• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis gaya keputusan pembelian daging sapi segar pada konsumen menengah ke atas di Kota Bogor (Studi kasus di Kecamatan Tanah Sareal Bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis gaya keputusan pembelian daging sapi segar pada konsumen menengah ke atas di Kota Bogor (Studi kasus di Kecamatan Tanah Sareal Bogor)"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS GAYA KEPUTUSAN PEMBELIAN DAGING SAPI

SEGAR PADA KONSUMEN MENENGAH KE ATAS

DI KOTA BOGOR

(STUDI KASUS DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR)

Oleh

RANI ELVINA ANGGRELYSA PANDJAITAN

H24102063

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Rani Elvina A. Pandjaitan. H24102063. Analisis Gaya Keputusan Pembelian Daging Sapi Segar pada Konsumen Menengah ke atas di Kota Bogor (Studi Kasus di Kecamatan Tanah Sareal Bogor). Dibawah bimbingan Mimin Aminah.

Permintaan daging yang terus meningkat memiliki potensi industri yang besar, baik untuk produsen dalam negeri maupun luar negeri. Industri daging saat ini banyak dipasok dari luar negeri dan persaingan industri ini pun semakin meningkat. Untuk itu produsen dalam negeri perlu mengetahui perilaku konsumen dan gaya pengambilan keputusan pembelian agar dapat memperkirakan gaya pengambilan keputusan pembelian konsumen. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi profil konsumen daging sapi segar golongan menengah ke atas di kecamatan Tanah Sareal Bogor dan menganalisis gaya keputusan pembelian konsumen daging sapi segar pada konsumen menengah ke atas di kecamatan Tanah Sareal Bogor.

Data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden pada lima perumahan di Kecamatan Tanah Sareal Bogor dengan metode purposive sampling. Data sekunder diperoleh dari beberapa literatur, instansi dan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis faktor. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui profil konsumen dan informasi produk yang dikonsumsi oleh responden, sedangkan analisis faktor digunakan untuk mengetahui gaya keputusan pembelian konsumen.

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa dari 100 responden perempuan, mayoritas responden berusia antara 40-49 tahun (41 persen), memiliki penghasilan Rp 2.000.000 – Rp 4.000.000 (36 persen) dan Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000 (20 persen), sebagai ibu rumah tangga (53 persen), mempunyai tingkat pendidikan SMA/sederajat (40 persen). Pihak yang paling menentukan keputusan dalam pembelian daging adalah ibu (99 persen) dan juga pihak yang paling sering melakukan pembelian daging (98 persen).

Konsumsi daging rata-rata keluarga adalah sebesar 2,68 kg/bulan dengan pengeluaran rata-rata Rp 135.000/bulan. Mayoritas responden membeli daging sapi secara tidak tentu,tergantung keinginan responden tersebut (77 persen) dan paling sering membeli daging di pasar (57 persen). Dari 100 responden, hanya 14 responden yang membeli daging sapi impor, rata-rata sebesar 1,9 kg per bulan dengan harga daging impor berkisar antara Rp 45.000 – Rp 70.000.

(3)

ANALISIS GAYA KEPUTUSAN PEMBELIAN DAGING SAPI

SEGAR PADA KONSUMEN MENENGAH KE ATAS

DI KOTA BOGOR

(STUDI KASUS DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

RANI ELVINA ANGGRELYSA PANDJAITAN

H24102063

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS GAYA KEPUTUSAN PEMBELIAN DAGING SAPI SEGAR PADA KONSUMEN MENENGAH KE ATAS DI KOTA BOGOR

(STUDI KASUS DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

RANI ELVINA ANGGRELYSA PANDJAITAN H24102063

Menyetujui, Agustus 2006

Ir. Mimin Aminah, MM Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 31 Juli 1984. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Monggur Pandjaitan dan Christina S.P. Marpaung.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Kemuning Bogor pada tahun 1990, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Regina Pacis Bogor hingga tahun 1994 dan kemudian pindah ke Sekolah Dasar Negeri Adi Sutjipto Yogyakarta. Pada tahun 1996, penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Yogyakarta selama satu tahun dan pindah ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 4 Bogor. Penulis melanjutkan pendidikan selanjutnya ke Sekolah Menengah Umum 2 Bogor dan masuk program IPA pada tahun 2001. Pada tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, pertolongan, dan kasih karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini berjudul “Analisis Gaya Keputusan Pembelian Daging Sapi Segar Pada Konsumen Menengah ke Atas di Kota Bogor (Studi Kasus di Kecamatan Tanah Sareal Bogor)”. Gaya keputusan pembelian konsumen merupakan pola kebiasaan individu dalam melakukan pengambilan keputusan sehingga tidak berubah dalam waktu yang cukup lama. Gaya pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian daging perlu diketahui agar para pemasar daging dapat merancang rencana pemasaran untuk memuaskan setiap konsumen yang spesifik.

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM., yang telah memberikan bimbingan, masukan dan wawasan yang tidak ternilai harganya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc. dan Ibu Wita Juwita Ermawati, STP, MM., selaku penguji yang telah memberikan banyak masukan dan wawasan baru bagi penulis.

3. Tim Satgas Tugas Akhir dan Seluruh Staf Pengajar serta karyawan/wati di Departemen Manajemen FEM IPB.

4. Ayahanda, Ibunda, Kakanda, dan Adikku yang senantiasa memberikan bantuan, dukungan dan kasih sayang sehingga penulis tetap semangat dalam menjalani semuanya.

5. Mama Rani, Mama Dina, Tante Warjoko, Astri, Inangtulang, terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya.

(7)

7. Bang Anton, terima kasih atas masukan, semangat dan dukungan yang telah diberikan.

8. Sahabat-sahabatku Anet, Nurul, Wira, Novi, Erma, Lady, Putu, Ricky, Ganjar, Hana, terima kasih atas dukungan, kebersamaan dan keceriaan selama ini. Terimakasih juga atas perhatian dan pengertiannya.

9. Saudaraku Tin-tin dan Odhe, terima kasih atas dukungan, semangat, bantuan, dan kebersamaan dalam menghadapi masalah-masalah yang ada. 10.Sahabatku Bom-bom, Ceu-ceu, Quro, Arga, Rima, Tari, Sofie, Echa, Ica,

Rani, Ade, Zaenal, dan Santo terima kasih atas bantuan, semangat, kebersamaan, dan keceriaannya.

11.Teman-teman seperjuanganku Anet, Uthie, Utari, dan Ayu, terima kasih atas bantuan, dukungan, dan kebersamaannya selama ini.

12.Rekan-rekan KPS dan penghuni sekretariat (Feri, Bang Richard, Odniel, Samuel, Cornel, Joko, dan Bang Ardi), terima kasih atas perhatian, dukungan, dan kebersamaan yang kita lalui.

13.Rekan-rekan Manajemen angkatan 39, terima kasih atas keceriaan dan kebersamaannya selama ini.

14.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberkati dan melimpahkan kasih karunia-Nya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Juli 2006

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN ... ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Batasan Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1. Daging... 7

2.1.1. Pengertian Daging... 7

2.1.2. Jenis Daging... 8

2.2. Pemasaran ... 10

2.3. Perilaku Konsumen ... 11

2.3.1. Definisi Perilaku Konsumen ... 11

2.3.2. Pengaruh yang Mendasari pada Perilaku Konsumen... 11

2.3.3. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 15

2.4. Gaya Pengambilan Keputusan Konsumen... 18

2.5. Pengertian Kelas Sosial... 20

2.6. Analisis Faktor ... 21

2.7. Hasil Penelitian Terdahulu... 22

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 24

3.1. Kerangka Penelitian ... 24

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3.3. Metode Pengumpulan Data... 25

(9)

3.3.2. Populasi... 30

3.3.3. Sampel... 31

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 32

3.4.1. Analisis Validitas dan Reliabilitas ... 32

3.4.2. Metode Deskriptif ... 33

3.4.3. Analisis Faktor ... 34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 36

4.1. Profil Responden... 36

4.2. Informasi Produk yang Dikonsumsi ... 42

4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 48

4.4. Analisis Gaya Keputusan Pembelian Responden ... 48

4.4.1. Gaya Keputusan Pembelian : Bingung dengan Banyaknya Pilihan ... 52

4.4.2. Gaya Keputusan Pembelian : Memperhatikan Mode ... 53

4.4.3. Gaya Keputusan Pembelian : Kebiasaan dan Setia pada Sesuatu yang Telah Dipercayai ... 53

4.4.4. Gaya Keputusan Pembelian : Memperhatikan Harga ... 54

4.4.5. Gaya Keputusan Pembelian : Memperhatikan Keamanan Konsumsi Produk ... 55

4.4.6. Gaya Keputusan Pembelian : Penuh Pertimbangan... 55

4.4.7. Gaya Keputusan Pembelian : Ceroboh ... 55

4.4.8. Gaya Keputusan Pembelian : Memperhatikan Mutu ... 56

4.5. Profil Gaya Keputusan Pembelian ... 57

4.5.1. Profil Gaya Keputusan Pembelian : Bingung dengan Banyaknya Pilihan ... 58

4.5.2. Profil Gaya Keputusan Pembelian : Memperhatikan Mode ... 59

4.5.3. Profil Gaya Keputusan Pembelian : Kebiasaan dan Setia pada Sesuatu yang Telah Dipercayai ... 59

4.5.4. Profil Gaya Keputusan Pembelian : Memperhatikan Harga... 60

4.5.5. Profil Gaya Keputusan Pembelian : Memperhatikan Keamanan Konsumsi Produk... 60

4.5.6. Profil Gaya Keputusan Pembelian : Penuh Pertimbangan... 61

4.5.7. Profil Gaya Keputusan Pembelian : Ceroboh ... 61

(10)

1. Kesimpulan ... 63

2. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA... 66

(11)

ANALISIS GAYA KEPUTUSAN PEMBELIAN DAGING SAPI

SEGAR PADA KONSUMEN MENENGAH KE ATAS

DI KOTA BOGOR

(STUDI KASUS DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR)

Oleh

RANI ELVINA ANGGRELYSA PANDJAITAN

H24102063

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

Rani Elvina A. Pandjaitan. H24102063. Analisis Gaya Keputusan Pembelian Daging Sapi Segar pada Konsumen Menengah ke atas di Kota Bogor (Studi Kasus di Kecamatan Tanah Sareal Bogor). Dibawah bimbingan Mimin Aminah.

Permintaan daging yang terus meningkat memiliki potensi industri yang besar, baik untuk produsen dalam negeri maupun luar negeri. Industri daging saat ini banyak dipasok dari luar negeri dan persaingan industri ini pun semakin meningkat. Untuk itu produsen dalam negeri perlu mengetahui perilaku konsumen dan gaya pengambilan keputusan pembelian agar dapat memperkirakan gaya pengambilan keputusan pembelian konsumen. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi profil konsumen daging sapi segar golongan menengah ke atas di kecamatan Tanah Sareal Bogor dan menganalisis gaya keputusan pembelian konsumen daging sapi segar pada konsumen menengah ke atas di kecamatan Tanah Sareal Bogor.

Data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden pada lima perumahan di Kecamatan Tanah Sareal Bogor dengan metode purposive sampling. Data sekunder diperoleh dari beberapa literatur, instansi dan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis faktor. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui profil konsumen dan informasi produk yang dikonsumsi oleh responden, sedangkan analisis faktor digunakan untuk mengetahui gaya keputusan pembelian konsumen.

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa dari 100 responden perempuan, mayoritas responden berusia antara 40-49 tahun (41 persen), memiliki penghasilan Rp 2.000.000 – Rp 4.000.000 (36 persen) dan Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000 (20 persen), sebagai ibu rumah tangga (53 persen), mempunyai tingkat pendidikan SMA/sederajat (40 persen). Pihak yang paling menentukan keputusan dalam pembelian daging adalah ibu (99 persen) dan juga pihak yang paling sering melakukan pembelian daging (98 persen).

Konsumsi daging rata-rata keluarga adalah sebesar 2,68 kg/bulan dengan pengeluaran rata-rata Rp 135.000/bulan. Mayoritas responden membeli daging sapi secara tidak tentu,tergantung keinginan responden tersebut (77 persen) dan paling sering membeli daging di pasar (57 persen). Dari 100 responden, hanya 14 responden yang membeli daging sapi impor, rata-rata sebesar 1,9 kg per bulan dengan harga daging impor berkisar antara Rp 45.000 – Rp 70.000.

(13)

ANALISIS GAYA KEPUTUSAN PEMBELIAN DAGING SAPI

SEGAR PADA KONSUMEN MENENGAH KE ATAS

DI KOTA BOGOR

(STUDI KASUS DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

RANI ELVINA ANGGRELYSA PANDJAITAN

H24102063

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS GAYA KEPUTUSAN PEMBELIAN DAGING SAPI SEGAR PADA KONSUMEN MENENGAH KE ATAS DI KOTA BOGOR

(STUDI KASUS DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

RANI ELVINA ANGGRELYSA PANDJAITAN H24102063

Menyetujui, Agustus 2006

Ir. Mimin Aminah, MM Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 31 Juli 1984. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Monggur Pandjaitan dan Christina S.P. Marpaung.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Kemuning Bogor pada tahun 1990, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Regina Pacis Bogor hingga tahun 1994 dan kemudian pindah ke Sekolah Dasar Negeri Adi Sutjipto Yogyakarta. Pada tahun 1996, penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Yogyakarta selama satu tahun dan pindah ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 4 Bogor. Penulis melanjutkan pendidikan selanjutnya ke Sekolah Menengah Umum 2 Bogor dan masuk program IPA pada tahun 2001. Pada tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(16)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, pertolongan, dan kasih karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini berjudul “Analisis Gaya Keputusan Pembelian Daging Sapi Segar Pada Konsumen Menengah ke Atas di Kota Bogor (Studi Kasus di Kecamatan Tanah Sareal Bogor)”. Gaya keputusan pembelian konsumen merupakan pola kebiasaan individu dalam melakukan pengambilan keputusan sehingga tidak berubah dalam waktu yang cukup lama. Gaya pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian daging perlu diketahui agar para pemasar daging dapat merancang rencana pemasaran untuk memuaskan setiap konsumen yang spesifik.

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM., yang telah memberikan bimbingan, masukan dan wawasan yang tidak ternilai harganya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc. dan Ibu Wita Juwita Ermawati, STP, MM., selaku penguji yang telah memberikan banyak masukan dan wawasan baru bagi penulis.

3. Tim Satgas Tugas Akhir dan Seluruh Staf Pengajar serta karyawan/wati di Departemen Manajemen FEM IPB.

4. Ayahanda, Ibunda, Kakanda, dan Adikku yang senantiasa memberikan bantuan, dukungan dan kasih sayang sehingga penulis tetap semangat dalam menjalani semuanya.

5. Mama Rani, Mama Dina, Tante Warjoko, Astri, Inangtulang, terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya.

(17)

7. Bang Anton, terima kasih atas masukan, semangat dan dukungan yang telah diberikan.

8. Sahabat-sahabatku Anet, Nurul, Wira, Novi, Erma, Lady, Putu, Ricky, Ganjar, Hana, terima kasih atas dukungan, kebersamaan dan keceriaan selama ini. Terimakasih juga atas perhatian dan pengertiannya.

9. Saudaraku Tin-tin dan Odhe, terima kasih atas dukungan, semangat, bantuan, dan kebersamaan dalam menghadapi masalah-masalah yang ada. 10.Sahabatku Bom-bom, Ceu-ceu, Quro, Arga, Rima, Tari, Sofie, Echa, Ica,

Rani, Ade, Zaenal, dan Santo terima kasih atas bantuan, semangat, kebersamaan, dan keceriaannya.

11.Teman-teman seperjuanganku Anet, Uthie, Utari, dan Ayu, terima kasih atas bantuan, dukungan, dan kebersamaannya selama ini.

12.Rekan-rekan KPS dan penghuni sekretariat (Feri, Bang Richard, Odniel, Samuel, Cornel, Joko, dan Bang Ardi), terima kasih atas perhatian, dukungan, dan kebersamaan yang kita lalui.

13.Rekan-rekan Manajemen angkatan 39, terima kasih atas keceriaan dan kebersamaannya selama ini.

14.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberkati dan melimpahkan kasih karunia-Nya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Juli 2006

Penulis

(18)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN ... ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Batasan Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1. Daging... 7

2.1.1. Pengertian Daging... 7

2.1.2. Jenis Daging... 8

2.2. Pemasaran ... 10

2.3. Perilaku Konsumen ... 11

2.3.1. Definisi Perilaku Konsumen ... 11

2.3.2. Pengaruh yang Mendasari pada Perilaku Konsumen... 11

2.3.3. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 15

2.4. Gaya Pengambilan Keputusan Konsumen... 18

2.5. Pengertian Kelas Sosial... 20

2.6. Analisis Faktor ... 21

2.7. Hasil Penelitian Terdahulu... 22

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 24

3.1. Kerangka Penelitian ... 24

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3.3. Metode Pengumpulan Data... 25

(19)

3.3.2. Populasi... 30

3.3.3. Sampel... 31

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 32

3.4.1. Analisis Validitas dan Reliabilitas ... 32

3.4.2. Metode Deskriptif ... 33

3.4.3. Analisis Faktor ... 34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 36

4.1. Profil Responden... 36

4.2. Informasi Produk yang Dikonsumsi ... 42

4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 48

4.4. Analisis Gaya Keputusan Pembelian Responden ... 48

4.4.1. Gaya Keputusan Pembelian : Bingung dengan Banyaknya Pilihan ... 52

4.4.2. Gaya Keputusan Pembelian : Memperhatikan Mode ... 53

4.4.3. Gaya Keputusan Pembelian : Kebiasaan dan Setia pada Sesuatu yang Telah Dipercayai ... 53

4.4.4. Gaya Keputusan Pembelian : Memperhatikan Harga ... 54

4.4.5. Gaya Keputusan Pembelian : Memperhatikan Keamanan Konsumsi Produk ... 55

4.4.6. Gaya Keputusan Pembelian : Penuh Pertimbangan... 55

4.4.7. Gaya Keputusan Pembelian : Ceroboh ... 55

4.4.8. Gaya Keputusan Pembelian : Memperhatikan Mutu ... 56

4.5. Profil Gaya Keputusan Pembelian ... 57

4.5.1. Profil Gaya Keputusan Pembelian : Bingung dengan Banyaknya Pilihan ... 58

4.5.2. Profil Gaya Keputusan Pembelian : Memperhatikan Mode ... 59

4.5.3. Profil Gaya Keputusan Pembelian : Kebiasaan dan Setia pada Sesuatu yang Telah Dipercayai ... 59

4.5.4. Profil Gaya Keputusan Pembelian : Memperhatikan Harga... 60

4.5.5. Profil Gaya Keputusan Pembelian : Memperhatikan Keamanan Konsumsi Produk... 60

4.5.6. Profil Gaya Keputusan Pembelian : Penuh Pertimbangan... 61

4.5.7. Profil Gaya Keputusan Pembelian : Ceroboh ... 61

(20)

1. Kesimpulan ... 63

2. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA... 66

(21)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Penduduk dan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia tahun

1990 – 2004... 1 2. Pengeluaran rata-rata konsumsi makanan daging untuk

(22)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman 1. Pandangan umum yang lengkap terhadap model perilaku

pengambilan keputusan konsumen dan pengaruh-pengaruh

terhadapnya ... 12 2. Kerangka penelitian ... 25 3. Dimensi gaya keputusan pembelian konsumen ... 28 4. Profil responden berdasarkan usia ... 36 5. Profil responden berdasarkan suku/suku bangsa ... 37 6. Profil responden berdasarkan agama ... 37 7. Profil responden berdasarkan total pendapatan keluarga... 38 8. Profil responden berdasarkan status pernikahan... 39 9. Profil responden berdasarkan jumlah total anggota keluarga ... 39 10.Profil responden berdasarkan pekerjaan ... 39 11.Profil responden berdasarkan pekerjaan suami responden ... 40 12.Profil responden berdasarkan pendidikan terakhir... 40 13.Profil responden berdasarkan pendidikan terakhir suami ... 41 14.Profil responden berdasarkan pihak yang menentukan keputusan

dalam pembelian daging ... 41 15.Profil responden berdasarkan pihak yang paling sering

(23)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

(24)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1990 adalah sebanyak 178.500.000 jiwa. Jumlah penduduk ini terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia meningkat menjadi 205.843.000 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun sebesar 1,49 persen. Pada tahun 2004, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 217.854.000 jiwa sehingga laju pertumbuhan penduduk per tahunnya sebesar 1,43 persen. Data mengenai pertumbuhan penduduk di Indonesia dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 1.

Tabel 1. Penduduk dan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia tahun 1990 – 2004

Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk per tahun (%)

1990 178.500.000 -

2000 205.843.000 1,49

2004 217.854.000 1,43

Sumber : Badan Pusat Statistik 2004

Sumarwan (2002) mengungkapkan bahwa jumlah penduduk yang sangat besar membawa berbagai implikasi penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Salah satu implikasi penting tersebut adalah kebutuhan pangan yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk. Setiap penduduk tidak peduli tua-muda, laki-laki atau wanita, kaya atau miskin, di kota atau di desa, mengkonsumsi pangan setiap harinya.

(25)

di perkotaan maupun di desa sudah memahami tentang menu yang akan dimasak, apakah mengandung gizi atau tidak.

Karena itu pula mereka banyak membeli bahan makanan yang mengandung gizi tinggi sebagai bahan pangan selain beras. Menurut Astawan (2006), salah satu makanan bergizi yang dibutuhkan manusia adalah daging, karena selain mutu proteinnya tinggi, pada daging terdapat pula kandungan asam amino esensial yang lengkap dan seimbang. Keunggulan lainnya adalah protein daging lebih mudah dicerna daripada yang berasal dari nabati. Bahan pangan ini juga mengandung beberapa jenis mineral dan vitamin (http://www.antara.co.id/).

Pengeluaran rata-rata per kapita per bulan untuk konsumsi daging pada penduduk perkotaan meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001, pengeluaran untuk makanan daging adalah sebesar Rp. 7.189 per kapita per bulan. Sedangkan pada tahun 2002, pengeluaran untuk makanan daging tersebut mengalami peningkatan sebesar 25,65 persen, menjadi Rp. 9.033 per kapita per bulan. Pada tahun 2003, pengeluaran untuk makanan daging meningkat menjadi Rp. 9.504 per kapita per bulan. Daftar pengeluaran konsumsi makanan daging untuk penduduk perkotaan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengeluaran rata-rata konsumsi makanan daging untuk penduduk perkotaan tahun 2001 – 2003.

Tahun Pengeluaran Rata-rata

(Rp/Kapita/Bulan)

Trend (%)

2001 7.189 -

2002 9.033 25,65 2003 9.504 5,21 Sumber : Badan Pusat Statistik 2004

(26)

Begitu digemarinya jenis makanan bergizi dari jenis daging sapi ini, sehingga permintaan pasar terhadap pasokan daging sapi sangat besar. Untuk itu produsen daging berupaya untuk memenuhi permintaan pasar tersebut.

Setiap perusahaan mengakui bahwa produknya tidak bisa menarik semua konsumen karena konsumen terlalu banyak, menyebar luas, sedangkan kebutuhan berbelanja dan pelaksanaan berbelanja mereka berubah-ubah (Kotler, 1996). Menurut Sumarwan (2002), para pemasar wajib memahami keragaman dan kesamaan konsumen atau perilaku konsumen agar mereka dapat memasarkan produknya dengan baik. Para pemasar harus memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan konsumsi, sehingga pemasar dapat merancang strategi pemasaran dengan lebih baik.

Gaya pengambilan keputusan menurut Sprolles dan Kendal dalam Mokhlis et al. (2002) berhubungan dengan kebiasaan yang dilakukan konsumen sebelum membeli suatu produk sehingga tidak berubah dalam waktu yang cukup lama. Menurut Xiao dan Jessie (1998) ketika konsumen membuat suatu keputusan pembelian, konsumen memiliki beberapa dimensi yang dipertimbangkan secara bersamaan. Misalnya, berapa banyak informasi yang harus didapat dari produk ini? Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencarinya? Berapa banyak uang yang seharusnya dikeluarkan untuk produk tersebut? Merek apa yang seharusnya dibeli? Dan berapa banyak perhatian yang seharusnya diberikan mengenai kualitas dari produk tersebut? Beberapa dimensi dari pengambilan keputusan konsumen ini diasumsikan berdiri sendiri. Produsen maupun para pemasar memerlukan kemampuan dalam memperkirakan gaya pengambilan keputusan pembelian konsumen untuk meningkatkan penjualan mereka.

1.2. Perumusan Masalah

(27)

Jumlah penduduk dan permintaan akan daging sapi yang terus meningkat dari tahun ke tahun, membuat para produsen berusaha untuk memenuhi permintaan pasar tersebut. Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat temu muka dengan para peternak di daerah padang penggembalaan Doro Ncanga, Kabupaten Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada tanggal 6 April 2006 yang lalu, setiap tahun Indonesia mengimpor daging sapi sebanyak 50 ribu ton dan 400 ribu ekor sapi dari negara lain (http://www.antara.co.id/). Banyaknya daging sapi impor, produsen, dan penjual daging sapi yang ada di Bogor, baik itu di pasar tradisional yang terdapat di Bogor maupun pada supermarket, menyebabkan persaingan antarpenjual daging sapi pun semakin meningkat.

Contoh kasus yang diungkapkan oleh Engel et al. (1994), terjadi ketidaksesuaian antara ramalan penelitian pemasaran dan penjualan aktual. Secara spesifik, warna yang diramalkan akan menjadi paling populer oleh para peneliti ternyata merupakan yang paling belakang di dalam penjualan, sedangkan yang sebaliknya terbukti benar dengan warna yang diharapkan paling tidak populer. Hal ini disebabkan karena kepala peneliti keliru mengasumsikan bahwa pemakai pria yang melakukan pembelian. Hal ini terbukti keliru, ternyata para istrilah yang mengadakan mayoritas pembelian melalui pembelian hadiah untuk suami mereka. Sehingga warna kesukaan merekalah, bukan warna kesukaan suami mereka yang mempengaruhi pilihan tersebut. Masalah tersebut berasal dari kegagalan untuk membedakan antara pembeli dan pemakai, untuk itu diperlukan pemahaman mengenai siapa konsumen yang mengambil keputusan dalam pembelian produk. Pembeli memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, yang berbeda antara pembeli yang satu dengan pembeli lainnya. Secara potensi, setiap pembeli merupakan sebuah pasar terpisah sehingga dibutuhkan pemahaman mengenai perilaku konsumen dan gaya pengambilan keputusan pembelian untuk merancang khusus program pemasaran produsen untuk memuaskan setiap konsumen yang spesifik.

(28)

1.Bagaimanakah profil konsumen daging sapi segar golongan menengah ke atas di kecamatan Tanah Sareal Bogor?

2.Bagaimanakah gaya keputusan pembelian daging sapi segar pada konsumen menengah ke atas di kecamatan Tanah Sareal Bogor?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi profil konsumen daging sapi segar golongan menengah ke atas di kecamatan Tanah Sareal Bogor.

2. Menganalisis gaya keputusan pembelian konsumen daging sapi segar pada konsumen menengah ke atas di kecamatan Tanah Sareal Bogor. 1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi mengenai karakteristik konsumen kepada para peneliti dan pemasar daging sapi dalam perencanaan pemasaran.

2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi para pemasar daging sapi dalam perencanaan dan penetapan kebijakan yang berhubungan dengan strategi pemasaran produk daging sapi itu sendiri.

3. Dapat menambah wawasan peneliti dan sebagai wadah aplikasi ilmu yang telah dipelajari peneliti

(29)

1.5. Batasan Penelitian

Karena keterbatasan peneliti, maka penelitian analisis gaya keputusan pembelian daging sapi segar ini memiliki beberapa batasan antara lain : 1. Penelitian dilakukan hanya di kecamatan Tanah Sareal kota Bogor yang

merupakan daerah yang sedang berkembang. Di kecamatan ini responden yang diambil berasal dari lima komplek perumahan.

2. Responden adalah ibu rumah tangga yang keluarganya mengkonsumsi daging sapi segar dalam dua bulan terakhir. Ibu rumah tangga dipilih sebagai responden karena ibu rumah tangga yang biasanya mengambil keputusan dalam pembelian daging sapi segar untuk dikonsumsi oleh keluarganya.

3. Penelitian difokuskan untuk rumah tangga menengah ke atas karena konsumen jenis ini yang biasanya mengkonsumsi daging sapi secara rutin.

4. Penelitian hanya membahas salah satu aspek dari perilaku konsumen yaitu gaya keputusan pembelian daging sapi segar.

(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Daging

2.1.1. Pengertian Daging

Menurut Astawan (2006), daging adalah sekumpulan otot yang melekat pada kerangka. Istilah daging berbeda dengan karkas. Daging adalah bagian yang sudah tidak mengandung tulang, sedangkan karkas berupa daging yang belum dipisahkan dari tulang atau kerangkanya. Kualitas daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan setelah pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang dapat mempengaruhi kualitas daging adalah genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur, pakan dan bahan aditif (hormon, antibiotik, dan mineral), serta keadaan stres. Sedangkan faktor setelah pemotongan yang mempengaruhi kualitas daging adalah metode pelayuan, metode pemasakan, tingkat keasaman (pH) daging, bahan tambahan (termasuk enzim pengempuk daging), lemak intramuskulas (marbling), metode penyimpanan dan pengawetan, macam otot daging, serta lokasi otot (http://www.antara.co.id/).

Menurut Astawan (2006) ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh ternak yang akan dipotong agar diperoleh kualitas daging yang baik, yaitu :

1.ternak harus dalam keadaan sehat dan bebas dari berbagai jenis penyakit,

2.ternak harus cukup istirahat, tidak diperlakukan kasar, serta tidak mengalami stres agar kandungan glikogen otot maksimal,

3.penyembelihan dan pengeluaran darah harus secepat dan sesempurna mungkin,

(31)

2.1.2. Jenis Daging

Menurut Soeparno (1992) daging sapi dapat dikelompokkan berdasarkan umur, keadaan fisik, jenis kelamin dan kondisi seksualnya. Berdasarkan umurnya, sapi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

1.Veal, daging sapi dari sapi yang dipotong pada umur yang sangat muda antara 3–14 minggu yang bewarna sangat terang.

2.Calf, daging yang berasal dari sapi muda, berumur antara 14–52 minggu.

3.Beef, daging yang berasal dari sapi yang berumur lebih dari satu tahun.

Berdasarkan keadaan fisiknya, daging dapat dikelompokkan menjadi :

1.daging segar yang dilayukan atau tanpa pelayuan,

2.daging segar yang dilayukan kemudian didinginkan (daging dingin),

3.daging segar yang dilayukan, didinginkan, kemudian dibekukan (daging beku),

4.daging masak, 5.daging asap, 6.daging olahan.

Berdasarkan jenis kelamin dan kondisi seksualnya, daging dapat berasal dari :

1.steer, yaitu sapi jantan yang dikastrasi sebelum mencapai dewasa kelamin.

2.heifer, yaitu sapi betina yang belum dewasa (belum pernah melahirkan).

3.cow, yaitu sapi betina dewasa/pernah melahirkan. 4.bull, yaitu sapi jantan dewasa.

(32)

Secara umum, tubuh daging sapi dapat dibagi menjadi delapan bagian. Gambar bagian-bagian tubuh daging sapi dapat dilihat pada Lampiran 1. Bagian-bagian daging sapi tersebut adalah sebagai berikut :

1.Shoulder, disebut chuck. Bagian-bagian yang termasuk adalah leher, 4-5 tulang iga yang terletak di belakang bahu, dan bahu. Bagian ini seratnya kasar, dengan sedikit titik-titik lemak (marbling) dan jaringan ikat yang kuat. Meski dagingnya kurang empuk namun rasa dan aroma dagingnya kuat.

2.Rib (iga), terdiri dari 4-7 iga (dari bagian depan) dengan daging yang berkualitas bagus, serat daging yang halus serta lapisan lemak di permukaan luar daging.

3.Loin (has), dimulai dari tiga tulang iga terakhir hingga ujung tulang punggung. Potongan daging bagian ini besar, sangat empuk dan lezat, hampir tanpa lemak atau dengan sedikit lapisan lemak berwarna putih agak krem yang merata di permukaannya. Loin dibagi menjadi short loin, yaitu bagian pinggang yang menyambung ke iga dan sirloin (has luar), yaitu bagian iga yang menyambung ke panggul.

4.Leg, dikenal juga dengan sebutan round. Dagingnya hampir tanpa lemak dengan sedikit tulang dan jaringan ikat. Rasanya enak namun serat dagingnya kasar.

5.Flank (samcan), mulai dari ujung bagian loin turun ke bawah. Serat dagingnya liat berlapis-lapis dan banyak lemak serta jaringan ikatnya. Rasanya enak namun teksturnya kasar. Setelah lemak-lemaknya dihilangkan, dijual dalam bentuk potongan atau daging giling.

6.Plate, dipotong mulai dari bagian bawah rib (iga). Daging dengan banyak lemak berlapis-lapis.

(33)

2.2. Pemasaran

Apa makna istilah “marketing” ? Kebanyakan orang salah mengartikan dan menganggapnya sama saja dengan penjualan dan promosi. Sedangkan penjualan hanyalah puncak marketing. Penjualan hanya merupakan salah satu dari beberapa fungsi pemasaran, dan seringkali bukan merupakan fungsi terpenting. Apabila pemasar melakukan fungsi pemasaran dengan baik seperti : mengidentifikasi kebutuhan konsumen; mengembangkan produk yang tepat; menetapkan harga; melaksanakan distribusi dan promosi secara efektif; barang-barang akan laku dengan sendirinya (Kotler, 1996)

Drucker dalam Kotler (1996), salah seorang ahli yang terkenal dalam bidang manajemen, mengatakan sebagai berikut: “Tujuan pemasaran adalah membuat agar penjualan berlebih-lebihan dan mengetahui serta memahami konsumen dengan baik sehingga produk atau pelayanan cocok dengan konsumen tersebut dan laku dengan sendirinya.” Hal ini bukan berarti bahwa penjualan dan promosi menjadi tidak penting, tetapi keduanya lebih merupakan bagian dari ”bauran pemasaran“ (marketing mix) yang lebih luas, atau seperangkat alat pemasaran yang harus dimanfaatkan untuk meraih dampak maksimum di pasar.

Drucker dalam Kotler (2002) mengungkapkan ”Orang dapat mengasumsikan bahwa akan selalu ada kebutuhan akan penjualan. Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga kemana-mana. Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk dan jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa tersebut.”

(34)

Definisi pemasaran yang ditawarkan oleh Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler (2002) adalah (manajemen) pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

2.3. Perilaku Konsumen

2.3.1. Definisi Perilaku Konsumen

Di bidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen secara terus menerus dikembangkan dengan berbagai pendekatan. Perilaku konsumen menurut Engel et al. (1994) adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2002) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Ia juga mengemukakan bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seseorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi).

2.3.2. Pengaruh yang Mendasari pada Perilaku Konsumen

(35)
[image:35.612.139.504.74.316.2]

Gambar 1. Pandangan umum yang lengkap terhadap model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan pengaruh-pengaruh terhadapnya (Engel et al., 1994)

1. Pengaruh Lingkungan

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh : a)Budaya

Budaya mengacu pada nilai, gagasan, artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna yang membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat.

b)Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.

Menurut Setiadi (2003) kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa.

c)Pengaruh Pribadi

PENGARUH LINGKUNGAN Budaya Kelas Sosial Pengaruh Pribadi Keluarga Situasi PROSES KEPUTUSAN Pengenalan Kebutuhan ↓ Pencarian Informasi ↓ Evaluasi Alternatif ↓ Pembelian ↓ Hasil PROSES PSIKOLOGIS Pengolahan Informasi Pembelajaran Perubahan Sikap/Perilaku PERBEDAAN INDIVIDU Sumber Daya Konsumen

Motivasi & Keterlibatan Pengetahuan

Sikap Kepribadian, Gaya

(36)

Sebagai konsumen, perilaku kita kerap dipengaruhi oleh mereka yang berhubungan erat dengan kita. Kita mungkin berespon terhadap tekanan yang dirasakan untuk menyesuaikan diri dengan norma dan harapan yang diberikan oleh orang lain. Kita pun menghargai orang-orang di sekeliling kita untuk nasihat mereka mengenai pilihan pembelian.

d)Keluarga

Keluarga kerap merupakan unit pengambilan keputusan utama, tentu saja dengan pola peranan dan fungsi yang kompleks dan bervariasi.

e)Situasi

Perilaku berubah ketika situasi berubah adalah jelas. Kadang perubahan ini tidak menentu dan tidak dapat diramalkan. 2. Perbedaan Individu

Kini kita beranjak dari lingkungan luar ke faktor internal yang menggerakkan dan mempengaruhi perilaku, terdiri dari lima cara penting, yaitu:

a) Sumber daya konsumen

Setiap orang membawa tiga sumber daya ke dalam setiap situasi pengambilan keputusan, yaitu: waktu, uang, dan perhatian (penerimaan informasi dan kemampuan pengolahan).

b) Motivasi dan keterlibatan

Motivasi berdasarkan definisi-definisi yang diungkapkan pada Sumarwan (2002) dapat disimpulkan bahwa motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Sedangkan tingkat keterlibatan merupakan tingkat dari relevansi yang dipersepsikan dan kepentingan pribadi yang menyertai produk serta pilihan mereka di dalam situasi yang spesifik.

(37)

Pengetahuan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pengetahuan konsumen mencakupi susunan luas informasi, seperti ketersediaan dan karakteristik produk dan jasa, dimana dan kapan untuk membeli, dan bagaimana menggunakan produk. d) Sikap

Sikap (attitude) didefinisikan sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespons dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan.

e) Kepribadian, Gaya Hidup, dan Demografi

Kepribadian yang dimaksud adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Menurut Kotler (2002), gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat, dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan ”seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Engel et al. (1994) mengungkapkan gaya hidup adalah pola yang digunakan orang untuk hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Sasaran dari demografi adalah mendeskripsikan pangsa konsumen dalam istilah seperti usia, pendapatan, dan pendidikan.

3. Proses Psikologis

a) Pengolahan informasi

Pengolahan informasi menyampaikan cara-cara dimana informasi ditransformasikan, dikurangi, dirinci, disimpan, didapatkan kembali, dan digunakan.

(38)

Pembelajaran merupakan proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan/atau perilaku.

c) Perubahan sikap dan perilaku

2.3.3. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja dalam tahap-tahap tersebut. Gambar 1 di atas, menyiratkan bahwa konsumen melewati kelima tahap seluruhnya pada setiap pembelian. Namun pada pembelian yang lebih rutin, konsumen seringkali melompati atau membalik beberapa tahap ini. Seorang wanita yang membeli pasta gigi merek yang sudah biasa akan mengenali kebutuhan dan langsung ke keputusan pembelian, melompati tahap pencarian informasi dan evaluasi. Model tersebut menunjukkan semua pertimbangan untuk muncul ketika konsumen menghadapi situasi membeli yang kompleks dan baru (Setiadi, 2003).

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Setiadi, 2003) :

1. Pengenalan masalah

(39)

2. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkat, yaitu: keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat dan proses mencari informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman-temannya, dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain.

Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan-keputusan membeli. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok :

• Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.

• Sumber komersil : iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, dan pameran.

• Sumber umum : media massa, organisasi konsumen.

• Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji, menggunakan produk.

3. Evaluasi alternatif

(40)

menurut produk ban adalah keselamatan, umur pemakaian, kualitas pemakaian, dan harga.

4. Keputusan membeli

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli.

Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu: intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang tersebut dengan konsumen, semakin besar konsumen akan mengubah niat pembeliannya, begitu pula sebaliknya.

Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.

5. Perilaku sesudah pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

6. Kepuasan sesudah pembelian

(41)

bersikap netral, dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat tersebut sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk. 7. Tindakan-tindakan sesudah pembelian

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Para pelanggan yang tidak puas bereaksi sebaliknya. Mereka mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut.

8. Penggunaan dan pembuangan sesudah pembelian

Para pemasar juga harus mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan membuang suatu produk. Bila konsumen menemukan cara pemakaian penggunaan baru, ini haruslah menarik minat pemasar karena penggunaan baru tersebut dapat diiklankan. Bila konsumen menyimpan produk tersebut di lemari mereka, ini merupakan petunjuk bahwa produk tersebut kurang memuaskan dan konsumen tidak akan menjelaskan hal-hal yang baik dari produk tersebut kepada orang lain. Bila mereka menjual atau menukar produk, maka ini berarti penjualan produk berikutnya akan menurun. Apabila mereka membuangnya, terutama bila dapat merusak lingkungan. Pada akhirnya, pemasar perlu mempelajari pemakaian dan pembuangan produk untuk mendapatkan isyarat-isyarat dari masalah-masalah dan peluang-peluang yang mungkin ada.

2.4. Gaya Pengambilan Keputusan Konsumen

(42)

1. High-Quality Conscious Consumer

Dalam hal ini, konsumen akan melakukan pencarian terhadap produk yang memiliki mutu terbaik. Pencarian dilakukan dengan sangat hati-hati dan sistematis.

2. Brand Conscious

Dalam hal ini, orientasi konsumen dalam berbelanja adalah membeli produk yang lebih mahal dengan merek terkenal. Dalam hal ini, diyakini bahwa semakin tinggi harga, maka mutu produk akan semakin baik. 3. Novelty-Fashion Conscious

Dalam hal ini, konsumen menyukai produk baru dan inovatif. Konsumen tertarik untuk mencari dan mendapatkan hal baru. Konsumen selalu mencari keragaman dan mengikuti perkembangan mode.

4. Recreational Shopping Conscious

Dalam hal ini, konsumen menganggap kegiatan berbelanja merupakan rekreasi dan hiburan. Konsumen berpendapat bahwa berbelanja adalah aktivitas yang menyenangkan, yaitu membeli suatu produk hanya untuk kesenangan.

5. Price-Value Conscious

Dalam hal ini, konsumen berusaha mendapatkan nilai terbaik dari uang yang dibelanjakan, yaitu tertarik dengan harga grosir dan produk yang dijual di bawah harga normal. Sebelum memutuskan untuk membeli, konsumen akan melakukan pencarian informasi dan membanding-bandingkan harga.

6. Impulsive

Dalam hal ini, keputusan pembelian yang dilakukan konsumen sangat dipengaruhi oleh dorongan dari situasi. Konsumen tampak tidak mempedulikan jumlah uang yang dibelanjakan untuk mendapatkan pembelian terbaik.

7. Confused by Overchoice

Dalam hal ini, konsumen merasa terlalu banyak merek dan toko yang harus dipilih, yaitu lebih suka mencari informasi berdasarkan pengalaman orang lain maupun pribadi.

(43)

Dalam hal ini, konsumen memiliki merek atau toko favorit dan telah terbiasa melakukan pembelian berulang.

2.5. Pengertian Kelas Sosial

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2002), “social class is defined as the division of members of a society into a hierarchy of distinct status clases, so that members of each class have relatively the same status and members of all other classes have either more or less status”. Menurut Sumarwan (2002), kelas sosial adalah bentuk lain dari pengelompokkan masyarakat ke dalam kelas atau kelompok yang berbeda. Perbedaan kelas akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilikan harta benda, gaya hidup, dan nilai-nilai yang dianut. Perbedaan tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumsi seseorang atau keluarga.

Menurut Kasali (2002), produk yang dibeli konsumen biasanya erat hubungannya dengan penghasilan yang dimiliki oleh rumah tangga orang tersebut, tetapi penghasilan tidak selalu cocok untuk meramalkan konsumsi seseorang. Seorang yang bernama James Duessenberry menemukan hubungan antara penghasilan, kelas sosial, dan konsumsi; yang kemudian dikenal sebagai Relative Income Hypothesis, yang berarti pilihan konsumsi seseorang bersifat relatif terhadap penghasilan dan kelas sosialnya.

Selera seseorang atau konsumsi seseorang dipengaruhi oleh kelas yang ditinggali oleh konsumen tersebut, karena itu Lloyd Warner dalam Kasali (2002) membagi pasar ke dalam enam kelas sosial, yaitu :

1.Kelas atas-atas

2.Kelas atas bagian bawah 3.Kelas menengah atas 4.Kelas menengah bawah 5.Kelas bawah bagian atas 6.Kelas bawah bagian bawah

(44)

1.Kelas A+ (kelas atas-atas)

2.Kelas A (kelas atas bagian bawah) 3.Kelas B+ (kelas menengah atas) 4.Kelas B (kelas menengah bawah) 5.Kelas C+ (kelas bawah bagian atas) 6.Kelas C (kelas bawah bagian bawah)

Pembagian kelas sosial biasanya disertai dengan pengelompokkan berdasarkan daya beli (penghasilan) individu yang disandang masing-masing kelas. Tabel berikut ini menyajikan dua pandangan yang berbeda, yaitu pandangan mewah dan pandangan sederhana di kota besar metropolitan seperti Jakarta, Surabaya, Balikpapan, dan Medan.

Tabel 3. Kelas sosial dan penghasilan di kota Metropolitan

Penghasilan keluarga/bulan

Kelas Pandangan Mewah Pandangan Sederhana A+ A B+ B C+ C

> Rp. 8 juta Rp. 6 – 8 juta Rp. 4 – 6 juta Rp. 0,7 – 4 juta Rp. 0,3 – 0,7 juta

< Rp. 0,3 juta

> Rp. 2 juta Rp. 1 – 2 juta Rp. 0,7 – 1 juta Rp. 0,3 – 0,7 juta Rp. 0,1 – 0,3 juta < Rp. 100.000 Sumber : Kasali (2002)

2.6. Analisis Faktor

Analisis faktor termasuk dalam statistik interdependen yang mempunyai tujuan untuk mengelompokkan data menjadi beberapa kelompok sesuai dengan saling korelasi antarvariabel. Pada aplikasi penelitian analisis faktor dapat digunakan untuk mengetahui pengelompokkan individu sesuai dengan karakteristiknya, maupun untuk menguji validitas konstruk (Wahana Komputer, 2005).

Prinsip analisis faktor adalah mengelompokkan data berdasarkan interkorelasi antarbutir. Sebuah butir dapat dikatakan merupakan pembentuk faktor jika nilai korelasinya lebih besar sama dengan (≥) 0,5.

(45)

1.Data Summarization, yakni mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi dilakukan antar variabel, analisis tersebut dinamakan R Factor Analysis.

2.Data Reduction, yakni setelah melakukan korelasi, dilakukan proses membuat sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu.

Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal.

2.7. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Arifin et al. (2002) meneliti mengenai ”Malaysian Consumers’ Decision Making Style Dimensions in Banking Services”. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dimensi-dimensi gaya pengambilan keputusan orang Malaysia dalam pelayanan yang diberikan oleh bank. Sedangkan tujuan yang spesifik dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan dimensi dari konsumen Malaysia berdasarkan gaya pengambilan keputusan mereka dalam peleyanan yang diberikan oleh bank.

Total kuesioner yang terkumpul dalam penelitian ini adalah sebanyak 545 kuesioner, kemudian dianalisis dengan SPSS versi 10.0. Penelitian ini menggunakan analisis faktor yang terdiri dari 33 variabel sebagai masukannya.

Berdasarkan hasil analisis faktor, gaya pengambilan keputusan pembelian konsumen Bank di Malaysia dapat dibagi menjadi tujuh faktor. Faktor-faktor gaya pengambilan keputusan pembelian tersebut adalah ”habitual and quality”, ”convinience”, “services’ features”, “novelty and quality”, “habitual, brand loyal”, “confused by over choice”, dan “price equals quality”.

(46)

keputusan pembelian, dan menganalisis profil segmen konsumen tas Tajur. Penelitian ini dilakukan pada 110 responden, yang merupakan pengunjung gerai tas di kawasan Tajur.

Penelitian ini dilakukan dengan field research method, menggunakan alat analisis faktor dan gerombol. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa konsumen adalah orang-orang yang memiliki kebiasaan membaca majalah mode (66,4 persen), mengikuti perkembangan mode (70 persen) dan menyesuaikan tas dengan busana yang dikenakan (82,7 persen). Sebagian besar pengunjung menyatakan pernah membeli tas impor (70,9 persen) dan ada 40 persen konsumen yang lebih menyukai tas impor sementara 22,7 persen konsumen lebih menyukai tas lokal. Berdasarkan analisis dengan menggunakan metode faktor, gaya

(47)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian

Daging merupakan salah satu makanan bergizi yang dibutuhkan manusia, karena selain mutu proteinnya tinggi, pada daging terdapat pula kandungan asam amino esensial yang lengkap dan seimbang (Astawan, 2006). Kebutuhan masyarakat akan daging sapi menyebabkan peningkatan permintaan akan daging sapi. Jumlah konsumen daging sapi pun meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk dan permintaan akan daging sapi yang terus meningkat dari tahun ke tahun, membuat para produsen berusaha untuk memenuhi permintaan pasar tersebut. Banyaknya pemasar daging sapi yang ada di Bogor, baik itu di pasar tradisional yang terdapat di Bogor maupun pada supermarket, menyebabkan persaingan antarpenjual daging sapi pun semakin meningkat.

Para pemasar daging sapi segar memerlukan kemampuan dalam memperkirakan gaya pengambilan keputusan pembelian konsumen, untuk meningkatkan daya saing dan penjualan mereka. Untuk mengetahui profil konsumen dan informasi produk daging sapi segar yang dikonsumsi, dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Sedangkan untuk mengetahui gaya keputusan pembelian konsumen digunakan analisis faktor.

(48)
[image:48.612.134.501.76.475.2]

Gambar 2. Kerangka pemikiran

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lima komplek perumahan yang terdapat pada kecamatan Tanah Sareal Bogor. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2006 sampai dengan bulan Mei 2006.

3.3. Metode Pengumpulan Data 3.3.1. Data Penelitian

Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh

Kebutuhan akan Daging Sapi

Konsumsi Daging Sapi meningkat

Gaya Membeli Konsumen dan Profil Konsumen

Strategi Pemasaran Kebutuhan akan Pemahaman

Konsumen.

Gaya Membeli Konsumen

Analisis Faktor Analisis Deskriptif

Persaingan diantara pemasar

(49)

orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.

Data primer penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada konsumen dan wawancara kepada konsumen serta wawancara kepada pihak pemasaran dari salah satu supermarket yang ada di Bogor, yaitu Hero Supermarket. Sedangkan data sekundernya diperoleh sumber-sumber seperti dari Badan Pusat Statistik, buku-buku, literatur, dan skripsi yang terkait dengan penelitian ini.

Variabel yang digunakan dalam kuesioner gaya keputusan pembelian konsumen adalah variabel laten. Variabel laten yang dimaksud adalah variabel yang tidak dapat diketahui secara langsung dan dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel yang digunakan dalam analisis gaya keputusan pembelian ini dikaji dari Consumer Styles Inventory (CSI) hasil penelitian Sproles dan Kendall dalam Mokhlis (2002). Ada delapan model faktor yang digunakan untuk mengetahui gaya keputusan pembelian konsumen, yaitu : (1) High quality conscious; (2) Brand conscious; (3) Novelty/Fashion conscious; (4) Recreational shopping conscious; (5) Price-value

conscious; (6) Impulsive; (7) Confused by overchoice; dan (8) Habitual, brand loyal.

(50)

uang yang dibelanjakan sehingga konsumen akan memilih produk daging sapi segar yang murah, biasanya memanfaatkan diskon atau promosi harga jika melakukan pembelian, dan melakukan tawar-menawar dalam proses belanja.

Data gaya keputusan pembelian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal dengan skala likert, yaitu skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap terhadap suatu obyek dengan cara mengajukan sejumlah pernyataan/statement. Setiap atribut mempunyai 5 skala yang menunjukkan apakah responden setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan yang diberikan. Kelima skala tersebut dapat kita lihat sebagai berikut.

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

N = Netral

TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

(51)

Berikut ini adalah dimensi gaya keputusan pembelian konsumen yang digunakan dalam analisis :

Peubah X1 Peubah X2

Peubah X1 Peubah X2

Memilih daging beraroma segar

Memilih daging yang empuk

Memilih daging yang ada informasi halalnya

Memilih mendapatkan daging yang bewarna merah cerah

Memilih daging segar / tidak beku /lembek

Memilih daging yang memiliki Sertifikat Jaminan Bebas Penyakit

Memilih produk daging yang diiklankan

Memilih daging yang bebas lemak

Perfectionistic,

High-Quality Conscious

Memilih daging dengan merek terkenal

Semakin tinggi harga merek/penyalur daging, semakin tinggi kualitasnya Memilih membeli merek/penyalur daging yang paling laku terjual

Brand Conscious, “Price Equals Quality” Consumer

(52)

Peubah X1 Peubah X2

Memilih produk daging baru sebelum teman membeli

Selalu mengamati produk daging baru di pasar

Kemasan yang baik penting dalam pembelian daging

Novelty, Fashion Conscious Consumer

Tergesa-gesa jika membeli daging(-)

Kedekatan lokasi toko daging sangat penting

Recreational,

Hedonistic Consumer

Harus merencanakan pembelian daging sebelum belanja

Membeli daging dengan tawar-menawar

Memanfaatkan diskon/promosi harga jika membeli daging

Memilih harga daging yang murah

Price Conscious, “Value for Money” Consumer

Mengamati dengan baik berapa pengeluaran dalam belanja daging (-)

Impulsive,

Careless Consumer Mementingkan pemisahan daging

yang baik dan pengemasan daging

Berbelanja daging membuang/ menyita waktu (-)

Melakukan pembelian daging dengan cepat (-)

Memilih daging yang sudah

dikemas/dibungkus dan dipotong untuk mmenghemat waktu

Memilih produk daging baru sebelum teman membeli

(53)
[image:53.612.135.507.64.434.2]

Gambar 3. Dimensi gaya keputusan pembelian konsumen 3.3.2. Populasi

Menurut Purwadi (2000), pengertian populasi dalam riset pemasaran tidak terbatas pada himpunan orang, tetapi mencakup himpunan apa saja yang menjadi objek penelitian misalnya toko, bank, perusahaan sejenis, dan distributor.

Populasi adalah keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian kita, baik terhingga maupun tak hingga (Walpole, 1995). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang terdapat pada kota Bogor.

Semakin mengamati merek/perusahaan penyalur daging yang ada semakin sulit menentukan pilihan

Banyaknya informasi berbagai

merek/perusahaan daging yang diperoleh membuat bingung

Terlalu banyak merek/penyalur daging di pasar membuat bingung

Sulit menentukan toko/penyalur daging yang mana yang akan dituju

Confused by Overchoice Consumer

Habitual,

Brand-loyal Consumer

Mempunyai merek/penyalur daging favorit yang selalu dibeli dalam setiap pembelian

Selalu pergi ke toko/penyalur yang sama ketika membeli daging

Sekali cocok dengan merek/penyalur daging maka membeli merek atau dari penyalur tersebut

(54)

3.3.3. Sampel

Proses pemilihan sampel dari populasi dengan tujuan mendapatkan kesimpulan umum mengenai populasi berdasarkan hasil penelitian terhadap sampel yang dipilih disebut sampling. Metode sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengambilan sampel ini dipilih karena dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan pertimbangan subyektif untuk memilih anggota populasi dengan ciri tertentu dan menolak anggota populasi yang tidak memiliki ciri tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang terdapat di kawasan perumahan di Tanah Sareal. Daerah ini dipilih karena daerah ini merupakan salah satu daerah yang mengalami perkembangan yang pesat yang ditandai dengan meningkatnya jumlah perumahan, dibukanya akses jalan yang lebih lebar dan semakin meningkatnya kegiatan perdagangan yaitu jumlah ruko yang bertambah banyak. Di kecamatan Tanah Sareal terdapat 32 perumahan yang daftar selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13. Dari beberapa perumahan yang ada di daerah ini, dipilih secara sengaja lima perumahan sebagai tempat pengambilan sampel, yaitu : Perumahan Budi Agung, Cimanggu Permai, Taman Cimanggu, Bukit Cimanggu Vila, dan Boulevard Kayu Manis. Di masing-masing kompleks ini akan dipilih responden ibu rumah tangga golongan menengah ke atas yang telah membeli daging selama dua bulan terakhir.

Ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin (Simamora, 2002), yaitu :

) 1 ( Ne2

N n

+ =

Keterangan :

n = jumlah responden N = jumlah populasi

(55)

Dengan nilai e sebesar 10 persen, maka nilai n adalah sebagai berikut:

n = 194.357 / 1 + 194357 (0.01) n = 99,948

Berdasarkan perhitungan, maka didapat jumlah sampel untuk penelitian ini adalah sebanyak 100 orang. Berdasarkan jumlah sampel yang telah ditetapkan, maka untuk masing-masing kompleks perumahan akan diambil 20 responden.

3.4. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 13.00. Menurut Santoso (2003), SPSS banyak dipakai dalam berbagai riset pasar, pengendalian dan perbaikan mutu (quality improvement) serta riset-riset sains.

3.4.1. Analisis Validitas dan Reliabilitas

Menurut Simamora (2002), data yang baik hanya dapat diperoleh bila instrumennya baik. Instrumen dikatakan baik kalau valid dan reliable. Validitas berkaitan dengan kesesuaian butir pernyataan dengan atribut dan dimensi kualitas yang akan diukur melalui angket yang digunakan. Sedangkan reliabilitas berkaitan dengan konsistensi hasil pengukuran yang diperoleh melalui angket yang digunakan. Jadi, kedua hal itu harus sudah teruji, baru kemudian suatu angket digunakan untuk memperoleh data mengenai kepuasan pelanggan.

(56)

( )( )

( )

( )

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − − =

N y y N x x N y x xy rxy 2 2 2 2 Keterangan :

r xy = Pearson – r

∑ x = Jumlah skor distribusi x ∑ y = Jumlah skor distribusi y ∑xy = Jumlah perkalian skor x dan y

N = Jumlah responden x dan y yang mengisi kuesioner ∑ x² = Jumlah kuadrat skor distribusi x

∑ y² = Jumlah kuadrat skor distribusi y

Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dengan asumsi tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Reliabilitas angket pada penelitian ini diuji dengan menggunakan Alpha Cronbach dan dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(

)

(

)

⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ =

t i t V V V 1 -β β α Keterangan :

α = reliabilitas instrumen b = banyaknya butir pertanyaan ∑Vi = jumlah varians butir

Vt = .variansi skor total 3.4.2. Metode Deskriptif

(57)

saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu (Travers dalam Sevilla et al., 1993).

3.4.3. Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan salah satu metode yang digunakan pada statistik multivariat. Tujuan utamanya adalah data reduction dan summarization (Hair et al, 1992). Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses untuk meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor (Santoso dan Fandy, 2004). Menurut Santoso (2003) proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Analisis faktor termasuk dalam teknik interdependen dimana semua variabelnya dipertimbangkan secara bersama-sama.

Secara garis besar, tahapan pada analisis faktor menurut Santoso (2003) adalah sebagai berikut :

1. Menentukan variabel-variabel yang akan dianalisis, yaitu variabel-variabel yang terdapat dalam dimensi gaya keputusan pembelian konsumen.

(58)

Uji KMO yang memiliki nilai antara 0 sampai 1 menunjukkan kelayakan (appropriateness) analisis faktor. Apabila nilai indeks tinggi (berkisar 0,5–1), analisis faktor layak dilakukan. Sebaliknya, kalau nilai KMO di bawah 0,5 analisis faktor tidak layak dilakukan.

Barlett Test merupakan tes statistik untuk menguji adanya korelasi variabel-variabel yang dilibatkan. Hipotesis nol (Ho) adalah tidak ada korelasi antarvariabel, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah terdapat korelasi antarvariabel. Nilai Barlett Test ini didekati dengan nilai chi-square.

3. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji sebelumnya.

4. Melakukan proses Factor Rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi adalah untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. Metode rotasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode VARIMAX. Menurut Santoso dan Fandy (2004), faktor yang terbentuk pada banyak kasus kurang menggambarkan perbedaan diantara faktor-faktor yang ada. Hal tersebut akan mengganggu analisis, karena justru sebuah faktor harus berbeda secara nyata dengan faktor yang lain. Untuk itu, jika isi faktor masih diragukan, dapat dilakukan proses rotasi untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lain. 5. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi

(59)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Responden<

Gambar

Tabel 1. Penduduk dan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia tahun
Tabel 2.  Pengeluaran rata-rata konsumsi makanan daging untuk penduduk perkotaan tahun 2001 – 2003
Gambar 1.  Pandangan umum yang lengkap terhadap model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan pengaruh-pengaruh terhadapnya (Engel et al., 1994)
Gambar 2. Kerangka pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di Provinsi Sumatera Selatan jenis insektisida yang sudah cukup lama digunakan dalam kegiatan pengendalian vektor DBD adalah malation dan temefos.. Pengendalian secara kimiawi masih

Penyusun Program, Anggaran, dan Laporan Pengolah Data Barang Milik Negara Penata Dokumen Keuangan.

Metode ceramah dalam pembelajaran PAI adalah cara guru menyampaikan materi pembelajaran pendidikan agama Islam dengan penuturan lisan secara langsung kepada peserta didik

[r]

yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan

MANFAAT HASIL BELAJAR “MEMBUAT SAMBAL PADA MASAKAN INDONESIA” KESIAPAN COOK HELPER PESERTA DIDIK SMKN

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 1997-2006.Metode yang digunakan adalah regresi logistik (logistic regression).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASARPASSING BAWAH BOLA VOLI MELAUI PERMAINAN KUCING.. BOLA PADA SISWA KELAS V SDN CITRARESMI KECAMATAN