• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT PENITIPAN ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTIPLE ATTIBUTE DECISION MAKING - TOPSIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT PENITIPAN ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTIPLE ATTIBUTE DECISION MAKING - TOPSIS."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGUNAKAN METODE

MULTIPLE ATTIBUTE

DECISION MAKING

- TOPSIS

SKRIPSI

Disusun Oleh :

RAISA HAKIM 0934010007

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

(2)

MENGGUNAKAN METODE

MULTIPLE ATTIBUTE

DECISION MAKING

- TOPSIS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Komputer

J ur usan Teknik Infor matika

Disusun Oleh :

RAISA HAKIM 0934010007

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

(3)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT

PENITIPAN ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE

MULTIPLE ATTIBUTE DECISION MAKING

- TOPSIS

Disusun Oleh :

RAISA HAKIM 0934010007

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Teknik Infor matika Fakultas Teknologi Industri

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 29 November 2013

Pembimbing: Tim Penguji :

1. 1.

Budi Nugroho, S.Kom, M.kom Yisti Vita Via, S.ST, M.Kom NPT. 3 8006 05 0205 1 NPT. 3 8604 13 0347 1

2. 2.

Faisal Muttaqin, S.Kom Wahyu S.J .Saputr a, S.Kom, M.Kom NPT. 3 8512 13 0351 1 NPT. 3 8608 10 0295 1

3.

Barry Nuqoba, S.Si, M.Kom NIP. 19841102 021212 1002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

(4)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT

PENITIPAN ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE

MULTIPLE ATTIBUTE DECISION MAKING - TOPSIS

Disusun Oleh : RAISA HAKIM

0934010007

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negar a Lisan Gelombang II Tahun Akademik 2013/2014

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Pendamping

Budi Nugroho, S.Kom, M.kom Faisal Muttaqin, S.Kom NPT. 3 8006 05 0205 1 NPT. 3 8512 13 0351 1

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Infor matika Fakultas Teknologi Industri

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

(5)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

J l. Rungkut Madya Gunung Anyar Sur abaya 60294 Tlp. (031) 8706369, 8783189 Fax. (031) 8706372 Website. www.upnjatim.ac.id

KETERANGAN REVISI

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut: Nama : Raisa Hakim

NPM : 0934010007

Program Studi : Teknik Informatika

Telah mengerjakan REVISI SKRIPSI Ujian Lisan Gelombang II TA 2013/2014 dengan judul :

“SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT

PENITIPAN ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTIPLE

ATTIBUTE DECISION MAKING - TOPSIS”

Surabaya, 23 Desember 2013 Dosen Penguji yang memeriksa revisi

1. Yisti Vita Via, S.ST, M.Kom

NPT. 3 8604 13 0347 1 { }

2. Wahyu S.J .Saputra, S.Kom, M.Kom

NPT. 3 8608 10 0295 1 { }

3. Bar ry Nuqoba, S.Si, M.Kom

NIP. 19841102 021212 1002 { }

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Pendamping

(6)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah

melimpahkan rahmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PEMILIHAN TEMPAT PENITIPAN ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULITIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING - TOPSIS”.

Tugas Akhir dengan beban 4 SKS ini disusun dan diajukan sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Tak lupa pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Bapak Ir.Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Industri UPN “VETERAN” Jawa timur.

2. Ibu Dr.Ir.Ni Ketut Sari, MT. selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika,

Fakultas Teknik Industri UPN “VETERAN” Jawa Timur.

3. Bapak Budi Nugroho, S.Kom, M.Kom selaku dosen pembimbing 1 dan Bapak Faisal Muttaqin, S.Kom selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan

(7)

5. Bapak, Ibuk, adek Nadya Ndut dan keluarga besar yang memberi motivasi dan doanya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

6. Seonsaengnim Leonard Luangga, S.Kom yang sudah meluangkan waktu

untuk mengajari cheja kamu ini, maaf kalau aku cerewet banget.

7. Buat “Orioerra” Ria Rismayanti, S.Kom, Sachroni, Widy, Adrian, Ayu dan Ryan yang selalu membantu, menemani dan menghiburku. Buat ahjumma Eka Yunita Wijayanti, S.Kom makasih banyak say…

8. Terima kasih untuk sahabatku “WARNEL” Wulan, Aping (Firda), Ninik, Erlin, Luiks yang udah kasih dorongan buat cepet nyelesaiin Tugas Akhir, my lovely sister Anik Muslihatin (Mbak Alee) matur suwun sanget nggeh.

9. Untuk Cassiopeia Surabaya terutama adminnya mami Denok, Izha, Dafa, Emma, Evvi, mbak Deshinta dan Deftian. Specially buat adek (Ajeng ND) makasih udah mau tak repotin.

Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, dapat menunjang perkembangan ilmu khususnya jurusan Teknik

Informatika. Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dalam menyelesaikan laporan ini. Akhirnya dengan ridho Allah penulis berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, November 2013

(8)

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Batasan Masalah ... 3

1.4Tujuan Penelitian ... 4

1.5Manfaat Penelitian ... 4

1.6Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1Penelitihan Terdahulu ... 6

2.2Sistem Pendukung Keputusan ... 7

2.3Multicriteria Decision Making ... 11

2.4Metode TOPSIS ... 12

2.5Tempat Penitipan Anak ... 14

2.6Database ... 17

(9)

2.8Pengertian PHP ... 22

BAB III METODOLOGI SISTEM ... 24

3.1Analisis Sistem ... 24

3.1.1 Data Set Penentu Kriteria ... 35

3.1.2 Nilai Kriteria dan Bobot ... 32

3.1.3 Nilai Alternatif dan Bobot Kriteria ... 35

3.2Metode Analisis ... 35

3.3Model Pengembangan ... 36

3.4Algoritma Metode TOPSIS ... 37

3.5Perancangan Antar Muka... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1Kebutuhan Sistem ... 42

4.1.1 Kebutuhan Sofware ... 42

4.1.2 Kebutuhan Hardware ... 42

4.2Proses Penyimpanan Data ... 43

4.3Implementasi Antar Muka ... 43

4.3.1 Halaman Admin ... 43

4.3.2 Halaman User ... 48

4.4Skenario Uji Coba ... 53

4.5Pelaksanaan Uji Coba ... 54

(10)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1Kesimpulan ... 67

5.2Saran ... 68

(11)

DECISION MAKING - TOPSIS

Dosen Pembimbing 1 : Budi Nugroho, S.kom, M.kom Dosen Pembimbing 2 : Faisal Muttaqin, S.kom

Disusun Oleh : Raisa Hakim (0934010007)

ABSTRAK

Tempat penitipan anak adalah suatu wadah pembinaan kesejahteraan anak yang memberikan pelayanan kepada para ibu-ibu bekerja atau orang tua bekerja, yang memiliki anak dalam usia balita sampai usia prasekolah yang mencakup pertumbuhan dan kesejahteraan anak baik jasmani maupun rohani dan sosialnya. Perencanaan suatu sistem pendukung keputusan yang dapat membantu dalam pemilihan mencari tempat penitipan anak.

TOPSIS merupakan salah satu model perhitungan dari metode MCDM. TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang pada tahun 1981. Dimana pada tugas akhir ini nilai yang dihitung adalah nilai dari setiap tempat penitipan anak berdasarkan kriteria.

Dengan menggunakan sistem pendukung keputusan yang telah dibuat diharapkan user dapat mengetahui secara umum tentang nilai tempat penitipan anak yang akan dipilih. Tugas akhir ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan database MySQL. Berdasarrkan dari perhitungan manual dan hasil perhitungan program didapatkan hasil yang sama. Keluaran dari sistem ini berupa hasil perangkingan tempat penitipan anak.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banyaknya aktivitas yang mulai memadati dalam pekerjaan, membuat para orang tua harus pandai dalam memberikan perawatan bagi sang buah hati

selama mereka bekerja. Bagi orang tua yang bekerja di luar rumah, dan tidak memiliki pembantu, pasti sangat membutuhkan tempat penitipan anak yang tepat untuk sang buah hati. Banyaknya tempat penitipan anak yang kian marak

belakangan ini membuat para orang tua harus berfikir dua kali dimana tempat yang cocok dan mempunyai kualitas yang bagus yang akan berdampak baik bagi

tumbuh kembang otak dan mental anak. Mencari tempat penitipan anak tidaklah mudah. Tentunya banyak faktor yang harus jadi bahan pertimbangan sebelum kita menentukan tempat penitipan anak yang tepat. Perencanaan suatu sistem yang

dapat membantu dalam pemilihan mencari tempat penitipan anak sangat diperlukan oleh para orang tua dalam mencari tempat penitipan yang sesuai

dengan kriteria yang diinginkan.

(13)

diharapkan dapat membantu orang tua dalam menentukan tempat penitipan anak

yang sesuai.

Multicriteria Decision Making (MCDM), ditujukan untuk pengambilan keputusan yang menganduk kriteria objek majemuk. MCDM dianggap sebagai istilah untuk semua model dan teknik yang berhubungan dengan Multiobjective Decision Making (MODM), dan Multiattribute Decision Making (MADM). MADM menentukan alternative terbaik dari sekumpulan alternative (permasalahan pilihan) dengan menggunakan preferensi alternative sebagai

kriteria dalam pemilihan. Sedangkan MODM memakai optimasi pendekatan, sehingga untuk menyelesaikannya harus dicari terlebih dahulu model matematis dari persoalan yang akan dipecahkan. Technique For Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) merupakan salah satu metode perhitungan MADM. Metode ini dipilih karena metode ini banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis .Hal ini disebabkan karena,

konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari alternatif – alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana.

Dari latar belakang diatas penulis ingin membuat aplikasi berbasis web yang berguna bagi para orang tua untuk menentukan tempat penitipan anak yang

(14)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana merancang suatu program sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan oleh para orang tua untuk menentukan dan memilih tempat penitiapan anak yang sesuai dengan keinginan.

b. Bagaimana menyajikan informasi yang berkaitan dengan tempat penitipan anak .

c. Bagaimana mengaplikasikan metode TOPSIS sebagai sistem pendukung

keputusan pemilihan tempat penitipan anak dan membandingkan hasil pemilihan tempat penitipan anak yang menggunakan metode TOPSIS dan

hasil pemilihan yang manual (tanpa menggunakan metode TOPSIS).

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Tempat Penitipan anak ini adalah :

a. Merancang suatu program sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan oleh para orang tua untuk menentukan dan memilih tempat penitiapan anak yang sesuai dengan keinginan.

(15)

pemilihan tempat penitipan anak yang menggunakan metode TOPSIS dan

hasil pemilihan yang manual (tanpa menggunakan metode TOPSIS).

c. Untuk menyajikan informasi yang berkaitan dengan tempat penitipan anak.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam skripsi ini adalah:

a. Bagi para orang tua yang ingin memilih tempat penitipan anak

1. Memudahkan dalam menentukan mana tempat penitipan anak yang

sesuai dengan kriteria.

2. Membantu untuk mendapatkan informasi terkait tentang tempat penitipan anak

b. Bagi yayasan tempat penitipan anak

1. Membantu mengenalkan tempat penitipan anak ke masyarakat luas.

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang terkait dengan skripsi ini adalah :

1. Penentuan pemilihan tempat penitipan anak hanya berdasarkan oleh syarat yang telah ditetapkan dari awal sehingga tidak disediakan penambahan syarat yang dapat mengubah kinerja sistem.

2. Penentuan hasil penyeleksian hanya berdasarkan data-data yang disimpulkan berdasarkan survei ke beberapa tempat penitipan anak.

(16)

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam laporan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dari hasil program ini, pembahasan disajikan dalam lima bab dengan sistematika

pembahasan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Pembahasannya berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah dan sistematika penulisan

yang digunakan dalam laporan ini.

BAB II Tinjauan Pustaka. Menjelaskan tentang teori-teori penunjang, teknik

yang digunakan dalam melakukan analisis dan pembuatan program. BAB III Metodologi Penelitian. Berisi tentang metode analisis, rekayasa sistem,

perancangan sistem dan analisis untuk aplikasi yang dibuat.

BAB IV Hasil dan Pembahasan. Berisi tentang gambaran objek penelitian, penyajian data, análisis data serta hasil yang telah dicapai yaitu berupa aplikasi yang telah dibuat.

BAB V Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari tahapan-tahapan yang dilakukan serta saran bagi pembaca untuk pengembangan sistem yang ada demi kesempurnaan sistem yang

(17)

2.1. Penelitian Ter dahulu

Sebagai bahan rujukan dalam penelitian akan dicantumkan hasil penelitian

terdahulu antara lain yaitu pada jurnal yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan

Pemilihan Anugerah Sagang Kategori Seniman Menggunakan Metode TOPSIS”.

Penelitian ini berlatar-belakangkan pada pemilihan bagi peserta yang berhak

menerima anugerah sagang berdasarkan penilaian dari beberapa dewan juri yang pada

saat itu penilaian yang diberikan masih menggunakan sistem manual. Penelitian ini

bertujuan untuk membangun sistem pendukung keputusan berbasis web untuk

pemilihan anugerah sagang dan menerapkan Metode TOPSIS (Technique for Order

Preference by Similarity to Ideal Solution) dalam membangun sistem pendukung

keputusan pemilihan anugerah sagang. Terdapat dua aktor yang terlibat dalam sistem

ini yaitu admin dan juri atau pengguna. Juri dapat melihat profil peserta atau

alternatif, memberikan penilaian dan mengedit nilai dari peserta, juga dapat melihat

hasil perangkingan. Sedangkan admin dapat mengubah semua data seperti edit,

delete, tambah alternatif kriteria dan juri.

Dari hasil analisa kuisioner yang dilakukan oleh empat orang juri didapatkan

bahwa sebanyak 90% Sistem yang telah dibangun dapat memberikan alternatif

keputusan pemilihan Anugerah Sagang. Sebanyak 75% responden menyatakan baik

(18)

dan 75% menyatakan sistem ini mudah digunakan.Sebanyak 70% responden

menyatkan sistem telah sesuai dengan prosedur yang ada pada yayasan anugerah

sagang. Sebanyak 75% responden menyatakan warna pada interface sistem menarik.

Berdasarkan dari hasil perhitungan manual dan hasil perhitungan

menggunakan metode TOPSIS untuk 3 periode didapatkan hasil yang sama sebesar

63%.

2.2. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Little (1970) mendefinisikan Decision Support System (DSS) sebagai

sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna

membantu para manajer mengambil keputusan. DSS dimaksudkan untuk menjadi alat

bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun

tidak untuk menggantikan penilaian mereka. DSS ditujukan untuk keputusan –

keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan – keputusan yang sama

sekali tidak dapat didukung oleh algoritma (Turban, dkk., 2005).

Pada dasarnya SPK ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem

informasi manajemen terkomputerisasi (Computerized Management Information

System), yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan

pemakainya. Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antara

berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan, seperti prosedur,

kebijakan, teknik analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna

(19)

Secara luas, dapat dikatakan bahwa SPK dirancang untuk menghasilkan

berbagai alternatif yang ditawarkan kepada para pengambil keputusan dalam

melaksanakan tugasnya. Karena, sebagian besar proses pengambilan keputusan yaitu

perumusan masalah, pencarian alternatif telah dikerjakan oleh sistem, maka

diharapkan para manajer akan lebih cepat dan akurat dalam menangani masalah yang

dihadapinya (Manurung, 2011).

Dalam sistem pendukung keputusan bukan untuk membuat keputusan.

Dengan sekumpulan kemampuan untuk mengolah informasi/data yang diperlukan

dalam proses pengambilan keputusan, sistem hanya berfungsi sebagai alat bantu

manajemen. Jadi sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan tugas

pengambilan keputusan dalam membuat keputusan. Sistem ini dirancang hanyalah

untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya dengan

menyajikan berbagai alternatif.

a. Karakteristik dan Kemampuan SPK

Sehubungan banyaknya definisi yang dikemukakan mengenai pengertian dan

penerapan dari sebuah SPK, sehingga menyebabkan terdapat banyak sekali

pandangan mengenai sistem tersebut. SPK memiliki karakteristik dan kemampuan

adalah sebagai berikut:

1) Mendukung seluruh kegiatan organisasi

2) Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi

3) Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan

(20)

5) Menggunakan baik data eksternal dan internal

6) Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis

7) Menggunakan beberapa model kuantitatif (Kosasi, 2002).

Dengan berbagai karakter khusus seperti dikemukakan di atas, sistem

pendukung pendukung keputusan dapat memberikan berbagai manfaat atau

keuntungan bagi pemakai (Kosasi, 2002). Kemampuan dimaksud di antaranya

meliputi:

1. Sistem pendukung keputusan dapat menunjang pembuatan keputusan manajemen

dalam menangani masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur.

2. Sistem pendukung keputusan dapat membantu manajer pada berbagai tingkatan

manajemen, mulai dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat

bawah.

3. Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan pemodelan dan analisis

pembuatan keputusan.

4. Sistem pendukung keputusan dapat menunjang pembuatan keputusan yang saling

bergantungan dan berurutan baik secara kelompok maupun perorangan.

5. Sistem pendukung keputusan menunjang berbagai bentuk proses pembuatan

keputusan dan jenis keputusan.

6. Sistem pendukung keputusan dapat melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat

fleksibel.

7. Sistem pendukung keputusan mudah melakukan interaksi sistem dan mudah

(21)

8. Sistem pendukung keputusan dapat meningkatkan efektivitas dalam pembuatan

keputusan daripada efisiensi.

9. Sistem pendukung keputusan mudah melakukan pengaksesan berbagai sumber

dan format data.

Di samping berbagai keuntungan dan manfaat seperti dikemukakan

sebelumnya, SPK juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah:

Universitas Sumatera Utara

1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat

dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya

mencerminkan persoalan sebenarnya.

2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada pembendaharaan pengetahuan yang

dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).

3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh SPK biasanya tergantung juga pada

kemampuan perangkat lunak yang digunakannya.

4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia,

karena walau bagaimana pun canggihnya suatu SPK, hanyalah sautu kumpulan

perangkat keras, perangakat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi

dengan kemampuan berpikir.

Bagaimanapun juga harus diingat bahwa SPK tidak ditekankan untuk

membuat keputusan. Dengan sekumpulan kemampuan untuk mengolah

(22)

berfungsi sebagai alat bantu manajemen. Jadi sistem ini tidak dimaksudkan untuk

menggantikan fungsi pengambil keputusan dalam membuat keputusan. Sistem ini

dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan

tugasnya (Umar Daihani, 2001).

2.3 Multicr iter ia Decision Making (MCDM)

Metode Multicriteria Decision Making (MCDM) ditujukan untuk

pengambilang keputusan yang mengandung kriteria objek majemuk, juga saling

konfliktual dan memiliki ukuran yang tidak bisa saling dibandingkan. MCDM selalu

melibatkan lebih dari satu kriteria yang saling menimbulkan trade off keputusan di

mana tingkat kepuasan dari satu kriteria berakibat pada penurunan kepuasan dalam

multiple criteria, ada beberapa metode yang dapat digunakan.

MCDM dianggap sebagai istilah untuk semua model dan teknik yang

berhubungan dengan Multiobjective Decision Making (MODM) dan Multiattribute

Decision Making (MADM). MADM menentukan alternatif terbaik dari sekumpulan

alternatif dengan menggunakan preferensi alternatif sebagai kriteria dalam pemilihan.

Sedangkan MODM memakai pendekatan optimasi, sehingga untuk

menyelesaikannya harus dicari terlebih dahulu model matematis dari persoalan yang

akan dipecahkan, kemudian dimaksimumkan atau diminimumkan sesuai model

(23)

2.4 Metode TOPSIS

Metode Technique For Order Preference by Similarity to Ideal (TOPSIS)

merupakan salah satu model perhitungan dari metode MADM. TOPSIS adalah salah

satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan

oleh Yoon dan Hwang tahun 1981 (Liyantanto, 2009). TOPSIS didasarkan pada

konsep, dimana alternatif terpilih yang baik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari

solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif.

Konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki

kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam

bentuk matematis yang sederhana.

Prinsip metode TOPSIS adalah sederhana, dimana alternatif yang dipilih

selain memiliki kedekatan dengan solusi ideal positif dan jauh dari solusi ideal

negatif. Solusi ideal terbentuk jika sebagai komposit dari nilai kinerja terbaik

ditampilkan oleh setiap alternatif untuk setiap atribut. Solusi ideal negatif adalah

gabungan dari nilai kinerja terburuk. Jarak ke masing-masing kutub kinerja diukur

dalam pengertian Euclidean, dengan bobot opsional dari setiap atribut. Konsep ini

banyak digunakan pada beberapa model MADM untuk menyelesaikan masalah

keputusan secara praktis (Kahraman dalam Lestari, 2011).

Adapun tahapan-tahapan yang dimiliki oleh metode ini ialah :

a. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi,

(24)

c. Menentukan solusi ideal positif dan matrik solusi ideal negatif,

d. Menentukan jarak antara nilai setiap alternative dengan matriks solusi ideal

positif dan matriks solusi ideal negatif,

e. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif.

TOPSIS membutuhkan rating kinerja setiap alternatif Ai pada setiap kriteria Cj yang

ternormalisasi (2.1), yaitu:

; dengan i=1,2…,m; dan j=1,2,…,n ... (2.1)

Solusi ideal positif A+ dan solusi A- dapat ditentukan berdasarkan ranking bobot

ternormalisasi (2.2) sebagai:

... (2.2)

dengan :

adalah : max yij ; jika j adalah atribut keuntungan

Min yij ; jika j adalah atribut biaya

adalah : min yij ; jika j adalah atribut keuntungan

Max yij ; jika j adalah atribut biaya

(25)

jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal positif (2.3) dirumuskan sebagai :

; i = 1,2,…,m. ... (2.3)

jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal negatif (2.4) dirumuskan sebagai :

; i = 1,2,…,m. ... (2.4)

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (2.5) diberikan sebagai :

; i = 1,2,…,m. ... (2.5)

Nilai Vi yang lebih besar menunujukan bahwa alternatif Ai lebih dipilih (Sri

Kusumadewi, 2006).

2.5. Tempat Penitipan Anak

Tempat Penitipan Anak (TPA) dikenal juga dengan sebutan Daycare Centre

(DCC). Ada beberapa pengertian TPA dari para ahli yaitu sebagai berikut.

a. Tempat penitipan anak adalah sarana pengasuhan anak dalam kelompok, biasanya

dilaksanakan pada saat jam kerja. TPA merupakan upaya yang terorganisasi

untuk mengasuh anak-anak di luar rumah mereka selama beberapa jam dalam

satu hari bilamana asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap.

Dalam hal ini, pengertian TPA hanya sebagai pelengkap terhadap asuhan orang

tua dan bukan sebagai pengganti asuhan orang tua (Perserikatan Bangsa-bangsa,

(26)

b. Tempat penitipan anak sebagai suatu wahana yang merupakan lembaga sosial

melaksan akan usaha kesejahteraan anak melalui kegiatan sosialisasi, rawatan,

asuhan dan pendidikan anak khususnya balita, sebagai upaya yang menunjang

keluarga dalam melaksanakan sebagian fungsinya untuk memberikan

perlindungan dan pemenuhan hak-hak anaknya, (Direktorat Bina Kesejahteraan

Anak, Keluarga, dan Lanjut Usia, 1995 : 4-5)

c. Panti Sosial Tempat Penitipan Anak (PSTPA) adalah wahana kesejahteraan sosial

yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi anak yang

orang tuanya berhalangan (bekerja, mencari nafkah atau halangan lain) sehingga

tidak berkesempatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada anaknya melalui

penyelenggaraan sosialisasi dan pendidikan prasekolah bagi anak usia 3 bulan

sampai memasuki pendidikan dasar. (Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan

Sosial – RI. 1998:3)

Dari semua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :

Tempat penitipan anak adalah suatu wadah pembinaan kesejahteraan anak

yang memberikan pelayanan kepada para ibu-ibu bekerja atau orang tua bekerja, yang

memiliki anak dalam usia balita sampai usia prasekolah yang mencakup pertumbuhan

dan kesejahteraan anak baik jasmani maupun rohani dan sosialnya.

Dari hasil rapat koordinasi "usaha kesejahteraan anak" departemen sosial

Republik Indonesia, dikemukakan pengertian Tempat penitipan anak yaitu: lembaga

(27)

mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang tua atau

ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan dalam bentuk peningkatan gizi,

pengembangan intelektual, emosional dan sosial.

Sarana tempat penitipan anak ini biasanya dirancang secara khusus baik

program, pelayanan staf, maupun penyediaan alat-alatnya. Semula sarana tempat

penitipan anak diperuntukkan bagi ibu dari kalangan keluarga kurang beruntung,

sedangkan sekarang sarana ini lebih banyak diminati oleh keluarga tingkat menengah

dan atas yang umumnya disebabkan kedua orang tuanya bekerja.

Menurut Newman (1975) keuntungan tempat penitipan anak, adalah:

1. Lingkungan lebih memberikan rangsangan terhadap panca indera,

2. Anak-anak akan memiliki ruang bermain (baik di dalam maupun diluar ruang)

yang relatif lebih luas bila dibandingkan ruang mereka sendiri,

3. Anak-anak lebih memiliki kesempatan berinteraksi atau berhubungan dengan

teman sebaya yang akan membantu perkembangan kerja sama dan ketrampilan

berbahasa,

4. Para orang tua dari anak-anak mempunyai kesempatan saling berinteraksi dengan

staf TPA yang memungkinkan terjadi peningkatan ketrampilan dan pengetahuan

dan tata cara pengasuhan anak,

5. Anak akan mendapat pengawasan dari pengasuh yang bertugas,

6. Pengasuh adalah orang dewasa yang sudah terlatih,

7. Tersedianya beragam peralatan rumah tangga, alat permainan, program

(28)

8. Tersedianya komponen pendidikan seperti anak belajar mandiri, berteman dan

mendapat kesempatan mempelajari berbagai ketrampilan.

2.6. Database (Basis Data)

Basis data adalah suatu koleksi data yang saling berhubungan secara logical

dan sebuah deskripsi data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi

suatu organisasi (Connolly, 2002, p14). Dapat dikatakan juga basis data adalah

kumpulan file yang saling berhubungan, hubungan tersebut biasa ditunjukkan dengan

kunci dari tiap file yang ada. Suatu basis data menunjukkan satu kumpulan data yang

dipakai dalam satu lingkup organisasi. Basis data menjadi salah satu bagian penting

dari perusahaan untuk menyimpan informasi-informasi yang diinginkan perusahaan

tersebut.

2.6.1. Penger tian Sistem Basis Data

Sistem basis data pada dasarnya adalah sekumpulan aplikasi yang berinteraksi

dengan basis data yaitu DBMS dan basis data itu sendiri (Connolly, 2005, p4).

Keseluruhan system terkomputerisasi tersebut membolehkan pengguna menelusuri

kembali dan mengubah informasi tersebut sesuai kebutuhan. Database Management

(29)

2.6.2. Siklus Hidup Sistem Basis Data

System Life Cycle (SLC) adalah proses evolusi yang diikuti oleh pelaksanaan

system informasi dasar-dasar atau subsistem. Telah ada pendekatan implementasi

tradisional sepanjang era komputer, dan ada perjanjian umum antara ahli-ahli

komputer sehubungan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan.

Adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau

subsistem informasi berbasis komputer. Sering disebut sebagai pendekatan air terjun

(waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem. Berbagai

metodologi SLC telah dikembangkan untuk memandu proses yang terlibat termasuk

model air terjun (asli metode SLC), pengembangan aplikasi cepat (RAD),

pengembangan aplikasi bersama (JAD), maka air mancur model dan spiral

model.Umumnya, beberapa model digabungkan ke dalam beberapa jenis hibrida

metodologi.

System Life Cycle terdiri dari lima fase yaitu :

1) Fase Perencanaan.

Fase ini dimulai dengan mendefinisikan masalah dan dilanjutkan dengan

sistem penunjukan objektif dan paksaan. Di sini sistem analis memimpin studi yang

mungkin terjadi dan mengemukakan pelaksanaannya pada manajer.

2) Fase Analisis

Fase ini mempunyai tugas penting yaitu menunjukkan kebutuhan pemakai

informasi dan menentukan tingkat penampilan sistem yang diperlukan untuk

(30)

mengenal resiko, mengatur rangkaian tugas, dan menyediakan dasar untuk kontrol.

Analisis mengumpulkan persyaratan untuk sistem. Tahap ini meliputi rinci kajian

terhadap kebutuhan bisnis organisasi.Pilihan untuk mengubah proses bisnis dapat

dianggap. Berfokus pada desain tingkat tinggi seperti desain, program apa yang

diperlukan dan bagaimana mereka akan berinteraksi, desain tingkat rendah

(bagaimana setiap program akan bekerja), desain interface (antarmuka apa saja yang

akan terlihat seperti) dan data desain (data yang akan diperlukan). Selama tahap ini,

perangkat lunak dari keseluruhan struktur yang ditetapkan. Analisis dan Desain

sangat krusial dalam pembangunan seluruh siklus.

3) Fase Desain

Fase Desain ini meliputi penentuan pemrosesan dan data yang dibutuhkan

oleh sistem yang baru, dan pemilihan konfigurasi terbaik dari hardware yang

menyediakan desain. Desain system adalah ketentuan mengenal proses dan data yang

dibutuhkan oleh sistem yang baru. Proses desain akan menerjemahkan syarat

kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum

dibuat coding. Proses ini berfokus pada : struktur data, arsitektur perangkat lunak,

representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Merancang alir kerja

(workflow) dari sistem dalam bentuk diagram alir (flowchart) atau Data Flow

Diagram (DFD). Merancang basis data (database) dalam bentuk Entity Relationship

Diagram (ERD) bisa juga sekalian membuat basis data secara fisik. Merancang

arsitektur aplikasi dan jika diperlukan menentukan juga kerangka kerja (framework)

(31)

akan digunakan baik selama tahap pengembangan (development) maupun pada saat

implementasi (deployment).

4) Fase Pelaksanaan / Implementasi

Fase ini melibatkan beberapa spesialis informasi tambahan yang mengubah

desain dari bentuk kertas menjadi satu dalam hardware, software, dan data.

Pelaksanaan adalah penambahan dan penggabungan antara sumber-sumber secara

fisik dan konseptual yang menghasilkan pekerjaan sistem. Dalam tahap ini, desain

yang sudah diterjemahkan ke dalam kode.Program komputer yang ditulis

menggunakan bahasa pemrograman konvensional atau aplikasi generator.

5) Fase Pemakaian / Penggunaan

Selama fase penggunaan, audit memimpin pelaksanaannya untuk menjamin

bahwa sistem benar-benar dikerjakan, dan pemeliharaannya pun dilakukan sehingga

sistem dapat menyediakan kebutuhan yang diinginkan. Pada fase 1-3 adalah siklus

hidup pengembangan system. Tahap 4 adalah tahap penggunaan (implementasi)

yang berlangsung hingga tiba waktunya untuk merancang system itu kembali jika

diperlukan.

2.6.3 Sistem Pengatur an Basis Data

Sistem Pengaturan Basis data adalah sebuah sistem perangkat lunak yang

memungkinkan pengguna untuk menjelaskan, membuat, memelihara dan melakukan

(32)

Sistem Pengaturan basis data adalah sebuah sistem perangkat lunak yang

digunakan untuk membuat,memelihara dan menyediakan akses kontrol kepada

pengguna basisdata (Hoffer, Prescott dan McFadden ,2005 , p7). Sehingga secara

keseluruhan DBMS dapat disimpulkan bahwa sistem pengaturan basis data

merupakan suatu sistem perangkat lunak yang digunakan untuk menjelaskan,

membuat, memelihara, dan mengontrol semua akses ke basis data.

2.7. Penger tian MySQL

MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima dan

mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user serta menggunakan perintah

standar SQL (Structured Query Language). Database MySQL merupakan suatu

perangkat lunak database yang berbentuk database relasional atau dalam bahasa

basis data sering kita sebut dengan Relation Database Management System (RDBMS)

yang menggunakan suatu bahasa permintaan bernama SQL.

MySQL juga disebut sebagai suatu sistem manajemen basis data. Suatu basis

data adalah sebuah kumpulan data yang terstruktur. Untuk menambahkan,

mengakses, dan memproses data yang tersimpan pada suatu basis data komputer

diperlukan sistem manajemen basis data seperti MySQL. MySQL mampu menangani

basis data berukuran besar yaitu bisa memuat 60 ribu tabel dan 50 juta record. Karena

komputer sangat unggul dalam menangani sejumlah besar data, sistem manajemen

basis data memainkan suatu peranan yang penting dalam komputasi, baik sebagai

(33)

MySQL adalah program database server dan SQL adalah bahasa yang

digunakan di dalamnya. SQL (Struktur Query Language) dibagi menjadi dua bentuk

Query, yaitu :

1) DDL (Data Definition Language)

DDL adalah sebuah Metode Query SQL yang berguna untuk mendefinisikan

data pada sebuah database, adapun Query yang dimiliki adalah CREATE, DROP,

ALTER.

2) DML (Data Manipulation Language)

DML adalah sebuah metode Query yang dapat digunakan apabila DDL telah

terjadi, sehingga fungsi dari Query ini adalah untuk melakukan pemanipulasian

database yang telah ada atau telah dibuat sebelumnya. Query yang termasuk di

dalamnya adalah INSERT, UPDATE, DELETE.

2.8. Penger tian PHP

PHP pertama kali dibuat pada musim gugur tahun 1994 oleh Rasmus Lerdoff,

awalnya digunakan pada websitenya untuk mencatat siapa saja yang berkunjung dan

melihat biodataya. Versi pertama yang dirilis tersedia pada awal tahun 1995, dikenal

sebagai tool Personal Home Page. Parser diprogram ulang pada pertengahan 1995

dan diberi nama PHP/FI versi 2.0. FI berasal dari paket Rasmus lainnya yang ditulis

untuk menginterpretasi data dari form, yang kemudian dikombinasikan dengan tool

(34)

Tahun 1995 ini dianggap sebagai tahun kelahiran dari PHP/FI yang kemudian

membuat pertumbuhan aplikasi web yang pesat, dan banyak orang kemudian

berkontribusi mengembangkan PHP/FI. Sulit untuk mendapatkan statistik yang tepat

untuk memperkirakan panggunaan PHP/FI, tetapi diperkirakan pada akhir 1996 telah

digunakan oleh sedikitnya 15000 website di seluruh dunia. Dan pertengahan 1997

mencapai 50000 situs. Pada pertengahan 1997 ini juga terjadi perubahan

pengembangan PHP. Pengembangan dilakukan oleh tim yang terorganisasi bukan

oleh Rasmus sendiri saja lagi. Parser dikembangkan oleh Zeev Suraski dan Andi

Gutmans yang kemudian menjadi dasar untuk versi 3, dan banyak utilitas tambahan

yang diprogram untuk menambah kemampuan dari versi 2. Versi terakhir (PHP 4)

menggunakan engine script Zend untuk lebih meningkatkan kinerja (performance)

dan mempunyai dukungan yang banyak berupa ekstensi dan fungsi dari berbagai

library pihak ketiga (third party), dan berjalan seolah modul asli (native) dari

berbagai server web yang populer. Sejak Januari 2001 PHP3 dan PHP4 disertakan

pada sejumlah produk server web komersial seperti web Stronghold RedHat.

PHP adalah bahasa pemrograman server side yang sudah banyak digunakan

pada saat ini, terutama untuk pembuatan website dinamis. Untuk hal-hal tertentu

dalam pembuatan web, bahasa pemrograman PHP memang diperlukan, misalnya saja

untuk memproses data yang dikirimkan oleh pengunjung web. PHP pertama kali

dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Web Server yang mendukung php

dapat ditemukan dimana - mana dari mulai IIS sampai dengan apache, dengan

(35)

bahBAB III METODOLOGI SISTEM

3.1. Analisis Sistem

Perkembangan teknologi dan informasi berkembang secara cepat. Mencari informasi dan memcari solusi dari suatu permasalahan jauh lebih mudah. Salah

satunya dalam proses pemilihan tempat penitipan anak. Berdasarkan latarbelakang dan rumusan masalah yang terdapat dapat pada bab sebelumnya dapat diketahui perancangan sistem yang dilakukan adalah sistem pendukung keputusan

pemilihan tempat penitipan anak dengan menggunakan metode Multiple Attribute Decision Making - TOPSIS.

Sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penitipan anak dengan menggunakan metode Multiple Attribute Decision Making - TOPSIS merupakan sistem informasi yang dibangun untuk membantu orang tua dalam memilih tempat

penitipan anak sesuai dengan kriteria yang diinginkan. TOPSIS merupakan metode yang termasuk dalam metode Multiple Attribute Decision Making yang diterapkan dalam pembuatan sistem informasi ini dengan pembobotan yang sudah ditentukan. Sistem ini akan menampilkan hasil rekomendasi tempat penitipan anak yang sesuai dengan yang diinputkan oleh user (orang tua). Akan tetapi

(36)

3.1.1. Data Set Penentu Kriter ia

Dalam sistem pendukung keputusan ini masalah yang terjadi adalah bagaimana menentukan sebuah keputusan pemilihan tempat penitipan anak yang sesuai dengan kebutuhan para orang tua untuk anak-anaknya. Beberapa kriteria

yang digunakan sebagai solusi yang memungkinkan sesuai dengan permasalahan yang ada.

Adapun keterangan dari masing-masing kriteria adalah sebagai berikut : 1. Kondisi Tempat Penitipan Anak

Kondisi tempat pentipan anak sering kali diperhitungkan dalam pemilihan,

dikarenakan semua orang tua akan memilih tempat penitipan anak yang nyaman bagi sang anak. Penilaian dimulai dari keadaan masing-masing ruangan yang

bersih, aman, tidak dekat dengan jalan raya, terdapat beberapa ruangan yang terpisah min 4 ruangan (ruang makan, ruang tidur, ruang bermain dan ruang belajar), memiliki ruang kesehatan sendiri, dan terdapatnya ruangan penunjang

lainnya misalnya kamar mandi anak dan petugas terpisah, ada dapur, ruangan cuci/setrika dan lain-lain (Direktorat Jendral Bina Kesejahteraan Sosial RI,

1998:31-33). 2. Fasilitas

Setiap tempat penitipan anak yang menawarkan fasilitas pengasuhan harus

memenuhi persyaratan umum yang menjamin kualitas tempat tersebut. Adapun fasilitas pendukung yang biasa ditawarkan untuk menarik pelanggan memilih

(37)

anaknya pada hari itu. Termasuk menyediakan makan, cemilan, popok untuk bayi

dan mainan yang bersifat edukatif dan lain-lain. 3. Biaya penitipan

Pengguna jasa pengasuhan anak harus mempertimbangkan biaya yang

diperlukan. Jika ada biaya tambahan maka biaya tersebut harus sesuai dengan kondisi keuangan yang mampu anda sediakan. Perhatikan pula untuk biaya

pendaftaran yang termasuk dengan uang muka atau uang pangkal dengan biaya penitipan per bulan.

4. Pengasuh

Pastikan para pengasuh adalah orang-orang yang sudah terlatih untuk menghadapi bayi dan batita. Hitung jumlah pengasuh yang bertugas dan cek rasio

pengasuh dengan jumlah anak yang berada di tempat penitipan anak tersebut. Sesuai dengan NAEYC (National Association for the Education of Young Children) rasio yang ideal untuk pengasuh di TPA adalah 1 orang dewasa untuk 3-4 bayi, 1 orang dewasa untuk 4-5 anak berusia 2tahun dan 1 orang dewasa untuk 8-10 anak berusia 4tahun.

5. Playgroup

Adanya playgroup menjadi sisi positif tersendiri bagi para pengguna jasa penitipan, sehingga mereka tidak perlu lagi mencari playgroup diluar tempat

penitipan anak. Walaupun ada atau tidak adanya playgroup ini hanya menjadi optional namun seringkali menjadi pertimbangan pengguna jasa penitipan anak

(38)

Dari hasil study lapangan yang telah dilakukan dengan mendatangi

beberapa tempat penitipan anak maka didapat data-data yang menjadi sample yang sesuai dengan kriteria yang terkait dengan sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penitipan anak yaitu :

1) Kondisi tempat penitipan anak

Tabel 3.1 Data Kondisi tempat penitipan anak

Nama keterangan

TPA “Pelangi” − Ruangan yang bersih dan aman serta letaknya tidak dekat dengan jalan raya.

− Memiliki beberapa ruangan penunjang seperti dapur, ruang cuci dll

− Mempunyai 4 ruangan yang terpisah yaitu ruang makan, ruang tidur, ruang belajar dan main.

TPA “Tiara” − Ruangan yang bersih dan aman serta letaknya tidak dekat dengan jalan raya.

− Memiliki beberapa ruangan penunjang seperti dapur, ruang cuci dll

− Minimal mempunyai 4 ruangan yang terpisah yaitu ruang makan, ruang tidur, ruang belajar dan main. − Peralatan bermain dan peralatan makan terjaga

kebersihannya dan tidak berbahaya.

TPA “Salsabil” − Ruangan yang bersih dan aman serta letaknya tidak dekat dengan jalan raya.

− Tiap-tiap ruangannya luas

− Memiliki beberapa ruangan penunjang seperti dapur, ruang cuci dll atau terdapat ruang kesehatan atau klinik − Minimal mempunyai 4 ruangan yang terpisah yaitu

ruang makan, ruang tidur, ruang belajar dan main. − Peralatan bermain dan peralatan makan terjaga

kebersihannya dan tidak berbahaya. TPA “AMAN Anak

Mandiri”

− Ruangan yang bersih dan aman serta letaknya tidak dekat dengan jalan raya.

(39)

ruang cuci dll atau terdapat ruang kesehatan atau klinik − Minimal mempunyai 4 ruangan yang terpisah yaitu

ruang makan, ruang tidur, ruang belajar dan main. − Peralatan bermain dan peralatan makan terjaga

kebersihannya dan tidak berbahaya.

TPA “Cassie” − Ruangan yang bersih dan aman serta letaknya tidak dekat dengan jalan raya.

− Tiap-tiap ruangannya luas

− Memiliki beberapa ruangan penunjang seperti dapur, ruang cuci dll atau terdapat ruang kesehatan atau klinik − Minimal mempunyai 4 ruangan yang terpisah yaitu

ruang makan, ruang tidur, ruang belajar dan main. − Peralatan bermain dan peralatan makan terjaga

kebersihannya dan tidak berbahaya.

TPA “Hello Leo” − Ruangan yang bersih dan aman serta letaknya tidak dekat dengan jalan raya.

− Tiap-tiap ruangannya luas

− Memiliki beberapa ruangan penunjang seperti dapur, ruang cuci dll atau terdapat ruang kesehatan atau klinik − Minimal mempunyai 4 ruangan yang terpisah yaitu

ruang makan, ruang tidur, ruang belajar dan main. − Peralatan bermain dan peralatan makan terjaga

kebersihannya dan tidak berbahaya.

Tabel 3.1 ini berisikan tentang nama tempat penitipan anak dan daftar

kondisi tempat penitipan anak tersebut yang telah didapat oleh admin yang akan digunakan untuk sample penilaian dan pembobotan dimana daftar kondisi yang

paling banyak memiliki kondisi yang mendukung dalam pengambilan keputusa.

2) Data fasilitas

Tabel 3.2 Data fasilitas tempat penitipan anak

Nama Ketersediaan

(40)

− Sarana belajar dan bermain yang memadai.

TPA “Tiara” − Jadwal kegiatan anak yang tersusun setiap harinya. − Adanya permerikasaan kesehatan rutin / outbond. − Kegiatan pembelajaran dan bermain yang mendidik − Sarana belajar dan bermain yang memadai.

TPA “Salsabil” − Jadwal kegiatan anak yang tersusun setiap harinya. − Adanya permerikasaan kesehatan rutin / outbond. − Adanya Psikolog

− Kegiatan pembelajaran dan bermain yang mendidik − Sarana belajar dan bermain yang memadai.

TPA “AMAN Anak Mandiri”

− Jadwal kegiatan anak yang tersusun setiap harinya. − Adanya permerikasaan kesehatan rutin / outbond. − Terdapat CCTV

− Kegiatan pembelajaran dan bermain yang mendidik − Sarana belajar dan bermain yang memadai.

TPA “Cassie” − Jadwal kegiatan anak yang tersusun setiap harinya. − Adanya permerikasaan kesehatan rutin / outbond. − Adanya Psikolog

− Terdapat CCTV − Ruangan yang ber-AC

− Kegiatan pembelajaran dan bermain yang mendidik − Sarana belajar dan bermain yang memadai.

TPA “Hello Leo” − Jadwal kegiatan anak yang tersusun setiap harinya. − Adanya permerikasaan kesehatan rutin / outbond. − Terdapat CCTV

− Menyediakan Makan

− Kegiatan pembelajaran dan bermain yang mendidik − Sarana belajar dan bermain yang memadai.

Tabel 3.2 menyajikan informasi atas fasilitas yang terdapat pada tempat penitipan anak dimana kebanyakan fasilitas yang paling banyak terdapat pada

(41)

3) Data biaya

Tabel 3.3 Data biaya tempat penitipan anak

Nama Biaya pendaftaran Spp/bulan Lain-lain TPA “Pelangi” Rp 300.000,- Rp 400.000,- Harian

10.000,-/jam TPA “Tiara” Rp 550.000,- Rp 550.000,- Harian

6000,-/jam TPA “Salsabil” Rp 500.000,- Rp 500.000 Harian

6000,-/jam TPA “AMAN Anak

Mandiri”

Rp 550.000,- (Peralatan &

kasur)

Rp 350.000,- Harian 10.000,-/jam

TPA “Cassie” Rp 800.000,- Rp 700.000 Harian: 8.000,-/jam TPA “Hello Leo” Rp 275.000,- Rp 450.000 (tnp

makan) Rp 600.000 (dg

makan)

Harian Rp 50.000,- (2X

makan)

Tabel 3.3 menyajikan informasi biaya dimana biaya disini dibagi menjadi dua yaitu biaya pendaftaran dan biaya SPP per bulan dan biaya tambahan yaitu biaya

penitipan anak terhitung harian. Pada setiap tempat penitipan anak mempunyai daftar biaya yang berbeda-beda sesuai dengan kelengkapan yang ada.

4) Data pengasuh

Tabel 3.4 Data pengasuh tempat penitipan anak

Nama Jumlah pengasuh Jumlah anak

TPA “Pelangi” 3 orang pengasuh 18 anak playgrub

(42)

TPA “AMAN Anak

Mandiri” 6 orang dewasa

24 anak

TPA “Cassie” 5 orang dewasa 25 anak

TPA “Hello Leo” 4 orang dewasa 22 anak

Tabel 3.4 merupakan tabel yang berisikan jumlah pengasuh dan anak asuh yang nantinya akan dijadikan rasio untuk perhitungan, terlihat pada tempat

penitipan anak AMAN (Anak Mandiri) yang mempunyai pengasih terbanyak sedangkan untuk jumlah anak asuh yang terbanyak terdapat pada tempat penitipan

anak Salsabil dan tempat penitipan anak Cassie.

5) Playgroup

Tabel 3.5 Data keterangan playgroup

Nama keterangan

TPA “Pelangi” Terdapat Playgroup

TPA “Tiara” Terdapat Playgroup

TPA “Salsabil” Tidak terdapat Playgroup TPA “AMAN Anak Mandiri” Terdapat Playgroup TPA “Cassie” Terdapat Playgroup TPA “Hello Leo” Tidak terdapat Playgroup

Tabel 3.5 terdapat data keterangan ada atau tidaknya playgroup pada tempat penitipan anak tersebut. Ternyata kebanyakan dari daftar tempat penitipan anak

(43)

3.1.2. Nilai kr iteria dan Bobot

Kriteria-kriteria tempat penitipan yang dapat dipilih oleh user ini nantinya akan diberikan nilai kriteria dan nilai bobot dari masing-masing alternatif sudah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan hasil study literatur dan survei maka didapat

kriteria beserta nilai kriteria tempat penitipan anak dan masing-masing nilai bobotnya :

a. Kondisi Tempat Penitipan Anak

Untuk kriteria kondisi tempat penitipan anak pemberian bobot berdasarkan penilaian akan kondisi tempat penitipan anak itu sendiri. Kondisi disini yang

dimaksud adalah :

1. Ruangan yang bersih dan aman serta letaknya tidak dekat dengan jalan raya.

2. Tiap-tiap ruangannya luas

3. Memiliki beberapa ruangan penunjang seperti dapur, ruang cuci dll atau terdapat ruang kesehatan atau klinik

4. Minimal mempunyai 4 ruangan yang terpisah yaitu ruang makan, ruang tidur, ruang belajar dan main.

5. Peralatan bermain dan peralatan makan terjaga kebersihannya dan tidak berbahaya.

Dengan tingkat kepentingan dinilai dari 1 sampai 5, yaitu:

1. Nilai 1 = sangat tidak bagus (memiliki 1 list dari kriteria kondisi Tempat

penitipan anak).

(44)

3. Nilai 3 = lumayan (memiliki 3 list dari kriteria kondisi Tempat penitipan

anak).

4. Nilai 4 = bagus (memiliki 4 list dari kriteria kondisi Tempat penitipan anak). 5. Nilai 5 = sangat bagus (memiliki 5 list dari kriteria kondisi Tempat penitipan

anak).

b. Fasilitas

Untuk pemberian nilai kriteria dan nilai bobot dari kriteria fasilitas ini

dihitung dari segi kelebihan apa saja yang ditawarkan oleh masing-masing tempat penitipan anak. Fasilitas yang biasa terdapat di tempat penitipan anak ialah : Jadwal kegiatan anak yang tersusun setiap harinya, adanya permerikasaan

kesehatan rutin / outbond, adanya Psikolog, terdapat CCTV, menyediakan Makan, ruangan yang ber-AC, kegiatan pembelajaran dan bermain yang mendidik, sarana

belajar dan bermain yang memadai.

Dengan tingkat kepentingan dinilai dari 1 sampai 5, yaitu:

1. Nilai 1 = sangat tidak bagus (memiliki 1 - 2 fasilitas dari list kriteria fasilitas). 2. Nilai 2 = tidak bagus (memiliki 3 fasilitas dari list kriteria fasilitas).

(45)

c. Biaya

Kriteria biaya disini dibedakan menjadi dua yaitu biaya pendaftaran (uang muka atau uang pangkal) dan biaya penitipan per bulan. Karena seringkali keduanya menjadi pemikiran tersendiri ketika akan memilih tempat penitipan

anak. Berikut keterangan pemberian nilai dan bobot pada setiap kriteria biaya untuk tiap-tiap tempat penitipan anak:

1. Nilai 1 = Lebih dari sama dengan Rp 876.000,- 2. Nilai 2 = Rp 676.000,- s/d Rp 875.000,-

3. Nilai 3 = Rp 476.000,- s/d Rp 675.000,-

4. Nilai 4 = Rp 276.000,- s/d Rp 475.000,-

5. Nilai 5 = Kurang dari sama dengan Rp 275.000,-

d. Pengasuh

Pemberian bobot pada kriteria pengasuh dinilai dari rasio pengasuh dengan

anak asuhan berdasarkan survei di lapangan. 1. Nilai 1 = 1 pengasuh untuk 8-10 anak asuhan

2. Nilai 2 = 1 pengasuh untuk 7 anak asuhan 3. Nilai 3 = 1 pengasuh untuk 6 anak asuhan 4. Nilai 4 = 1 pengasuh untuk 5 anak asuhan

5. Nilai 5 = 1 pengasuh untuk 4 anak asuhan

e. Playgroup

(46)

1. Nilai 1 = Untuk tempat penitipan yang tidak memiliki playgroup.

2. Nilai 5 = Untuk tempat penitipan yang memiliki playgroup.

3.1.3. Nilai Alternatif dan Bobot Kriter ia

Nilai alternatif adalah nilai yang digunakan untuk menghitung pada metode TOPSIS yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya. Sedangkan untuk

bobot kriteria merupakan nilai yang ditentukan oleh user dengan tingkat kebutuhan yang sesuai dengan kepentingan masing-masing user.

3.2. Metode Analisis

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Studi literatur, yaitu dengan memahami buku yang terkait dengan sistem pendukung keputusan berkelompok dengan metode TOPSIS untuk pemecahan

masalah

b) Survei, Ini dilakukan pada beberapa tempat penitipan anak yang berada di Sidoarjo yang mana bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi

mengenai kriteria yang subjektif yang akan digunakan dalam melakukan desain dan pengembangan sistem. Data dan informasi yang diperoleh dapat

menggambarkan tentang keputusan pemilihan tempat penitipan anak terbaik sebagai bahan penelitian.

c) Perancangan sistem meliputi analisis kebutuhan, membuat pemodelan,

merancang basis data, basis model dan user .

d) Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Tempat Penitipan

(47)

Rekomendasi Alternatif

TPA Data Alternatif TPA Analisis

Alternatif TPA Analisis Kriteria

Hitung Bobot Data kriteria

e) Evaluasi dan pengujian sistem, tahap ini pengujian yang dimaksud adalah

untuk mengevaluasi fungsi dari hasil sistem yang baru di uji coba, serta memperbaiki model sistem yang telah dikembangkan apabila terdapat kesalahan.

f) Penyusunan Laporan, tahapan ini akan dipaparkan laporan hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan.

3.3. Model Pengembangan

Secara umum sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penitipan

anak menggunakan metode TOPSIS ini memiliki tahapan sebagai berikut :

INPUT PROSES OUTPUT

Gambar 3.1 Alur Proses Sistem Seleksi

Pada gambar 3.1 terlihat alur proses sistem dari mulai input sampai dengan

output. Input yang dilakukan oleh User dalam hal ini adalah para orang tua berupa data alternatif tempat penitipan anak yang akan dipilih menjadi tempat penitipan anak mereka dan data kriteria dimana kriteria tempat penitipan anak yang akan

(48)

Kemudian input tersebut diproses dengan menganalisis alternatif tempat

penitipan anak dan analisis kriteria serta dilakukan pembobotan pada masing-masing kriteria, perhitungan proses dilakukan dengan menggunakan metode TOPSIS. Output yang dihasilkan adlah hasil yang dilakukan berupa hasil

rekomendasi yang akan dipilih menjadi tempat penitipan anak .

3.4. Algoritma Metode TOPSIS

Alur proses metode TOPSIS dimulai dengan melakukan studi lapangan yang didukung dengan study pustaka untuk menentukan kriteria dan alternatif

tempat penitipan anak, selanjutnya adalah mengambil data alternatif tempat penitipan anak yang akan diseleksi. Dari alternatif tempat penitipan anak tersebut

akan dibobotkan tiap kriteria yang dimiliki masing-masing alternatif untuk menentukan bobot prioritasnya. Seluruh data alternatif dan kriteria diolah dalam bentuk matriks hingga dihasilkan suatu rekomendasi strategik. Berikut adalah alur

(49)

Gambar 3.2 Flowchart Metode TOPSIS

Keterangan Gambar 3.2 flowchart metode TOPSIS :

1. Sebelum memulai melakukan perhitungan TOPSIS hal yang pertama yang dilakukan input data dari tiap kriteria pada semua alternatif yang ada, yang nantinya akan dinormalisasikan setelah membuat matriks keputusannya.

2. Setelah itu pengguna dapat memberikan bobot preferensi yang sesuai dengan tingkat kepentingan.

(50)

; dengan i=1,2…,m; dan j=1,2,…,n... (3.1)

4. Tahap TOPSIS yang kedua adalah membuat matriks keputusan yang ternormalisasi berbobot, artinya hasil dari matriks keputusan ternormalisasi dikalikan dengan bobot preferensi dari pengguna.

5. Lalu menentukan solusi ideal positif dan solusi ideal negatif. Dengan :

= Max yij ; jika j adalah atribut keuntungan dan min yij ; jika j adalah atribut biaya. Sedangkan = Min yij ; jika j adalah atribut keuntungan dan max yij ; jika j adalah atribut biaya. Keuntungan yang dimaksud disini yaitu parameter yang nilai-nya dimaksimalkan untuk mendapatkan prioritas

tertinggi. Sedangkan biaya (cost) yaitu parameter yang nilai-nya diminimumkan untuk mendapatkan prioritas tertinggi.

6. Kemudian menentukan jarak antara solusi ideal positif dan negatif.

7. Tahap terakhir dari metode TOPSIS ini adalah menentukan nilai preferensi untuk setiap kriteria.

(51)

3.5 Perancangan Antar muka

Perancangan antar muka (interface) yang akan dibuat untuk sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penitipan anak ini akan dibuat secara terstruktur. Dan gambar 3.3 dibawah ini adalah gambar pada tampilan menu

utama oleh user.

(52)

Gambar 3.5 perancangan antarmuka seleksi tempat penitipan anak

Pada gambar 3.4 adalah design untuk menampilkan list dari tempat

penitipan anak yang nantinya akan digunakan oleh user untuk memperoleh informasi tentang masing-masing tempat penitipan anak sebelum user memilih dan masuk ke perhitungan. Sedang kan untuk gambar 3.5 adalah tampilan ketika

(53)

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kebutuhan Sistem

Untuk bisa menjalankan semua proses yang ada di dalam sistem

pendukung keputusan ini dibutuhkan beberapa requirement berupa perangkat lunak agar sistem dapat berjalan dengan lancar.

4.1.1 Kebutuhan Sofware

Perangkat lunak yang digunakan dalam perancangan dan pembuatan

adalah sebagai berikut : a) Dreamweaver CS5

b) Paket webserver apache menggunakan xampp win-32 versi 1.7.4

c) Database MySQL yang digunakan untuk menyimpan data.

4.1.2 Kebutuhan Hardwar e

Didalam perancangan dan pembangunan sistem pendukung keputusan ini, penulis menggunakan perangkat keras sebagai media implementasi. Berikut

(54)

4.2 Pr oses Penyimpanan Data

Penyimpanan data menggunakan database MySQL. Interface MySQL menggunakan software phpmyadmin yang tersedia pada paket XAMPP. Database aplikasi bernama “ssistem”. Seperti gambar 4.1 yang terlihat dibawah ini.

Gambar 4.1 Database Aplikasi

4.3 Implementasi Antar Muka

Pada bab ini akan diimplementasikan desain antar muka (interface) yang telah dibuat sebelumnya. Dengan tampilan antarmuka, admin dan user bisa berinteraksi langsung dengan sistem. Pada tampilan akan terdapat menu-menu

yang apabila di klik akan berpindah halaman sesuai pilihan.

4.3.1 Halaman Admin

(55)

Gambar 4.2 Form Login Admin

Dibawah ini merupakan potongan source program untuk melakukan login halaman admin :

Setelah admin melakukan login, halaman pertama yang akan ditemui adalah halaman Home admin. Disana terdapat menu-menu yang hanya bisa diakses oleh admin. Dan berikut adalah tampilan Menu utama admin.

(56)

Dalam sistem ini tugas utama admin adalah meng-upload berita yang

nantinya akan ditampilkan dan disajikan untuk user. Gambar 4.4 adalah tampilan untuk admin dalam memposting artikel yang terkait dengan tempat penitipan anak.

Gambar 4.4 Tampilan Posting Artikel

Dalam sistem ini admin juga mempunyai kewenangan untuk mengedit

segala hal yang berkaitan dengan sistem, salah satu contoh kewenangan itu adalah mengedit artikel yang telah di posting. Gambar 4.5 adalah halaman yang

digunakan admin untuk mengedit artikel yang sudah diposting sebelumnya.

(57)

Salah satu tugas utama admin adalah untuk menginputkan data-data

penitipan anak yang nantinya akan digunakan user untuk memperoleh informasi sebelum user masuk ke perhitungan sistem pendukung keputusan. Gambar 4.6 adalah halaman untuk memasang data-data tempat penitipan anak beserta nilai

pada setiap kriteria.

Gambar 4.6 Tampilan Posting Tempat Penitipan Anak

(58)

Dibawah ini adalah tampilan setelah admin memasang data-data tempat

penitipan anak. Terlihat pada tampilan admin juga bisa mengganti foto tempat penitipan anak, mengedit serta menghapus data-data yang terkait dengan tempat

penitipan anak yang telah dipasang.

Gambar 4.7 Tampilan List Tempat Penitipan Anak

(59)

Gambar 4.8 Tampilan Daftar Nilai Kriteria

Gambar 4.9 Tampilan Editing Nilai Kriteria

Seperti pada gambar 4.8 yang merupakan tampilan untuk admin yang

digunakan untuk melihat nilai kriteria untuk masing-masing tempat penitipan anak. Sedangkan untuk mengedit nilai kriteria tersebut terlihat pada gambar 4.9.

4.3.2 Halaman User

Halaman user adalah halaman yang ditampilkan untuk user sebagai

pencari informasi yang terkait dan pencarian keputusan dalam sistem yang telah dibuat. Pada halaman ini user disediakan beberapa menu, diantaranya Home,

Artikel, List Tempat Penitipan Anak, About Us, keterangan-ketengan lain yang terkait, user juga bisa memberikan kritik dan saran yang disediakan di menu

(60)

Gambar 4.10 Tampilan Halaman Utama User

Artikel-artikel yang sudah dipasang oleh admin sebelumnya bisa diakses

oleh user pada menu Artikel pada halaman user, Gambar 4.11 adalah tampilan menu Artikel oleh user.

Gambar 4.11 Tampilan Menu Artikel

(61)

akan menjadi alternatif yang nantinya akan dihitung dengan metode TOPSIS.

Gambar 4.12 adalah tampilan untuk menu List TPA oleh User.

Gambar 4.12 Tampilan Menu List Tempat Penitipan Anak

(62)

Gambar 4.14 merupakan tampilan Menu “Mulai Perhitungan”,pada

tampilan inilah user dapat menggunakan sistem pendukung keputusan. Sebelumnya user akan diberitahu bagaimana langkah-langkah yang nantinya akan dilakukan untuk melakukan perhitungan sistem pendukung keputusan.

Gambar 4.14 Tampilan Menu Mulai Perhitungan

Gambar 4.15 dibawah ini adalah tampilan halaman yang disediakan untuk

user dapat melihat tempat penitipan anak mana sajakah yang akan masuk dalam perhitungan.

(63)

Untuk masuk ke proses perhitungan user yang sebelumnya diberikan data

alamat tempat penitipan anak, pada halaman selanjutnya akan menampilkan form pengidian bobot kriteria yang diinginkan oleh user. Mulai dari keriteria kondisi tempat penitipan anak, fasilitas yang dibutuhkan, biaya yang dapat diberikan oleh

user, rasio pengasuh yang sesuai dengan kebutuhan dan optional untuk pemilihan ada tidaknya playgroup. Tampilan jelasnya bisa dilihat pada gambar 4.16.

(64)

Untuk memberi saran dan kritikan user telah disediakan menu “Comment”. Saran dan kritikan tersebut akan digunakan untuk memperbaiki dan menggembangkan sistem pendukung keputusan ini. Berikut adalah tampilan form Comment oleh User.

Gambar 4.17 Tampilan Menu Comment User

4.4 Skenario Uji Coba

Skenario uji coba merupakan rencana-rencana awal sebelum adanya

pelaksanaan uji coba, sehingga pada scenario uji coba ini akan dibahas hal-hal atau permasalahan yang akan diuji cobakan ke dalam sistem ini. Adapun scenario uji coba ini meliputi uji coba pengaksesan dan pengolahan data

untuk masing-masing grup.

Untuk scenario uji coba admin yaitu memastikan apakah data-data

(65)

4.5 Pelaksanaan Uji Coba

Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan uji coba berdasarkan scenario uji coba yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya. Dibawah ini adalah uji coba admin untuk memasang informasi (data-data)

tempat penitipan anak. Sedangkan untuk user adalah pengujian sistem pendukung keputusan-nya.

4.5.1 Uji Coba Posting Tempat Penitipan Anak Oleh Admin

Gambar 4.18 menampilkan form yang digunakan oleh admin untuk

memasang hal-hal yang terkait dengan tempat penitipan anak, dimulai dari nama TPA, alamat, biaya, pengasuh serta nilai-nilai kriteria yang nantinya akan

(66)

4.5.2 Uji Coba SPK Oleh User

Pertama-tama langkah yang harus dilakukan oleh user adalah menginputkan nama user, nama user ini yang nantinya akan digunakan oleh admin untuk data berapa banyak sistem pendukung keputusan ini digunakan.

Berikut adalah form input nama user. Terlihat nama user adalah bismillah.

Gambar 4.19 Tampilan Form Input Nama User

Lalu pada halaman berikutnya user bisa melihat gambar 4.20, dimana terlihat disini user anak disajikan beberapa alternatif tempat penitipan anak beserta dengan alamat tempat penitipan anak tersebut.

Gambar 4.20 Tampilan Daftar Tempat Penitipan Anak pada perhitungan

Dari pemilihan 6 tempat penitipan anak yang ada . Pada halaman

(67)

Gambar 4.21 adalah adalah contoh nilai bobot kriteria user untuk uji coba ke-1

dengan mengisikan semua kriteria sesuai kebutuhan atau kepentingan. Sebagai contoh user memberikan centang untuk semua subkriteria pada kriteria kondisi tempat penitipan anak, 5 dari fasilitas yang disediakan.

Gambar 4.21 Tampilan Input Bobot Preferensi ujicoba ke-1

Gambar 4.22 adalah tampilan hasil akhir dari perhitungan metode TOPSIS

Gambar

Tabel 3.1 ini berisikan tentang nama tempat penitipan anak  dan daftar
Tabel 3.2 menyajikan informasi atas fasilitas yang terdapat pada tempat
Tabel 3.3 Data biaya tempat penitipan anak
Tabel 3.5  Data keterangan playgroup
+7

Referensi

Dokumen terkait

Semua responden memperoleh skor yang hampir sama iaitu sisihan piawaiannya adalah 0.709 dan semua skor berhampiran dengan nilai min, maka pemilihan jawapan responden

Perlakuan variasi waktu pengadukan berpengaruh nyata pada volume dan volume spesifik adonan, volume dan volume spesifik roti, tingkat pengembangan, tinggi roti, dan

Keputusan Menteri Negara Urusan Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 104.1/Kep/M.KUKM/X/2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan

Kariadi yang diperiksa, didapatkan hasil penelitian yaitu tidak adanya hubungan antara lama pembacaan CT Scan, usia, jenis kelamin, interval pemberian obat

Melalui pengukuran periode ayunan τo dengan tingkat ketelitian 10 -6 detik telah berhasil ditunjukkan dengan jelas efek ketaklinierang pendulum, yaitu bahwa periode

Pada ikan tetra Kongo yang tidak diberi MT, persentase ikan berjenis kelamin betina lebih besar dibandingkan dengan yang berkelamin jantan.. Hal ini disebabkan

Dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research), yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan

Undang-undang ini lah yang memperkenalkan konsep diversi yang bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap anak yang berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi