• Tidak ada hasil yang ditemukan

untuk pengembangan sistem yang ada demi kesempurnaan sistem yang lebih baik.

2.1. Penelitian Ter dahulu

Sebagai bahan rujukan dalam penelitian akan dicantumkan hasil penelitian terdahulu antara lain yaitu pada jurnal yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Anugerah Sagang Kategori Seniman Menggunakan Metode TOPSIS”. Penelitian ini berlatar-belakangkan pada pemilihan bagi peserta yang berhak menerima anugerah sagang berdasarkan penilaian dari beberapa dewan juri yang pada saat itu penilaian yang diberikan masih menggunakan sistem manual. Penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem pendukung keputusan berbasis web untuk pemilihan anugerah sagang dan menerapkan Metode TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) dalam membangun sistem pendukung keputusan pemilihan anugerah sagang. Terdapat dua aktor yang terlibat dalam sistem ini yaitu admin dan juri atau pengguna. Juri dapat melihat profil peserta atau alternatif, memberikan penilaian dan mengedit nilai dari peserta, juga dapat melihat hasil perangkingan. Sedangkan admin dapat mengubah semua data seperti edit, delete, tambah alternatif kriteria dan juri.

Dari hasil analisa kuisioner yang dilakukan oleh empat orang juri didapatkan bahwa sebanyak 90% Sistem yang telah dibangun dapat memberikan alternatif keputusan pemilihan Anugerah Sagang. Sebanyak 75% responden menyatakan baik bahwa sistem membantu dewan juri dalam menentukan pemenang anugerah sagang

dan 75% menyatakan sistem ini mudah digunakan.Sebanyak 70% responden menyatkan sistem telah sesuai dengan prosedur yang ada pada yayasan anugerah sagang. Sebanyak 75% responden menyatakan warna pada interface sistem menarik.

Berdasarkan dari hasil perhitungan manual dan hasil perhitungan menggunakan metode TOPSIS untuk 3 periode didapatkan hasil yang sama sebesar 63%.

2.2. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Little (1970) mendefinisikan Decision Support System (DSS) sebagai sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manajer mengambil keputusan. DSS dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. DSS ditujukan untuk keputusan – keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan – keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma (Turban, dkk., 2005).

Pada dasarnya SPK ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi (Computerized Management Information System), yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya. Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan, seperti prosedur, kebijakan, teknik analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel.

Secara luas, dapat dikatakan bahwa SPK dirancang untuk menghasilkan berbagai alternatif yang ditawarkan kepada para pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya. Karena, sebagian besar proses pengambilan keputusan yaitu perumusan masalah, pencarian alternatif telah dikerjakan oleh sistem, maka diharapkan para manajer akan lebih cepat dan akurat dalam menangani masalah yang dihadapinya (Manurung, 2011).

Dalam sistem pendukung keputusan bukan untuk membuat keputusan. Dengan sekumpulan kemampuan untuk mengolah informasi/data yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan, sistem hanya berfungsi sebagai alat bantu manajemen. Jadi sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan tugas pengambilan keputusan dalam membuat keputusan. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya dengan menyajikan berbagai alternatif.

a. Karakteristik dan Kemampuan SPK

Sehubungan banyaknya definisi yang dikemukakan mengenai pengertian dan penerapan dari sebuah SPK, sehingga menyebabkan terdapat banyak sekali pandangan mengenai sistem tersebut. SPK memiliki karakteristik dan kemampuan adalah sebagai berikut:

1) Mendukung seluruh kegiatan organisasi

2) Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi 3) Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan 4) Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model

5) Menggunakan baik data eksternal dan internal

6) Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis 7) Menggunakan beberapa model kuantitatif (Kosasi, 2002).

Dengan berbagai karakter khusus seperti dikemukakan di atas, sistem pendukung pendukung keputusan dapat memberikan berbagai manfaat atau keuntungan bagi pemakai (Kosasi, 2002). Kemampuan dimaksud di antaranya meliputi:

1. Sistem pendukung keputusan dapat menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur.

2. Sistem pendukung keputusan dapat membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah.

3. Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan pemodelan dan analisis pembuatan keputusan.

4. Sistem pendukung keputusan dapat menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan berurutan baik secara kelompok maupun perorangan.

5. Sistem pendukung keputusan menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis keputusan.

6. Sistem pendukung keputusan dapat melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel.

7. Sistem pendukung keputusan mudah melakukan interaksi sistem dan mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.

8. Sistem pendukung keputusan dapat meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada efisiensi.

9. Sistem pendukung keputusan mudah melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data.

Di samping berbagai keuntungan dan manfaat seperti dikemukakan sebelumnya, SPK juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah: Universitas Sumatera Utara

1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.

2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada pembendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).

3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh SPK biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakannya.

4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia, karena walau bagaimana pun canggihnya suatu SPK, hanyalah sautu kumpulan perangkat keras, perangakat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi dengan kemampuan berpikir.

Bagaimanapun juga harus diingat bahwa SPK tidak ditekankan untuk membuat keputusan. Dengan sekumpulan kemampuan untuk mengolah informasi/data yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan, sistem hanya

berfungsi sebagai alat bantu manajemen. Jadi sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi pengambil keputusan dalam membuat keputusan. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya (Umar Daihani, 2001).

2.3 Multicr iter ia Decision Making (MCDM)

Metode Multicriteria Decision Making (MCDM) ditujukan untuk

pengambilang keputusan yang mengandung kriteria objek majemuk, juga saling konfliktual dan memiliki ukuran yang tidak bisa saling dibandingkan. MCDM selalu melibatkan lebih dari satu kriteria yang saling menimbulkan trade off keputusan di mana tingkat kepuasan dari satu kriteria berakibat pada penurunan kepuasan dalam multiple criteria, ada beberapa metode yang dapat digunakan.

MCDM dianggap sebagai istilah untuk semua model dan teknik yang berhubungan dengan Multiobjective Decision Making (MODM) dan Multiattribute Decision Making (MADM). MADM menentukan alternatif terbaik dari sekumpulan alternatif dengan menggunakan preferensi alternatif sebagai kriteria dalam pemilihan. Sedangkan MODM memakai pendekatan optimasi, sehingga untuk menyelesaikannya harus dicari terlebih dahulu model matematis dari persoalan yang akan dipecahkan, kemudian dimaksimumkan atau diminimumkan sesuai model matematis yang telah didapat.

2.4 Metode TOPSIS

Metode Technique For Order Preference by Similarity to Ideal (TOPSIS) merupakan salah satu model perhitungan dari metode MADM. TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang tahun 1981 (Liyantanto, 2009). TOPSIS didasarkan pada konsep, dimana alternatif terpilih yang baik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif. Konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana.

Prinsip metode TOPSIS adalah sederhana, dimana alternatif yang dipilih selain memiliki kedekatan dengan solusi ideal positif dan jauh dari solusi ideal negatif. Solusi ideal terbentuk jika sebagai komposit dari nilai kinerja terbaik ditampilkan oleh setiap alternatif untuk setiap atribut. Solusi ideal negatif adalah gabungan dari nilai kinerja terburuk. Jarak ke masing-masing kutub kinerja diukur dalam pengertian Euclidean, dengan bobot opsional dari setiap atribut. Konsep ini banyak digunakan pada beberapa model MADM untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis (Kahraman dalam Lestari, 2011).

Adapun tahapan-tahapan yang dimiliki oleh metode ini ialah : a. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi,

c. Menentukan solusi ideal positif dan matrik solusi ideal negatif,

d. Menentukan jarak antara nilai setiap alternative dengan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif,

e. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif.

TOPSIS membutuhkan rating kinerja setiap alternatif Ai pada setiap kriteria Cj yang ternormalisasi (2.1), yaitu:

; dengan i=1,2…,m; dan j=1,2,…,n ... (2.1)

Solusi ideal positif A+ dan solusi A- dapat ditentukan berdasarkan ranking bobot ternormalisasi (2.2) sebagai:

... (2.2) dengan :

adalah : max yij ; jika j adalah atribut keuntungan Min yij ; jika j adalah atribut biaya adalah : min yij ; jika j adalah atribut keuntungan

Max yij ; jika j adalah atribut biaya

jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal positif (2.3) dirumuskan sebagai :

; i = 1,2,…,m. ... (2.3) jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal negatif (2.4) dirumuskan sebagai :

; i = 1,2,…,m. ... (2.4) Nilai preferensi untuk setiap alternatif (2.5) diberikan sebagai :

; i = 1,2,…,m. ... (2.5) Nilai Vi yang lebih besar menunujukan bahwa alternatif Ai lebih dipilih (Sri Kusumadewi, 2006).

2.5. Tempat Penitipan Anak

Tempat Penitipan Anak (TPA) dikenal juga dengan sebutan Daycare Centre (DCC). Ada beberapa pengertian TPA dari para ahli yaitu sebagai berikut.

a. Tempat penitipan anak adalah sarana pengasuhan anak dalam kelompok, biasanya dilaksanakan pada saat jam kerja. TPA merupakan upaya yang terorganisasi untuk mengasuh anak-anak di luar rumah mereka selama beberapa jam dalam satu hari bilamana asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap. Dalam hal ini, pengertian TPA hanya sebagai pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan sebagai pengganti asuhan orang tua (Perserikatan Bangsa-bangsa, 1990),

b. Tempat penitipan anak sebagai suatu wahana yang merupakan lembaga sosial melaksan akan usaha kesejahteraan anak melalui kegiatan sosialisasi, rawatan, asuhan dan pendidikan anak khususnya balita, sebagai upaya yang menunjang keluarga dalam melaksanakan sebagian fungsinya untuk memberikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak anaknya, (Direktorat Bina Kesejahteraan Anak, Keluarga, dan Lanjut Usia, 1995 : 4-5)

c. Panti Sosial Tempat Penitipan Anak (PSTPA) adalah wahana kesejahteraan sosial yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya berhalangan (bekerja, mencari nafkah atau halangan lain) sehingga tidak berkesempatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada anaknya melalui penyelenggaraan sosialisasi dan pendidikan prasekolah bagi anak usia 3 bulan sampai memasuki pendidikan dasar. (Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial – RI. 1998:3)

Dari semua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :

Tempat penitipan anak adalah suatu wadah pembinaan kesejahteraan anak yang memberikan pelayanan kepada para ibu-ibu bekerja atau orang tua bekerja, yang memiliki anak dalam usia balita sampai usia prasekolah yang mencakup pertumbuhan dan kesejahteraan anak baik jasmani maupun rohani dan sosialnya.

Dari hasil rapat koordinasi "usaha kesejahteraan anak" departemen sosial Republik Indonesia, dikemukakan pengertian Tempat penitipan anak yaitu: lembaga sosial yang memberikan pelayanan kepada anak-anak balita yang dikhawatirkan akan

mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang tua atau ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan dalam bentuk peningkatan gizi, pengembangan intelektual, emosional dan sosial.

Sarana tempat penitipan anak ini biasanya dirancang secara khusus baik program, pelayanan staf, maupun penyediaan alat-alatnya. Semula sarana tempat penitipan anak diperuntukkan bagi ibu dari kalangan keluarga kurang beruntung, sedangkan sekarang sarana ini lebih banyak diminati oleh keluarga tingkat menengah dan atas yang umumnya disebabkan kedua orang tuanya bekerja.

Menurut Newman (1975) keuntungan tempat penitipan anak, adalah: 1. Lingkungan lebih memberikan rangsangan terhadap panca indera,

2. Anak-anak akan memiliki ruang bermain (baik di dalam maupun diluar ruang) yang relatif lebih luas bila dibandingkan ruang mereka sendiri,

3. Anak-anak lebih memiliki kesempatan berinteraksi atau berhubungan dengan teman sebaya yang akan membantu perkembangan kerja sama dan ketrampilan berbahasa,

4. Para orang tua dari anak-anak mempunyai kesempatan saling berinteraksi dengan staf TPA yang memungkinkan terjadi peningkatan ketrampilan dan pengetahuan dan tata cara pengasuhan anak,

5. Anak akan mendapat pengawasan dari pengasuh yang bertugas, 6. Pengasuh adalah orang dewasa yang sudah terlatih,

7. Tersedianya beragam peralatan rumah tangga, alat permainan, program pendidikan dan pengasuh serta kegiatan yang terencana,

8. Tersedianya komponen pendidikan seperti anak belajar mandiri, berteman dan mendapat kesempatan mempelajari berbagai ketrampilan.

2.6. Database (Basis Data)

Basis data adalah suatu koleksi data yang saling berhubungan secara logical dan sebuah deskripsi data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi (Connolly, 2002, p14). Dapat dikatakan juga basis data adalah kumpulan file yang saling berhubungan, hubungan tersebut biasa ditunjukkan dengan kunci dari tiap file yang ada. Suatu basis data menunjukkan satu kumpulan data yang dipakai dalam satu lingkup organisasi. Basis data menjadi salah satu bagian penting dari perusahaan untuk menyimpan informasi-informasi yang diinginkan perusahaan tersebut.

2.6.1. Penger tian Sistem Basis Data

Sistem basis data pada dasarnya adalah sekumpulan aplikasi yang berinteraksi dengan basis data yaitu DBMS dan basis data itu sendiri (Connolly, 2005, p4). Keseluruhan system terkomputerisasi tersebut membolehkan pengguna menelusuri kembali dan mengubah informasi tersebut sesuai kebutuhan. Database Management System (Sistem Pengaturan Basisdata).

2.6.2. Siklus Hidup Sistem Basis Data

System Life Cycle (SLC) adalah proses evolusi yang diikuti oleh pelaksanaan system informasi dasar-dasar atau subsistem. Telah ada pendekatan implementasi tradisional sepanjang era komputer, dan ada perjanjian umum antara ahli-ahli komputer sehubungan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan.

Adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem. Berbagai metodologi SLC telah dikembangkan untuk memandu proses yang terlibat termasuk model air terjun (asli metode SLC), pengembangan aplikasi cepat (RAD), pengembangan aplikasi bersama (JAD), maka air mancur model dan spiral model.Umumnya, beberapa model digabungkan ke dalam beberapa jenis hibrida metodologi.

System Life Cycle terdiri dari lima fase yaitu : 1) Fase Perencanaan.

Fase ini dimulai dengan mendefinisikan masalah dan dilanjutkan dengan sistem penunjukan objektif dan paksaan. Di sini sistem analis memimpin studi yang mungkin terjadi dan mengemukakan pelaksanaannya pada manajer.

2) Fase Analisis

Fase ini mempunyai tugas penting yaitu menunjukkan kebutuhan pemakai informasi dan menentukan tingkat penampilan sistem yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Fase ini meliputi penetapan jangkauan proyek,

mengenal resiko, mengatur rangkaian tugas, dan menyediakan dasar untuk kontrol. Analisis mengumpulkan persyaratan untuk sistem. Tahap ini meliputi rinci kajian terhadap kebutuhan bisnis organisasi.Pilihan untuk mengubah proses bisnis dapat dianggap. Berfokus pada desain tingkat tinggi seperti desain, program apa yang diperlukan dan bagaimana mereka akan berinteraksi, desain tingkat rendah (bagaimana setiap program akan bekerja), desain interface (antarmuka apa saja yang akan terlihat seperti) dan data desain (data yang akan diperlukan). Selama tahap ini, perangkat lunak dari keseluruhan struktur yang ditetapkan. Analisis dan Desain sangat krusial dalam pembangunan seluruh siklus.

3) Fase Desain

Fase Desain ini meliputi penentuan pemrosesan dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru, dan pemilihan konfigurasi terbaik dari hardware yang menyediakan desain. Desain system adalah ketentuan mengenal proses dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru. Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada : struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Merancang alir kerja (workflow) dari sistem dalam bentuk diagram alir (flowchart) atau Data Flow Diagram (DFD). Merancang basis data (database) dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD) bisa juga sekalian membuat basis data secara fisik. Merancang arsitektur aplikasi dan jika diperlukan menentukan juga kerangka kerja (framework) aplikasi. Pada tahapan ini atau sebelumnya sudah ditentukan teknologi dan tools yang

akan digunakan baik selama tahap pengembangan (development) maupun pada saat implementasi (deployment).

4) Fase Pelaksanaan / Implementasi

Fase ini melibatkan beberapa spesialis informasi tambahan yang mengubah desain dari bentuk kertas menjadi satu dalam hardware, software, dan data. Pelaksanaan adalah penambahan dan penggabungan antara sumber-sumber secara fisik dan konseptual yang menghasilkan pekerjaan sistem. Dalam tahap ini, desain yang sudah diterjemahkan ke dalam kode.Program komputer yang ditulis menggunakan bahasa pemrograman konvensional atau aplikasi generator.

5) Fase Pemakaian / Penggunaan

Selama fase penggunaan, audit memimpin pelaksanaannya untuk menjamin bahwa sistem benar-benar dikerjakan, dan pemeliharaannya pun dilakukan sehingga sistem dapat menyediakan kebutuhan yang diinginkan. Pada fase 1-3 adalah siklus hidup pengembangan system. Tahap 4 adalah tahap penggunaan (implementasi) yang berlangsung hingga tiba waktunya untuk merancang system itu kembali jika diperlukan.

2.6.3 Sistem Pengatur an Basis Data

Sistem Pengaturan Basis data adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk menjelaskan, membuat, memelihara dan melakukan kontrol akses terhadap basis data (Connolly dan Begg, 2002, p16).

Sistem Pengaturan basis data adalah sebuah sistem perangkat lunak yang digunakan untuk membuat,memelihara dan menyediakan akses kontrol kepada pengguna basisdata (Hoffer, Prescott dan McFadden ,2005 , p7). Sehingga secara keseluruhan DBMS dapat disimpulkan bahwa sistem pengaturan basis data merupakan suatu sistem perangkat lunak yang digunakan untuk menjelaskan, membuat, memelihara, dan mengontrol semua akses ke basis data.

2.7. Penger tian MySQL

MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user serta menggunakan perintah standar SQL (Structured Query Language). Database MySQL merupakan suatu perangkat lunak database yang berbentuk database relasional atau dalam bahasa basis data sering kita sebut dengan Relation Database Management System (RDBMS) yang menggunakan suatu bahasa permintaan bernama SQL.

MySQL juga disebut sebagai suatu sistem manajemen basis data. Suatu basis data adalah sebuah kumpulan data yang terstruktur. Untuk menambahkan, mengakses, dan memproses data yang tersimpan pada suatu basis data komputer diperlukan sistem manajemen basis data seperti MySQL. MySQL mampu menangani basis data berukuran besar yaitu bisa memuat 60 ribu tabel dan 50 juta record. Karena komputer sangat unggul dalam menangani sejumlah besar data, sistem manajemen basis data memainkan suatu peranan yang penting dalam komputasi, baik sebagai utility stand-alone maupun bagian dari aplikasi lainnya.

MySQL adalah program database server dan SQL adalah bahasa yang digunakan di dalamnya. SQL (Struktur Query Language) dibagi menjadi dua bentuk Query, yaitu :

1) DDL (Data Definition Language)

DDL adalah sebuah Metode Query SQL yang berguna untuk mendefinisikan data pada sebuah database, adapun Query yang dimiliki adalah CREATE, DROP, ALTER.

2) DML (Data Manipulation Language)

DML adalah sebuah metode Query yang dapat digunakan apabila DDL telah terjadi, sehingga fungsi dari Query ini adalah untuk melakukan pemanipulasian database yang telah ada atau telah dibuat sebelumnya. Query yang termasuk di dalamnya adalah INSERT, UPDATE, DELETE.

2.8. Penger tian PHP

PHP pertama kali dibuat pada musim gugur tahun 1994 oleh Rasmus Lerdoff, awalnya digunakan pada websitenya untuk mencatat siapa saja yang berkunjung dan melihat biodataya. Versi pertama yang dirilis tersedia pada awal tahun 1995, dikenal sebagai tool Personal Home Page. Parser diprogram ulang pada pertengahan 1995 dan diberi nama PHP/FI versi 2.0. FI berasal dari paket Rasmus lainnya yang ditulis untuk menginterpretasi data dari form, yang kemudian dikombinasikan dengan tool Personal Home Page dan ditambahkan dukungan untuk database mSQL (mini SQL).

Tahun 1995 ini dianggap sebagai tahun kelahiran dari PHP/FI yang kemudian membuat pertumbuhan aplikasi web yang pesat, dan banyak orang kemudian berkontribusi mengembangkan PHP/FI. Sulit untuk mendapatkan statistik yang tepat untuk memperkirakan panggunaan PHP/FI, tetapi diperkirakan pada akhir 1996 telah digunakan oleh sedikitnya 15000 website di seluruh dunia. Dan pertengahan 1997 mencapai 50000 situs. Pada pertengahan 1997 ini juga terjadi perubahan pengembangan PHP. Pengembangan dilakukan oleh tim yang terorganisasi bukan oleh Rasmus sendiri saja lagi. Parser dikembangkan oleh Zeev Suraski dan Andi Gutmans yang kemudian menjadi dasar untuk versi 3, dan banyak utilitas tambahan yang diprogram untuk menambah kemampuan dari versi 2. Versi terakhir (PHP 4) menggunakan engine script Zend untuk lebih meningkatkan kinerja (performance) dan mempunyai dukungan yang banyak berupa ekstensi dan fungsi dari berbagai library pihak ketiga (third party), dan berjalan seolah modul asli (native) dari berbagai server web yang populer. Sejak Januari 2001 PHP3 dan PHP4 disertakan pada sejumlah produk server web komersial seperti web Stronghold RedHat.

PHP adalah bahasa pemrograman server side yang sudah banyak digunakan pada saat ini, terutama untuk pembuatan website dinamis. Untuk hal-hal tertentu dalam pembuatan web, bahasa pemrograman PHP memang diperlukan, misalnya saja untuk memproses data yang dikirimkan oleh pengunjung web. PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Web Server yang mendukung php dapat ditemukan dimana - mana dari mulai IIS sampai dengan apache, dengan configurasi yang relatif mudah.

bahBAB III METODOLOGI SISTEM

3.1. Analisis Sistem

Perkembangan teknologi dan informasi berkembang secara cepat. Mencari informasi dan memcari solusi dari suatu permasalahan jauh lebih mudah. Salah satunya dalam proses pemilihan tempat penitipan anak. Berdasarkan latarbelakang dan rumusan masalah yang terdapat dapat pada bab sebelumnya dapat diketahui perancangan sistem yang dilakukan adalah sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penitipan anak dengan menggunakan metode Multiple Attribute Decision Making - TOPSIS.

Sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penitipan anak dengan menggunakan metode Multiple Attribute Decision Making - TOPSIS merupakan sistem informasi yang dibangun untuk membantu orang tua dalam memilih tempat

Dokumen terkait