• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PELATIHAN PENGOLAHAN AIR BERSIH UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA DI DESA KLADI KECAMATAN CERMEE

KABUPATEN BONDOWOSO

Oleh:

Endhah Purwandari, SSi., MSi. NIP. 198111112005012001 Ir. Misto, MSi. NIP. 196812191994021001 Dr.Gaguk Jatisukamto, ST., MT. NIP. 196902091988021001

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER 2017

(2)
(3)

RINGKASAN

Sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dari waktu ke waktu, serta penggunaan air yang tidak hanya digunakan untuk keperluan domestik, tetapi juga untuk perusahaan (comercial water) dan industri (industrial water), maka ketersediaan air tidak menunjukkan jumlah yang signifikan. Sehingga pengolahan sumber daya air harus dilakukan dengan bijak agar sumber air tetap terpelihara. Sistem penjernih air saat ini, dilakukan terhadap sumber-sumber yang memiliki tingkat pencemaran tinggi seperti air payau, air sungai, dan sumber air lainnya. Secara khusus, air sungai sangat rentan terkontaminasi oleh zat kimiawi, karena sungai merupakan tempat buangan akhir dari limbah domesti, industri, dan rumah tangga. Konsekuensinya air tersebut tidak layak untuk keperluan sehari-hari. Desa Kladi, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, merupakan daerah yang memiliki sumber air yang berasal dari sumur dan sungai, namun dalam kurun waktu tertentu tidak menunjukkan keadaan fisik air bersih yang layak untuk dikonsumsi. Keadaan air yang berwarna, bau dan berasa didapatkan pada sumber-sumber air di atas. Perlu sebuah metode/teknik untuk dapat mengolah sumber-sumber air air tersebut agar layak untuk dikonsumsi. Melalui kegiatan pengabdian ini, telah dilakukan pelatihan mengenai metode fisika yang dapat diaplikasikan di dalam mengolah air bersih agar dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.

Kegiatan pelatihan dilakukan dalam bentuk penyuluhan terhadap beberapa teknik yang dapat digunakan dalam mengolah air bersih. Guna keperluan dokumentasi dan keberlanjutan maka dibuat modul sederhana yang diedarkan kepada masyarakat dengan bantuan mahasiswa KKN yang terlibat di dalam kegiatan pengabdian. Beberapa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dari kegiatan ini adalah dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang metode pengolahan air bersih dan dapat mengkader generasi berikutnya untuk dapat tanggap dini terhadap lingkungan sekitar sehingga turut andil di dalam memelihara sistem/alat penjernih. air yang akan dibuat. Dari sini, perlu dilakukan kegiatan serupa dalam bentuk monitoring tahunan terhadap masyarakat, sebagai bentuk sumbangsih perguruan tinggi dalam bidang pengabdian kepada masyarakat

(4)

TIM PELAKSANA KEGIATAN

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dilaksanakan oleh Tim Dosen dan beberapa mahasiswa Universitas Jember, dengan susunan sebagai berikut : Ketua Pelaksana : Endhah Purwandari, SSi., MSi.

Anggota : Ir. Misto, MSi.

(5)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah memberikan banyak kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan judul kegiatan Pelatihan Pengolahan Air Bersih Untuk Kebutuhan Rumah Tangga diDesa Kladi Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, realisasi dari komponen kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat. Transfer IPTEK kepada masyarakat sekitar diharapkan dapat memberikan peningkatan terhadap wawasan keilmuan maupun pengetahuan teraplikasi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Tentunya, akhir dari kegiatan ini bukan merupakan akhir dari program pengabdian yang dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Kegiatan, sehingga kegiatan berkelanjutan tetap diupayakan dalam bentuk program pengabdian berikutnya.

Akhirnya, penulis berharap ada banyak masukan membangun terhadap penulisan laporan kegiatan pengabdian, demi perbaikan kegiatan yang telah dilakukan sekaligus menjadi stimulus untuk melaksanakan program kegiatan pengabdian berikutnya. Semoga, laporan kegiatan ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca sekalian.

Jember, Juni 2017 Tim Pelaksana Kegiatan

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... 1

LEMBAR PENGESAHAN ... 2

RINGKASAN ... 3

TIM PELAKSANA KEGIATAN ... 4

PRAKATA ... 5

DAFTAR ISI ... 6

BAB 1 PENDAHULUAN ... 7

1.1 Analisis Situasi ... 7

1.2 Perumusan Masalah ... 9

BAB 2 TUJUAN DAN MANFAAT... 10

BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA ... 11

BAB 4 REALISASI PELAKSANAAN... 15

4.1 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ... 15

4.2 Beberapa Masalah dalam Kebutuhan Air Minum Desa Kladi ... 16

4.3 Pembahasan ... 17 BAB 5 PENUTUP... 19 5.1 Kesimpulan ... 19 5.2 Saran ... 19 DAFTAR PUSTAKA ... 20 LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Tugas

Lampiran 2 Materi Pengolahan Air Bersih Lampiran 3 Foto Kegiatan

(7)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Masyarakat desa Kladi, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur adalah masyarakat yang suka bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga apabila masyarakat diberi bimbingan dalam pelatihan mereka akan bisa melakukannya. Masyarakat di daerah ini sangat antusias dalam hal pelatihan untuk perbaikan kehidupan khususnya pelatihan pengolahan air dari sumur, yang airnya tidak jernih, dan ini menjadikan kebutuhan rumah tangga menjadi lebih bagus. Secara umum, jika adanya usaha yang optimal dalam pengolahan air akan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Air keruh dari sumur atau dari sungai merupakan air yang tidak sehat, mungkin ini disebakan oleh karakteristik tanah desa Kladi yang tidak sanggup lagi membersihkan air secara alami. Untuk itu kegiatan pelatihan pengolahan air bersih di desa tersebut merupakan solusi untuk mendapatkan air bersih secara mandiri. Bahan-bahan kebutuhan sistem penjernih sudah tersedia di sekitar kita, sehingga apabila masyarakat diberi pengetahuan tentang pengolah air masyarakat akan bisa membuat sendiri. Action dari masyarakat diperlukan untuk memulai merubah air kotor menjadi air bersih, masyarakat harus bebas dari air kotor seperti ini.

Manajemen yang tepat harus didapat dan diputuskan dengan menilai situasi saat ini (bersumber oleh data primer dan sekunder), kesenjangan analisis didasarkan pada lima aspek yaitu aspek kelembagaan, aspek teknis, aspek pembiayaan, aspek hukum dan partisipasi masyarakat. Identifikasi ini difokuskan pada penentuan kualitas air sistem pengolahan dalam negeri berdasarkan kepadatan penduduk, kondisi wilayah fisik, sumber air yang digunakan, dan kemampuan untuk membiayai. Untuk itu dibutuhkan bantuan pengetahuan bagi masyarakat untuk bisa menerapkan pengolahan air menjadi layak pakai dalam bentuk pelatihan tentang pengolahan air keruh menjadi air bersih untuk air minum, mandi, dan cuci.

Air merupakan kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup. Untuk manusia, air selain sebagai sumber minuman juga sebagai penopang aktifitas lainnya. Dalam kegiatan sehari-hari, air digunakan untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan yang lain. Agar memenuhi syarat, air harus memenuhi dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

(8)

Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat kesehatan. Mutu air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia dan biologi. Dalam keperluan sehari-hari, air harus memenuhi standar baku air untuk kebutuhan rumah tangga. Mutu air yang baik ini tidak selamanya tersedia di alam. Sejalan dengan adanya perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian air bersih. Malahan di daerah-daerah tertentu, air yang tersedia tidak memenuhi syarat kesehatan secara alami seperti daerah rawa, sehingga diperlukan upaya perbaikan dan pengolahan air secara sederhana ataupun yang lebih maju.

Sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dari waktu kewaktu, serta penggunaan air yang lebih dari keperluan domestik, tetapi juga untuk perusahaan (comercial water) dan industri (industrial water), maka ketersediaan air tidak menunjukkan jumlah yang signifikan. Sehingga pengolahan sumber daya air harus dilakukan dengan bijak agar sumber air tetap terpelihara. Sistem penjernih air jaman sekarang dilakukan dari sumber-sumber yang memiliki tingkat pencemaran yang tinggi seperti air payau, air sungai, dan sumber air lainnya. Secara khusus untuk air sungai sangat rentan terkontaminasi oleh zat kimiawi, karena sungai merupakan tempat buangan akhir dari limbah domestic, industri, dan lain-lain. Konsekuensinya air tersebut tidak layak untuk keperluan sehari-hari.

Secara mendasar banyak sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai air baku untuk memproduksi air minum, namun yang menjadi kendala selama ini adalah pemilihan teknologi yang tepat agar kualitas dan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi air minum tersebut lebih murah. Di antaranya sumber air baku yang layak dimanfaatkan untuk memproduksi air minum yang berkualitas bebas impuritis organik, anorganik, virus dan bakteri adalah air mata air. Air sumber alam memiliki konsentrasi zat padat terlarut antara 70 – 250 mg/liter.

Dari segi kualitas maupun kuantitas air yang digunakan harus memenuhi syarat. Namun secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat kesehatan. Mutu air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia dan biologi. Air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari harus memenuhi standar baku air untuk kebutuhan rumah tangga. Kualitas air yang baik ini tidak selamanya tersedia di alam. Dengan adanya perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian air bersih. Bahkan di daerah-daerah tertentu, air yang

(9)

tersedia tidak memenuhi syarat kesehatan seperti daerah rawa, sehingga diperlukan upaya perbaikan dan pengolahan air secara sederhana ataupun modern.

Kadang-kadang di daerah tertentu air bersih sangat sulit didapatkan. Namun air bersih bukan berarti tidak ada. Sayang di sebagian tempat untuk bisa dipakai minum air harus melewati proses penjernihan dahulu. Namun masyarakat perlu bisa mengenal cara/ metode penjernihan air seperti ini bisa kita buat sendiri. Banyak sekali cara-cara yang bisa kita gunakan untuk menjernihkan air secara alami. Misalnya penjernihan menggunakan batu, pasir, kerikil, arang sekam padi, ijuk, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain. Semuanya itu sangat mudah untuk kita pelajari menggunakan ilmu alam sederhana, semua bahan penjernih air yang diperlukan terdapat di sekitar kita.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara mengolah air yang kotor menjadi air yang bersih untuk kebutuhan rumah tangga?

2. Bagaimana mengkader masyarakat agar memelihara alat/sistem penjernih agar tetap menghasilkan air yang bersih untuk keperluan sehari-hari?

(10)

BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Mempertajam pemahaman masyarakat tentang pentingnya air bersih untuk konsumsi kebutuhan rumah tangga bagi kesehatan

b. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang beberapa alternatif cara untuk mendapatkan air bersih

c. Memberikan pelatihan kepada mayarakat mengenai bagaimana cara menjernihkan air limbah rumah tangga yang kotor menjadi air yang bersih.

Adapun manfaat kegiatan bagi pelaku/tim pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah ;

a. Melatih rasa kepedulian sosial pelaku kegiatan pengabdian kepada masyarakat akan permasalahan yang ada di masyarakat

b. Memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat. c. Masyarakat dapat mempertajam pemahaman yang dimiliki tentang

pentingnya penggunaan air bersih untuk konsumsi rumah tangga. d. Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang beberapa metode yang

dapat digunakan dalam penyediaan air bersih.

e. Untuk wahana bermanfaat yang dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat bahwa ternyata air keruh dapat diolah menjadi air bersih untuk keperluan rumah tangga dengan membuat alat penyaringan air sederhana dengan biaya murah.

f. Setiap anggota masyarakat dapat memenuhi kebutuhan air bersih sendiri sehingga bisa memenuhi kebutuhan sendiri.

g. Dengan munculnya pemahaman masyarakat tentang sistem pengolah air mandiri dan tidak tergantung pada pemerintah.

(11)

BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Desa Kladi Kecamatan Cermee Bondowoso

Objek masyarakat dari Program Kegiatan Pengabdian Masyarakat adalah masyarakat Desa Kladi, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso. Sebagai objek penulisan, Desa Kladi, berdasarkan hasil sensus kelurahan setempat pada tahun 2011 dihuni oleh 8765 jiwa dengan klasifikasi 4537 laki-laki dan 4258 perempuan. Dari 8765 jiwa penduduk, 4142 jiwa termasuk penduduk miskin. Sekitar 90% penduduk desa ini adalah petani dan pekebun murni. Desa ini terletak di Bondowoso, terdiri dari tujuh dusun dan memiliki total luas wilayah 835Ha (http://bondowosokab.go.id/instansi/kecamatan/kecamatan-cermee). Sebagai desa kawasan pertanian, desa Kladi memiliki banyak lahan pertanian dan produk hasil pertanian. Keadaan masyarakat desa Kladi masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Selain itu, dusun Kladi memiliki berbagai masalah yang tak kunjung berakhir ialah permasalahan air bersih yang sulit didapatkan walaupun belum tersedia PDAM untuk pasokan air bersih keperluan sehari-hari.

Untuk itulah kami berinisiatif memberi pengetahuan pengolahan air agar dapat digunakan kembali serta melatih keterampilan warga dalam membuat alat penyaringan air. Berdasarkan sumber daya manusia, program ini sangat cocok karena sasaran dari program ini adalah masyarakat yang merindukan air bersih. Program pengabdian ini akan dijembatani oleh mahasiswa untuk pemasangan instalasi (penjernihan air) dan untuk kesinambungan jangka panjang sistem penjernihan air di desa Kladi.

3.2 Pengolahan Air Bersih

Pengolahan fisika yang memenuhi standar fisik air sebagai bahan baku air minum meliputi bau, rasa, tingkat kejernihan air, jumlah zat yang terlarut, suhu, dan warnanya. Adapun pengolahan air secara fisika dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu penyaringan, pengendapan, absorbsi, dan adsorbs (Lumiu, 2016). 1. Penyaringan

(12)

Penyaringan atau filtrasi merupakan proses pemisahan padatan yang terlarut di dalam air. Pada proses ini, filter berperan memisahkan air dari partikel-partikel padatan. Bahan padatan yang disaring untuk dipisahkan dari air antara lain kayu, daun, pasir, dan lumpur.

2. Pengendapan

Pengendapan bertujuan untuk memisahkan air dan partikel-partikel padat yang terdapat di dalam air dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Benda atau padatan yang berat jenisnya lebih besar daripada air akan mengendap di dasar bak pengendapan.

3. Absorbsi

Absorbsi merupakan peristiwa penyerapan bahan-bahan tertentu yang terlarut di dalam air. Bahan yang digunakan untuk menyerap disebut absorben. Absorbeninilah yang akan digunakan sebagai filter. Umumnya absorben yang digunakan adalah karbon aktif. Contoh: arang batok kelapa.

4. Adsorpsi

Adsorpsi merupakan proses penangkapan ion-ion yang terdapat di dalam air. Zat penangkap ion disebut sebagai adsorben. Adsorben yang biasa digunakan dalam proses adsorpsi adalah zeolite dan resin.

Langkah Kerja Membuat Alat Penjernih Air Sederhana

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan seperti Bahan : a) Botol 1,5 L b) Arang c) Kerikil besar d) Kerikil kecil e) Pasir f) Ijuk g) Jerami Alat : a) Gunting/Cutter b) Paku c) Palu

2. Memotong botol dengan menggunakan cutter pada bagian bawah botol 3. Memasukkan bahan ke dalam botol sesuai urutan

(13)

Gambar 1 Sistem penyaring air bersih secara sederhana (Lumiu, 2016) 4. Memasukkan air kotor ke alat penjernih air sederhana

(14)

Modifikasi wadah pengolahan air dapat juga dilakukan dengan menggunakan skema berikut.

Gambar 2 Balok pengolah air bersih yang meliputi proses pengendapan, penyaringan danpenampungan (Lumiu, 2016)

Beberapa bahan kimia seperti pembunuh kuman (kaporit), penjernih air (tawas) dan batu kapur dapat pula disertakan dalam bak pengendapan.

Gambar 3 Bak pengendapan yang dilengkapi dengan bahan kimia dipadukan dengan bak penyaringan

(15)

BAB 4. REALISASI PELAKSANAAN

4.1 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

Permasalahan air bersih di dusun Kladi kecamatan Cermee telah berlangsung lama hingga kini. Usaha pembuatan sistem penjernih air melalui kegiatan pengabdian ini, memberikan harapan warga dusun Kladi untuk mengakhiri penderitaan mengkonsumsi air kurang layak menuju yang lebih baik, hal ini dibuktikan dengan antusiasnya warga masyarakat ketika diberikan program kegiatan penjernihan air minum oleh tim pengabdian kepada masyarakat. Akan tetapi kegiatan pembuatan sistem penjernihan air melalui pengabdian ini adalah semacam pilot projek hanya sebagai contoh belum bisa mengatasi kebutuhan seluruh warga, karena untuk bisa memenuhi kebutuhan air minum warga dibutuhkan sistem penjernih yang banyak, idealnya setiap rumah mempunyai sistem penjernih minimum satu sistem. Dengan adanya bimbingan oleh tim pengabdian ini masyarakat yang lain diharapkan bisa membuat sistem penjernih sendiri untuk kebutuhannya sendiri di rumah. Bahan yang diperlukan untuk membuat sebuah sistem penjernih semuanya tersedia di Bondowoso, cara membuatnya, dan cara mengoperasikan termasuk pemeliharaan sistem telah diberikan oleh tim pengabdian masyarakat Universitas Jember.

Pada kegiatan pengabdian ini langkah yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif, sehingga hasil kegiatan akan dapat diuraikan dan dianalisis sesuai dengan kondisi atau keadaan yang terjadi di lapangan. Teknik pendekatan awal adalah data yang digunakan antara lain: 1) Observasi Informan, 2) Wawancara, 3) Pembuatan Proposal, dan 4) Pelaksanaan Kegiatan. Berdasarkan hasil studi awal diketahui bahwa : air minum yang dikonsumsi masyarakat di dusun Kladi sejak dulu hingga sekarang diambil dari sumur lokal dalam keadaan tidak layak (keruh). Air di daerah ini mudah didapat melalui sumur lokal di pekarangan, setiap tanah pekarangan mempunyai sumur sendiri-sendiri hanya warnanya masih keruh. Hanya saja belum pernah ada usaha penjernihan baik datang dari bimbingan institusi maupun dari warga masyarakat sendiri. Dengan adanya kegiatan pengabdian ini maka usaha perbaikan mutu air minum dimulai. Oleh karena itu

(16)

perlu sentuhan pendekatan sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses penjernihan air dalam bentuk penerapan teknologi tepat guna sehingga hasilnya dapat dibuktikan oleh masyarakat. Dengan adanya kegiatan pengabdian ini dapat memberikan manfaat pada masyarakat dalam bentuk perbaikan kualitas air minum sehingga kesehatan masyarakat meningkat.

Realisasi pelaksanaan kegiatan pengabdian di lapangan adalah sebagai berikut: Studi awal ke dusun Kladi untuk pembuatan proposal yang dilakukan bersama mahasiswa KKN. Pada tahap ini telah dilakukan identifikasi dan perumusan masalah. Kemudian tahap berikutnya adalah pembuatan proposal. Setelah proposal diterima kemudian dilakukan kegiatan di lapangan. Dari pelaksanaan: Kegiatan hari pertama, berlangsung sesuai rencana, dilakukan identifikasi masalah ulang untuk menentukan jenis penerapan teknologi yang sesuai untuk sistem penjernihan sesuai problem kekeruhan air setempat. Pada identifikasi masalah tambahan ini diperoleh informasi bahwa penyebab kekeruhan air setempat tersebut seperti apa; warna, kandungan padatan air dan pH. Sehingga teknologi tepat guna yang akan digunakan apakah melibatkan penyaring, pasir, atau bahan yang lain. Kegiatan hari kedua, demo teknologi tepat guna untuk proses penyiapan proses penjernihan air keruh menjadi jernih. Kegiatan berlangsung sesuai jadual dan berjalan dengan lancar, warga setempat ikut bekerja sekaligus praktik. Kemudian, Kegiatan hari ketiga, demo teknologi tepat guna untuk pembuatan sistem dan pemeliharaan alat. Demo ini sekaligus untuk mengajak masyarakat untuk bisa membuat sistem penjernih sendiri serta pemeliharaan secara mandiri.

4.2 Beberapa Masalah dalam Kebutuhan Air Minum Desa Kladi

Sasaran dalam kegiatan ini adalah masyarakat desa Kladi kecamatan Cermee kabupaten Bondowoso. Masyarakat desa Kladi selama ini mengkonsumsi air minum dalam keadaan keruh. Air keruh tersebut diperoleh dari sumber air atau sumur di daerahnya sendiri. Keadaan air keruh dari sumber air atau sumur tersebut terjadi pada seluruh warga desa bahkan dalam satu kecamatan. Mereka membiarkan keadaan ini tanpa adanya usaha untuk mencari penyelesaiannya. Belum ada sentuhan untuk usaha perbaikan dari pihak luar termasuk dari

(17)

pemerintah. Secara umum, masyarakat desa Kladi mengkonsumsi air tidak layak minum yang berlangsung dalam waktu yang lama, termasuk juga untuk mandi, dan mencuci. Hal ini menimbulkan ketidak layakan mutu air konsumsi untuk kehidupan sehari-hari. Untuk memperbaiki ketidaklayakan mutu air konsumsi tersebut diperlukan adanya penerapan teknologi tepat guna. Oleh karenanya diperlukan kegiatan ini.

4.3 Pembahasan

Air adalah bahan kebutuhan vital sehari-hari untuk minum, mencuci, dan mandi manusia termasuk untuk masyarakat Kladi. Air juga digunakan untuk bersuci (wudhu) orang muslim untuk setiap akan sholat dan keadaannya harus menenuhi syarat. Sumber air bisa berasal berupa mata air atau sumur yang ada dibuat dekat pekarangan rumah. Dari sisi sumber air, masyarakat desa Kladi mudah mendapatkannya. Hanya sayang keadaannya keruh.

Hal yang menarik dari keberadaan air di daerah Kladi adalah air mudahnya didapatkan melalui sumur warga sendiri. Disamping didapatkan dari sumur warga, air juga bisa diperoleh dari sumber air di desa. Sayang air dari keduanya keruh. Meskipun begitu warga tidak mengkonsumsi air kemasan yang mutunya lebih baik dari air sumur lokal, karena air kemasan harganya mahal padahal daya beli masyarakat (dalam jumlah sedikit) untuk produk ini ada yang mampu. Observasi awal identifikasi air ini bertujuan untuk mengetahui sistem penjernih yang akan dibuat sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran umum mengenai permasalahan di daerah ini.

Observasi dilakukan di daerah Kladi, Kecamatan Cermee yang merupakan daerah dengan air bermasalah. Desa Kladi termasuk yang letaknya dekat dengan pegunungan (Ijen). Warganya sangat berharap untuk bisa mengkonsumsi air yang lebih bersih. Observasi awal telah dilakukan bersama mahasiswa yang sedang mengikuti kegiatan KKN (kuliah kerja nyata) dari Universitas. Permasalahan ini diangkat karena masyarakat Kladi telah bertahun-tahun mengkonsumsi air dalam keadaan keruh. Berdasarkan jumlah penduduk yang lebih dari 8765 (2011) jiwa, maka kebutuhan air sehari-hari cukup besar, seluruhnya harus diambil dari daerah setempat. Proses eksplorasi paling murah melalui sumur dipekarangan

(18)

masing-masing. Proses ini adalah proses yang paling mudah yang membutuhkan kebersamaan melalui sumur masing-masing. Berikutnya penjernih bisa dilakukan mandiri oleh penduduk melalui alat penjernih yang sudah bisa diduplikasi. Semua kebutuhan bahan untuk pembuat alat sudah ada di Bondowoso.

(19)

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut;

1. Melalui penerapan teknologi tepat guna, mutu air di desa Kladi, dalam proses penjernihan dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan terhadap sumber air yang tidak layak konsumsi menjadi sumber air bersih, dengan menggunakan metode fisika.

2. Kegiatan penyuluhan dapat digunakan untuk mengkader para generasi muda agar dapat memelihara sistem penjernih air yang digunakan untukmeningkatkan mutu air di desa Kladi.

5.2. Saran

Perlu sumbangsih perguruan tinggi dalam bidang pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk monitoring setiap tahun agar semua hambatan bisa diselesaikan.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Kabupaten Bondowoso, 2016, Profil Kabupaten Bondowoso.

http://bondowosokab.go.id/instansi/kecamatan/kecamatan-cermee. [Diakses tanggal 20 Februari 2017].

Lumiu, H. 2016. Cara Penjernihan Air Secara Fisika.

http://haastitanickylumiu.blogspot.co.id/2016/11/a.html. [Diakses tanggal 15 Februari 2017].

(21)

SISTER - Copyright (c) 2013 UPT Teknologi Informasi Universitas Jember

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp. 0331-337818, 339385 Fax. 0331-337818

e-Mail :penelitian.lemlit@unej.ac.id

S U R A T T U G A S Nomor : 416/UN25.3.2/PM/2017

Berdasarkan Surat Dekan Fakultas MIPA Universitas Jember Nomor 992/UN25.1.9/PM/2017 perihal Permohonan Surat Tugas, Ketua LPM Universitas jember menugaskan kepada:

NO NAMA / NIP PANGKAT / GOL JABATAN FAK / PS KET

1. Endhah Purwandari, S.Si., M.Si.NIP. 198111112005012001 Penata Muda / III.a Lektor Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam Ketua

2. Ir. Misto, M.Si

NIP. 195911211991031002

Pembina Utama Muda /

IV.c Lektor Kepala

Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Anggota 1

3. Dr. Gaguk Jatisukamto S.T., M.T.NIP. 196902091998021001 Penata / III.c Lektor Fakultas Teknik Anggota 2

untuk melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat tentang :

PELATIHAN PENGOLAHAN AIR BERSIH UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA DI DESA KLADI KECAMATAN CERMEE KABUPATEN BONDOWOSO

Bentuk Kegiatan : Pendidikan Kepada Masyarakat Khalayak Sasaran : Masyarakat

Metode Penyampaian : Ceramah Dan Pelatihan

Lokasi Kegiatan : Kelurahan / Desa Kladi, Kecamatan Cermee, Kab. Bondowoso, Provinsi Jawa Timur Waktu Pelaksanaan : 06 Februari 2017 S/d 08 Mei 2017

Jumlah Dana : Rp. 1500000.00

Sumber Dana : Mandiri

Demikian surat tugas ini diberikan untuk dapatnya digunakan sebagaimana mestinya dan setelah pelaksanaan kegiatan tugas inim yang bersangkutan harap menyerahkan laporan ke Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Jember sesuai dengan ketentuan.

Dikeluarkan di : Jember

Pada tanggal : 03 Februari 2017 Ketua LPPM

Prof. Ir. Achmad Subagio, M.Agr.,PhD. NIP. 196905171992011001

Tembusan kepada yth.:

(22)

Pendahuluan

Ketersediaan air bersih menjadi syarat bagi sebuah rumah yang dikategorikan sebagai rumah sehat. Adapun sumber air yang tersedia dalam rumah/sebuah keluarga hendaknya memiliki dua persyaratan yang harus dipenuhi. Pertama, sumber air yang dimiliki adalah air bersih, dengan ciri fisik tak berwarna (jernih), tak berbau dan tak berasa. Kedua adalah sumber air yang ada haruslah sehat, bebas dari kuman dan bibit penyakit. Dalam upaya penyediaan air bersih, perlu dilakukan pengolahan terhadap sumber air, sehingga layak untuk dikonsumsi. Metode paling sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode fisika.

Pengolahan Air Bersih

Pengolahan fisika yang memenuhi standar fisik air sebagai bahan baku air minum meliputi bau, rasa, tingkat kejernihan air, jumlah zat yang terlarut, suhu, dan warnanya. Adapun pengolahan air secara fisika dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu penyaringan, pengendapan, absorbsi, dan adsorbs.

1. Penyaringan

Penyaringan atau filtrasi merupakan proses pemisahan padatan yang terlarut di dalam air. Pada proses ini, filter berperan memisahkan air dari partikel-partikel padatan. Bahan padatan yang disaring untuk dipisahkan dari air antara lain kayu, daun, pasir, dan lumpur.

2. Pengendapan

Pengendapan bertujuan untuk memisahkan air dan partikel-partikel padat yang terdapat di dalam air dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Benda atau padatan yang berat jenisnya lebih besar daripada air akan mengendap di dasar bak pengendapan.

3. Absorbsi

Absorbsi merupakan peristiwa penyerapan bahan-bahan tertentu yang terlarut di dalam air. Bahan yang digunakan untuk menyerap disebut absorben. Absorbeninilah yang akan digunakan sebagai filter. Umumnya absorben yang digunakan adalah karbon aktif. Contoh: arang batok kelapa.

(23)

Adsorpsi merupakan proses penangkapan ion-ion yang terdapat di dalam air. Zat penangkap ion disebut sebagai adsorben. Adsorben yang biasa digunakan dalam proses adsorpsi adalah zeolite dan resin.

Langkah Kerja Membuat Alat Penjernih Air Sederhana

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan seperti Bahan : a) Botol 1,5 L b) Arang c) Kerikil besar d) Kerikil kecil e) Pasir f) Ijuk g) Jerami Alat : a) Gunting/Cutter b) Paku c) Palu

2. Memotong botol dengan menggunakan cutter pada bagian bawah botol 3. Memasukkan bahan ke dalam botol sesuai urutan

Gambar 1 Sistem penyaring air bersih secara sederhana 4. Memasukkan air kotor ke alat penjernih air sederhana

(24)

Gambar 2 Balok pengolah air bersih yang meliputi proses pengendapan, penyaringan danpenampungan

Beberapa bahan kimia seperti pembunuh kuman (kaporit), penjernih air (tawas) dan batu kapur dapat pula disertakan dalam bak pengendapan.

Gambar 3 Bak pengendapan yang dilengkapi dengan bahan kimia dipadukan dengan bak penyaringan

(25)

Gambar

Gambar 1 Sistem penyaring air bersih secara sederhana (Lumiu, 2016)   4. Memasukkan air kotor ke alat penjernih air sederhana
Gambar 3 Bak pengendapan yang dilengkapi dengan bahan kimia dipadukan  dengan bak penyaringan
Gambar 1 Sistem penyaring air bersih secara sederhana   4. Memasukkan air kotor ke alat penjernih air sederhana
Gambar 3 Bak pengendapan yang dilengkapi dengan bahan kimia dipadukan  dengan bak penyaringan

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan briket dari limbah industri tempurung dan pengolahan sabut menjadi serat-serat dapat menghasilkan limbah yang dapat diproses menjadi arang selanjutnya di olah

Statistik inferensial adalah teknik analisis data yang digunakan untuk menentukan sejauh mana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu sampel dengan hasil yang akan

Dalam hal penuntutan pidana terhadap orang yang belum dewasa karena melakukan suatu perbuatan sebelum umur enam belas tahun, hakim dapat menentukan: memerintahkan supaya

➢ Meminta penjelasan rinci Kepala BNN terkait peta sebaran jaringan narkotika di Indonesia utamanya di berbagai tempat hiburan malam, kawasan pariwisata dan

Berdasarkan hasil kegiatan yang dilakukan secara bersama sama antara mitra (kelompok tani ikan mitra yang mengadakan usahatani mina mendong bersama dengan Tim Pengusul

Penyelesaian Buku Panduan Pengabdian Masyarakat yang terdiri dari Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/AUM/Desa Binaan, Pengabdian Masyarakat Penerapan Teknologi Tepat Guna

penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan adalah variabel Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to.. Equity

Gambar 2.11 menjelaskan bahwa kamera mengirim data gambar yang akan diproses menggunakan menggunakan metode viola jones, adapun langkah pertama dalam metode ini adalah