• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sesi 3 Sumber Data Demografi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Sesi 3 Sumber Data Demografi"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

SUMBER DATA DEMOGRAFI

(2)
(3)

Penduduk

Perubahan Fertilitas, Mortalitas dan

Migrasi dapat merubah karakteristik

penduduk secara signifikan.

Contoh :

Struktur penduduk yang semakin tua

Tingkat pendidikan

(4)

Penduduk

Perubahan struktur kependudukan yang

cepat harus diimbangi dengan informasi

kependudukan yang baik.

Informasi kependudukan yang baik akan

(5)

Penduduk

Permasalahan :

Keterbatasan sumber daya

Sumber dana karena proses pencacahan

penduduk merupakan proses yang panjang,

mahal dan kompleks

Rendahnya kesadaran arti pentingnya data

(6)
(7)

Jenis Data

Berdasar cara memperoleh :

a) Data Primer

(8)

Jenis Data : Primer

Data Primer

a) Merupakan

data yang dikumpulkan

sendiri oleh pengguna data dan

dikumpulkan untuk keperluan yang

sangat spesifik.

b)

Mahal dan menyita waktu

(9)

Jenis Data : Primer

Contoh Data Primer

a. Survey kemauan dan kemampuan

membayar fasilitas kesehatan

b. Survey dampak ekonomi

(10)

Jenis Data : Sekunder

Data Sekunder

a) Merupakan

data yang dikumpulkan

oleh pihak lain dan digunakan oleh

pengguna data di luar pihak yang

mengumpulkan data.

b) Dapat berupa :

– Tabel – Grafik – Gambar

(11)

Jenis Data : Sekunder

Contoh Data Sekunder

a) Data pengangguran di Jawa Timur

b) Tingkat inflasi

(12)

Sumber Data Demografi

1. Sensus Penduduk (SP)

2. Sistem Registrasi

(13)
(14)

Sumber Data Demografi : Sensus Penduduk

Sensus Penduduk (SP)

(15)

Sumber Data Demografi : Sensus Penduduk

(16)

Sumber Data Demografi : Sensus Penduduk

(17)

Sumber Data Demografi : Sensus Penduduk

Sensus penduduk modern :

Quebec (1666)

(18)

Sumber Data Demografi : Sensus Penduduk

Sensus penduduk modern :

Amerika (1790)

(19)

Sumber Data Demografi : Sensus Penduduk

United Nations (UN) dalam

Principles

and Recommendations for Natural

Population Censuses menyebutkan :

Sensus Penduduk sebagai keseluruhan

proses pencacahan (

Collecting

) ;

Pengumpulan (

Compiling

) ;

Penyusunan (

Tabulating

) dan

(20)

Dimensi Sensus Penduduk #1

Pencatatan yang menyeluruh

terhadap semua orang, bahkan

diperlukan pula mencatat penduduk

suatu negara yang sedang bekerja di

luar negeri.

Pencatatan mencakup semua orang,

yaitu :

de facto (berdasar penduduk yang

ditemukan saar SP dilakukan)

(21)

Dimensi Sensus Penduduk #2

Dilaksanakan dalam jangka waktu

tertentu

Biasanya dilakukan 10 tahun

sekali

Dilakukan secara serentak untuk

(22)

Dimensi Sensus Penduduk #3

Mencakup suatu wilayah

tertentu, yaitu wilayah

administratif.

Biasanya digunakan batasan

(23)

Ciri Sensus Penduduk #1

1.Bersifat Individu

: informasi

demografi dan sosial ekonomi

yang dikumpulkan dan sosial

ekonomi yang dikumpulkan

bersumber dari individu,baik

sebagai anggota rumah tangga

maupun sebagai anggota

(24)

Ciri Sensus Penduduk #2

2. Bersifat Universal

:

Pencacahan penduduk bersifat

menyeluruh

3. Serentak di seluruh wilayah

(25)

Informasi Kependudukan SP

a) Geografi dan migrasi

penduduk

b) Rumah tangga

c) Karakteristik sosial dan

demografi

(26)

Faktor Penentu Keberhasilan Sensus Penduduk #1

1. Partisipasi Masyarakat

Penduduk perlu diyakinkan bahwa

SP penting untuk proses

(27)

Faktor Penentu Keberhasilan Sensus Penduduk #2

2. Kondisi geografis

Daerah yang terisolasi di

pedalaman atau wilayah

(28)

Faktor Penentu Keberhasilan Sensus Penduduk #3

3. Kualitas Petugas

Penting karena berpengaruh terhadap

kualitas data yang dikumpulkan.

Dibentuk dengan melakukan :

Persiapan dan Perencanaan

(29)

Faktor Penentu Keberhasilan Sensus Penduduk #4

4. Kualitas Responden

Variasi tingkat pendidikan

menyulitkan pemahaman

responden terhadap pertanyaan SP.

(30)

Faktor Penentu Keberhasilan Sensus Penduduk #5

5. Perencanaan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan dilapangan dapat

berjalan baik jika terlaksana sesuai

dengan rencana dan ketentuan

(31)
(32)

Sensus Penduduk di Indonesia

Sensus modern di Indonesia

1815 : sederhana

1920 & 1930 mulai terencana

dan tertata rapi sehingga data

bisa dipercaya

(33)

Sensus Penduduk di Indonesia

Sensus Penduduk Indonesia 1930

Jawa

De facto

Luar Jawa

De jure

Dilaksanakan 7 Oktober 1930

Jumlah peduduk : 60.727.233

(34)

Sensus Penduduk di Indonesia

Sensus Penduduk Indonesia 1961

Dilakukan dengan dua cara

pencacahan :

Rumah tangga (31 Maret)

Pencacahan lengkap (31 Oktober)

(35)

Sensus Penduduk di Indonesia

SP Indonesia 1971

SP Indonesia 1980

dua tahap :

Sensus lengkap : 20 Sep – 30 Okto

Sensus sample : 6 – 31 Okto

Potensi Desa (PODES) : 20 Sep –

15 Nov

SP Indonesia

1990

(36)

Konsep/Definisi SP di Indonesia

1. Penduduk yang dicacah (SP2000)

a. Meliputi semua penduduk yang berdomisili di wilayah geografis Indoneia, baik yang bertempat tinggal tetap maupun yang tidak mempunyai tempat tinggal (tuna wisma, awak kapal yang berbendera Indonesia, penghuni perahu/rumah apung dan

masyarakat terpencil)

(37)

Konsep/Definisi SP di Indonesia

1. Penduduk yang dicacah (SP2000)

c. Merupakan kombinasi antara de facto dan de jure

d. Bagi penduduk yang sedang dinas ke luar kota lebih dari 6 bulan maka tidak dicacah pada tempat tinggal

e. Sebaliknya, bagi penduduk yang

menempati bangunan tempat tinggal sebelum 6 bulan namun bermaksud

(38)

Konsep/Definisi SP di Indonesia

2. Blok Sensus

 Merupakan wilayah kerja bagi pencacah agar beban kerja setiap pencacah

homogen

 Merupakan kerangka sampel untuk survei lanjutan, terutama survey dengan

pendekatan rumah tangga.

(39)

Konsep/Definisi SP di Indonesia

(40)

Konsep/Definisi SP di Indonesia

3. Klasifikasi Perkotaan/Pedesaan

 Berdasarkan :

 Kepadatan penduduk

 Persentase rumah tangga yang bekerja pada sektor pertanian

(41)

Konsep/Definisi SP di Indonesia

4. Bangunan

 Merupakan tempat perlindungan tetap maupun sementara yang mempunyai

dinding, lantai dan atap, baik untuk tempat tinggal atau bukan tempat tinggal.

 Suatu bangunan bukan tempat tinggal

(42)

Konsep/Definisi SP di Indonesia

5. Rumah Tangga

a. Rumah tangga biasa merupakan

seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh

(43)

Konsep/Definisi SP di Indonesia

5. Rumah Tangga

b. Rumah tangga khusus :

 Tinggal di asrama

 Tinggal di lembaga pemasyarakatan, panti asuhan, rumah tahanan, dsb

(44)

Konsep/Definisi SP di Indonesia

6. Anggota Rumah Tangga

(45)

Konsep/Definisi SP di Indonesia

6. Anggota Rumah Tangga

b. Termasuk anggota rumah tangga :

 Bepergian kurang 6 bulan

 Bepergian kurang dari 6 bulan tapi berniat menetap ditempat lain

(46)
(47)

Registrasi Vital

Diawali tahun 1532 ketika

ordonansi Inggris di London menggunakan registrasi kematian

mingguan yaitu Bill of Mortality.

Tahun 1538 : UU yang

(48)

Registrasi Vital

United Nations (UN) dalam Handbook of Vital Statistic Methods :

Registrasi Vital sebagai suatu kegiatan pencatatan mengenai kelahiran hidup, kelahiran mati, kematian, perkawinan, perceraian, adopsi, termasuk

(49)

Registrasi Vital

(50)

Faktor Penentu Keberhasilan Registrasi Vital

1. Ada aturan yang memaksa untuk melapor

(Compulsary of Registrastion)

peraturan

pemerintah

2. Ada sanksi hukum bagi penduduk yang lalai

dan melanggar pendaftaran

3. Dilaksanakan oleh badan pemerintah agar

dapat disajikan secara konsisten dan

(51)

Faktor Penentu Keberhasilan Registrasi Vital

4. Ada petugas yang melaksanakan

pendaftaran

5. Keterangan yang dilaporkan : nama, tempat/

tanggal lahir, jenis kelamin, dsb

(52)

Registrasi Vital di Indonesia

Diawali ketika Raffles

berkuasa di Indonesia

(1785)

Dilakukan melalui kepala

desa.

Merupakan dasar

(53)

Registrasi Vital di Indonesia

Dilanjutkan oleh Gubernur

Jenderal Hindia Belanda Jan Jacob Rochussen (1850)

Hanya berlaku bagi penduduk Eropa dan

mereka yang terhadapnya berlaku Burgerlijk

(54)

Registrasi Vital di Indonesia

Hasil pencatatan (diterbitkan 1870):

Sebelum 1846 tidak ada data

penduduk di tingkat kabupaten

Mulai 1845 mulai ada instruksi bagi

kabupaten untuk mencatat luas

wilayah dalam mil geografis persegi,

untuk menghitung kepadatan

(55)

Registrasi Vital di Indonesia

Tahun 1919 oleh Gubernur

Jenderal Hindia Belanda Johan Paul van Limburg

Stirum cakupannya diperluas bagi penduduk Cina di

(56)

Registrasi Vital di Indonesia

Tahun 1937 oleh

Gubernur Jenderal

Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh

(57)

Registrasi Vital di Indonesia

Masa pendudukan Jepang

(1942-1945) diganti dengan sistem registrasi yang

menyangkut kelahiran, kematian, kematian janin, abortus, perkawinan dan perceraian.

Sistem registrasi memiliki

ketepatan yang cukup.

Hitoshi Imamura

(58)

Registrasi Vital di Indonesia

Masa kemerdekaan :

sistem kartu mingguan diubah menjadi laporan mingguan tingkat

kecamatan yaitu ketika kepala desa berkumpul di kecamatan

(59)

Registrasi Vital di Indonesia

Tahun 1977 dilakukan registrasi

penduduk yang luas berdasarkan Kepres No. 52 th. 1977.

Kewenangan dan tanggung jawab

(60)

Registrasi Vital di Indonesia

Tahun 2003 diadakan penataan administasi kependudukan, yang dilakukan dengan :

a. Menghimpun biodata penduduk sebagai basis kependudukan

b. Pembuatan KTP dan KK berdasarkan data basis. Muncul Nomor Induk

Kependudukan.

c. Data basis dimutakhirkan dengan registrasi vital.

(61)
(62)

Sensus Penduduk vs Registrasi Vital

1. Waktu pencatatan

SP : periodik (5 atau 10 tahun sekali)

RV : Terus menerus dan

(63)

Sensus Penduduk vs Registrasi Vital

2. Cara pencacahan a) Sensus Penduduk

Yang dicatat adalah Individu.

Pencacah mendatangi responden

b) Registrasi Vital :

Yang dicatat adalah Kejadiannya

(64)

Sensus Penduduk vs Registrasi Vital

3. Informasi Catatan

a) Sensus Penduduk : Bersifat data dasar penduduk, yaitu penduduk menurut ciri

(65)

Sensus Penduduk vs Registrasi Vital

3. Informasi Catatan

b) Registrasi Vital : Sangat singkat dan

umumnya hal-hal pokok yang berhuungan dengan sifatnya untuk keperluan

legal/hukum :

i. Nama, umur, nama suami/istri dan jenis kelamin

(66)

Sensus Penduduk vs Registrasi Vital

SENSUS PENDUDUK a) Keunggulan :

Cakupan luas sehingga ralatif terhindar

kesalahan sampling

Kombinasi de jure dan de facto

(67)

Sensus Penduduk vs Registrasi Vital

SENSUS PENDUDUK b) Kelemahan :

Biaya besar

Tersedia hanya dalam periode tertentu

Umumnya tidak mempublikasikan data pada

(68)

Sensus Penduduk vs Registrasi Vital

REGISTRASI VITAL a) Keunggulan :

Bila dilakukan secara kontinyu, konsisten

(69)

Sensus Penduduk vs Registrasi Vital

REGISTRASI VITAL b) Kelemahan :

Umumnya hanya secara de jure saja sehingga

dapat terjadi kekurangan cacah.

Sifatnya legal sehingga hanya sedikit informasi

yang terkumpul.

Tergantung pada kesadaran masyarakat untuk

melapor

(70)

Referensi

Adioetomo,Sri (ed), Dasar-dasar Demografi, Salemba Empat.Mantra, Ida Bagoes, Demografi Umum, Pustaka Pelajar.

Yaukey, David et all, Demography : The Study of Human

(71)

Referensi

Dokumen terkait

Ukuran yang menjadi pertimbangan konsumen ialah merek harus memiliki kesan positif dan mudah dikenali, kualitas menyatakan tingkat kemampuan suatu produk dalam

Beberapa penelian mendukung teori tersebut seperti yang dikemukakan oleh Rutter, Tizard dan white more (inggris, 1981) menemukan bahwa anak-anak pada usia 11

Tingkat kemampuan berfikir abstraksi peserta didik pada suatu kelas berbeda- beda. Berpikir abstrak dalam hal ini adalah suatu kemampuan menemukan cara- cara dalam

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur

Dengan demikian, maka dapat dirumuskan bahwa masalah yang melandasi pembuatan skripsi ini adalah bagaimana merancang desain publikasi buku informative mengenai Tari

Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan yang diberikan BPRS Sindanglaya Kotanopan terhadap diversifikasi produk UKM di Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal.

Dari permasalahan di atas, ternyata ditemui seorang mahasiswa yang kemudian mengajukan pertanyaan lebih lanjut, ”Bagaimana bila sebuah segitiga akan dibagi menjadi dua bagian

berpengaruh secara signifikan dan secara simultan pada PT Bank Persero di Indonesia , dan Secara parsial , Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif