• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Meningkatkan Kesadaran Orang Tua untuk Mendongeng pada Anak.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Meningkatkan Kesadaran Orang Tua untuk Mendongeng pada Anak."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | vii

ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE MENINGKATKAN KESADARAN ORANG TUA UNTUK MENDONGENG PADA ANAK

Oleh:

Edwin Jonathan Setiawan NRP 1064026

Kegiatan mendongeng untuk menyampaikan pesan moral di Bandung sudah

ditinggalkan dan hanya tersisa 11-15% orang tua yang masih mendongeng

untuk anaknya. Hal ini menyebabkan banyaknya anak berkembang tanpa

tuntunan moral yang cukup. Tujuan dari kampanye ini adalah untuk

meningkatkan kesadaran orang tua agar mendongeng lagi untuk anak agar

anak mendapat arah yang benar dalam perkembangannya.

Data dikumpulkan dengan cara mewawancarai target dan melakukan studi

literatur, kemudian data diolah berdasarkan analisis SWOT dan STP. Hasil

dari data tersebut menyatakan bahwa orang tua tidak mendongeng karena

pola pikir yang keliru sehingga diperlukan adanya sebuah kampanye sosial

untuk mengubah pola pikir tersebut. Dengan kampanye tersebut diharapkan

orang tua akan melestarikan budaya mendongeng untuk menuntun anak

mengambil keputusan yang tepat.

Konsep komunikasi dalam kampanye ini adalah penyampaian ajakan bagi

orang tua untuk mendongeng dan menyampaikan pesan moral dongeng untuk

menjadi tuntunan bagi anak. Konsep visual kampanye ini adalah

menggunakan digital painting untuk membawa orang tua merasakan dunia

dongeng yang imajinatif dan menyenangkan. Konsep media yang digunakan

adalah media yang dekat dengan kehidupan target kampanye yakni orang tua.

(2)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | viii

ABSTRACT

THE CAMPAIGN DESIGN TO THE RAISE PARENT’S AWARENESS OF TELLING STORIES TO THEIR CHILDREN

Submitted by

Edwin Jonathan Setiawan NRP 1064026

The activity of bed time stories in Bandung is already left behind nowadays.

Only 11-15% parents in Bandung are still practicing it until now. This

phenomena causes their kids to grow up without enough guidance to make

the right decision on their own. The purpose of this campaign is to raise

parent’s awareness to tell the morale value of bed time stories to their kids

and then the kids can make the right decision for themselves in the future.

The information for this campaign is gathered by conducting an interview

with the target audiences and the experts, and also by making a literary

research. The data is then proceeded using SWOT and STP theory. The result

of this data is that the parents have a wrong point of view and mindset about

the activity of story telling. Thus, this campaign is set to change that mindset

of the parents to read fairy tales to their kids again to make their kid have

enough morale guidance in the future.

The communication concept of this campaign is to persuade parents to tell

fairy tales to their kids and deliver the morale value for the guidance of their

kids. The visual concept of this campaign by using a digital painting

illustration to make parents feel that the activity of story telling is fun and

very imaginative. The media concept of this campaign is using effective

media close to the daily activity of target audience.

(3)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

LEMBAR PENGESAHAN………. ii

ABSTRAK………... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN………... v

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN……… vi

KATA PENGANTAR………. vii

DAFTAR ISI……… ix

DAFTAR GAMBAR………. . xii

DAFTAR TABEL………..……….. xiii

DAFTAR LAMPIRAN……… xiv

BAB1: PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup……… 3

1.3 Tujuan Perancangan……….. 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data……… 3

1.5 Skema Perancangan………... 4

BAB II : LANDASAN TEORI………. 5

2.1 Definisi Umum Dongeng………... 5

2.2 Teori Kampanye……….5

2.2.1 Definisi Kampanye………... 5

2.2.2 Tujuan Kampanye………. 6

2.2.3 Syarat Kampanye……….. 6

2.2.4 Jenis Kampanye……… 7

2.2.5 Model Kampanye………. 7

(4)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | x BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH

3.1 Data dan Fakta………... 11

3.1.1 Lembaga Terkait dan Fenomena………... 11

3.1.1.1 Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat……... 11

3.1.1.2 Profil Dinas Pendidikan Jawa Barat……….. 13

3.1.1.3 Profil Gramedia……….. 14

3.1.1.4 Data Permasalahan………. 15

3.1.2 Tinjauan Proyek Sejenis………... 24

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta………. 26

3.2.1 Segmenting, Targeting, Positioning……….. 26

3.2.2 Analisis SWOT………. 27

(5)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | xi

4.5.6 Gimmick………... 43

4.5.7 Total Biaya……… 44

BAB V : PENUTUP 5.1 Kesimpulan……….………... 45

5.2 Saran……….. 46

DAFTAR PUSTAKA……….... 47

(6)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema perancangan………... 4

Gambar 2.1 Skema model kampanye Ostergaard………. 8

Gambar 3.1 Logo Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat……… 11

Gambar 3.2 Logo Dinas Pendidikan Jawa Barat……….. 13

Gambar 3.3 Logo Gramedia……….. 14

Gambar 3.4 Diagram tingkat kegiatan mendongeng………. 19

Gambar 3.5 Diagram penyampaian dongeng……… 20

Gambar 3.6 Diagram pengetahuan pesan moral dongeng……… 21

Gambar 3.7 Diagram kegiatan mendongeng pada anak……….... 21

Gambar 3.8 Diagram ketertarikan anak pada dongeng………. 22

Gambar 3.9 Contoh kampanye menggunakan dongeng di Colorado, Amerika (atas)……….. 26

Gambar 4.1 Logo kampanye “Sepuluh Menit Mendongeng”………... 30

Gambar 4.2 Logo kampanye “Sepuluh Menit Mendongeng”………... 33

Gambar 4.3 Poster awareness (kiri atas), poster informing (kanan atas), poster event (kiri bawah), poster reminding (kanan bawah)……… 34

Gambar 4.4 Brosur kampanye “Sepuluh Menit Mendongeng”………. 36

Gambar 4.5 Banner (atas), dan x banner (bawah ) kampanye “Sepuluh Menit Mendongeng”……… 37

Gambar 4.6 Facebook kampanye “Sepuluh Menit Mendongeng”………... 38

Gambar 4.7 Buku dongeng kampanye “Sepuluh Menit Mendongeng”………… 39

Gambar 4.8 Undangan kampanye “Sepuluh Menit Mendongeng”………... 39

Gambar 4.9 Gimmick pembatas buku………... 40

Gambar 4.10 Aplikasi gimmick stiker………. 40

Gambar 4.11 Gimmick magnet kulkas……… 41

(7)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Harga poster kampanye “Sepuluh Menit Mendongeng”.………... 41

Tabel 4.2 Harga brosur kampanye “Sepuluh Menit Mendongeng”………….. 42

Tabel 4.3 Harga banner dan x banner kampanye “Sepuluh Menit

Mendongeng”………. 42

Tabel 4.4 Harga buku kampanye “Sepuluh Menit Mendongeng”… ………… 42

Tabel 4.5 Harga undangan kampanye “Sepuluh Menit Mendongeng”………. 43

Tabel 4.6 Harga gimmick kampanye “Sepuluh Menit Mendongeng”……….. 43

(8)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | xiv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : PERTANYAAN WAWANCARA

LAMPIRAN 2 : KUISIONER

(9)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Budaya mendongeng adalah budaya yang diwariskan turun temurun secara lisan

yang digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan moral bagi anak. Mengacu

pada pernyataan James Danandjaja (seorang antropolog Indonesia yang banyak

meneliti tentang dongeng) dalam sebuah wawancara dengan Kompas, dongeng

penting dipelajari karena dongeng merupakan salah satu cerminan identitas

sebuah masyarakat.

Kegiatan mendongeng pada faktanya memiliki banyak sekali manfaat bagi orang

tua dan anak. Tidak hanya untuk penyampaian pesan moral dan peningkatan

imajinasi anak, mendongeng pun mempererat hubungan orang tua dan anak dan

memiliki pengaruh besar terhadap tumbuh kembang karakter, ketanggapan dan

kecerdasan anak.

Namun sayangnya di zaman modern ini tidak banyak orang tua yang masih

mendongeng. Menurut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (14 Februari 2014),

hanya tersisa sekitar 15% orang tua yang masih mendongeng untuk

anak-anaknya. Hal ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup orang tua di zaman

modern. Perubahan yang dimaksud adalah orang tua memiliki aktifitas yang

cukup banyak yang membuat orang tua merasa malas untuk meluangkan waktu

bagi anak untuk sekedar mendongeng. Hal ini menyebabkan budaya mendongeng

mulai luntur sehingga dampak positif dari pesan moral yang disampaikan lewat

dongeng terhadap anak hilang dan pengetahuan orang tua mengenai dongeng pun

berkurang. Ditambah dengan banyaknya budaya dari negara lain yang masuk ke

Indonesia yang sayangnya tidak sedikit dari budaya tersebut yang berdampak

(10)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | 2 Melihat kasus diatas, maka diperlukan sebuah strategi persuasi untuk mengubah

gaya hidup orang tua agar mau mendongeng untuk anaknya lagi. Seperti yang

dilansir dalam situs ayahbunda.co.id, orang tua memiliki peran penting dalam

penyampaian dongeng, hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh psikolog

Lioe Mei Fang, S.Psi dan guru sanggar kreatif Ananda yang dipimpin oleh Yanty

Hardi Saputra, M,Ds.

Topik budaya mendongeng untuk pengembangan karakter dan imajinasi anak

diangkat karena budaya mendongeng adalah salah satu sarana utama dalam

keluarga yang membantu orang tua dalam mengembangkan anak. Menurut

kepala seksi bahasa, sastra, dan aksara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Ibu

Titin, dongeng di Indonesia memiliki nilai moral yang kompleks tapi tetap bisa

tertanam di benak anak-anak, saat budaya ini mulai hilang, gaya hidup anak

terhadap orang tua pun berubah dan hubungan orang tua dan anak menjadi

renggang. Hal ini kemudian berdampak pada perilaku buruk di usia dini.

Dongeng yang dibuat untuk menyampaikan pesan moral kini sudah mulai

ditinggalkan, alasannya adalah kesibukan orang tua untuk urusan pribadinya

yang berakibat pada malasnya orang tua untuk bercerita dan lebih memilih

menyerahkan pendidikan mendongeng pada sekolah dan hiburan kepada media

elektronik. Menurut Lioe Mei Fang, S.Psi (19 Februari 2014), pesan moral yang

tidak lagi disampaikan kemudian berdampak pada buruknya perkembangan

karakter anak termasuk kemudian anak menjadi individualis dan egois, tidak

hormat pada orang tua, dan bahkan pada kenyataanya anak kemudian bisa beralih

pada melawan nasihat orang tua atau temannya dengan kekerasan. Orang tua

memiliki peran penting dalam mendongeng seperti yang diungkapkan Bu Yanti

seorang guru sanggar yang meneliti juga mengenai hal ini. Beliau

mengungkapkan bahwa kegiatan mendongeng yang dilakukan oleh orang tua

akan jauh lebih efektif dibanding oleh orang lain karena adanya ikatan batin

antara orang tua dan anak yang membuat pesan moral yang disampaikan lebih

(11)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | 3 Menurut Psikolog Robert Oloan Rajagukguk Ph.D. mendongeng bukanlah

kegiatan wajib namun merupakan kesempatan emas bagi orang tua untuk

menanamkan berbagai pesan moral yang baik untuk tuntunan anak melalui cara

yang menyenangkan bagi anak, karena dengan demikian anak tidak akan

terbebani dengan berbagai pesan yang diterimanya namun justru menikmatinya.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

Dari latar belakang tersebut maka permasalahan dari budaya mendongeng adalah:

1. Bagaimana meningkatkan kesadaran orang tua untuk mau mendongeng lagi

bagi anak-anaknya?

2. Bagaimana mempersuasi orang tua untuk mau mengubah gaya hidupnya

lewat perancangan desain?

1.3Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan kampanye ini adalah:

1. Menginformasikan kepada orang tua apa saja nilai-nilai positif yang

terdapat pada aktifitas mendongeng dan efek negatif dari hilangnya

budaya mendongeng bagi anak.

2. Membuat sebuah perancangan kampanye dengan media yang menarik

untuk orang tua sehingga orang tua mau mengubah gaya hidupnya dan

mendongeng lagi untuk anaknya.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data didapatkan dari:

a. Instansi pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Jawa Barat.

b. Wawancara pada sejumlah guru, orang tua, pengamat anak, ahli

mendongeng dan psikolog.

c. Studi Pustaka pada buku dan sumber internet.

(12)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | 4

1.5Skema Perancangan

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

1. Cara meningkatkan kesadaran orang tua mengenai manfaat budaya mendongeng untuk anak.

2. Cara mempersuasi orang tua untuk mengubah sedikit gaya hidupnya dengan perancangan desain.

Tujuan Perancangan

1. Menginformasikan manfaat mendongeng dan dampak buruk hilangnya budaya mendongeng.

2. Kampanye dengan media yang menarik untuk target.

Analisis SWOT

Perancangan kampanye yang menginformasikan berbagai manfaat mendongeng dengan visual yang menarik untuk orang tua dan anaknya.

Tujuan Akhir

Pembuatan kampanye yang menginformasikan manfaat mendongeng dan meningkatkan kesadaran orang tua untuk mendongeng bagi anak guna pelestarian budaya mendongeng khususnya di Bandung

(13)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | 45

BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Kesimpulannya adalah bahwa untuk meningkatkan kembali kesadaran orang tua

untuk mendongeng pada anaknya dibutuhkan sebuah kampanye yang

menginformasikan hal-hal menarik dari kegiatan mendongeng. Dalam hal ini target

orang tua di kota Bandung yang perduli pada perkembangan anak diberikan

informasi manfaat kegiatan mendongeng bagi perkembangan anak. Untuk

memperkuat pesan yang disampaikan, diberikan juga informasi mengenai apa efek

dari hilangnya budaya mendongeng.

Informasi yang didapat kemudian dipicu dengan dibuatnya event dan media kreatif

yang membantu orang tua untuk mendongeng secara kreatif. Selain itu dibuat juga

poster-poster dengan pendekatan visual yang membawa orang tua masuk ke dalam

dunia imajinasi yang menyenangkan. Dengan demikian ketertarikan orang tua pada

kegiatan mendongeng akan meningkat dan nantinya akan melestarikan budaya ini.

Untuk mempersuasi orang tua mendongeng secara langsung maka dalam kampanye

disediakan beberapa media yang membantu orang tua untuk mendongeng secara

menyenangkan. Orang tua yang tertarik pada konten poster dan undangan mengenai

mendongeng sebagai tuntunan hidup anak akan disediakan sebuah acara dimana

dalam acara tersebut orang tua mendapat sebanyak-banyaknya informasi mengenai

kegiatan mendongeng. Tempat undangan akan ditandai dengan media banner dan

x-banner sehingga mudah dicapai. Setelah itu dalam acara akan dibagikan gimmick

dengan pesan seperti poster reminding yaitu “Sudahkah Anda Mendongeng Hari

Ini?” yang salah satunya adalah media kreatif untuk mendongeng sehingga orang tua

(14)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA | 46

5.2 Saran

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Venus, Antar. (2009). Management Kampanye : Panduan Teoritis dan Praktis dalam

Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. bandung : Simbiosa Rekatama Media.

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/balita/psikologi/, diakses 15 Februari 2014

http://psikologi.umk.ac.id/2011/01/manfaat-dongeng-pada-anak.html, diakses 16

Februari 2014

http://puspensos.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=15,

diakses 21 Maret 2014

http://swa.co.id/business-strategy/8-wajah-kelas-menengah, diakses 21 Maret 2014

Gambar

Gambar 1.1 Skema perancangan

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai hasil akhir dalam kegiatan penerapan metode latihan multiball terhadap tekn8ik pukulan forehand dan backhand drive tenis lapangan, dilakukan evaluasi untuk

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Penerapan Model

Penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk mewujudkan konstitusi yang hidup sehingga responsif terhadap perubahan masyarakat, maka penafsiran terhadap kaidah konstitusi

Besides the expectation that SARI surveillance can determine the distribution of cases and types of seasonal infl uenza circulating in Indonesia, the surveillance is also

terpisah dari pemerintahan kaisar, wilayah tersebut dikelola oleh kizoku (keluarga bangsawan).Keluarga bangsawan yang dimaksud adalah keturunan kaisar yang tidak menjadi

Research by the author using Hamming Code is only capable of correcting single error correction, then data input and output on the method of Hamming Code must be a

Kedua , penyatuan pengujian peraturan perundang-undangan dapat memperbaiki elemen sistem hukum yaitu instrumen atau substansi hukumnya, yang akan berefek terhadap

Hasil dari analisa organoleptik dari 15 panelis untuk parameter tekstur, rata-rata nilai kesukaan pada konsentrasi sukrosa 10% dan sari kulit pisang 4:1 menunjukkan hasil