• Tidak ada hasil yang ditemukan

Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 5, Nomor 4, Agustus 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 5, Nomor 4, Agustus 2017"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODESNOWBALL THROWING

DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA CERPEN SISWA KELAS IX SMP IMMANUEL BATU

Lilik Anggraini

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma

lilikanggraini.la@gmail.com

Abstrak:Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan dan membedakan kemampuan membaca cerpen pada siswa dalam menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik menggunakan metode Snowball Throwing dan metode ceramah. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

quasi eksperiment dengan desain penelitian Control Pretest-Postes Desigen. Sampel yang digunakan berjumlah 64 siswa. Siswa kelas IX A berjumlah 30 siswa sebagai kelompok eksperimen sedangkan kelompok kontrol diambil dari kelas IX B yang berjumlah 34 siswa. Analsisi inferensial berupa analisis statistik menggunakanindependent t-test dan anova. Analisis dilakukan menggunakan program SPSS for windows

versi 20. Hasil penelitian ini yaitu (1) kemampuan membaca cerpen sebelum menggunakan metode Snowball Throwing pada kelas eksperimen mendapatkan nilai rendah, nilai siswa rendah karena hanya mendapat nilai rata-rata kelas sebesar 57,50; (2) kemampuan membaca cerpen sesudah menggunakan metode Snowball Throwing pada kelas eksperimen mendapatkan nilai tinggi, nilai siswa tinggi karena mendapat nilai rata-rata kelas sebesar 77,36; (3) kemampuan membaca cerpen sebelum menggunakan metode ceramah pada kelas kontrol mendapatkan nilai rendah, nilai siswa rendah karena hanya mendapat nilai rata-rata kelas sebesar 57,94; (4) kemampuan membaca cerpen setelah menggunakan metode ceramah pada kelas kontrol mendapatkan nilai rendah, nilai siswa rendah karena hanya mendapat nilai rata-rata kelas sebesar 61,91; (5) penggunaan metode Snowball Throwing efektif meningkatkan kemampuan membaca cerpen pada siswa dalam menentukan unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen, hasil pengujian hipotesis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca cerpen siswa yang menggunakan metodeSnowball Throwing dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode ceramah (F = 4,255; P < 0,05).

Kata-kata Kunci: metode Snowball Throwing, membaca cerpen, hasil belajar.

PENDAHULUAN

Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum yang ada dalam setiap jenjang pendidikan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa kesatuan yang wajib dipelajari oleh setiap warga negara

(2)

Tujuan pembelajaran Bahasa Indo-nesia di sekolah adalah untuk melatih siswa agar mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam hal membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Keempat aspek pembelajaran tersebut dalam pembelajaran hendaknya dilaku-kan secara terpadu dengan pendekatan proses dan pendekatan hasil.Dari keempat keterampilan tersebut, keteram-pilan membaca merupakan salah satu keterampilan yang diajarakan di sekolah dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Membaca merupakan suatu aktivitas yang sangat jamak dilakukan oleh siapa pun, di mana pun dan kapan pun, serta tujuan melakukan aktivitas membaca pun sangat bervariatif, walaupun bisa dikatakan secara sederhana bahwa tujuan umum membaca adalah untuk memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya di samping juga untuk mencari hiburan semata.

Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang-lambang tertulis semata-mata. Bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca agar dia mampu memahami materi yang dibacanya. Membaca merupakan interaksi antara pembaca dan penulis. Interaksi tersebut tidak langsung, namun bersifat komunikatif. Komunikasi antara pembaca dan penulis akan semakin baik jika pembaca mempunyai kemampuan yang lebih baik. Salah satu kemampuan membaca di jenjang SMP dilakukan dalam bentuk mengapresiasi sastra. Menurut Elliyati (dalam Widyartono 2011) apresiasi sastra yaitu kemampuan menghayati atau menikmati karya sastra, diharapkan mewujud pada pengalaman belajar siswa. Pemahaman dan penghayatan terhadap karya sastra, bagi siswa, perlu diawali atau disertai dengan pemahaman terlebih dahulu tentang isi atau jalan cerita yang sedang dihadapi. Apresiasi

merupakan kegiatan mengakrabi karya sastra secara bersungguh-sungguh. Sehubungan dengan itu, apresiasi memerlukan kesungguhan penikmat sastra dalam mengenali, menghargai dan menghayati, sehingga ditemukan penji-waan yang benar-benar.

Karya sastra tidak sekadar dipahami secara kognitif, melainkan juga pemahaman dengan apresiasi. Pemahaman dengan apresiasi melibatkan alat indera yakni pemahaman dengan menghayati atau menikmati keindahan karya sastra yang memercik dari rentetan kata dalam karya sastra dan jalinan makna yang tersingkap dari teks. Oleh sebab itu, siswa perlu dipajangkan pada karya sastra yang sesungguhnya (orisinal) bukan dalam bentuk sinopsis atau ringkasan. Sinopsis atau ringkasan hanyalah memenuhi pemahaman kognisi tetapi tidak dapat menyediakan peluang bagi penikmatan atau penghayatan inderawi.

(3)

Hasil wawancara dengan guru, guru mengaku bahwa beberapa siswa sangat jarang membaca cerpen sehingga kurang menguasai atau mengetahui isi cerita dari cerpen tersebut. Nilai siswa juga tergolong masih rendah dalam pelajaran membaca cerpen. Siswa cenderung tidak lancar dalam menceritakan kembali bacaan atau cerita pendek yang telah dibacanya. Padahal, melalui kegiatan membaca cerpen tersebut, siswa diharapkan mampu menentukan atau mengingat kembali hasil bacaannya. Hal ini disebabkan karena guru dalam melakukan pengajaran hanya menggunakan teknik-teknik yang umum yang biasa digunakan yaitu ceramah.

Pembelajaran apresasi sastra dalam hal ini cerpen seharusnya guru menyediakan kesempatan membaca sebanyak-banyaknya kepada siswa. Melalui membaca, siswa akan menikmati cerpen, yang selanjutnya sampai pada penghargaan terhadap cerpen. Penghargaan itu akan mewujud pada tindak produktif atau ekspresif, baik secara lisan maupun tertulis sebagai respons-simultan terhadap kegiatan membacanya itu. Salah satu metode yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu metode Snowball Throwing.

Metode Snowball Throwing dipilih sebagai metode dalam pembelajaran membaca cerpen karena beberapa faktor. Menurut Hamdayana (2014) metode

Snowball Throwing menjadikan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, pembelajaran menjadi lebih efektif dalam mencapai aspek kognitif, afekif dan psikomotor.

Berdasarkan masalah pada penerapan pembelajaran menggunakan metode ceramah maka penelitian ini mencoba menerapkan pembelajaran menggunakan metode Snowball Thro-wing. Penelitian ini membandingkan penerapan metode Snowball Throwing

dengan metode ceramah. Penelitian ini dilakukan sebagai pengembangan dari penelitian sebelumnya.

METODE

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi eksperiment

dengan desain penelitian Control Pretest-Postes Desigen. Sampel yang digunakan berjumlah 64 siswa. Siswa kelas IX A berjumlah 30 siswa sebagai kelompok eksperimen sedangkan kelompok kontrol diambil dari kelas IX B yang berjumlah 34 siswa.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data

pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol. Analsisi inferensial berupa analisis statistik menggunakan

independent t-test. Analisis dilakukan menggunakan program SPSS for windowsversi 20.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1) Kemampuan Membaca Cerpen Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu dalam Menentukan Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik Sebelum Mengguna-kan Metode Snowball Throwing pada Kelas Eksperimen

Hasil skor pelaksanaan pretes pada kelas eksperimen ditunjukkan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

Gambar 1 Nilai Rata-rata Pretest pada Kelas Eksperimen

(4)

mendapat skor di bawah KKM yang ditentukan yaitu ≥75. Hanya 2 siswa yang mendapat skor sesuai KKM. Nilai rata-rata kelas sebesar 57,50. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca cerpen siswa kelas eksperimen sebelum menggunakan metode Snowball Throwingmasih di bawah KKM.

Hasil jawaban pretest siswa ditunjukkan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Gambar 2 Jumlah Jawaban Benar pada Soal Pretest Kelas Eksperimen

Gambar 2 menunjukkan

kemampuan membaca cerpen siswa kelas eksperimen sebelum menggunakan metode Snowball Throwing pada siswa dalam menentukan unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen. Unsur instrisik terdiri dari tema, latar dan penokohan. Unsur instrisik cerpen terdiri dari nilai-nilai dalam kehidupan.

Aspek tema terdapat pada soal nomor 5. Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa 25 siswa mampu menjawab soal dengan benar. Hasil ini berarti siswa mampu sangat baik dalam menentukan aspek tema pada cerpen.

Aspek latar terdapat pada soal nomor 3, soal nomor 4 dan soal nomor 12. Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa 23 siswa mampu menjawab soal nomor 3 dengan benar. Hasil ini berarti siswa mampu dengan baik menentukan aspek latar tempat dalam cerpen. Pada soal nomor 4 terdapat 8 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa kurang mampu dalam menentukan latar

suasana pada cerpen. Pada soal nomor 12 terdapat 21 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa mampu dengan baik dalam menentukan latar waktu pada cerpen.

Aspek penokohan terdapat pada soal nomor 2, soal nomor 16 dan soal nomor 17. Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa 21 siswa mampu menjawab soal nomor 2 dengan benar. Hasil ini berarti siswa mampu dengan baik menentukan aspek watak tokoh dalam cerpen. Pada soal nomor 16 terdapat 20 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa mampu dengan baik dalam menjelaskan cara pengarang menggambarkan watak tokoh pada cerpen. Pada soal nomor 17 terdapat 30 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti kemampuan siswa sangat baik dalam menjelaskan watak tokoh pada cerpen.

(5)

konflik satu tokoh dengan kehidupan sehari-hari pada cerpen. Pada soal nomor 10 terdapat 3 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa sangat kurang mampu dalam menentukan hubungan konflik dua tokoh dengan kehidupan sehari-hari pada cerpen. Pada soal nomor 20 terdapat 5 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa gagal dalam menentukan hubungan cerpen dengan kehidupan sehari-hari.

2) Kemampuan Membaca Cerpen Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu dalam Menentukan Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik Sesudah Mengguna-kan Metode Snowball Throwing pada Kelas Eksperimen

Hasil skor pelaksanaan postest pada kelas eksperimen ditunjukkan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

Gambar 3 Nilai Postest pada Kelas Eksperimen

Gambar 3 menunjukkankemampuan membaca cerpen siswa kelas eksperimen setelah menggunakan metode Snowball Throwingterdapat 22 siswa mendapat skor di atas KKM yang ditentukan yaitu ≥75. Terdapat 8 siswa yang mendapat skor di bawah KKM. Nilai rata-rata kelas sebesar 77,36. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca cerpen siswa kelas eksperimen setelah menggunakan metode Snowball Throwingdi atas KKM.

Hasil jawaban postest siswa ditunjukkan dalam bentuk tabel sebagai

berikut.

Gambar 4 Jumlah Jawaban Benar pada Soal Postest Kelas Eksperimen

Gambar 4menunjukkan aspek tema terdapat pada soal nomor 5. Hasilnya menunjukkan bahwa 30 siswa mampu menjawab soal dengan benar. Hasil ini berarti siswa mampu sangat baik dalam menentukan aspek tema pada cerpen.

Aspek latar terdapat pada soal nomor 3, soal nomor 4 dan soal nomor 12. Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa 29 siswa mampu menjawab soal nomor 3 dengan benar. Hasil ini berarti siswa mampu sangat baik dalam menentukan aspek latar tempat dalam cerpen. Pada soal nomor 4 terdapat 30 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa mampu sangat baik dalam menentukan latar suasana pada cerpen. Pada soal nomor 12 terdapat 30 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa mampu sangat baik dalam menentukan latar waktu pada cerpen.

(6)

siswa sangat baik dalam menjelaskan watak tokoh pada cerpen.

Unsur ekstrinsik cerpen terdiri dari nilai dalam kehidupan. Aspek nilai-nilai ini terdiri dari nilai-nilai agama, nilai-nilai budaya, nilai sosial dan nilai moral. Aspek nilai agama terdapat pada soal nomor 7. Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa 5 siswa mampu menjawab soal nomor 7 dengan benar. Hasil ini berarti siswa gagal dalam menentukan aspek nilai agama pada cerpen. Aspek nilai budaya terdapat pada soal nomor 14. Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa 29 siswa mampu menjawab soal nomor 14 dengan benar. Hasil ini berarti siswa mampu sangat baik dalam menentukan aspek nilai budaya pada cerpen. Aspek nilai moral terdapat pada soal nomor 15. Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa 23 siswa mampu menjawab soal nomor 15 dengan benar. Hasil ini berarti siswa mampu dengan baik dalam menentukan aspek nilai moral pada cerpen. Aspek nilai sosial terdapat pada soal nomor 6, soal nomor 10 dan soal nomor 20. Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa 1 siswa mampu menjawab soal nomor 6 dengan benar. Hasil ini berarti siswa gagal dalam menentukan hubungan konflik satu tokoh dengan kehidupan sehari-hari pada cerpen. Pada soal nomor 10 terdapat 18 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa cukup mampu dalam menentukan hubungan konflik dua tokoh dengan kehidupan sehari-hari pada cerpen. Pada soal nomor 20 terdapat 6 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa gagal dalam menentukan hubungan cerpen dengan kehidupan sehari-hari.

3) Kemampuan Membaca Cerpen Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu dalam Menentukan Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik Sebelum Menggunakan Metode Ceramah pada Kelas Kontrol

Hasil skor pelaksanaan pretes pada kelas kontrol ditunjukkan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

Gambar 6 Nilai Pretest pada Kelas Kontrol

Gambar 6 menjukkan kemampuan membaca cerpen siswa kelas kontrol sebelum menggunakan metode ceramah terdapat 33 siswa masih mendapat skor di bawah KKM yang ditentukan yaitu ≥75. Hanya 1 siswa yang mendapat skor sesuai KKM. Nilai rata-rata kelas sebesar 57,59. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca cerpen siswa kelas kontrolsebelum menggunakan metode ceramahmasih di bawah KKM.

Hasil jawaban pretest siswa ditunjukkan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Gambar 7 Jumlah Jawaban Benar pada Soal Pretest Kelas Kontrol

(7)

grafik menunjukkan bahwa 27 siswa mampu menjawab soal dengan benar. Hasil ini berarti siswa mampu sangat baik dalam menentukan aspek tema pada cerpen.

Aspek latar terdapat pada soal nomor 3, soal nomor 4 dan soal nomor 12. Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa 28 siswa mampu menjawab soal nomor 3 dengan benar. Hasil ini berarti siswa mampu sangat baik dalam menentukan aspek latar tempat dalam cerpen. Pada soal nomor 4 terdapat 4 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa kurang mampu dalam menentukan latar suasana pada cerpen. Pada soal nomor 12 terdapat 24 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa mampu dengan baik dalam menentukan latar waktu pada cerpen.

Aspek penokohan terdapat pada soal nomor 2, soal nomor 16 dan soal nomor 17. Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa 23 siswa mampu menjawab soal nomor 2 dengan benar. Hasil ini berarti siswa mampu dengan baik menentukan aspek watak tokoh dalam cerpen. Pada soal nomor 16 terdapat 25 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa mampu sangat baik dalam menjelaskan cara pengarang menggambarkan watak tokoh pada cerpen. Pada soal nomor 17 terdapat 26 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti kemampuan siswa sangat baik dalam menjelaskan watak tokoh pada cerpen.

Unsur ekstrinsik cerpen terdiri dari nilai dalam kehidupan. Aspek nilai-nilai ini terdiri dari nilai-nilai agama, nilai-nilai budaya, nilai sosial dan nilai moral. Aspek nilai agama terdapat pada soal nomor 7. Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa 2 siswa mampu menjawab soal nomor 7 dengan benar. Hasil ini berarti siswa gagal dalam menentukan aspek nilai agama pada cerpen. Aspek nilai budaya terdapat pada soal nomor 14. Berdasarkan grafik

menunjukkan bahwa 8 siswa mampu menjawab soal nomor 14 dengan benar. Hasil ini berarti siswa cukup mampu dalam menentukan aspek nilai budaya pada cerpen.Aspek nilai moral terdapat pada soal nomor 15. Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa 28 siswa mampu menjawab soal nomor 15 dengan benar. Hasil ini berarti siswa mampu sangat baik dalam menentukan aspek nilai moral pada cerpen. Aspek nilai sosial terdapat pada soal nomor 6, soal nomor 10 dan soal nomor 20. Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa 12 siswa mampu menjawab soal nomor 6 dengan benar. Hasil ini berarti siswa kurang mampu dalam menentukan hubungan konflik satu tokoh dengan kehidupan sehari-hari pada cerpen. Pada soal nomor 10 terdapat 5 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa gagal dalam menentukan hubungan konflik dua tokoh dengan kehidupan sehari-hari pada cerpen. Pada soal nomor 20 terdapat 3 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa gagal dalam menentukan hubungan cerpen dengan kehidupan sehari-hari.

4) Kemampuan Membaca Cerpen Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu dalam Menentukan Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik Sesudah Menggunakan Metode Ceramah pada Kelas Kontrol

(8)

Gambar 8 Nilai Postest pada Kelas Kontrol

Gambar 8 menunjukkankemampuan membaca cerpen siswa kelas kontrol setelah menggunakan metode ceramah terdapat 30 siswa masih mendapat skor di bawah KKM yang ditentukan yaitu ≥75. Hanya 4 siswa yang mendapat skor sesuai KKM. Nilai rara-rata kelas sebesar 61,59. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca cerpen siswa kelas kontrolsebelum menggunakan metode ceramahmasih di bawah KKM.

Gambar 9 Jumlah Jawaban Benar pada Soal Postest Kelas Kontrol

Gambar 9 menujukkan aspek tema terdapat pada soal nomor 5. Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa 29 siswa mampu menjawab soal dengan benar. Hasil ini berarti siswa mampu sangat baik dalam menentukan aspek tema pada cerpen.

Aspek latar terdapat pada soal nomor 3, soal nomor 4 dan soal nomor 12. Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa 29 siswa mampu menjawab soal nomor 3 dengan benar. Hasil ini berarti siswa mampu sangat baik menentukan aspek latar tempat dalam cerpen. Pada soal nomor 4 terdapat 30 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa mampu sangat baik dalam menentukan latar suasana pada cerpen. Pada soal nomor 12 terdapat 29 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa mampu sangat baik dalam menentukan latar waktu pada cerpen.

Aspek penokohan terdapat pada soal nomor 2, soal nomor 16 dan soal nomor

17. Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa 28 siswa mampu menjawab soal nomor 2 dengan benar. Hasil ini berarti siswa mampu sangat baik menentukan aspek watak tokoh dalam cerpen. Pada soal nomor 16 terdapat 15 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa mampu dengan baik dalam menjelaskan cara pengarang menggambarkan watak tokoh pada cerpen. Pada soal nomor 17 terdapat 10 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti kemampuan siswa kurang mampu dalam menjelaskan watak tokoh pada cerpen.

(9)

hubungan konflik dua tokoh dengan kehidupan sehari-hari pada cerpen. Pada soal nomor 20 terdapat 4 siswa mampu menjawab benar. Hasil ini berarti siswa gagal dalam menentukan hubungan cerpen dengan kehidupan sehari-hari. 5) Perbedaan Kemampuan Membaca Cerpen Siswa Kelas IX SMP Imma-nuel Batu dalam Penggunaan Metode

Snowball Throwing pada Kelas Ekspe-rimen dengan Penggunaan Metode Ceramah pada Kelas Kontrol

Gambar 10 Perbedaan Hasil Postest Kelas Eksperimen dengan Hasil Postest Kelas Kontrol

Gambar 10 menunjukkan bahwa nilai rata-rata postest pada kelas eksperimen sebesar 77,36 sedangkan nilai rata-rata postest pada kelas kontrol sebesar 61,91. Hasil nilai rata-rata postest pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata postest pada kelas kontrol. Hasil disimpulkan bahwa penggunaan metode Snowball Throwing pada kelas eksperimen lebih efektif meningkatkan kemampuan membaca cerpen siswa dalam menentukan unsur instrinsik dan ekstrinsik dari pada penggunaan metode ceramah pada kelas kontrol

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, uji prasyarat yang harus dipenuhi yaituuji homogenitas dan uji normalitas pada masing-masing kelompok. Hasil uji homogenitas pada kelas kontrol dan kelas eksperimen ditunjukkan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 1 Hasil Uji Homogenitas Kelas Sig. Keterangan

Kontrol 0,176 Homogen Eksperimen 0,664 Homogen

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa hasil uji homogenitas data pada kelas kontrol dan kelas eksperimen mendaptkan hasil sebesar 0,176 pada kelas kontrol dan 0,664 pada kelas eksperiman. Hasil ini berarti 0,176 > 0,05 dan 0,664 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan data pada kelas kontrol dan kelas eksperiman bersifat homogen atau varian data sama.

Hasil uji normalitas data pada kelas kontrol dan kelas eksperimen ditunjukkan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Kelas Sig. Keterangan Kontrol 0,121 Normal Eksperimen 0,786 Normal

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa hasil uji normalitas data pada kelas kontrol dan kelas eksperimen mendaptkan hasil 0,121 pada kelas kontrol dan 0,789 pada kelas eksperimen. Hasil ini berarti 0,121 > 0,05 dan 0,789 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan data pada kelas kontrol dan kelas eksperiman berdistribusi normal.

Hasil uji t pada kelas kontrol dan eksperimen ditunjukkan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 3 Hasil Uji t

Kelas Variabel T hitung Sig. Keterangan Kontrol Pretest 27,409 0,000 Tidak ada

perbedaan Posttest 36,257 0,000

Eksperi men

Pretest 25,040 0,000 Ada perbedaan Posttest 65,794 0,000

(10)

Hasil penghitungan pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang jauh antara nilai t hitung pretest dan nilai t hitung posttest (25,040 dibandingkan dengan 65,794) sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil penerapan metode snowball throwing

terdapatperbedaan yang signifikan hasil belajar kemampuan membaca cerpen dalam menemukan unsur intrinsik dan ekstrinsik pada hasil pretest dan postest.

Hasil uji independent t-test

ditunjukkan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 4 Hasil UjiIndependent t-test

Kelas Variabel F hitung Sig. Keterangan Kontrol

Eksperimen

Postest 4,255 0,044 Ada perbedaan Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa nilai signifikansi hasil posttest pada kelas kontrol dan hasil posttest pada kelas eksperimen sebesar 0,044. Hasil ini berati 0,044 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan hasil penerapan metode Snowball Throwingdengan metode konvensional dalam hal kemampuan membaca cerpen dalam menemukan unsur intrinsik dan ekstrinsik pada siswa kelas IX SMP Immanuel Batu Tahun Pelajaran 2016/2017.

Hasil uji Anova pada kelas kontrol dan eksperimen ditunjukkan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 5 Hasil Uji Anova

Kelas Variabel F hitung Sig. Keterangan Kontrol Pretest

Postest

1,058 0,433 Tidak ada perbedaan Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa hasil uji anova pretest dan postest pada kelas kontrol mendaptkan nilai signifikansi sebesar 0,433. Hasil ini berarti 0,433 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan hasi pretest dan postest pada kelas kontrol.

Hasil uji anova pretest dan postest pada kelas eksperimen mendaptkan nilai signifikansi sebesar 0,038. Hasil ini

berarti 0,038 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perbedaan yang signifikan hasi pretest dan postest pada kelas eksperimen. Jadi disimpulkan bahwa metode Snowball Throwing efektif digunakan dalam pembelajaran membaca cerpen.

PEMBAHASAN

1) Kemampuan Membaca Cerpen Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu dalam Menentukan Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik Sebelum Mengguna-kan Metode Snowball Throwing pada Kelas Eksperimen

Kemampuan membaca cerpen siswa kelas eksperimen sebelum menggunakan metode Snowball Throwing menda-patkan nilai rata-rata kelas sebesar 57,50. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca cerpen siswa kelas eksperimen sebelum menggunakan metode Snowball Throwing dalam menentukan unsur instrinsik dan ekstrinsik masih rendah di bawah KKM.

Hasil nilai rata kelas yang rendah disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut hasil identifikasi pada penelitian ini rendahnya kemampuan siswa pada membaca cerpen dalam menentukan unsur instrinsik dan ekstrinsik dipengaruhi oleh kemampuan siswa lemah dalam membaca cerpen, metode yang digunakan ceramah, siswa merasa metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik, siswa bosan mengikuti pembelajaran yang dilakukan, siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran.

(11)

dan mengetahui maknanya, menghubungkan makna dari pengalaman yang dimiliki dengan makna yang ada dalam bacaan, memahami seluruh makna secara kontekstual, membuat pertimbangan nilai isi bacaan berdasarkan pengalaman pembaca.

Hasil penelitian ini berarti siswa belum mampu mengenal kata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan dan mengetahui maknanya, belum mampu menghubungkan makna dari pengalaman yang dimiliki dengan makna yang ada dalam bacaan, belum mampu memahami seluruh makna secara kontekstual, belum mampu membuat pertimbangan nilai isi bacaan berdasarkan pengalaman pembaca.

Menurut Somadyo (2011) tujuan utama membaca pemahaman adalah untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang disediakan berdasarkan pada teks bacaan. Hasil nilai rata-rata yang rendah ini berarti siswa belum mampu membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan atau biasa disebut membaca untuk memperoleh rincian atau fakta-fakta, siswa belum mampu membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama, siswa belum mampu membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada bagian cerita, membaca seperti ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita, siswa belum mampu membaca untuk menemukaan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara itu, membaca seperti ini disebut membaca untuk menyimpulkan inferensi, siswa belum mampu membaca untuk megelompokkan atau mengklasifikasi, siswa belum mampu membaca untuk menilai atau membaca untuk mengevaluasi, siswa

belum mampu membaca untuk membandingkan aatau membaca untuk mempertentangkan.

2)Kemampuan Membaca Cerpen Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu dalam Menentukan Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik Sesudah Mengguna-kan Metode Snowball Throwing pada Kelas Eksperimen

Kemampuan membaca cerpen siswa kelas eksperimen setelah menggunakan metode Snowball Throwing mendapat-kan nilai rata-rata kelas sebesar 77,36. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca cerpen siswa kelas eksperimen setelah menggunakan metodeSnowball Throwingdi atas KKM. MetodeSnowball Throwing mening-katkan kemampuan membaca cerpen siswa kelas IX SMP Immanuel Batu. Siswa mampu dalam menemukan unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Pangastuti (2011)penerapan model pembelajaran Snowball Throwing

mendukung dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing membuat siswa lebih aktif, lebih bersemangat dalam belajar dan juga melatih kerjasama dalam suatu kelompok demi kepentingan kelompok. Penerapan metode Snowball Throwing mening-katkan keterampilan menyimak siswa. Penerapan metode pembelajaran

Snowball Throwing juga meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia.

Pendapat yang lain menurut Budianto (2009)penggunaan metode pembelajaran Snowball Throwing

(12)

keaktifan siswa dengan kriteria sangat baik. Metode pembelajaran Snowball Throwing mampu membuat siswa untuk turut aktif dalam pembelajaran, karena metode tersebut sangat sesuai dengan karakteristik siswa yaitu senang bermain. Dengan model pembelajaran Snowball Throwing siswa dapat mengungkapkan kembali hasil menyimak baik secara tertulis maupun lisan dengan hasil yang maksimal.

Hasil penelitian yang lain menurut Shofiana (2016) keterampilan membaca siswa mengalami peningkatan. Siswa mampu membaca secara lantang dan mengalami peningkatan pemahaman setelah dilakukan pembelajaran dengan metodeSnowball Throwing.

Hasil penelitian ini mendapatkan nilai rata-rata siswa diatas KKM yaitu 77,36. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa mampu menganalisis nilai instrinsik maupun ekstrinsik dalam cerpen. Hasil ini sesuai dengan penelitian Nuryati, Antoni & Eripuddin (2015) penerapan metode Snowball

Throwing meningkatkan skor KKM.

Menurut Sembiring (2011) penerapan metode Snowball Throwing menjadikan siswa mampu masalah religiusitas seperti hubungan manusia dengan tuhan, hubungan manusia dengan lingkungan masyarakat, hubungan sesama manusia, hubungan manusia dengan dirinya. Menurut Romadlon, Suwandi & Rakhmawati (2016) penerapan model

Snowball Throwing mampu

mening-katkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut terjadi karena adanya peningkatan kualitas proses yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Kualitas proses pembelajaran berbanding lurus dengan capaian hasil yang ditunjukkan dengan presentase kelulusan dan nilai yang dicapai secara maksimal.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode Snowball Throwing

meningkatkan kemampuan membaca. Hasil ini sesuai penelitian Nuryati, Antoni & Eripuddin (2015) penerapan metode pembelajaran Snowball Thro-wing mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa. Menurut Handayani, Wahyu, Widyaningsih & Yusuf (2017) penerapan model pembelajaran koope-ratif tipe Snowball Throwingdapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Jadi dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penerap-an metode pembelajaran Snowball Throwing membuat siswa mengalami peningkatan dalam membaca, mening-katkan pemahaman, meningkatkan ketrampilan menyimak, siswa lebih aktif dalam pembelajaran, siswa lebih bersemangat dalam belajar dan juga meningkatkan kerjasama dalam suatu kelompok demi kepentingan kelompok sehingga hasil belajar siswa tinggi.

Hasil nilai rata-rata kelas yang tinggi menunjukkan bahwa siswa mampu dalam melaksanakan tujuan membaca pemahaman. Sebagaimana menurut Somadyo (2011) tujuan utama membaca pemahaman adalah untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang disediakan berdasarkan pada teks bacaan.

3) Kemampuan Membaca Cerpen Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu dalam Menentukan Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik Sebelum Mengguna-kan Metode Ceramah pada Kelas Kontrol

(13)

dan ekstrinsik masih rendah di bawah KKM.

Hasil nilai rata kelas yang rendah disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut hasil identifikasi pada penelitian ini rendahnya kemampuan siswa pada membaca cerpen dalam menentukan unsur instrinsik dan ekstrinsik dipengaruhi oleh metode yang digunakan sebelum metode ceramah yaitu penggunaan metode ceramah, siswa merasa metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik, siswa bosan mengikuti pembelajaran yang dilakukan dan siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran.

Menurut Hamdayana (2014) keku-rangan metode ceramah yaitu kegiatan pembelajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata), siswa yang lebih dari sisi visual akan menjadi rugi dan siswa yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya, bila terlalu lama membosankan, sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan hasil belajar siswa dan menyebabkan siswa pasif. Kelemahan pada metode ceramah tersebut terbukti menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Siswa belum mampu mencapai kompetensi membaca pemahaman dengan baik.

4) Kemampuan Membaca Cerpen Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu dalam Menentukan Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik Sesudah Mengguna-kan Metode Ceramah pada Kelas Kontrol

Kemampuan membaca cerpen siswa kelas kontrol setelah menggunakan metode ceramah mendapatkan nilai rara-rata kelas sebesar 61,59. hanya 4 siswa yang mendapat skor sesuai KKM. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca cerpen siswa kelas kontrol sebelum menggunakan metode ceramah masih di bawah KKM.

Kemampuan membaca cerpen siswa yang menggunakan metode ceramah menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran ceramah memperoleh hasil belajar yang rendah. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Sembiring (2011) metode ceramah adalah cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan, informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan. Metode ceramah sifatnya satu arah, kurang melibatkan siswa sehingga membuat siswa menjadi pasif dan akhirnya membosankan proses pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan metode ceramah dilakukan secara lisan, pembelajaran yang sifatnya hanya satu arah, kurang melibatkan siswa, membuat siswa menjadi pasif dan membosankan dalam proses pembelajaran sehingga pada akhirnya hasil belajar siswa rendah. Menurut hasil identifikasi pada penelitian ini rendahnya kemampuan siswa pada membaca cerpen dalam menentukan unsur instrinsik dan ekstrinsik dipengaruhi oleh metode yang digunakan tetap ceramah sehingga tidak ada perubahan metode pembelajaran, siswa merasa metode pembelajaran yang digunakan oleh guru juga kurang menarik, siswa merasa bosan dan siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran.

(14)

menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada bagian cerita, membaca seperti ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita, siswa belum mampu membaca untuk menemukaan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara itu, membaca seperti ini disebut membaca untuk menyimpulkan inferensi, siswa belum mampu membaca untuk megelompokkan atau mengklasifikasi, siswa belum mampu membaca untuk menilai atau membaca untuk mengevaluasi, siswa belum mampu membaca untuk membandingkan aatau membaca untuk mempertentangkan.

5) Perbedaan Kemampuan Membaca Cerpen Siswa Kelas IX SMP Imma-nuel Batu dalam Penggunaan metode

Snowball Throwing pada Kelas Eks-perimen dengan Penggunaan Metode Ceramah pada Kelas Kontrol

Hasil penelitian ini mendapatkan hasil perbedaan yang signifikan antara penerapan metode Snowball Throwing

dengan penerapan metode ceramah. Hasil ini sesuai dengan penelitiana Januwardana, Siti & Putra (2014) terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar antara siswa yang belajar melalui metode Snowball Throwing berbantuan media sederhana dengan siswa yang melalui motede pembelajaran ceramah. Hasil penelitian Wasita (2016) ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol yaitu kelas dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah sedangkan kelas eksperimen yaitu kelas dengan menggunakan metode pembelajaran

Snowball Throwing.

Hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran Snowball Throwing lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa menggunakan metode

pembelajaran ceramah. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Shofiana (2016)keterampilan membaca siswa mengalami peningkatan. Siswa mampu membaca secara lantang dan mengalami pening-katan pemahaman setelah dilakukan pembelajaran dengan metode

Snowball Throwing dibandingkan

dengan hasil belajar menggunakan ceramah dan tanya jawab.

Terdapat perbedaan hasil penerapan metode pembelajaran Snowball Thro-wing dengan hasil penerapan metode pembelajaran ceramah. Perbedaan terse-but menurut Hamdayana (2014) yaitu penerapan metode pembelajaran

Snowball Throwing membuat siswa

lebih aktif dalam pembelajaran, siswa lebih bersemangat dalam belajar dan kerjasama dalam suatu kelompok. Penerapan metode pembelajaran cera-mah membuat siswa pasif sehingga kurang bersemangat dalam belajar dan tidak ada kerja sama antar siswa.

Pelaksanaan pembelajaran menggu-nakan model ceramahmenunjukkan hasil belajar yang lebih rendah. Menurut Wahyuningsih, Amirudin, & Ruja, (2013) proses pembelajarandidominasi oleh guru, guru menyampaikan informasi dan siswa hanya menerima informasi, guru berperan sebagai penentu jalannya pembelajaran, siswadiminta untuk mengamati dan bertanya jika kurang paham. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang memahamimateri pembelajaran yang disajikan. Sehingga siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model ceramah mendapat hasil belajar lebih rendah dibandingkan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode

Snowball Throwing.

SIMPULAN DAN SARAN

(15)

1) Kemampuan membaca cerpen siswa kelas IX SMP Immanuel Batu pada kelas eksperimen sebelum menggunakan metode Snowball Throwing mendapatkan nilai rata-rata rendah di bawah KKM. Berdasarkan hasil tes menunjukkan pada unsur instrinsik cerpen siswa kurang mampu dalam menentukan latar suasana. Pada unsur ekstrinsik cerpen siswa gagal dalam menentukan aspek nilai agama. Siswa kurang mampu dalam menentukan aspek nilai budaya. Siswa gagal dalam menentukan hubungan konflik dua tokoh dengan kehidupan sehari-hari. Siswa gagal dalam menentukan hubungan cerpen dengan kehidupan sehari-hari. Nilai siswa rendah karena hanya mendapat nilai rata-rata kelas sebesar 57,50.

2) Kemampuan membaca cerpen siswa kelas IX SMP Immanuel Batu pada kelas eksperimen sesudah menggunakan metode Snowball Throwing mendapatkan nilai rata-rata tinggi di atas KKM. Berdasarkan hasil tes pada unsur instrinsik cerpen siswa mampu sangat baik dalam menentukan aspek tema. Siswa mampu sangat baik dalam menentukan aspek latar tempat, siswa mampu sangat baik dalam menentukan latar suasana dan siswa mampu sangat baik dalam menentukan latar waktu. Siswa mampu sangat baik menentukan aspek watak tokoh dan siswa mampu sangat baik dalam menjelas-kan cara pengarang menggambarmenjelas-kan watak tokoh. Pada unsur ekstrinsik cerpen siswa mampu sangat baik dalam menentukan aspek nilai budaya. Siswa mampu dengan baik dalam menentukan aspek nilai moral. Siswa cukup mampu dalam menentukan hubungan konflik dua

tokoh dengan kehidupan sehari-hari. Nilai siswa tinggi karena mendapat nilai rata-rata kelas sebesar 77,36. 3) Kemampuan membaca cerpen siswa

kelas IX SMP Immanuel Batu pada kelas kontrol sebelum menggunakan metode ceramah mendapatkan nilai rendah di bawah KKM. Berdasarkan hasil tes menunjukkan pada unsur instrinsik siswa kurang mampu dalam menentukan latar suasana. Pada unsur ekstrinsik siswa gagal dalam menentukan aspek nilai agama. Siswa kurang mampu dalam menentukan hubungan konflik satu tokoh dengan kehidupan sehari-hari, siswa gagal dalam menentukan hubungan konflik dua tokoh dengan kehidupan sehari-hari dan siswa gagal dalam menentukan hubungan cerpen dengan kehidupan sehari-hari. Nilai siswa rendah karena hanya mendapat nilai rata-rata kelas sebesar 57,94.

(16)

hanya mendapat nilai rata-rata kelas sebesar 61,91.

5) Metode Snowball Throwing efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca cerpen pada siswa kelas IX SMP Immanuel Batu dalam menentukan unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen karena metode pembelajaran Snowball Throwing

membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, siswa lebih bersemangat dalam belajar dan kerjasama dalam suatu kelompok. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca cerpen siswa yang menggunakan metode Snowball

Throwing dibandingkan dengan

siswa yang menggunakan metode ceramah (F = 4,255; P < 0,05).

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut.

1) Guru hendaknya mencoba menerap-kan metode Snowball Throwing

pada standar kompetensi yang lain pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2) Guru hendaknya mencoba menerap-kan metode Snowball Throwing

pada mata pelajaran yang lain. 3) Penelitian selanjutnya hendaknya

membandingkan metode Snowball Throwingdengan metode yang lain seperti jigsaw atau STAD.

4) Penelitian selanjutnya hendaknya dilakukan kontrol pada subyek penelitian misalnya dari faktor usia dan jenis kelamin.

5) Penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya mengukur hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh metode pembelajaran tetapi juga mengukur variabel-variabel lain yang mempe-ngaruhi hasil belajar siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Hamdayana, J. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan

Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.

Handayani, T., Wahyu, M.S.,

Widyaningsih & Yusuf, I. 2017. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing terhadap hasil belajar Peserta didik. Jurnal curricula, 2(1): 47-58. Januwardana, I. G. A., Zulaikha, S. &

Putra. 2014. Pengaruh Metode Snowball Throwing Berbantuan Media Sederhana terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Gugus 1 Kuta Badung. Jurnal Mimbar PGSD Universitas

Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, 2: 1-12.

Sembiring, R.H. 2012. Efektivitas Metode Pembelajaran Snowball Throwing terhadap Kemampuan Menganalisis Nilai-Nilai Religius Novel Munajat Cinta II” Karya Taufiqurrahman Al-Azizy oleh Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Proyek Univa Medan Tahun Pembelajaran 2010/2011. Jurnal Sastra, 1(1): 1-12.

Sha, H.A. 2015. Buku Kumpulan Cerpen “Setelah Gerimis”. Tuban: Pustaka Kata.

Somadyo, S. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Somadyo, S. 2011. Strategi dan Teknik Keterampilan Membaca.

Yogyakarta: Graha Ilmu. Wahyuni, S. & Ibrahim, A.S. 2012.

Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: Refika Aditama. Wahyuningsih, Amirudin, & Ruja,

(17)

Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gunungsari Tahun Pembelajaran 2008/2009. Skripsi. Mataram: UPT Universitas Mataram.

Winarno. 2012. Speed Reading Jurus Membaca Cepat, Tepat dan Akurat. Jakarta: Platinum.

(18)

Gambar

Gambar 2 Jumlah Jawaban Benar padaSoal Pretest Kelas Eksperimen
Gambar 4 Jumlah Jawaban Benar padaSoal Postest Kelas Eksperimen
Gambar 7 Jumlah Jawaban Benar padaSoal Pretest Kelas Kontrol
Gambar 8 menunjukkankemampuan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Elaboration Likehood Theory merupakan teori persuasi yang populer dan dikemukakan oleh Richard Petty &amp; John Cacioppo (1986) yang berasumsi bahwa orang

Guru membentuk siswa kedalam kelompok untuk memecahkan permasalahan, setiap siswa dibentuk dalam 6 kelompok tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, kemudian siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung jintan hitam ( Nigella sativa ) dalam pakan tidak menunjukkan dampak negatif terhadap enzim hati seperti AST dan

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa peningkatan variabel dukungan manajemen puncak dan komunikasi pemakai secara parsial tidak memberikan kontribusi nyata terhadap

Dalam definisi ini ada tiga ide pikiran penting yaitu proses transformasi nilai-nilai, ditumbuh-kembangkan dalam kepribadian dan menjadi satu dalam perilaku.7 Sementara itu,

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga bisa menyelesaikan penelitian

Alasan investor mau menanamkan modalnya pada pembangunan Jalan Tol Trans Jawa dikarenakan meskipun membutuhkan modal investasi yang besar di awal,

Kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan masa depan atas manfaat ekonomi yang muncul dari kewajiban saat ini, entitas tertentu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada