• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

R

encana

P

rogram

I

nvestasi

J

angka

M

enengah (RPIJM) Kabupaten Garut Tahun 2015-2019

Bab 5

Kerangka Strategi Pembiayaan

Infrastruktur Bidang Cipta Karya

5.1 Potensi Pendanaan APBD

Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten Garut selama 3-5 tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:

a. Belanja Daerahyang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung. b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana

Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

(2)

R

encana

P

rogram

I

nvestasi

J

angka

M

enengah (RPIJM) Kabupaten Garut Tahun 2015-2019

Tabel 5.1

(3)

R

encana

P

rogram

I

nvestasi

J

angka

M

enengah (RPIJM) Kabupaten Garut Tahun 2015-2019

Tabel 5.2

(4)

R

encana

P

rogram

I

nvestasi

J

angka

M

enengah (RPIJM) Kabupaten Garut Tahun 2015-2019

Tabel 5.3

(5)

R

encana

P

rogram

I

nvestasi

J

angka

M

enengah (RPIJM) Kabupaten Garut Tahun 2015-2019

Gambar 5.4

(6)

R

encana

P

rogram

I

nvestasi

J

angka

M

enengah (RPIJM) Kabupaten Garut Tahun 2015-2019

Pemerintah Kabupaten Garut memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada.

Tabel 5.5

Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir

Gambar 5.6

Contoh Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya terhadap APBD

(7)

R

encana

P

rogram

I

nvestasi

J

angka

M

enengah (RPIJM) Kabupaten Garut Tahun 2015-2019

Tabel 5.7

Perkembangan DDUB dalam 5 Tahun Terakhir

5.2 Potensi Pendanaan APBN

Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN. Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut.

Tabel 5.8

(8)

R

encana

P

rogram

I

nvestasi

J

angka

M

enengah (RPIJM) Kabupaten Garut Tahun 2015-2019

Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.

Tabel 5.9

Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kabupaten/Kota dalam 5 Tahun Terakhir

Jenis DAK 2011 2012 2013 2014 2015 DAK Air

Minum 2.170.100.000 2.051.480.000 6.111.790.000 7.991.000.000 DAK Sanitasi 1.197.600.000 1.299.750.000 2.697.820.000 3.330.200.000

5.3 Alternatif Sumber Pendanaan

(9)

R

encana

P

rogram

I

nvestasi

J

angka

M

enengah (RPIJM) Kabupaten Garut Tahun 2015-2019

Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.

Dalam bagian ini disajikan kinerja perusahaan daerah yang bergerak di bidang Cipta Karya berdasarkan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi dan aspek sumber daya manusia. Khusus untuk PDAM, indikator tersebut telah ditetapkan BPP-SPAM untuk diketahui apakah perusahaan daerah memiliki status sehat, kurang sehat atau sakit.

B. PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA BERSUMBER DARI SWASTA DALAM 5 TAHUN TERAKHIR

Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi

(10)

R

encana

P

rogram

I

nvestasi

J

angka

M

enengah (RPIJM) Kabupaten Garut Tahun 2015-2019

Tabel 5...

Perkembangan KPS Bidang CK dalam 5 Tahun Terakhir

Kegiatan Tahun KomponenKPS Satuan Volume Nilai(Rp) PembiayaanSkema Ket Pengembangan Air

5.4 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.

A. PROYEKSI APBD 5 TAHUN KEDEPAN

(11)
(12)
(13)

R

encana

P

rogram

I

nvestasi

J

angka

M

enengah (RPIJM) Kabupaten Garut Tahun 2015-2019

Tabel 5...

Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan

(14)

R

encana

P

rogram

I

nvestasi

J

angka

M

enengah (RPIJM) Kabupaten Garut Tahun 2015-2019

B. Net Public Saving

Net Public Saving atau Tabungan Pemerintah adalah sisa dari total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan kata lain, NPS merupakan sejumlah dana yang tersedia untuk pembangunan. Besarnya NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU/Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NPS dalam 3-5 tahun ke depan untuk melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta Karya. Adapun rumus perhitungan NPS adalah sebagai berikut:

Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage Ratio/DSCR)

Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan untuk menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas. Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi). Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah, Pemerintah Daerah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya;

b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.

(15)

R

encana

P

rogram

I

nvestasi

J

angka

M

enengah (RPIJM) Kabupaten Garut Tahun 2015-2019

Daerah juga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah.

Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal dengan Debt Service Cost Ratio(DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5. DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman, sekaligus memberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah.

C. RENCANA PEMBIAYAAN PERUSAHAAN DAERAH

Beberapa kabupaten/kota memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum, air limbah maupun persampahan. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya memiliki rencana dalam lima tahun ke depan dalam bentukbusiness plan.

D. RENCANA KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA BIDANG CIPTA KARYA

(16)

R

encana

P

rogram

I

nvestasi

J

angka

M

enengah (RPIJM) Kabupaten Garut Tahun 2015-2019

Tabel 5..

Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS dalam 5 Tahun Ke Depan

Nama Kegiatan DeskripsiKegiatan Biaya Kegiatan(Rp) KelayakanFinansial

(IRR=….) Keterangan

E. ANALISIS KETERPADUAN STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH

(17)

R

encana

P

rogram

I

nvestasi

J

angka

M

enengah (RPIJM) Kabupaten Garut Tahun 2015-2019

STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA

Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI2-JM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman.

1. Strategi peningkatan DDUB, meliputi:

Peningkatan PAD

2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran, meliputi:

Meningkatan Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan

Meningkatkan Pendapatan Pajak Daerah dari berbagai SektorPenertiban Sistem dan Prosedur Pemungutan Pendapatan  Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan

(18)

R

encana

P

rogram

I

nvestasi

J

angka

M

enengah (RPIJM) Kabupaten Garut Tahun 2015-2019

Pemanfaatan Sumber Daya Organisasi secara Efektif dan EfisienPeningkatan Upaya Sosialisasi Pendapatan Daerah

Peningkatan Kualitas Data Dasar seluruh Pendapatan

3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah, meliputi:

Meningkatankan Pajak perusahan

Restrukturisasi Hutang dan Penurunan Ration OperationMenambah Kapasitas Produksi dan Distribusi

 Mengikutsertakan Pegawai setiap ada Diklat dan mengarahkan Biaya Pegawai

untuk masuk pada Akun Biaya Diklat dalam rangka Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya

 Meningkatkan akses jalan lingkungan

……….

5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur permukiman yang sudah ada

……….……….

6. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.

Gambar

Tabel 5.2
Tabel 5.3Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
Grafik Perkembangan Proporsi Pendapatan dan Belanja dalam APBD
Tabel 5.7Perkembangan DDUB dalam 5 Tahun Terakhir
+4

Referensi

Dokumen terkait

(1) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan

Hasil penelitian mengenai gambaran tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap keputihan yang dilakukan di SMA Negeri 2 Pontianak menunjukkan bahwa

Tujuan dalam penelitian ini : (1) Untuk mengetahui penggunaan lahan di Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari pada tahun 2012; (2) Untuk mengetahui kesesuaian

Saat ini banyak perangkat yang bisa digunakan untuk berbagi Koneksi, tapi rata-rata pengguna setidaknya menguasai teknik pemrogaraman/konfigurasi yang pada orang

DIHASILKAN OLEH BALAI PENELITIAN DAN PEMULIA TANAMAN YAITU SEBAGAI PRODUSEN BENIH SUMBER PALAWIJA YAITU DARI BENIH PENJENIS KE BENIH DASAR DAN DARI BENIH DASAR KE BENIH POKOK (OLEH

Di dalam Suryadi (1993:20-25) diceritakan bahwa Zamzami dan Marlaini adalah kakak beradik yang tinggal di Bukittinggi, terlunta-lunta setelah ayahnya beristri muda

Penelitian lain menggunakan metode fuzzy dan metode AHP untuk menyelesaikan permasalahan penerimaan beasiswa pada Universitas Pendidikan Indonesia (Muhammad Nur Prayogo,

Melalui tahap awal atau beginning stage , konseli diarahkan untuk saling mengenali satu sama lain, ditumbuhkan rasa empati, diajarkan sikap respek, dikembangkan untuk memetakan