MENGGUNAKAN METODE
MULTIPLE ATTIBUTE
DECISION MAKING
- TOPSIS
SKRIPSI
Disusun Oleh :
RAISA HAKIM 0934010007
J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
MENGGUNAKAN METODE
MULTIPLE ATTIBUTE
DECISION MAKING
- TOPSIS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Komputer
J ur usan Teknik Infor matika
Disusun Oleh :
RAISA HAKIM 0934010007
J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT
PENITIPAN ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE
MULTIPLE ATTIBUTE DECISION MAKING
- TOPSIS
Disusun Oleh :
RAISA HAKIM 0934010007
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Teknik Infor matika Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 29 November 2013
Pembimbing: Tim Penguji :
1. 1.
Budi Nugroho, S.Kom, M.kom Yisti Vita Via, S.ST, M.Kom NPT. 3 8006 05 0205 1 NPT. 3 8604 13 0347 1
2. 2.
Faisal Muttaqin, S.Kom Wahyu S.J .Saputr a, S.Kom, M.Kom NPT. 3 8512 13 0351 1 NPT. 3 8608 10 0295 1
3.
Barry Nuqoba, S.Si, M.Kom NIP. 19841102 021212 1002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT
PENITIPAN ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE
MULTIPLE ATTIBUTE DECISION MAKING - TOPSIS
Disusun Oleh : RAISA HAKIM
0934010007
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negar a Lisan Gelombang II Tahun Akademik 2013/2014
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Pendamping
Budi Nugroho, S.Kom, M.kom Faisal Muttaqin, S.Kom NPT. 3 8006 05 0205 1 NPT. 3 8512 13 0351 1
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Infor matika Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
J l. Rungkut Madya Gunung Anyar Sur abaya 60294 Tlp. (031) 8706369, 8783189 Fax. (031) 8706372 Website. www.upnjatim.ac.id
KETERANGAN REVISI
Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut: Nama : Raisa Hakim
NPM : 0934010007
Program Studi : Teknik Informatika
Telah mengerjakan REVISI SKRIPSI Ujian Lisan Gelombang II TA 2013/2014 dengan judul :
“SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT
PENITIPAN ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTIPLEATTIBUTE DECISION MAKING - TOPSIS”
Surabaya, 23 Desember 2013 Dosen Penguji yang memeriksa revisi
1. Yisti Vita Via, S.ST, M.Kom
NPT. 3 8604 13 0347 1 { }
2. Wahyu S.J .Saputra, S.Kom, M.Kom
NPT. 3 8608 10 0295 1 { }
3. Bar ry Nuqoba, S.Si, M.Kom
NIP. 19841102 021212 1002 { }
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Pendamping
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PEMILIHAN TEMPAT PENITIPAN ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULITIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING - TOPSIS”.
Tugas Akhir dengan beban 4 SKS ini disusun dan diajukan sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Tak lupa pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Bapak Ir.Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Industri UPN “VETERAN” Jawa timur.
2. Ibu Dr.Ir.Ni Ketut Sari, MT. selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika,
Fakultas Teknik Industri UPN “VETERAN” Jawa Timur.
3. Bapak Budi Nugroho, S.Kom, M.Kom selaku dosen pembimbing 1 dan Bapak Faisal Muttaqin, S.Kom selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan
5. Bapak, Ibuk, adek Nadya Ndut dan keluarga besar yang memberi motivasi dan doanya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Seonsaengnim Leonard Luangga, S.Kom yang sudah meluangkan waktu
untuk mengajari cheja kamu ini, maaf kalau aku cerewet banget.
7. Buat “Orioerra” Ria Rismayanti, S.Kom, Sachroni, Widy, Adrian, Ayu dan Ryan yang selalu membantu, menemani dan menghiburku. Buat ahjumma Eka Yunita Wijayanti, S.Kom makasih banyak say…
8. Terima kasih untuk sahabatku “WARNEL” Wulan, Aping (Firda), Ninik, Erlin, Luiks yang udah kasih dorongan buat cepet nyelesaiin Tugas Akhir, my lovely sister Anik Muslihatin (Mbak Alee) matur suwun sanget nggeh.
9. Untuk Cassiopeia Surabaya terutama adminnya mami Denok, Izha, Dafa, Emma, Evvi, mbak Deshinta dan Deftian. Specially buat adek (Ajeng ND) makasih udah mau tak repotin.
Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, dapat menunjang perkembangan ilmu khususnya jurusan Teknik
Informatika. Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dalam menyelesaikan laporan ini. Akhirnya dengan ridho Allah penulis berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, November 2013
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 3
1.3Batasan Masalah ... 3
1.4Tujuan Penelitian ... 4
1.5Manfaat Penelitian ... 4
1.6Sistematika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1Penelitihan Terdahulu ... 6
2.2Sistem Pendukung Keputusan ... 7
2.3Multicriteria Decision Making ... 11
2.4Metode TOPSIS ... 12
2.5Tempat Penitipan Anak ... 14
2.6Database ... 17
2.8Pengertian PHP ... 22
BAB III METODOLOGI SISTEM ... 24
3.1Analisis Sistem ... 24
3.1.1 Data Set Penentu Kriteria ... 35
3.1.2 Nilai Kriteria dan Bobot ... 32
3.1.3 Nilai Alternatif dan Bobot Kriteria ... 35
3.2Metode Analisis ... 35
3.3Model Pengembangan ... 36
3.4Algoritma Metode TOPSIS ... 37
3.5Perancangan Antar Muka... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1Kebutuhan Sistem ... 42
4.1.1 Kebutuhan Sofware ... 42
4.1.2 Kebutuhan Hardware ... 42
4.2Proses Penyimpanan Data ... 43
4.3Implementasi Antar Muka ... 43
4.3.1 Halaman Admin ... 43
4.3.2 Halaman User ... 48
4.4Skenario Uji Coba ... 53
4.5Pelaksanaan Uji Coba ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
5.1Kesimpulan ... 67
5.2Saran ... 68
DECISION MAKING - TOPSIS
Dosen Pembimbing 1 : Budi Nugroho, S.kom, M.kom Dosen Pembimbing 2 : Faisal Muttaqin, S.kom
Disusun Oleh : Raisa Hakim (0934010007)
ABSTRAK
Tempat penitipan anak adalah suatu wadah pembinaan kesejahteraan anak yang memberikan pelayanan kepada para ibu-ibu bekerja atau orang tua bekerja, yang memiliki anak dalam usia balita sampai usia prasekolah yang mencakup pertumbuhan dan kesejahteraan anak baik jasmani maupun rohani dan sosialnya. Perencanaan suatu sistem pendukung keputusan yang dapat membantu dalam pemilihan mencari tempat penitipan anak.
TOPSIS merupakan salah satu model perhitungan dari metode MCDM. TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang pada tahun 1981. Dimana pada tugas akhir ini nilai yang dihitung adalah nilai dari setiap tempat penitipan anak berdasarkan kriteria.
Dengan menggunakan sistem pendukung keputusan yang telah dibuat diharapkan user dapat mengetahui secara umum tentang nilai tempat penitipan anak yang akan dipilih. Tugas akhir ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan database MySQL. Berdasarrkan dari perhitungan manual dan hasil perhitungan program didapatkan hasil yang sama. Keluaran dari sistem ini berupa hasil perangkingan tempat penitipan anak.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Banyaknya aktivitas yang mulai memadati dalam pekerjaan, membuat para orang tua harus pandai dalam memberikan perawatan bagi sang buah hati
selama mereka bekerja. Bagi orang tua yang bekerja di luar rumah, dan tidak memiliki pembantu, pasti sangat membutuhkan tempat penitipan anak yang tepat untuk sang buah hati. Banyaknya tempat penitipan anak yang kian marak
belakangan ini membuat para orang tua harus berfikir dua kali dimana tempat yang cocok dan mempunyai kualitas yang bagus yang akan berdampak baik bagi
tumbuh kembang otak dan mental anak. Mencari tempat penitipan anak tidaklah mudah. Tentunya banyak faktor yang harus jadi bahan pertimbangan sebelum kita menentukan tempat penitipan anak yang tepat. Perencanaan suatu sistem yang
dapat membantu dalam pemilihan mencari tempat penitipan anak sangat diperlukan oleh para orang tua dalam mencari tempat penitipan yang sesuai
dengan kriteria yang diinginkan.
diharapkan dapat membantu orang tua dalam menentukan tempat penitipan anak
yang sesuai.
Multicriteria Decision Making (MCDM), ditujukan untuk pengambilan keputusan yang menganduk kriteria objek majemuk. MCDM dianggap sebagai istilah untuk semua model dan teknik yang berhubungan dengan Multiobjective Decision Making (MODM), dan Multiattribute Decision Making (MADM). MADM menentukan alternative terbaik dari sekumpulan alternative (permasalahan pilihan) dengan menggunakan preferensi alternative sebagai
kriteria dalam pemilihan. Sedangkan MODM memakai optimasi pendekatan, sehingga untuk menyelesaikannya harus dicari terlebih dahulu model matematis dari persoalan yang akan dipecahkan. Technique For Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) merupakan salah satu metode perhitungan MADM. Metode ini dipilih karena metode ini banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis .Hal ini disebabkan karena,
konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari alternatif – alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana.
Dari latar belakang diatas penulis ingin membuat aplikasi berbasis web yang berguna bagi para orang tua untuk menentukan tempat penitipan anak yang
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana merancang suatu program sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan oleh para orang tua untuk menentukan dan memilih tempat penitiapan anak yang sesuai dengan keinginan.
b. Bagaimana menyajikan informasi yang berkaitan dengan tempat penitipan anak .
c. Bagaimana mengaplikasikan metode TOPSIS sebagai sistem pendukung
keputusan pemilihan tempat penitipan anak dan membandingkan hasil pemilihan tempat penitipan anak yang menggunakan metode TOPSIS dan
hasil pemilihan yang manual (tanpa menggunakan metode TOPSIS).
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Tempat Penitipan anak ini adalah :
a. Merancang suatu program sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan oleh para orang tua untuk menentukan dan memilih tempat penitiapan anak yang sesuai dengan keinginan.
pemilihan tempat penitipan anak yang menggunakan metode TOPSIS dan
hasil pemilihan yang manual (tanpa menggunakan metode TOPSIS).
c. Untuk menyajikan informasi yang berkaitan dengan tempat penitipan anak.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam skripsi ini adalah:
a. Bagi para orang tua yang ingin memilih tempat penitipan anak
1. Memudahkan dalam menentukan mana tempat penitipan anak yang
sesuai dengan kriteria.
2. Membantu untuk mendapatkan informasi terkait tentang tempat penitipan anak
b. Bagi yayasan tempat penitipan anak
1. Membantu mengenalkan tempat penitipan anak ke masyarakat luas.
1.5 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang terkait dengan skripsi ini adalah :
1. Penentuan pemilihan tempat penitipan anak hanya berdasarkan oleh syarat yang telah ditetapkan dari awal sehingga tidak disediakan penambahan syarat yang dapat mengubah kinerja sistem.
2. Penentuan hasil penyeleksian hanya berdasarkan data-data yang disimpulkan berdasarkan survei ke beberapa tempat penitipan anak.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam laporan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dari hasil program ini, pembahasan disajikan dalam lima bab dengan sistematika
pembahasan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan. Pembahasannya berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah dan sistematika penulisan
yang digunakan dalam laporan ini.
BAB II Tinjauan Pustaka. Menjelaskan tentang teori-teori penunjang, teknik
yang digunakan dalam melakukan analisis dan pembuatan program. BAB III Metodologi Penelitian. Berisi tentang metode analisis, rekayasa sistem,
perancangan sistem dan analisis untuk aplikasi yang dibuat.
BAB IV Hasil dan Pembahasan. Berisi tentang gambaran objek penelitian, penyajian data, análisis data serta hasil yang telah dicapai yaitu berupa aplikasi yang telah dibuat.
BAB V Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari tahapan-tahapan yang dilakukan serta saran bagi pembaca untuk pengembangan sistem yang ada demi kesempurnaan sistem yang
2.1. Penelitian Ter dahulu
Sebagai bahan rujukan dalam penelitian akan dicantumkan hasil penelitian
terdahulu antara lain yaitu pada jurnal yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan
Pemilihan Anugerah Sagang Kategori Seniman Menggunakan Metode TOPSIS”.
Penelitian ini berlatar-belakangkan pada pemilihan bagi peserta yang berhak
menerima anugerah sagang berdasarkan penilaian dari beberapa dewan juri yang pada
saat itu penilaian yang diberikan masih menggunakan sistem manual. Penelitian ini
bertujuan untuk membangun sistem pendukung keputusan berbasis web untuk
pemilihan anugerah sagang dan menerapkan Metode TOPSIS (Technique for Order
Preference by Similarity to Ideal Solution) dalam membangun sistem pendukung
keputusan pemilihan anugerah sagang. Terdapat dua aktor yang terlibat dalam sistem
ini yaitu admin dan juri atau pengguna. Juri dapat melihat profil peserta atau
alternatif, memberikan penilaian dan mengedit nilai dari peserta, juga dapat melihat
hasil perangkingan. Sedangkan admin dapat mengubah semua data seperti edit,
delete, tambah alternatif kriteria dan juri.
Dari hasil analisa kuisioner yang dilakukan oleh empat orang juri didapatkan
bahwa sebanyak 90% Sistem yang telah dibangun dapat memberikan alternatif
keputusan pemilihan Anugerah Sagang. Sebanyak 75% responden menyatakan baik
dan 75% menyatakan sistem ini mudah digunakan.Sebanyak 70% responden
menyatkan sistem telah sesuai dengan prosedur yang ada pada yayasan anugerah
sagang. Sebanyak 75% responden menyatakan warna pada interface sistem menarik.
Berdasarkan dari hasil perhitungan manual dan hasil perhitungan
menggunakan metode TOPSIS untuk 3 periode didapatkan hasil yang sama sebesar
63%.
2.2. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Little (1970) mendefinisikan Decision Support System (DSS) sebagai
sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna
membantu para manajer mengambil keputusan. DSS dimaksudkan untuk menjadi alat
bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun
tidak untuk menggantikan penilaian mereka. DSS ditujukan untuk keputusan –
keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan – keputusan yang sama
sekali tidak dapat didukung oleh algoritma (Turban, dkk., 2005).
Pada dasarnya SPK ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem
informasi manajemen terkomputerisasi (Computerized Management Information
System), yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan
pemakainya. Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antara
berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan, seperti prosedur,
kebijakan, teknik analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna
Secara luas, dapat dikatakan bahwa SPK dirancang untuk menghasilkan
berbagai alternatif yang ditawarkan kepada para pengambil keputusan dalam
melaksanakan tugasnya. Karena, sebagian besar proses pengambilan keputusan yaitu
perumusan masalah, pencarian alternatif telah dikerjakan oleh sistem, maka
diharapkan para manajer akan lebih cepat dan akurat dalam menangani masalah yang
dihadapinya (Manurung, 2011).
Dalam sistem pendukung keputusan bukan untuk membuat keputusan.
Dengan sekumpulan kemampuan untuk mengolah informasi/data yang diperlukan
dalam proses pengambilan keputusan, sistem hanya berfungsi sebagai alat bantu
manajemen. Jadi sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan tugas
pengambilan keputusan dalam membuat keputusan. Sistem ini dirancang hanyalah
untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya dengan
menyajikan berbagai alternatif.
a. Karakteristik dan Kemampuan SPK
Sehubungan banyaknya definisi yang dikemukakan mengenai pengertian dan
penerapan dari sebuah SPK, sehingga menyebabkan terdapat banyak sekali
pandangan mengenai sistem tersebut. SPK memiliki karakteristik dan kemampuan
adalah sebagai berikut:
1) Mendukung seluruh kegiatan organisasi
2) Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi
3) Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan
5) Menggunakan baik data eksternal dan internal
6) Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis
7) Menggunakan beberapa model kuantitatif (Kosasi, 2002).
Dengan berbagai karakter khusus seperti dikemukakan di atas, sistem
pendukung pendukung keputusan dapat memberikan berbagai manfaat atau
keuntungan bagi pemakai (Kosasi, 2002). Kemampuan dimaksud di antaranya
meliputi:
1. Sistem pendukung keputusan dapat menunjang pembuatan keputusan manajemen
dalam menangani masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur.
2. Sistem pendukung keputusan dapat membantu manajer pada berbagai tingkatan
manajemen, mulai dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat
bawah.
3. Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan pemodelan dan analisis
pembuatan keputusan.
4. Sistem pendukung keputusan dapat menunjang pembuatan keputusan yang saling
bergantungan dan berurutan baik secara kelompok maupun perorangan.
5. Sistem pendukung keputusan menunjang berbagai bentuk proses pembuatan
keputusan dan jenis keputusan.
6. Sistem pendukung keputusan dapat melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat
fleksibel.
7. Sistem pendukung keputusan mudah melakukan interaksi sistem dan mudah
8. Sistem pendukung keputusan dapat meningkatkan efektivitas dalam pembuatan
keputusan daripada efisiensi.
9. Sistem pendukung keputusan mudah melakukan pengaksesan berbagai sumber
dan format data.
Di samping berbagai keuntungan dan manfaat seperti dikemukakan
sebelumnya, SPK juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya
mencerminkan persoalan sebenarnya.
2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada pembendaharaan pengetahuan yang
dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).
3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh SPK biasanya tergantung juga pada
kemampuan perangkat lunak yang digunakannya.
4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia,
karena walau bagaimana pun canggihnya suatu SPK, hanyalah sautu kumpulan
perangkat keras, perangakat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi
dengan kemampuan berpikir.
Bagaimanapun juga harus diingat bahwa SPK tidak ditekankan untuk
membuat keputusan. Dengan sekumpulan kemampuan untuk mengolah
berfungsi sebagai alat bantu manajemen. Jadi sistem ini tidak dimaksudkan untuk
menggantikan fungsi pengambil keputusan dalam membuat keputusan. Sistem ini
dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan
tugasnya (Umar Daihani, 2001).
2.3 Multicr iter ia Decision Making (MCDM)
Metode Multicriteria Decision Making (MCDM) ditujukan untuk
pengambilang keputusan yang mengandung kriteria objek majemuk, juga saling
konfliktual dan memiliki ukuran yang tidak bisa saling dibandingkan. MCDM selalu
melibatkan lebih dari satu kriteria yang saling menimbulkan trade off keputusan di
mana tingkat kepuasan dari satu kriteria berakibat pada penurunan kepuasan dalam
multiple criteria, ada beberapa metode yang dapat digunakan.
MCDM dianggap sebagai istilah untuk semua model dan teknik yang
berhubungan dengan Multiobjective Decision Making (MODM) dan Multiattribute
Decision Making (MADM). MADM menentukan alternatif terbaik dari sekumpulan
alternatif dengan menggunakan preferensi alternatif sebagai kriteria dalam pemilihan.
Sedangkan MODM memakai pendekatan optimasi, sehingga untuk
menyelesaikannya harus dicari terlebih dahulu model matematis dari persoalan yang
akan dipecahkan, kemudian dimaksimumkan atau diminimumkan sesuai model
2.4 Metode TOPSIS
Metode Technique For Order Preference by Similarity to Ideal (TOPSIS)
merupakan salah satu model perhitungan dari metode MADM. TOPSIS adalah salah
satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan
oleh Yoon dan Hwang tahun 1981 (Liyantanto, 2009). TOPSIS didasarkan pada
konsep, dimana alternatif terpilih yang baik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari
solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif.
Konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki
kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam
bentuk matematis yang sederhana.
Prinsip metode TOPSIS adalah sederhana, dimana alternatif yang dipilih
selain memiliki kedekatan dengan solusi ideal positif dan jauh dari solusi ideal
negatif. Solusi ideal terbentuk jika sebagai komposit dari nilai kinerja terbaik
ditampilkan oleh setiap alternatif untuk setiap atribut. Solusi ideal negatif adalah
gabungan dari nilai kinerja terburuk. Jarak ke masing-masing kutub kinerja diukur
dalam pengertian Euclidean, dengan bobot opsional dari setiap atribut. Konsep ini
banyak digunakan pada beberapa model MADM untuk menyelesaikan masalah
keputusan secara praktis (Kahraman dalam Lestari, 2011).
Adapun tahapan-tahapan yang dimiliki oleh metode ini ialah :
a. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi,
c. Menentukan solusi ideal positif dan matrik solusi ideal negatif,
d. Menentukan jarak antara nilai setiap alternative dengan matriks solusi ideal
positif dan matriks solusi ideal negatif,
e. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif.
TOPSIS membutuhkan rating kinerja setiap alternatif Ai pada setiap kriteria Cj yang
ternormalisasi (2.1), yaitu:
; dengan i=1,2…,m; dan j=1,2,…,n ... (2.1)
Solusi ideal positif A+ dan solusi A- dapat ditentukan berdasarkan ranking bobot
ternormalisasi (2.2) sebagai:
... (2.2)
dengan :
adalah : max yij ; jika j adalah atribut keuntungan
Min yij ; jika j adalah atribut biaya
adalah : min yij ; jika j adalah atribut keuntungan
Max yij ; jika j adalah atribut biaya
jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal positif (2.3) dirumuskan sebagai :
; i = 1,2,…,m. ... (2.3)
jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal negatif (2.4) dirumuskan sebagai :
; i = 1,2,…,m. ... (2.4)
Nilai preferensi untuk setiap alternatif (2.5) diberikan sebagai :
; i = 1,2,…,m. ... (2.5)
Nilai Vi yang lebih besar menunujukan bahwa alternatif Ai lebih dipilih (Sri
Kusumadewi, 2006).
2.5. Tempat Penitipan Anak
Tempat Penitipan Anak (TPA) dikenal juga dengan sebutan Daycare Centre
(DCC). Ada beberapa pengertian TPA dari para ahli yaitu sebagai berikut.
a. Tempat penitipan anak adalah sarana pengasuhan anak dalam kelompok, biasanya
dilaksanakan pada saat jam kerja. TPA merupakan upaya yang terorganisasi
untuk mengasuh anak-anak di luar rumah mereka selama beberapa jam dalam
satu hari bilamana asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap.
Dalam hal ini, pengertian TPA hanya sebagai pelengkap terhadap asuhan orang
tua dan bukan sebagai pengganti asuhan orang tua (Perserikatan Bangsa-bangsa,
b. Tempat penitipan anak sebagai suatu wahana yang merupakan lembaga sosial
melaksan akan usaha kesejahteraan anak melalui kegiatan sosialisasi, rawatan,
asuhan dan pendidikan anak khususnya balita, sebagai upaya yang menunjang
keluarga dalam melaksanakan sebagian fungsinya untuk memberikan
perlindungan dan pemenuhan hak-hak anaknya, (Direktorat Bina Kesejahteraan
Anak, Keluarga, dan Lanjut Usia, 1995 : 4-5)
c. Panti Sosial Tempat Penitipan Anak (PSTPA) adalah wahana kesejahteraan sosial
yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi anak yang
orang tuanya berhalangan (bekerja, mencari nafkah atau halangan lain) sehingga
tidak berkesempatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada anaknya melalui
penyelenggaraan sosialisasi dan pendidikan prasekolah bagi anak usia 3 bulan
sampai memasuki pendidikan dasar. (Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan
Sosial – RI. 1998:3)
Dari semua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :
Tempat penitipan anak adalah suatu wadah pembinaan kesejahteraan anak
yang memberikan pelayanan kepada para ibu-ibu bekerja atau orang tua bekerja, yang
memiliki anak dalam usia balita sampai usia prasekolah yang mencakup pertumbuhan
dan kesejahteraan anak baik jasmani maupun rohani dan sosialnya.
Dari hasil rapat koordinasi "usaha kesejahteraan anak" departemen sosial
Republik Indonesia, dikemukakan pengertian Tempat penitipan anak yaitu: lembaga
mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang tua atau
ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan dalam bentuk peningkatan gizi,
pengembangan intelektual, emosional dan sosial.
Sarana tempat penitipan anak ini biasanya dirancang secara khusus baik
program, pelayanan staf, maupun penyediaan alat-alatnya. Semula sarana tempat
penitipan anak diperuntukkan bagi ibu dari kalangan keluarga kurang beruntung,
sedangkan sekarang sarana ini lebih banyak diminati oleh keluarga tingkat menengah
dan atas yang umumnya disebabkan kedua orang tuanya bekerja.
Menurut Newman (1975) keuntungan tempat penitipan anak, adalah:
1. Lingkungan lebih memberikan rangsangan terhadap panca indera,
2. Anak-anak akan memiliki ruang bermain (baik di dalam maupun diluar ruang)
yang relatif lebih luas bila dibandingkan ruang mereka sendiri,
3. Anak-anak lebih memiliki kesempatan berinteraksi atau berhubungan dengan
teman sebaya yang akan membantu perkembangan kerja sama dan ketrampilan
berbahasa,
4. Para orang tua dari anak-anak mempunyai kesempatan saling berinteraksi dengan
staf TPA yang memungkinkan terjadi peningkatan ketrampilan dan pengetahuan
dan tata cara pengasuhan anak,
5. Anak akan mendapat pengawasan dari pengasuh yang bertugas,
6. Pengasuh adalah orang dewasa yang sudah terlatih,
7. Tersedianya beragam peralatan rumah tangga, alat permainan, program
8. Tersedianya komponen pendidikan seperti anak belajar mandiri, berteman dan
mendapat kesempatan mempelajari berbagai ketrampilan.
2.6. Database (Basis Data)
Basis data adalah suatu koleksi data yang saling berhubungan secara logical
dan sebuah deskripsi data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi
suatu organisasi (Connolly, 2002, p14). Dapat dikatakan juga basis data adalah
kumpulan file yang saling berhubungan, hubungan tersebut biasa ditunjukkan dengan
kunci dari tiap file yang ada. Suatu basis data menunjukkan satu kumpulan data yang
dipakai dalam satu lingkup organisasi. Basis data menjadi salah satu bagian penting
dari perusahaan untuk menyimpan informasi-informasi yang diinginkan perusahaan
tersebut.
2.6.1. Penger tian Sistem Basis Data
Sistem basis data pada dasarnya adalah sekumpulan aplikasi yang berinteraksi
dengan basis data yaitu DBMS dan basis data itu sendiri (Connolly, 2005, p4).
Keseluruhan system terkomputerisasi tersebut membolehkan pengguna menelusuri
kembali dan mengubah informasi tersebut sesuai kebutuhan. Database Management
2.6.2. Siklus Hidup Sistem Basis Data
System Life Cycle (SLC) adalah proses evolusi yang diikuti oleh pelaksanaan
system informasi dasar-dasar atau subsistem. Telah ada pendekatan implementasi
tradisional sepanjang era komputer, dan ada perjanjian umum antara ahli-ahli
komputer sehubungan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan.
Adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau
subsistem informasi berbasis komputer. Sering disebut sebagai pendekatan air terjun
(waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem. Berbagai
metodologi SLC telah dikembangkan untuk memandu proses yang terlibat termasuk
model air terjun (asli metode SLC), pengembangan aplikasi cepat (RAD),
pengembangan aplikasi bersama (JAD), maka air mancur model dan spiral
model.Umumnya, beberapa model digabungkan ke dalam beberapa jenis hibrida
metodologi.
System Life Cycle terdiri dari lima fase yaitu :
1) Fase Perencanaan.
Fase ini dimulai dengan mendefinisikan masalah dan dilanjutkan dengan
sistem penunjukan objektif dan paksaan. Di sini sistem analis memimpin studi yang
mungkin terjadi dan mengemukakan pelaksanaannya pada manajer.
2) Fase Analisis
Fase ini mempunyai tugas penting yaitu menunjukkan kebutuhan pemakai
informasi dan menentukan tingkat penampilan sistem yang diperlukan untuk
mengenal resiko, mengatur rangkaian tugas, dan menyediakan dasar untuk kontrol.
Analisis mengumpulkan persyaratan untuk sistem. Tahap ini meliputi rinci kajian
terhadap kebutuhan bisnis organisasi.Pilihan untuk mengubah proses bisnis dapat
dianggap. Berfokus pada desain tingkat tinggi seperti desain, program apa yang
diperlukan dan bagaimana mereka akan berinteraksi, desain tingkat rendah
(bagaimana setiap program akan bekerja), desain interface (antarmuka apa saja yang
akan terlihat seperti) dan data desain (data yang akan diperlukan). Selama tahap ini,
perangkat lunak dari keseluruhan struktur yang ditetapkan. Analisis dan Desain
sangat krusial dalam pembangunan seluruh siklus.
3) Fase Desain
Fase Desain ini meliputi penentuan pemrosesan dan data yang dibutuhkan
oleh sistem yang baru, dan pemilihan konfigurasi terbaik dari hardware yang
menyediakan desain. Desain system adalah ketentuan mengenal proses dan data yang
dibutuhkan oleh sistem yang baru. Proses desain akan menerjemahkan syarat
kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum
dibuat coding. Proses ini berfokus pada : struktur data, arsitektur perangkat lunak,
representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Merancang alir kerja
(workflow) dari sistem dalam bentuk diagram alir (flowchart) atau Data Flow
Diagram (DFD). Merancang basis data (database) dalam bentuk Entity Relationship
Diagram (ERD) bisa juga sekalian membuat basis data secara fisik. Merancang
arsitektur aplikasi dan jika diperlukan menentukan juga kerangka kerja (framework)
akan digunakan baik selama tahap pengembangan (development) maupun pada saat
implementasi (deployment).
4) Fase Pelaksanaan / Implementasi
Fase ini melibatkan beberapa spesialis informasi tambahan yang mengubah
desain dari bentuk kertas menjadi satu dalam hardware, software, dan data.
Pelaksanaan adalah penambahan dan penggabungan antara sumber-sumber secara
fisik dan konseptual yang menghasilkan pekerjaan sistem. Dalam tahap ini, desain
yang sudah diterjemahkan ke dalam kode.Program komputer yang ditulis
menggunakan bahasa pemrograman konvensional atau aplikasi generator.
5) Fase Pemakaian / Penggunaan
Selama fase penggunaan, audit memimpin pelaksanaannya untuk menjamin
bahwa sistem benar-benar dikerjakan, dan pemeliharaannya pun dilakukan sehingga
sistem dapat menyediakan kebutuhan yang diinginkan. Pada fase 1-3 adalah siklus
hidup pengembangan system. Tahap 4 adalah tahap penggunaan (implementasi)
yang berlangsung hingga tiba waktunya untuk merancang system itu kembali jika
diperlukan.
2.6.3 Sistem Pengatur an Basis Data
Sistem Pengaturan Basis data adalah sebuah sistem perangkat lunak yang
memungkinkan pengguna untuk menjelaskan, membuat, memelihara dan melakukan
Sistem Pengaturan basis data adalah sebuah sistem perangkat lunak yang
digunakan untuk membuat,memelihara dan menyediakan akses kontrol kepada
pengguna basisdata (Hoffer, Prescott dan McFadden ,2005 , p7). Sehingga secara
keseluruhan DBMS dapat disimpulkan bahwa sistem pengaturan basis data
merupakan suatu sistem perangkat lunak yang digunakan untuk menjelaskan,
membuat, memelihara, dan mengontrol semua akses ke basis data.
2.7. Penger tian MySQL
MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima dan
mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user serta menggunakan perintah
standar SQL (Structured Query Language). Database MySQL merupakan suatu
perangkat lunak database yang berbentuk database relasional atau dalam bahasa
basis data sering kita sebut dengan Relation Database Management System (RDBMS)
yang menggunakan suatu bahasa permintaan bernama SQL.
MySQL juga disebut sebagai suatu sistem manajemen basis data. Suatu basis
data adalah sebuah kumpulan data yang terstruktur. Untuk menambahkan,
mengakses, dan memproses data yang tersimpan pada suatu basis data komputer
diperlukan sistem manajemen basis data seperti MySQL. MySQL mampu menangani
basis data berukuran besar yaitu bisa memuat 60 ribu tabel dan 50 juta record. Karena
komputer sangat unggul dalam menangani sejumlah besar data, sistem manajemen
basis data memainkan suatu peranan yang penting dalam komputasi, baik sebagai
MySQL adalah program database server dan SQL adalah bahasa yang
digunakan di dalamnya. SQL (Struktur Query Language) dibagi menjadi dua bentuk
Query, yaitu :
1) DDL (Data Definition Language)
DDL adalah sebuah Metode Query SQL yang berguna untuk mendefinisikan
data pada sebuah database, adapun Query yang dimiliki adalah CREATE, DROP,
ALTER.
2) DML (Data Manipulation Language)
DML adalah sebuah metode Query yang dapat digunakan apabila DDL telah
terjadi, sehingga fungsi dari Query ini adalah untuk melakukan pemanipulasian
database yang telah ada atau telah dibuat sebelumnya. Query yang termasuk di
dalamnya adalah INSERT, UPDATE, DELETE.
2.8. Penger tian PHP
PHP pertama kali dibuat pada musim gugur tahun 1994 oleh Rasmus Lerdoff,
awalnya digunakan pada websitenya untuk mencatat siapa saja yang berkunjung dan
melihat biodataya. Versi pertama yang dirilis tersedia pada awal tahun 1995, dikenal
sebagai tool Personal Home Page. Parser diprogram ulang pada pertengahan 1995
dan diberi nama PHP/FI versi 2.0. FI berasal dari paket Rasmus lainnya yang ditulis
untuk menginterpretasi data dari form, yang kemudian dikombinasikan dengan tool
Tahun 1995 ini dianggap sebagai tahun kelahiran dari PHP/FI yang kemudian
membuat pertumbuhan aplikasi web yang pesat, dan banyak orang kemudian
berkontribusi mengembangkan PHP/FI. Sulit untuk mendapatkan statistik yang tepat
untuk memperkirakan panggunaan PHP/FI, tetapi diperkirakan pada akhir 1996 telah
digunakan oleh sedikitnya 15000 website di seluruh dunia. Dan pertengahan 1997
mencapai 50000 situs. Pada pertengahan 1997 ini juga terjadi perubahan
pengembangan PHP. Pengembangan dilakukan oleh tim yang terorganisasi bukan
oleh Rasmus sendiri saja lagi. Parser dikembangkan oleh Zeev Suraski dan Andi
Gutmans yang kemudian menjadi dasar untuk versi 3, dan banyak utilitas tambahan
yang diprogram untuk menambah kemampuan dari versi 2. Versi terakhir (PHP 4)
menggunakan engine script Zend untuk lebih meningkatkan kinerja (performance)
dan mempunyai dukungan yang banyak berupa ekstensi dan fungsi dari berbagai
library pihak ketiga (third party), dan berjalan seolah modul asli (native) dari
berbagai server web yang populer. Sejak Januari 2001 PHP3 dan PHP4 disertakan
pada sejumlah produk server web komersial seperti web Stronghold RedHat.
PHP adalah bahasa pemrograman server side yang sudah banyak digunakan
pada saat ini, terutama untuk pembuatan website dinamis. Untuk hal-hal tertentu
dalam pembuatan web, bahasa pemrograman PHP memang diperlukan, misalnya saja
untuk memproses data yang dikirimkan oleh pengunjung web. PHP pertama kali
dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Web Server yang mendukung php
dapat ditemukan dimana - mana dari mulai IIS sampai dengan apache, dengan
bahBAB III METODOLOGI SISTEM
3.1. Analisis Sistem
Perkembangan teknologi dan informasi berkembang secara cepat. Mencari informasi dan memcari solusi dari suatu permasalahan jauh lebih mudah. Salah
satunya dalam proses pemilihan tempat penitipan anak. Berdasarkan latarbelakang dan rumusan masalah yang terdapat dapat pada bab sebelumnya dapat diketahui perancangan sistem yang dilakukan adalah sistem pendukung keputusan
pemilihan tempat penitipan anak dengan menggunakan metode Multiple Attribute Decision Making - TOPSIS.
Sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penitipan anak dengan menggunakan metode Multiple Attribute Decision Making - TOPSIS merupakan sistem informasi yang dibangun untuk membantu orang tua dalam memilih tempat
penitipan anak sesuai dengan kriteria yang diinginkan. TOPSIS merupakan metode yang termasuk dalam metode Multiple Attribute Decision Making yang diterapkan dalam pembuatan sistem informasi ini dengan pembobotan yang sudah ditentukan. Sistem ini akan menampilkan hasil rekomendasi tempat penitipan anak yang sesuai dengan yang diinputkan oleh user (orang tua). Akan tetapi
3.1.1. Data Set Penentu Kriter ia
Dalam sistem pendukung keputusan ini masalah yang terjadi adalah bagaimana menentukan sebuah keputusan pemilihan tempat penitipan anak yang sesuai dengan kebutuhan para orang tua untuk anak-anaknya. Beberapa kriteria
yang digunakan sebagai solusi yang memungkinkan sesuai dengan permasalahan yang ada.
Adapun keterangan dari masing-masing kriteria adalah sebagai berikut : 1. Kondisi Tempat Penitipan Anak
Kondisi tempat pentipan anak sering kali diperhitungkan dalam pemilihan,
dikarenakan semua orang tua akan memilih tempat penitipan anak yang nyaman bagi sang anak. Penilaian dimulai dari keadaan masing-masing ruangan yang
bersih, aman, tidak dekat dengan jalan raya, terdapat beberapa ruangan yang terpisah min 4 ruangan (ruang makan, ruang tidur, ruang bermain dan ruang belajar), memiliki ruang kesehatan sendiri, dan terdapatnya ruangan penunjang
lainnya misalnya kamar mandi anak dan petugas terpisah, ada dapur, ruangan cuci/setrika dan lain-lain (Direktorat Jendral Bina Kesejahteraan Sosial RI,
1998:31-33). 2. Fasilitas
Setiap tempat penitipan anak yang menawarkan fasilitas pengasuhan harus
memenuhi persyaratan umum yang menjamin kualitas tempat tersebut. Adapun fasilitas pendukung yang biasa ditawarkan untuk menarik pelanggan memilih
anaknya pada hari itu. Termasuk menyediakan makan, cemilan, popok untuk bayi
dan mainan yang bersifat edukatif dan lain-lain. 3. Biaya penitipan
Pengguna jasa pengasuhan anak harus mempertimbangkan biaya yang
diperlukan. Jika ada biaya tambahan maka biaya tersebut harus sesuai dengan kondisi keuangan yang mampu anda sediakan. Perhatikan pula untuk biaya
pendaftaran yang termasuk dengan uang muka atau uang pangkal dengan biaya penitipan per bulan.
4. Pengasuh
Pastikan para pengasuh adalah orang-orang yang sudah terlatih untuk menghadapi bayi dan batita. Hitung jumlah pengasuh yang bertugas dan cek rasio
pengasuh dengan jumlah anak yang berada di tempat penitipan anak tersebut. Sesuai dengan NAEYC (National Association for the Education of Young Children) rasio yang ideal untuk pengasuh di TPA adalah 1 orang dewasa untuk 3-4 bayi, 1 orang dewasa untuk 4-5 anak berusia 2tahun dan 1 orang dewasa untuk 8-10 anak berusia 4tahun.
5. Playgroup
Adanya playgroup menjadi sisi positif tersendiri bagi para pengguna jasa penitipan, sehingga mereka tidak perlu lagi mencari playgroup diluar tempat
penitipan anak. Walaupun ada atau tidak adanya playgroup ini hanya menjadi optional namun seringkali menjadi pertimbangan pengguna jasa penitipan anak
Dari hasil study lapangan yang telah dilakukan dengan mendatangi
beberapa tempat penitipan anak maka didapat data-data yang menjadi sample yang sesuai dengan kriteria yang terkait dengan sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penitipan anak yaitu :
1) Kondisi tempat penitipan anak
Tabel 3.1 Data Kondisi tempat penitipan anak
Nama keterangan
TPA “Pelangi” − Ruangan yang bersih dan aman serta letaknya tidak dekat dengan jalan raya.
− Memiliki beberapa ruangan penunjang seperti dapur, ruang cuci dll
− Mempunyai 4 ruangan yang terpisah yaitu ruang makan, ruang tidur, ruang belajar dan main.
TPA “Tiara” − Ruangan yang bersih dan aman serta letaknya tidak dekat dengan jalan raya.
− Memiliki beberapa ruangan penunjang seperti dapur, ruang cuci dll
− Minimal mempunyai 4 ruangan yang terpisah yaitu ruang makan, ruang tidur, ruang belajar dan main. − Peralatan bermain dan peralatan makan terjaga
kebersihannya dan tidak berbahaya.
TPA “Salsabil” − Ruangan yang bersih dan aman serta letaknya tidak dekat dengan jalan raya.
− Tiap-tiap ruangannya luas
− Memiliki beberapa ruangan penunjang seperti dapur, ruang cuci dll atau terdapat ruang kesehatan atau klinik − Minimal mempunyai 4 ruangan yang terpisah yaitu
ruang makan, ruang tidur, ruang belajar dan main. − Peralatan bermain dan peralatan makan terjaga
kebersihannya dan tidak berbahaya. TPA “AMAN Anak
Mandiri”
− Ruangan yang bersih dan aman serta letaknya tidak dekat dengan jalan raya.
ruang cuci dll atau terdapat ruang kesehatan atau klinik − Minimal mempunyai 4 ruangan yang terpisah yaitu
ruang makan, ruang tidur, ruang belajar dan main. − Peralatan bermain dan peralatan makan terjaga
kebersihannya dan tidak berbahaya.
TPA “Cassie” − Ruangan yang bersih dan aman serta letaknya tidak dekat dengan jalan raya.
− Tiap-tiap ruangannya luas
− Memiliki beberapa ruangan penunjang seperti dapur, ruang cuci dll atau terdapat ruang kesehatan atau klinik − Minimal mempunyai 4 ruangan yang terpisah yaitu
ruang makan, ruang tidur, ruang belajar dan main. − Peralatan bermain dan peralatan makan terjaga
kebersihannya dan tidak berbahaya.
TPA “Hello Leo” − Ruangan yang bersih dan aman serta letaknya tidak dekat dengan jalan raya.
− Tiap-tiap ruangannya luas
− Memiliki beberapa ruangan penunjang seperti dapur, ruang cuci dll atau terdapat ruang kesehatan atau klinik − Minimal mempunyai 4 ruangan yang terpisah yaitu
ruang makan, ruang tidur, ruang belajar dan main. − Peralatan bermain dan peralatan makan terjaga
kebersihannya dan tidak berbahaya.
Tabel 3.1 ini berisikan tentang nama tempat penitipan anak dan daftar
kondisi tempat penitipan anak tersebut yang telah didapat oleh admin yang akan digunakan untuk sample penilaian dan pembobotan dimana daftar kondisi yang
paling banyak memiliki kondisi yang mendukung dalam pengambilan keputusa.
2) Data fasilitas
Tabel 3.2 Data fasilitas tempat penitipan anak
Nama Ketersediaan
− Sarana belajar dan bermain yang memadai.
TPA “Tiara” − Jadwal kegiatan anak yang tersusun setiap harinya. − Adanya permerikasaan kesehatan rutin / outbond. − Kegiatan pembelajaran dan bermain yang mendidik − Sarana belajar dan bermain yang memadai.
TPA “Salsabil” − Jadwal kegiatan anak yang tersusun setiap harinya. − Adanya permerikasaan kesehatan rutin / outbond. − Adanya Psikolog
− Kegiatan pembelajaran dan bermain yang mendidik − Sarana belajar dan bermain yang memadai.
TPA “AMAN Anak Mandiri”
− Jadwal kegiatan anak yang tersusun setiap harinya. − Adanya permerikasaan kesehatan rutin / outbond. − Terdapat CCTV
− Kegiatan pembelajaran dan bermain yang mendidik − Sarana belajar dan bermain yang memadai.
TPA “Cassie” − Jadwal kegiatan anak yang tersusun setiap harinya. − Adanya permerikasaan kesehatan rutin / outbond. − Adanya Psikolog
− Terdapat CCTV − Ruangan yang ber-AC
− Kegiatan pembelajaran dan bermain yang mendidik − Sarana belajar dan bermain yang memadai.
TPA “Hello Leo” − Jadwal kegiatan anak yang tersusun setiap harinya. − Adanya permerikasaan kesehatan rutin / outbond. − Terdapat CCTV
− Menyediakan Makan
− Kegiatan pembelajaran dan bermain yang mendidik − Sarana belajar dan bermain yang memadai.
Tabel 3.2 menyajikan informasi atas fasilitas yang terdapat pada tempat penitipan anak dimana kebanyakan fasilitas yang paling banyak terdapat pada
3) Data biaya
Tabel 3.3 Data biaya tempat penitipan anak
Nama Biaya pendaftaran Spp/bulan Lain-lain TPA “Pelangi” Rp 300.000,- Rp 400.000,- Harian
10.000,-/jam TPA “Tiara” Rp 550.000,- Rp 550.000,- Harian
6000,-/jam TPA “Salsabil” Rp 500.000,- Rp 500.000 Harian
6000,-/jam TPA “AMAN Anak
Mandiri”
Rp 550.000,- (Peralatan &
kasur)
Rp 350.000,- Harian 10.000,-/jam
TPA “Cassie” Rp 800.000,- Rp 700.000 Harian: 8.000,-/jam TPA “Hello Leo” Rp 275.000,- Rp 450.000 (tnp
makan) Rp 600.000 (dg
makan)
Harian Rp 50.000,- (2X
makan)
Tabel 3.3 menyajikan informasi biaya dimana biaya disini dibagi menjadi dua yaitu biaya pendaftaran dan biaya SPP per bulan dan biaya tambahan yaitu biaya
penitipan anak terhitung harian. Pada setiap tempat penitipan anak mempunyai daftar biaya yang berbeda-beda sesuai dengan kelengkapan yang ada.
4) Data pengasuh
Tabel 3.4 Data pengasuh tempat penitipan anak
Nama Jumlah pengasuh Jumlah anak
TPA “Pelangi” 3 orang pengasuh 18 anak playgrub
TPA “AMAN Anak
Mandiri” 6 orang dewasa
24 anak
TPA “Cassie” 5 orang dewasa 25 anak
TPA “Hello Leo” 4 orang dewasa 22 anak
Tabel 3.4 merupakan tabel yang berisikan jumlah pengasuh dan anak asuh yang nantinya akan dijadikan rasio untuk perhitungan, terlihat pada tempat
penitipan anak AMAN (Anak Mandiri) yang mempunyai pengasih terbanyak sedangkan untuk jumlah anak asuh yang terbanyak terdapat pada tempat penitipan
anak Salsabil dan tempat penitipan anak Cassie.
5) Playgroup
Tabel 3.5 Data keterangan playgroup
Nama keterangan
TPA “Pelangi” Terdapat Playgroup
TPA “Tiara” Terdapat Playgroup
TPA “Salsabil” Tidak terdapat Playgroup TPA “AMAN Anak Mandiri” Terdapat Playgroup TPA “Cassie” Terdapat Playgroup TPA “Hello Leo” Tidak terdapat Playgroup
Tabel 3.5 terdapat data keterangan ada atau tidaknya playgroup pada tempat penitipan anak tersebut. Ternyata kebanyakan dari daftar tempat penitipan anak
3.1.2. Nilai kr iteria dan Bobot
Kriteria-kriteria tempat penitipan yang dapat dipilih oleh user ini nantinya akan diberikan nilai kriteria dan nilai bobot dari masing-masing alternatif sudah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan hasil study literatur dan survei maka didapat
kriteria beserta nilai kriteria tempat penitipan anak dan masing-masing nilai bobotnya :
a. Kondisi Tempat Penitipan Anak
Untuk kriteria kondisi tempat penitipan anak pemberian bobot berdasarkan penilaian akan kondisi tempat penitipan anak itu sendiri. Kondisi disini yang
dimaksud adalah :
1. Ruangan yang bersih dan aman serta letaknya tidak dekat dengan jalan raya.
2. Tiap-tiap ruangannya luas
3. Memiliki beberapa ruangan penunjang seperti dapur, ruang cuci dll atau terdapat ruang kesehatan atau klinik
4. Minimal mempunyai 4 ruangan yang terpisah yaitu ruang makan, ruang tidur, ruang belajar dan main.
5. Peralatan bermain dan peralatan makan terjaga kebersihannya dan tidak berbahaya.
Dengan tingkat kepentingan dinilai dari 1 sampai 5, yaitu:
1. Nilai 1 = sangat tidak bagus (memiliki 1 list dari kriteria kondisi Tempat
penitipan anak).
3. Nilai 3 = lumayan (memiliki 3 list dari kriteria kondisi Tempat penitipan
anak).
4. Nilai 4 = bagus (memiliki 4 list dari kriteria kondisi Tempat penitipan anak). 5. Nilai 5 = sangat bagus (memiliki 5 list dari kriteria kondisi Tempat penitipan
anak).
b. Fasilitas
Untuk pemberian nilai kriteria dan nilai bobot dari kriteria fasilitas ini
dihitung dari segi kelebihan apa saja yang ditawarkan oleh masing-masing tempat penitipan anak. Fasilitas yang biasa terdapat di tempat penitipan anak ialah : Jadwal kegiatan anak yang tersusun setiap harinya, adanya permerikasaan
kesehatan rutin / outbond, adanya Psikolog, terdapat CCTV, menyediakan Makan, ruangan yang ber-AC, kegiatan pembelajaran dan bermain yang mendidik, sarana
belajar dan bermain yang memadai.
Dengan tingkat kepentingan dinilai dari 1 sampai 5, yaitu:
1. Nilai 1 = sangat tidak bagus (memiliki 1 - 2 fasilitas dari list kriteria fasilitas). 2. Nilai 2 = tidak bagus (memiliki 3 fasilitas dari list kriteria fasilitas).
c. Biaya
Kriteria biaya disini dibedakan menjadi dua yaitu biaya pendaftaran (uang muka atau uang pangkal) dan biaya penitipan per bulan. Karena seringkali keduanya menjadi pemikiran tersendiri ketika akan memilih tempat penitipan
anak. Berikut keterangan pemberian nilai dan bobot pada setiap kriteria biaya untuk tiap-tiap tempat penitipan anak:
1. Nilai 1 = Lebih dari sama dengan Rp 876.000,- 2. Nilai 2 = Rp 676.000,- s/d Rp 875.000,-
3. Nilai 3 = Rp 476.000,- s/d Rp 675.000,-
4. Nilai 4 = Rp 276.000,- s/d Rp 475.000,-
5. Nilai 5 = Kurang dari sama dengan Rp 275.000,-
d. Pengasuh
Pemberian bobot pada kriteria pengasuh dinilai dari rasio pengasuh dengan
anak asuhan berdasarkan survei di lapangan. 1. Nilai 1 = 1 pengasuh untuk 8-10 anak asuhan
2. Nilai 2 = 1 pengasuh untuk 7 anak asuhan 3. Nilai 3 = 1 pengasuh untuk 6 anak asuhan 4. Nilai 4 = 1 pengasuh untuk 5 anak asuhan
5. Nilai 5 = 1 pengasuh untuk 4 anak asuhan
e. Playgroup
1. Nilai 1 = Untuk tempat penitipan yang tidak memiliki playgroup.
2. Nilai 5 = Untuk tempat penitipan yang memiliki playgroup.
3.1.3. Nilai Alternatif dan Bobot Kriter ia
Nilai alternatif adalah nilai yang digunakan untuk menghitung pada metode TOPSIS yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya. Sedangkan untuk
bobot kriteria merupakan nilai yang ditentukan oleh user dengan tingkat kebutuhan yang sesuai dengan kepentingan masing-masing user.
3.2. Metode Analisis
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Studi literatur, yaitu dengan memahami buku yang terkait dengan sistem pendukung keputusan berkelompok dengan metode TOPSIS untuk pemecahan
masalah
b) Survei, Ini dilakukan pada beberapa tempat penitipan anak yang berada di Sidoarjo yang mana bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi
mengenai kriteria yang subjektif yang akan digunakan dalam melakukan desain dan pengembangan sistem. Data dan informasi yang diperoleh dapat
menggambarkan tentang keputusan pemilihan tempat penitipan anak terbaik sebagai bahan penelitian.
c) Perancangan sistem meliputi analisis kebutuhan, membuat pemodelan,
merancang basis data, basis model dan user .
d) Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Tempat Penitipan
Rekomendasi Alternatif
TPA Data Alternatif TPA Analisis
Alternatif TPA Analisis Kriteria
Hitung Bobot Data kriteria
e) Evaluasi dan pengujian sistem, tahap ini pengujian yang dimaksud adalah
untuk mengevaluasi fungsi dari hasil sistem yang baru di uji coba, serta memperbaiki model sistem yang telah dikembangkan apabila terdapat kesalahan.
f) Penyusunan Laporan, tahapan ini akan dipaparkan laporan hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan.
3.3. Model Pengembangan
Secara umum sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penitipan
anak menggunakan metode TOPSIS ini memiliki tahapan sebagai berikut :
INPUT PROSES OUTPUT
Gambar 3.1 Alur Proses Sistem Seleksi
Pada gambar 3.1 terlihat alur proses sistem dari mulai input sampai dengan
output. Input yang dilakukan oleh User dalam hal ini adalah para orang tua berupa data alternatif tempat penitipan anak yang akan dipilih menjadi tempat penitipan anak mereka dan data kriteria dimana kriteria tempat penitipan anak yang akan
Kemudian input tersebut diproses dengan menganalisis alternatif tempat
penitipan anak dan analisis kriteria serta dilakukan pembobotan pada masing-masing kriteria, perhitungan proses dilakukan dengan menggunakan metode TOPSIS. Output yang dihasilkan adlah hasil yang dilakukan berupa hasil
rekomendasi yang akan dipilih menjadi tempat penitipan anak .
3.4. Algoritma Metode TOPSIS
Alur proses metode TOPSIS dimulai dengan melakukan studi lapangan yang didukung dengan study pustaka untuk menentukan kriteria dan alternatif
tempat penitipan anak, selanjutnya adalah mengambil data alternatif tempat penitipan anak yang akan diseleksi. Dari alternatif tempat penitipan anak tersebut
akan dibobotkan tiap kriteria yang dimiliki masing-masing alternatif untuk menentukan bobot prioritasnya. Seluruh data alternatif dan kriteria diolah dalam bentuk matriks hingga dihasilkan suatu rekomendasi strategik. Berikut adalah alur
Gambar 3.2 Flowchart Metode TOPSIS
Keterangan Gambar 3.2 flowchart metode TOPSIS :
1. Sebelum memulai melakukan perhitungan TOPSIS hal yang pertama yang dilakukan input data dari tiap kriteria pada semua alternatif yang ada, yang nantinya akan dinormalisasikan setelah membuat matriks keputusannya.
2. Setelah itu pengguna dapat memberikan bobot preferensi yang sesuai dengan tingkat kepentingan.
; dengan i=1,2…,m; dan j=1,2,…,n... (3.1)
4. Tahap TOPSIS yang kedua adalah membuat matriks keputusan yang ternormalisasi berbobot, artinya hasil dari matriks keputusan ternormalisasi dikalikan dengan bobot preferensi dari pengguna.
5. Lalu menentukan solusi ideal positif dan solusi ideal negatif. Dengan :
= Max yij ; jika j adalah atribut keuntungan dan min yij ; jika j adalah atribut biaya. Sedangkan = Min yij ; jika j adalah atribut keuntungan dan max yij ; jika j adalah atribut biaya. Keuntungan yang dimaksud disini yaitu parameter yang nilai-nya dimaksimalkan untuk mendapatkan prioritas
tertinggi. Sedangkan biaya (cost) yaitu parameter yang nilai-nya diminimumkan untuk mendapatkan prioritas tertinggi.
6. Kemudian menentukan jarak antara solusi ideal positif dan negatif.
7. Tahap terakhir dari metode TOPSIS ini adalah menentukan nilai preferensi untuk setiap kriteria.
3.5 Perancangan Antar muka
Perancangan antar muka (interface) yang akan dibuat untuk sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penitipan anak ini akan dibuat secara terstruktur. Dan gambar 3.3 dibawah ini adalah gambar pada tampilan menu
utama oleh user.
Gambar 3.5 perancangan antarmuka seleksi tempat penitipan anak
Pada gambar 3.4 adalah design untuk menampilkan list dari tempat
penitipan anak yang nantinya akan digunakan oleh user untuk memperoleh informasi tentang masing-masing tempat penitipan anak sebelum user memilih dan masuk ke perhitungan. Sedang kan untuk gambar 3.5 adalah tampilan ketika
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kebutuhan Sistem
Untuk bisa menjalankan semua proses yang ada di dalam sistem
pendukung keputusan ini dibutuhkan beberapa requirement berupa perangkat lunak agar sistem dapat berjalan dengan lancar.
4.1.1 Kebutuhan Sofware
Perangkat lunak yang digunakan dalam perancangan dan pembuatan
adalah sebagai berikut : a) Dreamweaver CS5
b) Paket webserver apache menggunakan xampp win-32 versi 1.7.4
c) Database MySQL yang digunakan untuk menyimpan data.
4.1.2 Kebutuhan Hardwar e
Didalam perancangan dan pembangunan sistem pendukung keputusan ini, penulis menggunakan perangkat keras sebagai media implementasi. Berikut
4.2 Pr oses Penyimpanan Data
Penyimpanan data menggunakan database MySQL. Interface MySQL menggunakan software phpmyadmin yang tersedia pada paket XAMPP. Database aplikasi bernama “ssistem”. Seperti gambar 4.1 yang terlihat dibawah ini.
Gambar 4.1 Database Aplikasi
4.3 Implementasi Antar Muka
Pada bab ini akan diimplementasikan desain antar muka (interface) yang telah dibuat sebelumnya. Dengan tampilan antarmuka, admin dan user bisa berinteraksi langsung dengan sistem. Pada tampilan akan terdapat menu-menu
yang apabila di klik akan berpindah halaman sesuai pilihan.
4.3.1 Halaman Admin
Gambar 4.2 Form Login Admin
Dibawah ini merupakan potongan source program untuk melakukan login halaman admin :
Setelah admin melakukan login, halaman pertama yang akan ditemui adalah halaman Home admin. Disana terdapat menu-menu yang hanya bisa diakses oleh admin. Dan berikut adalah tampilan Menu utama admin.
Dalam sistem ini tugas utama admin adalah meng-upload berita yang
nantinya akan ditampilkan dan disajikan untuk user. Gambar 4.4 adalah tampilan untuk admin dalam memposting artikel yang terkait dengan tempat penitipan anak.
Gambar 4.4 Tampilan Posting Artikel
Dalam sistem ini admin juga mempunyai kewenangan untuk mengedit
segala hal yang berkaitan dengan sistem, salah satu contoh kewenangan itu adalah mengedit artikel yang telah di posting. Gambar 4.5 adalah halaman yang
digunakan admin untuk mengedit artikel yang sudah diposting sebelumnya.
Salah satu tugas utama admin adalah untuk menginputkan data-data
penitipan anak yang nantinya akan digunakan user untuk memperoleh informasi sebelum user masuk ke perhitungan sistem pendukung keputusan. Gambar 4.6 adalah halaman untuk memasang data-data tempat penitipan anak beserta nilai
pada setiap kriteria.
Gambar 4.6 Tampilan Posting Tempat Penitipan Anak
Dibawah ini adalah tampilan setelah admin memasang data-data tempat
penitipan anak. Terlihat pada tampilan admin juga bisa mengganti foto tempat penitipan anak, mengedit serta menghapus data-data yang terkait dengan tempat
penitipan anak yang telah dipasang.
Gambar 4.7 Tampilan List Tempat Penitipan Anak
Gambar 4.8 Tampilan Daftar Nilai Kriteria
Gambar 4.9 Tampilan Editing Nilai Kriteria
Seperti pada gambar 4.8 yang merupakan tampilan untuk admin yang
digunakan untuk melihat nilai kriteria untuk masing-masing tempat penitipan anak. Sedangkan untuk mengedit nilai kriteria tersebut terlihat pada gambar 4.9.
4.3.2 Halaman User
Halaman user adalah halaman yang ditampilkan untuk user sebagai
pencari informasi yang terkait dan pencarian keputusan dalam sistem yang telah dibuat. Pada halaman ini user disediakan beberapa menu, diantaranya Home,
Artikel, List Tempat Penitipan Anak, About Us, keterangan-ketengan lain yang terkait, user juga bisa memberikan kritik dan saran yang disediakan di menu
Gambar 4.10 Tampilan Halaman Utama User
Artikel-artikel yang sudah dipasang oleh admin sebelumnya bisa diakses
oleh user pada menu Artikel pada halaman user, Gambar 4.11 adalah tampilan menu Artikel oleh user.
Gambar 4.11 Tampilan Menu Artikel
akan menjadi alternatif yang nantinya akan dihitung dengan metode TOPSIS.
Gambar 4.12 adalah tampilan untuk menu List TPA oleh User.
Gambar 4.12 Tampilan Menu List Tempat Penitipan Anak
Gambar 4.14 merupakan tampilan Menu “Mulai Perhitungan”,pada
tampilan inilah user dapat menggunakan sistem pendukung keputusan. Sebelumnya user akan diberitahu bagaimana langkah-langkah yang nantinya akan dilakukan untuk melakukan perhitungan sistem pendukung keputusan.
Gambar 4.14 Tampilan Menu Mulai Perhitungan
Gambar 4.15 dibawah ini adalah tampilan halaman yang disediakan untuk
user dapat melihat tempat penitipan anak mana sajakah yang akan masuk dalam perhitungan.
Untuk masuk ke proses perhitungan user yang sebelumnya diberikan data
alamat tempat penitipan anak, pada halaman selanjutnya akan menampilkan form pengidian bobot kriteria yang diinginkan oleh user. Mulai dari keriteria kondisi tempat penitipan anak, fasilitas yang dibutuhkan, biaya yang dapat diberikan oleh
user, rasio pengasuh yang sesuai dengan kebutuhan dan optional untuk pemilihan ada tidaknya playgroup. Tampilan jelasnya bisa dilihat pada gambar 4.16.
Untuk memberi saran dan kritikan user telah disediakan menu “Comment”. Saran dan kritikan tersebut akan digunakan untuk memperbaiki dan menggembangkan sistem pendukung keputusan ini. Berikut adalah tampilan form Comment oleh User.
Gambar 4.17 Tampilan Menu Comment User
4.4 Skenario Uji Coba
Skenario uji coba merupakan rencana-rencana awal sebelum adanya
pelaksanaan uji coba, sehingga pada scenario uji coba ini akan dibahas hal-hal atau permasalahan yang akan diuji cobakan ke dalam sistem ini. Adapun scenario uji coba ini meliputi uji coba pengaksesan dan pengolahan data
untuk masing-masing grup.
Untuk scenario uji coba admin yaitu memastikan apakah data-data
4.5 Pelaksanaan Uji Coba
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan uji coba berdasarkan scenario uji coba yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya. Dibawah ini adalah uji coba admin untuk memasang informasi (data-data)
tempat penitipan anak. Sedangkan untuk user adalah pengujian sistem pendukung keputusan-nya.
4.5.1 Uji Coba Posting Tempat Penitipan Anak Oleh Admin
Gambar 4.18 menampilkan form yang digunakan oleh admin untuk
memasang hal-hal yang terkait dengan tempat penitipan anak, dimulai dari nama TPA, alamat, biaya, pengasuh serta nilai-nilai kriteria yang nantinya akan
4.5.2 Uji Coba SPK Oleh User
Pertama-tama langkah yang harus dilakukan oleh user adalah menginputkan nama user, nama user ini yang nantinya akan digunakan oleh admin untuk data berapa banyak sistem pendukung keputusan ini digunakan.
Berikut adalah form input nama user. Terlihat nama user adalah bismillah.
Gambar 4.19 Tampilan Form Input Nama User
Lalu pada halaman berikutnya user bisa melihat gambar 4.20, dimana terlihat disini user anak disajikan beberapa alternatif tempat penitipan anak beserta dengan alamat tempat penitipan anak tersebut.
Gambar 4.20 Tampilan Daftar Tempat Penitipan Anak pada perhitungan
Dari pemilihan 6 tempat penitipan anak yang ada . Pada halaman
Gambar 4.21 adalah adalah contoh nilai bobot kriteria user untuk uji coba ke-1
dengan mengisikan semua kriteria sesuai kebutuhan atau kepentingan. Sebagai contoh user memberikan centang untuk semua subkriteria pada kriteria kondisi tempat penitipan anak, 5 dari fasilitas yang disediakan.
Gambar 4.21 Tampilan Input Bobot Preferensi ujicoba ke-1
Gambar 4.22 adalah tampilan hasil akhir dari perhitungan metode TOPSIS