P U T U S A N
Nomor 16/Pdt.G/2017/PA.Kras
مﯾﺣرﻟا نﻣﺣرﻟا ﷲ مﺳﺑ
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili
perkara pada tingkat pertama dalam sidang majelis telah menjatuhkan putusan
perkara cerai gugat antara :
Penggugat, tempat/tanggal lahir Amlapura,16 Juli 1973, agama Islam,
pendidikan SLTA, Pekerjaan DPKP Karangasem, tempat
tinggal di Lingkungan Karanglangko, Kelurahan Karangasem,
Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, sebagai
Penggugat;
melawan
Tergugat, tempat/tanggal lahir Mendoyo Dauh Tukad,17 Agustus 1977, agama
Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan Wiraswasta, tempat tinggal
di JL.Tunjung Tutur 3 No.1 Desa Peguyangan Kaja, Kecamatan
Denpasar Utara, Kota Madya Denpasar, sebagai Tergugat;
Pengadilan Agama tersebut;
Telah mempelajari surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini;
Telah mendengar keterangan Penggugat dipersidangan;
DUDUK PERKARA
Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 9 Agustus
2017 telah mengajukan gugatan cerai yang telah didaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Agama Karangasem dengan register nomor 16/Pdt.G/2017/PA.Kras
tanggal 9 Agustus 2017 dengan dalil-dalil sebagai berikut:
1. Bahwa pada tanggal 1 Juni 2000 Penggugat dengan Tergugat
melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah
Kantor Urusan Agama Kecamatan Mendoyo sebagaimana Kutipan Akta
Nikah Nomor 05/01/VI/2000,tanggal 2 Juni 2000;
2. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di
Lingkungan Batu Aya di JL.Diponogoro,Kelurahan Karangasem,Kecamatan
Karangasem,Kabupaten Karangasem selama 1 (satu) tahun kemudian
pindah ke Denpasar di JL.Sulatri Kesiman Kecamatan Denpasar Timur
Kota Madya Denpasar selama 1(satu) tahun,kemudian pindah lagi ke
Peguyangan Kaja JL.Ahmad Yani Utara di Denpasar selama 1(satu) tahun
dan selanjutnya tinggal di JL.Tunjung Tutur 3 No.1 di Peguyangan
Kelurahan Peguyangan Kaja,Kecamatan Denpasar Utara dan sebagai
tempat kediaman bersama terakhir;
3. Bahwa selama pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat telah
hidup rukun sebagaimana layaknya suami istri dan telah dikaruniai 4
(empat) orang anak bernama :
• Anak;
• Anak;
• Anak;
sekarang anak tersebut tinggal bersama saya selaku ibu kandung;
4. Bahwa sejak 27 Desember 2009 ketentraman rumah tangga Penggugat
dengan Tergugat mulai tidak harmonis dengan adanya perselisihan dan
pertengkaran yang disebabkan :
• Bahwa suami menikah lagi tanpa sepengetahuan istri;
• Bahwa saya tidak pernah menerima nafkah sewajarnya dengan
4(empat) orang anak;
• Bahwa selama perpisahan yang bersangkutan tidak pernah
menjenguk anak;
5. Bahwa puncak ketidakharmonisan antara Penggugat dengan Tergugat
sudah tidak ada komunikasi lagi,Penggugat dengan Tergugat telah pisah
rumah/pisah ranjang,yang meninggalkan tempat kediaman bersama adalah
Penggugat;
6. Bahwa dengan kejadian tersebut rumah tanga antara Penggugat dengan
Tergugat sudah tidak dapat dibina dengan baik sehingga tujuan perkawinan
untuk membentuk rumah tangga yang sakinah,mawaddah dan rahmah
sudah sulit diwujudkan lagi dan karenanya agar masing-masing pihak tidak
melanggar norma hukum dan norma agama maka perceraian merupakan
jalan terakhir bagi Penggugat untuk menyelesaikan permasalahan dengan
7. Bahwa Penggugat bersedia membayar biaya perkara sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas,Penggugat mohon agar Bapak
Ketua Pengadilan Agama Karangasem cq.Majelis Hakim segera memeriksa
dan mengadili perkara ini,selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya
berbunyi:
Primer
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menjatuhkan talak satu Ba’in Sughra dari Tergugat kepada Penggugat;
3. Membebankan biaya dalam perkara ini sesuai hukum;
Subsider:
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain,mohon putusan yang seadil-adilnya.
Bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan, Penggugat datang
sendiri menghadap di persidangan dan Tergugat tidak datang menghadap di
persidangan dan juga tidak mewakilkan kepada orang lain sebagai kuasanya
meskipun Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut oleh Juru sita
pengganti Pengadilan Agama Karangasem dengan cara delegasi relass melalui
Juru sita pengganti Pengadilan Agama Denpasar, sedangkan tidak ternyata
bahwa ketidak hadirannya didasarkan pada suatu alasan yang sah yang
dibenarkan oleh hukum ;
Bahwa majelis hakim telah berupaya menasehati Penggugat
namun tidak berhasil, dan pula Majelis Hakim menyatakan upaya mediasi
terhadap kedua belah pihak juga tidak dapat dilaksanakan karena Tergugat
tidak pernah hadir;
Bahwa kemudian dibacakan surat gugatan Penggugat yang maksud
dan isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat dengan menambahkan
keterangan secara lisan sebagaimana terdapat pada berita acara sidang
perkara ini;
Bahwa, untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat telah
mengajukan alat-alat bukti berupa:
A. Surat;
1. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor 05/01/VI/2000, yang dikeluarkan
oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana,
tanggal 2 Juni 2000, telah bermaterai cukup, dinazzegelen dan cocok
dengan aslinya, diberi tanda P.1;
2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Ni Nengah Arsani, NIK.
5107045607730007, yang dikeluarkan oleh Disduk Capil Kecamatan
Karangasen, Kabupaten Karangasem, tanggal 28 Desember 2015, telah
bermaterai cukup, dinazzegelen dan cocok dengan aslinya, diberi tanda
P.2;
B. Saksi;
1. Saksi, tempat dan tanggal lahir Karangasem tanggal 03 Januari 1975
(umur 42 tahun), agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan Wiraswasta,
Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem,
dibawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya
sebagai berikut:
- Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat sebagai teman
dekat Penggugat dan Tergugat;
- Bahwa akhir 2003 saksi pernah bekerja sebagai sopir mobil Box di
tempat usaha Penggugat dan Tergugat;
- Bahwa pada saat saksi mengenal Penggugat dan Tergugat,
Penggugat dan Tergugat sudah berstatus sebagai pasangan suami
isteri;
- Bahwa selama menikah Penggugat dan Tergugat sudah dikarunia 4
orang anak dan sekarang dalam asuhan Penggugat;
- Bahwa Penggugat dan Tergugat tinggal berumah tangga dirumah
kontrakan di Galiran Karangasem, kemudian pada tahun 2004
Penggugat dan Tergugat pindah ke Denpasar kerumah orangtua
Tergugat karena usaha Tergugat mengalami kebangkrutan;
- Bahwa sepengetahuan saksi kehidupan rumah tangga Penggugat
dan Tergugat awalnya rukun dan harmonis, saksi juga tidak pernah
melihat Penggugat dan Tergugat berselisih dan bertengkar;
- Bahwa Penggugat sering curhat kepada saksi mengenai keadaan
rumah tangganya yang tidak harmonis karena sering bertengkar;
- Bahwa menurut cerita Penggugat sejak tahun 2007 kehidupan
rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai tidak harmonis
nafkah kepada Penggugat karena usaha Tergugat yang macet dan
Tergugat menikah lagi dengan perempuan lain;
- Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut akhirnya tahun
2009 Penggugat pulang kerumah orangtua Penggugat di
Karangasem sedangkan Tergugat tetap tinggal dirumah orangtuanya
di Denpasar;
- Bahwa selama berpisah tersebut saksi pernah mengantar Penggugat
ke rumah orangtua Tergugat di Denpasar, dirumah tersebut yang
ada hanya orangtua Tergugat sedangkan Tergugat tidak lagi tinggal
dirumah tersebut, dengan maksud untuk membicarakan nafkah
keempat orang anak Penggugat dan Tergugat;
- Bahwa saksi dan keluarga Penggugat sudah menasehati Penggugat
dan Tergugat untuk kembali rukun namun tidak berhasil;
2. Saksi, tempat dan tanggal lahir Karangasem tanggal 25 Maret 1953
(umur 64 tahun), agama Hindu, pendidikan SLTA, pekerjaan tidak ada,
bertempat tinggal di Jalan Tengku Umar, Lingkungan Celuk Negara,
Kelurahan Karangasem Kecamatan Karangasem, Kabupaten
Karangasem;
- Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat karena saksi
sepupu 2 kali Penggugat;
- Bahwa Penggugat dan Tergugat merupakan pasangan suami isteri;
- Bahwa selama menikah Penggugat dan Tergugat sudah dikarunia 4
- Bahwa Penggugat dan Tergugat tinggal berumah tangga dirumah
kontrakan di Galiran Karangasem, kemudian Penggugat dan
Tergugat pindah ke Denpasar kerumah orangtua Tergugat kurang
lebih 1 tahun;
- Bahwa sepengetahuan saksi kehidupan rumah tangga Penggugat
dan Tergugat awalnya rukun dan harmonis namun sekarang sudah
tidak harmonis karena sering bertengkar;
- Bahwa saksi tidak pernah melihat Penggugat dan Tergugat
berselisih dan bertengkar, saksi mengetahui keduanya tidak
harmonis dari cerita Penggugat;
- Bahawa menurut cerita Penggugat perselisihan dan pertengkaran
antara Penggugat dan Tergugat disebabkan karena usaha Tergugat
sebagai Sales mengalami kebangkrutan dan akhirnya tidak bisa
memberikan nafkah kepada Penggugat, Tergugat menikah lagi
dengan perempuan lain;
- Bahwa sejak tahun 2009 Penggugat pulang kerumah orangtua
Penggugat di Karangasem sedangkan Tergugat tetap dirumah
orangtuanya di Denpasar;
- Bahwa selama berpisah Tergugat pernah datang mengunjungi
Penggugat;
- Bahwa saksi dan keluarga Penggugat sudah menasehati Penggugat
dan Tergugat untuk kembali rukun namun tidak berhasil;
Bahwa terhadap keterangan para saksi tersebut di atas, Penggugat
Bahwa, Penggugat telah menyampaikan kesimpulannya secara lisan
bahwa Penggugat tetap pada pendiriannya untuk bercerai serta mohon
putusan;
Bahwa, untuk mempersingkat uraian putusan ini, ditunjuk hal-hal
sebagaimana termuat dalam berita acara sidang sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari putusan ini;
PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat
sebagaimana telah diuraikan di atas;
Menimbang, bahwa perkara ini mengenai gugatan cerai yang diajukan
oleh pihak yang beragama islam dan atau peristiwa hubungan hukum
perkawinan yang dilakukan para pihak beragama islam, oleh karenanya
berdasarkan Pasal 49 (a) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang
Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun
2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 tahun 2009,
maka perkara aquo merupakan kewenangan absolute Peradilan Agama;
Menimbang Majelis Hakim telah berupaya menasehati Penggugat agar
Penggugat kembali hidup rukun dengan Tergugat namun tidak berhasil, upaya
damai mana telah dilaksanakan secara maksimal oleh Majelis Hakim sesuai
dengan ketentuan Pasal 82 Undang-undang No. 7 tahun 1989 tentang
Peradilan Agama sebagaimana diubah dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun
2006 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2006 jo
pasal 31 Peraturan P emerintah No. 9 tahun 1975 jo. Pasal 143 ayat (1)
Menimbang, bahwa Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut
akan tetapi Tergugat tidak datang menghadap di persidangan dan tidak terbukti
tidak datangnya tersebut disebabkan oleh suatu alasan yang sah, maka Majelis
Hakim menyatakan bahwa Tergugat yang telah dipanggil secara sah dan patut
untuk datang menghadap di persidangan tidak hadir, maka putusan atas
perkara ini dapat dijatuhkan tanpa hadirnya Tergugat (verstek);
Menimbang, bahwa mengenai kewajiban adanya mediasi sebagaimana
dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur
Mediasi di Pengadilan, Pasal 17 ayat (1) dari PERMA tersebut menentukan
kehadiran kedua belah pihak sebagai syarat formal untuk dapat
dilaksanakannya mediasi, oleh karena Tergugat tidak pernah hadir
dipersidangan maka upaya mediasi tidak dapat dilaksanakan;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 149 ayat (1) R.Bg
yaitu putusan yang dijatuhkan tanpa hadirnya Tergugat dapat dikabulkan
sepanjang berdasarkan hukum dan beralasan, oleh karenanya Majelis Hakim
tetap memerintahkan wajib bukti kepada Penggugat;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memerintahkan kepada
Penggugat untuk membuktikan dalil gugatannya, untuk itu Penggugat telah
mengajukan bukti tertulis dan dua orang saksi;
Menimbang, bahwa bukti P.1 (fotokopi kutipan akta nikah) yang
menjelaskan mengenai Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan
perkawinan pada tanggal 1 Juni 2000 tercatat di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana, Majelis Hakim menilai sebagai
ditentukan pasal 1868 KUH Perdata sehingga secara formil dapat diterima
sebagai alat bukti serta mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dan
mengikat;
Menimbang, bahwa dari bukti P.2 diketahui bahwa Penggugat tercatat
sebagai penduduk Kabupaten Karangasem yang merupakan wilayah Yuridiksi
Pengadilan Agama Karangasem sesuai ketentuan Pasal 73 ayat 1
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana diubah
dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan terakhir diubah dengan
Undang-Undang Nomor 50 tahun 2006;
Menimbang, bahwa berkaitan alasan perceraian yang diajukan oleh
Penggugat dalam gugatannya mengenai adanya perselisihan dan pertengkaran
yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat, maka berdasarkan ketentuan
Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 134
Kompilasi Hukum Islam bahwa Majelis Hakim juga harus mendengar
keterangan saksi-saksi yang berasal dari keluarga atau orang dekat kedua
pihak tersebut untuk itu Penggugat telah mengajukan 2 orang saksi;
Menimbang, bahwa saksi Penggugat, sudah dewasa dan sudah
disumpah, sehingga memenuhi syarat formal sebagaimana diatur dalam Pasal
172 ayat 1 angka 4 dan 5 R.Bg;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi 1 dan saksi 2
Penggugat mengenai adanya perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat
dan Tergugat (dalil gugatan Penggugat angka 4), kedua saksi Penggugat tidak
pernah melihat dan mendengar sendiri hanya mendengar cerita dari
keterangan tidak langsung (de auditu) dan secara materil tidak memenuhi
syarat sebagaimana telah diatur dalam Pasal 308 R.Bg., sehingga keterangan
saksi tersebut tidak memiliki nilai kekuatan pembuktian dan tidak dapat diterima
sebagai alat bukti;
Menimbang, bahwa keterangan saksi 1 dan saksi 2 yaitu mengenai
pisah rumah antara Penggugat dan Tergugat sejak tahun 2009 yang lalu
sampai sekarang merupakan fakta yang dilihat sendiri dan relevan dengan dalil
angka 5 yang harus dibuktikan oleh Penggugat, oleh karena itu keterangan
saksi tersebut telah memenuhi syarat materiil sebagaimana telah diatur dalam
Pasal 308 R.Bg. sehingga keterangan saksi tersebut memiliki kekuatan
pembuktian dan dapat diterima sebagai alat bukti;
Menimbang, bahwa keterangan saksi 1 dan saksi 2 mengenai
kejadian-kejadian dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat tersebut bersesuaian
dan cocok antara satu dengan yang lain oleh karena itu keterangan dua orang
saksi tersebut memenuhi Pasal 308 dan Pasal 309 R.Bg.;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.1 dan P.2, dan keterangan
para saksi, terbukti fakta kejadian sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat dengan Tergugat merupakan pasangan suami isteri yang
menikah pada tanggal 1 Juni 2000;
2. Bahwa sejak tahun 2009 antara Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah
sampai dengan sekarang;
3. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah diupayakan damai namun tidak
Menimbang, bahwa meskipun saksi-saksi tidak ada yang mendengar
dan melihat pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat, namun Majelis
Hakim berpendapat bahwa pertengkaran dan perselisihan tidak selalu
berbentuk pertengkaran fisik, perbuatan adu otot atau perilaku aneh dalam
keluarga serta perselisihan dan pertengkaran suami isteri tidak selalu diketahui
orang lain, bahkan seringkali orang tidak mengetahui sama sekali adanya
pertengkaran suami isteri yang terjadi di sebelah rumahnya bahkan dalam satu
rumah, dan seringkali orang hanya mengetahui perpisahan tempat tinggal
sebagaimana yang terjadi dalam perkara a quo, perpisahan tempat tinggal
sudah merupakan petunjuk adanya pertengkaran dan perselisihan terus
menerus, sehingga keterangan para saksi yang mengetahui perpisahan tempat
tinggal dan tidak saling memperdulikan antara Penggugat dan Tergugat sudah
cukup menjadi bukti bahwa antara Penggugat dan Tergugat terjadi perselisihan
dan pertengkaran terus menerus, sebagaimana kaidah hukum yang terdapat di
dalam Yurisprudensi MARI Nomor : 1354 K/Pdt/2000, tanggal 08 September
2003;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas dapat
disimpulkan fakta hukum sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah pasangan suami istri yang sah;
2. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisihan dan
pertengkaran secara terus menerus;
3. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah diupayakan damai namun
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas Majelis
Hakim berpendapat telah terbukti rumah tangga Penggugat dan Tergugat
pecah, tidak ada lagi rasa saling mencintai, hak dan kewajiban masing-masing
telah terabaikan, oleh karena itu terlepas dari siapa yang salah dan siapa yang
benar yang menjadi penyebab keduanya bertengkar dan berselisih majelis
hakim berkesimpulan tujuan perkawinan untuk membentuk keluarga yang yang
sakinah, mawaddah dan rohmah sebagaimana dimaksud Pasal 1
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Jo. Pasal 3 Kompilasi
Hukum Islam di Indonesia 1991 serta maksud dalam surat ar-Rum ayat 21
sangat sulit diwujudkan;
Menimbang, bahwa rumah tangga mereka sudah sampai pada puncak
kritis, sehingga apabila perkawinan dipaksakan untuk diteruskan justru akan
berdampak negatif bagi keduanya dan membawa mafsadah yang lebih besar
dari pada maslahatnya, oleh karena itu menyelamatkan mereka dari keadaan
tersebut melalui perceraian merupakan tindakan yang lebih baik dan maslahat
bagi keduanya daripada tetap mempertahankan perkawinan, sesuai Hadits
Nabi SAW riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Majah dalam Kitab Jami’
Al-Shaghir Juz II halaman 203 yang berbunyi:
ﺮ ﺮ ﺿ ﻻ
ﺮ ا ﺮ ﺿ ﻻ ﻮ
Artinya: Tidak boleh berbuat madlorot dan tidak boleh pula memadlorotkan;
dan sesuai pula dengan qaidah fiqhiyyah dalam kitab al-Asybah wa an-Nadhoir
halaman 62 yang selanjutnya diambil alih sebagai pendapat Majelis Hakim
ﺢ ﻟ ﺎ ﺻ ﻣ ﻟ ا ب ﻠ ﺟ ﻰ ﻠ ﻋ م د ﻘ ﻣ د ﺳ ﺎ ﻔ ﻣ ﻟ ا ء ر د
Artinya: Menolak kemafsadatan harus didahulukan dari pada menarik
kemaslahatan;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
di atas, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa gugatan Penggugat
beralasan hukum dan sesuai pula dengan ketentuan Pasal 19 huruf (f)
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi
Hukum Islam, maka gugatan Penggugat yang pada petitumnya mohon
dikabulkan sebagaimana petitum angka 1 dapat dikabulkan;
Menimbang, bahwa talak yang akan dijatuhkan dalam perkara ini
adalah talak yang dijatuhkan Pengadilan Agama yang merupakan salah satu
macam dari talak ba’in shughra sebagaimana ketentuan Pasal 119 ayat (2)
huruf c Kompilasi Hukum Islam, maka perkara ini akan diputus dengan talak
satu ba’in shughra;
Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 84 Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan
Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan
Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka secara exofficio Majelis Hakim
memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk menyampaikan
satu helai salinan putusan perkara ini yang telah berkekuatan hukum tetap
kepada Pegawai Pencatat Nikah yang mewilayahi tempat perkawinan
Penggugat dan Tergugat dilangsungkan dan kepada Pegawai Pencatat Nikah
Menimbang, bahwa berkaitan dengan petitum Penggugat angka 3
mengenai biaya perkara maka berdasarkan ketentuan pasal 89 ayat (1)
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan
Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan
Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, biaya yang timbul dalam perkara ini harus
dibebankan kepada Penggugat;
Memperhatikan segala peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku serta hukum syara’ yang berkaitan dengan perkara ini;
MENGADILI
1. Menyatakan Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk
menghadap sidang tidak hadir
2. Mengabulkan gugatan Penggugat secara verstek;
3. Menjatuhkan talak satu ba’in shugra Tergugat (Kartika Ekayasa bin Giran)
terhadap Penggugat (Siti Arsani alias Ni Nengah Arsani binti I Ketut Netra);
4. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk
mengirimkan salinan putusan perkara ini yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap kepada pegawai pencatat Nikah nantor Urusan Agama
Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem dan pegawai pencatat
nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana
untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;
5. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah
Rp. 472.500,- (empat ratus tujuh puluh dua ribu lima ratus rupiah;
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
bertepatan dengan tanggal 29 Dzul Hijjah 1438 Hijriyah, oleh kami Drs.
AMANUDIN, S.H., M.Hum., sebagai Ketua Majelis, ABDURRAHMAN, S.Ag.
dan NURUL LAILY, S.Ag., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan
tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh
Ketua Majelis tersebut dengan didampingi Hakim-Hakim Anggota tersebut dan
dibantu oleh SALMINI, BA., sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh
Penggugat tanpa hadirnya Tergugat.
Hakim Anggota, Ketua Majelis,
ABDURRAHMAN, S.Ag. Drs. AMANUDIN, S.H., M.Hum.
Hakim Anggota,
NURUL LAILY, S.Ag.
Panitera Pengganti,
SALMINI, BA.
Perincian Biaya Perkara :
1. Biaya Pendaftaran : Rp.
30.000,-2. Biaya Proses : Rp.
50.000,-3. Biaya Panggilan : Rp.
381.500,-4. Redaksi : Rp.
5.000,-5. Meterai : Rp.