimen, mengumpulkan data serta analisis data.
b. Rubrik Penilaian Kinerja
Rubrik penilaian kinerja digunakan sebagai acuan untuk menilai kinerja
siswa baik kinerja dalam bentuk hands on yang terlihat pada tahap pelaksanaan
praktikum berupa keterampilan menggunakan alat dan bahan maupun minds on
yang terlihat dari jawaban siswa dalam LKS. Rubrik disusun berdasarkan
urutan keterampilan proses sains yang dilakukan oleh siswa. Setiap
keterampilan proses sains tersebut dijabarkan menjadi beberapa indikator.
Rubrik penilaian kinerja yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rubrik
penilaian berskala (rating scale).
LKS dan rubrik dalam penelitian ini digunakan untuk menilai keterampilan
proses sains terintegrasi yang serupa, dimana diimplementasikan pada tiga
praktikum yang dilakukan dikelas yang berbeda. Adapun aspek keterampilan
proses sains terintegrasi siswa yang dinilai menggunakan penilaian kinerja
Tabel 3.1 Aspek Keterampilan Proses Sains Beserta Indikator
No. Aspek KPS
terintegrasi Soal terstruktur Indikator
1 Merumuskan
hipotesis Rumusan masalah Membuat rumusan masalah berdasarkan fenomena yang telah ditampilkan
Hipotesis Membuat hipotesis berdasarkan penelitian
yang dilakukan
2. Mengidentifikasi
variabel Menentukukan
variabel
Menentukan variabel bebas dan variabel terikat sesuai dengan rumusan yang telah diabuat.
3. Membuat desain
penelitian
Menentukan alat dan bahan
Menentukan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian
Mendesain penelitian Membuat langkah-langkah penelitian berdasarkan diagram alir
4 Melaksanakan
eksperimen
Melakukan eksperimen
Melakukan penelitian sesuai dengan desain penelitian yang telah dibuat
5. Mengumpulkan
data
Mencatat hasil dalam bentuk tabel
Mencatat hasil berdasarkan informasi yang diperoleh dari tabel yang telah disediakan
Menyajikan data dalam bentuk grafik
Mengubah hasil pengamatan dalam bentuk tabel menjadi bentuk grafik dengan benar (Menempatkan sumbu X da Y dengan tepat sehingga dapat menjelaskan hubungan dari keduanya).
6. Menganalisis data Menginterpretasikan
data
Menginterpretasikan data sesuai dengan hasil pengamatan
Kesimpulan Membuat kesimpulan sesuai pengamatan
sehingga dapat menjawab hipotesis.
2. Soal tes esai KPS Terintegrasi
Soal tes esai KPS terintegrasi merupakan data skunder untuk mendukung hasil
penelitian ini. Soal yang digunakan disusun dari penjabaran KI dan KD dalam
kurikulum dengan kemampuan keterampilan proses sains terintegrasi. Pemberian
tes esai ini bertujuan agar teridentifikasi secara keseluruhan baik aspek
keterampilan maupun pengetahuanya.
3. Angket siswa
Angket ini digunakan untuk mengetahui respon siswa setelah melakukan
pembelajaran dan asesmen kinerja materi ekosistem dengan kegiatan inquiri
terbimbing yang dinilai menggunakan asesmen kinerja.
26
Pedoman wawancara guru berupa daftar pertanyaan untuk mengetahui
tanggapan guru mengenai penerapan asesmen untuk menilai ketrampilan proses
sains terintegrasi siswa.
Sedangkan pedoman wawancara penilai (observer) untuk mengungkap
kelebihan dan kekurangan penggunaan asesmen kinerja untuk menilai
keterampilan proses sains terintegrasi siswa.
5. Catatan Lapangan (anecdotal record)
Catatan penting lapangan ini berisi catatan kejadian faktual yang penting
selama pelaksanaan penelitian. Semua hal yang dianggap penting seperti kendala
dalam penelitian dan kelebihan dalam penelitian yang ditemukan dicatat dalam
catatan penting lapangan ini. Catatan ini ditujukan untuk merumuskan
rekomendasi dari penelitian ini. Pencatatan catatan penting lapangan ini dilakukan
dari awal penelitian hingga penelitian berakhir.
E.Tahap Penelitian
Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, yaitu sebagai
berikut:
1. Menyiapkan dan Menyusun Instrumen
Penyusunan perangkat asesmen kinerja untuk menilai keterampilan proses
sains terintegrasi siswa pada konsep ekosistem yang dilakukan di SMA diawali
dengan mengidentifikasi masalah berupa keterampilan proses sains terintegrasi,
melakukan studi literatur tentang keterampilan proses sains terintegrasi.
Kemudian melakukan studi kurikulum yang digunakan SMA tentang Kompetensi
inti dan kompetensi dasar materi ekosistem pada kurikulum 2013.
Pada tahap penyusunan instrumen diawali dengan mengidentifikasi
indikator-indikator yang menjadi dasar asesmen siswa. Setelah menentukan indikator-indikator
keterampilan proses sains terintegrasi, kemudian menyusun kisi-kisi.
Instrumen yang dibuat adalah asesmen kinerja untuk menilai keterampilan
proses sains terintegrasi siswa berupa task yang harus dikerjakan siswa dalam
bentuk LKS dan kegiatan siswa yang akan dinilai berdasarkan rubrik penilaian
didalamnya memuat kriteria penilaian siswa dalam melakukan keterampilan
proses sains terintegrasi untuk menyelesaikan permasalahan dari kriteria
keterampilan yang tidak sempurna hingga yang paling sempurna.
Penyusunan rubrik penilaian asesmen kinerja berskala diawali dengan
menganalisis profil keterampilan proses sains terintegrasi. Analisis profil
keterampilan proses sains terintegrasi berupa indikator-indikator yang akan dinilai
menggunakan penilaian asesmen kinerja. Setiap indikator keterampilan proses
sains terintegrasi dianalisis untuk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran,
analisis indikator juga merujuk pada indikator keterampilan proses sains
terintegrasi, yang terdiri dari mengidentifikasi variabel, merumuskan hipotesis,
menganalisis data, membuat desain penelitian, mengumpulkan data, eksperimen
(Ramdani, 2012), untuk mengidentifikasi kemunculan keterampilan proses sains
terintegrasi siswa dalam proses pengalaman belajar siswa.
Perangkat asesmen tes menggunakan soal esai untuk mendukung respon siswa
yang diperoleh melalui asesmen kinerja. Asesmen ini digunakan untuk
membandingkan skor kemampuan keterampilan proses sains terintegrasi siswa
dengan skor kemampuan keterampilan proses sains terintegrasi menggunakan
asesmen kinerja. Tes esai yang digunakan merupakan hasil adaptasi dari soal
keterampilan proses sains terintegrasi yang dibuat oleh Qomariah (2015).
Penyusunan soal untuk tes ini dijabarkan berdasarkan indikator keterampilan
proses sains terintegrasi pada materi ekosistem. Setelah ditentukan indikator
keterampilan proses sains terintegrasi yang harus dicapai oleh siswa maka
selanjutnya disusun kisi-kisi soal esai. Kisi-kisi digunakan sebagai pedoman
dalam pembuatan soal atau tes. Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks
yang memuat informasi untuk dijadikan pedoman dalam menulis soal atau
merakit soal menjadi tes (Suwandi, 2010).
Beberapa instrumen lain yang disiapkan adalah pedoman wawancara untuk
guru dan observer. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan-tanggapan
guru dan observer mengenai penggunaan asesmen kinerja dan untuk validasi
jawaban siswa dalam keterampilan proses sains terintegrasi diperoleh dari
28
Pembuatan angket diawali dengan penyusunan kisi-kisi angket, angket ini
diguanakan untuk mengetahui respon siswa terhadap asesmen yang
dikembangkan. Catatan lapangan (anecdotal record) yang dibuat selama
penelitian dilapangan berlangsung yang memuat kejadian-kejadian faktual selama
penggunaan instrumen.
2. Menguji Perangkat Asesmen
Semua instrumen yang telah dibuat sesuai dengan uraian di atas, kemudian di
judgment untuk mengetahui validitas isi, kesesuaian antara indikator dengan soal
dan kesesuaian antara soal dengan kunci jawaban. Instrumen yang telah dibuat
dan selesai di judgment, kemudian diuji coba untuk menentukan butir soal yang
baik, kurang baik, dan soal yang jelek.
Saat pelaksanaan uji coba instrumen, peneliti yang berposisi sebagai observer
melakukan pencatatan terkait pelaksanaan tes seperti instrumen tes atau soal yang
dikerjakan siswa, keadaan siswa, waktu pengerjaan soal, keadaan kelas dan
pengawasan. Task yang harus dikerjakan siswa dalam bentuk LKS diberikan
diawal pembelajaran yang sebelumnya dijelaskan terlebih dahulu tentang apa
yang harus mereka kerjakan setelah mendapatkan LKS tersebut. LKS yang
diberikan dikerjakan persiswa, sehingga siswa memiliki tanggung jawab
masing-masing dalam mengerjakan LKS tersebut. Penilaian tes esai dilakukan diakhir
pembelajaran untuk mendukung hasil penilaian menggunakan asesmen kinerja.
Uji coba perangkat penilaian dilakukan X MIA 8, XMIA 3 dan X MIA 1. Selama
pelaksanaan berlangsung setiap kelompok siswa diawasi oleh satu orang observer
yang melakukan pencatatan penting yang terjadi selama uji coba berlangsung
sebagai fokus kajian untuk melakukan perbaikan-perbaikan kesalahan serta
kekurangan yang ditemukan pada perangkat penilaian.
Hasil pencatatan merupakan data penelitian, selanjutnya data tersebut akan
diolah dan dianalisis. Analisis data pencatatan dilakukan dengan membaca
kembali hasil pencatatan saat pelaksanaan uji coba kemudian kemudian
dihubungkan dengan dengan data hasil tes. Tidak dapat dipungkiri bahwa hasil tes
diungkapkan Arikunto (2009) bahwa situasi dan kondisi pelaksanaan tes
mempengaruhi siswa dalam proses pengerjaan soal sehingga akan turut
memberikan efek terhadap hasil tes.
3. Mengembangkan Perangkat Asesmen
Perangkat penilaian yang digunakan untuk menilai keterampilan proses sains
terintegrasi siswa adalah asesmen kinerja, tes esai , wawancara guru dan penilai
(obsrever) dan catatan lapangan (anecdotal record). Produk yang dihasilkan dari
pengembangan asesmen kinerja ini adalah lembar kerja siswa (LKS) dan rubrik
penilaian asesmen kinerja yang akan menilai kinerja siswa selama pembelajaran
berlangsung. Penerapan asesmen kinerja untuk menilai keterampilan proses sains
terintegrasi siswa SMA.
4. Menganalisis Seluruh Perangkat Asesmen
Pada tahap ini, analisis kuantitatif dan kualitatif dilakukan terhadap seluruh
perangkat penilaian yang telah digunakan. Analisis kuantitatif meliputi validitas
dan reliabilitas asesmen. Pada soal esai dilakukan analisis validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Hasil tes penguasaan konsep akan
dikorelasikan dengan hasil perangkat asesmen kinerja untuk menguji keterandalan
tes yang telah menjadi standar sebagai alat validasi. Semua data selanjutnya
diintegrasikan untuk dianalisis secara menyeluruh untuk penyusunan kesimpulan
tentang penerapan asesmen kinerja untuk menilai keterampilan proses sains
terintegrasi pada materi ekosistem sub konsep habitat.
5. Memvalidasi Perangkat Asesmen (Uji kecocokan)
Validasi perangkat penilaian dilakukan dengan cara menyocokan semua data
yang diperoleh dari tes maupun non tes. Tujuan dilakukan validasi untuk
mengetahui kesesuaian atau hubungan yang relevan antara tingkat keterampilan
sangat baik, baik dan sedang yang diperoleh siswa melalui penilaian kinerja
maupun tes esai dengan kemampuan sebenarnya mengenai keterampilan dan
pemahaman tentang keterampilan proses sains terintegrasi. Data hasil validasi
30
Secara terperinci validasi perangkat penilaian dilakukan dengan menggunakan
rumus:
Persentase = Jumlah indikator yang cocok
Jumlah total indikator 100%
Hasil presentase validasi yang diperoleh dikelompokan berdasarkan kategori
yang dikemukakan oleh Riduwan (Widyastuti, 2012) seperti pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Kategori Validitas Instrumen
Presentase (%) Kategori
0 ≤ x ≤ 20 Tidak Valid
21 ≤ x ≤ 40 Kurang Valid
41 ≤ x ≤ 60 Cukup Valid
61 ≤ x ≤ 80 Valid
81 ≤ x ≤ 100 Sangat Valid
F. Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu terdiri
dari observasi, pengisian angket oleh siswa, dokumentasi penelitian atau catatan
lapangan, wawancara terhadap observer penelitian dan guru mata pelajaran.
Adapun rincian teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data
No.
Teknik Pengumpulan
Data
Instrumen Jenis data Sumber
data
1. Observasi Lembar tugas
(task) dalam bentuk LKS Rubrik penilaian berskala (Rating scale), Soal esai
Penilaian aktivitas siswa pada praktikum dengan menggunakan lembar tugas (task) yang dinilai dengan rubrik penilaian kinerja dalam menjawab pertanyaan - pertanyaan (Tes esai )
Siswa
2. Angket Lembar angket Tanggapan siswa mengenai task
yang diberikan, mengenai kelebihan pembelajaran yang dilakukan, serta tanggapan siswa mengenai soal (asesmen yang diberikan).
Siswa
3. Wawancara Pedoman
wawancara
Tanggapan guru mengenai pengembangan dan penerapan asesmen kinerja untuk menilai ketrampilan proses sains terintegrasi siswa.
Tanggapan Observer mengenai kendala selama menggunakan penilaian asesmen kinerja untuk menilai ketrampilan proses sains terintegrasi siswa.
Penilai (Observer)
4. Dokumentasi Catatan
lapangan
Catatan - catatan penting mengenai gambaran pelaksanaan penilaian kinerja dan kendala yang dihadapi.
Aktivitas pengembang
an semua
perangkat penilaian (instrumen)
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari empat tahapan utama yaitu tahap persiapan,
penyusunan instrumen, uji coba instrumen dan validasi.
1. Tahap pertama : Persiapan
a) Mengidentifikasi masalah berupa keterampilan proses sains terintegrasi
pada materi ekosistem.
b) Melakukan studi literatur tentang keterampilan proses sains terintegrasi
pada materi ekosistem.
c) Melakukan studi kurikulum yang digunakan SMA tentang Kompetensi inti
dan kompetensi dasar materi ekosistem pada kurikulum 2013
2. Tahap Kedua: Penyusunan Instrumen
a) Menyusun kisi-kisi task dan rubrik penilaian kinerja dan membuat tabel
spesifikasi aspek penilaian kinerja
b) Membuat task dan rubrik penilaian serta kriteria yang digunakan dalam
penelitian kinerja.
c) Memvalidasi atau men-judgment asesmen kinerja yang telah dibuat kepada
dosen ahli. Jika terdapat kesalahan dilakukan revisi kemudian judgment
hingga instrumen benar-benar layak digunakan.
3. Tahap ketiga: Ujicoba Instrumen
a) Melaksanakan ujicoba I penilaian kinerja kepada siswa kelas X MIA 8. Saat
32
yang berupa LKS yang dikerjakan siswa, keadaan siswa, waktu pengerjaan
task yang diberikan, keadaan kelas dan pengawasan.
b) Analisis hasil ujicoba I, dilakukan penilaian menggunakan rubrik yang
sudah dibuat sebelumnya, dengan melihat pola-pola jawaban siswa sebagai
bahan perbaikan intrumen. Untuk ujicoba selanjutnya dan pokok uji setiap
butir soal task menggunakan software ANATES untuk mengetahui nilai
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Jika nilai
validitas dan reliabilitas rendah maka dilakukan ujicoba kembali agar
instrumen yang dikembangkan benar-benar valid.
c) Melaksanakan ujicoba II penilaian kinerja kepada siswa kelas X MIA 3.
Saat pelaksanaan tes, dilakukan pencatatan beberapa aspek kejadian seperti
task yang berupa LKS yang dikerjakan siswa, keadaan siswa, waktu
pengerjaan task yang diberikan, keadaan kelas dan pengawasan.
d) Analisis hasil ujicoba II, dilakukan penilaian menggunakan rubrik yang
sudah dibuat sebelumnya, dengan melihat pola-pola jawaban siswa sebagai
bahan perbaikan intrumen.
e) Melaksanakan ujicoba III penilaian kinerja kepada siswa kelas X MIA 1.
Saat pelaksanaan tes, dilakukan pencatatan beberapa aspek kejadian seperti
task yang berupa LKS yang dikerjakan siswa, keadaan siswa, waktu
pengerjaan task yang diberikan, keadaan kelas dan pengawasan.
f) Analisis hasil ujicoba III dilakukan penilaian menggunakan rubrik yang
sudah dibuat sebelumnya, dengan melihat pola-pola jawaban siswa sebagai
bahan perbaikan intrumen.
4. Tahap keempat: Validasi
a) Melakukan validasi berupa uji kecocokan, untuk mengetahui kesesuaian
atau hubungan yang relevan antara tingkat keterampilan sangat baik, baik
dan sedang. Uji kecocokan ini dilakukan melalui LKS dan soal esai
kepada perwakilan siswa yang berada pada tingkat keterampilan proses
sains terintegrasi sangat baik, baik dan sedang.
c) Menganalisis kelebihan dan kekurangan perangkat penilaian yang
dikembangkan.
d) Melakukan wawancara kepada guru dan penilai (observer) untuk
mengetahui tentang perangkat penilaian.
34
Rangkuman prosedur penelitian diatas dapat dijabarkan pada Gambar 3.1
berikut ini:
Uji kecocokan berupa wawancara
Analisis hasil uji kecocokan
Analisis kelebihan dan kekurangan instrumen
Membuat Rekomendasi Wawancara kepada guru dan observer TahapKeempat
Validasi TahapKetiga Ujicoba Instrumen
Pelaksanaan Ujicoba 1
Analisis Hasil Ujicoba1
Pelaksanaan Ujicoba 2
Analisis Hasil Ujicoba 2
Pelaksanaan Ujicoba 3
Analisis Hasil Ujicoba 3 Tahap Kedua
Penyusunan Instrumen
Menyusun kisi-kisi task dan rubrik penilaian kinerja
Membuat task dan rubrik serta kriteria penilaian
Judgement - revisi Tahap Pertama
Persiapan
Identifikasi masalah
Studi Literatur
H. Analisis Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini dilakukan analisis meliputi analisis
materi, analisis rubrik penilaian kinerja, tes penguasaan konsep, analisis angket,
analisis kekurangan dan kelebihan instrumen, dan analisis hasil wawancara (guru
dan observer).
1. Analisis Materi
Langkah awal analisis materi dengan studi literatur dan studi kurikulum.
Tujuan studi literatur adalah untuk mendapatkan referensi tentang keterampilan
proses sains terintegrasi siswa pada materi ekosistem berbasis inkuiri terbimbing
(guided inquiry). Pembelajaran guided inquiry merupakan suatu metode
pembelajaran yang diawali dengan mengidentifikasi suatu masalah dengan
beberapa pertanyaan yang akan mengarahkan siswa untuk membuat prosedur,
serta memberikan bimbingan kepada siswa dengan tujuan agar kegiatan yang akan
dilakukan jelas dan tepat (Wenning, 2005). Kegiatan pembelajaran ini dapat
membatu siswa dalam membangun keterampilan-keterampilan melalui kegiatan
dalam laboratorium karena siswa diminta untuk mengikuti serangkaian pertanyaan
yang mengarah untuk mencapai tujuan dari suatu kegiatan pembelajaran di
laboratorium. Referensi diperoleh dari berbagai sumber seperti buku dan jurnal
penelitian. Studi kurikulum dilakukan pada kurikulum 2013 mata pelajaran
Biologi kelas X. Tujuan studi kurikulum ini adalah untuk mengetahui Kompetensi
Inti dan Kempetensi Dasar materi ekosistem yang digunakan disekolah. Langkah
selanjutnya menganalisis materi ekosistem berdasarkan hasil studi literatur dan
studi kurikulum untuk penyusunan kisi-kisi soal.
2. Analisis Rubrik Penilaian Kinerja
Rubrik penilaiaan kinerja yang digunakan pada saat pelaksanaan ketrampilan
proses sains terintegrasi dinilai yaitu menggunakan rubrik penilaian berskla
(ratingscale) dengan cara memberi skor pada setiap jawaban siswa sesuai dengan
kriteria rubrik. Peniliaian berskala tidak hanya mengukur secara mutlak ada atau
tidaknya variabel tertentu, tetapi lebih jauh mengukur bagaimana intensitas gejala
36
skala likert mulai dari 1-4 dilihat dari tingkat kompleksitas jawaban yang
diberikan siswa. Skor yang didapat dikonversi dalam bentuk kuantitatif dengan
merujuk pada kategori dari Arikunto (2012).
Tabel 3.4 Kategorisasi Keterampilan Proses Sain Terintegrasi Skor Skor konversi Skala 100 Kategori Kualitatif
3,41- 4,00 80-100 Sangat Baik
2,81-3,40 60-79 Baik
2,21-2,80 40-59 Sedang
1,61-2,20 20-39 Kurang
1,00-1,60 0-19 Sangat Kurang
(Arikunto, 2012)
Kategori yang terdapat pada Tabel 3.4 digunakan untuk mengkategorikan
keterampilan proses sains terintegrasi siswa SMA dalam konsep ekosistem. Skor
dikonversi digunakan untuk mendapatkan nilai skala 100 agar semua nilai yang
didapat penelitian ini mempunyai nilai dengan skala yang sama.
3. Soal Tes Esai KPS Terintegrasi
Data yang didapat dari tes pengetahuan akan dianalisis secara deskriptif. Data
yang didapat berupa transkip nilai siswa, nilai mempresentasikan pemahaman
siswa terhadap konsep ekosistem.
4. Analisis Angket
Angket respon siswa terhadap pembelajaran merupakan instrumen non test
yang digunakan dalam penelitian ini, angket dibuat oleh peneliti, isi angket berupa
kalimat pernyataan yang diberikan kepada siswa, digunakan untuk mengetahui
tanggapan siswa tentang kesulitansiswa dalam mengerjakan task yang diberikan.
Angket berisi pertanyaan dan meminta siswa untuk memilih Ya dan Tidak.
Pertanyaan dalam angket terdiri dari 10 item soal. Hasil angket siswa dihitung
dengan menggunakan perhitungan berdasarkan rumus:
�� ℎ ′� ′
�� ℎ � � �ℎ 100%
Hasil dari perhitungan tersebut di atas kemudian diinterpretasikan
menggunakan kriteria menurut Koentjaraningrat (dalam Ginanjar, 2008 dalam
Tabel 3.5 Kategorisasi Hasil Angket Siswa
Presentase Kategori
0% Tidak satupun
1%-30% Sebagian kecil
31%-49% Hampir separuhnya
50% Separuhnya
51%-80% Sebagian besar
81%-99% Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya
5. Analisis Kelebihan dan kendala Instrumen
Analisis kelebihan dan kendala instrumen dilakukan selama proses penelitian
berlangsung. Peneliti akan mengidentifikasi letak kelebihan dan kendala apa saja
yang ditemukan mulai dari pengembangan hingga instrumen yang benar-benar
valid. Identifikasi hasil analisis ini akan dijadikan sebagai bahan rekomendasi
untuk pengembangan instrumen.
6. Analisis Validasi asesmen kinerja (Uji Kecocokan)
Wawancara yang dilakukan berupa uji kecocokan antara hasil kinerja siswa
dengan tes soal esai keterampilan proses sains terintegrasi.
7. Analisis Hasil Wawancara (Guru dan Observer)
Wawancara dilakukan kepada guru dan observer untuk mendapatkan opini
mengenai kelebihan dan kekurangan instrumen. Hasil wawancara dilihat kembali
kemudian dijadikan sebagai bahan perbaikan dan rekomendasi untuk penelitian
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun kesimpulan
yang diperoleh sebagai berikut: pengembangan asesmen kinerja yang
dikembangkan dapat menilai keterampilan proses sains terintegrasi dengan
kategori baik, hal ini dapat dibuktikan dari perolehan rerata skor keterampilan
proses sains terintegrasi pada setiap uji cobanya.
Perangkat asesmen kinerja yang dikembangkan efektif untuk menilai
keterampilan proses sains terintegrasi, hal ini dapat dibuktikan dari hasil
validitas dan reliabilitas asesmen kinerja yang mengalami peningkatan pada
setiap uji cobanya.
Kelebihan dari asesmen kinerja dalam menilai keterampilan proses sains
terintegrasi adalah: 1) Asesmen kinerja yang dikembangkan dapat mengukur
keterampilan proses sains terintegrasi siswa pada materi ekosistem. 2) Task
yang diberikan diangkat dari fenomena alam yang dapat diamati di
lingkungan, sehingga siswa dapat melakukan pengamatan secara nyata dan
dapat dilakukan penilaian secara otentik. 3) Asesmen kinerja dalam menilai
keterampilan proses sains terintegrasi tidak hanya melihat produk dari hasil
capaian kemampuan tetapi melihat bagaimana prosesnya.
Kendala dari asesmen kinerja dalam menilai keterampilan proses sains
terintegrasi adalah: 1) Alat yang digunakan terbatas sehingga pada saat
pelaksanaan asesmen kinerja tidak semua siswa dapat melakukan pengamatan
dengan menggunakan alat 2) Membutuhkan waktu yang cukup lama, hal ini
dikarnakan pada saat pelaksanaan pencarian lokasi habitat cacing susah untuk
ditemukan. 3) Membutuhkan banyak observer.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran
Biologi, beranggapan bahwa asesmen kinerja yang dikembangkan dapat
mengukur ketrampilan siswa secara langsung. Selain itu Observer
mempertimbangkan jumlah siswa yang akan dinilai dengan jumlah observer
yang akan menilainya, sehingga kinerja siswa dapat dinilai dengan lebih baik.
Hampir seluruh siswa memberikan respon positif terhadap asesmen kinerja
yang diterapkan.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan seluruh rangkaian penelitian yang telah dilaksanakan, dapat
diajukan beberapa implikasi dan rekomendasi, antara lain:
1. Asesmen kinerja yang dikembangkan dapat menjadi terobosan baru untuk
menilai keterampilan proses sains terintegrasi siswa pada jenjang SMA
karena berdasarkan hasil penelitian asesmen ini dapat direspon positif oleh
siswa, siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar dengan pembelajaran
yang lebih menarik berkenaan langsung dengan objek yang dipelajari.
2. Pada pembelajaran perlu diperhatikan dan dipertimbangkan penyusunan
rencana proses pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan alokasi
waktu yang tersedia di sekolah sehingga pelaksanaan penilaian yang
menggunakan asesmen kinerja bisa terlaksana dengan baik.
3. Pembiasaan pembelajaran untuk melatih KPS terintegrasi sangat baik
diterapkan dengan pembelajaran inkuairi terbimbing. Sehingga selain
siswa memiliki keterampilan yang lebih baik siswa juga memiliki
kemampuan menemukan konsep serta prinsip dengan sendirinya.
4. Soal KPS terintegrasi sebaiknya tidak terbebani konsep.
5. Penilaian kinerja pada penelitian ini harus mempertimbangkan jumlah
observer dengan jumlah siswa yang diobservasi. Sebaiknya satu observer
tidak menilai lebih dari lima siswa agar hasil penilaian yang diperoleh
69
DAFTAR PUSTAKA
Abruscato, J. (1995). Teaching children science: A discovery approach. Boston: Allyn & Bacon
Ahiri, J dan Hafid, A. (2011). Evaluasi Pembelajaran Dalam Konteks KTSP. Bandung: Humaniora
Akinbobola, Akinyemi & Afolabi, F. (2010). Analysis of Science Process Skills in West African Senior Secondary School Certificate Physic Practical Examination in Nigeria. American-Eurasian Journal of Scientic Research, (Online), 5 (4): 234-240, (http://www.idosi.org/aejsr/5(4)10/3.pdf), [30 Juni 2015].
Arikunto, S. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja
Anisah. (2013). Pengaruh Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Pembelajaran Pembuatan Sistem Koloid Menggunakan Metode Discovery-Inquiry. Skripsi.Bandung
Aryuliana,D. (2007). Biologi 1 SMA dan MA untuk kelas X. Jakarta: ESIS.
Carin, A. A, and Sund, R.B. (1989). Teaching Science Trough Discovery. Columbus: Merrill Publishing Company.
Coffey, J. E., Hammer, D., Levin, D. M., & Grant, T. (2011). The missing disciplinary substance of formative assessment. Journal of Research in Science Teaching.
Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga
Dimartino, Joe. (2007). Authentic Asesmen . Journal of Principal‟s Research Review. 2, 2007.
Drake, Frederick. (2000). Using Alternative Assessment To Improve The Teaching and Learning of History. ERIC: Clearinghouse for Social Studies/Social Science Education
Fauziah, E.S.(2011). Penerapan Asesmen Kesulitan Belajar Siswa untuk Menilai Kesulitan Siswa SMP dalam Menggunakan Mikroskop. Skripsi Pendidikan Biologi UPI Bandung: Tidak diterbitkan .
Firmanto, dkk. (2014). Seminar Nasional Pendidikan Sains. UNY: Yogyakarta
Gilbert, S.W. (2011). Models-Based Science Teaching. National Science Teacher Assotiation Press Book.
Hendrik, P. S. (2000). Pembelajaran Konsep Struktur Tumbuhan dengan Menerapkan Pendekatan Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar melalui Kegiatan Labolatorium. Tesis PPs UPI. Bandung: Tidak diterbitkan
Hutabarat, O. R. (2004). Model-model Penilaian Berbasis Kompetensi PAK. Bandung: Bina Media Informasi.
Idrus, M., dkk. (2011). Biologi Cacing Tanah. [Online]. Tersedia:http://www.scribd.com/doc/67838035/-Biologi-Cacing-Tanah
Indriyanto. (2008). Ekologi Hutan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Jinks J. (1997). The Science Process. Illinois State University. [Online]. Tersedia: http://my.ilstu.edu/~jdpeter.
Karamustafaoglu, Sevilay. (2011). Improving The Science Process Skill Apibilty of Science Student Teacher Using Diagram. Eurasian Journal Physic and Chemistry Education. 8(1). 26-38.
Lee, M.-H., Lin, T.-J. & Tsai, C.-C. (2013). Proving or improving science learning? Understanding high school students’ conceptions of science assessment in Taiwan. Science Education.
Majid, A. (2006). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Marzano, R.J., Pickering, D, Mctighe, J. (1993). Assessing Student Outcomes: Performance Assessment Using the Dimensions of Learning Model. Alexandria: Association for Supervison and Curriculum Development.
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Meli, S.B, Kurnia dan Yayan S. (2013). Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA melalui Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri pada Materi Laju Reaksi: Jurnal Riset dan Praktek Pendidikan Kimia 1 (1) 69-75.
Munthe, B. (2011). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Nazarudin, Mohamad Riza (2009). Penggunaan Asesmen Kinerja Terhadap Siswa Sma KelasX Dalam Praktikum Tik Pada Kompetensi Perangkat Lunak Pengolah Angka. Skripsi strata 1 FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan
http://fisikasma-71
Nurgiyantoro, B. (2008). Asesmen Otentik. Cakrawala Pendidikan.
Ohira, Norman. (2013). Pengembangan Rubrik Penilaian Proposal Penelitian Mahasiswa Pada Program Studi Tadris Biologi Jurusan Tarbiyah Kerinci. Tesis Universitas Negeri Padang: tidak diterbitkan
Popham, W. (1995). Classroom Assessment. Boston: Allyn and Bacon.
Poerwanti, Endang. (2008). Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Dikti-Depdiknas
Qomariah, Fatihatul. (2015). Pengaruh hands on-minds on activity terhadap peningkatan keterampilan proses sains terintegrasi siswa SMA. S1 Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.
Ramdani, Deni. (2012). Perbandingan Peningkatan Keterampilan Proses Sains Terintegrasi dengan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual dan Saingtemas. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia
Rezba. J. Richard, et al. (1999). Learning and Assesing: science process skills. Fourth Ediotion. Kendall/Hunt Publishing Company.
Riduwan.(2003). Dasar-dasar statistika. Bandung:Alfabeta
Rustaman, N. (2003).Kemampuan proses ilmiah dalam pembelejaran sains. [Online].http://file.upi.edu/DirekoriFPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19501 2311979032-NURYANI_RUSTAMAN/Keterampilan_Proses.
Rustaman, N. (2006). Penilaian outentik dan penerapanya dalam pendidikan sains. FPMIPA dan Sekolah Pascasarjana : UPI Bandung.
Setiadi, H. (2004). Penilaian Kinerja. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas.
Setyono, Budi.(2005). Penilaian Otentik dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (dalam jurnal pengembangan pendidikan). Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan (LP3) Universitas Jember.
Siswanto, D. (2012). Efektivitas Asesmen Proses dan Asesmen Hasil Terhadap Hasil Belajar IPA SD. Skripsi Univeristas Kristen Satya Wacana: tidak diterbitkan
Salter, I.Y. and Atkins, L.J. (2013). What students say versus what they do regarding scientific inquiry. Science education. 89(1), 1-35
Stiggin, R.J.(1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York: Mac Millan College Publishing Company.
Sudjana, nana. (1989). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Suwandi, B. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutiadi, A. (2013). Analisis Kemampuan Calon Guru Fisika Dalam Membuat Instrumen Tes Pilihan Ganda dan Esai. Dalam: Harto Nuroso, dkk (editor). Prosiding seminar nasional 2nd lontar physics forum 2013. Peranan Fisika dalam membentuk insan berkarakter. ISBN 978-602-8047-80-7. Semarang: FPMIPA IKIP PGRI
Sutiadi, A. (2013). Bahan Ajar Workshop Penyusunan Tan, A-L., & Wong, H-W. (2011). „Didn‟t Get Expected Answer, Rectify It.‟: Teaching science content in an elementary science classroom using hands-on activities. International Journal of Science Education. 34 (2). 197 -222
Suwandi, S.(2010). Model Asesmen dalam pembelajaran. Surakarta:Yuma pustaka
Tan, A-L., & Wong, H-W. (2011). „Didn‟t Get Expected Answer, Rectify It.‟: Teaching science content in an elementary science classroom using hands-on activities. International Journal of Science Education. 34 (2). 197 -222
Wallace, D. (2009). Quantitative Literacy Assessments: An Introduction to Testing Tests. Scholar Commons.
Wenning, C. J. (2005). “Levels of inquiry: Hierarchies of pedagogical practices and inquiry processes”. Journal of Physics Teacher Education Online, 2(3), 3-11.
Wren, D (2009). Performance Asesmen: A key Component of a balanced Asesmen System. Virginia: Departemen If Reasearch, Evaluation and
Wulan, A. R. (2007). Pembekalan Kemampuan Performance Assessment Kepada Calon Guru Biologi Dalam Menilai Kemampuan Inkuiri. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Wulan, A.R.
(2008). Asesment
otentik.[Online].Tersedia:http://digilib.uinsuka.ac.id/8490/1/BAB%20I,%20V ,%20D
Wulan, A. R. (2010). Penilaian Kinerja Dan Portopolio Pada Pembelajaran Biologi. [Online]. Tersedia di: fileupi.edu/fpmipa/anaratnawulan. Diakses 19 Juni 2014. FTAR%20PUSTAKA.pdf
Wuryadi, Siti Maryam. (2004). Handout Pendidikan Biologi Rencana Kuliah. Yogyakarta: UNY
Zainul. A. (2007). Asesmen Alternatif untuk Mendukung Belajar dan Pembelajaran. Makalah disampaikan dalam Seminar HEPI di Yogyakarta