• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Proposal Penelitian Kuantitatif Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Proposal Penelitian Kuantitatif Indonesia"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN KARAKTER DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP

PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK

PROPOSAL

Disusun guna memenuhi tugas akhir semester Mata kuliah : Metodologi Penelitian Kuantitatif

Dosen pengampu : Zaenal Khafidzin, M. Ag

Disusun oleh :

Imam Ahmad Badawi (1310110441)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

JURUSAN TARBIYAH/PAI

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak manusia menjadi lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan secara terus-menerus dibangun dan dikembangkan agar dari proses pelaksanaannya menghasilkan generasi yang diharapkan. Dalam rangka menghasilkan peserta didik yang unggul dan diharapkan, proses pendidikan juga senantiasa dievaluasi dan diperbaiki. Salah satu upaya perbaikan kualitas pendidikan adalah melalui pendidikan karakter.1

Akan tetapi tidak serta merta bertumpu pada pendidikan karakter saja yang berorientasi komponen pengetahuan, kesadaran, atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Perhatian orang tua merupakan nilai awal yang mempengaruhi sifat peserta didik sebelum pendidikan karakter diajarkan kepada mereka.

Dewasa ini banyak sekali kejadian yang memilukan, mulai dari Vandalisme, kriminalisasi, serta perbuatan anarkis yang di lakukan oleh kalangan pelajar yang bukan tidak mungkin semua itu berasal dari didikan sekolahnya yang tidak menanamkan karakter emosi yang positif kepada peserta didik dengan baik.

Pendidikan akidah akhlaq merupakan cabang dari pendidikan agama islam dimana satu-satunya jalan untuk menyebarluaskan keutamaan, mengangkat harkat dan martabat manusia dan menanamkan nilai-nilai budi luhur. Didalam pendidikan tentunya banyak faktor dimana keberhasilan menanamkan nilai budi pekerti merupakan tolak ukur keberhasilan pencapaiannya. Namun ironisnya banyak pihak-pihak yang mendirikan instansi hanya demi bisnis, bukan semata-mata demi kepentingan kemajuan dunia pendidikan.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal yang telah disebutkan diatas dan bagaimana untuk memberi solusi agar proses pembelajaran dan penanaman budi pekerti

(3)

menjadi lebih baik maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Peran Pendidikan Karakter Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Mata Pelajaran Akidah Akhlak”.

B. Identifikasi Masalah

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menghindari adanya kemungkinan penafsiran yang salah berhubungan dengan judul diatas, maka penulis jelaskan terlebih dahulu istilah-istilah yang terdapat didalamnya sebagai berikut :

1. Pendidikan karakter

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter yang baik kepada semua yang terlibat dan sebagai warga sekolah sehingga mempunyai pengetahuan, kesadaran, dan tindakan dalam melaksanakan nilai-nilai tersebut.

2. Perhatian orang tua

Segala bentuk kasih sayang orang tua yang diproyeksikan melalui perbuatan, sikap dan ucapan yang mampu memberikan motivasi atau daya dorong positif bagi anak-anak mereka.

C. Batasan Masalah

Adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah akan diteliti. Maka dari itu peneliti memberi batasan penelitian pada pendidikan karakter dan perhatian orang tua terhadap mata pembelajaran aqidah akhlak.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas penulis memberikan pokok permasalahan sebagai berikut :

(4)

3. Adakah korelasi dari bentuk perhatian orang tua terhadap kemandirian siswa?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Integrasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran Akidah Akhlak.

2. Untuk mengetahui bentuk perhatian orang tua terhadap penanaman akhlak.

3. Untuk mengetahui Korelasi dari bentuk perhatian orang tua terhadap kemandirian siswa.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara akademiis maupun praktis secara berikut :

1. Manfaat Teoritis

Sebagai pengembangan ilmu pendidikan khususnya pada psikologi pendidikan agama islam dan bahan dasar untuk penelitian lanjut mengenai pendidikan karakter dan perhatian orang tua khususnya pengaruhnya terhadap pendidikan agama islam. 2. Manfaat Praktis

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakter.

Karakter merupakan nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.2 Sedangkan orang yang berkarakter adalah orang yang dapat merespon segala situasi secara bermoral dan dimanifestasikan dalam bentuk tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik.

Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior).3 Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. Bagan dibawah ini merupakan bagan keterkaitan ketiga kerangka pikir ini.

2 Muchlas Samani Dan Hariyanto, M.S. Konsep Dan Model Pendidikan Karakter. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011), hal.43

(6)

Gambar: keterkaitan antara komponen moral dalam rangka pembentukan karakter yang baik menurut Lickona.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter yang baik kepada semua yang terlibat dan sebagai warga sekolah sehingga mempunyai pengetahuan, kesadaran, dan tindakan dalam melaksanakan nilai-nilai tersebut.4 Menurut Fakry Gafar, Pendidikan karakter merupakan sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.” Dalam defnisi tersebut ada tiga pikiran penting, yaitu:

a. Proses transformasi nilai-nilai

b. Ditumbuhkembangkan dalam kepribadian, dan c. Menjadi satu dalam perilaku.

Sedangkan pendidikan karakter di sekolah sebagai Pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. Jadi pendidikan karakter di sekolah mengandung makna:

1. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran. 2. Diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak

secara utuh. Asumsinya anak merupakan organisme manusia yang memiliki potensi untuk dikuatkan dan dikembangkan.

(7)

3. Penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang dirujuk sekolah (lembaga).

Tujuan pendidikan karakter di sekolah adalah:

a. Menguatkan dan mengembangkan nilia-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian atau kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.

b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah.

c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

Tugas pendidikan karakter selain mengajarkan mana nilai-nilai kebaikan dan mana nilai-nilai keburukan, justru yang ditekankan adalah langkah-langkah penanaman kebiasaan (habituation) terhadap hal-hal yang baik. Hasilnya, individu diharapkan mempunyai pemahaman tentang nilai-nilai kebaikan dan nilai keburukan, mampu merasakan nilai-nilai yang baik dan mau melakukannya.5

Menurut Suyanto, terdapat sembilan karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal yang menjadi tujuan pendidikan karakter. Kesembilan karakter tersebut yaitu:

1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya. 2. Kemandirian dan tanggung jawab. 3. Kejujuran/amanah.

4. Hormat dan santun.

5. Dermawan, suka menolong, dan kerja sama. 6. Percaya diri dan pekerja keras.

7. Kepemimpinan dan keadilan. 8. Baik dan rendah hati.

9. Toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

(8)

Menurut Diknas (2010) jenis-jenis nilai karakter yang dapat ditanamkan kepada peserta didik di kelas adalah sebagai berikut :

a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan tuhan, misalnya, religius dan taqwa.

b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri, misalnya, jujur, bertanggung jawab, hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, dan lain-lain.

c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama, misalnya, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun, dan lain-lain.

d. Nilai karakter dalam hubungannya dengan kebangsaan, misalnya, nasionalis, menghargai keberagaman, dan lain-lain.

e. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan, misalnya, peduli sosial dan lingkungan.6

Adapun pendekatan dalam pelaksanaan pendidikan karakter, yaitu pendekatan penanaman nilai (Inculcation Approach.) Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) adalah suatu pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa. Dalam pendekatan ini, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran antara lain keteladanan, penguatan positif dan negatif, stimulasi, permainan peranan, dan lain-lain.

Perilaku moral (moral action) dapat dievaluasi secara akurat dengan melakukan observasi dalam jangka waktu yang relatif lama dan secara terus menerus. Pengamat atau pengobservasi harus orang yang sudah mengenal orang-orang yang diobservasi agar penafsirannya terhadap perilaku yang muncul tidak salah.

(9)

2. Perhatian Orang Tua.

1. Pengertian Perhatian Orang Tua

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perhatian adalah hal (perbuatan dan sebagainya) memperhatikan, minat dan menaruh.7

Sedangkan menurut Wasty Soemanto, perhatian adalah cara menggerakkan bentuk umur cara bergaulnya jiwa dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku.8

Adapun menurut Muhibbin Syah, perhatian orang tua dimaksud adalah segala bentuk kasih sayang orang tua yang diproyeksikan melalui perbuatan, sikap dan ucapan yang mampu memberikan motivasi atau daya dorong positif bagi anak-anak mereka .

Menurut Sylvia Rimm, perhatian merupakan penghargaan yang berarti dan tak adanya perhatian bisa menghentikan perilaku tertentu. Waktu yang dilewatkan berdua dengan anak merupakan saat yang tepat untuk memberikan perhatian positif bagi mereka.9

Adapun perhatian orang tua yang dimaksud adalah berbagai upaya orang tua untuk memberikan kasih sayang dan motivasi kepada anak yang diproyeksikan melalui perbuatan, sikap dan ucapan, baik yang dilakukan secara spontan maupun terprogram dan bersifat terus-menerus, sehingga akan dapat dilihat suatu dampak dari proses tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua adalah cara yang diberikan oleh orang tua kepada anak sebagai bentuk kasih sayang melalui perbuatan, sikap dan ucapan, baik yang dilakukan secara spontan maupun

7 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka: 1990), hlm. 301 8 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 23

(10)

terprogram dan bersifat terus-menerus, sehingga anak menjadi baik dan mandiri dalam belajar.

2. Dasar-Dasar Perhatian Orang Tua

Dasar-dasar perhatian orang tua meliputi : dasar secara flosofs, dasar secara religius, dasar secara psikologis, dasar berdasarkan sosial budaya, dan dasar secara pedagogis.

a. Dasar flosofs.

Filosofs artinya kecintaan terhadap kebijaksanaan. Filsafat merupakan ilmu yang mempelajari kekuatan yang didasari proses berfkir dan bertingkah laku, teori tentang prinsip-prinsip atau hukum- hukum dasar yang mengatur alam semesta serta mendasari semua pengetahuan dan kenyataan, termasuk ke dalamnya studi tentang estetika, etika, logika, metafsika dan lain sebagainya. Filsafat merupakan pemikiran yang sedalam-dalamnya, seluas-luasnya, setinggi-tingginya, selengkap-lengkapnya serta setuntas-tuntasnya tentang sesuatu sehingga mengarah pada hakikat sesuatu. 10

Perhatian orang tua merupakan serangkaian tindakan yang diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana, oleh karena itu diperlukan pemikiran flosofs tentang berbagai halyang bersangkut paut dengan bimbingan. Pemikiran dan pemahaman flosofs menjadi alat yang bermanfaat bagi seorang pembimbing.

b. Dasar Religius.

Unsur keberagamaan terkait erat dengan hakikat, keberadaan dan peri kehidupan kemanusiaan. Dalam dasar religius dalam perhatian orang tua ini terdapat tiga hal pokok, yaitu :

(11)

1. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan.

2. Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan munusia berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.

3. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu.11

Secara umum dasar religius perhatian orang tua terhadap anak adalah :

1. Al-Qur’an Surat At-Tahrim Ayat 6, yang berbunyi :

سانلااهدوقواران مكيلهاو مكسفنا اوق اونما نيذلا اهياي نولعفيو مهرماام هللانوصعييداادشاظل ةكئلماهيلعةراجحلاو نورمعيام

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS. At-Tahrim; 6)”.

Berdasarkan ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa orang tua diperintahkan untuk menjaga keluarganya, yaitu anak- anaknya agar tidak terjerumus ke dalam api neraka. Dan salah satu cara untuk menjaga anak dari api neraka adalah dengan membimbing anak menuju jalan yang benar, sesuai dengan petunjuk Allah SWT.

2. Qur'an Surat Luqman Ayat 17-18, melalui kisah Lukman Al-Hakim sebagi berikut :

(12)

نا كباصاام ىلع ربصو ركنملا نع هناوفورعملب رمأو ةولصلا مقا ينبي هللانااحرم ضرياف مميو سانلل كذج رعصميو روميا ما نم كلذ روخفرانجم لك بحيي

Artinya : “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perintah yang munkar dan bersabarlah dengan apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah S.W.T. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”.

Berdasarkan ayat tersebut, dapat dijadikan suri tauladan yang baik dan memang seharusnya demikian menurut ajaran Islam, karena setiap orang tua harus menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada anak-anaknya. Dengan demikian anak akan mudah dididik untuk melakukan ibadah, kebiasaan yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu akan menumbuhkan kedisiplinan dan keaktifan diri tehadap kewajiban lain yang harus dilaksanakan.

3. Al Qur’an Surat Thaha ayat 132:

ةبقاعلاو كقمرن نحن اقمر كلئسني اهيلع رببطصاو ةاصلا كلهارمأو ىوقتلل

Artinya : “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa.(QS. Thooha : 132).”

(13)

Allah sendiri yang telah memberi rizki. Keteladan orang tua yang merupakan katatan beragama dapat berupa keaktifan dalam beribadah bersama-sama di rumah, mengaji Al-Qur’an bersama dan membiasakan berbuat baik dalam lingkungan keluarga, yang dimulai dari perilaku yang baik dari orang tua itu sendiri. Oleh karena itu harapan Allah kepada kita yang paling utama adalah agar kita menjadi orang yang taqwa.

4. Al Qur’an Al-An’am ayat 151 :

ءيش هبوكردم يا مكيلع مكبر رحام للمااولام لما ولاعم لق

Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu Karena takut kemiskinan, kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). (QS. Al An’am).12

Ayat di atas mengajarkan agar kita membimbing anak- anak kita agar selalu taat kepada Allah, kedua orang tua serta menanamkan kesadaran bahwa Allah malarang untuk berbuat keji dan munkar. Membimbing dapat dilakukan dengan melalui tuntunan yang baik daru orang tua agar anaknya mampu berbuat sesuai dengan apa yang telah diajarkan. Kesadaran orang tua tersebut dilakukan agar anak-anak mampu melaksanakan sendiri dengan cara melihat apa yang telah dilakukan orang tuanya tersebut, sehingga mereka memahami apa yang dilakukannya akan mendatangkan kebaikan bagi dirinya sendiri.

(14)

5. Hadits Nabi Muhammad tentang awal kejadian manusia yang berbunyi :

Dari Aswad bin Sari’ RA berkata, Rasulullah SAW bersabda : Semua anak yang dilahirkan, dilahirkan atas kemurnian sampai lisannya dapat menerangkan maksudnya, lalu bapak ibunya yang membuatnya Yahudi, Nasrani atau Majusi’. (HR. Abu Ya’la, Thabrani dan Baihaqi).

Berdasarkan hadits di atas dapat diketahui bahwa orang tua mempunyai peranan penting dalam membentuk dan mencetak anak dalam keluarga. Kedua orang tualah yang pertama kali memberikan bimbingan kepada anak. Anak yang menjadi baik adalah tergantung bimbingan orang tua yang baik dan anak akan menjadi buruk juga tergantung bimbingan orang tua yang tidak baik. Jadi, baik buruknya anak adalah tergantung pada bimbingan orang tua.

c. Dasar Psikologis

Psikologis merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam bimbingan berarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan. Hal ini sangat penting karena bidang garapan bimbingan adalah tingkah laku, klien yaitu tingkah laku klien yang perlu diubah atau dikembangkan apabila ia hendak mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya atau ingin mencapai tujuan-tujuan yang dikehendakinya .

(15)

individu tidak terjadi dalam keadaan kosong, melainkan mengandung latar belakang, latar depan, sangkut-paut dan isi tertentu. Lagi pula, tingkah laku itu berlangsung dalam kaitannya dengan lingkungan tertentu yang mengandung di dalamnya unsur-unsur waktu, tempat dan berbagai kondisi lainnya. Suatu tingkah laku merupakan perwujudan dari hasil interaksi antara keadaan interen individu dan keadaan ekstern lingkungan.

d. Dasar Sosial Budaya

Sosial merupakan salah satu dari dimensi kemanusiaan. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah dapat hidup seorang diri. Di manapun dan bilamanapun manusia hidup senantiasa membentuk kelompok hidup terdiri dari sejumlah anggota guna menjamin baik keselamatan, perkembangan, maupun keturunan. Dalam kehidupan kelompok itu, manusia harus mengembangkan ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing individu sebagai anggota demi ketertiban pergaulan sosial mereka. Ketentuan- ketentuan itu biasanya berupa perangkat nilai, norma sosial maupun pandangan hidup yang terpadu dalam system budaya yang berfungsi sebagai rujukan hidup para pendudkungnya. Rujukan itu, melebihi proses belajar, diwariskan kepada generasi penerus yang akan melestarikannya. Karena itu masyarakat dan kebudayaan itu sesungguhnya merupakan dua sisi dari satu mata uang yahng sama. Sosial budaya mencakupi unsur-unsur sosial kemasyarakatan yang terkait dengan sosiologi dan kebudayaan.

e. Dasar Pedagogis

(16)

budaya dan norma-norma sosial yang melandasi kehidupan masyarakat itu diwujudkan dan dibina ketangguhannya. Karena itu berbagai cara dilakukan masyarakat untuk mendidik anggotanya, seperti menceritakan dongeng-dongeng mitos, menanamkan etika sosial dan memberitahu, menegur dan ketaladanan; melalui permainan, terutama yang memperkenalkan peran-peran sosial, serta lain-lain kegiatan di antara teman sebaya, dan kerabat .

3. Tujuan Perhatian Orang Tua.

Menurut I. Djumhur & Moh. Surya, tujuan perhatian orang tua terhadap anak adalah:

a. Membantu anak untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi hasil belajar serta kesempatan yang ada.

b. Membantu proses sosialisasi dan sensitivitas kepada kebutuhan orang. membantu anak untuk mengembangkan motif-motif intrinsic dalam belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti dan bertujuan.

c. Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan.

d. Mengembangkan nilai dan sikap menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri (self acceptance). e. Membantu di dalam memahami tingkah laku manusia. f. Membantu anak untuk memperoleh kepuasan pribadi dan

dalam penyesuaian diri secara maksimal

terhadapmasyarakat.

g. Membantu anak untuk hidup di dalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek fsik, mental dan sosial.

(17)

a. Agar anak mengerti diri dan lingkungannya. Mengerti diri meliputi pengenalan kemampuan, bakat khusus, minat, cita-cita dan nilai hidup yang dimiliki untuk pengembangan dirinya.

b. Mampu memilih, memutuskan, dan merencanakan hidupnya secara bijaksana, baik dalam pendidikan, pekerjaan dan sosio-pribadi.Mengembangkan kemampuan dan kesanggupannya secara maksimal.

c. Memecahkan masalah yang dihadapi secara bijaksana.Mengelola aktiftas kehidupannya, mengembangkan sudut pandangnya dan mengambil keputusan serta mempertanggungjawabkannya.

d. Memahami dan mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungannya.13

Adapun menurut Oemar Hamalik, tujuan perhatian orang tua sebagaimana tujuan bimbingan belajar adalah :

a. Agar anak bertanggung jawab menilai kemampuannya sendiri dan menggunakan pengetahuannya secara efektif.

b. Agar anak menjalani kehidupannya sekarang secara efektifdan menyiapkan dasar kehidupan masa depannya sendiri.

c. Agar semua potensi anak berkembang secara optimal meliputi semua aspek pribadinya sebagai individu yang potensial.

4. Indikator Perhatian Orang Tua

Indikator perhatian orang tua diantaranya meliputi : a. Bimbingan orang tua dalam belajar anak.

(18)

Salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar adalah faktor sosial, yang meliputi hubungan dengan keluarga, hubungan dengan sekolah dan hubungan dengan masyarakat. Menurut Mihibbin Syah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu: faktor bakat, faktor minat dan perhatian, faktor cara belajar, faktor lingkungan keluarga dan faktor sekolah . Termasuk factor sosial adalah faktor bimbingan orang tua.

Bimbingan orang tua dalam belajar dapat membantu anak dalam hal :

1. Membuat pilihan-pilihan, penyesuaian-penyesuaian dan interpretasi-interpretasi dalam hubungannya dengan situasi tertentu.

2. Memperkuat fungsi-fungsi pendidikan.

3. Menjadi insan yang berguna, tidak hanya sekadar mengikuti kegiatan-kegiatan yang berguna saja.

4. Pemberian nasihat orang tua kepada anak agar rajin belajar.14 Pemberian nasehat adalah pemberitahuan seseorang tentang sesuatu yang baik agar dia dapat melakukannya dan yang jahat agar dia tidak melakukannya. Termasuk nasehat adalah nasihat, peringatan, teguran perintah. Dengan ungkapan lain, nasehat dapat disebut juga al- amr bil-ma'ruf wan nahyu 'anil munkar. Nasehat atau al-amr bil- ma'ruf wan nahyu 'anil munkar merupakan salah satu metode yang dianjurkan oleh Allah . Dalam hal pemberian nasehast ini Allah SWT berfrman :

يه ىتلاب مهلاداجو ةنسحلا ةضعوملاو ةمكحلاب مكبر ليبس ىلاوعدا نسحا

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. (QS. An-Nahl: 125) .

b. Pengawasan orang tua

(19)

Pengawasan orang tua mrupakan hal yang sangat diperlukan bagi perkembangan anak, khususnya dalam belajar anak. Orang tua adalah orang yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak, oleh karena itu orang tua wajib memberikan pengawasan kepada anak. Baik buruknya kehidupan anak tergantung orang tua. Anak menjadi buruk tingkah lakunya atau menjadi baik dan terpuji tingkah lakunya juga sangat tergantung pada orang tua. Demikian pula sukses tidaknya anak dalam belajar tergantung pengawasan orang tua. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW.

Aswad bin Sari ’ RA berkata, Rasulullah SAW bersabda : Setiap anak dilahirkan atas ftrah (kesucian agama yang sesuai dengan nurani) sehingga lancar lidahnya, maka kedua orang tuanya yang menjadikan dia beragama yahudi, nasrani atau majusi’. (HR. Abu Ya’la, Thabrani dan Baihaqi)

Berdasarkan hadits di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan orang tua sangat diperlukan karena baik buknya anak tergantung pada orang tua dalam mengawasi anak.

c. Pemberian motivasi dalam belajar.

Pemberian motivasi dalam belajar dapat membantu anak dalam:

1. Memperoleh gambaran yang objektif dan jelas tentang potensi, watak, minat, sikap dan kebiasaannya agar ia dapat menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Mendapat pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat dan kemampuan dan membantu siswa itu untuk menentukan cara yang efektif dan efesien dalam menyelesaikan bidang pendidikan yang dipilihnya agar tercapai hasil yang dia harapkan.

(20)

yang memuaskan dalam pekerjaan sambil memberikan sumbangan secara rasional terhadap masyarakat.

Pengertian Akidah Akhlak

Kata “akidah’ secata etimologis berasal dari kata ‘aqada- ya’qidu-‘aqdan-‘aqidatan. ‘aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi kata ‘akidah maka berarti keyakinan. Relevansi antara kata ‘aqdan dan ‘akidah adalah keyakinan itu tesimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.15

Secara terminologis (istilah), terdapat beberapa defnisi, antara

lain:

1. Menurut Hasan Al-Banna, bahwa ‘aqaid (bentuk jama’dari akidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu- raguan.

2. Menurut Abu Bakar Jabar Al-Jazairy, bahwa akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia beradasarkan akal, wahyu dan ftrah. Kebenaran itu dipatrikan (oleh manusia) di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya (secara pasti) dan tidak ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

Sedangkan kata “akhlak’ berasal dari akar kata “kholaqa-yakhluqu-kholqon-khuluqon-akhlaqon” yang berartitabi’at atau watak. Dari sini banyak para ulama yang membagi akhlak menjadi dua bagian, yakni akhlak mahmudah (terpuji) dan akhlak madzmumah (tercela).16

15 Yunahar Ilyas, Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta: LPPI UMY, Cet II, 1993), hal. 1-2

(21)

Akhlak terpuji merupakan penyebab kebahagiaan di dunia dan akhirat, mengangkat pemiliknya kederajat malaikat muqarrabin (yang dekat Allah), sedangkan akhlak yang buruk adalah racun pembunuh dan perbuatan buruk yang dapat menjauhkan diri dari rahmat Tuhan.

Menurut Ahmad Amin akhlak ialah kebiasaan kehendak atau menangnya keinginan manusia yang berlangsung bertrut-turut dan berulang-ulang sehingga hal tersebut menjadi suatu kebiasaan yang kemudian membentuk watak begitu lekat dengan jiwanya.17

B. Kerangka Berfkir

Pendidikan karakter merupakan bentuk pendidikan yang mengedepankan nilai moral dan nilai keagamaan melalui berbagai aspek kehidupan mulai dari kesopanan serta keserasian antara Berdasarkan landasan teori dan penelitian yang relevan diatas, maka kerangka berfkir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar i

Kerangka Pemikiran Teoritis

R1

17 Abdul Malik Muhammad Al Qasim, Ibadah-Ibadah yang Paling Mudah (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1993)

Akidah Akhlak ( Y ) Perhatian orang tua

( X2 )

(22)

R R2

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotetis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris dengan data. Adapun hipotesis yang kami ajukan dan akan diuji kebenaranya dalam proses penelitian ini adalah sebagai berikut:

4. BagaimanaSignifikansi pendidikan karakter dalam mata pelajaran Akidah Akhlak ? 5. Bagaimana bentuk signifikansi perhatian orang tua terhadap penanaman akhlak ? 6. Adakah signifikansi korelasi dari bentuk perhatian orang tua terhadap kemandirian

siswa?

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

(23)

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendeekatan kuantitatif, yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data-data perhitungan yang diamati yang diolah dengan data statistic.

C.Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : subyek/obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.

Sampel adalah sebagian dari populasi, pengambilan sampel tersebut didasarkan atas pendapat Suharsimi Arikunto yang memberikan batasan jika subyek yang diteliti kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi apabila pupolasi lebih dari 100 maka dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.

D. Variable dan Indikator

Variabel penelitian adalah suatu atribut suatu sifat atau nilai dari orang, obyek atau kgiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Adapun yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah : 1. Ppergaulan remaja, sebagai variable independen ( bebas) pertama

disebut variable X1, dengan indicator sebagai berikut : a. Interaksi bergaul dengan teman-teman sebaya b. Bimbingan orang tua

c. Teman bergaul d. Tata cara bergaul

2. Lingkungan social sebagai variable independen (bebas) kedua disebut variable X2, dengan indicator sebagai berikut :

a. Interaksi social

(24)

3. Pendidikan agama Islam sebagai variable dependen ( terikat ) disebut variable Y, dengan indicator sebagai berikut :

a. Mampu meningkatkan kemampuan untuk beribadah b. Mampu mematuhi aturan ( hukum ) dalam agama Islam

c. Mampu menjalankan kehidupan sesuai dengan pedoman al Qur’an dan hadits.

Adapun desain penelitian sebgai berikut :

Keterangan :

X1 : pergaulan remaja X2 : lingkungan sosial

Y : Pendidikan agama Islam

E.Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatanya dalam mengumpulkan data agar krgiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Hal ini penulis menggunakan instrument penelitian berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, dan angket terbuka.

Ada dua buah instrument yang harus dikembangkan, yaitu variable X1 tentang pergaulan remaja dan variable X2 tentang lingkyngan social, dan variable Y tentang pendidikan agama Islam. Dan adapun instrument yang berupa angket terbuka adalah seperti dibawah ini :

Tabel 1

Kisi-kisi angket Variabel Penelitian

X1

Y

(25)

Variabel penulis peroleh dari dua sumber :

(26)

Metode ini di artikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.

b. Metode angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

2. Data Literer

Data literer merupakan pengumpulan data dari sumber keustakaan. Data kepustakaan ini tentu saja berkaitan dengan pokok bahasan skripsi ini yaitu pergaulan remaja dan lingkungan social serta pendidikan agama Islam.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data –data terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan statistic. Adapun tahapanya sebagai berikut :

1. Analisis pendahuluan

Pada tahapan ini data yang terkumpul dikelompok kan kemudian dimasukan dalam table distribusi frekuensi secara sederhana untuk setiap variable yang ada dalam penelitian. Sedankan pada setiap item pilihan dalam angket kana diberi penskoran dengan standar sebagai berikut :

a. Untuk alternatif jawaban A dengan skor 4 b. Untuk alternatif jawaban B dengan skor 3 c. Untuk alternatif jawaban C dengan skor 2 d. Untuk alternatif jawaban D dengan skor 1 2. Analisis Uji Hipotesis

(27)

analisis regresi apabila kita ingin mengetahui bagaimana variable dependen atau criteria dapat diprediksikan melalui variable independen atau predictor.

Dalam analisis hipotesis ini menggunakan rumus regresi ganda, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Membuat table penolong

b. Mencari masing-masing standar deviasi c. Menghitung nilai a, b1 dan b2

d. Membuat persamaan regresi e. Mencari koefsien determinasi f. Mencari nilai F Reg

3. Analisis Lanjut

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, 2011, Yogyakarta: Ar- Ruzz Media

Muchlas Samani Dan Hariyanto, M.S. Konsep Dan Model Pendidikan Karakter. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011

Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, (Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2011

Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter Kajian Teori Dan Praktek di Sekolah,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011)

Umar Baradja, Terjemah Kitab Akhlaku Libanin (Jakarta: Yayasan Umar Baradja, Jilid IV. 1993)

Abdul Malik Muhammad Al Qasim, Ibadah-Ibadah yang Paling Mudah (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1993)

Yunahar Ilyas, Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta: LPPI UMY, Cet II, 1993)

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009

Djumhur & Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu,

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan Model Pendidikan Nilai sebagai Upaya Pembentukan Karakter Peserta Didik dalam Implementasi Pendidikan Inklusif di Tingkat Sekolah Dasar

ketimbang sebelumnya, dimana pengelolaan kawasan perbatasan mulai terlihat lebih mengedepankan aspek prosperity dari pada security, hal itu dapat dilihat dari berbagai

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk1) Mengetahui model pendidikan karakter berbasis nilai moral keagamaan pada mahasiswa jurdiknk

Bentuk penuangan nilai pendidikan karakter pada data di atas adalah dalam bentuk frasa. Aspek karakter yang terkandung dalam data tersebut adalah aspek pendidikan

Pelaksanaan desain integrasi nilai-nilai (karakter) ke dalam pembelajaran pada mata pelajaran PKn pada pokok bahasan pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek

Komponen pendidikan karakter berikutnya adalah mengetahui nilai moral seperti menghargai kehidupan seseorang, bertanggung jawab terhadap orang lain, kejujuran, keadilan,

Pendidikan karakter ada karena kekhawatiran tentang nilai-nilai moral peserta didik saat ini yang semakin buruk, banyak faktor mempengaruhi karakter buruk dari peserta didik, mulai

Dalam konteks ini, kita akan menelusuri bagaimana Islam mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti nilai-nilai moral, norma-norma sosial, struktur keluarga, ekonomi, politik, seni