BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, jumlah penduduk di Indonesia makin meningkat. Dalam setiap tahunnya terjadi pertambahan jumlah penduduk. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, permintaan kebutuhan pokok juga meningkat. Permintaan kebutuhan pokok yang melambung tinggi, tidak dapat terpenuhi secara keseluruhan. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan pokok, pemerintah harus mengimpor. Contohnya saja impor beras dari Thailand.
Bila dilihat dari wilayahnya, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor pertanian. Indonesia dikenal dengan negara agraris, dimana rata- rata penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Tapi hal ini berbalik arah dengan kenyataan yang terjadi, dimana Indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok dalam negeri. Hal ini dikarenakan kualitas lahan di Indonesia yang buruk sehingga produktivitas pertanian rendah.
Kualitas lahan yang buruk disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah penggunaan bahan- bahan kimia dalam pelaksanaan budidaya. Petani di Indonesia masih bergantung pada bahan- bahan kimia, misalnya pestisida untuk menanggulangi hama penyakit tanaman.
Banyak tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati, salah satunya tanaman cabai. Cabai merupakan tanaman yang mudah ditanam terutama di Indonesia. Selain itu juga dapat diproduksi dalam skala kecil atau rumah tangga.
Oleh karena itu laporan ini akan membahas mengenai pestisida nabati dari cabai. Dimana pestisida nabati ini lebih ramah lingkungan, sehingga pencemaran lingkungan dapat diminimalisir dan segala bentuk bahaya juga dapat dikendalikan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui macam- macam pestisida nabati dan bahan penyusunnya.
2. Untuk mengetahui manfaat pestisida nabati.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pestisida nabati.
4. Untuk mengetahui cara pembuatan dan pengaplikasian pestisida nabati cabai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pestisida Nabati
1) Pestisida nabati adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam, misalnya tumbuhan. Jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak, karena residunya akan terurai dan mudah hilang.
(Hendayana, 2010) 2) Pestisida nabati adalah hasil ekstraksi bagian tertentu dari tanaman, baik dari daun, buah, biji, atau akar. Biasanya bagaian tanaman tersebut mengandung senyawa atau metabolit sekunder serta memiliki racun terhadap hama dan penyakit tertentu.
(Herliana, 2010) 3) Pestisida nabati adalah bentuk ramuan alami pembasmi hama yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini kemudian diolah menjadi berbagai bentuk, antara lain bahan mentah berbentuk tepung, ekstrak atau resin.
(Rusfita, 2013) 4) Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan (daun, buah, biji atau akar) berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya. dapat untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
(Meilin, 2009)
2.2 Macam- macam Pestisida Nabati dan Bahan Penyusunnya
Berikut ini beberapa jenis tanaman yang bisa digunakan sebagai pestisida nabati, antara lain :
No Nama Tanaman Bagian
Tanaman Bahan Aktif OPT sasaran
1 Jambu mete Anaccadium odontinale
Kulit biji mete Asam anakardat, cardamol, cardol,
amino, polifenol,
Biji, daun Margosin Ulat, hama
penghisap,
Sulur Alkaloida Hama
penghisap,
Biji Reisin, alkaloid Ulat, hama
penghisap, nematode 11 Jeringau
Acorus calamus Daun Arosone, kalomenol, kalomen, metil
Daun Papain Ulat, hama
penghisap 13 Gadung
Dioscorea hispida
Umbi Diosgenin, steroid, saponin, alkohol,
fenol 14 Sirih
Chaviva auriculata
Daun Fenol, kavokol Hama
penghisap
Capsicum annum Biji Kapsaisin, dihidrokapsaisin,
Ulat
(Ardiansyah, 2013)
2.3 Manfaat Pestisida Nabati
1) Repelan, yaitu menolak/mengusir kehadiran serangga (misal dengan cara mengeluarkan bau yang menyengat/tidak disukai serangga).
2) Antifidan, mencegah serangga hama memakan bagian tanaman yang telah diberi pestisida nabati (memberikan rasa tidak enak pada tanaman bagi serangga hama).
3) Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa. 4) Membuat kemandulan pada serangga betina. 5) Racun saraf pada serangga.
6) Mengacaukan sistem hormon pada serangga.
7) Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dipakai pada perangkap serangga.
8) Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri.
(Sito, Jake. 2013)
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pestisida Nabati
a) Teknologi pembuatannya lebih mudah dan murah, sehingga memungkinkan untuk dibuat sendiri dalam skala rumah tangga.
b) Pestisida nabati tidak menimbulkan efek negatif bagi lingkungan maupun makhluk hidup, sehingga relatif aman untuk digunakan
c) Tidak beresiko menyebabkan keracunan pada tanaman, sehingga tanaman yang diaplikasikan pestisida nabati jauh lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya.
d) Menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.
((Rusfita, 2013) Kelemahan pestisida nabati yang perlu kita ketahui antara lain: a) Karena bahan nabati kurang stabil mudah terdegradasi oleh pengaruh fisik,
kimia maupun biotik dari lingkungannya, maka penggunaannya memerlukan frekuensi penggunaan yang lebih banyak dibandingkan pestisida kimiawi sintetik sehingga mengurangi aspek kepraktisannya b) Kebanyakan senyawa organik nabati tidak polar sehingga sukar larut di air
karena itu diperlukan bahan pengemulsi
c) Bahan nabati alami juga terkandung dalam kadar rendah, sehingga untuk mencapai efektivitas yang memadai diperlukan jumlah bahan tumbuhan yang banyak
d) Bahan nabati hanya sesuai bila digunakan pada tingkat usaha tani subsisten bukan pada usaha pengadaaan produk pertanian massal
e) Apabila bahan bioaktif terdapat di bunga, biji, buah atau bagian tanaman yang muncul secara musiman, mengakibatkan kepastian ketersediaannya yang akan menjadi kendala pengembangannya lebih lanjut
(Martono, 1997)
2.5 Menganalisa Penelitian dari Jurnal yang berhubungan dengan pestisida nabati
BAB III METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu pembuatan pestisida nabati pada hari Sabtu, 30 Desember 2013 di Jalan KH. Yusuf No. 165 (Rumah Rizka Adida Novalis).
3.2 Alat Dan Bahan Beserta Fungsinya
a) Alat
Blender untuk menghaluskan cabai merah
Kompor untuk memasak cabai yang sudah halus
Penggorengan untuk menggoreng cabai yang telah dihaluskan
Mangkuk / Baskom sebagai wadah setelah
Gelas Ukur untuk mengukur air
Spatula untuk mengaduk cabai
Saringan untuk menyaring pestisida yang sudah diendapkan
Botol plastik bekas tmpat pestisida
Kamera alat dokumentasi b) Bahan
500 gr Cabai rawit merah (Capsium Frutescens L) bahan utama pembuatan pestisida
3.3 Diagram Alir + Penjelasan
Untuk membuat pestisida nabati dari cabai rawit yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan, dibutuhkan cabai rawit sebanyak 500 gram untuk mendapatkan hasil pestisida sebanyak ± 1 liter, setelah di dapat cabai rawit dengan berat yang dibutuhkan, dilakukan pemisahan antara buah dengan tangkainya, karena untuk membuat pestisida yang diperlukan hanya buahnya saja. Saat sudah terkumpul buah cabai tanpa tangkai, cabai rawit dicuci hingga bersih. Lalu, cabai rawit diblender hingga halus agar sari atau ekstrak dari buah cabai dapat keluar, dan dimasukkan ke dalam wajan untuk dimasak dengan air sebanyak 1 liter sampai mendidih dan mengeluarkan bau yang harum. Jika, sudah mendidih dan baunya harum larutan cabai dipindahkan kedalam suatu wadah dan di diamkan selama ± 7 hari.
BAB IV
Cabai yang sudah halus dim asak dengan 1
liter air hingga m endidih dan baunya
harum
Cabai rawit atau cabe rawit, adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang. Ukurannya lebih kecil daripada varietas cabai lainnya, namun cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000-100.000 pada skala Scoville. Cabai rawit biasa di jual di pasar bersama dengan varitas cabai lainnya. Cabai rawit mengandung kapsaisin yang dapat mengganggu metabolisme serangga dan bekerja pada susunan syaraf sentral serangga, kapsantin, karotenoid, alkaloid, resin, minyak atsiri, serta vitamin A dan C.
Dari hasil pengamatan secara langsung, menunjukkan bahwa cabai rawit yang telah diolah menjadi pestisida nabati warnanya berbeda. Warna cabai dihaluskan warnanya belum terlalu merah, sedangkan setelah dipanaskan warnanya terlihat merah. Dan ketika ditambahkan air, larutannya terdapat buih. Aroma yang diciptakan setelah dan sebelum dipanaskan sangat menyengat dan beraroma sambal.
Pestisida nabati cabai berperan dalam penanggulangan hama ulat. Dimana komposisi pada pestisida cabai ini mengandung bahan kimia kapsaisin. Dalam pengaplikasiaanya, cukup menyemprotkan pestisida pada tanaman sasaran sebanyak 10 kali semprot.
4.2 Pembahasan
Sebagai salah satu contohnya yaitu pestisida yang berasal dari cabai rawit yang mana cabai rawit mengandung senyawa kimia, kapsaisin, flavanoid, alkaloid, senyawa polevenolad dan minyak atsiri mempunyai sifat lavarsida dan insektisida. Senyawa tersebut brfungsi menghalau kutu tungau, ulat sampai cacing tanah perusak akar. Kapsaisin memberikan rasa pedas dan serangga akan kepedasan hebat sampai mati mengering dengan membrane sel rusak kehabisan cairan.
Dikatakan bahwa cabai rawit mempunyai beberapa senyawa kimia mungkin dapat terlihat ketika pemasakan larutan cabai pada praktikum yang sudah dilakukan dimana larutan cabai mengeluarkan minyak dari kapsaisin, kapsaisin adalah zat nonpolar, tidak bisa dicampur air, persis seperti minyak. Kapsaisin tersebut juga mengeluarkan aroma yang menyengat. Pada proses pemasakan juga terjadi perubahan warna, dari warna cabai dihaluskan warnanya belum terlalu merah, sedangkan setelah dipanaskan warnanya terlihat merah. Sebelum dimasak larutan cenderung kental, sedangkan setelah dimasak larutan menjadi encer.
Kebanyakan pestisida nabati cabai biasanya digunakan untuk memberantas hama ulat. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang berjudul “Pestisida Nabati Cabai untuk Membunuh Ulat Daun”, penelitian tersebut menyatakan bahwa pestisida nabati bahan cabai efektif membunuh ulat daun. Ulat sendiri sengaja dipilih karena ulat daun merupakan salah satu macam hama. Menurut salah satu penelitian dari mahasiswa IPB tahun 2011 51% dari 100% hama tanaman adalah jenis ulat, selain belalang dan lain sebagainya. Hama seperti yang kita tahu adalah salah satu faktor penghambat pertumbuhan tanaman selain iklim, cuaca, dan faktor lainnya. Cabai mengandung capsaicin yang memberi efek pedas dan nyeri. Kandungan inilah salah satu faktor yang membuat ulat mati ketika disemprot.
bertujuan untuk mengamankan produksi atau membatasi kehilangan hasil. Dalam Jurnal yang berjudul “Pengaruh Pestisida Organik Dan Jumlah Bibit Perlubang Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) Oleh Sartono Joko Santoso Dan Sumarmi” dikatakan bahwa Lombok atau cabai rawit (Cupsicum fructescens) dan daun sirih tidak cocok untuk pertumbuhan penyakit dan dapat menekan pertumbuhan dan perkembangan jamur. Dari hasil penelitian perasan buah cabai ruwit dan daun sirih dapat menekan pertumbuhan sporangium dan memperlambat perkecambahan spora pada jamur.
Tabel diatas menunjukkan uji jarak berganda Duncan 5% pengaruh macam pestisida organik dan jumlah bibit per lubang terhadap tinggi tanaman, berat segar bangkasan, berat kering brangkasan, berat ganda per rumpun dan berat gabah per petak.
Penyemprotan pestisida organik baik dari daun sirih (M1), buah cabai
rawit (M2), terbukti telah dapat menekan perkembangan penyakit bercak
berpengaruh pada peningkatan berat kering, karena berat kering mencerminkan tingkat fotosintesis.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hsil dan pembahasan laporan di atas dapat disimpulkan bahwa pestisida nabati merupakan salah satu solusi terbaik untuk membasmi hama secara mudah dan murah. Beberapa macam komoditi yang dapat digunakan sebagai pestisida antara lain pepaya, sirih, bawang merah, dan yang di pakai untuk praktikum kelompok A1-3 adalah cabai rawit. Pestisida nabati dari cabai rawit disini bermanfaat untuk mengendalikan hama ulat, juga dapat untuk mengurangi serangan penyakit bercak daun.
Pestisida nabati dari cabai rawit dibuat dengan cara yang mudah, hanya dengan menghaluskan dan memasak serta mendiamkan selama kurang lebih ± 7 hari. Keunggulan dari pestida nabati adalah teknologi pembuatannya lebih mudah dan murah, pestisida nabati tidak menimbulkan efek negatif bagi lingkungan, tidak beresiko menyebabkan keracunan pada tanaman, menghasilkan produk pertanian yang sehat. Kekurangannya adalah penggunaannya memerlukan frekuensi penggunaan yang lebih banyak dibandingkan pestisida kimiawi sintetik, kebanyakan senyawa organik nabati tidak polar sehingga sukar larut di air, bahan nabati alami juga terkandung dalam kadar rendah, bahan nabati hanya sesuai bila digunakan pada tingkat usaha tani subsisten bukan pada usaha pengadaaan produk pertanian massal.
5.2 Kritik dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah. Fiqhi. 2013. Pestisida nabati. http://fiqhiardiansyah. blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses pada tanggal 02 Desember 2013
Hendayana, M. 2010. Pestisida nabati. http://jendela-tani.blogspot.com/2013/ 04/pestisida-nabati-bagian-1.html. Diakses pada tanggal 02 Desember 2013
Herliana, Ersi. 2010. Bertanam 15 Sayuran Organik Dalam Pot. Jakarta: Penebar Swadaya
Meilin, Araz. 2009. Pemanfaatan Pestisida Nabati Pada Tanaman Sayuran. Jambi: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi
Purwantari, Sajimin. 2011. Pengaruh pestisida organik dan interval penyemprotan terhadap produktivitas hijauan pakan tanaman alfalfa (medicago sativa). http://balittro.litbang.deptan.go.id/ind/ images/publikasi/prosiding/pesnabiv/3.Sajimin-biopest%2041-50p.pdf. Diakses pada tanggal 02 Desember 2013
Rusfita, Nova. 2013. Pestisida Nabati Cabai Untuk Membunuh Ulat Grayak. http://ikma10fkmua.files.wordpress.com/2013/05/6b.pdf. Diakses pada tanggal 02 Desember 2013
Santoso, Joko; Sumarni. 2008. Pengaruh Pestisida Organik dan Jumlah Bibit Perlubang Pada Tanaman Padi. http://ejurnal.its.ac.id/index.php /sains_seni/article/download/3739/1414. Diakses pada tanggal 02 Desember 2013
Sito, Jake. 2013. Fungsi Pestisida Nabati. http://lsmorganik. wordpress.com/2013/03/07/fungsi-pestisida-nabati/. Diakses pada tanggal 02 Desember 2013