• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Teknis Grand Design badan Arsip d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Usulan Teknis Grand Design badan Arsip d"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Usulan Teknis

GRAND DESIGN PENGEMBANGAN BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH

KABUPATEN BEKASI TAHUN ANGGARAN 2016

I. Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Dalam perkembangan dunia saat ini adalah dunia yang terbuka, transparansi tidak ada sekat sekat yang membatasi aktifitas manusia di dalam mendapatkan informasi. Dengan keberadaan teknologi yang ada terutama teknologi telekomunikasi dan informatika yang terus berkembang dan inovatif membuat manusia mudah untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan.

Salah satu contoh perkembangan teknologi adalah di bidang pendidikan . anak anak sekolah mulai dari pelajar sekolah dasar sudah diperkenalkan dengan dunia telekomunikasi dan informatika yaitu internet baik dengan menggunakan komputer maupun penggunaan selluler pintar. Mereka akan dengan mudah berinteraksi di dunia maya untuk mencari sumber sumber pengetahuian yangv berkaitan dengan pelajaran pelkajaran yang telah diajarkan oleh para pendidiknya.

(2)

adalh sebagai salah satu sumber informasi yang penting baik bagi aparatur pemerintah sendiri maupun masyarakat umum.

Apabila kita melihat kondisi badan Kearsipan saat ini lebih menonjolkan seperti ruangan gudang yang berisi lemari lemari yang sudah tidal layak daipenuhi dengan dus dus berisi berkas berkas yang kondisinya tidak kurang terawatt padahal dokumen tersebut berupa data data yang sangat penting mulai dari data kepegawaian, data data sejarah, data data produk produk hukum yang telah dihasilkan oleh pemerintah daerah dan DPRD. Serta dokumen dokumen lainnya yang sangat berharga yang bertahun tahun lamanya.

Begitu juga dengan keberadaan perpustakaan daerah, sama seperti ruangan yang dipenuhi dengan lemari dan berisi buku buku tetapi para pengunjungnya sepi dan terbatas hanya orang orang tertentu. Diperparah lagi kondisi masyarakat Indonesia yang kurang gemar untuk membaca dan perkembangan teknologi informasi tadi.

Melihat kondisi diatas maka Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah kabupaten Bekasi harus mulai menata dirinya untuk menjadi suatu badan yang professional mendukung peran serta pemerintah daerah kabupaten Bekasi didalam memberikan pelayanan informasi baik bagi aparat pemerintah, masyarakat ilmiah dan masyarakat umum.

(3)

Sedangkan dalam Bahasa Belanda Arsip disebut Archief, yang berarti kumpulan yang tersusun daripada bahan berupa tulisan tangan, piagam, daftar, surat, dll, yang berhubungan dengan sejarah / perkembangan suatu negara, daerah / kota, lembaga, perhimpunan / keluarga.

Menurut Ensiklopedi Administrasi, terdapat dua pengertian Arsip, yaitu : Pertama, Suatu instansi tempat menyimpan warkat – warkat dari suatu organisasi secara tertib. Kedua, Segenap warkat dari suatu organisasi kenegaraan / badan swasta yang diadakan dalam penyelenggaraan kegiatan organisasi tersebut, dan yang dipandang berharga untuk disimpan secara permanen bagi suatu keperluan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Arsip diartikan sebagai dokumen tertulis yang mempunyai nilai historis, disimpan, dan dipelihara ditempat khusus untuk referensi.

DOKUMEN Dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berarti mengajar. Pengertian dokumen menurut Louis Gottschalk (1986; 38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis. Pengertian kedua diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertiannya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.

(4)

yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan surat-surat negara, seperti surat perjanjian, undang-undang, konsesi, hibah dan sebagainya.

Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2007;216-217) menjelaskan istilah dokumen yang dibedakan dengan record. Definisi dari record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang / lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Sedang dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Sedangkan menurut Robert C. Bogdan seperti yang dikutip Sugiyono (2005; 82) dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental dari seseorang. Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat ditarik benang merahnya bahwa dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian.

Dalam Undang-Undang No. 43 tahun 2009 tentang Kearsipan ada beberapa pengertian yang pada dasarnya wajib diketahui dalam kaitannya dengan kearsipan diantaranya :

1. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip.

(5)

3. Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu.

4. Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau lembaga kearsipan.

5. Arsip aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi dan/atau terus menerus.

6. Arsip inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya telah menurun.

7. Arsip vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan persyaratan dasar bagi kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat diperbarui, dan tidak tergantikan apabila rusak atau hilang.

8. Arsip terjaga adalah arsip negara yang berkaitan dengan keberadaan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara yang harus dijaga keutuhan, keamanan, dan keselamatannya.

9. Arsip umum adalah arsip yang tidak termasuk dalam kategori arsip terjaga.

10. Arsiparis adalah seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan/atau pendidikan dan pelatihan kearsipan serta mempunyai fungsi, tugas, dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan kearsipan.

(6)

sarana bantu untuk mempermudah penemuan dan pemanfaatan arsip.

12. Lembaga kearsipan adalah lembaga yang memiliki fungsi, tugas, dan tanggung jawab di bidang pengelolaan arsip statis dan pembinaan kearsipan.

13. Arsip daerah kabupaten/kota adalah lembaga kearsipan berbentuk satuan kerja perangkat daerah yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan pemerintahan daerah kabupaten/kota yang berkedudukan di ibukota kabupaten/kota.

14. Pencipta arsip adalah pihak yang mempunyai kemandirian dan otoritas dalam pelaksanaan fungsi, tugas, dan tanggung jawab di bidang pengelolaan arsip dinamis.

15. Unit pengolah adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengolah semua arsip yang berkaitan dengan kegiatan penciptaan arsip di lingkungannya.

16. Unit kearsipan adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan kearsipan.

17. Jadwal retensi arsip yang selanjutnya disingkat JRA adalah daftar yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu penyimpanan atau retensi, jenis arsip, dan keterangan yang berisi rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali, atau dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan dan penyelamatan arsip.

(7)

kearsipan, pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis kepada lembaga kearsipan.

19. Penyelenggaraan kearsipan adalah keseluruhan kegiatan meliputi kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam suatu sistem kearsipan nasional yang didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lainnya.

20. Pengelolaan arsip dinamis adalah proses pengendalian arsip dinamis secara efisien, efektif, dan sistematis meliputi penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan, serta penyusutan arsip.

21. Pengelolaan arsip statis adalah proses pengendalian arsip statis secara efisien, efektif, dan sistematis meliputi akuisisi, pengolahan, preservasi, pemanfaatan, pendayagunaan, dan pelayanan publik dalam suatu sistem kearsipan nasional.

22. Akuisisi arsip statis adalah proses penambahan khasanah arsip statis pada lembaga kearsipan yang dilaksanakan melalui kegiatan penyerahan arsip statis dan hak pengelolaannya dari pencipta arsip kepada lembaga kearsipan.

23. Sistem kearsipan nasional (SKN) adalah suatu sistem yang membentuk pola hubungan berkelanjutan antarberbagai komponen yang memiliki fungsi dan tugas tertentu, interaksi antarpelaku serta unsur lain yang saling mempengaruhi dalam penyelenggaraan kearsipan secara nasional.

(8)

25. Jaringan informasi kearsipan nasional (JIKN) adalah sistem jaringan informasi dan sarana pelayanan arsip secara nasional yang dikelola oleh ANRI.

26. Daftar pencarian arsip (DPA) adalah daftar berisi arsip yang memiliki nilai guna kesejarahan baik yang telah diverifikasi secara langsung maupun tidak langsung oleh lembaga kearsipan dan dicari oleh lembaga kearsipan serta diumumkan kepada publik.

I.2.2 Perpustakaan

Perpustakaan adalah mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung / bangunan atau gedung tersendiri yang berisi buku buku koleksi, yang diatur dan disusun demikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca (Sutarno NS, 2006:11).

Perpustakaan adalah kumpulan atau bangunan fisik sebagai tempat buku dikumpulkan dan disusun menurut sistem tertentu atau keperluan pemakai (Lasa, 2007:12).

Secara lebih konkrit perpustakaan dapat dirumuskan sebagai suatu unit kerja dari sebuah lembaga pendidikan yang berupa tempat penyimpanan koleksi buku-buku pustaka untuk menunjang proses pendidikan. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah tempat untuk mengembangkan informasi dan pengetahuan yang dikelola oleh suatu lembaga pendidikan, sekaligus sebagai sarana edukatif untuk membantu memperlancar cakrawala pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.

(9)

disebut perpustakaan, tetapi karena adanya perkembangan teknologi modern dalam usaha pelestarian dan pengembangan informasi, maka koleksi perpustakaan tidak hanya terbatas buku-buku saja tetapi juga beraneka ragam jenisnya.

Jenis-jenis Perpustakaan

Menurut Sutarno NS (2006:37) jenis-jenis perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Perpustakaan Nasional RI

Merupakan Perpustakaan Nasioal yang berkedudukan di Ibu Kota Negara Indonesia yang mempunyai jangkauan dan ruang lingkup secara Nasional dan merupakan salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang bertanggung jawab kepada Presiden.

2. Badan Perpustakaan Daerah

Badan perpustakaan daerah atau lembaga lain yang sejenis adalah yang berkedudukan di tiap provinsi di Indonesia yang mengelola perpustakaan.

3. Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat, maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum.

4. Perpustakaan Perguruan Tinggi

(10)

meliputi pendidikan, penelitian / riset dan pengabdian kepada masyarakat.

5. Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah berada di sekolah, dikelola sekolah, dan berfungsi untuk sarana kegiatan belajar mengajar, penelitian sederhana, menyediakan bahan bacaan, dan tempat rekreasi.

6. Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus berada pada lembaga-lembaga pemerintahan dan swasta. Perpustakaan tersebut diadakan sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang berkaitan baik langsung maupun tidak langsung dengan instansi induknya.

7. Perpustakaan Lembaga Keagamaan

Merupakan perpustakaan yang dimiliki dan dikelola oleh lembaga-lembaga keagamaan, misalnya perpustakaan, masjid, gereja.

8. Perpustakaan Internasional

Perpustakaan Internasional Merupakan perpustakaan internasional yang memiliki koleksi yang menyangkut negara-negara anggota atau negara-negara-negara-negara yang berafiliasi kepada lembaga dunia tersebut. Perpustakaan ini dikelola dan diselenggarakan lembaga internasional.

9. Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara-negara Asing

(11)

10. Perpustakaan Pribadi / Keluarga

Merupakan perpustakaan yang dimiliki dan dikelola oleh perorangan atau orang-orang tertentu bersama anggota keluarganya.

11. Perpustakaan Digital

Perpustakaan digital bukan merupakan salah satu jenis perpustakaan yang berdiri sendiri, tetapi merupakan pengembangan dalam system pengelolaan dan layanan perpustakaan.

Tujuan Perpustakaan

Menurut Sutarno NS (2006:34),”Tujuan Perpustakaan adalah untuk menyediakan fasilitas dan sumber informasi dan menjadi pusat pembelajaran”. Sedangkan menurut Lasa (2007:14):

Menumbuhkembangkan minat baca dan tulis. Para siswa dan guru dapat memanfaatkan waktu untuk mendapat informasi di perpustakaan. Kebisaan ini mampu menumbuhkan minat baca mereka yang pada akhirnya dapat menimbulkan minat tulis

Mengenalkan teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi harus terus diikuti pelajar dan pengajar. Untuk itu perlu proses pengenalan dan penerapan teknologi informasi dari perpustakaan

Membiasakan akses informasi secara mandiri. Pelajar perlu didorong dan diarahkan untuk memiliki rasa percaya diri dan mandiri untuk mengakses informasi. Hanya orang yang percaya diri dan mandirilah yang mampu mencapai kemajuan

(12)

dan sejarah membuktikan bahwa keberhasilan seseorang itu tidak ditentukan oleh NEM yang tinggi melainkan melalui pengembangan bakat dan minat.

II. Metodologi

II.1Batasan Penelitian

Sebagai batasan kajian atau lingkup pekerjaan Grand Design Badan arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bekasi, maka ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam kajian ini, yaitu :

(13)

melalui pemetaan potensi penanaman modal dan selanjutnya dipetakan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari beberapa komponen meliputi Goodwill pemerintah (pusat dan daerah) dan dunia usaha/ industri dan investor sebagai bahan untuk melakukan komunikasi dengan pihak ketiga sebagai strategi perencanaan dan pengembangan pola kerjasama di Kabupaten Bekasi.

2. Grand Design Badan arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bekasi, meliputi :

o Melaksanakan identifikasi potensi dan permasalahan penanaman modal di Kabupaten Bekasi

o Melakukan kajian tentang potensi penanaman modal di Kabupaten Bekasi.

o Merumuskan permasalahan dan keterkaitan informasi dan peta penanaman modal di Kabupaten Bekasi, sehingga pemerintah Kabupaten Bekasi dapat mendesain model dan strategi pengembangan penanaman modal.

o Tersusunya Formulasi yang bisa menjembatani antara Pemerintah Daerah dengan pihak swasta dalam hal Strategi pengembangan penanaman modal Di Kabupaten Bekasi.

2.2. Pendekatan Penelitian 1. Pendekatan Sosial

Tema pokok dalam tiap pembahasan tentang perkembangan pembangunan adalah perubahan kehidupan sosial yang demikian cepat. Para ahli umumnya melihat perubahan sosial itu lewat berbagai kacamata yang terjadi pada komunitas pembangunan itu sendiri. Oleh karena konsep pengembangan Badan Arsip dan Perpustakaan daerah dalam mempercepat pembangunan di Kabupaten Bekasi merupakan salah satu alternatif solusi dalam menyikapi perubahan sosial ekonomi masyarakat melalui hadirnya informasi yang tepat dan cepat.

Kondisi tersebut merupakan gambaran perubahan struktural yang terjadi karena masuknya kekuatan eksternal seperti industri, yang secara tidak langsung mengubah pula rasionalitas dan adopsi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

(14)

Pertumbuhan industri yang begitu cepat di Kabupaten Bekasi tidak hanya membawa perubahan fisik tetapi juga membawa perubahan perilaku sosial-ekonomi baru. Industri merupakan transformasi terhadap alam dan komunitas melalui penciptaan lingkungan pada kehidupan domestik sekitar industri.

Berdasarkan perspektif di atas, sebagian besar perubahan sosial-budaya dan ekonomi yang terjadi adalah karena adanya kontribusi masuknya faktor-faktor eksternal seperti industri, kebijakan, bahkan juga masuknya nilai-nilai baru. Industri dalam konteks pembangunan infra struktur fisik dan sosial saling mempengaruhi dengan cara lebih langsung sehingga pada tingkat tertentu industri pasti mencerminkan karakter masyarakat..

3. Pendekatan Literatur

Dalam upaya mempertajam daya nalar dalam mengidentifikasi dan menganalisis aspek-aspek yang menjadi perhatian pokok dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Tim konsultan menerapkan pendekatan literatur. Tim konsultan akan melakukan identifikasi, inventarisasi dan mengumpulkan sejumlah bahan kepustakaan dan referensi lainnya yang relevan untuk kebutuhan review data-data dan informasi yang relevan. Lingkup kepustakaan yang merupakan sumber masukan meliputi dokumen kebijakan (UU, PP, Keppres, Kepmen, Pedum, Juklak/ Juknis, dll) dan hasil-hasil studi yang terkait dan lain-lain.

Masing-masing langkah kegiatan yang dilakukan mengacu pada arahan dan aturan yang telah tertera dalam sumber-sumber kepustakaan yang telah dipelajari secara seksama. Sasaran yang diharapkan dari penerapan pendekatan literatur ini adalah bahwa diharapkan tim konsultan dapat menyusun rumusan konseptual yang berlandaskan dalil-dalil yang jelas legalitasnya serta dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaannya. Dengan demikian, produk yang dihasilkan oleh konsultan akan memperoleh dukungan yang argumentatif dan legitimate, sesuai aturan serta kebijakan yang berlaku. 4. Pendekatan Kelembagaan

(15)

pendekatannya adalah pendekatan kelembagaan yang ditujukan untuk mendukung koordinasi dan legalitas kegiatan. Hal ini erat kaitannya dengan faktor keberterimaan unsur-unsur stakeholder di Dinas/ Instansi/ Lembaga terkait dengan penanganan masalah kondisi perekonomian masyarakat. Selain itu juga perlu dipahami bahwa proses kegiatan ini secara formal merupakan kompetensi dari lembaga yang ada, meskipun secara konseptual prosesnya harus melibatkan unsur stakeholder, yakni masyarakat dan pemerintah daerah.

2.3 Metode Dan Strategi Pelaksanaan Pekerjaan 1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskriftif-analitis. Dengan melakukan survei dan Grand Design Badan arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bekasi, baik staregi-strategi yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi. Kajian ini akan dipertajam analisisnya dengan menggunakan beberapa instrumen penelitian baik didasarkan oleh data primer maupun sekunder, maka diharapkan akan tergambarkan potensi dan dampak yang dibangun.

2. Metode Terapan

Pengambilan sample yang tepat diharapkan mampu mewakili seluruh anggota populasi dan mampu memberikan informasi yang terkait dengan populasi yang diteliti. Informasi yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan. Agar informasi yang diperoleh dapat memenuhi tujuan maka dibutuhkan ketepatan data yang dikumpulkan. Syarat data sampel yang baik, yaitu:

1. Obyektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) 2. Representatif (mewakili keadaan yang sebenarnya) 3. Memiliki variasi yang kecil

4. Tepat Waktu dan Relevan

(16)

Untuk menentukan basis dan non basis, dilakukan perhitungan location quotion (LQ) yang diperkuat engan analisis pergeseran (shift share analysis). Dari hasil perhitungan kedua moel tersebut dilanjutkan dengan analisis SWOT yang menggabungkan antara informasi kualitatif dengan kuntatif. Tabel SWOT menguraikan hasil perhitungan basis, temuan di lapangan, informasi primer dan sekunder yang berkaitan. Dari hasil seluruh analisis di buat cross tab untuk menyeleksi sektor unggulan dan prioritas.

2.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian Penyusunan Grand Design Badan arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bekasi diantaranya :

1. Metode Survey

Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daera. Metode survey membedah dan menguliti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung.

Dalam metode survei juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa mendatang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atanu unit, baik secara sensus atau dengan mengunakan sample.

(17)

2. Metode Depth Interview (Wawancara Mendalam)

Wawancara Mendalam (Indepth-Interview) dalam Penelitian Kualitatif Pengertian Wawancara Mendalam (Indepth-Interview). Wawancara Mendalam (Indepth-Interview) merupakan metode pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relative lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan.

a.Pewawancara

Pewawancara adalah orang yang menggunakan metode wawancara sekaligus bertindak sebagai ”pemimpin” dalam proses wawancara tersebut. Dia juga berhak menentukan materi yang akan diwawancarakan serta kapan dimulai dan di akhiri. Namun seringkali informan pun dapat menentukan perannya dalam hal kesepakatan mengenai kapan waktu wawancara mulai dilaksanakan dan di akhiri. Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara . informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu obyek penelitian. b.Materi dan Jalannya Wawancara Mendalam (Indepth-Interview)

(18)

bapak, bapak sudah banyak membantu saya, dsb. Bagian penutup biasanya dihiasi dengan janji untuk ketemu lagi pada waktu lain.

Metode wawancara mendalam (in-depth interview) adalah sama seperti metode wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan, dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada umumnya. Wawancara mendalam dilakukukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lam bersama informan di lokasi penelitian, hal mana kondisi ini tidak terjadi pada wawancara pada umumnya.

c. Metode Focus Goup Discussion (FGD)

FGD adalah suatu metode riset yang oleh Irwanto (1988:1) didefinisikan sebagai “suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok” (Irwanto, 1988:1). Dengan perkataan lain FGD merupa kan proses pengumpulan informasi bukan melalui wawancara, bukan perorangan, dan bukan diskusi bebas tanpa topik spesifik. Metode FGD term asuk metode kualitatif. Seperti metode kualitatif lainnya ( direct observation indepth interview dsb) FGD berupaya menjawab jenis-jenis pertanyaan how-and why, bukan jenis-jenis pertanyaan what-and-how-many yang khas untuk metode kuantitatif (survei, dsb). FGD dan metode kualitatif lainnya sebenarnya lebih sesuai dibandingkan metode kuantitatif untuk suatu studi yang bertujuan “ to generate theories and explanations” (Morgan and Kruger, 1993;9).

Tujuan FGD : Tujuan FGD adalah untuk memperoleh masukan maupun informasi mengenai suatu permasalahan. Penyelesaian tentang masalah ini ditentukan oleh pihak lain setelah masukan diperoleh dan dianalisa. Karakteristik FGD

 Peserta terdiri dari 6 – 12 orang dengan maksud agar setiap individu mendapat kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.

 Umumnya FGD dilaksanakan pada populasi asaran yang homogen (mempunayi ciri-ciri yang sama)< ciri-ciri yang sama tersebut ditentukan oleh tujuan dari penelitian.

(19)

 Adanya keyakinan bahwa masalah yang diteliti tidak dapat dipahami dengan metode survei atau wawancara.

 Untuk memperoleh data kualitatif yang bermutu dalam waktu yang relatif singkat.

 Sebagai metode yang dirasa cocok bagi permasalahan yang bersifat sangat lokal dan sepesifik oleh karena itu FGD yang melibatkan masayarakat setempat dipandang sebgai pendekatan yang paling serasi.

Untuk menumbuhkan peranan memilih dari masyarakat yang diteliti, sehingga pada peniliti memberikan rekomendasi, dengan mudah masyarakat mau menerima rekomendasi tersebut.

Pembentukam FGD

Setiap FGD dibutuhkan 1 (satu) orang moderator, 1 (satu) pencatat proses, 1 (satu) pengembang peserta dan 1 (satu) atau 2 (dua) orang logistik dan blocker (Irwanto, 1998). Tugas utama moderator atau fasilitator adalah :

1. Menjamin terbentuknya suasana yang akrab , saling percaya dan yakin diantar peserta. Peserta harus saling diperkenalkan.

2. Menerangkan tatacara berinteraksi dengan menekankan bahwa semua pendapat dan sasaran mempunayi nilai yang sama dan sama pentingnya dan tidak ada jawaban yang benar atau salah.

3. Cukup mengenal permasalahannya sehingga dapat mengajukan pertanyaan yang sesuai dan bersifat memancing peserta untuk berfikir. Perlu adanya garis besar topik yang akan didiskusikan untuk menentukan arah diskusi.

4. Moderator harus berskap santai, antusias, lentur, terbuka terhadap saran-saran, bersedia diinterogasi, bersabar dan harus dapat mengendalikan suaranya.

(20)

memastikan bahwa setiap orang mendapat kesempatan yang cukup untuk berbicara.

6. Memperhatikan komunikasi atau tanggapan yang berupa bahasa tubuh atau non verbal.

7. Mendengarkan diskusi sebaik-baiknya sambil memperhatikan waktu dan mengarahkan pembicaraan agar dapat berpindah dengan lancar dan tepat pada waktunya sehingga semua masalah dapat dibahas sepenuhnya. Lama pertemuan tidak lebih dari 90 menit, untuk menghindari kelelahan.

8. Peserta diskusi adalah orang dari populasi sasaran terpilih secara acak sehingga dapat mewakili populasi sasaran

Penentuan Populasi, Sampel dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner, observasi langsung ke lapangan serta melakukan wawancara mendalam (depth interview) terhadap nara sumber. Selain itu data untuk keperluan analisis ini dikumpulkan dari dokumen kebijakan kearsipan dan perpustakaan daerah serta kebijakan bersifat arahan (Renstra) maupun dokumen kebijakan dalam bentuk aturan perundangan serta berbagai laporan hasil kajian yang relevan.

Berdasarkan hasil penentuan populasi dan sampel di atas, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui studi lapangan yang didahului oleh survei awal lapangan dan penyebaran kuisioner berdasarkan kategorisasi data yang diharapkan. Selain itu, penelitian ini juga mempergunakan data sekunder, lebih diperkaya melalui studi pustaka, dengan melakukan kajian literatur, dokumentasi, arsip dan kajian penelitian sejenis yang dianggap relevan dengan permasalahan penelitian. Perolehan data dan informasi lainnya dalam penelitian ini dijaring dari berbagai sumber sekunder, yang dapat dipertanggung jawabkan diantaranya adalah :

Profil Kabupaten Bekasi

(21)

Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Bekasi, , Kabupaten Bekasi dalam angka 2015, , dan laporan lainnya.

d. Teknik Analisa Data

Analisa data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data dan informasi di lapangan. Data yang terkumpul dalam format catatan lapangan dipilah-pilah dalam bentuk teks, bagan/ skema dan gambar. Tujuan pemilahan data ini adalah untuk mengetahui dengan segera data apa yang masih perlu dilengkapi, informasi-informasi apa yang belum tergali dan kesalahan atau kekeliruan apa yang harus diperbaiki. Metode analisa data dan pemaparan data dilakukan melalui interpretasi-intepretasi dan generalisasi pemaknaan-pemaknaan. Informasi yang didapat di deskripsikan dengan menghubungkan informasi yang satu dengan yang lainnya, kemudian dikaitkan pada fenomena yang lebih mikro dan dianalisis secara teoritis. Analisis teoritis lebih mendalam akan tampil dengan sendirinya ketika dilakukan analisa makro dengan mengabstraksikan secara teoritis semua data yang sudah berubah menjadi konsep-konsep baru yang diangkat dari lingkup empiris.

Pengolahan data dari hasil survey ini dilakukan dengan menggunakan komputer dalam proses analisisnya. Untuk itu, tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :

1. Editing, adalah tahapan pengolahan data dengan cara memeriksa kembali kuesioner yang telah diisi, apakah semua pertanyaan telah diisi, sudah dijawab, dan sudah sesuai dengan apa yang dimaksudkan dalam pertanyaan.

2. Coding, adalah tahapan pengkodean data, dimana peneliti memberi nomor urut pada setiap kuesioner yang telah diedit kemudian diberi nomor kode sehingga data mudah diambil dari tempat penyimpanannya dan penyusunannya.

(22)

III. ORGANISASI PELAKSANA

Organisasi pelaksana pekerjaan yang kuat, dan kompak. Dengan demikian semua aktivitas dan alur pekerjaan dapat terkoordinir secara baik dan lancar. Dalam organisasi tersebut terangkum Lingkup tugas dan tanggung jawab tenaga ahli dalam Pekerjaan Grand Design Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bekasi adalah sebagai berikut:

1. Team Leader

1 (satu) orang Team Leader dengan kualifikasi Tenaga Ahli S2 manajamen, memiliki latar belakang pendidikan S1 ekonomi manajemenIlmu Pemerintahan memiliki pengalaman 5 tahun.

Tugas Pokok dan Tanggungjawabnya:

1. Mengkoordinir personel tim

2. Memastikan kegiatan kajian berjalan sesuai dengan rencana waktu yang telah ditetapkan

3. Memastikan kualitas pekerjaan dinilai layak

4. Melakukan pengendalian kegiatan dilapangan dan supervisi monitoring pelaksanaan setiap tahapan Grand Design Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bekasi, sejak tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan di wilayah kerjanya

5. Memberikan bimbingan atau dukungan teknis kepada tim

6. Memberikan rekomendasi dan membantu penanganan permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan tahapan pekerjaan

7. Membina jaringan kerja dengan tim teknis, aparat/instansi terkait, LSM, Perguruan Tinggi dan lain lain.

8. Membantu dan/ atau memfasilitasi pemerintahan melakukan proses kajian tertadap peraturan-peraturan daerah, yang relevan dengan pelaksanaan pekerjaan

9. Melakukan koordinasi dengan Dinas/Instansi Teknis Kabupaten untuk mengidentifikasi berbagai kebijakan supaya tidak terjadi tumpang tindih

10. Mengadakan rapat koordinasi dan melakukan evaluasi bulanan kinerja Tenaga Ahli dan Tenaga pendukung,

(23)

2. Tenaga Pustakawan[ 4 MM]

1 (satu) orang Tenaga Ahli Perpustakaan, memiliki latar belakang pendidikan S1 Perpustakaan memiliki pengalaman 2 tahun.

Tugas Pokok dan Tanggungjawabnya:

1. Menyusun rencana dan materi sebagai bahan pengolahan data.

2. Melakukan analisis terhadap data-data investasi dari hasil wawancara, maupun data sekunder lainnya

3. Melakukan diskusi dan koordinasi dengan stakeholder terkait

4. Membuat rencana dan rekomendasi kebijakan terkait dengan pekerjaan

5. Menyusun laporan-laporan kegiatan sesuai dengan batasan dan substansi pekerjaan.

3. Tenaga Ahli Arsiparis

1 (satu) orang tenaga ahli kearsipan , memiliki latar belakang pendidikan S1 Kearsipan / Administrasi Negara memiliki pengalaman minimal 2 tahun.

Tugas Pokok dan Tanggungjawabnya:

1. Menyusun rencana dan materi sebagai bahan pengolahan data.

2. Melakukan analisis terhadap data-data investasi dari hasil wawancara, maupun data sekunder lainnya

3. Melakukan diskusi dan koordinasi dengan stakeholder terkait

4. Membuat rencana dan rekomendasi kebijakan terkait dengan pekerjaan

5. Menyusun laporan-laporan kegiatan sesuai dengan batasan dan substansi pekerjaan.

4. Tenaga Ahli Pemerintahan [4 MM]

1 (satu) orang Tenaga Ahli Pemerintahan, memiliki latar belakang pendidikan S1 Ilmu Pemerintahan memiliki pengalaman 2 tahun.

Tugas Pokok dan Tanggungjawabnya:

1. Menyusun rencana dan materi sebagai bahan pengolahan data.

2. Melakukan analisis terhadap data-data investasi dari hasil wawancara, maupun data sekunder lainnya

3. Melakukan diskusi dan koordinasi dengan stakeholder terkait

4. Membuat rencana dan rekomendasi kebijakan terkait dengan pekerjaan

(24)

substansi pekerjaan.

5. Tenaga Pendukung 1. Tenaga Admisitrasi

1 (satu) orang Administrasi, memiliki latar belakang pendidikan D3 Administrasi.

2. Operator Komputer

1 (satu) orang Operator Komputer, memiliki latar belakang pendidikan D3 ilmu Kompter.

3. Sopir

1 (satu) orang sopir, memiliki latar belakang pendidikan SLTA

(25)

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI

Basipda

KONSULTAN

……….

1. Ahli Pemerintahan 2. Ahli Studi Perpustakaan 3. Ahli Kearsipan<ADm Negara

4.Ahli Pe

(26)

IV. RENCANA KERJA

Berdasarkan sasaran, keluaran (output), dan ruang lingkup kegiatan Grand Design Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bekasi, disusun program rencana kerja sebagai berikut :

4.1. Persiapan

Kegiatan penyiapan dan pemantapan Kerangka Acuan Kerja (KAK) melalui proses pemahaman, pembahasan tanggapan, apresiasi, dan penyusunan KAK berdasarkan hasil diskusi dan masukan-masukan substansi guna mendukung tersusunnya Rencana Kerja Kegiatan.

Persiapan dan pelaksanaan pekerjaan termasuk kajian tentang peraturan dan program-program yang terkait dan telah dikeluarkan dan diterapkan dalam Grand Design Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bekasi. Dalam tahap persiapan ini juga dilakukan penyiapan, pemantapan dan penyusunan indikator-indikator dan parameter-parameter yang terkait dengan kinerja, model, serta substansi kebijakan penanaman modak di Kabupten Bekasi.

Kegiatan persiapan meliputi pembentukan tim kerja, koordinasi dengan instansi terkait dan penyiapan pelaksanaan Grand Design Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bekasi dalam persiapan Rencana Kerja termasuk penyusunan, pembahasan, serta penyusunan usulan-usulan pemecahan masalah, keluaran dan manfaat hasil pekerjaan dan pembuatan laporan.

Pekerjaan persiapan yang akan dilakukan terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu :

 Persiapan Personil, Peralatan dan Administrasi

 Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan antara lain :

 Melakukan persiapan yang bersifat administratif maupun teknis pelaksanaan kegiatan;

 Mengadakan pertemuan teknis dalam rangka pemahaman dan

penyelenggaraan apresiasi terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK);

 Mengadakan kesepakatan, konsolidasi dan pemantapan terhadap

Rencana Kerja (RK) pelaksanaan kegiatan pekerjaan.

(27)

Pada kegiatan ini dilakukan pengumpulan data awal yang berupa data laporan ataupun kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan

 Penyusunan Program Kerja

Pada Tahapan ini yang dilakukan antara lain

 Menyusun substansi indikator-indikator dan

parameter-agribisnis

 Penyempurnaan dan pemantapan substansi indikator dan

parameter masukan bahan pengembangan klinik komunikasi agribisnis

4.2. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan

Pada Kegiatan Lapangan ini tahapan kegiatan yang dilaksanakan antara lain : 1. Orientasi Lapangan

Orientasi Lapangan merupakan awal pelaksanaan pekerjaan sebelum pekerjaan Survey Lapangan dimulai. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengamatan kondisi lapangan dengan tujuan untuk mengetahui atau mengenali kondisi dasar daerah pekerjaan guna penyusunan rencana kerja definitif sesuai dengan urutan prioritas pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Orientasi Lapangan ini antara lain terdiri dari :

 Untuk mempersiapkan kegiatan survey lapangan yang nantinya

kepada Dinas terkait sehubungan akan dilaksanakannya pekerjaan survey pengumpulan data.

 Survey mengenai keadaan umum lokasi antara lain mengenai

pencapaian lokasi dan mengetahui batas-batas wilayah studi.

 Penentuan lokasi base camp di lapangan, sebagai lokasi pusat

koordinasi pada waktu pelaksanaan pekerjaan survey lapangan. 2. Pengumpulan Data Primer

(28)

tergantung pada indikator atau parameter-parameter yang diinginkan.

Oleh karena itu sangatlah penting untuk melakukan pembuatan daftar responden dan merancang suatu model rancangan responden yang sesuai untuk mengurangi variasi antar kelompok, untuk suatu jumlah sample yang minimum yang mewakili pada tingkat ketepatan yang diperlukan serta melakukan wawancara (in depth interview) terhadap stakeholder dari wawancara ini maka akan teridentifikasi dan terpetakan relasi stakeholder kunci yang ada di lokasi yang biasanya merupakan ivestor yang memahami mengenai perekonomian, serta mengkaji implikasi-implikasi yang mungkin terjadi dalam konteks pengembangannya.

3. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan Data sekunder dilakukan pada instansi-instansi terkait untuk membandingkan dan menunjang data primer tersebut.

4.3. Analisa Data

Pengelompokkan data dan informasi yang didapat kedalam kelompok-kelompok tertentu akan sangat membantu dalam menganalisa data dan informasi. Kelompok-kelompok tersebut dapat berdasarkan geografis (termasuk peta), kualitas dan kuantitas.

Langkah selanjutnya setelah survey pengumpulan data dilakukan di lapangan, maka kegiatan berikutnya adalah kompilasi data. Kompilasi data akan dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh di lapangan dan dikelompokkan berdasarkan masing-masing aspek telaahannya. Pengelompokkan data yang sudah dilakukan ini akan mempermudah dalam penelaahan atau analisa aspek yang akan dikaji.

(29)

lapangan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk mendapatkan frekuensi statistik yang selanjutnya akan dievaluasi baik secara deskriptif maupun kuantitatif.

Evaluasi secara deskriptif dimaksudkan untuk membuat gambaran atau uraian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara aspek-aspek yang dievaluasi.

4.4. Perumusan Rekomendasi

Pada tahap ini akan disusun/disiapkan terlebih dahulu sektor-sektor potensial dalam Investasi serta bagaimana promosi yang seharusnya dilakukan di wilayah studi yang kemudian akan dipilih atau ditetapkan prioritas strategi promosi yang paling tepat dalam Investasi sesuai dengan potensi sektornya.

Dalam rangka penentuan sektor prioritas dan strategi promosinya, secara garis besar terdiri dari beberapa hal, yaitu :

1. Pemahaman Terhadap Rencana Pengembangan Badan Arsip dan Perpustakaan daerah Kabupaten Bekasi.

Kajian terhadap rencana pengembangan sektor dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang dapat dijadikan bahan acuan dan arahan pengembangannya. Kaitan dalam hal ini adalah mengakomodasikan kebijakan-kebijakan yang perlu ditampung sehubungan dengan kajian ini.

2. Tinjauan terhadap potensi dan masalah

Kajian ini dimaksudkan untuk menemukenali kondisi kearsipan dan perpustakaan daerah yang ada, baik dari tingkat perkembangan, potensi dan permasalahan serta lokasi yang dapat dipergunakan dalam memahami dan merencanakannya.

Memperhatikan kondisi, baik potensi maupun kendala tersebut dirasakan semakin penting sebagai suatu pendekatan dalam pengembangan penanaman modal yang dapat memadukan upaya-upaya pemerintah baik yanng bersifat sektor, daerah, masyarakat dan swasta.

(30)

Berdasarkan kajian sebagaimana dikemukakan diatas, maka langkah selanjutnya adalah meyesuaikan rumusan kriteria.

4. Perumusan Rencana Umum Penenaman Modal

Bagian akhir kajian ini pada prinsipnya adalah menyusun Rencana Umum Penanaman Modal di Kabupaten Bekasi.

Penekanan adalah kepada aspek-aspek antara lain :

4.4. JADWAL KEGIATAN TENAGA AHLI

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Tenaga Ahli sesuai dengan spesifikasi dan disiplin ilmu-ilmu yang diperlukan. Berikut adalah jadwal pelaksanaan kegiatan tenaga ahli :

4.5 WAKTU DAN JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 4 (empat) bulan pada tahun anggaran 2016. Rincian alokasi waktu direncanakan sebagai berikut :

Tabel 4.4. Matrik Pelaksanaan Kegiatan

(31)

Gambar

Gambar 3.1Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan
Tabel  4.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Tenaga Ahli

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul &#34;APLIKASI TES SKALA MINAT PEKERJAAN UNTUK MEMPREDIKSI JURUSAN PERGURUAN TINGGI PADA SISWA SMA KELAS XI

Demikian untuk diketahui secara luas dan para peserta yang keberatan atas pengumuman pemenang ini diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan, masa sanggah yang diberikan selama

[r]

KESATU : Membatalkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pengendalian Pemanfaatan Flora dan Fauna Yang Tidak Dilindungi Lintas Kabupaten/Kota di

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik menyelenggarakan fungsi :.. perumusan kebijakan teknis

Keterangan : Dimohon membawa dokumen Asli yang datanya dimasukan dalam isian dokumen penawaran dan kualifikasi sesuai dengan dokumen yang di upload/diunggah melalui website

Both Pedro Martinez and Carlos Beltran arrived via free agency hoping to improve the New York Mets lineup and

Pokja II Jasa konsultansi Dishub Kabupaten Kepulauan Anambas akan melaksanakan Prakualifikasi untuk paket pekerjaan belanja Jasa konsultansi Perencanaan Pemasangan Rambu laut di