MENYIKAPI PERKEMBANGGAN EKONOMI GLOBAL
KATA PENGANTAR
Globalisasi telah mempengaruhi berbagai tatanan kehidupan umat manusia saat ini. Oleh sebab itu, pengaruh globalisasi tidak bisa dihindari. Perlakuan yang paling arif adalah bagaimana pengaruh globalisasi, termasuk kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini, disikapi sehingga membuahkan manfaat bagi umat manusia.
Isu-isu yang berkaitan dengan pendidikan nasional dan globalisasi mendorong kita untuk melakukan identifikasi dan mencari titik-titik simetris sehingga bisa mempertemukan dua hal yang tampaknya paradoksial, yaitu pendidikan Indonesia yang berimplikasi nasional dan global. Dampak globalisasi memaksa banyak negara meninjau kembali wawasan dan pemahaman mereka terhadap konsep bangsa, tidak saja karena faktor batas-batas teritorial geografis, tetapi juga aspek ketahanan kultural serta pilar-pilar utama lainnya yang menopang eksistensi mereka sebagai nation state yang tidak memiliki imunitas absolut terhadap intrusi globalisasi.
Globalisasi bisa dianggap sebagai penyebaran dan intensifikasi dari hubungan ekonomi, sosial, dan kultural yang menembus sekat-sekat geografis ruang dan waktu. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan global, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
kondisi masyarakat dan tuntutan perubahan di masa depan. Fenomena yang terjadi pada dunia pendidikan di era global ini adalah selalu tertinggal jika dibandingkan dengan perkembangan teknologi, informasi dan dunia bisnis.
Singaraja, September 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARDAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendidikan Global dan Globalisasi B. Ciri Ciri Proses Globalisasi
C. Materi Pendidikan Global BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isu-isu yang berkaitan dengan pendidikan global dan globalisasi mendorong kita untuk melakukan identifikasi dan mencari titik-titik simetris sehingga bisa mempertemukan dua hal yang tampaknya paradoksial, yaitu pendidikan Indonesia yang berimplikasi nasional dan global. Dampak globalisasi memaksa banyak negara meninjau kembali wawasan dan pemahaman mereka terhadap konsep bangsa, tidak saja karena faktor batas-batas teritorial geografis, tetapi juga aspek ketahanan kultural serta pilar-pilar utama lainnya yang menopang eksistensi mereka sebagai nation state yang tidak memiliki imunitas absolut terhadap intrusi globalisasi.
Globalisasi bisa dianggap sebagai penyebaran dan intensifikasi dari hubungan ekonomi, sosial, dan kultural yang menembus sekat-sekat geografis ruang dan waktu. Dengan demikian, globalisasi hampir melingkupi semua hal yang berkaitari dengan ekonomi, politik, kemajuan teknologi, informasi, komunikasi, transportasi, dll.
memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan pendidikan global dan globalisasi itu ? 2. Apa ciri-ciri proses globalisasi ?
3. Apa saja materi pendidikan global itu ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan pendidikan global dan globalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDIDIKAN GLOBAL DAN GLOBALISASI
Pendididikan global merupakan merupakan upaya untuk menanamkan suatu pandangan (Perspective) tentang dunia kepada para siswa dengan memfokuskan bahwa terdapat saling keterkaitan antar budaya, umat manusia dan kondisi planet bumi.
Pada umumnya, tujuan pendidikan setiap mata pelajaran untuk kondisi saat ini menekankan pada kemampuan siswa dalam berfikir kritis (critical thinking skills), namaun ada hal yang unik dalam pendidikan global, yakni fokus subtansinya yang bersal dari hal hal mendunia yang semakin bercirikan pluralism interdepedensi dan perubahan. Tujuan pendidikan global adalah untuk mengembangkan pengetahuan, Keterampilan dan sikap yang di perlukan untuk hidup secara efektif dalam dunia yang sumber daya alam nya semakin menipis dan ditandai oleh keragaman etnis, pluralisme budaya dan semakin ketergantungan. Perlunya meningkatkan orientasi para siswa dalam wawasan internasional semakin disadari. Namun demikian, khusus di Indonesia, upaya untuk meningkatkan dan memperluas pemahaman global pada lembaga pendidikan dasar dan menengah masih perlu di berdayakan.
Kemajuan teknologi, perdagangan antar negara, pertukaran budaya, pariwisata, kepedulian terhadap lingkungan, persaingan pasar, kelangkaan dalam sumber dayaalam dan semakin ketatnya perlombaan senjata antar Negara adi kuasa merupakan gambaran dari kondisi masyarakat internasional yang semakin kompleks. Adanya saling ketergantunga adanya ketergantungan antar bangsa dan negara menimbulkan bentuk bentuk kerjasama di berbagai bidang yang sekaligus pula menimbulkan berbagai persaingan dan konflik. Misalnya ,kerjasama dibidang ekonomi telah menciptakan model blok-blok ekonomi negara Negara seperti di eropa berdiri MEE, di Asia berdiri APEC. Akibat dari perkembangan dalam teknologi yang di iringi pula oelh muncul nya permasalahan adanya kontak atau singgungan budaya antar bangsa.
global system, global issues, involvement of different kinds of world actors and global history” Dari pernyataan ini menunjukan bahwa era globalisasi mengharuskan ada nya perubahan dalam strategi dan metode mengajar antara lain dengan lebih memperhatikan keragaman dan nilai nilai manusia universal, sistem dan isu isu global serta keterkaitan dengan masyarakat dunia dan sejarah global.
B. CIRI-CIRI PROSES GLOBALISASI Menurut (NCSS,
1982)
1. Adanya evolusi dalam sistem komunikasi dan transportasi Global
2. Penganbungan perekonomian lokal, regional, dan nasional menjadi perekonomian global
3. Meningkat nya intensitas interaksi antar masyarakat yang menciptakan budaya global sebagai paduan dari budaya lokal, regional dan nasional yang beragam
4. Munculnya sistem internasional yang mengikis batas batas tradisi politik internasional dan politik nasional
5. Meningkatnya dampak aktivitas manusia terhadap ekosistem di bumi
6. Meningakatnya kesadaran global yang menumbuhkan kesadaran akan kedudukan manusia di bumi sebagai anggota mahluk manusia, sebagai penduduk bumi dan sebagai anggota dalam sistem global.
Kehidupan manusia dalam eraglobalisasi telah terbawa dala suatu arus yang mengharuskan kita mengubah cara pandang terhadap diri kita sendiri maupun cara pandang terhadap orang lain. Pandangan suatau bangsa atau Negara yang berpaling dari pandangan global hanya akan membuat bangsa dan Negara itu akan terisolir.
Dalam era globalisasi tak ada satu bangsa atau Negara pun di dunia ini yang dapat bersembunyi atau mengisolasi diri dari pengaruh globalisasi. Dengan demikian adanya saling keterkaitan atau ketergantungan hidup di bumi ini telah menimbulkan peningkatan penting nya penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan professional dari warga dunia yang menjadi syarat dalam memahami dimensi global baik dari fenomena politik, ekonomi, maupun budaya.
Setiap bangsa atau individual maupun kelompok tengah menghadapi pesaing-pesaing dalam segala bidang kehidupan. Dengan kata laian, globalisasi telah menuntut setiap warga dunia untuk meningkatkan sumber daya manusia untuk menghadapi persaingan karena dalam era seperti ini hanya manusia berkualitaslah yang hanya dapat bertahan atau tetap eksis.
C. MATERI PENDIDIKAN GLOBAL
Willard M.Kniep (1986) mengemukakan bahwa isi pendidikan global dirumuskan dari realitas sejarah dan kondisi saat ini yang menggambarkan dan menunjukan dunia sebagai masyarakat global. Dari hasil analisisnya ini , Kniep memeperkenalkan Empat unsur kajian yang di anggap esensial dan mendasar bagi pendidikan global : 1) Kajian tentang nilai manusia
2) kajian tentang sistem global
3) Kajian tentang masalah- masalah dan isu-isu global
1) Kajian tentang Nilai Manusia
Nilai nilai yang di anut oleh banyak orang umumnya mencerminkan sikap dan keyakinan dan di bentuk oleh pengalaman nya. Nilai- nilai yang kita miliki menentukan bagaimana kita memandang dunia dan bagaimana nilai nilai itu mempengaruhi keputusan dan prilaku kita sebagaimana yang kita lakukan dalam aktivitas hidup. Disamping nilai-nilai yang kita anut itu bersifat pribadi dan terkadang aneh seperti perasaan dan pilihan hal yang paling penting adalah kebersamaan dalam kelompok etnis, nasional dan agama. Nilai-nilai yamg kita miliki terkadang melampaui identitas kita yang mungkin di anggap universal dan menentukan kita sebagai manusia.
Dalam pendidikan global, khususnya kita tertarik dengan nilai-nilai manusia universal yang melampaui identitas kelompok- kelompok dan perbedaan nilai nilai yang menentukan keanggotaan kelompok dan memberikan kontribusi terhadap pandangan dan perspektif kita yang unik.
a. Nilai-Nilai Universal
Untuk pertama kalinya masyarakat dunia, pada akhir abad ke- 20 masyarakat dunia telah merancang standar universal hubungan antar sesame manusia menurut kkragaman dalam keyakinan beragama, dalam filsafat dan ideologi upaya ini ini dilakukan dibawah bantuan dan dukungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Hasilnya telah hampir diterima oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia sebagai manusia yang beradab. Nilai Nilai Universal itu adalah hasil Penetapan PBB Pada tahin 1948 yaitu The Universal Declaration of Human Right yang menegaskan bahwa setiap umat manusia berhak atas hidup, kebebasan, kepemilikan, kesamaan, keadilan, kebebasan beragama, kebebasan berbicara. Deklarasi ini melarang adanya perbudakan, penyiksaan, penghukuman sewenang-wenang atau penahanan dan piagam ini memberikan hak-hak social dan ekonomi untuk warga sipil dan politik dan Nilai- nilai universal ini berasal dari beragam tradisi budaya nasional dan nilai Agama.
b. Perbedaan Nilai Manusia
Dalam pendidikan global,seharusnya kita memberikan kesempatan kapada para siswa untuk menegenal dan memahami keragaman masyarakat dunia. Perbedaan-perbedaan budaya merupakan manifestasi dari adanya keragaman nilai dan perspektif di antara umat manusia. Perbedaan ini tercermin dalam perasaan, pilihan, sikap, gaya hidup dan pandangan dunia tiap masyarakat. Perbedaan ini pun merupakan hasil dari adaptasi evolusi masyarakat dengan lingkungan nya yang cukup unik dalam rangka memenuhi kebutuhan bersama.
2) Kajian tentang Sistem Global
Besarnya ruang lingkup saling ketergantungan sebagaimana kita sadari semakin meningkat sejak berakhirnya Perang Dunia II. Perbuhan ini dapat ditelusuri dari adanya kemajuan IPTEK yang tampak nya telah menciutkan dunia dan juga perubahan interaksi antar Negara yang telah berhasil membentuk organisasi internasional PBB dan menghentikan tradisi imprealisme dan kolonialisme.
a. Sistem Ekonomi
Secara individu atau kelompok, prilaku ekonomi yang kita lakukan sehari-hari cukup menjadi contoh tentang adanya saling ketergantungan. Tampaknya mudah saja menelusuri fakta bukan hanya karena kita tergantung kepada orang atau Negara lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari melainkan pula bagaimana orang atau Negara lain di belahan bumi ini tergantung pada kita. Ekonomi Global sistem yang sangat kompleks yang menimbulkan saling ketergantungann lebih jauh dari sekedar hubungan sebab akibat antara konsumen dan p[rodusen pada wilayah yang berbeda. Kajian ini sudah seyogyanya memebantu para siswa mengungkap sejumlah kompleksitas dengan memfokuskan pada para prilaku ekonomi, misalnya motivasinya dan bagaimana mereka membuat keputusan. Kajian selanjutnya berkaitan dengan hubungan antar pelaku ekonomi untuk melihat posisi mereka dalam jaringan interaksi
b. Sistem Politik Global
Peristiwa dunia saat ini menunjukan adanya saling ketergantungan dalam aktivitas politik. Pemilihan umum samapai peristiwa Sidang Umum MPR di Indonesia dan kemungkinan- kemungkinan perubahan struktur kekuasaan mendapat perhatian yang intensif dari seluruh dunia karena implikasi- implikasinya akan mempengeruhi segi keamanan Asia dan keseimbangan kekuatan ( Balance of Power ) antar negar-negara adikuasa. Kebijakan fiscal Amerika Serikat yang biasanya dianggap sebagai masalah dalam negeri, mempengaruhi banyak ekonomi Negara-negara lain dan akhirnya mempengaruhi kemampuan pemerintah Negara tersebut dalam melanjutkan kekuasaanya
Sistem yang banyak didominasi oleh Negara-negara berdaulat ini merupakan jalan untuk menggunakan pengaruh dan kekuasaan dan bahkan mungkin lebih dari sistem politik dalam negeri di pengaruhi oleh kepentingan–kepentingan ekonomi yang berkaitan dengan distribusi sumber daya alam.
c. Sistem Ekologi
Bumi tempat tinggal kita ini setiap tahun nya mengalami keruskan yang sangat berpengaruh buruk pada kehidupan manusia, tidak lain dan tidak bukan manusia nya lagi sebagai aktor atau dalang dari semua kerusakan lingkungan ini karena kemampuan nya untuk mengelola dan mengekploitasi, memelihara atau merusak lingkungan. Pendidikan Global mengajak para siswa menyadari bahwa ada hubungan simbosis dan saling ketergantungan dengan mahluk hidup maupun mahluk non-hidup bahwa kita sebagai manusia berperan banyak dalam ekologi ini. Pendidikan Global ini akan memebantu para siswa merasa dirinya bagian dari kehidupan di bumi, menyayanginya, menjadikan tempat yang istimewa bagi dirinya dan melakukan tindakan tindakan secara individu setelah berfikir demi sistem ekologi yang menyeluruh.
Ada sedikit pertanyaan bahwa kita hidup dalam abad teknologi. Sementara teknologi selalu memainkan peran penting dalam kehidupan umat manusia dan sistem bumi, teknologi abad ini berdasarkan mesin jet dan rocket, transistor dan nuklir mengubah kehidupan di planet bumi secara cepat yang tak dapat dibayangkan untuk masa mendatang. Teknologi modern bukan hanya merubah cara hidup individu berkerja dan berhubungan dengan individu lain maupun dengan lingkungan . Pengaruhnya secara dramatis mengubah geopolitik, fungsi ekonomi dunia, dan sistem ekologi global.
3 Kajian tentang Masalah-masalah dan Isu-isu
Global
Setiap hari, sebagian dari hidup kita dibombardir oleh masalah–masalah dan Isu-isu internasional. Apabila para remaja memahami dunianya, maka pendidikan harus dikaitkan dengan hasil penelitian tentang sebab- sebab, akibat-akibat dan kemungkina penyelesaian tentang isu- isu global saat ini. Seperti dalam kajian sistem para siswa harus mengetahui bagaimana mereka mempengaruhi dan di pengaruhi oleh masalah-masalah dan isu isu ini. Sehingga, mereka berhak mengetahui bagaimana mereka dapat menjadi bagian dari isu-isu dan masalah– masalah global dan bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi dalam proses penyelesaian itu.
Apakah Ciri isu-isu dan masalah masalah global itu ?
1. Ruang lingkup nya bersifat transnasional. Asal usul dan akibat dari masalahnya melintasi dari satu Negara.
2. Isu-isu dan masalahnya hanya dapat diselesaikan melalui tindakanb multi rateral (penyelesaian dan perbaikan tidak dapat dicapai hanya tindakan satu Negara)
3. Tingkat Konflik itu ada didalam ciri pertama maupun ciri kedua. 4. Masalah dan isu-isu ini ini mempunyai sifat terus menerus
5. Isu dan masalah in terkait dengan hal lain . Pada umumnya penyelesaian pada satu masalah akan memepunyai pengaruh pada beberapa faktor lainya.
Kniep (1986) Mengemukakan empat Kategori Pemikiran Isi Pendidikan Global yang dapat menjadi masukan untuk kurikulum:
a) Isu-Isu Perdamaian dan Keamanan
Dunia sekarang tempat tinggal kita merupakan obsesi global bagi keamanan nasional. Setiap tahun, Negara-negara didunia menghabiskan dana sekitar $ 750 billion atau sekitar 6% GNP dunia untuk membayar persenjataan. Jumlah ini mendekati $ 150 billion per orang yang ada di bumi. Sejak Perang Duni II, walaupun bukan satu Negara saja yang berperang namun telah di umumkan bahwa sedikit nya 160 konflik bersenjata telah terjadi sehingga sekitar 16 juta jiwa meninggal dunia. Semua lembaran peristiwa hitam ini adalah ancaman perang nuklir yang kemungkinan lebih banyak memakan jiwa.
b) Isu- Isu Pembangunan
ketidak adilan serta penderitaan akibat dari kesenjangan ini. Kita dapat menangkap sejumlah dimensi kesenjangan antara si kaya dan si miskin ini dengan membandingkan urutan penduduk paling kaya di dunia dan urutan penduduk paling miskin di dunia.
c) Isu-Isu Lingkungan
Isu-isu lingkungan terutama berkaitan dengan akibat-akibat eksploitasi sumber daya manusia dan pengelolaan kekayaan bumi : tanah, lautan, hutan dan unsur unsur lainya. Masalah-masalah yang berkaitan dengan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan bukanlah persoalan baru.
d) Isu-Isu Hak Asasi Manusia
Berapa dekade setelah Perang Dunia II muncul perhatian besar terhadap hak asasi manusia di seluruh dunia. Kepedulian ini sebai akibat dari banyak nya kekejaman yang dilakukan oleh manusia terhadap manusia lainya selama peperangan. Demikian Pula kejahatan kaum colonial dan imprialis barat terhadap penduduk jajahan yang berada diluar batas-batas perikemanusiaan. Deklarasi PBB tentang Hak asasi manusia tersebut merupakan reaksi langsung terhadap peristiwa tersebut.
4. Kajian Sejarah Hubungan Antar Bangsa dan
Saling Ketergantungan
Perspektif sejarah yang meliputi evolusi nilai-nilai kemanusiaan yang ber eda-beda dan bersifat universal, pembangunan sejarah sistem global kontemporer dan kondisi serta faktor penyebab muncul nya isu-isu dan masalah-masalah global saat ini merupakn fondasi bagi pendidikan global. Sayangya, sejarah yang di pelajari oleh kebanyakan siswa kita hanya sedikit mengembangkan perspektif dunia yang saling ketergantungan saat ini.
Sejarah dunia yang diajarkan adalah peradaban barat atau pengaruh barat terhadap dunia lainya. Seringkali, sejarah dunia merupakan sejarah yang memisahkan wilayah–wilayah regional dan hubungan nya antara negara tersebut. Biasanya, semua sejarah memfokuskan pada perkembangan negara negar yang lebih kuat dalam dunia kontemporer.
Pada umumnya, pendekatan-pendekatan tradisional untuk mengakaji sejarah dunia masih sedikit mengungkap pengertian saling ketergantungan antar bangsa karena pendekatan ini tidak menekankan pada akar sejarah dari saling ketergantungan tersebut. Dengan demikian, apabila para siswa kita benar-benar memahami saling ketergantungan dalam dunia kontemporer maka meraka harus mendasarkan pengetahuan tentang kontak dan pertukaran antar peradaban yang telah berlangsung sedikitnya sejak 2000 tahun yang lalu. Bukti adanya kontak dan pertukaran tersebut pernah dikemukakan oleh sejarawan yang bernama William McNeill yang mengacu ‘ the ecumene’sebagai bukti kontak antar bangsa dari spanyol sampai afrika utara hingga Laut cina selam kekaisaran romawi dan han kontak ini dilakukan melalui jalur laut maupun darat melintasi wilayah Timur Tengah.
berpindah secara perlahan. Baja India di ekspor oleh kekaisaran romawi namun teknologi pembuatannya tidak mengalami peralihan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Makalah di di atas, kita bisa menyimpulkan, pertama, bahwa dalam berbagai takaran dan ukuran dunia pendidikan kita belum siap menghadapi globalisasi. Belum siap tidak berarti bangsa kita akan hanyut begitu saja dalam arus global tersebut. Kita harus menyadari bahwa Indonesia masih dalam masa transisi dan memiliki potensi yang sangat besar untuk memainkan peran dalam globalisasi khususnya pada konteks regional. Inilah salah satu tantangan dunia pendidikan kita yaitu menghasilkan SDM yang kompetitif dan tangguh.Kedua, dunia pendidikan kita menghadapi banyak kendala dan tantangan. Namun dari uraian di atas, kita optimis bahwa masih ada peluang.
B. Saran
Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning, repositioning strategy, dan leadership. Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah beranjak dari transformasi yang terus berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu, tahun 2020 bukan tidak mungkin Indonesia juga bisa bangkit kembali menjadi bangsa yang lebih bermartabat dan jaya sebagai pemenang dalam globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
“Makalah Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah
dalam Menghadapi Tantangan Global”
15 Jun
BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi telah mempengaruhi berbagai tatanan kehidupan umat manusia saat ini. Oleh sebab itu, pengaruh globalisasi tidak bisa dihindari. Perlakuan yang paling arif adalah bagaimana pengaruh globalisasi, termasuk kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini, disikapi sehingga membuahkan manfaat bagi umat manusia.
Isu-isu yang berkaitan dengan pendidikan nasional dan globalisasi mendorong kita untuk melakukan identifikasi dan mencari titik-titik simetris sehingga bisa mempertemukan dua hal yang tampaknya paradoksial, yaitu pendidikan Indonesia yang berimplikasi nasional dan global. Dampak globalisasi memaksa banyak negara meninjau kembali wawasan dan pemahaman mereka terhadap konsep bangsa, tidak saja karena faktor batas-batas teritorial geografis, tetapi juga aspek ketahanan kultural serta pilar-pilar utama lainnya yang menopang eksistensi mereka sebagai nation state yang tidak memiliki imunitas absolut terhadap intrusi globalisasi.
Globalisasi bisa dianggap sebagai penyebaran dan intensifikasi dari hubungan ekonomi, sosial, dan kultural yang menembus sekat-sekat geografis ruang dan waktu. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan global, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
Seperti kita ketahui bersama, bahwa problem dan tantangan pendidikan nasional dalam memasuki globalisasi harus dihadapi dengan pendekatan dan metode yang sesuai dengan kondisi masyarakat dan tuntutan perubahan di masa depan. Fenomena yang terjadi pada dunia pendidikan di era global ini adalah selalu tertinggal jika dibandingkan dengan perkembangan teknologi, informasi dan dunia bisnis.
1. A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
2. Bagaimana hubungan pendidikan dan jeratan arus globalisasi? 3. Bagaimana dehumanisasi rasionalitas globalisasi?
4. Apa visi pendidikan di era globalisasi?
5. Bagaimana analisa para ahli mengenai pendidikan nasional dalam globalisasi? 6. Bagaimana pengembangan SDM Indonesia menghadapi globalisasi?
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami bagaimana pendidikan dan pembelajaran dalam menghadapi tantangan global.
2. Mengetahui pengaruh globalisai dalam pendidikan. 3. Memahami visi pendidikan dalam globalisasi
4. Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan. BAB II
PEMBAHASAN
1. A. Pengaruh Globalisasi dalam Pendidikan
Dalam hembusan era globalisasi, gemanya tak hanya menerpa bidang ekonomi dan informasi/telekomunikasi saja, tetapi menyentuh hampir semua tatanan kehidupan umat manusia. Esensinya adalah bahwa kerja sama internasional antarnegara merupakan prasyarat dalam menata kehidupan global yang lebih baik. Globalisasi bukan berarti persaingan antarbangsa dalam arti sempit. Globalisasi bukan berarti persaingan antarbangsa dalam arti sempit. Globalisasi bukan pula penindasan si kuat kepada si lemah, tetapi lebih merupakan pranata baru antarbangsa yang berpijak pada semangat kebersamaan guna kehidupan masyarakat yang lebih baik. Di tengah pesimisme konflik kepentingan antarbangsa di
beberapa bagian belahan dunia, ternyata globalisasi menjanjikan nuansa baru bagi kehidupan yang lebih arif dengan berlandaskan kebersamaan, saling menghormati, saling membutuhkan. Naisbit dan Patricia (1990: 38-39, 244-245) merinci beberapa konsekuensi logis adanya globalisasi di bidang pendidikan ini antara lain:
Kedua, globalisasi menuntut adanya angkatan kerja yang berkualifikasi dan berpendidikan
(skilled and educated). Dalam masyarakat informasi, lapangan kerja terutama dialamatkan pada mereka yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berlatar pendidikan yang memadai. Sebaliknya, mereka yang miskin keterampilan dan tuna pendidikan, akan berderet mengisi barisan pengangguran atau sebagai kelompok pekerja dengan gaji yang sangat minim. Sebagai perbandingan, presentase pengangguran di Amerika Serikat untuk lulusan S1 atau lebih (graduate) hanyalah 1,7%. Untuk lulusan diploma atau akademi mencapai 3,7%, sedangkan lulusan sekolah menengah sebanyak 5,4%.
Ketiga, kerja sama pendidikan mutlak di perlukan. Kerja sama internasional di bidang pendidikan adalah sisi lain daripada konsekuensi globalisasi. Bantuan dana, pengiriman tenaga ahli, ataupun pemberian beasiswa dan pengiriman siswa tugas belajar ke luar negeri merupakan salah satu bentuk kerja sama internasional di bidang pendidikan. Di jepang misalnya, kendati angka partisipasi pendidikan cukup tinggi dengan proporsi lulusan di bidang sains tertinggi (mencapai 68% dari total lulusan yang ada), negara matahari terbit ini masih secara gencar melaksanakan kerja sama internasional di bidang pendidikan. Hal yang sama juga terjadi di Taiwan. Negeri Cina nasionalis ini, setiap tahunnya mengirim sekitar 7000 lulusan SMU untuk disekolahkan ke berbagai universitas di USA. Saat ini, di Taiwan terdapat angkatan kerja sekitar 100.000 lulusan USA, dan 10.000 orang di antaranya telah meraih gelar Doktor.
Ihwal globalisasi di bidang pendidikan ini sebenarnya telah dirintis badan dunia PBB
semenjak dua dasawarsa yang lalu. Lewat “trilog pendidikan global” misalnya, badan dunia PBB di bidang pengembangan telah mencanangkan tiga kebutuhan mendesak bagi
pendidikan global, terutama bagi negara berkembang, yaitu: 1. demokrasi pendidikan,
2. modernisasi pendidikan dengan menghormati identitas budaya, serta
3. adaptasi pendidikan dengan tuntutan pekerjaan produktif searah dengan kebutuhan lapangan kerja.
Di bidang demokratisasi pendidikan, tercuat nilai hakiki tentang pendidikan itu sendiri bahwa melalui pendidikan yang ditempuh dimaksudkan untuk mendidik masyarakat menuju
kemandirian, menuju ke suatu wujud pemerataan untuk memperoleh pendidikan seluas-luasnya. Pendidikan adalah universal dan hak semua orang atau lazim juga disebut sebagai
education is universal and for all.
Modernisasi pendidikan mencakup antara lain keragaman alternatif dalam pelayanan
pendidikan dan proses belajar-mengajar. Beberapa bentuk modernisasi pendidikan antara lain pendidikan jarak jauh, pendidikan dengan multimedia, cara belajar tuntas, atau dengan pendekatan nonkonvensional lainnya dalam bidang pendidikan. Semuanya bermuara sama ke arah globalisasi pendidikan, serta pemerataan perolehan pendidikan untuk semua orang tanpa rintangan atau hambatan, baik secara geografis, psikis, fisik, finansial maupun halangan yang sifatnya dukungan kultural.
mungkin kesenjangan kultural/budaya, karena masyarakat belum siap secara kultur dalam mengantisipasi gejolak perkembangan yang ada.
B. Hubungan antara Pendidikan dan Jeratan Arus Globalisasi
Pendidikan dimaknai oleh banyak pakar sebagai institusi untuk mendidikan generasi manusia dengan berbagai disiplin ilmu. Peradaban manusia juga tidak terlepas dari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dunia akan berubah menjadi maju atau bahkan mengalami kemunduran tergantung pada penguasaan pengetahuan. Dilihat dari aspek historis pendidikan di Indonesia adalah warisan kolonial belanda yang sampai sekarang watak pendidikan
Indonesia masih tercerabut dari akar tradisi.
Untuk menata kembali butuh sistem pendidikan yang jelas, dan yang paling vital adalah bagaimana merumuskan paradigma. Belum lagi terkait dengan kebijakan pemerintah saat ini, kebijakan belum berpihak kepada masyakat yang belum mampu. Hegemoni negara tentu sangat bersinggungan dengan kebijakan pendidikan, sehingga kekuasaan dan pendidikan harus dipisahkan dari mata rantai kepentingan politik sesaat.
Kemajuan peradaban yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi berimplikasi pada moralitas manusia. Efek globalisasi misalnya telah merambah berbagai sektor
kehidupan manusia, mulai dari alat komunikasi, transportasi, dunia maya, dan kecanggihan teknologi lainnya. Globalisasi telah berdampak pada mainstream bahwa manusia harus bisa mengendalikan teknologi.
Globalisasi ditandai dengan ketersinggungan antara negara, pasar atau sistem ekonomi global dan masyarakat sipil. Kalau diurai maka persoalan pendidikan Indonesia tidak hanya masalah penataan kurikulum, profesionalitas guru, out-put lembaga pendidikan, paradigma
pendidikan, dan persoalan internal penyelenggaraan lembaga pendidikan lainnya. Tapi lebih dari itu ada faktor eksternal yang juga sangat berpengaruh pada pendidikan Indonesia yaitu persoalan rakyat miskin sehingga tidak mampu sekolah, disorientasi kebijakan pemerintah, pendidikan market oriented, relasi kekuasaan negara, dan pusaran arus globalisasi.
Rumusan paradigma pendidikan tentu jangan sampai lemah karena terseret arus globalisasi. Sehingga tidak mengorbankan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan dengan
memaksa out-put untuk diterjunkan ke dunia pasar kerja. Karena globalisasi tidak bisa dibendung maka sikap kita adalah harus berdapasi secara arif tanpa harus menolaknya. Kekuasaan negara yang berkolaborasi dengan kekuatan ekonomi global inilah yang menimbulkan dampak negatif dalam segala sektor negara termasuk dalam hal ini adalah dunia pendidikan.
C. Dehumanisasi Rasionalitas Globalisasi
Globalisasi merupakan suatu proses yang dinamis dari berbagai sektor dalam sejarah manusia. Aktor penting dalam proses ini terjadi pada akhir Perang Dunia II dengan lahirnya
Brettonwood System, demikian pula muncul kerjasama bantuan internasional dalam bantuan sesudah perang dalam membangun kembali negara-negara yang hancur seperti eropa. Di Eropa dikenal rancangan kembali dalam bentuk Marshal Plan oleh Amerika Serikat. Di negara-negara Asia terjadi perubahan dalam integrasi tata ekonomi kolonial ke tata sistem ekonomi industri. Keseluruhannya telah menimbulkan munculnya perdagangan global yang kemudian terikat dalam perjanjian-perjanjian multilateral, maka munculah lembaga-lembaga internasional seperti International Monetary Fund (IMF). Demikian juga Bank Dunia yang merupakan sumber dana dari pembangunan internasional. Dengan demikian proses
globalisasi terus merasuk dalam pelbagai bentuk kehidupan manusia, politik, ekonomi, sosial budaya dan pembangunan manusia (human development).
Tinjauan perspektif Kellner dari sudut pandang teori sosial kritis bahwa; globalisasi melibatkan pasar kapitalis dan seperangkat relasi sosial dan aliran komoditas, kapital, teknologi, ide-ide, bentuk-bentuk kultur dan penduduk yang melewati batas nasional via jaringan masyarakat global, transmutasi teknologi dan kapital bekerjasama menciptakan dunia baru yang menglobal dan saling menghubung. Revolusi teknologi yang menghasilkan jaringan komunikasi komputer, transportasi dan pertukaran merupakan pra-anggaran
(presupposition) dari ekonomi global, bersama dengan perluasan sistem pasar kapitalis dunia yang menarik lebih banyak area dunia dan ruang produksi, perdagangan dan konsumsi kedalam orbitnya.
Ketersinggungan globalisasi dengan sektor pendidikan telah mengakibatkan pergeseran paradigma. Ini terlihat dari mayoritas lembaga pendidikan berkompetisi menghasilkan out-put yang siap kerja (baca: berorientasi pasar) tentu cara pandang ini telah keluar dari nilai-nilai pendidikan. Kebutuhan pasar adalah tenaga kerja yang ahli atau mempunyai skill untuk mengoperasikan teknologi industri. Manusia menjadi mekanistik dan telah tercerabut dari harkat kemanusiaanya karena telah teralienasi, tereksploitasi dan terasing dari nilai-nilai humanisme.
D. Visi Pendidikan di Era Globalisasi
Dalam sebuah penelitiah ilmiah Human Recource Development in the Globalization Era, Vision, Mission, and Programs of Action for Education and Training Toward 2020 H.A.R Tilaar, menjelaskan tentang program aksi menyeluruh dalam menghadapi gelombang
globalisasi. Empat kekuatan yang perlu dicermati pendidikan nasional; 1) kerjasama regional dan internasional, 2) demokrasi dan peningkatan kesadaran HAM serta pemberdayaan masyarakat (social empowerment), 3) kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, 4) identitas bangsa dan internasionalisme.
Ignas Kleden memberikan analisa kritis bahwa pendidikan nasional. Pertama, harus menciptakan masyarakat yang mempunyai kemampuan berfikir logis dan bertindak logis.
Kedua, pendidikan humaniora harus dibedakan dari ilmu-ilmu humaiora dalam pengertian epistemologis, sehingga pendidikan humaniora menekankan kualitas-kualitas manusiawi dari peserta didik. Ketiga, pendidikan bukan hanya menciptakan orang dengan keahlian, tetapi orang-orang dengan kemampuan belajar tinggi.
Tanpa mengabaikan otoritas negara dan arus globalisasi yang terus menggerus kekuatan masyarakat sipil, sistem pendidikan Indonesia harus merobah fundamen paradigma
pendidikan. Pertama, perlu penataan sistem pendidikan yang beradaptasi dengan kekuatan global. Kedua, penegakan supremasi hukum dan kedaulatan politik nasional demi
menciptakan kondusifitas segala sektor kehidupan, demokrasi, agama, pendidikan, sosial, politik, ekonomi, budaya, hankam. Ketiga, paradigma pendidikan untuk semua kalangan—
education for all—dan pendidikan sepanjang hidup—long life education—harus menjadi
mainstream kebijakan pendidikan nasional. Keempat, di masa depan perlu memberi peranan yang seluas-luasnya kepada kaum wanita untuk mendapat kesempatan dalam pendidikan.
Kelima, pentingnya media elektronik dalam penyebarluasan pendidikan, termasuk pengembangan sistem belajar jarak jauh dan pemanfaatan komputer untuk pendidikan.
Keenam, publikasi dan penelitian serta pengembangan pendidikan merupakann hal yang sangat mendasar bagi setiap masyarakat yang ingin maju.
1. F. Pengembangan SDM Indonesia Menghadapi Globalisasi
Dalam kompetisi menghadapi globalisasi Sumber Daya Manusia memegang peranan yang sangat penting. Bila tidak siap maka manusia Indonesia akan tergilas oleh globalisasi. Akan tetapi bila siap, maka kita akan menjadi sang pemenang. Secara sederhana kita dapat mendefisikan sikap pemenang (winner) yaitu:
 Adalah mereka yang berada didepan perubahan, terus-menerus meredifinisi bidang kegiatannya, menciptakan pasar baru, membuat trobosan baru, menemukan kembali cara-cara berkompetisi, menantang status quo.
 Pimpinan yg mau mendesentralisasi kekuasaannya dan mendemokratisasikan strateginya dengan melibatkan berbagai orang baik yg ada di dalam maupun di luar organisasinya dalam proses menemukan kiat utk menghadapi masa depan
Untuk menghadapi globalisasi kita dapat menerapkan kiat 3C yaitu:
 Competence,
 Concept and
 Connection
Dengan mengembangkan 3C diatas maka diharapkan akan terjadi peningkatan sumber daya manusia Indonesia menghadapi globalisasi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
 Globalisasi bukan berarti penindasan si kuat kepada si lemah, tetapi lebih merupakan pranata baru abtarbangsa yang berpijak pada semangat kebersamaan guna kehidupan masyarakat yang lebih baik.
 Pendidikan bukan hanya berurusan dengan transmisi pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga dengan preferensi lain. Ini berarti bahwa pendidikan berhubungan erat dengan nilai-nilai, dan sebagian nilai-nilai itu adalah berkenaan dengan nasionalisme.
 Tuntutan belajar semur hidup (life long education) merupakan suatu keharusan dalam kehidupan menghadapi globalisasi.
 Pemanfaatan media elektronik dalam penyebarluasan pendidikan, termasuk pengembangan sistem belajar jarak jauh dan pemanfaatan komputer untuk pendidikan, merupakan aspek-aspek penting yang harus diperhatikan dalam globalisasi pendidikan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, agar penulis dapat memperbaiki pembuatan makalah di waktu yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA