SUMBER DATA DEMOGRAFI
Penduduk
•
Perubahan Fertilitas, Mortalitas dan
Migrasi dapat merubah karakteristik
penduduk secara signifikan.
•
Contoh :
–
Struktur penduduk yang semakin tua
–
Tingkat pendidikan
Penduduk
•
Perubahan struktur kependudukan yang
cepat harus diimbangi dengan informasi
kependudukan yang baik.
•
Informasi kependudukan yang baik akan
Penduduk
•
Permasalahan :
–
Keterbatasan sumber daya
–
Sumber dana karena proses pencacahan
penduduk merupakan proses yang panjang,
mahal dan kompleks
–
Rendahnya kesadaran arti pentingnya data
Jenis Data
•
Berdasar cara memperoleh :
a) Data Primer
Jenis Data : Primer
Data Primer
a) Merupakan
data yang dikumpulkan
sendiri oleh pengguna data dan
dikumpulkan untuk keperluan yang
sangat spesifik.
b)
Mahal dan menyita waktu
Jenis Data : Primer
Contoh Data Primer
a. Survey kemauan dan kemampuan
membayar fasilitas kesehatan
b. Survey dampak ekonomi
Jenis Data : Sekunder
Data Sekunder
a) Merupakan
data yang dikumpulkan
oleh pihak lain dan digunakan oleh
pengguna data di luar pihak yang
mengumpulkan data.
b) Dapat berupa :
– Tabel – Grafik – Gambar
Jenis Data : Sekunder
Contoh Data Sekunder
a) Data pengangguran di Jawa Timur
b) Tingkat inflasi
Sumber Data Demografi
1. Sensus Penduduk (SP)
2. Sistem Registrasi
Sumber Data Demografi : Sensus Penduduk
Sensus Penduduk (SP)
Sumber Data Demografi : Sensus Penduduk
Sumber Data Demografi : Sensus Penduduk
Sumber Data Demografi : Sensus Penduduk
Sensus penduduk modern :
Quebec (1666)
Sumber Data Demografi : Sensus Penduduk
Sensus penduduk modern :
Amerika (1790)
Sumber Data Demografi : Sensus Penduduk
United Nations (UN) dalam
Principles
and Recommendations for Natural
Population Censuses menyebutkan :
Sensus Penduduk sebagai keseluruhan
proses pencacahan (
Collecting
) ;
Pengumpulan (
Compiling
) ;
Penyusunan (
Tabulating
) dan
Dimensi Sensus Penduduk #1
•
Pencatatan yang menyeluruh
terhadap semua orang, bahkan
diperlukan pula mencatat penduduk
suatu negara yang sedang bekerja di
luar negeri.
•
Pencatatan mencakup semua orang,
yaitu :
de facto (berdasar penduduk yang
ditemukan saar SP dilakukan)
Dimensi Sensus Penduduk #2
•
Dilaksanakan dalam jangka waktu
tertentu
•
Biasanya dilakukan 10 tahun
sekali
•
Dilakukan secara serentak untuk
Dimensi Sensus Penduduk #3
•
Mencakup suatu wilayah
tertentu, yaitu wilayah
administratif.
•
Biasanya digunakan batasan
Ciri Sensus Penduduk #1
1.Bersifat Individu
: informasi
demografi dan sosial ekonomi
yang dikumpulkan dan sosial
ekonomi yang dikumpulkan
bersumber dari individu,baik
sebagai anggota rumah tangga
maupun sebagai anggota
Ciri Sensus Penduduk #2
2. Bersifat Universal
:
Pencacahan penduduk bersifat
menyeluruh
3. Serentak di seluruh wilayah
Informasi Kependudukan SP
a) Geografi dan migrasi
penduduk
b) Rumah tangga
c) Karakteristik sosial dan
demografi
Faktor Penentu Keberhasilan Sensus Penduduk #1
1. Partisipasi Masyarakat
Penduduk perlu diyakinkan bahwa
SP penting untuk proses
Faktor Penentu Keberhasilan Sensus Penduduk #2
2. Kondisi geografis
Daerah yang terisolasi di
pedalaman atau wilayah
Faktor Penentu Keberhasilan Sensus Penduduk #3
3. Kualitas Petugas
Penting karena berpengaruh terhadap
kualitas data yang dikumpulkan.
Dibentuk dengan melakukan :
Persiapan dan Perencanaan
Faktor Penentu Keberhasilan Sensus Penduduk #4
4. Kualitas Responden
Variasi tingkat pendidikan
menyulitkan pemahaman
responden terhadap pertanyaan SP.
Faktor Penentu Keberhasilan Sensus Penduduk #5
5. Perencanaan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan dilapangan dapat
berjalan baik jika terlaksana sesuai
dengan rencana dan ketentuan
Sensus Penduduk di Indonesia
Sensus modern di Indonesia
1815 : sederhana
1920 & 1930 mulai terencana
dan tertata rapi sehingga data
bisa dipercaya
Sensus Penduduk di Indonesia
Sensus Penduduk Indonesia 1930
Jawa
De facto
Luar Jawa
De jure
Dilaksanakan 7 Oktober 1930
Jumlah peduduk : 60.727.233
Sensus Penduduk di Indonesia
Sensus Penduduk Indonesia 1961
Dilakukan dengan dua cara
pencacahan :
Rumah tangga (31 Maret)
Pencacahan lengkap (31 Oktober)
Sensus Penduduk di Indonesia
SP Indonesia 1971
SP Indonesia 1980
dua tahap :
Sensus lengkap : 20 Sep – 30 Okto
Sensus sample : 6 – 31 Okto
Potensi Desa (PODES) : 20 Sep –
15 Nov
SP Indonesia
1990
Konsep/Definisi SP di Indonesia
1. Penduduk yang dicacah (SP2000)
a. Meliputi semua penduduk yang berdomisili di wilayah geografis Indoneia, baik yang bertempat tinggal tetap maupun yang tidak mempunyai tempat tinggal (tuna wisma, awak kapal yang berbendera Indonesia, penghuni perahu/rumah apung dan
masyarakat terpencil)
Konsep/Definisi SP di Indonesia
1. Penduduk yang dicacah (SP2000)
c. Merupakan kombinasi antara de facto dan de jure
d. Bagi penduduk yang sedang dinas ke luar kota lebih dari 6 bulan maka tidak dicacah pada tempat tinggal
e. Sebaliknya, bagi penduduk yang
menempati bangunan tempat tinggal sebelum 6 bulan namun bermaksud
Konsep/Definisi SP di Indonesia
2. Blok Sensus
Merupakan wilayah kerja bagi pencacah agar beban kerja setiap pencacah
homogen
Merupakan kerangka sampel untuk survei lanjutan, terutama survey dengan
pendekatan rumah tangga.
Konsep/Definisi SP di Indonesia
Konsep/Definisi SP di Indonesia
3. Klasifikasi Perkotaan/Pedesaan
Berdasarkan :
Kepadatan penduduk
Persentase rumah tangga yang bekerja pada sektor pertanian
Konsep/Definisi SP di Indonesia
4. Bangunan
Merupakan tempat perlindungan tetap maupun sementara yang mempunyai
dinding, lantai dan atap, baik untuk tempat tinggal atau bukan tempat tinggal.
Suatu bangunan bukan tempat tinggal
Konsep/Definisi SP di Indonesia
5. Rumah Tangga
a. Rumah tangga biasa merupakan
seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh
Konsep/Definisi SP di Indonesia
5. Rumah Tangga
b. Rumah tangga khusus :
Tinggal di asrama
Tinggal di lembaga pemasyarakatan, panti asuhan, rumah tahanan, dsb
Konsep/Definisi SP di Indonesia
6. Anggota Rumah Tangga
Konsep/Definisi SP di Indonesia
6. Anggota Rumah Tangga
b. Termasuk anggota rumah tangga :
Bepergian kurang 6 bulan
Bepergian kurang dari 6 bulan tapi berniat menetap ditempat lain
Registrasi Vital
• Diawali tahun 1532 ketika
ordonansi Inggris di London menggunakan registrasi kematian
mingguan yaitu Bill of Mortality.
• Tahun 1538 : UU yang
Registrasi Vital
United Nations (UN) dalam Handbook of Vital Statistic Methods :
Registrasi Vital sebagai suatu kegiatan pencatatan mengenai kelahiran hidup, kelahiran mati, kematian, perkawinan, perceraian, adopsi, termasuk
Registrasi Vital
Faktor Penentu Keberhasilan Registrasi Vital
1. Ada aturan yang memaksa untuk melapor
(Compulsary of Registrastion)
peraturan
pemerintah
2. Ada sanksi hukum bagi penduduk yang lalai
dan melanggar pendaftaran
3. Dilaksanakan oleh badan pemerintah agar
dapat disajikan secara konsisten dan
Faktor Penentu Keberhasilan Registrasi Vital
4. Ada petugas yang melaksanakan
pendaftaran
5. Keterangan yang dilaporkan : nama, tempat/
tanggal lahir, jenis kelamin, dsb
Registrasi Vital di Indonesia
•
Diawali ketika Raffles
berkuasa di Indonesia
(1785)
•
Dilakukan melalui kepala
desa.
•
Merupakan dasar
Registrasi Vital di Indonesia
• Dilanjutkan oleh Gubernur
Jenderal Hindia Belanda Jan Jacob Rochussen (1850)
• Hanya berlaku bagi penduduk Eropa dan
mereka yang terhadapnya berlaku Burgerlijk
Registrasi Vital di Indonesia
•
Hasil pencatatan (diterbitkan 1870):
Sebelum 1846 tidak ada data
penduduk di tingkat kabupaten
Mulai 1845 mulai ada instruksi bagi
kabupaten untuk mencatat luas
wilayah dalam mil geografis persegi,
untuk menghitung kepadatan
Registrasi Vital di Indonesia
• Tahun 1919 oleh Gubernur
Jenderal Hindia Belanda Johan Paul van Limburg
Stirum cakupannya diperluas bagi penduduk Cina di
Registrasi Vital di Indonesia
• Tahun 1937 oleh
Gubernur Jenderal
Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh
Registrasi Vital di Indonesia
• Masa pendudukan Jepang
(1942-1945) diganti dengan sistem registrasi yang
menyangkut kelahiran, kematian, kematian janin, abortus, perkawinan dan perceraian.
• Sistem registrasi memiliki
ketepatan yang cukup.
Hitoshi Imamura
Registrasi Vital di Indonesia
• Masa kemerdekaan :
sistem kartu mingguan diubah menjadi laporan mingguan tingkat
kecamatan yaitu ketika kepala desa berkumpul di kecamatan
Registrasi Vital di Indonesia
• Tahun 1977 dilakukan registrasi
penduduk yang luas berdasarkan Kepres No. 52 th. 1977.
• Kewenangan dan tanggung jawab
Registrasi Vital di Indonesia
Tahun 2003 diadakan penataan administasi kependudukan, yang dilakukan dengan :
a. Menghimpun biodata penduduk sebagai basis kependudukan
b. Pembuatan KTP dan KK berdasarkan data basis. Muncul Nomor Induk
Kependudukan.
c. Data basis dimutakhirkan dengan registrasi vital.
Sensus Penduduk vs Registrasi Vital
1. Waktu pencatatan
•
SP : periodik (5 atau 10 tahun sekali)
•
RV : Terus menerus dan
Sensus Penduduk vs Registrasi Vital
2. Cara pencacahan a) Sensus Penduduk
• Yang dicatat adalah Individu.
• Pencacah mendatangi responden
b) Registrasi Vital :
• Yang dicatat adalah Kejadiannya
Sensus Penduduk vs Registrasi Vital
3. Informasi Catatan
a) Sensus Penduduk : Bersifat data dasar penduduk, yaitu penduduk menurut ciri
Sensus Penduduk vs Registrasi Vital
3. Informasi Catatan
b) Registrasi Vital : Sangat singkat dan
umumnya hal-hal pokok yang berhuungan dengan sifatnya untuk keperluan
legal/hukum :
i. Nama, umur, nama suami/istri dan jenis kelamin
Sensus Penduduk vs Registrasi Vital
SENSUS PENDUDUK a) Keunggulan :
• Cakupan luas sehingga ralatif terhindar
kesalahan sampling
• Kombinasi de jure dan de facto
Sensus Penduduk vs Registrasi Vital
SENSUS PENDUDUK b) Kelemahan :
• Biaya besar
• Tersedia hanya dalam periode tertentu
• Umumnya tidak mempublikasikan data pada
Sensus Penduduk vs Registrasi Vital
REGISTRASI VITAL a) Keunggulan :
• Bila dilakukan secara kontinyu, konsisten
Sensus Penduduk vs Registrasi Vital
REGISTRASI VITAL b) Kelemahan :
• Umumnya hanya secara de jure saja sehingga
dapat terjadi kekurangan cacah.
• Sifatnya legal sehingga hanya sedikit informasi
yang terkumpul.
• Tergantung pada kesadaran masyarakat untuk
melapor
Referensi
• Adioetomo,Sri (ed), Dasar-dasar Demografi, Salemba Empat. • Mantra, Ida Bagoes, Demografi Umum, Pustaka Pelajar.
• Yaukey, David et all, Demography : The Study of Human