LEMBAR PENGESAHAN
ARTIKEL JURNAL
PENGARUH LAMA PERENDAMAN PUPUK FORMULA ALAM HIJAU TERHADAP PERTUMBUHAN ALGA LAUT Kappaphycus alvarezii
OLEH PIAN ANWAR
631410031
PENGARUH LAMA PERENDAMAN PUPUK FORMULA ALAM HIJAU TERHADAP PERTUMBUHAN ALGA LAUT Kappaphycus alvarezii
Pian Anwar1), Dr. Ir. Syamsuddin MP2), Dr. Ade Muharam3). Email: fian.anwar@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pian Anwar. 631410031. Pengaruh Lama Perendaman Pupuk Formula Alam Hijau Terhadap Pertumbuhan Alga Laut Kappaphycus alvarezii. Skripsi, Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Bapak Dr. Ir. Syamsuddin, MP dan Pembimbing II Bapak Dr. Ade Muharam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman Pupuk Formula Alam Hijau terhadap pertumbuhan K. alvarezii. Metode penelitian ini menggunakan eksperimental dan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Biota uji yang digunakan adalah alga laut K. alvarezii dengan berat total awal lebih kurang 31,25 kg. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan harian. Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan mutlak dan harian rata-rata tertinggi diperoleh pada perlakuan B (lama perendaman 4 jam), yaitu 2.40 kg dan 0,0232 kg. Selanjutnya, perlakuan C (lama perendaman 6 jam), yaitu 1,77 kg dan 0,0184 kg, selanjutnya disusul perlakuan A (lama perendaman 2 jam), yaitu 1,33 kg dan 0,0148 kg, dan terendah pada perlakuan D (lama perendaman 0 jam/kontrol), yaitu 1,20 kg dan 0,0135 kg. Baerdasarkan hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukan bahwa perlakuan lama perendaman Pupuk Formula Alam Hijau memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada Pertumbuhan Mutlak dan Harian dengan selang kepercayaan 95% (F ). Selanjutnya, berdasarkan Uji Lanjut dengan menggunakan Uji Tukey diperoleh perlakuan B dan A dengan C berbeda nyata sedangkan perlakuan D, A dan C tidak berbeda nyata, perlakuan B merupakan perlakuan yang terbaik
Kata kunci : Kappaphycus alvarezii, Pupuk, Lama Perendaman, Pertumbuhan.
PENDAHULUAN
Budidaya laut (Marine Culture) di Indonesia merupakan bagian dari sektor
kelautan dan perikanan yang mempunyai kontribusi penting dalam memenuhi target
produksi perikanan.pemanfaatan sumber daya yang ada, Indonesia sangat berpotensi
untuk pengembangan potensi budidaya tanaman laut seperti alga laut Kappaphycus
alvarzii. Mengingat lautan di Indonesia dengan garis pantai sekitar 81.000 km
diyakini memiliki potensi K. alvarezii yang sangat tinggi serta pulau-pulau dengan
dasar perairan berkarang dan berpasir serta dukungan perairan yang terlindung dan
relatif tenang sangat menunjang dalam usaha budidaya K. alvarezii (Poncomulyo, dkk
2008).
Jenis K. alvarezii banyak yang tersebar di perairan wilayah indonesia, namun
beberapa saja yang dibudidayakan dan perkembanganya cukup baik ketika
dibudidayakan. Jenis - jenis K. alvarezii yang telah berhasil dibudidayakan di
Indonesia yaitu K. alvarezii, Eucheuma cotonii,Eucheuma spinosum, dan Gracilaria
sp Di Provinsi Gorontalo khususnya di Kabupaten Gorontalo Utara budidaya K.
alvarezii banyak dibudidayakan dan sangat diminati oleh petani pembudidaya, karena
teknik pemeliharaanya relatip mudah dan tidak memerlukan persyaratan yang rumit.
Keberhasilan dalam suatu usaha budidaya khususnya budidaya K. alvarezii
ditentukan oleh pertumbuhan. Pertumbuhan didefinisikan perubahan ukuran suatu
organisme yang dapat berupa berat ataupun panjang dalam waktu tertentu.
pertumbuhan fisiologis. Pertumbuhan somatik merupakan pertumbuhan yang diukur
berdasarkan pertambahan berat, panjang thallus sedangkan pertumbuhan fisiologis
dilihat berdasarkan reproduksi (Syaputra, 2005) dalam (yusuf, 2012).
Pertumbuhan K. alvarezii dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yang berpengaruh antara lain jenis,bagian thalus
dan umurSedangkan faktor eksternal yang berpengaruh antara lain keadaan
lingkungan berupa parameter fisika dan kimia perairan. (Supit, 1996) dalam
(Mamang, 2008).
Salah satu inovasi terbaru untuk mengatasi masalah pertumbuhan K.
alvarezii adalah pemupukan. Budidaya K. alvarezii pemupukan ini tidak dapat
dilakukan secara langsung, karena proses kegiatan budidayanya dilakukan dilaut.
Oleh karena itu pemupukan dapat dilakukan melalui perendaman K. alvarezii
menggunakan pupuk sebelum dilakukan pemeliharaan di laut. salah satu pupuk yang
dapat digunakan untuk pertumbuhan K. alvarezii adalah Pupuk Formula Alam Hijau.
Pupuk Formula Alam Hijau adalah merupakan solusi bagi permasalahan yang
dihadapi petani pembudidaya K. alvarzii untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
K. alvarzii yang mereka tanam Formula Alam Hijau dibuat dengan melibatkan para
ahli Pertanian dan Pupuk Organik Cair (POC) dengan melakukan riset danpengujian
yang mendalam sehingga menghasilkan produk yang benar – benar berkualitas dan
ramah lingkungan (Karnan, 2012).
Formula Alam Hijau mengandung berbagai macam unsur hara yang sangat di
diperkaya dengan unsur hara Makro dan Mikro, Asam Amino dan hormon
pertumbuhan seperti Gibberelin, Zeatin dan Inisial Asam Amino (IAA) yang di
formulasikan secara seimbang yang sangat bermanfaat bagi tanaman dalam setiap
fase pertumbuhan (Karnan, 2012).
Namun demikian masih perlu dilakukan pengujian efektiitas penggunaan
pupuk tersebut, terutama yang terkait dengan lama perendaman. Penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Daud, (2013) dengan tujuan mengetahui
penggunaan dosis pupuk Formula Alam Hijau yang berbeda terhadap pertumbuhan
K. alvarzii, namun masih terdapat aspek yang belum dikaji dalam penelitian tersebut,
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yakni mulai bulan Juli sampai
September 2014. bertempat di Desa Langge, Kecamatan Anggrek, Kabupaten
Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
botol aqua, ember plastik, seleng dan batu aerasi, patok, bambu, gelas ukur, kamera,
perahu, timbangan, blower, DO meter, pH meter dan handrefraktometer. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah Pupuk Formula Alam Hijau, K. alvarezii dan air laut.
1. Biota Uji
Biota uji yang digunakan dalam penilitian ini adalah benih K. alvarezi yang
berasal dari nelayan pembudidaya K. alvarezi. Berdasarkan penjelasan sebelumnya,
dimana digunakann bibit sebanyak 250 kg dengan perbandingan pupuk Formula
Alam Hijau, dan air 1:500 dimana Formula Alam Hijau sebanyak 1 liter dan air
sebanyak 500 liter. Maka peneliti mengambil bibit K. alvarezi yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 31.25 kg. Formula Alam Hijau sebanyak 125 ml dan air laut
sebanyak 62.5 liter.
2. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL),
dengan empat perlakuan dan masing – masing tiga kali pengulangan, yang dilakukan
dalam wadah perendaman K. alvarzii
A. = Perlakuan prendaman selama 2 jam
B. = Perlakuan prendaman selama 4 jam
D. = perlakuan sebagai kontrol tanpa perendaman Pupuk Formula Alam
Hijau.
3. Pelaksanaan Penelitian
1. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih K. alvarezi, yang
berasal dari nelayan pembudidaya K. alvarezi
2. Jumlah bibit K. alvarezi sebanyak 31,25 kg. kemudian dibagikan pada 12
wadah, dan masing - masing wadah benih K. alvarezi yang digunakan sebanyak
2.6 kg jadi setiap perlakuan K. alvarezi yang digunakan sebanyak 7,8 kg.
3. Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pupuk Formula Alam Hijau,
dengan jumlah total 125 ml. kemudian dibagikan pada 12 wadah, dan
masing-masing wadah dosis yang digunakan sebanyak 10,42 ml.
4. Jumlah air laut yang digunakan sebanyak 62,5 liter. kemudian dibagikan pada
12 wadah,dan masing-masing wadah di isi air laut sebanyak 5,2 lietr.
5. Jarak tanam yang digunakan dalam penelitian budidaya K. alvarezi ini yakni
25 cm.
4. Variabel Yang Diamati
a. Pertumbuhan Mutlak
Pertumbuhan Mutlak K. alvarezi diamati selama 28 hari waktu pemeliharan,
dimana bibit di ukur pertambahan berat setiap minggu dan pengukuran ini dilakukan
sebanyak 5 kali. Untuk menghitung pertumbuhan mutlak menggunakan rumus :
Keterangan :
H = Pertumbuhan mutlak (kg)
Wt = Berat rata – rata bibit pada saat panen (kg)
W0 = Berat rata – rata bibit pada pada saat penebaran/penanaman (kg)
b. Pertumbuhan Harian
DGR (Daily Growth Rate), adalah pertumbuhan harian setiap hari. Dawes,
dkk, (1994) dalam Syahlun, (2013) perhitungan pertumbuhan harian menggunakan
rumus sebagai berikut :
LnWt–LnW0
DGR= --- t
Dimana :
Wt : Individu diakhir penelitian (kg)
W0 : Individu diawal penelitian (kg)
t : Periode Waktu Penelitian (hari)
5 Analisis Data
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL), dengan empat perlakuan dan masing – masing tiga kali
ulangan. Menurut Hanafiah, (2014), rumus yang digunakan adalah sebaga berikut: :
Keterangan :
Yij : Data hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
µ : Nilai tengah dari pengamatan
ti : Pengaruh aditif dari perlakuan ke-i
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pertumbuhan Mutlak
Pertumbuhan rata – rata berat mutlak perlakuan A sebesar 1,33 kg, perlakuan
Bsebesar 2,40 kg, perlakuan C sebesar 1,77 kg dan perlakuan D sebesar 1,20 kg.
Hasil pengukuran rata – rata berat mutlak K. alvarezii selama pemeliharaan 28 hari
dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 1. Pertumbahan Mutlak K. alvarezii
Berdasarkan gambar 4 di atas perlakuan perendaman 4 jam dengan pupuk
Formula Alam Hijau memberikan pertumbuhan terbaik karena diduga dengan
perendaman empat jam. K. alvarezii mampu menyerap unsur hara yang terkandung
pada pupuk Formula Alam Hijau dan proses osmoregulasi sel pertumbuhan pada K.
alvarezii berjalan secara maksimal pada saat perendaman sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan K. alvarezii. Hal ini sesuai dengan pendapat (Hendrajat
2008 dalam Yusuf dkk, 2012) menyatakan bahwa adanya kenaikan pertumbuhan
menunjukkan pertumbuhan K. alvarezii sudah memasuki tahap perpanjangan sel,
karena tersedianya unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan.
Selanjutnya pada perlakuan perendaman 6 jam menunjukan nilai terendah dari
perlakuan B karena diduga batas penyerapan unsur hara yang terkandung pada pupuk
Formula Alam Hijau melebihi waktu optimal yakni 4 jam, sehingga proses
osmoregulasi sel pertumbuhan pada K. alvarezii tidak berjalan secara maksimal
sehingga mempengaruhi proses pertumbuhan K. alvarezii karena semakin lama K.
alvarezii di rendam maka akan mempengaruhi pertumbuhan K. alvarezii. Hal ini
sesuai pendapat penelitian sebelumnya oleh Daud A., 2013 bahwa perendaman 12
jam Kondisi K. alvarezii pada saat itu sudah mulai layu dan terlihat mulai tumbuh
bintik – bintik putih seperti ice – ice pada bagian thallus K. alvarezii sehingga
mempengaruhi proses pertumbuhan K. alvarezii.
Rendahanya pertumbuhan K. alvarezii pada perlakuan A di pengaruhi waktu
perendaman K. alvarezii selama 2 jam dalam larutan pupuk Formula Alam Hijau,
sehingga unsur hara yang terkandung dalam pupuk Formula Alam Hijau tidak
terserap dengan baik oleh K. alvarezii sehingga pertumbuhan K. alvarezii kurang
optimal karena kurangnya unsur hara akan mempengaruhi pertumbuhan K. alvarezii.
hal ini sesuai penjelasan (Novizan, 2002 dalam Kushartono, dkk 2008) bahwa
kekurangan unsur hara dapat menyebabkan pertumbuhan kerdil, jumlah thalus sedikit
dan lambatnya pertumbuhan K. alvarezii.
Unsur hara yang terkandung dalam larutan Formula Alam Hijau tersebut
adalah Nitrogen, Fosfor dan Kalium. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pendapat
Kuhl (1974), dalam Kushartono, dkk (2009) nutrisi utama yang dibutuhkan adalah
dkk (2009). Nitrogen diperlukan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis
karena sangat membutuhkan Nitrogen untuk pertumbuhannya, karena fungsinya
untuk memacu pertumbuhan. Fosfat merupakan bentuk dari Fosfor yang bermanfaat
bagi tumbuhan Waite, (1984) dalam Kushartono, dkk (2009) Berkaitan dengan
pertumbuhan K.alvarezii, fosfor berperan sebagai faktor pembatas dalam proses
fotosintesis. Selanjutnya dijelaskan Lapointe, (1987), dalam Kushartono, dkk (2009)
Kalium yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tumbuhan.
Nicholls (1993), dalam Kushartono, dkk (2009) kalium digunakan oleh sel-sel
tanaman selama proses asimilasi energi yang dihasilkan oleh proses fotosintesis.
Selain itu, unsur – unsur hara potensial yang terkandung di dalam Formula
Alam Hijau akan membuat alga tumbuh subur dan sehat yang memungkinkan alga
akan menciptakan sistem kekebalan tubuh yang sangat bermanfaat untuk
menanggulangi penyakit ice – ice dan tumbuhnya lumut sebagai tumbuhan
pengganggu (Karnan, 2012).
K. alvarezii pada perlakuan D tanpa perendaman pupuk Formula Alam Hijau
memiliki pertumbuhan terendah, hal ini disebabkan kuranganya unsur hara untuk
proses pertumbuhan K. alvarezii. Hal ini sesuai dengan pendapat Nicholls (1993),
dalam Kushartono, dkk (2009) sangat membutuhkan Nitrogen untuk
pertumbuhannya, karena fungsinya pemacu pertumbuhan Sedangkan unsur P adalah
merupakan bagian dari inti sel, dan penting untuk pembelahan sel. Kekurangan
Kekurangan fosfor pada dapat menyebabkan terakumulasinya lemak dalam jumlah
besar dalam sel.
Selain kekurangan unsur hara perawatan juga perlu dilakukan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Destalino, (2013) yang menyatakan bahwa dalam kegiatan budidaya
K. alvarezii petani sebaiknya melakukan pemeliharan pada K. alvarezii, tujuan
pemeliharan dan perawatan adalah untuk mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan K. alvarezii, Perawatan tersebut meliputi pembersihan lumpur dan
kotoran yang menempel pada thalus.
Hasil analisis sidik ragam pertumbuhan mutlak sperti tanpak pada tabel 1.
Tabel 1. Analisis Sidik Ragam Untuk Pertumbuhan Mutlak
Sumber
menunjukkan bahwa perendaman K. alvarezii dengan Pupuk Formula Alam Hijau
memberikan pengaruh yang berbeda nyata (F 0,05) terhadap pertumbuhan K.
dengan Uji Tukey. Dari Hasil Uji Tukey diperoleh perlakuan D, A dan C memiliki
nilai selisi rata – rata kurang dari nilai kritis Uji Tukey yakni sebesar 1.01.
selanjutnya perlakuan B dan A dengan D memiliki nilai selisi rata – rata lebih dari
nilai kritis Uji Tukey. Dengan demikian perlakuan D, A dan C tidak berbeda nyata.
Dan perlakuan B dan A dengan D berbeda nyata. Jadi perlakuan yang optimal dari
perlakuan A, B, C dan D adalah perlakuan C dan B tetapi yang lebih optimal adalah
perlakuan B.
2. Pertumbuhan Harian
Pertumbuhan rata – rata harian pada perlakuan A sebesar 0,0148 kg/hr,
perlakuan B sebesar 0.0232 kg/hr, perlakuan C sebesar 0,0184 kg/hr dan perlakuan D
(kontrol) sebesar 0,0135 kg/hr. Hasil pengukuran rata – rata berat harian K. alvarezii
selama pemeliharaan 28 hari dapat dilihat pada Gambar 2
Gambar 5. Pertumbahan Harian K. alvarezii
Berdasarkan gambar 2 di atas Pada perlakuan A, B, dan C yang direndam
dengan larutan Formula Alam Hijau menunjukan pertumbuhan rata - rata terbaik dari
pendapat (Karnan, 2012).bahwa perendaman bibit Alga kedalam larutan
Formula Alam Hijau yang telah dicampur dengan air laut terbukti efektif untuk
meningkatkan hasil produksi alga karena unsur hara Formula Alam Hijau akan
diserap oleh bibit alga untuk pertumbuhannya. Unsur hara tersebut seperti Nitrogen,
Fosfor dan Kalium.
Selain perendaman pupuk Formula Alam Hijau kondisi lingkungan juga
sangat mendukung antara lain dengan adanya arus dan gelombang yang dapat
mempercepat tumbuhnya percabangan baru dan mempercepat penyerapan unsur hara.
Selanjutnya dijelaskan Dawes, (1981) dalam Mamang, (2008) Ombak diperlukan
oleh K. alvarezii untuk mempercepat zat-zat makanan terserap ke dalam sel
sedangkan arus diperlukan untuk pertumbuhan karena membawa zat-zat makanan
bagi K. alvarezii dan menghanyutkan kotoran-kotoran yang melekat.
Rendahnya pertumbuhan harian pada perlakuan D tanpa perendaman Pupuk
Formula Alam Hijau disebabkan kondisi perairan dan kuranganya unsur hara yang
masuk seperti Nitrogen, Fosfat dan Kalium. Nitrogen merupakan unsur makro
yangbermanfaat untuk memacu pertumbuhan dan jika kekurangan nitrogen akan
menghambat pertumbuhan (Widiastuti, 2010) dalam (Kushartono, dkk 2009).
Tabel 8. Analisis Sidik Ragam pertumbuhan Harian
menunjukan bahwa perendaman K. alvarezii dengan Pupuk Formula Alam Hijau
memberikan pengaruh yang berbeda nyata (F 0,05) terhadap pertumbuhan K.
alvarezii. Selanjutnya untuk mengetahui masing-masing perlakuan, dilanjutkan
dengan Uji Tukey (lampiran 8). Dari Hasil Uji Tukey diperoleh perlakuan D, A dan C
memiliki nilai selisi rata – rata kurang dari nilai kritis Uji Tukey yakni sebesar
0,0072. selanjutnya perlakuan B dan A dengan D memiliki nilai selisi rata – rata lebih
dari nilai kritis Uji Tukey.Dengan demikian perlakuan D, A dan C tidak berbeda
nyata. Dan perlakuan B dan A dengan D berbeda nyata. Jadi perlakuan yang optimal
dari perlakuan A, B, C dan D adalah perlakuan C dan B tetapi yang lebih optimal
adalah perlakuan B.
3. Kualitas Air
Hasil pengukuran kualitas air selama pemeliharaan K. alvarezii yang meliputi
pengukuran Suhu, pH, Do dan salinitas menunjukkan bahwa kisaran yang diperolah
Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian dapat di lihat pada Tabel 3
Tabel 3. Hasil Pengukuran Kualitas Air
No Parameter Hasil Pengukuran
1 Suhu oC 26 -31 oC
2 pH 6,9 – 7,6
3 Oksigen terlarut 4,6 – 5,9 mg /l
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian lama perendaman Pupuk Formula Alam Hijau
terhadap pertumbuhan K. alvarezii dapat disimpulkan bahwa :
1. Bardasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan analisis sidik ragam
(ANOVA) menunjukan bahwa perlakuan lama perendaman Pupuk Formula Alam
Hijau memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada Pertumbuhan Mutlak dan
Harian dengan selang kepercayaan 95% (F ). terhadap pertumbuhan K. alvarezii
2. Hasil penelitian dari empat perlakuan yakni perlakuan A, B, C dan D.
Perendaman K. alvarezii dengan Pupuk Formula Alam Hijau pada pertumbuhan
Mutlak dan Harian memberikan hasil yang terbaik pada perlakuan B yakni sebesar
Daftar Pustaka
Armita D, 2011. Analisis Perbandingan Kualitas Air Di Daerah Budidaya Rumput Laut Dengan Daerah Tidak Ada Budidaya Rumput Laut. Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas Hasanuddin. Makassar
Daud A, 2013. Pengaruh dosis Perendaman Pupuk Formula Alam Hijau (FAH), Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut. Jurusan Teknologi Perikanan Fakultas Ilmu- Ilmu Pertanian UNG. Gorontalo
Destalino, 2013. Cara Mudah Budidaya Rumput Laut Menyehatkan dan Menguntungkan. Kansius; Yogyakarta.
Daniel B. Artom, 2012. Produktivitas Rumput Laut kapaphycus alvarezii Yang di Budidayakan Oleh Masyarakat Pesisir. Jurusan Perikanan Dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana. Kupang.
Hanafiah K.A, 2014. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Rajawali Pers. Jakarta
Karnan, 2012. Pemupukan Rumput Laut Dengan PupukOrganik Cair Alam Hijau.
Khasanah U, 2013. Analisis Kesesuaian Perairan Untuk Lokasi Budidaya Rumput Laut Eucheuma Cottonii. Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas Hasanuddin.. Makassar
Kushartono E. Wibowo, Suryono, Setiyaningrum Endah, 2009. Aplikasi Perbedaan Komposisi N, P dan K Pada Budidaya Eucheuma Cottonii di Perairan Teluk Awur. Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Semarang
Kordi K, M. G. H, 2010. Budidaya Biota Aquatic Untuk Pangan, Kosmetik Dan Obat-Obatan. Lily Publisher; Yogyakarta.
Mamang N, 2008. Laju Pertumbuhan Bibit Rumput Laut Eucheuma Cattonii Dengan Perlakuan Asal Thallus Terhadap Bobot Bibit. Jurusan Ilmu Dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
Sudrajad A, 2008. Budidaya 23 Komoditas Laut Menguntungkan. Penebar Swadaya; Jakarta.
Suparman, 2013. Cara Muda Budidaya Rumput Laut. Pustaka Baru Pres; Yogyakarta.
Syahlun, Rahman Abdul, Ruslaini, 2013. Uji Pertumbuhan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii. Strain Coklat dengan Metode Vertikultur. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo. Kendari.