• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI Elvera Gustinaa , Zetriuslitab , Mefa Indriatic

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI Elvera Gustinaa , Zetriuslitab , Mefa Indriatic"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

AKSIOMATIK 43 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

Elvera Gustinaa, Zetriuslitab, Mefa Indriatic a Alumni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UIR

email: elveragustinavera@yahoo.com

b.c Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UIR email: zetri.lita@gmail.com

email: mefa Indriati@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika dan meningkatkan hasil belajar matematika dengan penerapan Pembelajaran Kooperatif. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VA SDN 058 Balai Makam Duri tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 32 orang siswa dengan kemampuan heterogen pada semester ganjil. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik tes dan pengamatan. Teknik pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan yang dianalisis secara kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan tentang aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Selain itu, pada penelitian ini juga dianalisis ketercapaian ketuntasan belajar dengan membandingkan skor sebelum tindakan dengan sesudah tindakan yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar matematika siswa sebelum dan sesudah penerapan kooperatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VA SDN 058 Balai Makam Duri. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang tuntas pada skor dasar yaitu 16 orang (50%) dan pada UH-1 19 orang (59,3%) dan pada UH-II 28 orang (87,5).

Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Hasil Belajar Matematika.

Pendahuluan

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang diharapkan mampu menjembatani perkembangan dan pertumbuhan peserta didik menuju kedewasaan dengan mengutamakan aktivitas dan mengacu kearah pencapain tujuan yang diinginkan. Salah satu aktivitas yang dimaksud adalah perlunya penciptaan situasi belajar mengajar yang baik.

Matematika merupakan ilmu penting untuk penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Menyadari pentingnya peranan matematika disetiap jenjang pendidikan perlu diperkuat sejak dini yaitu sejak jenjang pendidikan sekolah dasar.

(2)

AKSIOMATIK 44 diperoleh informasi bahwa setiap siswa

memilki tingkat pemahaman yang

berbeda-beda, ada siswa yang cepat paham dan ada juga siswa yang lambat,

serta masih banyak siswa yang pasif saat belajar matematika. Dari guru tersebut peneliti juga memperoleh informasi bahwa hasil belajar matematika siswa kelas Va pada semester ganjil tahun ajaran 2013 masih banyak yang belum tuntas yang ditetapkan oleh sekolah. Guru mengatakan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas Va Balai Makam Duri masih rendah, hal ini terlihat pada hasil tes belajar matematika siswa pada mid semester tahun ajaran 2013. Materi yang diuji bilangan bulat. Dari 32 siswa hanya 50% siswa yang tuntas, yaitu 16 orang siswa yang tuntas dan 16 orang siswa yang belum tuntas. Adapun KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 65.

Berkaitan dengan hasil belajar

siswa ada beberapa faktor penyebab tidak tuntas antara lain sulitnya siswa memusatkan perhatiannya terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa lebih asyik dengan kegiatan sendiri. Apabila diberi waktu untuk bertanya hanya sebagian kecil siswa yang bertanya dan biasanya dilakukan oleh siswa yang pintar. dan bila diberi pertanyaan, banyak jawaban siswa yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terjadi karena proses

pembelajaran yang guru lakukan hanya dengan cara menjelaskan materi,

memberikan contoh pengerjaan soal dan pemberian tugas.

Usaha di atas kurang berhasil karena proses pembelajaran yang siswa lakukan masih berpusat pada guru, Sedangkan prinsip kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) perlu dilaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Di dalam proses pembelajaran, tingkat kemampuan siswa berbeda-beda. Untuk menghindari dominasi siswa pintar maka perlu dibuat suatu model pembelajaran dimana siswa membentuk kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari beberapa siswa berkemampuan akademik yang berbeda. Siswa yang pintar dapat membantu temannya yang lemah sehingga tugas-tugas dapat

dikerjakan bersama.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk menciptakan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memotivasi siswa demi meningkatnya hasil belajar matematika siswa Kelas Va SD Negeri 058 Balai Makam Duri.

(3)

AKSIOMATIK 45 pembelajaran dengan cara siswa belajar

dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 orang dengan struktur

kelompok yang bersifat heterogen. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan belajar mengajar

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan

judul “penerapan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas Va SDN 058 Balai Makam Duri semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada materi pokok menentukan KPK dan FPB.

Metode Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani, 2002:14). Sedangkan menurut Wina (2009: 13) mengatakan penelitian tindakan kelas adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas peran dan

tanggung jawab guru khususnya dalam pengelolaan pembelajaran.

Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan guru dalam

merencanakan tindakan dan refleksi hasil tindakan, sehingga bentuk penelitian ini tergolong pada penelitian tindakan kelas (kolaboratif). Pelaksanaan tindakan dilaksanakan oleh peneliti sebagai pengamat selama proses pembelajaran. Tindakan yang dilakukan adalah penerapan model pembelajaran kooperatif.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas Va SD N 058 Balai Makam Duri Tahun pelajaran 2013/2014 semester ganjil yang berjumlah sebanyak 32 orang yang terdiri atas 16 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan.

Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis statistik

deskriptif. Analisis data deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan data tentang aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dan data tentang ketuntasan belajar matematika siswa pada materi menentukan KPK dan FPB.

a. Analisis Data Kualitatif

(4)

AKSIOMATIK 46 pembelajaran dengan mengisi lembar

pengamatan guru dan siswa tersebut

sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang terjadi untuk setiap kali

pertemuan.

b. Data Kuantitatif

Peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini dapat dilihat dari rata hasil belajar siswa. Lengkapnya rata-rata hitung untuk data kuantitatif dihitung dengan cara membagi jumlah nilai data oleh banyak data. Analisis rata-rata sebagai berikut ini,

n i x

x

Keterangan:

x = Mean (nilai rata-rata)

xi = Jumlah Nilai

N = Jumlah siswa

Sedangkan untuk persentase ketuntasan belajar secara klasikal dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

% 100

x JS JST

KK  (Sri,

2009:5) Keterangan:

KK = Persentase ketuntasan klasikal JST = Jumlah siswa yang tuntas JS = Jumlah siswa keseluruhan

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata hasil belajar siswa setiap Kompetensi Dasar (KD) dengan diberikannya ulangan harian.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat juga dari jumlah siswa yang memperoleh

nilai tinggi dan rendah pada skor dasar, ulangan harian I dan ulangan harian II.

Apabila jumlah siswa yang memperoleh nilai rendah menurun pada ulangan harian I dan II dari skor dasar, dan jumlah siswa yang memperoleh nilai tinggi meningkat pada ulangan harian I dan II dari skor dasar, dengan demikian dapat dikatakan hasil belajar siswa meningkat.

Hasil dan Pembahasan

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data tentang aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung, serta analisis keberhasilan tindakan dalam Pembelajaran Kooperatif. Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa, kesesuaian tindakan dalam penerapan model Pembelajaran Kooperatif dalam

proses pembelajaran dilakukan pengamatan dan dapat dilihat dari hasil pengamatan sebelumnya dan dapat dilihat pada lembar pengamatan.

(5)

AKSIOMATIK 47 dalam memotivasi siswa maupun dalam

membimbing siswa. Selanjutnya aktivitas

siswa diamati melalui lembaran pengamatan aktivitas siswa pada saat

menyimpulkan materi pelajaran dimana siswa malu dalam memberikan tanggapan dan belum begitu aktif dalam menyimpulkan materi pelajaran.

Pada pengamatan kedua, dari hasil pengamatan yaitu lembar pengamatan untuk aktivitas guru terlihat sudah terlaksana dengan baik, namun peneliti merasa belum semua berjalan dengan optimal karena masih banyak kekurangan bagi peneliti baik dalam proses pelaksanaan dalam memotivasi siswa maupun dalam membimbing siswa. Sedangkan untuk aktivitas siswa, siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran berlangsung, namun masih terlihat sebagian siswa masih malu untuk bertanya kepada guru tentang materi yang

tidak mengerti dan masih terlihat siswa yang bermain dalam diskusi kelompok.

Lembar pengamatan ketiga, dari hasil pengamatan yaitu lembar pengamatan untuk aktivitas guru terlihat sudah terlaksana dengan baik, namun peneliti merasa belum semua berjalan dengan optimal karena masih banyak kekurangan bagi peneliti baik dalam proses pelaksanaan dalam memotivasi, membimbing maupun dalam menjelaskan materi dengan baik kepada siswa.

Sedangkan untuk aktivitas siswa, siswa sudah mendengarkan apa yang

disampaikan guru dan bertanya jika ada yang tidak mengerti dan mendiskusikan

hasil kerja kelompoknya dengan baik, namun juga terlihat siswa masih kurang efektif dalam menyimpulkan materi pelajaran.

Lembar pengamatan keempat, dari hasil pegamatan yaitu lembar pengamatan untuk aktivitas guru terlihat sudah terlaksana dengan baik. Selanjutnya aktivitas siswa diamati melalui lembaran pengamat aktivitas siswa pada saat menyimpulkan materi pelajaran dimana siswa terlihat masih belum efektif dalam menyimpulkan materi pelajaran. Pada pengamatan kelima, dari hasil pengamatan yaitu lembar pengamatan untuk aktivitas guru terlihat sudah terlaksana dengan baik. Sedangkan untuk aktivitas siswa, siswa

sudah aktif dalam proses pembelajaran berlangsung, namun masih terlihat sebagian siswa masih malu untuk bertanya kepada guru tentang materi yang tidak mengerti dan masih terlihat siswa yang bermain dalam diskusi kelompok.

(6)

AKSIOMATIK 48 Adapun jumlah dan persentase siswa

yang tuntas dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 1. Ketuntasan Belajar Siswa pada Nilai Dasar, UH I dan UH

II Nilai

Dasar UH I UH II Jumlah siswa

yang tuntas (orang)

16 19 28

Persentase Ketuntasan Belajar (%)

50% 59,3% 87,5%

Sumber : Data olahan peneliti

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan pada UH I, dan UH II dibandingkan dengan nilai dasar. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang tuntas

pada siklus I mengalami sedikit peningkatan dibandingkan nilai dasar yaitu 16 orang, kemudian jumlah siswa yang tuntas pada siklus II juga mengalami peningkatan yang cukup banyak dari siklus I yakni sebanyak 19 orang.

Siswa yang tidak tuntas pada nilai dasar adalah sebanyak 16 orang, dan siswa yang tidak tuntas pada UH 1 adalah 13 orang, sedangkan siswa yang tidak tuntas pada UH II yaitu 4 orang. Berdasarkan keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan mulai dari sebelum tindakan (Nilai Dasar), sampai setelah tindakan (UH I, dan UH II).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Bab IV diperoleh

kesimpulan bahwa penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dapat memperbaiki proses pembelajaran matematika dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas Va SDN 058 Balai Makam Duri pada materi menentukan KPK dan FPB.

Daftar Pustaka

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anas Sudijono. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Nana Sudjana. 2009, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Bahri Djamrah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka cipta.

Suharsimi Arikunto dkk. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif. Jakarta: Kencana

Gambar

Tabel 1. Ketuntasan Belajar

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan perbaikan sesuai dengan analisist SWOT dalam Sembilan elemen business model canvas, langkah selanjutnyaadalah melakukan alternative rekomendasi yang

Metode/langkah penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif.Data hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut: (1) proses pengembangan guru dalam

Maka, peneliti ingin melihat seberapa besar pengaruh strategi kognitif self- talk khususnya instructional self-talk pada peningkatan performa atlet-atlet yang berada di

faktor penyebab terjadinya sisa material pada tiang pancang yakni karena kondisi tiang pancang yang diterima kurang baik, hal ini bisa terjadi karena proses

Dizalice topline (eng. Wärmepumpen ), toplinske crpke ili toplinske pumpe su uređaji koji prenose toplinu s niže na višu temperaturu, uz utrošak mehaničkog rada. Sve češće

Untuk memberikan petunjuk dalam penelitian ini, sehingga dapat memberikan kejelasan dari pengaruh Kompetensi dan Disiplin terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pekerjaan Umum

Pada kondisi tersebut, padi aromatik introduksi (Basmati, KDM, dan HSPR) dan padi aromatik lokal ( Milky rice dan Mentik wangi) memiliki rendemen beras giling dan beras kepala

KPU Kota Yogyakarta melakukan kooordinasi dengan penyelenggara pemilu di tingkat kecamatan dan tingkat desa/kelurahan terkait dengan pemaksimalan daftar pemilih