Review:
Proses Penemuan Hukum Fisika
Rujukan: Physics, the Human Adventure From Copernicus to Einstein and Beyond Holton, P. and Brush, S.G. Rutgers Univ. Press, 2001
Unsur Penting Prosedur Saintifik
Kebanyakan temuan berasal dari
kejadian yang (pada awalnya) tidak
diharapkan
Namun: Hanya orang yang memiliki
pengalaman, kepakaran atau keahlian
yang mencukupilah yang mampu
Unsur Penting Prosedur Saintifik
Metode saintifik untuk penemuan penting
bisa jadi berbeda untuk individu yang
berbeda
Unsur Penting Prosedur Saintifik
Suatu temuan bisa jadi hanyalah sekedar
perluasan atau perbaikan dari “common
sense”
Namun: Hanya orang yang sudah
Unsur Penting Prosedur Saintifik
Metode saintifik tidak dapat dipisahkan
dari pengamatan dan percobaan
Namun, Hanya pengamatan dan
percobaan yang dipandu pada suatu
pencarian terhadap “sesuatulah” yang
akan memberikan jawaban suatu
Unsur Penting Prosedur Saintifik
Beberapa penemuan berawal dari
adanya feeling atau intuisi
Namun: Hanya orang yang secara
maksimal menggunakan daya pikirlah
yang memiliki feeling atau intuisi
Urutan Perumusan Hukum Fisika
Pengetahuan dasar tentang Sains
Pemahaman terhadap masalah
Perkiraan penyelesaian
Percobaan pendahuluan
Pengamatan dan percobaan lanjutan yang
lebih terarah
Batasan Hukum Fisika
Berbeda dengan istilah “Hukum” yang biasa
dipahami, Hukum Fisika sebenarnya tidak
tanpa keterbatasan:
Hukum Fisika bisa jadi tidak benar
selamanya
Hukum Fisika bisa jadi tidak berlaku
secara menyeluruh
Manfaat Hukum Kekekalan
Salah satu petunjuk bahwa alam yang
nampaknya rumit dan kompleks,
sebenarnya mengikuti suatu aturan yang
sederhana
Tidak menjadi persoalan tentang
Hukum Kekekalan Massa
Tiga konsep yang melandasi Hukum
Kekekalan Massa:
Sistem terisolasi atau sistem tertutup:
perilaku obyek tidak dipengaruhi oleh
sekitarnya
Massa: mewakili besaran dari materi
Apakah Massa benar-benar Kekal?
Hingga sekarang, bukti-bukti eksperimen
yang melibatkan sistem yang bereaksi
secara kimia menunjukkan bahwa Hukum
Kekekalan Massa adalah benar
Bagaimana yang terjadi pada reaksi
nuklir? Selama massa dan energi
Latar Belakang
Bukanlah sesuatu yang mengherankan
ketika kita melihat ada suatu benda yang
bergerak akibat adanya dorongan atau
tarikan pada benda tersebut
Tetapi: Akan muncul sedikit tanda-tanya
ketika kita melihat suatu benda tetap
bergerak, padahal tidak nampak ada
Pengertian Momentum
Konsep Momentum menjadi jawaban atas
pertanyaan tersebut:
Benda tersebut tetap mampu bergerak
meskipun tidak ada yang mendorong atau
menariknya, karena benda tersebut
menyimpan “suatu besaran fisis” yang
menjamin gerak benda dapat berlangsung.
Besaran gerak tersebut dikenal sebagai
Definisi Momentum
Momentum total sejumlah N partikel:
p
=
m
v
p
i=
p
1i=1 N
∑
+
+
p
N=
m
1
v
1+
+
m
Nv
N=
m
iv
i i=1N
Hukum Kekekalan Momentum
Dalam sistem tertutup, jumlah (vektor) momentum
yang dimiliki N partikel sebelum kejadian akan
sama dengan jumlah (vektor) momentum yang
dimiliki M partikel setelah kejadian
Hukum Newton & Hukum Kekekalan Momentum
Tinjau sistem tertutup yang terdiri atas 2
partikel A dan B saling berinteraksi
Contoh: Tumbukan Dua Peluru
Peluru B diletakkan di atas meja dalam keadaan diam.
Peluru A ditembakkan secara mendatar dengan kecepatan
tertentu dan menumbuk peluru B. Saat tumbukan, peluru
A menjadi terhenti dan peluru B bergerak. Berapa
Penyelesaian
Karena m
A=m
Bdiperoleh hasil
Contoh: Tumbukan Dua Bandul
Dua bandul A dan B berayun dari arah yang berlawanan
dan bertumbukan pada titik terendahnya secara tak
Penyelesaian
Karena bandul A dan B saling menempel dan bergerak
bersama maka:
Mengingat kedua bandul datang dari arah yang
berlawanan, maka mengingat operasi vektor, diperoleh:
Cahaya Memiliki Momentum?
Sepintas sulit dipahami apabila dikatakan
bahwa cahaya memiliki momentum=(massa)
x
(kecepatan). Umumnya cahaya dipahami
hanya terkait dengan aspek gelombang,
sehingga bagaimana pengertian massa,
termasuk momentum cahaya?
Selama aspek materi bagi cahaya belum
Efek Compton & Hukum Kekekalan Momentum
Tahun 1923, A.H. Compton menunjukkan bahwa berkas
sinar-X yang dikenakan pada elektron bebas akan
menyebabkan elektron terpental dan berkas sinar-X akan
berbelok disertai perubahan panjang gelombang. Efek
Latar Belakang
Christian Huygens (1629-1695) mengawali
perumusan kuantitatif hukum kekekalan tenaga
pada masalah tumbukan, dengan memperkenalkan
konsep besaran fisis mv
2, yang disebut “vis
viva” (dari bahasa Latin yang berarti “living
force”) dan mengikuti aturan:
Jumlah mv
2dari seluruh benda yang berada
Manfaat?
Tinjau masalah Tumbukan Dua Peluru yang disajikan saat
membahas Hukum Kekekalan Momentum. Ketika hanya
menerapkan hukum tersebut, penyelesaian
hanya diperoleh saat diketahui bahwa
Namun dengan menambahkan aturan Huygens dalam
bentuk
Diperoleh bahwa , yang berarti
Jadi penyelesaian dapat diperoleh semata-mata dari
infomasi data sebelum tumbukan saja
Konsep Usaha (
Work
)
Usaha yang dilakukan gaya F1 pada benda adalah
Pengertian Usaha dalam Fisika bisa jadi berbeda dengan istilah sehari-hari. Ketika seseorang mendorong dengan “sekuat tenaga” suatu dinding yang tegar, maka F1 bernilai besar, tapi s = 0,
yang berarti tidak ada Usaha (menurut konsep Usaha dalam Fisika)
F
1
×
s
×
cos
θ
Usaha dan Energi (
Energy
)
Bayangkan sebuah gaya F
apbekerja pada sebongkah es
yang memiliki kecepatan v
1, dengan arah yang sejajar
dengan arah gerak bongkahan es tersebut. Akibat adanya
gaya maka bongkahan es mendapatkan percepatan
sehingga kecepatan menjadi v
2saat bergerak sejauh s.
Memanfaatkan Hukum Newton II maka
Energi Kinetik
(Ek) =
Usaha = perubahan energi kinetik =
F
ap×
s
=
(
ma
)
s
=
12m v
(
22−
v
12)
=
12mv
22−
12mv
12Δ
Ek
1
Energi Potensial
Tinjau saat suatu benda bermassa m, yang pada awalnya berada di lantai, dinaikkan hingga ketinggian h. Gaya yang diberikan saat benda bergerak dari dasar lantai ke
ketinggian h:
Maka usaha yang diperlukan:
Usaha yang diperlukan (tanda minus) untuk menahan benda pada ketinggian h sebesar mgh tersebut tidak “hilang”,
namun tersimpan pada benda tersebut dalam bentuk energi yang disebut Energi Potensial (Ep)
F
ap=
mg
Sistem Konservatif
Andaikan benda yang menyimpan Ep=mgh tersebut
dibiarkan jatuh dari ketinggian h, maka Ep akan
diubah menjadi Ek sehingga benda akan berkecepatan
v
2di dasar lantai, dengan memenuhi
Nampak dalam sistem tersebut bahwa perubahan
energi kinetik ditambah perubahan energi potensial
akan nol. Sistem seperti itu disebut Sistem Konservatif
Fap s = 12 mv22 − 0 = mgh = −(0 − mgh)
Hukum Kekekalan Energi
Sistem konservatif dapat juga dipahami sebagai suatu
sistem terisolasi, sedemikian hingga tidak ada energi
yang dapat diterima atau diberikan ke luar. Karena itu
maka tenaga total sistem, sebagai penambahan tenaga
kinetik dan tenaga potensial, akan tetap konstan
Ungkapan seperti di atas dikenal sebagai Hukum
Kekekalan Energi
Δ
Ek
+
Δ
Ep
=
E
k
′
−
Ek
+
E
p
′
−
Ep
=
0
Contoh: Gerak Bandul
Berbeda dengan Hukum Kekekalan Momentum yang
berbentuk vektor, karena Hukum Kekekalan Energi
Penyelesaian
Menggunakan Hukum Kekekalan Energi, saat bandul
dilepas dari simpangan di titik A, maka kecepatan di titik C menjadi
Dari Hukum Kekelakan Energi juga dapat dipahami bahwa bandul tersebut akan meneruskan geraknya karena masih memiliki tenaga kinetik yang cukup saat di titik terendah C untuk diubah ke tenaga potensial saat menuju titik E. Gerak tersebut akan terus berulang sehingga menjadi gerak osilasi
Education for Sustainable Development (EfSD)
Dari hukum kekekalan massa, kekekalan momentum serta kekekalan energi memberi pelajaran bahwa ada suatu
batasan yang dapat disediakan oleh alam (sistem terisolasi) yaitu jumlah dari beberapa besaran fisis perlu konstan.
Apabila nampak ada satu besaran yang bisa dimanfaatkan sekarang, maka mestinya ada bentuk lain dari besaran
tersebut yang tidak dapat dimanfaatkan lagi di masa datang
Hakekat Pendidikan untuk Pengembangan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development/EfSD): Perlu