i
LAPORAN AKHIR
HIBAH KKN-PPM
JUDUL KEGIATAN
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN KKN PPM DALAM PENERAPAN
TEKNOLOGI HIDROPHONIK DAN AUDIO BIOHARMONIC SYSTEM
UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MARJINAL KOTA LAHAN SEMPIT
Oleh:
Nur Kadarisman, M.Si. (NIDN. 0005026406) Ir. Ekosari Roektiningroem, M.P. (NIDN. 0031106111)
Agus Purwanto, M.Sc.(NIDN. 0013086504)
i HALAMAN PENGESAHAN
HIBAH KKN-PPM
1. Judul KKN-PPM : Pelatihan dan Pendampingan KKN PPM dalam Penerapan Teknologi Hidrophonik dan Audio Bioharmonic System untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Marjinal Kota Lahan Sempit
2. Lokasi (Kec/Kab/Prop) : Dusun Pengok, Kelurahan Demangan, Kecamatan Gondokusuman/Kota Yogyakarta/Daerah Istimewa Yogyakarta
3. Ketua Tim (Penanggung Jawab)
a. Nama Lengkap : Nur Kadarisman, M.Si.
b. NIDN : 0005026406
c. Jabatan/Golongan : Lektor /Penata/IIIc d. Program Studi : Pendidikan Fisika
e. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta f. Bidang Keahlian : Fisika Akustik
g. Alamat Kantor/Telp/Faks/surel : Karangmalang, Depok, Sleman, Yogyakarta (0274)565411/(0274)565411
nurkadarisman@gmail.com 4. Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah Anggota (DPL)* : Dosen 3 Orang
b. Nama DPL 1/ Bidang Keahlian : Ir. Ekosari Roektiningroem, M.P. / Pertanian c. Nama DPL 2/ Bidang Keahlian : Agus Purwanto, M.Sc. / Fisika Akustik d. Mahasiswa yang terlibat : 30 Orang
5. Lembaga/ Institusi Mitra
a. Nama Lembaga : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta
b. Penanggung Jawab : Drs. Edy Heri Suasana, M.Pd.
c. Alamat/Telp/Fax/Surel : Jl Hayamwuruk 11, Yogyakarta (55212), Telp.0274512958
Faks. (0274)512956
disosnakertrans@jogjakota.go.id d. Bidang Kerja/Usaha : Sosial dan ketenagakerjaan 6. Biaya yang diusulkan : Rp. 100.000.000
7. Total Biaya : Rp. 100.000.000
8. Periode Pelaksanaan : 4 bulan (Juli-Oktober2015)
ii
D. Usulan Penyelesaian Masalah dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat ... 4
E. Teknologi yang Digunakan dan Profil Lembaga Mitra ... 4
F. Target dan Luaran ... 14
BAB III PELAKSAANAAN KEGIATAN KKN-PPM 1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM ... 21
2. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM ... 30
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 35 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Lokasi pelaksanaan program KKN-PPM Lampiran 2. Foto Kegiatan
Lampiran 3. PUBLIKASI HASIL PENELITIAN
iii RINGKASAN
Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan cara bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan air dengan memberikan unsur hara terkendali yang berisi unsur-unsur ensensial yang dibutuhkan tanaman. Teknik budidaya ini sedikit rumit karena media dan hara yang digunakan berbeda, air yang seharusnya berfungsi sebagai penyeimbang, pelarut, dan penghantar nutrisi didalam tanah, akan dialih fungsikan secara optimal untuk menjadi media utama sekaligus nutisi pada tanaman dengan pelantara arang sekam dan rokul. Dengan begitu, pupuk yang digunakan pun berbeda dengan pupuk yang diaplikasikan ke tanah, hal ini dikarenakan tidak semua tanaman mampu menyerap nutrisi langsung dari air, pupuk tersebut harus bisa larut dengan air dan dapat diserap oleh akar. Karena itu kelemahan yang terkait dengan penyediaan nutrisi ini dapat di atasi dengan teknologi Audio Bioharmonic System (ABH) sebagai stimulator pertumbuhan alamiah berbasis audio frekuensi binatang local agar didapatkan hasil yang optimal, ramah lingkungan, dan cukup di lahan sempit. Kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat marjinal kota melalui pertanian lahan sempit ini dapat dilakukan melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan melalui kegiatan Kulia Kerja Nyata (KKN), sehingga dapat mengoptimalkan potensi mahasiswa.
Secara umum kegiatan KKN-PPM ini bertujuan untuk mengaplikasikan hasil penelitian untuk pemberdayaan masyarakat marjinal perkotaan dalam penerapan teknologi hidrophonik dan audio bioharmonic system sebagai stimulator pertumbuhan alamiah berbasis frekuensi binatang lokal
.
Tujuan khusus pelaksanaan kegiatan KKN-PPM ini adalah: (1) Penerapan teknologi tepat guna berupa teknik hidrophonik di lahan sempit dan audio bioharmonic system sebagai stimulator pertumbuhan alamiah berbasis frekuensi binatang lokal yang dapat digunakan petani di wilayah perkotaan untuk meningkatkan produktivitas sayur, (2) Terciptanya model pemberdayaan kolaboratif antara Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah dan masyarakat marjinak kota di Kota Yogyakarta, (3) Menghasilkan pengalaman belajar (melalui KKN) yang berharga bagi mahasiswa dengan adanya keterlibatan dalam masyarakat secara langsung menemukan, merumuskan, memecahkan dan menanggulangi permasalahan pembangunan secara pragmatis dan interdisipliner khusunya dalam bidang holtikultura, (4) usaha peningkatan perbaikan gizi keluarga dan perekonomian masyarakat marjinal kota dengan bercocok tanam tanaman holtikultura pada lahan sempit menggunakan hidrophonik dan teknologi ABH.1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Hidroponik adalah teknik pertanian modern yang tidak menggunakan tanah sebagai media tanam, melainkan menggunakan air atau media tanam lain. Sebenarnya cara bertani seperti ini telah dikenal sejak lama, namun kini menjadi populer seiring dengan berkurangnya lahan pertanian di perkotaan. Kelebihan yang menonjol dari teknik bercocok tanam secara hidroponik tidak memerlukan lahan yang luas. Dengan demikian, bertani secara hidroponik cocok dilakukan di lingkungan perkotaan yang minim lahan, bahkan bisa dilakukan di pekarangan rumah. Lahan merupakan satu dari sekian masalah yang ada dalam lingkup pertanian, apalagi untuk masyarakat marjinal yang berdomisili di wilayah perkotaan yang lahannya sempit.
Bertani secara hidroponik memiliki banyak kelebihan, selain dapat dilakukan di lahan sempit, juga berdampak pada pertumbuhan tanaman yang cepat dan subur. Berbeda dengan teknik menanam konvensional menggunakan media tanah, pada teknik hidroponik tanaman tidak akan kekurangan nutrisi karena nutrisi yang diberikan terlarut dalam air dan lebih mudah diserap oleh akar. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Oleh karena itu, harga jual panennya tidak khawatir akan jatuh. Pemeliharaan tanaman hidroponik pun lebih mudah karena tempat budidayanya relatif bersih, media tanamnya steril, tanaman terlindung dari terpaan hujan, serangan hama dan penyakit relatif kecil, serta tanaman lebih sehat dan produktivitas lebih tinggi (Hartus, 2008).
2 Secara umum masalah dan kendala utama pada tanaman sayuran di tingkat petani adalah rendahnya kualitas hasil panen dan belum digunakannya teknologi budi daya pertanian yang memadai karena keterbatasan kemampuan dan finansial petani, serta semakin berkurangnya lahan. Karena itu pengembangan komoditas unggulan seperti tanama holtikultura sangat memerlukan keterpaduan berbagai aspek yang saling terkait satu sama lainnya, yaitu; sarana produksi, pemodalan, potensi lahan, manajemen produksi dan pemasaran. Karena itulah peranan perguruan tinggi sebagai sumber tenaga ahli dan para peneliti sangat diperlukan. Salah satu program yang sangat strategis mendukung kemitraan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat marjinal perkotaan adalah melalui kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam bentuk pelatihan dan pendampingan secara intensif. Karena itu, dalam usulan kegiatan PPM-KKN ini akan dilakukan kegiatan pelatihan dan pendampingan KKN PPM dalam penerapan teknologi hidrophonik dan Audio Bioharmonic System untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat marjinal kota lahan sempit. Untuk kegiatan ini diprioritaskan di daerah perkotaan yang memiliki jumlah masyarakat miskin dan tergolong kelompok masyarakat marjinal kota, yaitu di Pengok, Kelurahan Demangan, Kecamatan Gondokusuman, Kotamadya Yogyakarta, Provinsi DIY. Masyarakat di sana mayoritas adalah buruh dan pemulung.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, dapat diidentifikas beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Masih sering terganggunya produktivitas sayuran akibat bencana alam sebagai komoditas agrobisnis yang berdampak secara nasional.
2. Kurangnya produksi tanaman hotikultura nasional berakibat pada tingginya kebergantungan pada produk impor sehingga tidak menguntungkan perekonomian nasional.
3. Masih rendahnya kemampuan masyarakat perkotaan dalam penerapan teknologi budidaya pertanian yang berdampak pada rendahnya produktivitas.
3 5. Kurangnya pengalaman belajar yang berharga bagi mahasiswa karena kurangnya
keterlibatan dalam masyarakat secara langsung menemukan, merumuskan, memecahkan dan menanggulangi permasalahan pembangunan secara pragmatis dan interdisipliner. 6. Kurangnya kontribusi dosen dalam memberikan pemikiran berdasarkan ilmu, teknologi,
dan seni dalam upaya menumbuhkan, mempercepat serta memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada di masyarakat.
7. Diperlukannya upaya untuk memperoleh dan mentranformasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan dari dan kepada warga masyarakat marjinal kota dalam memecahkan masalah pembangunan secara pragmatis melalui pendekatan interdisipliner, komprehensif, dan lintas sektoral.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diselesaikan dalam kegiatan PPM-KKN ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi pelatihan dan pendampingan yang efektif pada mahasiswa peserta KKN dalam rangka penerapan teknologi hidroponik dan audio bioharmonic system sebagai stimulator pertumbuhan dan produktivitas tanaman holtikultur secara alamiah berbasis frekuensi binatang lokal?
2. Bagaimana strategi pelatihan dan pendampingan yang efektif pada masyarakat marjinal perkotaan dalam memanfaatkan lahan sempit dengan melibatkan mahasiswa peserta KKN dalam rangka penerapan teknologi hidroponik dan audio bioharmonic system sebagai stimulator pertumbuhan dan produktivitas tanaman holtikultur secara alamiah berbasis frekuensi binatang lokal?
3. Bagaimana meningkatkan produktivitas tanaman tanaman holtikultura dan mempersingkat masa panen sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan mengurangi kebergantungan masyarakat terhadap produk impor?
4 perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi sampai dengan pemasaran yang lebih menguntungkan petani?
D. Usulan Penyelesaian Masalah dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Berdasarkan rumusan masalah, maka dalam kegiatan PPM-KKN ini, akan dilakukan upaya pemecahan masalah dan strategi pemberdayaan masyarakat sebagai berikut:
1. Memberikan pelatihan dan pendampingan pada mahasiswa peserta KKN dalam rangka penerapan teknologi hidroponik dan audio bioharmonic system sebagai stimulator pertumbuhan dan produktivitas tanaman holtikultur secara alamiah berbasis frekuensi binatang lokal.
2. Memberikan pelatihan dan pendampingan pada masyarakat marjinal perkotaan dengan melibatkan mahasiswa peserta KKN dalam rangka penerapan teknologi hidroponik dan audio bioharmonic system sebagai stimulator pertumbuhan dan produktivitas tanaman
holtikultur secara alamiah berbasis frekuensi binatang lokal.
3. Meningkatkan produktivitas tanaman holtikultura dengan memanfaatkan lahan sempit di perkotaan dan mempersingkat masa panen sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan mengurangi kebergantungan masyarakat terhadap produk impor.
4. Mengembangkan strategi pemberdayaan masyarakat marjinal kota melalui model kolaboratif dimana peran perguruan tinggi dan kelompok masyarakat marjinal kota yang
bermitra dirancang secara lebih sistemik dan terpadu dimana semua pihak terlibat dalam setiap tahap kegiatan, mulai dari identifikasi dan analisis masalah yang dihadapi bersama, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi sampai dengan pemasaran yang lebih menguntungkan masyarakat kota.
E. Teknologi yang Digunakan dan Profil Lembaga Mitra 1. Teknologi yang digunakan
5 diusahakan sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Oleh karena itu, harga jual panennya tidak khawatir akan jatuh. Pemeliharaan tanaman hidroponik pun lebih mudah karena tempat budidayanya relatif bersih, media tanamnya steril, tanaman terlindung dari terpaan hujan, serangan hama dan penyakit relatif kecil, serta tanaman lebih sehat dan produktivitas lebih tinggi (Hartus, 2008).
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gelas ukur plastik, pipa/talang, pipa pvc, kran air, selotip, lem pvc, pH meter, EC meter, termometer, bak larutan nutrisi, alat tulis, kamera, penggaris, meteran, kalkulator, stopwatch, pompa air akuarium, timbangan, selang plasik, ember, nampan, polybag,dan kabel roll. Bahan-Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sumber air untuk penelitian, bibit tanaman holtikultura (sayuran), pasir, arang sekam, pupuk makro, serta mikro yang berupa pupuk A dan pupuk B.
Rancangan pelaksanaan penanaman secara hidrophonik adalah sebagai berikut: 1. Pembuatan konstruksi hidroponik
a. Bahan disiapkan untuk pembuatan konstruksi hidoponik.
b. Konstruksi hidroponik dirancang dengan kemiringan 1, 3, 5, dan 7%
c. Bak larutan nutrisi diletakkan pada posisi sejajar dengan ketinggian minimum dari ujung outlet pipa/talang.
d. Pipa talang disusun pada alat hidroponik.
6 2. Persemaian tanaman
a. Disiapkan tempat persemaian berupa wadah plastik/nampan.
b. Wadah diisi dengan media campuran pasir dan arang sekam setinggi 3-4 cm. c. Media dibasahi dengan air sampai lembab.
d. Benih holtikultura ditaburkan di atas media dengan jarak yang tidak terlalu rapat. e. Setelah berumur 1 minggu bibit dipindahkan ke tempat penjarangan tanaman yang
berupa polybag dengan media campuran pasir dan arang sekam dengan perbandingan 1:1.
3. Pemindahan tanaman ke sistem hidroponik
a. Bak nutrisi diisi dengan larutan nutrisi yang merupakan campuran pupuk A dan B, serta air sesuai dengan takaran yang dicampur merata.
b. Larutan nutrisi yang sesuai untuk budidaya tanaman sebaiknya mempunyai EC 1-1,5 mS/cm untuk pembibitan, 2,7 mS/cm untuk pertumbuhan vegetatif, dan 3,2-3,5 mS/cm untuk pertumbuhan generatif (Prayitno, 2009).
c. Pompa dihidupkan agar nutrisi mengalir di dalam pipa talang.
d. Tanaman dipindahkan dari persemaian ke pipa talang setelah berumur 2-3 minggu dan setelah penjarangan bibit tanaman.
e. Dilakukan pengamatan yang meliputi pertumbuhan dan produksi tanaman holtikultura .
Audio Bio Harmonic System adalah cara pemupukan daun dengan pengabutan
7 holtikultura dan kentang di pegunungan Dieng dengan kebun seluas 15 ha, pertumbuhan diameter tanaman dan produktivitasnya bisa meningkat 150%-200%.
Pertemuan- I:
Perkenalan dengan Tim KKN serta presentasi dan keras lemah bunyi yang tepat untuk Pelatihan teknik dan lama memaparkan bunyi pada lahan tanaman holtikultur dan cara mengamati pertumbuhan,
Indikator:
Trampil memaparkan bunyi pada lahan secara tepat sehingga
menstimulasi Percepatan
pertumbuhan, meliputi : tinggi, diameter batang Tanaman holtikultura .
Indikator:
validasi instrumen meliputi spektrum frekuensi sumber bunyi dan pola distribusi taraf intensitas untuk
penggunaan hidrophonik yang lebih luas.
8 2. Alat Pengambilan Data Sumber Bunyi Mengunakan Program Sound Forge 6.0.
1) Mempersiapkan peralatan untuk merekam sumber bunyi alamiah yang berpotensi menghasilkan gelombang suara terbaik untuk Audio Bio Harmonic System.
2) Menjalankan program Sound Forge 6.0. Setelah program aktif, mengatur sampling rate sebesar 44100 Hz, 16 bit, dan line-in dalam mode mono.
Gambar. 2. Susunan alat eksperimental perekaman bunyi binatang alami ke dalam komputer sehingga dapat dilakukan analisis dan sintesis bunyi
3) Menyalakan tape recorder yang berisikan kaset rekaman suara binatang kemudian merekamnya menggunakan sound forge 6.0.
4) Suara yang terekam dengan Sound Forge 6.0. dibunyikan kembali dan disimpan dalam format Wav. Dengan format itu maka file tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan Sound Forge 6.0.
Hasil penelitian Strategis Nasional tentang Rancang Bangun Audio Organic Growth System Melalui Spesifikasi Spektrum Bunyi Binatang Alamiah Sebagai Local Genius untuk
Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tanaman Holtikultura, menunjukan hasil yang sangat mengembirakan karena dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas beberapa tanaman holtikultura. Pada penelitian hibah stranas tersebut digunakan teknologi gelombang suara jangkrik kinjengtangis dan garengpung untuk menyuburkan tanaman menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi antara 3.500 Hz-5.000 Hz dan dipadu nutrisi organik melalui daun.
Pre-amp
Sound Blaster
MATLAB DSP (FFT) WAVELET
Mic Condensor
9 Untuk lebih memudahkan dalam mengidentifikasi langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan dalam PPM berbasis penelitian ini, maka tahapan yang berkaitan dengan kerangka fikir kegiatan PPM berbasis hasil penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini
Gambar 3. Diagram alir pelatihan perancangan dan penggunaan ABH
PERMASALAHAN
Terjadinya krisis tanaman holtikultura
Punahnya binatang alamiah
Menyempitnya lahan pertanian
Menurunnya kualitas lingkungan
Belum intensifnya penanganan kebutuhan masyarakat
Belum optimalnya penelitian
RANCANGAN PEMECAHAN MASALAH
PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
TANAMAN TANAMAN HOLTIKULTURA MELALUI
10 3. Profil Lembaga Mitra
Lembaga yang menjadi mitra dalam kegiatan PPM-KKN ini adalah Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kota Yogyakarta yang bertanggung jawab terhadap pembinaan sosial termasuk tenaga kerja masyarakat marjinal perkotaan wilayahnya.
Visi
“Terwujudnya tenaga kerja, penyandang masalah sosial dan warga miskin yang lebih mapan secara ekonomi maupun sosial pada tahun 2015”
Misi
1. Mengoptimalkan penyelenggaraan sistem ketatausahaan dan kinerja aparatur. 2. Meningkatkan kapasitas dan daya saing tenaga kerja dan penganggur.
3. Meningkatkan kualitas hidup penyandang masalah kesejahteraan sosial. 4. Meningkatkan kapabilitas warga miskin dan kepesertaan transmigrasi.
Susunan Organisasi
(1) Susunan organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, terdiri dari : a. Sekretariat, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Administrasi Data dan Pelaporan. b. Bidang Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial, terdiri dari :
1. Seksi Rehabilitasi Masalah Sosial; 2. Seksi Pelayanan Sosial.
c. Bidang Bantuan dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, terdiri dari : 1. Seksi Strategi Penanganan Masalah Sosial;
2. Seksi Bantuan Sosial.
11 2. Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
e. Bidang Pengawasan Tenaga Kerja dan Hubungan Industrial, terdiri dari: 1. Seksi Bimbingan dan Pengawasan Ketenaga Kerjaan;
2. Seksi Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. f. UPT;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Kedudukan dan Tugas Pokok Kedudukan
1) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan transmigrasi.
2) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Tugas Pokok
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan transmigrasi.
4. Profil kelompok sasaran beserta potensi/permasalahannya
12 kerja informal sangat fluktuatif dan tidak menjamin secara tetap kehidupan pekerja yang memasuki lapangan kerja itu.
13 Pemulung adalah salah satu segmen masyarakat marjinal kota yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini adalah para pemulung di Kota Yogyakarta, khususnya di Dusun Pengok, Kelurahan Demangan, Kecamatan Gondokusuman yang telah teridentifikasi berjumlah sekitar 56 orang pemulung yang tersebar di beberapa kelurahan. Ilustrasi tentang bagaimana pola kehidupan pemulung dan payung hukum proses pemberdayaan untuk menghantarkan pemulung pada kehidupan yang lebih baik dapat dilihat pada gambar di atas.
F. Target dan Luaran
Kegiatan KKN-PPM yang berjudul Pelatihan dan Pendampingan KKN PPM dalam Penerapan Teknologi Hidrophonik dan Audio Bioharmonic System untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Marjinal Kota Lahan Sempit, ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat marjinal kota yang salah satunya adalah pemulung dengan pengembangan variasi pendapatan dengan menerapkan teknologi hidrophonikl budi daya pertanian yang ramah lingkungan, murah dan mudah diaplikasikan dengan dukungan teknologi Audio Bioharmonic System. Indikator capaian produk Program KKN-PPM yang dituju dalam kegiatan ini adalah:
1. Peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat marjinal kota dalam menghasilkan tanaman holtikultura (sayuran) dengan penerapan teknologi hidrophonik dan ABH di Dusun Pengok, Kelurahan Demangan Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta DIY.
2. Meningkatkan efesiensi biaya tanam karena penggunaan teknologi hidrophonik dan audio bioharmonic system relatif murah dan dapat digunakan secara berulang-ulang selama sistem
media tanam dan master audio tidak mengalami kerusakan dan dengan jumlah pemupukan yang standar dapat meningkatkan produksi dan memperpendek masa panen.
3. Melakukan perbaikan pada sistem teknologi budi daya pertanian sehingga dapat digunakan secara luas bagi petani holtikultura dengan memanfaatkan lahan sempit di perkotaan.
14 5. Membangun kemitraan dan kerjasama yang efektif antara Perguruan Tinggi, Pemerintah
Daerah dan masyarakat petani marjinal kota di Kota Yogyakarta.
Sedangkan luaran yang diharapkan muncul dari kegiatan KKN-PPM ini adalah:
1. Teknologi tepat guna berupa teknik hidrophonik di lahan sempit dan audio bioharmonic system sebagai stimulator pertumbuhan alamiah berbasis frekuensi binatang lokal yang dapat
digunakan petani di wilayah perkotaan untuk meningkatkan produktivitas sayur.
2. Terciptanya model pemberdayaan kolaboratif antara Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah dan masyarakat marjinak kota di Kota Yogyakarta.
15 BAB II
METODE KEGIATAN KKN-PPM
1. Khalayak Sasaran Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat
Pengabdian Pada Masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2015. Kegiatan workshop untuk pembekalan mahasiswa yang akan diterjunkan di lokasi KKN tentang teknologi ABH dan Hidrophonik yang dilaksanakan kampus FMIPA UNY. Sosialisasi serta implementasi teknologi tepat guna ABH dan Hidrophonik pada masyarakat di lokasi KKN dilaksanakan di balai RW-05, kalurahan Prenggan, kecamatan Kotagede, kodya Yogyakarta. Sedangkan tahapan implementasi pembuatan media Hidrophonik dan teknologi ABH serta penanaman tanaman holtikultura dilakukan di 4 wilayah yaitu RW-04, RW-05, RW-10 dan RW-13 kalurahan Prenggan, Kotagede, Yogyakarta dengan melibatkan 48 mahasiswa KKN dan 3 oramg mahasiswa yang sedang menyusun Tugas Akhir Skripsi sebagai tim pendamping.
Khalayak sasaran kegiatan PPM ini adalah masyarakat Pensiunan dan Wirausaha yang tergolong ekonomi lemah di 4 wilayah yaitu RW-04, 05, 10 dan RW 13 kalurahan Prenggan, kecamatan Kotagede, Kodya Yogyakarta yang merupakan daerah padat penduduk. Jumlah warga yang menjadi khalayak sasaran adalah 60 orang, 20 orang terlebih dahulu dilatih dalam training of trainer (TOT). Jenis tanaman pangan yang di gunakan dalam implementasi teknologi ABH dan Hidrophonik dilokasi KKN adalah tanaman terong, Brokoli, Cabai dan Pakcoy.
2. Metode Pengabdian Pada Masyarakat
Metode yang digunakan dalam memecahkan masalah di atas melalui tahapan sebagai berikut :
16 b. Identifikasi kebutuhan dan permasalahan yang berkaitan dengan tanaman holtikultura
yang ada di Kalurahan Prenggan.
c. Perencanaan program KKN-PPM berupa Pembekalan mahasiswa dan implementasi teknologi ABH dan Hidrophonik di masyarakat dengan mempertimbangkan aspek kondisi ekonomi, letak penempatan Hidrophonik serta sarana dan prasarana yang dimiliki warga sebagai mitra dalam kegiatan KKN-PPM ini.
d. Pelaksanaan program kegiatan yang dibagi dalam empat tahapan, yaitu;
(1) Tahap Training of Trainer (TOT) berupa Wokshop bagi mahasiswa peserta KKN untuk sosialisasi dan pemberian pengetahuan teknis tentang bagaimana menggunakan teknologi ABH dan Hidrophonik untuk peningkatan produktivitas tanaman.
(2) Tahap Training of Trainer (TOT) berupa Wokshop bagi perwakilan RW di lokasi KKN untuk sosialisasi dan pemberian pengetahuan teknis tentang bagaimana menggunakan teknologi ABH dan Hidrophonik untuk peningkatan produktivitas tanaman
(3) Tahapan eksperimen lapangan dengan menerapkan teknologi ABH dan Hidrophonik pada tanaman holtikulura sebagai komiditas masyarakat kalurahan Prenggan.
(4) Tahapan evaluasi program untuk perbaikan dan perencanaan tindak lanjut. 3. Langkah-langkah Kegiatan PPM
17 4. Persiapan dan Pembekalan
Metode kegiatan KKN-PPM ini adalah metode workshop dalam bentuk TOT pelatihan dan pendampingan secara intensif sampai menghasilkan produk pertanian berupa tanaman holtikultura seperti sayuran dengan teknologi Hidrophonik dan ABH. Mahasiswa yang terlibat pada kegiatan KKN PPM ini sebanyak 48 mahasiswa dibagi dalam 4 kelompok masing masing kelompok 12 mahasiswa ditempatkan disetiap wilayah RW. Kegiatan TOT diikuti oleh 20 mahasiswa dengan perwakilan tiap kelompok 5 orang yang nantinya diharapkan dapat menjadi pelatih bagi mahasiswa lain dan masyarakat di lokasi KKN. Kegiatan TOT berikutnya diikuti oleh 20 warga dikalurahan Prenggan dengan 5 orang wakil setiap RW nantinya diharapkan menjadi pelatih bagi warga dilingkungannya. Pelatihan dlaksanakan selama 24 jam dengan struktur program sebagai berikut:
Tabel 1.
Struktur Program TOT Pelatihan Perancangan dan Pemanfaatan Teknologi Hidrophonik ABH Mahasiswa KKN
No Materi Pelatihan Jenis Kegiatan Jumlah JKEM
Jumlah Mahasiswa Hari 1, jumat, 12 juni 2015
1 Pengantar teknologi Hidrophonik dan ABH
Presentasi dan Focus Group Discusion (FGD)
3 JKEM 20
2 Proses Penyiapan dan pembuatan Media Hidrophonik
Simulasi dan Focus Group Discusion (FGD)
3 JKEM 20
3 Proses Pemasangan sistem Hidrophonik sumber bunyi ABH
Simulasi dan Focus Group Discusion (FGD)
3 JKEM 20
Hai 2, sabtu, 13 juni 2015 4 Proses Pemupukan dan
Perawatan
Simulasi dan Focus Group Discusion (FGD)
3 JKEM 20
5 Pengantar proses penanaman sayuran dan pemaparan suara
Presentasi dan Focus Group Discusion (FGD)
3 JKEM 20
6 Proses pemasangan alat dilokasi areal tanaman
Praktek dan Focus Group Discusion (FGD)
3 JKEM 20
Hari 3, minggu 14 juni 2015 7 Proses penanaman
tanaman hidrophonik dan pemupukan daun (foliar)
Praktek dan Focus Group Discusion (FGD)
3 JKEM 20
18
Struktur Program TOT Pelatihan Perancangan dan Pemanfaatan ABH dan Hidrophonik Petani Tanaman holtikultura
No Materi Pelatihan Jenis Kegiatan Jumlah Jam Efektif
Jumlah Petani Hari 1, Sabtu 4 Juli 2015
1 Pengantar teknologi Hidrophonik dan ABH
Presentasi dan Focus Group Discusion (FGD)
3 JKEM 45
2 Proses Pembuatan Hidrophonik
Simulasi dan Focus Group Discusion (FGD)
3 JKEM 45
3 Proses Pemasangan Sistem Hidrophonik
Simulasi dan Focus Group Discusion (FGD)
3 JKEM 45
Hari 2, Minggu 5 Juli 2015 4 Pengenalan alat ABH
dan cara pemaparannya
Simulasi dan Focus Group Discusion (FGD)
6 Proses pemasangan alat ABH dan Hidrophonik dilokasi areal tanaman
Praktek dan Focus Group Discusion (FGD)
3 JKEM 45
7 Proses pembesaran dan pemeliharaan tanaman hidrophonik dan pemupukan daun (foliar)
Praktek dan Focus Group Discusion (FGD)
3 JKEM 45
8 Proses pemeliharaan dan pengaturan durasi waktu pemaparan ABH
Praktek dan Focus Group Discusion (FGD)
3 JKEM 45
Total 24 JK 45
5. Faktor Pendukung dan Penghambat a. Faktor Pendukung:
1. Semangat dan antusiasme peserta
19 3. Potensi lokal berupa lahan sempit yang memungkinkan untuk penempatan Hidrophonik
dan ABH dengan tanaman cabai, brokoli, terong dan Pakcoy.
4. Peningkatan motivasi warga setelah melihat hasil pertumbuhan dan produksi tanaman dengan membuat Hidrophonik sendiri.
b. Faktor Penghambat
1. Kemampuan warga yang heterogen terutama yang telah berusia lanjut (diatas 70 tahun) yang kesulitan memahami teknologi yang diajarkan.
2. Keinginan setiap warga untuk mendapatkan paket Hidrophonik secara gratis namun karena keterbatasan dana akhirnya tidak dapat terpenuhi.
3. Paket pemberian pupuk cair jika habis warga harus membeli dengan uang sendiri Jalan ke luar:
1. Pendampingan secara individual dengan melibatkan beberapa mahasiswa dan pemuda warga untuk membantu petani yang telah berusia lanjut
2. Warga yang belum dapat jatah paket hidrophonik dibantu menggunakan iuran arisan warga secara arisan bergilir alternatif lain memanfaatkan potongan pralon yang tidak dipakai untuk dikumpulkan dan dirakit menjadi hidrophonik.
3. Pupuk cair dapat diganti dengan kotoran kambing yang sudah mengering yang diletakkan di media tanam. Kotoran kambing mudah di dapat karena beberapa warga ada yang memelihara kambing.
6. Rencana Keberlanjutan Program
20 Yogyakarta , sehingga dapat dilakukan secara luas dengan melibatkan Tim PPM-KKN UNY dalam setiap kegiatan pelatihan dan pendampingan.
21 BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PPM
1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM
Program kegiatan KKN-PPM ini dilaksanakan kalurahan Prenggan, kecamatan Kotagede, Kodya Yogyakarta, D.I.Y. Sasaran kegiatan workshop sosialisasi dan praktek penggunaan Audio Bio harmonic (ABH) dan pembuatan Hidrophonik ini melibatkan hampir seluruh warga pada kelompok masyarakat kalurahan Prenggan meliputi 4 wilayah RW yaitu RW-03,-05,-10 dan RW-13 sejumlah 60 peserta. Kegiatan workshop sosialisasi dan praktek penggunaan ABH dan pembuatan hidrophonik tersebut dilaksanakan pada bulan Juni dimana pelaksanaan KKN PPM berlangsung. Kegiatan implementasi penanaman cabai, brokoli, terong dan pakcoy pada hidrophonik dan pemaparan ABH dilakukan mulai bulan Juli 2015 hingga masa panen dengan dilakukan pendampingan mahasiswa KKN dan pengambilan data melibatkan mahasiswa yang sedang melaksanakan Tugas Akhir Skripsi berkaitan dengan topik pertumbuhan dan produktivitas tanaman dengan ABH dan Hidrophonik.
Gambar-4. Diskusi dan observasi dengan ketua KKN RW-10, RW-04, RW-5, dan RW-13 kalurahan Prenggan, Kotagede tentang metodologi pelaksanaan KKN PPM
22
Gambar-5, TOT mahasiswa hari pertama sosialisasi ABH dan Hidrophonik
Gambar-6, TOT mahasiswa hari kedua praktek menggunakan ABH
Gambar-7, TOT mahasiswa hari ketiga praktek membuat hidrophonik
23 implementasi penanaman tanaman pada hidrophonik dan evaluasi sebagi bagian dari rencana tindak lanjut untuk perbaikan program KKN-PPM. Acara kegiatan TOT warga dapat dilihat dalam tabel-2.
Gambar-8, pelaksanaan TOT Warga hari pertama praktek memaparkan ABH dan Pembuatan hidrophonik.
Gambar-9, Pelaksanaan TOT warga hari kedua Pembuatan hidrophonik didampingi mahasiswa KKN.
24 Pada pertemuan ke-dua, diberikan penjelasan mengenai cara pembuatan hidrophonik sekaligus praktek membuat satu model hidrophonik, cara menaman dan pemupukan serta perawatan. Penanaman tanaman dilakukan pada 4 lahan ekperimen menggunakan hidrophonik (mendapatkan perlakuan dengan ABH) dan 4 lahan kontrol yang digunakan sebagai pembanding. Untuk kegiatan ini melibatkan warga di RW masing masing dengan batuan paket hidrophonik dan ABH masing masing RW mendapatkan 2 set. Diharapkan dengan dibantu mahasiswa KKN yang dilibatkan dalam Pengabdian Pada Masyarakat ini warga di kalurahan prenggan dapat bimbingan dan pendampingan sampai masa panen tiba
Gambar-10, Praktek pembuatan ABH di RW-10
25
Gambar 12, Praktek pembuatan hidrophonik RW-03
Gambar-13, Praktek pembuatan hidrophonik RW-05 2. Paparan Bunyi Menggunaan ABH
ABH dipaparkan saat bibit tanaman sudah tumbuh daunnya, waktu pemaparan 1 jam setiap hari pada pukul 07.00-09.00 pagi dimana tanaman sedang melakukan fotosintesis dengan Memvariasikan Variabel Drive frekuensi, intensitas dan waktu treatment, sebagai berikut;
1). Membuat denah Pengabdian Pada Masyarakat sesuai dengan ketersediaan lahan penempatan hidrophonik yang akan digunakan
2). Merangkai alat percobaan sebagaimana tahapan penggunaan ABH
3). Drive frekuensi akustik dilakukan setiap hari dengan variasi waktu yang berbeda untuk setiap jenis tanaman.
4). Penyiraman dan kadang-kadang disertai pemupukan daun dilakukan secara berkala. Sedangkan pengambilan sampel tanaman (panen), dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1). Panen dilakukan sesuai dengan masa panen masing-masing jenis tanaman
26 3). Dilakukan pengukuran norfologi dan produksi tanaman pangan baik yang termasuk
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Hasil nyata dari kegiatan workshop dan implementasi teknologi ABH serta hidrophonik untuk meningkatkan produktivitas tanaman ini, bahwa peserta dapat mengembangkan;
(1) Perangkat teknologi ABH yang menggunakan binatang local (garengpung dan jangkrik kinjengtangis)
(2) Produktivitas tanaman yang diolah petani meningkat
(3) Terdapat kerjasama yang sinergis antara petani dan Perguruan Tinggi Kemudian setelah mengikuti kegiatan petani ternyata telah dapat:
(1) Memilih bunyi binatang yang frekuensinya sesuai dengan jenis tanaman yang mereka tanam
(2) Menerapkan teknologi ABH sesuai dengan karakteristik tanaman masing-masing meliputi perakitan instrument sumber bunyi, pengaturan volume dan ketepatan penempatan sumber bunyi. 100 % semua peserta sudah dapat menggunakan instrument ABH untuk digunakan perlakuan pada lahan pertanian dengan hidrophonik
(3) Melakukan pemantauan terhadap perkembangan tanaman dan memberikan nutrisi daun secara maksimal
(4) Didapatkan hasil panen yang lebih banyak disbanding sebelum digunakannya teknologi ABH
Tahapan penggunaan ABH 3. Teknologi Audio Bio harmonik
a. Komponen yang dibutuhkan:
flashing program pada IC :
Komponen yang terdapat dalam satu set alat ; 1. Speaker
2. Kabel penghubung 3. WT5100
4. ATMega328 kecepatan 16 MHz 5. Accu
b. Fungsi dari masing-masing komponen :
Accu sebagai Power Supply
27
Speaker sebagai peng-ouput dari suara
Gambar-14, instrumen Audio Bio Harmonik (ABH) c. Cara kerja
Secara keseluruhan, alat ini bekerja dengan memanggil file yang sudah terintegrasi pada smart chip yang berisi suara garempong dan ketika alat ini mulai di operasikan, posisi dari volumenya sendiri otomatis berada pada posisi tengah-tengah yaitu 15 dimana range untuk volumenya berada pada sekitaran 0 sampai dengan 30. Pada alat ini terdapat 4 macam tombol dimana untuk masing-masing tombol memiliki fungsi yang berbeda-beda (lihat gambar-1). Fungsi tombol dari sebelah kanan di misalkan kita sebut dengan :
Tombol 1 sebagai tombol pegatur ON/OFF dan RESET Power (sisi samping alat)
Tombol 2 sebagai tombol pemilihan frekuensi yang diinginkan dan untuk memulai (play) dengan menekan tombol warna hijau
Tombol 3 sebagai pengatur jika ingin mengurangi (warna kuning Kanan) dan menambah volume (warna kuning kiri)
d. Cara mengoprasikan :
28 2) Menekan tombol on/off pada sisi alat sehingga lampu hijau menyala
3) Memilih frekuensi suara garengpong yang ditentukan dengan menekan tombol hijau dan menekan lagi untuk memulai (play)
29 5) Setelah alat selesai digunakan, untuk mematikan alat dengan menekan tombol OFF
hingga lampu hijau mati
30
Gamabar-16, pertumbuhan dan produktivitas tanaman terong
Gamabar-17, pertumbuhan dan produktivitas tanaman brokoli 2. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM
Pada dasarnya selama pelatihan dan kegiatan KKN, mahasiswa dan warga sangat pro-aktif dengan adanya kegiatan tersebut, dan menginginkan kegiatan yang bersifat kelanjutan. Hal-hal penting yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan:
1. Teknologi ABH yang disampaikan pada awalnya dianggap asing oleh peserta, tetapi setelah diberi penjelasan mereka mengerti bahwa teknologi tersebut sangat sederhana,bersifat alamiah, ramah lingkungan dan dapat dengan mudah diproduksi sendiri oleh warga di RW-03,05,10 dan RW-15 kalurahan Prenggan, Kecamatan Kotagede, Kodya Yogyakarta, provinsi DIY.
2. Kehadiran dan partisipasi warga dalam setiap kegiatan dapat melibatkan hampir seluruh warga yang ada di sekitar lokasi pengabdian.
31 Semua peserta tidak mengalami kesulitan dalam memahami dan mengoperasikan alat sebagaimana arahan tim KKN-PPM dan mahasiswa KKN.
4. Peserta dilatih merancang, menggunakan ABH dan sekaligus memaparkan serta merancang pembuatan ABH sesuai dengan tempat atau lahan yang sempit. Rencana implementasi selanjutnya adalah pemberian pendampingan dan alat ABH dan bahan pembuatan hidrophonik untuk digunakan.
5. Warga lain yang belum tertarik menjadi tertarik setelah memperoleh bukti hasil panen yang lebih baik dengan menggunakan teknologi ABH. Antusiasme warga dibuktikan dengan adanya gerakan menanam dengan hidrophonik yang dicanangkan disetiap RW di kalurahan Prenggan sehingga menjadi daya terik dan percontohan di wilayah lain.
Beberapa faktor yang menjadi pendorong kesuksesan kegiatan PPM dalam rangka penerapan teknologi ABH ini diantaranya adalah;
1. Semangat dan antusiasme peserta
2. Kepala Desa dan ketua RW aktif memberikan bantuan dan menyediakan fasilitas tempat sebagai tempat pelatihan
3. Potensi local lahan sempit dan asset daerah tujuan wisata memotivasi warga memiliki gerakan bersih dan ramah lingkungan melalui budaya bercocock tanam pada hidrophonik. 4. Warga masyarakat kalurahan Prenggan merasakan manfaat hasil penelitian perguruan
tinggi UNY bagi peningkatan kesejahteraan.
Dengan demikian faktor-faktor yang menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan kegiatan KKN-PPM dalam rangka penerapan teknologi ABH dan hidrophonik ini diantaranya adalah;
1. Pemanfaatan bunyi ABH dari binatang lokal yang bersifat alamiah merupakan hal yang umum diketahui tapi tidak pernah dimaksimalkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
2. Materi pelatihan sangat sesuai dengan kebutuhan petani di daerah lahan sempit dengan menggunakan teknologi ABH sebagai sasaran antara yang sangat strategis.
3. Keberadaan mahasiswa KKN dan mahasiswa yang akan menyusun tugas Akhir Skripsi diarahkan untuk sekaligus melakukan Pengabdian Pada Masyarakat sehingga mempunyai peran untuk pelaksanaan pendampingan.
32 Di samping hasil yang dinilai positif, sebetulnya pelaksanaan kegiatan pembinaan penyuluhan tersebut masih banyak kekurangan serta hambatan, sebagai berikut;
1. Kemampuan petani yang hetorogen terutama yang telah berusia lanjut (diatas 70 tahun) yang kesulitan memahami teknologi yang diajarkan.
2. Pupuk cair harus beli ditoko pertanian yang harganya relative mahal
Namun demikian dengan kesungguhan tim KKN-PPM telah dicarikan jalan ke luarnya sebagai berikut;
1. Pendampingan secara individual dengan melibatkan beberapa mahasiswa untuk membantu petani yang telah berusia lanjut serta melibatkan pemuda karang taruna untuk
membantunya.
2. Pupuk cair dapat diganti dengan kotoran kambing yang sudah dikeringkan diletakkan pada media tanam
33 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hidrophonik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan cara bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan air dengan memberikan unsur hara terkendali yang berisi unsur-unsur ensensial yang dibutuhkan tanaman. Teknik budidaya ini sedikit rumit karena media dan hara yang digunakan berbeda, air yang seharusnya berfungsi sebagai penyeimbang, pelarut, dan penghantar nutrisi didalam tanah, akan dialih fungsikan secara optimal untuk menjadi media utama sekaligus nutisi pada tanaman dengan perantara arang sekam dan rokul. Dengan begitu, pupuk yang digunakan pun berbeda dengan pupuk yang diaplikasikan ke tanah, hal ini dikarenakan tidak semua tanaman mampu menyerap nutrisi langsung dari air, pupuk tersebut harus bisa larut dengan air dan dapat diserap oleh akar. Karena itu kelemahan yang terkait dengan penyediaan nutrisi ini dapat di atasi dengan teknologi audio bioharmonic system sebagai stimulator pertumbuhan alamiah berbasis audio frekuensi binatang local agar didapatkan hasil yang optimal, murah lingkungan, dan cukup di lahan sempit. Kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat marjinal kota melalui pertanian lahan sempit ini dapat dilakukan melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan melalui kegiatan Kerja Nyata (KKN), sehingga dapat mengoptimalkan potensi mahasiswa.
Secara umum KKN-PPM ini telah dapat mengaplikasikan hasil penelitian untuk pemberdayaan masyarakat marjinal perkotaan dalam penerapan teknologi hidrophonik dan audio bioharmonic system sebagai stimulator pertumbuhan alamiah berbasis frekuensi binatang lokal
.
Tujuan khusus yang telah dapat direalisasikan pada tahap kegiatan ini adalah: (1) telah dikembangkannya tekonologi hidroponik dan audio bioharmonic system untuk pertanian di lahan sempit, (2) telah dilakukan pelatihan mahasiswa dalam bidang tekonologi hidroponik dan audio bioharmonic system dan mahasiswa sudah mulai memasyarakatkan teknologi ramah lingkungan34 marjinal perkotaan, (4) pengumpulan dan analisis data yang akurat tentang pemanfaatan teknologi hidrophonik dan gelombang akustik yang memiliki karekteristik khusus untuk tanaman holtikultura, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat marjinal kota yang dilihat dari indikator hasil panen yang mengalami peningkatan serta dapat meningkatkan usaha perbaikan gizi keluarga.
B. Saran
Beberapa himbauan dan saran sebagai pertimbangan pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat dimasa mendatang, yakni:
1. Perlu ada peningkatan pendanaan pada setiap kegiatan PPM yang bersifat pemberdayaan masyarakat.
35 DAFTAR PUSTAKA
Amien, M. 1987. Pendidikan Science. Yogyakarta: FKIE IKIP.
Arends, R. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: McGraw-Hill Companies. Ashman,A.& Elkins,J.(1994). Educating Children with Special Needs. New York: Prentice Hall. Baker,E.T.(1994). Metaanalysis evidence for non-inclusive educational practices. Disertasi,
Temple University.
Baker,E.T., Wang,M.C. & Walberg,H.J.(194/1995). The effects of inclusion on learning. Educational Leadership. 52(4) 33-35.
Bodner, George.M. 1986. Constructivism A Theory of Knowledge. Purdue University. Journal of Chemical Education Vol. 63 No. 10.
Borich, G.D. 1994. Observation Skills for Effective Teaching. New York: Mcmillan Publishing Company.
Carlberg,C.& Kavale,K. (The efficacy of special class vs regular class placement for exceptional children: a metaanalysis. The Journal of Special Education. 14, 295-305.
Carin, A.A. 1993. Teaching Modern Science. New York: Mcmillan Publishing Company.
Cennamo, K. and Kalk, D. (2005). Real World Instructional. Design. From Thompson Learning. Available at UT-Coop and. www.Amazon.com
Dahar, R.W. 1986. Interaksi Belajar Mengajar IPA. Jakarta UT.
De Vries and Betty Zan. (1994). Moral Classroom, Moral Children. Creating a Constructivist Atmosphere in Early Education. Teachers College Colombia University.
Dillon, William R, Matthew Goldstein (1984), Multivariate Analysis, John Wiley and Sons, Canada
Edge, J. 1992. Cooperative Development. Harlow: Longman.
Fish, D. 1989. Learning through practice in Initial Teacher Training. London. Kogan Page. Kemp, J.E., Morrison, G.R., Ross, S.M. 1994. Designing Learning in the Science Classroom.
New York: Glencoe Macmillan/Mc.Graw-Hill.
36 Mulyono Abdulrahman (2003).Landasan Pendidikan Sekolah rawan bencanaf dan Implikasinya
dalam Penyelenggaraan LPTK. Makalah disajikan dalam pelatihan penulisan buku ajar bagi dosen jurusan PLB yang diselenggarakan oleh Ditjen Dikti. Yogyakarta, 26 Agustus 2002.
Nunan, D. 1989. Designing Task for the Communicative Classroom. Cambridge: Cambridge University Press.
O’Neil,J.(1994/1995). Can inclusion work? A Conversation with James Kauffman and Mara Sapon-Shevin. Educational Leadership.52 (4) 7-11.
Richards, J.C. 1981. Towards Reflective Teaching. The Teacher Trainer 5/3.
Richards, J.C., J. Platt, and H. Platt. 1992. Longman Dictionary of Language Teaching and Applied Linguistics. Longman.
O’Neil,J.(1994/1995). Can inclusion work? A Conversation with James Kauffman and Mara Sapon-Shevin. Educational Leadership.52 (4) 7-11.
Stainback,W. & Sianback,S.(1990). Support Networks for Inclusive Schooling: Independent Integrated Education. Baltimore: Paul H. Brooks.
Staub,D. &Peck, C.A.(1994/195). What are the outcomes for nondisabled students? Educational Leadership. 52 (4) 36-40.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
UNESCO (1994). The Salamanca Statement and Framework for Action on Special Needs Education. Paris: Author.
Ur, P. 1996. A Course in Language Teaching Practice and Theory. Cambridge: Cambridge University Press.
Vaughn,S., Bos,C.S.& Schumn,J.S.(2000). Teaching Exceptional, Diverse, and at Risk Students in the General Educational Classroom. Boston: Allyn Bacon.
37 LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Peta lokasi pelaksanaan program KKN-PPM
Kotagede adalah sebuah kecamatan di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan ini terletak di kota bagian timur, dan terdiri dari tiga kelurahan: Prenggan, Purbayan, dan Rejoniwangun. Data Kecamatan Kotagede:
Luas - 398,7 ha; Jumlah penduduk - 76.643 orang
57 Lampiran 4. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul yang telah ditandatangani
1. Biodata Ketua Tim
A. IDENTITAS DIRI
TempatTanggal Lahir Yogyakarta, 05 Februari 1964
Alamat Email nurkadarisman@gmail.com
Nomor Telepon 08157953479
Alamat Kantor FMIPA, UNY, Karangmalang, Depok,
Sleman, Yogyakarta 55281 Nomor Telepon/Faks (0274) 550847/(0274) 548203 Lulusan Yang Telah Dihasilkan S1 : 42 Orang
Mata Kuliah yang Diampu
1. Elektrodinamika 2. Laser
3. Media Audio Visual 4. Fisika Inti
5. Metode Deteksi Radiasi 6. Fotografi
B. RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
S1 S2 S3
Nama Perguruan Tinggi IKIP Yogyakarta UGM
Martin Luther University
Halle, Wittenberg,
Gemany
Bidang Ilmu Pendidikan Fisika Fisika Fisika
Tahun Masuk-Lulus 1983-1989 1993-1996 2000-2005
58
C. PENGALAMAN PENELITIAN
No Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jumlah (juta Rp) 1
2001
Observation of intensity dependent, non-exponential vibrational relaxation in liquid bromoform
Observation of transient infrared spectra of intermolecular vibrational energy transver in relaxation in liquid bromoform : temperature dependence
Pemanfaatan Energi Surya untuk Terapi Getaran Warna ( Colour Vibration Therapy) Menggunakan Metode Dispersi dan Amplifikasi Cahaya. Pendekatan Kontekstual ( Studi Kasus refraksi Indeks Inti Fiber Optik, larutan Gula dan cepat rambat Laser He-Ne pada Mata Kuliah Laser).
PHK-A2
RBT 20
7
2007 Pengembangan bahan skripsi mahasiswa program study Fisika
Hibah PHK
59 untuk menunjang penelitian
kolokium mahasiswa program study pendidikan Fisika FMIPA, UNY. Pembelajaran Fisika di Sekolah
Hibah PHK A-Prinsip Defleksi Laser He-Ne Sebagai bagian Dari Sistem Kendali Olerasi Di Bidang Industri.
Hibah
Pembuatan ADC (Analog to Digital Converter) untuk Rancang Bangun Instrumentasi Temperatur Tinggi Menggunakan Prinsip Defleksi Laser He-Ne Sebagai bagian Dari Sistem Kendali Olerasi Di Bidang Industri.
Peningkatan Laju Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kentang Melalui Spesifikasi Variabel Fisis Gelombang Akustik Pada
Rancang Bangun Audio Organic Growth System melalui Spesifikasi Spektrum Bunyi Binatang Alamiah Sebagai Local Genius untuk
Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tanaman Holtikultura. STRANAS DIPA UNY
STRANAS DIPA-UNY
87
13 2010 Strategi Peningkatan Kualitas dan relevansi Materi Ajar dengan Teknologi Tepat Guna melalui Pengembangan Sensor berbasis
Defleksi Laser pada Mata Kuliah Fisika Laser. PHK DIA BERMUTU
Teaching Grant PHK DIA BERMUTU
20
14 2011 Peningkatan Laju Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kentang melalui Spesifikasi Variabel Fisis Gelombang Akustik Pada Pemupukan Daun, tinjauan : pengaruh intensitas bunyi. Hibah Bersaing tahap-2 DP2M
DP2M Dikti 45
15 2011 Rekayasa Teknologi Gasing
60 Audio Growth System Hemat Energi
Dalam Pemupukan Daun (Foliar) untuk Peningkatan Produktivitas Tanaman Pertanian di daerah Berangin Kencang 16 2012 Peningkatan Laju Pertumbuhan dan
Produktivitas Tanaman Kentang melalui Spesifikasi Variabel Fisis Gelombang Akustik Pada Pemupukan Daun, tinjauan : Teknologi Tepat Guna Audio Bio Harmonik Hibah Bersaing tahap-3 DP2M
DP2M Dikti 43
D. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
NO Tahun Judul Pengabdian Pada Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jumlah (juta Rp)
1 2007
Pelatihan Pemanfaatan Fiber Optik dan Laser Dalam Pengembangan Sistem Komunikasi Berbentuk Data, gambar dan Suara untuk Guru-guru Teknologi Informasi.
DIPA GROWTH SYSTEM (AOGS) BERBASIS FREKUENSI BINATANG ALAMIAH
E. PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH dalam JURNAL
No Judul Artikel Nama Jurnal Volume/Nomor/
Tahun
1
Observation of intensity dependent, non-exponential vibrational relaxation in liquid
bromoform
Observation of transient infrared spectra of intermolecular vibrational
energy transver in
61 relaxation in liquid bromoform :
temperature dependence.
Pembuatan ADC(Analog to Digital Converter) untuk Rancang bangun Instrumentasi Temperatur Tinggi
Menggunakan Prinsip Defleksi Laser He-Ne sebagai bagian dari Sistem Kendali Operasi Dibidang
Industri
F. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH
No
Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1
Seminar MIPA dan penerapannya
Pemanfaatan Energi Surya untuk Terapi Getaran Warna ( Colour Vibration Therapy) Menggunakan Metode Dispersi dan Amplifikasi Cahaya.
Pengembangan bahan Ajar Berbasis Riset dan Implementasinya dalam Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Kontekstual ( Studi Kasus refraksi Indeks Inti Fiber Optik, larutan Gula dan cepat rambat Laser He-Ne pada Mata Kuliah Laser).
2007, FMIPA UNY
3 Seminar
Nasional MIPA
Rancang Bangun Instrumentasi Temperatur Tinggi Menggunakan Prinsip Defleksi Laser He-Ne Sebagai bagian Dari Sistem Kendali Olerasi Di Bidang Industri.
2008, FMIPA UNY
5 Seminar
Nasional MIPA
Pembuatan ADC (Analog to Digital Converter) untuk Rancang Bangun Instrumentasi Temperatur Tinggi Menggunakan Prinsip Defleksi Laser He-Ne Sebagai bagian Dari Sistem Kendali Olerasi Di Bidang Industri.
2009 ,
Peningkatan Laju Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kentang Melalui Spesifikasi Variabel Fisis Gelombang Akustik Pada Pemupukan Daun
Rancang Bangun Audio Organic Growth System melalui Spesifikasi Spektrum Bunyi Binatang Alamiah Sebagai Local Genius untuk Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tanaman Holtikultura. STRANAS DIPA UNY
2010, Universitas
62
8 Seminar
Nasional MIPA
Rekayasa Teknologi Gasing Tradisional Sebagai Input Device Audio Growth System Hemat Energi Dalam Pemupukan Daun (Foliar) untuk Peningkatan Produktivitas Tanaman Pertanian di daerah Berangin Kencang
Peningkatan Laju Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kentang melalui Spesifikasi Variabel Fisis Gelombang Akustik Pada Pemupukan Daun, tinjauan : pengaruh intensitas bunyi. Hibah Bersaing tahap-2 DP2M
Peningkatan Laju Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kentang melalui Spesifikasi Variabel Fisis Gelombang Akustik Pada Pemupukan Daun, tinjauan Teknologi Tepat Guna Audio Bio Harmonik (ABH)
2012,
2010 125 Universitas
Terbuka PJJ-PGSD
H. PEROLEHAN HAKI
I. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN PUBLIK/REKAYASA SOSIAL
No Judul /Tema HAKI Tahun Jenis No PID
1 Pengaruh frekuensi bunyi akustik
pada bukaan stomata tanaman 2015
Pembuatan draft usulan
2
Teknologi Audio Bio Harmonik (ABH) untuk Peningkatan Sosial Lainnya yang telah
Diterapkan
Tanaman Tanaman holtikultura
63
J. PENGHARGAAN DALAM 10 TAHUN TERAKHIR (dari Pemerintah, Assosiasi, Institusi)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan ketidaksesuaian dengan kenyataan. Saya sanggup menerima sangsi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan dana penelitian Hibah Bersaing
Yogyakarta, 18 Maret 2015 ,
Yogyakarta
Produktivita s 30 %
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
1 Satyalancana Karya Satya Presiden RI
64 2. Biodata Anggota Pengabdi 1
Format Biodata Ketua/Anggota Tim Peneliti A.Identitas Diri
1. Nama lengkap : Ir. Ekosari Roektiningroem, M.P.
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 31 Oktober 1961 4. Pekerjaan : Tenaga Pengajar
5. Spesifikasi keahlian : Agronomi
6. Alamat kantor : Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Yogyakarta
Kampus Karangmalang Jl.Colombo 1 Sleman, Jogjakarta
7. N.I.P. : 196110311989022001
8. Nomor seri KARPEG : E 740169
9. Riwayat Pendidikan :
No IJAZAH KOTA Tahun
4 Sarjana Faperta UNS 055/PT40/7/S1/1986 Surakarta 1986
5 Magister PascaSarjana UGM 5892/IP/1672/96 Yogyakarta 1996
10. Daftar Mata Kuliah yang pernah dipegang, antara lain :
No Tahun Nama Mata Kuliah
Genetika Pemuliaan Tanaman
Teknologi Hasi Pertanian Kultur jaringan dan Pembiakan
Vegetatif
Dasar-dasar Agronomi Sistem Pertanaman
Tanaman Serealia Legum dan Umbi2an
Hortikultura Fisiologi Tumbuhan
3 Setelah Th
2003
Dasar-dasar Agronomi Legum dan Umbi2an
65
11.Kegiatan dalam Seminar Ilmiah/PPM/Workshop (selama 2003-2009)
No. Nama Kegiatan Tempat Waktu
1. Pelatihan Manajemen
dan Operasional
4. Pelatihan Pengelolaan
Sumber Daya Lahan
Berbasis Suber Daya
Lokal Sulawesi Tenggara
Menunjang Ketahanan
Pangan Nasional
Kendari 2007
5. Bimbingan Teknis
Budidaya Tanaman
Tomat Desa Jati Bali Kec.
Ranomeeto Kab.
Konawe Selatan
Kendari 2007
6. Workshop Penyusunan
Silabus dan RPP
12. Kegiatan Pengabdian dan Penelitian
66 tahun 2011 di Wilayah DIY
Yogyakarta 2010
Optimalisasi potensi
peternak susu sapi perah melalui penyuluhan dan pelatihan pembuatan keju dan yoghurt aneka rasa
guna meningkatakan
pendapatan masyarakat
Yogyakarta 2010
Priming Benih sebagai
Usaha Peningkatan
Performansi Bibit Kubis (Brassica oleracea var. Capitata)
Yogyakarta 2010
Studi kualitas dan daya
simpan cabe yang
terinfeksi pepper yellow leaf curl virus
Yogyakarta 2010
Yogyakarta, 16 Maret 2012
67 3. Lampiran Biodata Pengabdi 2
Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Agus Purwanto, M.Sc.
2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan Fungsional Dosen
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19650813 199512 1 001
5 NIDN 0013086504
6 Tempat dan Tanggal Lahir Blitar, 13 Agustus 1965
7 E-mail agus_purwanto1@yahoo.com
8 Nomor Telepon/HP 08122755625
9 Alamat Kantor Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta Kampus Karangmalang
Yogyakarta 55281 10 Nomor Telepon/Faks (0274) 550847 11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 38 orang
12 Mata Kuliah yang Diampu
1. Getaran dan Gelombang 2. Optika Geometri dan Fisis 3. Sensor dan Transduser 4. Seminar Fisika
5. Analisis Getaran 6. Akustik
7. Sistem dan Sinyal
Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi
Universitas Gadjah Mada The Australian National University
Bidang Ilmu Fisika Physics
Tahun Masuk-Lulus 1984 - 1995 1997 – 2000
Judul Skripsi/Thesis Studi Hukum Moseley Melalui Pengukuran Panjang Gelombang “Absorption Edge” Garis K Pada Unsur Mangan, Besi, Kobalt, Nikel, Tembaga dan Seng
Determination of The Two Channel Scattering Amplitudes Using Unitarity
Nama Pembimbing Dr. Kusminarto dan Dr. Arief Hermanto
68 Pengalaman Penelitian
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (juta Rp) 1. 2012 Model Pengukuran Laju Pengendapan
“Larutan” Sebagai Fungsi Temperatur BOPTN 10 2. 2012 Pola Relasi Frekuensi Antar Wilah Pada
Gamelan Jawa Kraton Yogyakarta (Kasus Gamelan KK Guntursari)
BOPTN 10
3. 2012 Fortifikasi Tanaman Jati DIKTI 50
4. 2011 Rancang Bangun Audio Organic Growth System (AOGS) Melalui Spesifikasi
Spektrum Bunyi Binatang Alamiah Sebagai Local Genius Untuk Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tanaman Hortikultura
DIKTI 50
5. 2010 Peningkatan Laju Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kentang Melalui Spesifikasi Variabel Fisis Gelombang Akustik Pada Pemupukan Daun (Melalui Perlakuan Variasi Peak Frequency)
DIKTI 50
6. 2009 Pengembangan Electronic Tone Gamelan Kraton Yogyakarta
DIKTI 50
Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jml (juta Rp) 1. 2012 Pelatihan Kepala Laboratorium Fisika SMA
2. 2012 Pelatihan Audio Bioharmonic System Pada Para Petani di Srandakan Yogyakarta
DIKTI 19
Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal
69 Pemakalah Seminar Ilmiah
No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1. Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA
Pengaruh Suara
“Garengpung” (Dundubia manifera) Termanipulasi Pada Peak Frequency
(6,07±0,04)103 Hz Terhadap Pertumbuhan Dan
Produktivitas Tanaman Kacang Dieng (Vicia faba Linn)
14 Mei 2011, FMIPA UNY.
2. Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA
Kajian Spektrum Warna Bunyi Saron Ricik Gamelan Kanjeng Kyai Nagawilaga Dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
14 Mei 2011, FMIPA UNY.
3. Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA
Sistem Getaran Paksa Satu Derajat Kebebasan
14 Mei 2011, FMIPA UNY. 4. Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA
Pengembangan Electronic Tone Gamelan “Guntur Madu”
15 Mei 2010, FMIPA UNY 5. Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA
Pola Rasio Amplitudo
Komponen Harmonik Gender Barung Laras Slendro
16 Mei 2009, FMIPA UNY 6. Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA
Algoritma Fast Fourier Transform (FFT) Decimation in Time (DIT) Dengan Resolusi 1/10 Hertz
16 Mei 2009, FMIPA UNY
7. Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA
70 Perolehan HAKI
No. Judul/Tema HAKI Tahun Jenis Nomor P/ID
Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya
No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah Diterapkan Tahun
Tempat Penerapan
Respon Masyarakat
Penghargaan (dari Pemerintah)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian.
Yogyakarta, 30 Maret 2015 Pengusul,